Anda di halaman 1dari 7

Ringkasan Materi Masa Pubertas dan Menstruasi pada Wanita Pembuahan dan Perkembangan Embrio Membran (Selaput) Embrio

rio Melahirkan Kontrasepsi Kesehatan Reproduksi MASA PUBERTAS DAN MENSTRUASI PADA WANITA Perubahan yang mencolok terjadi pada tubuh laki-laki dan perempuan ketika memasuki usia antara 9-15 tahun. Tidak hanya perubahan secara fisik namun juga terjadi perubahan di dalam tubuh yang memungkinkan siap untuk bereproduksi. Masa inilah yang disebut sebagai masa pubertas atau masa remaja (beberapa jenis hormon mulai aktif). Ciri pubertas anak perempuan (dipengaruhi hormon estrogen dan progesteron): - tumbuh payudara - pinggul membesar dan melebar - mengalami menstruasi - tumbuh rambut halus di sekitar ketiak dan kemaluan - tumbuh jerawat - kulit dan rambut mulai berminyak - keringat bertambah banyak - lengan dan tungkai kaki bertambah panjang - tangan dan kaki bertambah panjang - tulang-tulang wajah mulai memanjang dan membesar, wajah tidak terlihat seperti anak kecil lagi. - pantat berkembang lebih lagi. - Indung telur mulai membesar - Vagina mulai mengeluarkan cairan Ciri pubertas anak laki-laki (dipengaruhi oleh hormon testosteron) : - tumbuh rambut halus di sekitar ketiak, kemaluan,janggut, dan kumis - perubahan suara - tumbuh jerawat - mulai diproduksi sperma yang pada waktu tertentu keluar sebagai mimpi basah - tubuh bertambah berat dan tinggi - keringat bertambah banyak - kulit dan rambut mulai berminyak - lengan dan tungkai kaki bertambah panjang - tangan dan kaki bertambah besar - tulang wajah mulai memanjang dan membesar - pundak dan dada bertambah besar dan bidang - tumbuh jakun - penis dan buah zakar membesar.

Menstruasi Secara berkala sel telur yang sudah matang akan dikeluarkan dari indung telur. Sel telur ini akan bergerak melalui saluran telur menuju rahim. Sementara itu rahim secara berkala akan mengalami penebalan pada dinding-dindingnya ehingga jika diperlukan akan siap untuk menerima hasil pembuahan. Jika sel telur tidak bertemu dengan sperma yang berarti tidak terbuahi, maka sel telur dan seluruh jaringan yang terbentuk pada dinding rahin akan luruh dan dikeluarkan dari rahim sebagai menstruasi (haid). Siklus menstruasi berkaitan dengan pembentukan sel telur dan pembentukan endometrium. Pada manusia umumnya siklus menstruasi rata-rata 28 hari, namum ada yang masanya 21 hari atau 30 hari. Siklus ini dikendalikan oleh hormon-hormon reproduksi reproduksi yang dihasilkan oleh hipotalamus, hipofisis, dan ovarium. Pada akhir siklus menstruasi, hipotalamus mengeluarkan hormon gonadotropin. Gonadotropin akan merangsang hipofisis untuk melepaskan FSH (Follicle Stimulating Hormone). Pada awal siklus berikutnya pada hari pertama sampai ke-14 folikel akan melanjutkan perkembangannya karena pengaruh FSH. Setelah itu terbentuk folikel yang sudah masak (folikel de Graaf) dan menghasilkan hormon estrogen. Masa pertumbuhan folikel ini disebut dengan fase folikel. Kenaikan estrogen pada saat itu untuk mempertahankan pertumbuhan dan merangsang terjadinya pembelahan sel-sel endometrium uterus. Selain itu estrogen berperan dalam menghambat pembentukan FSH oleh hipofisis dan merangsang hipofisis untuk menghasilkan LH (Luteinizing Hormone). LH ini berperan dalam merangsang folikel de Graaf yang telah masak untuk melakukan ovulasi. Ovulasi umumnya berlangsung pada hari ke-14 dari siklus menstruasi. Ovulasi adalah peristiwa keluar atau lepasnya oosit sekunder yang siap dibuahi sperma dari ovarium. Biasanya, pada setiap ovulasi dihasilkan satu oosit sekunder. Waktu sekitar terjadinya ovulasi ini disebut dengan fase estrus. LH juga merangsang folikel yang telah kosong ini untuk membentuk korpus luteum (badan kuning). Korpus luteum menghasilkan progesteron. Progesteron menghasilkan dinding dalam rahim (endometrium) berkembang tebal dan lembut serta banyak pembuluh darah. Selama 10 hari setelah ovulasi, progesteron dalam pembuluh darah berfungsi mempersiapkan uterus untuk kemungkinan hamil. Uterus menebal sementara dinding dalam rahim (endometrium) penuh pembuluh darah. Uterus pada tahap ini siap untuk menerima dan memberi makan sel telur yang telah dibuahi (zigot). Periode ini disebut dengan fase luteal. Selain itu progesteron berfungsi menghambat pembentukan FSH dan LH. Apabila fertilisasi tidak terjadi, produksi progesteron mulai menurun pada hari ke-26. Korpus luteum berdegenerasi dan lapisan uterus bersama dinding dalam rahim luruh (mengelupas) pada hari ke-28 sehingga terjadi pendarahan. Fase ini disebut dengan fase menstruasi atau pendarahan. Biasanya menstruasi berlangsung selama seminggu. Setelah itu dinding uterus pulih kembali. Selanjutnya karena tidak ada lagi progesteron yang dibentuk, maka FSH dibentuk lagi dan terjadilah proses oogenesis dan siklus dimulai lagi. Siklus menstruasi akan berhenti apabila terjadi kehamilan. Masa subur wanita adalah sejak mengalami menstruasi samapi masa menopause. Pada saat menopause orang sudah tidak dapat melakukan ovulasi, karena semua oosit primer yang tersisa mengalami degenerasi.

siklus menstruasi PEMBUAHAN DAN PERKEMBANGAN EMBRIO Fertilisasi atau pembuahan adalah peleburan antara inti sel telur dengan satu inti sperma saja. Fertilisasi berlangsung di saluran telur (oviduk), juga dapat terjadi di uterus, apabila oosit sekunder sudah melewati saluran oviduk. Saat fertilisasi kepala sperma menembus dinding sel telur, sedangkan ekornya tertinggal di luar. Selanjutnya inti telur dan inti sperma bersatu. Setelah bersatu ovum menjadi zigot. Zigot berupa sebuah sel diploid (2n) dengan jumlah kromosom 23 pasang. Selanjutnya sambil bergerak ke arah uterus, zigot membelah secara mitosis berkali-kali. Tahap ini disebut tahap pembelahan (cleavage). Pada saat embrio mencapai 32 sel dan seperti buah arbei disebut morula. Morula akan berkembang membentuk blastula. Perkembangan selanjutnya sel-sel bagian dalam akan membentuk bakal janin (embrioblas) dan sel-sel luarnya membentuk trofoblas, yang merupakan dinding yang berfungsi untuk menyerap makanan dan nantinya akan membentuk plasenta. Pada hari ke-4 atau ke-5 setelah fertilisasi blastula kemudian bergerak menuju uterus. Selama proses ini korpus luteum menghasilkan hormon progesteron untuk implantasi (perlekatan) embrio dengan merangsang pertumbuhan uterus. Dinding uterus menjadi lunak, tebal dan lembut serta mengeluarkan sekret sepertia air susu (uterin milk). Blastula kemudian melakukan implantasi (perlekatan) pada dinding uterus pada hari keenam dan melepaskan hormon korionik gonadotropin. Hormon tersebut melindungi kehamilan dengan cara menstimulasi hormon estrogen dan progesteron sehingga menstruasi tidak dapat berlangsung. Embrio telah tertanam kuat pada hari ke-12 setelah fertilisasi. Bagian embrioblas membentuk dua lapisan pada hari ke12, yaitu lapisan luar (ektodermis) dan lapisan dalam (endodermis). Bagian permukaan dari lapisan ektodermis melakukan pelekukan (invaginasi) ke dalam membentuk lapisan mesodermis. Proses ini disebut gastrulasi, dan terjadi pada minggu ke3. Perkembangan selanjutnya, dari ketiga lapisan dasar terbentuk jaringan, organ, dan sistem organ, pada minggu ke-4 sampai ke-8 dan disebut sebagai fase organogenesis

(pembentukan organ). Setelah periode embriogenesis dilanjutkan dengan masa janin sampai dengan sesaat sebelum lahir. Tabel. Organogenesis dari Tiga Lapisan dasar Lapisan Dasar Organ-Organ yang dibentuk Ektodermis Susunan saraf, hidung,mata, epidermis, kelenjar-kelenjar kulit Mesodermis Jaringan tulang, otot, jantung, pembuluh darah dan getah bening, ginjal, kelenjar kelamin, dan limpa. Endodermis Kelenjar gondok dan anak gondok, hati, pankreas, dan epitel yang membatasi uretra, kandung kemih, saluran pencernaan, dan saluran pernafasan. Tahap-tahap perkembangan embrio menjadi janin dan menjadi bayi yang siap dilahirkan adalah sebagai berikut : Perkembangan janin dibagi menjadi dalam tiga tahapan besar, pertama yaitu triwulan I, mulai zigot terbentuk sampai janin berusia tiga bulan. Perkembangan terpusat pada perkembangan fungsi-fungsi organ seperti : otak, jantung, paru-paru. Triwulan II : pertumbuhan terpusat pada anggota tubuh yaitu : kaki, tangan, jari-jari. Triwulan III : pertumbuhan yang telah lengkap. MEMBRAN (SELAPUT) EMBRIO Membran/selaput embrio di dalamnya terdapat cairan dan embrio berkembang di dalamnya. Empat macam membran embrio, yaitu : 1. Kantong kuning telur (yolk sac) Merupakan pelebaran endodermis dan berisi persediaan makanan bagi embrio hewan ovipar. Pada manusia kantong ini tidak berkembang. 2. Amnion Tumbuh dari lipatan jaringan trofoblas yang melingkupi di sebelah luar embrioblas. Berisi cairan amnion yang disekresikan dari sel epitel amnion setelah beberapa belas hari kehamilan. Fungsi : melindungi janin dari tekanan dan benturan. Pada saat lahir cairan amnion akan pecah dan keluar lewat vagina sebagai air ketuban. 3. Alantois Pada embrio amphibi, reptilia, burung dan mamalia sangat penting karena digunakan untuk menampung sisa-sisa metabolisme. Berfungsi sebagai organ nutrisi, respirasi dan pembuangan sisa metabolisme. Pada manusia alantois mengalami rudimentasi (mengecil) sehingga berupa kantong kecil dan masul ke jaringan tubuh, yang akan berkembang menjadi tali pusat. 4. Korion Korion merupakan kantong yang menyelaputi embrio dan kantong lain. Merupakan dinding berjonjot yang terdiri dari trofoblas dan mesodermis. Jonjot trofoblas masuk ke dalam daerah dinding uterus dan membentuk plasenta (ari-ari). Pada saat semua membran dan plasenta sudah terbentu embrio disebut petus atau janin. Plasenta dibentuk dari jaringan ibu yaitu endometrium uterus dan dari janin yaitu dari korion. Plasenta berperan dalam pertukaran gas, memasukkan makanan, mengeluarkan

sisa-sisa metabolisme fetus. Plasenta berbentuk seperti cakram dengan diameter 20cm dan tebal 2,5 cm. MELAHIRKAN Masa kehamilan (gestasi) dihitung sejak adanya pembuahan sampai dengan kelahiran, lamanya sekitar 38 minggu. Korpus luteum akan berdegenerasi (mengerut) pada umur sepuluh minggu setelah pembuahan. Untuk memelihara kehidupan kandungan, plasenta menggantikan korpus luteum dengan memproduksi hormon progesteron dan estrogen. Semakin tua usia kehamilan jumlah progesteron semakin sedikit. Keadaan ini berkaitan dengan sifat estrogen yang merangsang uterus untuk berkontraksi, sedangkan progesteron mencegah uterus untuk berkontraksi. Hormon lain yang membantu proses persalinan adalah oksitosin yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis. Pada saat kehamilan hormon progesteron akan merangsang pertumbuhan kelenjar air susu. Tetapi sesudah lahir yang merangsang pertumbuhan kelenjar air susu adalah prolaktin yang dihasilkan oleh hipofisis. Di dalam uterus embrio dikelilingi oleh suatu cairan yang disebut cairan amnion atau ketuban, untuk melindunginya dari bahaya yang mungkin terjadi. Setelah lahir seorang bayi harus segera mendapatkan ASI. Mengapa ASI demikian penting bagi bayi? KONTRASEPSI = mencegah pembuahan sel telur oleh spermatozoa, sehingga tidak terjadi kehamilan. 1. Kontrasepsi Permanen Yaitu apabila kemampuan hamil sulit atau tidak dapat dikembalikan, dilakukan dengan cara operasi. Pada wanita dikenal dengan tubektomi permanen, yaitu pemotongan saluran tuba fallopi. Ada juga yang dilakukan dengan mengikat oviduk agar ovum/sperma tidak dapat melaluinya sehingga tidak terjadi fertilisasi. Pada pria dikenal dengan istilah vasektomi yaitu pemotongan saluran vas deferen. Sehingga sperma tidak dapat dikeluarkan karena tidak sampai uretra. 2. Kontrasepsi Non Permanen Yaitu bila kemampuan hamil dapat dikembalikan. a. Metode tanpa menggunakan alat bantu, dapat dilakukan dengan cara: 1) memperpanjang usia menyusui 2) tidak melakukan hubungan suami istri pada saat masa subur wanita. 3) Mengeluarkan sperma di luar tubuh agar tidak masuk ke uterus wanita. b. Metode dengan menggunakan alat bantu, antara lain: 1) yang menghalangi ovulasi dengan pemakaian hormon, yaitu : pil KB susuk suntikan 2) yang bertujuan menghalangi fertilisasi sperma dan ovum atau menghalangi penempelan embrio - IUD/spiral; dipasang dalam uterus. - Jeli, tablet busa, spons; mengandung spermisida - Diafragma; menutupi uterus untuk menghalangi masuknya sperma - Kondom; sperma tertahan di kondom.

KESEHATAN REPRODUKSI 1. Penyakit Menular Seksual (PMS) = penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual. Menyebabkan infeksi alat reproduksi, yang dapat mengakibatkan kematian dan kemandulan. 2. Jenis-Jenis PMS a. Gonore (GO) Penyebab : Bakteri Neisseria gonorrhoeae b. Sifilis (raja singa) Penyebab : Bakteri Treponema pallidum c. Herpes Genital Penyebab : Virus Herpes simplex d. Klamidia Penyebab : Chlamydia trachomatis e. Trikomoniasis Penyebab : Parasit Trichomonas vaginalis f. Kandidiasis vagina Penyebab : jamur Candida albicans g. Kutil kelamin Penyebab : Human Papiloma Virus (HPV) h. HIV/AIDS

Soal-soal

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan tepat! 1. Jelaskan tentang organ-organ genitalia pada pria dan wanita!

2.

Jelaskan tentang sperma!

3. Jelaskan tentang : a. ovulasi b. fertilisasi 4. Jelaskan tentang spermatogenesis dan oogenesis! (tempat terjadinya, mekanisme) 5. Jelaskan tentang siklus mentruasi! 6. Bagaimana tahap perkembangan embrio? 7. Apa yang dimaksud dengan organogenesis?Jelaskan organ yang terbentuk dari masingmasing lapisan! 8. Mengapa ASI sangat penting? Apa yang harus dilakukan seorang ibu pasca melahirkan? 9. Apa yang dimaksud dengan kontrasepsi permanen dan non permanen? 10. Jelaskan 3 PMS!

Anda mungkin juga menyukai