Anda di halaman 1dari 17

SINDROM NEFROTIK

0leh : Asri Mardhani Dinda Genisya Utami Della Gustia

Preseptor : Dr.Hj. Arina Widya Murni, Sp.PD-Kpsi, FINASIM

1.1 Latar Belakang SN merupakan kumpulan gejala berupa proteinuria masif, hipoalbuminemia, edema dan hiperlipidemia. Di awal penyakit tidak semua gejala tersebut ditemukan. Proteinuria juga berkontribusi terhadap berbagai komplikasi yang terjadi pada SN

1.2 Batasan Masalah Pembahasan dalam referat ini dibatasi pada definisi, epidemiologi, etiologi, klasifikasi, patofisiologi, diagnosis, tatalaksana, komplikasi serta prognosis dari penyakit sindrom nefrotik.

1.3 Tujuan Penulisan Tujuan penulisan referat ini untuk lebih memahami tentang definisi, epidemiologi, etiologi dan klasifikasi, patofisiologi, diagnosis dan tatalaksana sindrom nefrotik serta sebagai syarat menjalani kepaniteraan klinik di Bagian Ilmu Penyakit Dalam RSUP DR M. Djamil Padang

1.4 Metode Penulisan Referat ini ditulis dengan menggunakan metode tinjauan pustaka yang merujuk kepada berbagai literatur.

<3,5 g/dL

Patogenesis Sindrom Nefrotik

Penurunan volume intravaskuler Retensi Natrium dan Air Pengenceran Protein Plasma

Diagnosis
Anamnesis Pemeriksaan Fisik Laboratorium Pemeriksaan Penunjang

Tatalaksana
Terapi spesifik untuk kelainan dasar ginjal atau penyakit penyebab (pada SN sekunder) Mengurangi atau menghilangkan proteinuria Memperbaiki hipoalbuminemia Mencegah dan mengatasi penyulit.

a. Proteinuria Pembatasan asupan protein 0,8-1,0 gr/kg BB/ hari dapat mengurangi proteinuria. Kombinasi ACE Inhibitor dan angiotensin II reseptor antagonis dapat menurunkan tekanan darah serta mengurangi proteinuria.

b. Edema Pada edema sedang atau edema persisten furosemid dengan dosis 1-3 mg/kg per hari. Bila edema menetap kombinasi diuretik (furosemid 1-2 mg/kg intravena) dengan infus albumin. Albumin biasanya diberikan selang sehari untuk menjamin pergeseran cairan ke dalam vaskuler dan untuk mencegah kelebihan cairan (overload).

c. Hipovolemia Hipovolemia diterapi dengan pemberian cairan fisiologis dan plasma sebanyak 15-20 ml/kg dengan cepat, atau albumin 1 g/kg berat badan. d. Tromboemboli Pencegahan komplikasi tromboemboli pemberian asetosal dosis rendah dan dipiridamol. Heparin bila telah terjadi tromboemboli, dengan dosis 50 U/kg intravena dan dilanjutkan dengan 100 U/kg tiap 4 jam secara intravena.

e. Hiperlipidemia Obat penurun lemak golongan statin seperti simvastatin, pravastatin dan lovastatin dapat menurunkan kolesterol LDL, trigliserid dan meningkatkan kolesterol HDL.

Anda mungkin juga menyukai