Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
\
|
K m
W
Dengan asumsi steady state conditions, distribusi temperatur pada konduksi
adalah linier sehingga distribusi temperatur dapat dinyatakan :
L
T T
dx
dT
1 2
=
L
T T
k q
1 2
"
=
L
T
k
L
T T
k q
A
=
=
2 1
" ........................................................(2.1)
Heat Rate konduksi pada plane wall dengan luasan A adalah A q q = " (Watt).
Kemampuan suatu material untuk menyimpan energi panas adalah volumetric heat
capacity ( ) | |
K m
J
cp
3
. Kebanyakan solid dan liquid merupakan media penyimpan
energi yang bagus yang mempunyai harga angka perbandingan heat capaity
( )
K m
MJ
cp
>
3
1 sedangkan gas merupakan media penyimpan energi panas yang
kurang bagus ( )
K m
J
cp
~
3
1 .
Rasio thermal conductivity terhadap heat capacity disebut sebagai thermal diffusifity (o
) :
cp
k
o | |
s
m
2
...........................................................(2.2)
Laporan Kerja Praktek
PT. Krakatau Steel Cilegon
Divisi Perencanaan, Pengendalian dan Perawatan Pabrik Besi Spons
Jurusan Teknik Mesin 62
Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Heat Diffusion Equaton :
- Koordinat Kartesian
Gambar 3.15 differential control volume dz dy dx , ,
dz
z
q
q q
dy
y
q
q q
dx
x
q
q q
z
z dz z
y
y dy y
x
x dx x
c
c
+ =
c
c
+ =
c
c
+ =
+
+
+
.............................................................(2.3)
Bentuk umum konservasi energi adalah :
st out g in
E E E E
= + ..............................................................(2.4)
Dengan :
dxdydz q E
g
=
...................................................................(2.5)
q = energi bangkitan per unit volume (
3
m
W
)
dxdydz
t
T
cp E
st
c
c
=
........................................................(2.6)
Persamaan (2.5), (2.6) disubstitusi ke persamaan (2.4) :
dxdydz
t
T
cp q q q dxdydz q q q q
dz z dy y dx x z y x
c
c
= + + +
+ + +
...............(2.7)
Substitusi persamaan (2.3) :
dxdydz
t
T
cp dxdydz q dz
z
q
dy
y
q
dx
x
q
z
y
x
c
c
= +
c
c
c
c
c
c
......................(2.8)
Karena laju perpindahan panas konduksi adalah :
Laporan Kerja Praktek
PT. Krakatau Steel Cilegon
Divisi Perencanaan, Pengendalian dan Perawatan Pabrik Besi Spons
Jurusan Teknik Mesin 63
Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
z
T
dxdy k q
y
T
dxdz k q
x
T
dydz k q
z
y
x
c
c
=
c
c
=
c
c
=
................................................................(2.9)
Maka substitusi (2.9) ke (2.8) :
t
T
cp q
z
T
k
z y
T
k
y x
T
k
x c
c
= + |
.
|
\
|
c
c
c
c
+
|
|
.
|
\
|
c
c
c
c
+ |
.
|
\
|
c
c
c
c
...................(2.10)
- Koordinat Silindris :
Gambar 3.16 differential control volume dz rd dr , , |
|
|
.
|
\
|
c
c
+
c
c
+
c
c
= V =
z
T
k
T
r
j
r
T
i T k q
|
1
"
r
T
k qr
c
c
= "
|
|
c
c
=
T
r
k
q "
r
T
k qz
c
c
= "
t
T
cp q
z
T
k
z
T
k
r r
T
kr
r r c
c
= + |
.
|
\
|
c
c
c
c
+
|
|
.
|
\
|
c
c
c
c
+ |
.
|
\
|
c
c
c
c
| |
2
1 1
.......................(2.11)
Laporan Kerja Praktek
PT. Krakatau Steel Cilegon
Divisi Perencanaan, Pengendalian dan Perawatan Pabrik Besi Spons
Jurusan Teknik Mesin 64
Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Tahanan Thermal :
- Plane Wall
Gambar 3.17 Perpindahan panas Konduksi Satu dimensi
kA
L
q
T T
R
x
cond t
=
=
2 1
,
...........................................................(2.12)
5.6.2 Perpindahan panas secara konveksi
Gambar 3.18 Thermal boundary layer pada isothermal plat datar
Konveksi merupakan bentuk perpindahan panas dimana molekul-molekul benda
membawa energi panas dari satu titik ke titik lainnya. Umumnya terjadi pada benda cair
dan gas. Secara matematis persamaan untuk aliran konveksi cukup rumit karena
dipengaruhi beberapa faktor yaitu :
1. Aliran horisontal atau vertikal.
2. Aliran laminer atau turbulent.
x=L
2
T
1
T
x
q
x
Laporan Kerja Praktek
PT. Krakatau Steel Cilegon
Divisi Perencanaan, Pengendalian dan Perawatan Pabrik Besi Spons
Jurusan Teknik Mesin 65
Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
3. Permukaan rata atau melengkung.
4. jenis fluidanya, zat cair atau gas.
5. Sifat-sifat fluida seperti kerapatan, vikositas, kalor jenis, dsb.
Perpindahan panas konveksi dibagi menjadi dua :
- Force Convection
Yaitu perpindahan panas karena faktor luar, misalnya fan, blower, AC,
dsb.
- Free Convection
Yaitu perpindahan panas tanpa ada faktor luar melainkan karena
Bouyancy Force.
Besarnya laju perpindahan panas konveksi dapat dirumuskan :
) ( "
= T T h q
s
,
> T T
s
) ( "
s
T T h q =
,
s
T T >
.............................(2.13)
Dimana : h = koefisien perpindahan panas konveksi ( )
K m
W
2
q = convection heat flux ( )
2
m
W
Thermal Resistance :
hA q
T T
R
s
conv t
1
,
=
=
Gambar 3.19 Perpindahan panas Konveksi
Cold
fluid
s
T
h
T
,
Laporan Kerja Praktek
PT. Krakatau Steel Cilegon
Divisi Perencanaan, Pengendalian dan Perawatan Pabrik Besi Spons
Jurusan Teknik Mesin 66
Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
5.6.3 Perpindahan panas secara radiasi
Radiasi adalah proses di mana partikel energi atau panas yang berpindah tanpa
melewati suatu medium atau tanpa melewati suatu zat perantara. Contohnya yaitu
pemindahan panas dari sebuah burner ke pipa radiant dalam gas heater yang fungsinya
untuk memanaskan gas proses didalam pipa.
Gambar 3.20 perpindahan panas secara radiasi
Besarnya laju perpindahan radiasi dapat dirumuskan :
q
rad
= ..A(T
s
4
+T
4
)
q
rad
=
q
rad
= = .. (T
s
4
+T
4
)...............................................(2.14)
Dimana : = Emmisivitas benda
= Konstanta Stefan-Boltzman (5,669 x10
- 8
w/m
2
k
4
)
q = convection heat flux ( )
2
m
W
Thermal Resistance
Rt,rad =
)()
Laporan Kerja Praktek
PT. Krakatau Steel Cilegon
Divisi Perencanaan, Pengendalian dan Perawatan Pabrik Besi Spons
Jurusan Teknik Mesin 67
Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Overall heat transfer coefficient
kA
Gambar 3.21 Perpindahan panas pada dinding komposit
Berikut adalah rumusan Overall heat transfer coefficient pada tiga dinding
berlapis A,B dan C disertai konveksi pada udara bebas.
( ) | | ) / 1 ( ) / ( ) / ( ) / ( / 1
1 1
4 1 h k L k L k L h A R
U
C C B B A A tot + + + +
= = ...............(2.15)
Calculation of Heat Loss
T UA q A = ........................................................................(2.16)
| | )
) ( .
Rrad Rcond Rconv
c T h T A
A R
T A
q
tot + +
=
A
=
| | )
"
Rrad Rcond Rconv
c T h T
A R
T
q
tot + +
=
A
=
............................(2.17)
x
q
1 ,
T
2
T
1
, Ts
3
T
4
T
4 ,
T
A h
1
1
A k
L
B
B
A k
L
A
A
A k
L
C
C
A h
4
1
Hot
fluid
Cold
fluid
T
~,1
, h
1
T
~,4
, h
4
T
s,1
T
2
T
3
T
3,4
L
A
L
B
L
C
Laporan Kerja Praktek
PT. Krakatau Steel Cilegon
Divisi Perencanaan, Pengendalian dan Perawatan Pabrik Besi Spons
Jurusan Teknik Mesin 68
Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
5.7 METODOLOGI PENELITIAN
Start
Radiant and Convection
section
T
shot
T
scold
K
refractory
L
refractory
Mencari Overall heat tranfer (U)
U = 1/Rtot
Karena terdapat beberapa data temperature, dari hasil pengambilan
data maka hasil T
scold
danT
shot
didapatkan dari temperatur rerata
Mencari thermal Resistance dari masing-masing
refraktori (R
cond
)
Mencari heat loss (q) dari refraktori di convection dan radiant section
q = U.A.?T
q=q/A
q=U.?T
= T
shot
T
scold/
Rtot
q
U
Rtot
FINISH
Laporan Kerja Praktek
PT. Krakatau Steel Cilegon
Divisi Perencanaan, Pengendalian dan Perawatan Pabrik Besi Spons
Jurusan Teknik Mesin 69
Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
FIRE CLAY BRICK
CASTABLE
CALCIUM SILICATE
CALCIUM SILICATE
PLATE
5.8 ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
5.8.1 ANALISA DATA
Perhitungan Heat loss pada radiant section dan convection section pada gas
heater 404-B
2.
5.8.1.1 Radiant section
5.8.1.1.1 Floor radiant section gas heater 404-B
2
Gambar 3.22 gas heater 404-B
2
burner floor radiant section
Gambar 3.23 Skema susunan refraktori pada bagian floor radiant section
Laporan Kerja Praktek
PT. Krakatau Steel Cilegon
Divisi Perencanaan, Pengendalian dan Perawatan Pabrik Besi Spons
Jurusan Teknik Mesin 70
Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
T5 T1
Distribusi temperatur pada floor radiant section
Keterangan :
1. Fire clay Brick
2. Castable T
hot
T
cold
3. Calcium silicate
4. Calcium cilicate
5. Carbon steel plate
Gambar 3.24 distribusi temperature pada floor radiant section
Dari hasil pengambilan data didapatkan :
T1 = 935
o
C
T5 = 53
o
C, 72,5
o
C, 46,9
o
C, 49
o
C
k
brick insulation
= 1,45 W/m.
o
C
k
castable
= 0,39 W/m.
o
C
k
calcium cilicate
= 0,18 W/m.
o
C
k
carbon steel
= 43 W/m.
o
C
analisa heat loss :
Perhitungan T5 didapatkan dari temperatur rerata
T5 =
()
T5 = 55,35
o
C
q = U.A.T
| | ) / ( ) / ( ) / ( ) / ( ) / (
1 1
5 5 4 4 3 3 2 2 1 1 k L k L k L k L k L A R
U
tot + + + +
= =
q = q/A
Laporan Kerja Praktek
PT. Krakatau Steel Cilegon
Divisi Perencanaan, Pengendalian dan Perawatan Pabrik Besi Spons
Jurusan Teknik Mesin 71
Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
q = U. T
| | ) / ( ) / ( ) / ( ) / ( ) / (
"
5 5 4 4 3 3 2 2 1 1
5 1
k L k L k L k L k L
T T
q
+ + + +
=
q =
()
q = 874,27 W/m
2
- maka Heat loss yang terjadi didaerah floor radiant section adalah sebesar 874,27
W/m
2
5.8.1.1.2 Wall radiant section gas heater 404-B
2
Keterangan :
6184 250 20 1. Insulation f blanket
2. Plate
3. Insulation Brick
4. Calcium silicate
3710 50 70 50 178
Gambar 3.25 Skema refraktori di wall radiant section
T
h
T
c
q
x
1
4
3
2
Laporan Kerja Praktek
PT. Krakatau Steel Cilegon
Divisi Perencanaan, Pengendalian dan Perawatan Pabrik Besi Spons
Jurusan Teknik Mesin 72
Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
4
2
3
1
Distribusi temperatur
Gambar 3.26 distribusi temperature ketinggian (0-3.710) m
Dari hasil pengambilan data didapatkan : ketinggian (0 - 3,710) m
T1 = 910
o
C, 935
o
C
T4 = 73,0
o
C, 76,8
o
C
K
brick insulation
= 0,42 W/m.
o
C
k
calcium cilicate
= 0,18 W/m.
o
C
k
carbon steel
= 43 W/m.
o
C
k
insulation f. blanket
= 0,33 W/m.
o
C
analisa heat loss :
Perhitungan T4 didapatkan dari temperatur rerata
T4 =
()
= 922,5
o
C
T4 =
()
T4 = 74,9
o
C
q = U.A.T
| | ) / ( ) / ( ) / ( ) / (
1 1
4 4 3 3 2 2 1 1 k L k L k L k L A R
U
tot + + +
= =
q = q/A
T
c
T
h
T
1
T
4
Laporan Kerja Praktek
PT. Krakatau Steel Cilegon
Divisi Perencanaan, Pengendalian dan Perawatan Pabrik Besi Spons
Jurusan Teknik Mesin 73
Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
2
3
1
q = U. T
| | ) / ( ) / ( ) / ( ) / (
"
4 4 3 3 2 2 1 1
4 1
k L k L k L k L
T T
q
+ + +
=
q =
()
q = 776,44 W/m
2
- maka Heat loss yang terjadi didaerah wall radiant section pada ketinggian (0-
3,710) m adalah sebesar 776,44 W/m
2
Pada ketinggian (3,710-6,184) m
Gambar 3.27 Distribusi temperatur pada ketinggian (3.710-6.184) m
Dari hasil pengambilan data :
T1 = 910
o
C, 836
o
C
T3 = 88,3
o
C
analisa heat loss :
Perhitungan T5 didapatkan dari temperatur rerata
T1 =
()
= 873
o
C
T
h
T
c
T
1
T
3
Laporan Kerja Praktek
PT. Krakatau Steel Cilegon
Divisi Perencanaan, Pengendalian dan Perawatan Pabrik Besi Spons
Jurusan Teknik Mesin 74
Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
T3 = 88,3
o
C
q = U.A.T
| | ) / ( ) / ( ) / ( ) / ( ) / (
1 1
5 5 4 4 3 3 2 2 1 1 k L k L k L k L k L A R
U
tot + + + +
= =
q = q/A
q = U. T
| | ) / ( ) / ( ) / ( ) / (
"
4 4 3 3 2 2 1 1
5 1
k L k L k L k L
T T
q
+ + +
=
q =
()
q = 957,71 W/m
2
- maka Heat loss yang terjadi didaerah wall radiant section pada ketinggian
(3,710-6,184) m adalah sebesar 947,71 W/m
2
5.8.1.1.3 Roof radiant section gas heater 404-B
2
Keterangan :
1. Plate (stainless
steel)
2. Insulation G
blanket
Gambar 3.28 Skema refraktori di roof radiant section
400
68
50
1
2
Laporan Kerja Praktek
PT. Krakatau Steel Cilegon
Divisi Perencanaan, Pengendalian dan Perawatan Pabrik Besi Spons
Jurusan Teknik Mesin 75
Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
1
3
2
Distribusi temperature
Gambar 3.29 Distribusi temperatur roof radiant section
Dari hasil pengambilan data didapatkan :
T1 = 836
o
C
T3 = 75,6
o
C, 85,7
o
C, 65
o
C
K
stainlees steel
= 21,4 W/m.
o
C
k
insulation f. blanket
= 0,265 W/m.
o
C
analisa heat loss :
Perhitungan T2 didapatkan dari temperatur rerata
T1 = 836
o
C
T3 =
()
T3 = 75,43
o
C
q = U.A.T
| | ) / ( ) / ( ) / (
1 1
3 3 2 2 1 1 k L k L k L A R
U
tot + +
= =
q = q/A
q = U. T
| | ) / )( / ( ) / (
"
3 3 2 2 1 1
2 1
k L k L k L
T T
q
+
=
T
1
T
3
T
h
T
c
Laporan Kerja Praktek
PT. Krakatau Steel Cilegon
Divisi Perencanaan, Pengendalian dan Perawatan Pabrik Besi Spons
Jurusan Teknik Mesin 76
Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
3
2
1
3
q =
()
q = 535,42 W/m
2
- maka Heat loss yang terjadi didaerah roof radiant section pada adalah sebesar
535,42 W/m
2
5.8.1.2 Convection section
5.8.1.2.1 Wall convection section
Keterangan :
1. Plate (carbon
steel)
2. Brick Insulation
3. Calcium Silicate
3030114
50 60 40 218
Gambar 3.30 skema gambar refraktori di convection section
Laporan Kerja Praktek
PT. Krakatau Steel Cilegon
Divisi Perencanaan, Pengendalian dan Perawatan Pabrik Besi Spons
Jurusan Teknik Mesin 77
Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
4
2
3
1
Distribusi temperature
Gambar 3.31 Distribusi temperatur ketinggian (0-5.151) m
Pengamatan dilakukan dari ketinggian (0-5151) m
T1 = 830
o
C, 471
o
C
T4 = 71
o
C, 68,7
o
C
K
brick insulation
= 0,23 W/m.
o
C
k
calcium cilicate
= 0,18 W/m.
o
C
k
carbon steel
= 43 W/m.
o
C
analisa heat loss :
Perhitungan T1 dan T4 didapatkan dari temperatur rerata
T1 =
()
= 650,5
o
C
T4 =
()
T4 = 69,85
o
C
q = U.A.T
| | ) / ( ) / ( ) / ( ) / (
1 1
4 4 3 3 2 2 1 1 k L k L k L k L A R
U
tot + + +
= =
q = q/A
q = U. T
T
c
T
h
T
1
T
4
Laporan Kerja Praktek
PT. Krakatau Steel Cilegon
Divisi Perencanaan, Pengendalian dan Perawatan Pabrik Besi Spons
Jurusan Teknik Mesin 78
Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
4
2
3
1
| | ) / ( ) / ( ) / ( ) / (
"
4 4 3 3 2 2 1 1
4 1
k L k L k L k L
T T
q
+ + +
=
q =
()
q = 385,93 W/m
2
- maka Heat loss yang terjadi didaerah wall convection section pada adalah
sebesar 385,93 W/m
2
Pengamatan dilakukan dari ketinggian (5.151-10.044) m
Gambar 3.32 distribusi temperatur ketinggian (5.151-10.044) m
T1 = 456
o
C, 295,87
o
C
T4 = 57,5
o
C, 48,3
o
C
K
brick insulation
= 0,23 W/m.
o
C
k
calcium cilicate
= 0,18 W/m.
o
C
k
carbon steel
= 43 W/m.
o
C
analisa heat loss :
Perhitungan T1 dan T4 didapatkan dari temperatur rerata
T1 =
()
= 375,94
o
C
T
c
T
h
T
1
T
4
Laporan Kerja Praktek
PT. Krakatau Steel Cilegon
Divisi Perencanaan, Pengendalian dan Perawatan Pabrik Besi Spons
Jurusan Teknik Mesin 79
Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
T4 =
()
T4 = 52,9
o
C
q = U.A.T
| | ) / ( ) / ( ) / ( ) / (
1 1
4 4 3 3 2 2 1 1 k L k L k L k L A R
U
tot + + +
= =
q = q/A
q = U. T
| | ) / ( ) / ( ) / ( ) / (
"
4 4 3 3 2 2 1 1
4 1
k L k L k L k L
T T
q
+ + +
=
q =
()
q = 389,13 W/m
2
- maka Heat loss yang terjadi di daerah wall convection section pada adalah
sebesar 389,13 W/m
2
5.8.1.2.2 Roof convection section
Keterangan :
1. Plate (carbon Steel)
2. Insulation Castable
Gambar 3.33 Skema susunan refraktori di roof convection section
T
h
T
c
T
1
T
2
1
2
Laporan Kerja Praktek
PT. Krakatau Steel Cilegon
Divisi Perencanaan, Pengendalian dan Perawatan Pabrik Besi Spons
Jurusan Teknik Mesin 80
Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Dari hasil pengambilan data didapatkan :
T1 = 157
o
C
T2 = 43,5
o
C
k
carbon steel
= 43 W/m.
o
C
k
castable
= 0,20 W/m.
o
C
analisa heat loss :
q = U.A.T
| | ) / ( ) / (
1 1
2 2 1 1 k L k L A R
U
tot +
= =
q = q/A
q = U. T
| | ) / ( ) / (
"
2 2 1 1
2 1
k L k L
T T
q
+
=
q =
()
q = 451,9 W/m
2
- maka Heat loss yang terjadi di roof convection section adalah sebesar 451,9
W/m
2
Laporan Kerja Praktek
PT. Krakatau Steel Cilegon
Divisi Perencanaan, Pengendalian dan Perawatan Pabrik Besi Spons
Jurusan Teknik Mesin 81
Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
5.8.2 PEMBAHASAN
Pada gas heater 404-B2 menggunakan refraktori diseluruh permukaan ruang
pembakaran. Refraktori di daerah floor radiant section terdapat 4 lapisan refraktori yang
terdiri dari lapisan teratas fire clay brick, lapisan kedua insulation castable, sedangkan
lapisan ketiga dan keempat adalah calsium silicate. Dari hasil perhitungan heat loss
didaerah floor radiant secton adalah 874,27 W/m
2
.
Bagian wall radiant section terdapat beberapa variasi refraktori terhadap
ketinggan. Pada ketinggian (0-3.710) m, menggunakan 3 lapisan refraktori yang terdiri
dari brick insulation pada lapisan pertama, dan lapisan kedua dan ketiga adalah calsium
silicate, Dari hasil perhitungan didapatkan heat loss diwall radiant section pada
ketinggian (0-3.710)m adalah 776,44 W/m
2
. Sedangkan pada ketinggian (3.710-6.184)
m hanya menggunakan refraktori insulation G blanket, perbedaan ini dikarenakan pada
ketinggian 3.710-6.184 m panas yang mengenai permukaan ini suhunya lebih rendah
daripada permukaan bawah, karena jarak burnerpun semakin jauh. Dari hasil
perhitungan heat loss pada ketinggian 3.710-6.184 adalah 957,71 W/m
2
Pada bagian roof radiant section menggunakan insulation G blanket, dan dari
perhitungan didapatkan nilai heat loss sebesar 535,42 W/m
2
.
Convection section refraktori digunakan didaerah wall dan roof. Pada wall
convection section terdapat variasi pengisolasian refraktori. Pada ketinggian (0-5.151)
m, terdapat 3 lapisan refraktori yang terdiri dari brick insulation pada lapisan pertama
dan calsium silicate pada lapisan kedua dan ketiga. Sedangkan pada ketinggian (5.151-
10.044) m, menggunakan refraktori yang sama dengan ketinggian (0-5.151) m, namun
perbedaannya terletak pada ketebalan refraktori. Pada ketinggian (5.151-10.044) m
refraktori yang digunakan lebih tipis daripada refraktori pada ketinggian (0-5.151), hal
ini dikarenakan temperature pada ketinggian (5.151-10.044) m lebih rendah daripada
ketinggian (0-5.151) m, sehingga penyerapan panasnyapun semakin rendah. Dari
perhitungan analisis heat loss pada ketinggian (0-5.151) m adalah 385,93 W/m
2
dan
pada ketinggian (5.151-10.044) m adalah 389,13 W/m
2
.
Laporan Kerja Praktek
PT. Krakatau Steel Cilegon
Divisi Perencanaan, Pengendalian dan Perawatan Pabrik Besi Spons
Jurusan Teknik Mesin 82
Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Pada roof convection section, temperature gas pembakaran yang akan dialirkan
ke atmosfir sudah sangat rendah. Sehingga tidak memerlukan banyak refraktori.
Refraktori yang digunakan pada roof convection section adalah insulation castable. Dari
perhitungan analisis heat loss pada roof convection section didapatkan losses panas
sebesar 451,9 W/m
2
.
Laporan Kerja Praktek
PT. Krakatau Steel Cilegon
Divisi Perencanaan, Pengendalian dan Perawatan Pabrik Besi Spons
Jurusan Teknik Mesin 83
Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Adapun beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari analisa permasalahan di
atas adalah sebagai berikut :
1. Heat loss yang terjadi didaerah floor radiant section adalah sebesar 874,27
W/m
2
2. Heat loss yang terjadi didaerah wall radiant section pada ketinggian (0-3,710) m
adalah sebesar 776,44 W/m
2
3. Heat loss yang terjadi didaerah wall radiant section pada ketinggian (3,710-
6,184) m adalah sebesar 957,71 W/m
2
Heat loss yang terjadi didaerah wall
convection section pada adalah sebesar 385,93 W/m
2
4. maka Heat loss yang terjadi di daerah wall convection section pada adalah
sebesar 389,13 W/m
2
5. maka Heat loss yang terjadi di roof convection section adalah sebesar 451,9
W/m
2
6.2. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan adalah :
1. Brick insulation pada convection section seharusnya dipasang pada radiant
section, dikarenakan temperature di radiant section lebih tinggi daripada di
convection section. Spesifikasi nilai konduktifitas thermal brick insulation di
convection section lebih kecil dibanding brick insulation di radiant section. Sesuai
dengan perumusan bahwa nilai heat loss berbanding lurus dengan konduktifitas
thermal (k). Semakin rendah nilai konduktifitas thermal maka semakin rendah
pula heat loss yang dihasilkan. Sehingga dapat lebih meminimalisir heat loss di
radiant section.
2. Perlu diperhatikan spesifikasi refraktori di floor radiant section, karena heat loss
yang dihasilkan cukup besar.
Laporan Kerja Praktek
PT. Krakatau Steel Cilegon
Divisi Perencanaan, Pengendalian dan Perawatan Pabrik Besi Spons
Jurusan Teknik Mesin 84
Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
DAFTAR PUSTAKA
Incropera., Fundamentals of heat and mass transfer.
Supomo., Balai Besar Keramik.
Aklis Nur, 2006, Study Heat Losses pada isobaric zone hyl-III Direct Reduction Plant PT
Krakatau Steel, Laporan kerja praktek, Jurusan teknik mesin, Universitas
Muhammadiyah, Surakarta.
PT KRAKATAU STEEL, 1994, Reduction Gas Heater section f DRI plant HYL III