Anda di halaman 1dari 2

Etiologi Akromegali Akromegali adalah gangguan karena kelenjar pituitary memproduksi hormone pertumbuhan (GH) yang berlebihan.

Keadaan ini dapat diakibatkan tumor hipofisis yang merupakan 95% dari kasus yang menyekresi GH. Sisanya berasal dari produksi berlebihan di GHRH (growth hormone releasing hormone) dari tumor karsinoid, tumor sel beta pancreas, atau tumor adrenal, sekresi GH yang berlebihan yang berasal dari tumor ektopik sel beta pancreas. Setelah pertumbuhan somatic selesai, hipersekresi GH tidak akan menimbulkan gigantisme, tetapi menyebabakan penebalan tulang-tulang dan jaringan lunak. Keadaan ini disebut akromegali, dan penderita akromegali memperlihatkan pembesaran tangan dan kaki. Tangan tidak saja menjadi lebih besar, tetapi bentuknya akan makin menyerupai persegi empat (seperti sekop) dengan jari-jari tangan lebih bulat dan tumpul. Pembesaran ini biasanya disebabkan oleh pertumbuhan dan penebalan tulang dan peningkatan pertumbuhan jaringan lunak. Dari hal-hal di atas, penyebab akromegali dapat digolongkan sebagai berikut: 1. Akromegali primer atau hipofisis, dimana penyebabnya adalah adenoma hipofisis. 2. Akromegali sekunder atau hipotalamik, disebabkan oleh karena hipersekresi GHRH dari hipotalamus. 3. Akromegali yang disebabkan oleh tumor ektopik yang mensekresi GH atau GHRH. Melihat besarnya tumor, adenoma hipofisis dapat dibedakan dalam dua bentuk yakni mikroadenoma dengan diameter lebih kecil dari 10 mm dan makro adenoma lebih dari 10 mm. adenoma hipofisis merupakan penyebab yang paling sering. Tumor pada umunya dijumpai disayap lateral sella tursica. Kadang kadang tumor ektopik dapat pula dijumpai digaris migrasi rathkes pouch yaitu disinus sfeniodalis dan didaerah parafarings. Kadar hormone pertumbuhan mempunyai korelasi dengan besarnya tumor pada saat diagnosis ditegakkan. Kebanyakan (75%) kasus adenoma somatotrofik berupa makroadenoma, diantaranya 70% dengan ukuran kurang dari 20mm. dua pertiga kasus prolaktinoma tergolong mikroadenoma pada saat diagnosis dibuat. Telah diketahui bahwa 40% kasus tumor somatotrofik berasal dari adanya proses mutasi yaitu mutasi unit subunit alfa protein G.(harisson, 1994). Tumor yang berasal dari proses mutasi ini cenderung lebih kecil dari pada kasus tanpa mutasi. Akromegali yang disebabkan oleh karena GHRH sangat jarang, namun secara klinis keadaan ini sulit dibedakan dengan akromegali yang disebabkan oleh karena adenohipofisis. Perbedaannya hanya dibuat atas dasar pemeriksaan histopatologis, yang mendapatkan adanya hyperplasia dan bukan adanya adenoma.penyebab lainnya adalah adanya tumor islet sel pancreas yang menghasilkan hormone pertumbuhan.

Etiologi gigantisme Penyebab gigantisme dapat digolongkan, sbb: 1. Gigantisme Primer atau Hipofisi, di mana penyebabnya adalah adenoma hipofisis 2. Gigantisme Sekunder atau hipothalamik, disebabkan oleh karena hipersekresi GHRH dari Hipothalamus 3. Gigantisme yang disebabkan oleh tumor ektopik (paru, pankreas, dll) yang mensekresi GH atau GHRH Melihat besarnya tumor, adenoma hipofisis dapat dibedakan dalam 2 bentuk, yakni; mikroadenoma dengan diameter lebih kecil dari 10 mm dan makroadenoma kalau diameternya lebih dari 10 mm. Adenoma hipofisis merupakan penyebab yang paling sering. Tumor pada umumnya dijumpai di sayap lateral sella tursica. Kadang kadang tumor ektopik dapat pula dijumpai di garis rathkes pouch yaitu di sinus sfenoidalis, dan di daerah parafarings. Kadar GH mempunyai korelasi dengan besarnya tumor pada saat diagnosis ditegakkan. Kebanyakan (75%) kasus adenoma somatotrofik berupa makroadenoma, di antaranya 70% dengan ukuran kurang dari 20 mm. IV. Patofisiologi dan Patogenesis Sel asidofilik, sel pembentuk hormone pertumbuhan di kelenjar hipofisis anterior menjadi sangat aktif atau bahkan timbul tumor pada kelenjar hipofisis tersebut. Hal ini mengakibatkan sekresi hormone pertumbuhan menjadi sangat tinggi. Akibatnya, seluruh jaringan tubuh tumbuh dengan cepat sekali, termasuk tulang. Pada Gigantisme, hal ini terjadi sebelum masa remaja, yaitu sebelum epifisis tulang panjang bersatu dengan batang tulang sehingga tinggi badan akan terus meningkat (seperti raksasa). Biasanya penderta Gigantisme juga mengalami hiperglikemi. Hiperglikemi terjadi karena produksi hormone pertumbuhan yang sangat banyak menyebabkan hormone pertumbuhan tersebut menurunkan pemakaian glukosa di seluruh tubuh sehingga banyak glukosa yang beredar di pembuluh darah. Dan sel-sel beta pulau Langerhans pancreas menjadi terlalu aktif akibat hiperglikemi dan akhirnya sel-sel tersebut berdegenerasi. Akibatnya, kira-kira 10 persen pasien Gigantisme menderita Diabetes Melitus. Pada sebagian besar penderita Gigantisme, akhirnya akan menderita panhipopitutarisme bila Gigantisme tetap tidak diobati sebab Gigantisme biasanya disebabkan oleh adanya tumor pada kelenjar hipofisis yang tumbuh terus sampai merusak kelenjar itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai