Anda di halaman 1dari 27

Sejarah Perbankan di Indonesia Sejarah perbankan di Indonesia tidak terlepas dari zaman penjajahan Hindia Belanda.

Pada masa itu De javasche Bank, NV didirikan di Batavia pada tanggal 24 Januari 1828 kemudian menyusul Nederlandsche Indische Escompto Maatschappij, NV pada tahun 1918 sebagai pemegang monopoli pembelian hasil bumi dalam negeri dan penjualan ke luar negeriserta terdapat beberapa bank yang memegang peranan penting di Hindia Belanda. Bank-bank yang ada itu antara lain: De Javasce NV. De Post Poar Bank. Hulp en Spaar Bank. De Algemenevolks Crediet Bank. Nederland Handles Maatscappi (NHM). Nationale Handles Bank (NHB). De Escompto Bank NV. Nederlansche Indische Handelsbank Di samping itu, terdapat pula bank-bank milik orang Indonesia dan orang-orang asing seperti dari Tiongkok, Jepang, dan Eropa. Bank-bank tersebut antara lain: NV. Nederlandsch Indische Spaar En Deposito Bank Bank Nasional indonesia. Bank Abuan Saudagar. NV Bank Boemi. The Chartered Bank of India, Australia and China Hongkong & Shanghai Banking Corporation The Yokohama Species Bank.

The Matsui Bank. The Bank of China. Batavia Bank. Di zaman kemerdekaan, perbankan di Indonesia bertambah maju dan berkembang lagi. Beberapa bank Belanda dinasionalisir oleh pemerintah Indonesia. Bank-bank yang ada di zaman awal kemerdekaan antara lain: NV. Nederlandsch Indische Spaar En Deposito Bank (saat ini Bank OCBCNISP), didirikan 4 April 1941 dengan kantor pusat di Bandung Bank Negara Indonesia, yang didirikan tanggal 5 Juli 1946 yang sekarang dikenal dengan BNI 46. Bank Rakyat Indonesia yang didirikan tanggal 22 Februari 1946. Bank ini berasal dari De Algemenevolks Crediet Bank atau Syomin Ginko. Bank Surakarta Maskapai Adil Makmur (MAI) tahun 1945 di Solo. Bank Indonesia di Palembang tahun 1946. Bank Dagang Nasional Indonesia tahun 1946 di Medan. Indonesian Banking Corporation tahun 1947 di Yogyakarta, kemudian menjadi Bank Amerta. NV Bank Sulawesi di Manado tahun 1946. Bank Dagang Indonesia NV di Samarinda tahun 1950 kemudian merger dengan Bank Pasifik. Bank Timur NV di Semarang berganti nama menjadi Bank Gemari. Kemudian merger dengan Bank Central Asia (BCA) tahun 1949. Di Indonesia, praktek perbankan sudah tersebar sampai ke pelosok pedesaan. Lembaga keuangan berbentuk bank di Indonesia berupa Bank Umum, Bank Perkreditan Rakyat (BPR), Bank Umum Syariah, dan juga Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS). Pengertian Bank

Bank adalah sebuah lembaga intermediasi keuangan umumnya didirikan dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan menerbitkan promes atau yang dikenal sebagai banknote. Kata bank berasal dari bahasa Italia banca berarti tempat penukaran uang Sedangkan menurut Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 Tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Jenis Bank Berdasarkan Fungsinya 1 ) Bank Sentral Bank sentral yang dimaksud adalah Bank Indonesia. Bank Indonesia adalah lembaga negara yang independen dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, bebas dari campur tangan pemerintah dan atau pihak lain, kecuali untuk hal-hal yang secara tegas diatur dalam undang-undang ini. 2 ) Bank Umum Pengertian bank umum menurut Peraturan Bank Indonesia No. 9/7/PBI/2007 adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Jasa yang diberikan oleh bank umum bersifat umum, artinya dapat memberikan seluruh jasa perbankan yang ada. Bank umum sering disebut bank komersial (commercial bank). 3 ) Bank Perkreditan Rakyat (BPR) BPR adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Kegiatan BPR jauh lebih sempit jika dibandingkan dengan kegiatan bank umum. Jenis Bank Berdasarkan Kepemilikannya Apabila ditinjau dari segi kepemilikannya, jenis bank terdiri atas bank milik pemerintah, bank milik swasta nasional, dan bank milik swasta asing. 1 ) Bank Milik Pemerintah

Bank pemerintah adalah bank di mana baik akta pendirian maupun modalnya dimiliki oleh pemerintah, sehingga seluruh keuntungan bank dimiliki oleh pemerintah pula. Contohnya Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Mandiri. Selain itu ada juga bank milik pemerintah daerah yang terdapat di daerah tingkat I dan tingkat II masing-masing provinsi. Contoh Bank DKI, Bank Jateng, dan sebagainya. 2 ) Bank Milik Swasta Nasional Bank swasta nasional adalah bank yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh swasta nasional serta akta pendiriannya pun didirikan oleh swasta, begitu pula pembagian keuntungannya juga dipertunjukkan untuk swasta pula. Contohnya Bank Muamalat, Bank Danamon, Bank Central Asia, Bank Lippo, Bank Niaga, dan lain-lain. 3 ) Bank Milik Asing Bank jenis ini merupakan cabang dari bank yang ada di luar negeri, baik milik swasta asing atau pemerintah asing. Kepemilikannya dimiliki oleh pihak luar negeri. Contohnya ABN AMRO bank, City Bank, dan lain-lain. Jenis Bank Berdasarkan Kegiatan Operasionalnya 1 ) Bank Konvensional Pengertian kata konvensional menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia adalah menurut apa yang sudah menjadi kebiasaan. Sementara itu, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah berdasarkan kesepakatan umum seperti adat, kebiasaan, kelaziman. Berdasarkan pengertian itu, bank konvensional adalah bank yang dalam operasionalnya menerapkan metode bunga, karena metode bunga sudah ada terlebih dahulu, menjadi kebiasaan dan telah dipakai secara meluas dibandingkan dengan metode bagi hasil. Bank konvensional pada umumnya beroperasi dengan mengeluarkan produk-produk untuk menyerap dana masyarakat antara lain tabungan, simpanan deposito, simpanan giro; menyalurkan dana yang telah dihimpun dengan cara mengeluarkan kredit antara lain kredit investasi, kredit modal kerja, kredit konsumtif, kredit jangka pendek; dan pelayanan jasa keuangan antara lain kliring, inkaso, kiriman uang, Letter of Credit, dan jasa-jasa lainnya seperti jual beli surat berharga, bank draft, wali amanat, penjamin emisi, dan perdagangan efek.

Bank konvensional dapat memperoleh dana dari pihak luar, misalnya dari nasabah berupa rekening giro, deposit on call, sertifikat deposito, dana transfer, saham, dan obligasi. Sumber ini merupakan pendapatan bank yang paling besar. Pendapatan bank tersebut, kemudian dialokasikan untuk cadangan primer, cadangan sekunder, penyaluran kredit, dan investasi. Bank konvensional contohnya bank umum dan BPR. Kedua jenis bank tersebut telah kalian pelajari pada subbab sebelumnya. 2 ) Bank Syariah Sekarang ini banyak berkembang bank syariah. Bank syariah muncul di Indonesia pada awal tahun 1990-an. Pemrakarsa pendirian bank syariah di Indonesia dilakukan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada tanggal 18 20 Agustus 1990. Bank syariah adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam, maksudnya adalah bank yang dalam operasinya mengikuti ketentuan-ketentuan syariah Islam, khususnya yang menyangkut tata cara bermuamalah secara Islam. Falsafah dasar beroperasinya bank syariah yang menjiwai seluruh hubungan transaksinya adalah efesiensi, keadilan, dan kebersamaan. Efisiensi mengacu pada prinsip saling membantu secara sinergis untuk memperoleh keuntungan sebesar mungkin. Keadilan mengacu pada hubungan yang tidak dicurangi, ikhlas, dengan persetujuan yang matang atas proporsi masukan dan keluarannya. Kebersamaan mengacu pada prinsip saling menawarkan bantuan dan nasihat untuk saling meningkatkan produktivitas. Kegiatan bank syariah dalam hal penentuan harga produknya sangat berbeda dengan bank konvensional. Penentuan harga bagi bank syariah didasarkan pada kesepakatan antara bank dengan nasabah penyimpan dana sesuai dengan jenis simpanan dan jangka waktunya, yang akan menentukan besar kecilnya porsi bagi hasil yang akan diterima penyimpan. Berikut ini prinsipprinsip yang berlaku pada bank syariah. a) Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah). b) Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (musharakah).

c) Prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah). d) Pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan (ijarah). e) Pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain (ijarah wa iqtina). Dalam rangka menjalankan kegiatannya, bank syariah harus berlandaskan pada Alquran dan hadis. Bank syariah mengharamkan penggunaan harga produknya dengan bunga tertentu. Bagi bank syariah, bunga bank adalah riba. Tugas Bank a. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter

1. Menetapkan sasaran monter dengan memperhatikan laju inflasi yang ditetapkannya. 2. Melakukan pengendalian moneter dengan menggunakan cara-cara termasuk tetapi tidak terbatas pada : - Operasi pasar terbuka di pasar uang, baik rupiah maupun valuta asing - Penetapan tingkat diskonto - Penetapan cadangan wajib minimum dan - Pengaturan kredit dan pembiayaan b. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran 1. Melaksanakan dan memberikan persetujuan dan izin atas jasa sisa pembayaran 2. Mewajibkan penyelenggara jasa sistem pembayaran untuk menyampaikan laporan tentang kegiatannya 3. Menetapkan penggunaan alat pembayaran c. Mengatur dan mengawasi bank Fungsi Bank Fungsi bank secara umum adalah menghimpun dana dari masyrakat luas(funding) dan menyalurkan dalam bentuk pinjaman atau kredit(lending) untuk berbagai tujuan. Tetapi sebenarnya fungsi bank dapat dijelaskan dengan lebih spesifik seperti yang diungkapkan oleh Y. Sri Susilo, Sigit Triandaru, dan A. Totok Budi Santoso (2006), yaitu sebagai berikut : Agent of Trust

Dasar utama kegiatan perbankan adalah trust atau kepercayaan, baik dalam hal menghimpun dana maupun penyaluran dana. Agent of Development

Kelancaran kegiatan investasi, distribusi, konsumsi ini tidak lain adalah kegiatan pembangunan perekonomian masyarakat. Agent of Service

Selain menghimpun dan menyalurkan dana, bank juga memberikan penawaran jasa-jasa perbankan yang lain kepada masyarakat seperti jasa pengiriman uang , jasa penitipa n barang berharga, dll. Fungsi dan Peranan Bank Sentral Fungsi-fungsi bank sentral/ umum yang diuraikan di bawah ini menujukkan betapa pentingnya keberadaan bank umum dalam perekonomian modern, yaitu : 1. Penciptaan uang

Uang yang diciptakan bank umum adalah uang giral, yaitu alat pembayaran lewat mekanisme pemindahbukuan (kliring). Kemampuan bank umum menciptakan uang giral menyebabkan possisi dan fungsinya dalam pelaksanaan kebijakan moneter. Bank sentral dapat mengurangi atau menambah jumlah uang yang beredar dengan cara mempengaruhi kemampuan bank umum menciptakan uang giral. 2. Mendukung Kelancaran Mekanisme Pembayaran

Fungsi lain dari bank umum yang juga sangat penting adalah mendukung kelancaran mekanisme pembayaran. Hal ini dimungkinkan karena salah satu jasa yang ditawarkan bank umum adalah jasa-jasa yang berkaitan dengan mekanisme pembayaran. Beberapa jasa yang amat dikenal adalah kliring, transfer uang, penerimaan setoran-setoran, pemberian fasilitas pembayaran dengan tunai, kredit, fasilitas-fasilitas pembayaran yang mudah dan nyaman, seperti kartu plastik dan sistem pembayaran elektronik. 3. Penghimpunan Dana Simpanan Masyarakat

Dana yang paling banyak dihimpun oleh bank umum adalah dana simpanan. Di Indonesia dana simpanan terdiri atas giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan dan atau bentuk lainnya yang dapat dipersamakan dengan itu. Kemampuan bank umum menghimpun dana jauh lebih besar dibandingkan dengan lembaga-lembaga keuangan lainnya. Dana-dana simpanan yang berhasil dihimpun akan disalurkan kepada pihak-pihak yang membutuhkan, utamanya melalui penyaluran kredit.

4.

Mendukung Kelancaran Transaksi Internasional

Bank umum juga sangat dibutuhkan untuk memudahkan dan atau memperlancar transaksi internasional, baik transaksi barang/jasa maupun transaksi modal. Kesulitan-kesulitan transaksi antara dua pihak yang berbeda negara selalu muncul karena perbedaan geografis, jarak, budaya dan sistem moneter masing-masing negara. Kehadiran bank umum yang beroperasi dalam skala internasional akan memudahkan penyelesaian transaksi-transaksi tersebut. Dengan adanya bank umum, kepentingan pihak-pihak yang melakukan transaksi internasional dapat ditangani dengan lebih mudah, cepat, dan murah. 5. Penyimpanan Barang-Barang Berharga

Penyimpanan barang-barang berharga adalah satu satu jasa yang paling awal yang ditawarkan oleh bank umum. Masyarakat dapat menyimpan barang-barang berharga yang dimilikinya seperti perhiasan, uang, dan ijazah dalam kotak-kotak yang sengaja disediakan oleh bank untuk disewa (safety box atau safe deposit box). Perkembangan ekonomi yang semakin pesat menyebabkan bank memperluas jasa pelayanan dengan menyimpan sekuritas atau surat-surat berharga. 6. Pemberian Jasa-Jasa Lainnya

Di Indonesia pemberian jasa-jasa lainnya oleh bank umum juga semakin banyak dan luas. Saat ini kita sudah dapat membayar listrik, telepon membeli pulsa telepon seluler, mengirim uang melalui atm, membayar gaji pegawai dengan menggunakan jasa-jasa bank. A. KEGIATAN BANK UMUM Kegiatan bank umum secara lengkap meliputi kegiatan sebagai berikut : 1. Menghimpun Dana (Funding)

Kegiatan menghimpun dana merupakan kegiatan membeli dana dari masyarakat. Kegiatan ini dikenal juga dengan kegiatan funding. Kegiatan membeli dana dapat dilakukan dengan cara menawarkan berbagai jenis simpanan. Simpanan sering disebut dengan nama rekening atau account. Jenis-jenis simpanan yang ada dewasa ini adalah: a. b. c. Simpanan Giro (Demand Deposit), Simpanan Tabungan (Saving Deposit), Simpanan Deposito (Time Deposit),

2. Menyalurkan Dana (Lending) Sebelum kredit dikucurkan bank terlebih dulu menilai kelayakan kredit yang diajukan oleh nasabah. Kelayakan ini meliputi berbagai aspek penilaian. Penerima kredit akan dikenakan bunga kredit yang besarnya tergantung dari bank yang menyalurkannya. Besar kecilnya bunga kredit sangat mempengaruhi keuntungan bank, mengingat keuntungan utama bank adalah dari selisih bunga kredit dengan bunga simpanan. Secara umum jenis-jenis kredit yang ditawarkan meliputi : a. b. c. d. e. f. Kredit Investasi, Kredit Modal Kerja, Kredit Perdagangan Kredit Produktif, Kredit Konsumtif, Kredit Profesi

3. Memberikan jasa- jasa Bank Lainnya (Services) Jasa-jasa bank lainnya merupakan kegiatan penunjang untuk mendukung kelancaran kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana. Sekalipun sebagai kegiatan penunjang, kegiatan ini sangat banyak memberikan keuntungan bagi bank dan nasabah, bahkan dewasa ini kegiatan ini memberikan kontribusi keuntungan yang tidak sedikit bagi keuntungan bank, apalagi keuntungan dari spread based semakin mengecil, bahkan cenderung negatif spread (bunga simpanan lebih besar dari bunga kredit).

Semakin lengkap jasa-jasa bank yang dapat dilayani oleh suatu bank maka akan semakin baik. Kelengkapan ini ditentukan dari permodalan bank serta kesiapan bank dalam menyediakan SDM yang handal. Disamping itu ,juga perlu didukung oleh kecanggihan teknologi yang dimilikinya. Dalam praktiknya jasa-jasa bank yang ditawarkan meliputi : a. b. c. d. e. f. g. h. i. j. k. l. Kiriman Uang (Transfer) Kliring (Clearing) Inkaso (Collection) Safe Deposit Box Bank Card (Kartu kredit) Bank Notes Bank Garansi Bank Draft Letter of Credit (L/C) Cek Wisata (Travellers Cheque) Menerima setoran-setoran. Melayani pembayaran-pembayaran.

m. Bermain di dalam pasar modal. B. KEGIATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) Kegiatan BPR pada dasarnya sama dengan kegiatan Bank umum, hanya yang menjadi perbedaan adalah jumlah jasa bank yang dilakukan BPR jauh lebih sempit. BPR dibatasi oleh berbagai persyaratan, sehingga tidak dapat berbuat seleluasa bank umum. Keterbatasan kegiatan BPR juga dikaitkan dengan misi pendirian BPR itu sendiri. Dalam praktiknya kegiatan BPR adalah sebagai berikut : 1. Menghimpun dana hanya dalam bentuk : Simpanan Tabungan

Simpanan Deposito

2. Menyalurkan dana dalam bentuk : Kredit Investasi Kredit Modal Kerja Kredit Perdagangan

Karena keterbatasan yang dimiliki oleh BPR, maka ada beberapa larangan yang tidak boleh dilakukan BPR. Larangan ini meliputi hal-hal sebagai berikut : Menerima Simpanan Giro Mengikuti Miring Melakukan Kegiatan Valbta Asing Melakukan kegiatan Perasuransian

BANK DENGAN PRINSIP SYARIAH Perbankan syariah atau perbankan Islam adalah suatu sistem perbankan yang pelaksanaannya berdasarkan hukum Islam (syariah). Pembentukan sistem ini berdasarkan adanya larangan dalam agama Islam untuk meminjamkan atau memungut pinjaman dengan mengenakan bunga pinjaman (riba), serta larangan untuk berinvestasi pada usaha-usaha berkategori terlarang (haram). Sistem perbankan konvensional tidak dapat menjamin absennya hal-hal tersebut dalam investasinya, misalnya dalam usaha yang berkaitan dengan produksi makanan atau minuman haram, usaha media atau hiburan yang tidak Islami, dan lain-lain. Meskipun prinsip-prinsip tersebut mungkin saja telah diterapkan dalam sejarah perekonomian Islam, namun baru pada akhir abad ke-20 mulai berdiri bank-bank Islam yang menerapkannya bagi lembaga-lembaga komersial swasta atau semi-swasta dalam komunitas muslim di dunia.

prinsip prinsip bank syariah Perbankan syariah atau perbankan Islam adalah suatu sistem perbankan yang dikembangkan berdasarkan syariah ( hukum ) islam. Usaha pembentukan sistem ini didasari oleh larangan

dalam agama islam untuk memungut maupun meminjam dengan bunga atau yang disebut dengan riba serta larangan-larangan investasi yang dikategorekan haram ( misal: usaha yang berkaitan dengan produksi makanan/minuman haram, usaha media yang tidak islami dll. ) dimana hal ini dapat dijamin oleh sistem bank konvensional.

prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan/atau pembiayaan usaha atau kegiatan lainya yang sesuai dengan syariah. beberapa prinship hukum yang dianut oleh bank syariah antara lain :

pembayaran terhadap pinjaman dengan nilai yang berbeda dari nilai pinjaman dengan nilai ditentukan sebelumnya tidak diperbolehkan. pemberi dana harus turut berbagi keuntungan dan kerugian sebagai akibat hasil usaha institusi yang meminjam dana. Islam tidak memperbolehkan menghasilkan uang dari uang. Uang hanya media pertukaran dan bukan komoditas karena tidak mempunyai nilai intrinsik. Unsur Gharar ( ketidakastian, spekulasi ) tidak diperkenankan. keduabelah pihak harus mengetahui dengan baik hasil yang akan mereka peroleh dari sebuah transaksi. Investasi hanya boleh pada usaha-usaha yang tidak diharamkan dalam islam. Usaha minuman keras misalnya tidak boleh didanai oleh perbankan syariah.

sedangkan untuk prinsip ekonomi, terdapat tujuh prinsip ekonomi yang menjiwaii bank syariah yaitu: keadilan, kesamaan dan solidaritas larangan terhadap objek dan mahluk pengakuan kekayaan intelektual

harta sebaiknya digunakan secara rasional dan baik ( fair way ) tidak ada pendapatan tana usaha dan kewajiban.

kondisi umum dari kredit ( meliputi: pertama peminjam yang mengalami kesulitan keuangan sebaiknya diperlakukan secara baik, diberi tangguh waktu, bahkan akan lebih baik bila diberi keringanan, dan kedua, terdapat beberapa perbdaan mengenai hukum selisih antara kredit dan harga spot, ada yang berpendapat bahwa itu adalah suku bunga implisit dan ada yang berpendapat suku bunga tersebut diperbolehkn untuk mengakomodasi biaya transaksi, bukan biaya dari pembiayaan,dan (7) dualiti resiko di satu isi sebagai persetujuan kredit ( liability ) usaha produktif yang merupakan legitimasi dari bagi hasil, dilain sisi resiko sebaiknya diambil secara hati-hati, resiko yang tak terkontrol sebaiknya dihindari.

SEWA GUNA USAHA ( LEASING )

1.

PENGERTIAN SEWA GUNA (LEASING) Istilah leasing sebenarnya berasal dari kata lease yang berarti sewa-menyewa.

Karena memang dasarnya leasing adalah sewa-menyewa. Jadi leasing merupakan suatu bentuk derivative dari sewa-menyewa. Tetapi kemudian dalam dunia bisnis berkembanglah sewa-menyewa dalam bentuk khusus yang disebut leasing itu atau kadang-kadang disebut sebagai lease saja, dan telah berubah fungsinya menjadi salah satu jenis pembiayaan. Dalam bahasa Indonesia leasing sering diistilahkan dengan sewa guna usaha.

Dalam Surat Keputusan Bersama Menteri Keuangan Menteri Perindustrian dan Menteri Perdagangan Republik Indonesia No. KEP-122/MK/2/1974, No.32/M/SK/2/1974, No.30/Kpb/I/1974 tentang perizinan usaha leasing ditentukan bahwa yang dimaksud dengan leasing adalah :

Setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barang-barang modal untuk suatu jangka waktu tertentu, berdasarkan pembayaran secara berkala disertai dengan hak pilih (opsi) dari perusahaan tersebut untuk membeli barang-barang modal yang bersangkutan atau memperpanjang jangka waktu berdasarkan nilai sisa yang telah disepakati bersama. UNSUR-UNSUR SEWA GUNA USAHA (LEASING) a. Suatu pembiayaan perusahaan

Awal mulanya leasing memang dimaksudkan sebagai usaha memberikan kemudahan pembiayaan kepada perusahaan tertentu yang memerlukannya. Tetapi dalam perkembangannya, bahkan leasing dapat juga diberikan kepada individu dengan peruntukan barang belum tentu untuk kegiatan usaha.

b.

Penyediaan barang modal

Barang modal adalah setiap aktiva tetap yang berwujud termasuk tanah sepanjang diatas tanah tersebut melekat aktiva tetap berupa bangunan(plant), dana tanah serta aktiva dimaksud merupakan satu kesatuan kepemilikan, yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 tahun dan digunakan secara langsung untuk menghasilkan atau meningkatkan ataupun memperlancar produksi barang atau jasa oleh lessee.

c.

Keterbatasan waktu

Jangka waktu leasing ditetapkan dalam tiga kategori (Keputusan Menteri Keuangan No. 1169/KMK.01/1991) : 1) 2) Jangka singkat : minimal 2 tahun, dan berlaku bagi barang modal golongan 1 Jangka menengah : minimal 3 tahun, dan berlaku bagi barang modal golongan golongan

II dan III 3) Jangka panjang : minimal 7 tahun, dan berlaku bagi golongan bangunan. Penggolongan

barang modal kepada golongan I, II, dan III tersebut sesuai penggolongan dalam Undangundang Pajak Penghasilan.

d.

Pembayaran kembali secara berkala.

Karena lessor telah membayar lunas harga barang modal kepada pihak penjual/supplier, maka adalah kewajiban lessee kemudian untuk mengangsur pembayaran kembali harga barang modal kepada lessor. Besarnya dan lamanya angsuran sesuai dengan kesepakatan yang telah dituangkan dalam kontrak leasing.

e.

Hak opsi untuk membeli barang modal

Di ahkir masa leasing, diberikan hak (bukan kewajiban) kepada lessee untuk apakah membeli barang modal tersebut dengan harga yang telah terlebih dahulu ditetapkan dalam kontrak leasing yang bersangkutan. Ataupun memperpanjang kontrak leasing yang bersangkutan. Sungguhpun diakui pula bahwa tidak semua jenis leasing memberikan hak opsi ini melainkan harus menyerahkan kembali barang modal tersebut kepada pihak lessornya di ahkir masa leasing.

f.

Nilai sisa (Residu)

Nilai sisa merupakan besarnya jumlah uang yang harus dibayar kembali kepada lessor oleh lessee di ahkir masa berlakunya leasing atau pada saat lessee mempunyai hak opsi. Nilai sisa biasanya sudah terlebih dahulu ditentukan bersama dalam kontrak leasing.

3. a.

PIHAK-PIHAK DALAM SEWA GUNA USAHA (LEASING) Lessor : pihak yang memberikan pembiayaan dengan cara leasing kepada pihak yang

membutuhkannya. Dalam hal ini lessor bisa merupakan perusahaan pembiayaan yang bersifat multi finance tetapi dapat juga perusahaan yang khusus bergerak dibidang leasing. b. Lessee : pihak yang memerlukan barang modal, barang modal dimana dibiayai oleh

lessor dan diperuntukkan kepada lessee.

c.

Supplier : merupakan yang menyediakan barang modal yang menjadi obyek leasing.

Barang modal mana dibayar oleh lessor kepada supplier untuk kepentingan lessee. Dapat juga supplier ini merupakan penjual biasa. Tetapi ada juga jenis leasing yang tidak melibatkan supplier, melaikan hubungan bilateral antara pihak lessor dengan pihak lessee. Misalnya dalam bentuk sale and lease back.

ANJAK PIUTANG

A.

Pengertian Anjak Piutang (Factoring)

Anjak Piutang atau disebut juga Factoring adalah berpindahnya piutang. Sehingga perjanjian anjak piutang merupakan perjanjian yang mendasari perpindahan tagihan sejumlah piutang kepada pihak lain. Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 84/PMK.012/2006 Tentang Perusahaan Pembiayaan pasal 1 (e) bahwa Anjak Piutang (Factoring) adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk pembelian piutang dagang jangka pendek suatu perusahaan berikut pengurusan atas piutang tersebut . Sedangkan berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 61 Tahun 1988 Tentang Lembaga Pembiayaan pasal 1 dan Keputusan Menteri Keuangan No.1251 Tahun 1988 Tentang Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan Lembaga Pembiayaan bahwa perusahaan Anjak Piutang adalah Badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk pembelian dan atau pengalihan serta pengurusan piutang atau tagihan jangka pendek suatu perusahaan dan transaksi perdagangan dalam atau luar negeri . Ada tiga perbedaan antara anjak piutang dan pinjaman bank.

o o o

penekanan anjak piutang adalah pada nilai piutang, bukan kelayakan kredit perusahaan. anjak piutang bukanlah suatu pinjaman, melainkan pembelian suatu aset (piutang). pinjaman bank melibatkan dua pihak, sedangkan anjak piutang melibatkan tiga pihak.

B. Kegiatan Anjak Piutang

Berdasarkan Peraturan Menteri keuangan Nomor 84/PMK.012/2006 Tentang Perusahaan Pembiayaan pasal 4 bahwa

Kegiatan Anjak Piutang dilakukan dalam bentuk pembelian piutang dagang jangka pendek

suatu perusahaan berikut pengurusan atas piutang tersebut.. o Kegiatan anjak piutang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan dalam

bentuk anjak piutang tanpa jaminan dari penjual piutang (Without Recourse) dan Anjak piutang dengan jaminan dari penjual piutang(With Recourse). Sedangkan berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan No.1251 Tahun 1988 Tentang Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan Lembaga Pembiayaan, kegiatan anjak piutang terdiri dari : o o Pengambilalihan tagihan suatu perusahaan dengan fee tertentu. Pembelian piutang perusahaan dalam suatu transaksi perdagangan dengan harga yang

sesuai dengan kesepakatan. o Mengelola usaha penjualan kredit suatu perusahaan, artinya perusahaan anjak piutang

dapat mengelola kegiatan administrasi kredit suatu perusahaan sesuai kesepakatan.

Kegiatan diatas dapat dilakukan oleh perusahaan anjak piutang dengan terlebih dahulu melakukan perjanjian anjak piutang. Perjanjian Anjak Piutang ini terdiri dari tiga serangkaian hukum : o Subyek Hukum,adalah penjual, pembeli, dan perusahaan anjak piutang. Namun

penamaan tersebut dirubah disesuaikan dengan hakikat anjak piutang. o Obyek Hukum, merupakan piutang itu sendiri, baik dijual atau dialihkan atau di urus oleh

pihak lain. Peristiwa Hukum, merupakan perjanjian anjak piutang, yaitu perjanjian antara perusahaan anjak piutang dengan klien.

Keuntungan yang diperoleh dari biaya yang dibebankan kepada kliennya terdiri dari : o Jasa Penagihan (Service Charge) : biaya yang dibebankan oleh perusahaan anjak

piutang kepada kliennya yang dikenal dengan fee dan besarnya dihitung berdasarkan persentase tertentu berdasarkan kesepakatan dengan berbagai pertimbangan seperti tingkat kesulitan atau jumlah piutang yang ditagihkan. o Biaya Administrasi : biaya yang diterima oleh perusahaan anjak piutang setelah

melakukan pengelolaan terhadap penjualan kredit klien dan besarnya pun tergantung dari kesepakatan yang dibuat bersama.

Keuntungan yang diterima oleh perusahaan anjak piutang diperoleh dari jasa yang diberikan kepada klien berupa : o Jasa Pembiayaan (Financing service), Perusahaan anjak piutang melakukan

pembayaran dimuka (prefinancing) kepada klien yang besarnya tergantung dari kesepakatan kedua belah pihak. Kontrak dibuat dengan with recourse atau dengan without recourse. o Jasa non pembiayaan (non financing service), perusahaan anjak piutang memberikan

jasa pengelolaan administrasi kredit yang terdiri dari : - Analisis kelayakan suatu kredit. - Melakukan administrasi kredit. - Pengawasan terhadap kredit termasuk pengendaliannya. - Perlindungan terhadap suatu risiko kredit.

C.

Manfaat Anjak Piutang

Manfaat anjak piutang bagi perusahaan (klien) dapat dijelaskan sebagai berikut : o Perusahaan yang kesulitan/kekurangan dana akan segera memperoleh dana tunai

sehingga terdapat aliran kas masuk (cash in flow) yang bisa digunakan untuk modal kerja perusahaan.

Tugas perusahaan (klien) dalam pengelolaan administrasi penjualan dapat dialihkan ke

lembaga anjak piutang karena lembaga ini membantu mengelola administrasi penjualan dan penagihan (sales ledgering and collection service). o Perusahaan (klien) tidak ragu dalam penjualan produknya terutama kepada customer

baru karena resiko tagihan macet bisa ditanggung bersama dengan lembaga anjak piutang (credit insurance). o Anjak piutang dapat memperbaiki sistem penagihan sehingga piutang dapat dibayar

tepat saat jatuh tempo dan sebisa mungkin penagihan ini tidak merusak hubungan baik antara perusahaan (klien) dengan pelanggannya (customer Modal Ventura Pengertian Modal Ventura Modal ventura adalah merupakan suatu investasi dalam bentuk pembiayaan berupa penyertaan modal ke dalam suatu perusahaan swasta sebagai pasangan usaha (investee company) untuk jangka waktu tertentu.

Jenis Pembiayaan Modal Ventura 1. Equity Financing

Merupakan jenis pembiayaan langsung dalam hal ini perusahaan modal ventura melakukan penyertaan secara langsung pada perusahaan pasangan usaha dengan cara mengambil bagian dari jumlah saham milik perusahaan pasangan usaha. 2. Semi Equity Financial

Merupakan jenis pembiayaan dengan cara membeli obligasi konversi yang diterbitkan oleh perusahaan pasangan usaha. 3. Mendirikan Perusahaan Baru

Dalam hal ini perusahaan modal ventura bersama sama dengan perusahaan pasangan usaha mendirikan usaha yang baru sama sekali.

4.

Bagi Hasil

Merupakan jenis pembiayaan yang ditujukan kepada usaha kecil yang belum memiliki bentuk badan hukum PT namun tidak tertutup kemungkinan dengan yang berbadan hukum PT, apabila kedua pihak saling menginginkannya.

Sumber Sumber Dana Modal Ventura Dalam melakukan penyertaan modal diberbagai bidang usaha, perusahaan modal ventura harus memiliki dana yang cukup yang dapat diperoleh dari berbagai sumber dana yang dapat dipilih sebagai berikut : 1. 2. Dari dalam perusahaan sendiri Setoran modal dari pemegang saham Cadangan laba yang belum terpakai Laba yang ditahan Dari luar perusahaan Investor baik perorangan atau industri Pinjaman dari lembaga perbankan Pinjaman dari lembaga asuransi Pinjaman dari dana pensiun

Cara Pembiayaan Modal Ventura di Indonesia Beberapa cara pembiayaan yang dilakukan oleh modal ventura di Indonesia, yaitu dengan cara : 1. Penyertaan saham secara langsung kepada perusahaan yang menjadi pasangan usaha

2.

Dengan membeli obligasi konversi yang setelah waktu yang disepakati bersama dapat

dikonversi menjadi saham / penyertaan modal para perseroan 3. Dengan pola bagi hasil dimana presentase tertentu dari keuntungan setiap bulan akan

diberikan kepada perusahaan modal ventura oleh perusahaan pasangan usaha

Tujuan dan Manfaat Modal Ventura 1. 2. Memungkinkan dan mempermudah pendirian suatu peusahaan baru Membantu pembiayaan perusahaan yang sedang mengalami kesulitan dana ddalam

pengembangan usahanya, terutama pada tahap tahap awal 3. Membantu perusahaan baik pada tahap pengembangan suatu produk maupun pada tahap

mengalami kemunduran 4. Membantu terwujudnya dari hanya suatu gagasan menjadi produk jadi yang siap

dipasarkan 5. 6. 7. 8. Memperlancar mekanisme investasi didalam dan diluar negri Mendorong pengembangan proyek research and development Membantu pengembangan teknologi baru dan memperlancar terjadinya alih teknologi Membantu dan memperlancar pengalihan kepemilikan suatu perusahaan

Mekanisme Modal Ventura Mekanisme modal ventura yang diterapkan dibeberapa negara dibedakan dalam dua bentuk, yaitu : 1. Pembentukan modal ventura yang langsung dikelola oleh manajemen perusahaan modal

ventura itu sendiri. Mekanisme modal ventura sejenis ini disebut modal ventura konvensional atau single tier approach.

2.

Pembentukan modal ventura yang pengelolaannya diserahkan kepada perusahaan

manajemen investasi, yang memang memiliki keahlian dibidang modal ventura, pendekatan kedua ini disebut two tier approach

PEMBIAYAAN KONSUMEN 1. Pengertian Pembiayaan Konsumen (Consumer Finance) Pembiayaan konsumen dalam bahasa Inggris disebut dengan istilah consumer finance. Pembiayaan konsumen ini pada hakikatnya sama saja dengan kredit konsumen (consumer credit). Bedanya hanya terletak pada lembaga yang membiayainya. Pembiayaan konsumen biaya diberikan oleh perusahaan pembiayaan (financing company). Sedangkan kredit konsumen (consumer credit) biayanya diberikan oleh bank. Secara substansial, pengertian pembiayaan konsumen pada dasarnya tidak berbeda dengan kredit konsumen. Menurut A. Abdurrahman sebagaimana disisir oleh Munir Fuady bahwa kredit konsumen adalah kredit yang diberikan kepada konsumen guna pembelian barang konsumsi dan jasa seperti yang dibedakan dari pinjaman yang digunakan untuk tujuan produktif atau dagang. Kredit yang demikian itu dapat mengandung resiko yang lebih besar dari kredit dagang biasa, maka dari itu, biasanya kredit ini diberikan dengan tingkat bunga yang lebih tinggi. Adapun yang dimaksud dengan pembiayaan konsumen menurut Pasal 1 angka 6 Keppres No.61 Tahun 1988 jo. Pasal 1 huruf (p) Keputusan Menteri Keuangan No.125/KMK.013/1988 dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 84 /PMK.012/ 2006 Tentang Perusahaan pembiayaan Pasal 1 huruf (g) serta Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 tahun 2009 tentang Lembaga Pembiayaan maka Pembiayaan Konsumen (Consumer Finance) adalah kegiatan pembiayaan untuk pengadaan barang berdasarkan kebutuhan konsumen dengan pembayaran secara angsuran. Berdasarkan defenisi tersebut, Abdulkadir Muhammad dan Rilda Murniati telah merinci unsur-unsur yang terkandung dalam pengertian pembiayaan konsumen yaitu sebagai berikut : a. Subjek b. Objek c. Perjanjian d. Hubungan hak dan kewajiban e. Jaminan

2. Dasar Hukum Perjanjian Pembiayaan Konsumen a. Segi Hukum Perdata Ada 2 (dua) sumber hukum perdata untuk kegiatan perjanjian pembiayaan konsumen, yaitu asas kebebasan berkontrak dan perundang-undangan di bidang hukum perdata. Dalam asas kebebasan berkontrak hubungan hukum yang terjadi dalam kegiatan pembiayaan konsumen selalu dibuat secara tertulis (kontrak) sebagai dokumen hukum yang menjadi dasar kepastian hukum (legal certainty). Perjanjian pembiayaan konsumen ini dibuat berdasarkan atas asas kebebasan berkontrak para pihak yang memuat rumusan kehendak berupa hak dan kewajiban dari perusahaan pembiayaan konsumen sebagai pihak penyedia dana (fund lender), dan konsumen sebagai pihak pengguna dana (fund user). Perjanjian pembiayaan konsumen (consumer finance agreement) merupakan dokumen hukum utama (main legal document) yang dibuat secara sah dengan memenuhi syarat-syarat sebagaimana ditetapkan dalam Pasal 1320 KUH Perdata. Akibat hukum perjanjian yang dibuat secara sah, maka akan berlaku sebagai undang-undang bagi pihak-pihak yaitu perusahaan pembiayaan konsumen dan konsumen (Pasal 1338 ayat (1) KUH Perdata. Konsekuensi yuridis selanjutnya, perjanjian tersebut harus dilaksanakan dengan itikad baik (in good faith) dan tidak dapat dibatalkan secara sepihak (unilateral unvoidable). Perjanjian pembiayaan konsumen berfungsi sebagai dokumen bukti yang sah bagi perusahaan pembiayaan konsumen dan konsumen. b. Di luar KUH Perdata Selain dari ketentuan dalam Buku III KUH Perdata yang relevan dengan perjanjian pembiayaan konsumen, ada juga ketentuan-ketentuan dalam berbagai undang-undang di luar KUH Perdata yang mengatur aspek perdata pembiayaan konsumen. Undang-undang dimaksud adalah sebagai berikut : 1. Undang-undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan Peraturan Pelaksanaannya. 2. Undang-undang No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen dan peraturan pelaksanaannya.

3. Undang-Undang No. 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan dan peraturan pelaksanaannya. 4. Keputusan Presiden No.61 Tahun 1988 tentang Lembaga Pembiayaan. 5. Keputusan Menteri Keuangan No. 1251/KMK.013/1988 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan Lembaga Pembiayaan, yang kemudian diubah dan disempurnakan dengan Keputusan Menteri Keuangan No. 468 Tahun 1995. 6. Peraturan Menteri Keuangan No. 84 /PMK.012/2006 tentang Perusahaan Pembiayaan. 7. Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 9 Tahun 2009 tentang Lembaga Pembiayaan. KARTU KREDIT HUKUM KARTU KREDIT (CREDIT CARD ATAU MASTER CHARGE) Pengertian Credit card adalah suatu jenis alat pembayaran sebagai pengganti uang tunai, dimana kita sewaktu-waktu dapat menukarkan apa saja yang kita inginkan yaitu ditempat dimana saja ada cabang yang dapat menerima credit card dari bank atu perusahaan yang mengeluarkan. Atau dapat juga menguangkan kepada bank yang mengeluarkan atau pada cabang bank yang mengeluarkan. Menurut Imam Prayogo Suryohadibroto dan Djoko Prakoso seperti cek perjalanan (Trevelers cheque).Sedangkan definisi dari master charge adalah semacam credit card hanya yang menngeluarkan sebuah perusahaan yang menanamkan diri sebagai interbank di Amerika dan biasanya dalam bentuk dolar Amerika.

Bentuk formal dari credit card atau master charge tidak diatur dalam KUHD,akibatnya dalam arti formal material surat itu tidak dapat disebut sebagai surat berharga atau alat pembayaran yang sah, meski dalam kenyataannya bentuk surat berharga tersebut dapat berlaku dimasyarakat yaiitu kalangan para pedagang.Pada hakekatnya bentuk formal dalam pasal 178 KUHD terdapat dalam kartu kredit, meski bentuk formal dari kartu kredit dari perusahaan yang satu dengan yang lainnya kadang-kadang terdapat sedikit perbedaan, walaupun perbedaan itu tidak prinsip.Para pihak yang terlibat dalam penerbitan kartu kredit yaitu :

A. Bank atau perusahaan yang mengeluarkan kartu sebagai tempat untuk menyimpan dana milik pemegang kartu. B. Pihak pemegang kartu yang mempunyai simpanan giro atau deposito yang dismpan dalam bank yang mengeluarkan. C. Adanya suatu merchan atau cabang-cabang yang digunakan untuk belanja/ penerimaan credit card agar credit card dapat berlaku. Cara-cara dan syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk dapat memperoleh kartu kredit Sebagai berikut : Syarat-syarat umum : yaitu syarat yang umumnya ditetapkan oleh perusahaan/ bank dalam mengeluarkan kartu kredit yang terdiri dari : 1. Mengisi suart permohonan,ditulis denngan huruf cetak atau diketik 2. Mengisi formulir perjanjian,sudah disediakan oleh bank 3. Membayar uang muka 4. Menunjukkan bukti rekening di bank atau mempunyai simpanan deposito di bank

Syarat syarat khusus : yaitu syarat yang dipunyai oleh bank tertentu saja,dasar-dasar pertimbangan yang diambil oleh bank yaitu : 1. Character adalah watak dari orang yang akan diberi kartu, kejujuran, kesungguhan dalam memenuhi janji dan keinginan untuk memenuhi janji 2. Capasity adalah ukuran kecakapan managerial 3. Colateral adalah jaminan dari pemegang bila tidak mau membaya, maka dapat menjual barang-barang yang menjadi tanggungannya

4. Capital adalah ukuran tentang sumber-sumber modal yang dimiliki 5. Condition of economi adalah kondisi ekonomi pada saat minta menjadi anggota. Jika semua syarat itu sudah terpenuhi dan dan anggota sudah menrima kartunya,maka selanjutnya bank menentukan : 1. Nomor urut dari credit card 2. Tanggal jatuh temponya biasanya 1 tahun 3. Batas pembelian per transaksi untuk toko-toko, umum dan juga batas untuk hotel dan restoran.

Persamaan dan perbedaan antara travellers cheque dengan crediet card Persamannya : 1. bentuk formal keduanya tidak diatur dalam KUHD 2. penggunaanya untuk keperluan-keperluan bila bepergian

3. akibat hukumnya bila hilang harus segera lapor

Perbedaannya : 1. Tanda tangan ---- cek perjalanan juga oleh pihak bank, sedang kartu kredit oleh yang mempunyai kartu 2. Dalam cek perjalanan tidak tercantum berapa lama jatuh temponya. 3. Cara penggunaan dan cara memperolehnya - Dalam cek perjalanan orang menyerahkan lembaran-lembaran scek sampai beberapa lembar tergantung nilai nominalnya, dalam kartu kredit hanya satu atau dua saja.

- Dalam kartu kredi orang yang membawa harus betul-betul menjadi nasabah bank jadi mempunyai rekening giro atau deposito, dalam cek perjalanan tidak disyaratkan sebagai nasabah. Dengan cek perjalanan tidak bisa langsung menikmati apa yang dibelanjakan tetapi harus menguangkan dulu pada bank, dan juga hanya dikeluarkan dalam pecahan bulat dan terbatas dalam pengeluarannya yaitu sebesar jumlah cek perjalanan yang dipegang. - Dalam kartu kredit yang pengawassannya apabila kartu tersebut digunakan oleh yang tidak berhak, tidak mungkin karena tanda tangan didalam kartu harus sama dengan tanda tangan difaktur dimana ia membelanjakan, tetapi didalam cek perjalanan masih dimungkinkan orang lain tidk berhak mempergunakannya. Atau penerima kuasa yang ditunjuk untuk tujuan itu. Jika seorang membuat perjanjian, sedangkan ia dalam keadaan sakit jiwa sementara saja atau karena mabuk, perjanjian itu dapat dibatalkan, jika ia dapat membuktikan bahwa ia dalam keadaan sakit jiwa atau mabuk pada waktu itu, sehingga ia tidak mampu mengerti apa yang dilakukannya, dan pihak lainnya mengetahui hal ini. Perjanjian itu akan mengaikat, kecuali jika dihindari dalam waktu yang layak setelah ia sehat kembali atau dalam keadaan tidak mabuk lagi.Orang sakit jiwa atau dalam keadaan mabuk itu harus membayar harga yang layak bagi barang-barang yang dijual dan diserahkan kepadanya.

Anda mungkin juga menyukai