Keabsahan dari disiplin ilmu kedokteran klinik adalah bahwa Pembuatan keputusan klinik itu seyogyanya selalu didasarkan pada prinsip prinsip ilmiah dan memerlukan penelitian yang relevan dengan menggunakan dasar dasar epidemiologi yang kuat.
Beberapa Kriteria yang dapat digunakan untuk membantu para klinisi dalam menentukan batas batas normal dan abnormalitas adalah :
Normal adalah suatu keadaan yang pada umumnya terjadi (Normal adalah Umum)
Diasumsikan bahwa normal adalah segala sesuatu atau kedaan yang biasanya terjadi dan sering terjadi sedangkan Abnormal adalah hal hal yang tidak lazim dan tidak sering terjadi. Kelemahan akan hal ini adalah tidak adanya dasar biologis untuk dignakan sebagai petunjuk baku ke arah abnormalitas.
UJI DIAGNOSTIK
Tujuan dari melakukan uji diagnostic adalah Untuk membantu memastikan diagnosis diagnosis yang paling memungkinkan. Dalam pengertian ini, maka seharusnya diagnosis itu merupakan sebuah proses ilmiah. Oleh karena itu, dalam setiap uji diagnostic seharusnya dilakukan dengan prosedur prosedur ilmiah seperti layaknya sebuah penelitian. Namun hal ini tidak akan mungkin dapat dilakukan pada kasus kasus yang memang membutuhkan tindakan klinis segera. Berikut digambarkan hubungan antara sebuah hasil uji diagnostic dengan keberadaan penyakit :
Ada HASIL UJI DIAGNOSTIK Jumlah True Positif (a) True Negatif (d) Positif Negative
(a) Positf Sebenarnya (True Positif) (c) Negatif Palsu (False negative)
a+c
b+d
: Menunjuk pada banyaknya kasus yang benar benar menderita penyakit dengan hasil test yang Positif. : Menunjuk pada banyaknya kasus yang tidak sakit dengan hasi test yang Negatif.
False Positif (
b b+d
) : Menunjuk pada banyaknya kasus yang sebenarnya tidak sakit tetapi test menunjukkan hasil yang positif.
False Negatif ( a + c ) : Menunjuk pada banyaknya kasus yang sebenarnya menderita penyakit tetapi hasil test Negatif.
a
Sensitivitas ( a + c )
Spesifisitas ( b + d )
: Probabilitas hasil Uji Negatif pada Orang orang yg TIDAK MENDERITA Penyakit.
EFEKTIFITAS PENGOBATAN
Beberapa pengobatan benar benar menunjukkan kelebihan kelebihan, sehingga tidak membutuhkan penilaian secara formal. Tetapi hal ini jarang terjadi dalam dunia kedokteran klinis. Biasanya efek efek yang timbul dari pengobatan dan perlakuan perlakuan yangdiberkan atau intervensi membutuhkan penelitian untuk memastikan kegunaannya. Dalam penelitian penelitian tentang Efikasi atau Kemanjuran, maka sangat menguntungkan bila menggunakan para penderita yang mempunyai kecenderungan untuk patuh dan taat.
KEPATUHAN & KETAATAN adalah : Suatu kedaan sejauh mana penderita itu menjalankan nasehat nasehat medis secara baik. Metode yang paling sesuai untuk mengetahui Efikasi dan Efektifitas adalah Uji Coba Klinik Acak Terkendali (Randomized Controlled Trial)
1. Pencegahan Primordial
Menciptakan prakondisi dimana masyarakat merasa bahwa merokok itu merupakan status kebiasaan yang tidak baik dan masyarakat mampu bersikap positif untuk tidak merokok.
2. Pencegahan Primer
Promosi Kesehatan Masyarakat : Pencegahan Khusus :
3. Pencegahan Sekunder
Diagnosis Dini : Screening. Pengobatan : Kemotherapi / Pembedahan.
4. Pencegahan Tersier.
Rehabilitasi
Semua tingkat pencegahan tersebut diatas adalah penting dan saling melengkapi, meskipun tindakan pencegahan primordial dan primer itu mempunyai kontribusi terbesar bagi kesehatan dari populasi secara keseluruhan.
Tingkat Pencegahan
PRIMORDIAL PRIMER
Fase Penyakit
penyebab penyakit.
Sasaran
kelompok terseleksi.
Factor factor penyebab yang Populasi Total, Kelompok Spesifik. kelompok yang terseleksi & Individu individu yg Sehat.
SEKUNDER TERSIER
Penderita penderita.
Sumber Pustaka :
1. Azrul Aswar (1999). Pengantar Epidemiologi, Jakarta, Binarupa Akasara. 2. Bambang Sutrisna (1994). Pengantar Metoda Epidemiologi, Jakarta, Dian Rakyat. 3. Beaglehole, Bonita (1997). Dasar dasar Epidemiologi, Yogyakarta, Gadjah Mada University Press. 4. Bhisma Murti (2003). Prinsip dan Metode Riset Epidemiologi, Yogyakarta, Gadjah Mada University Press. 5. Bustan MN (2002). Pengantar Epidemiologi, Jakarta, Rineka Cipta. 6. Eko Budiarto (2003). Pengantar Epidemiologi, Jakarta, EGC. 7. Noor Nasri Noor (2000). Dasar Epidemiologi, Jakarta, Rineka Cipta.