Anda di halaman 1dari 5

Nama Kelas NIM

: Manuel Hutagaol : 4NC : 0610 3060 0515

PERTANYAAN: 1. Mengapa fotografi? 2. Sebutkan lima kegunaan fotografi dalam PR? 3. Jelaskan mengapa sebuah objek yang sama harus dipotret secara khusus dan berlainan, sesuai dengan tujuannya? 4. Mengapa praktisi PR harus menjalin kerja sama yang baik dengan para fotografer? 5. Bagaimana caranya agar sebuah foto bisa memikat? 6. Apa sebenarnya yang dimaksud dengan foto sibuk? 7. Bagaimana caranya menunjukkan ukuran asli dari sebuah mesin raksasa? 8. Mengapa nama atau merek tidak pantas difoto secara lengkap? 9. Apa saja aspek-aspek penting dari keterangan gambar atau captions?
10. Mengapa penyatuan keterangan gambar dengan lembaran foto

seorang

praktisi

PR

harus

menguasai

teknik-teknik

merupakan metode yang terbaik? 11. 12. Mengapa foto harus dilindungi secara khusus bila dikirim lewat Hal-hal apa saja yang bisa merusak foto sehingga tidak akan kantor pos, dan berapakah ukurannya yang standar? diterima pihak editor dan merugikan praktisi PR yang telah bersusah payah membuat dan mengirimkannya?

JAWAB: 1. Seorang praktisi PR harus menguasai teknik-teknik fotografi karena fotografi merupakan salah satu aspek penting dalam dunia PR, mengingat setiap informasi PR perlu didukung oleh ilustrasi berupa

gambar atau foto-foto yang baik. karena itu, setiap praktisi PR

Bahkan, tidak jarang foto Oleh dituntut untuk memiliki

mengandung lebih banyak informasi daripada kata-kata. juga

pengetahuan yang memadai di bidang fotografi dan mengerti bagaimana bekerja sama dengan para fotografer profesional dalam menciptakan foto-foto yang indah dan penuh makna. 2. Lima kegunaan fotografi dalam PR adalah a. Untuk membangun sebuah perpustakaan foto yanag selalu siap menyediakan cetakan foto setiap kali dibutuhkan. b. Untuk memperindah, menunjang, dan mempopulerkan news release. c. Untuk menghias, melengkapi, atau memberi ilustrasi bagi sebuah liputan. d. Untuk menceritakan suatu pesan atau kisah tanpa naskah atau kata-kata. e. Untuk menyemarakkan panel pameran dan showroom.
3. Karena Teknik dan sudut-sudut pengambilan gambar hendaknya

disesuaikan dengan tujuannya.

Misalnya saja, foto untuk news

release harus diusahakan agar menarik minat konsumen, foto untuk jurnal internal harus diupayakan menarik bagi para pegawai, dan foto untuk gerai pameran harus dibuat sedemikian rupa sehinngga menarik minat kalangan industri yang terkait. Kesempatan untuk mengambil sebuah foto biasanya hanya ada sekali artinya, kita hanya berpeluang satu kali untuk membuat suatu gambar dalam situasi dan momentum tertentu. Oleh karena itu, kita harus berlatih untuk memanfaatkan kesempatan itu sebaik mungkin.
4. Praktisi PR harus menjalin kerja sama yang baik dengan para

fotografer karena Pada dasarnya, seorang fotografer adalah seorang yang profesional. Ia menguasai teknik pembuatan foto, namun tidak mengetahui apa pesan dari gambar yang harus ditampilkan,

bagaimana gambar akan digunakan, siapa yang akan melihatnya atau bagaimana gambar tersebut akan direproduksi, kecuali jika di beritahu. Ada baiknya jika sebelum foto itu dibuat, kita membuat dahulu sketsa komposisi yang diinginkan, aspek atau bidang gambar yang harus ditonjolkan dan sebagainya. Akan lebih baik lagi jika praktisi PR terlibat langsung dilapangan selama pemotretan berlangsung. Semua persiapan harus ditangani demi menunjang kelancaran pekerjaan sang fotografer, seperti pembersihan berbagai macam hal yang tidak relevan dari bidang pemotretan, dan memastikan bahwa semua orang yang hendak dipotret sudah siap dengan pakaian dan peralatan yang pantas. Penanganan semua rincian tersebut merupakan tanggung jawab praktisi PR. Kita tidak bisa mengharapkan si fotografer akan menangani hal-hal tersebut sedapat mungkin, petugas PR harus hadir selama acara pemotretan tersebut guna memastikan bahwa segala sesuatunya sudah beres.
5. Cara agar sebuah foto bisa memikat yaitu dengan menggunakan

teknik yang dapat diterapkan untuk meningkatkan kualitas dan daya tarik sebuah foto. Teknik tersebut adalah Teknik Cropping (penonjolan salah satu aspek atau bidang gambar dengan membuang sisa-sisanya yang kurang relevan) atau teknik trimming (salah satu bagian dibuat lebih mencolok, sedangkan yang lain dikaburkan agar menjadi latar belakan), misalnya perlu dikuasai oleh para praktisi PR agar mereka lebih mampu menyajikan foto-foto yang bermutu. 6. Yang dimaksud dengan foto sibuk adalah hindari detil atau latar belakang yang tak sesuai dengan objek utama. Hal-hal tersebut hanya membuat foto yang bersankutan nampak sibuk sehingga akan mengalihkan perhatian dari apa yang sebenarnya hendak ditonjolkan, atau nantinya menyulitkan proses reproduksinya. Kertas dinding warna-warni, pepohonan dan semak-semak, atau latar

belakang situasi pabrik, bukan merupakan pilihan yang baik. Seorang foto grafer profesional biasanya membwa layar putih atau sekian rol kertas putih untuk mereka jadikan latar belakang bagi objek yang hendak diproses. sehingga perlu dipasang Masalah Bila yang hendak ditonjolkan adalah sehelai kain lebar ini sebagai pelik latar untuk sebuah mesin, maka sutuasi pabrik di sekitarnya akan mengganggu belakangnya. latar belakang lebih

pemotretan yang berlangsung di luar ruangan. 8. Nama atau merek tidak pantas difoto secara lengkap karena pembuatan /pengambilan foto harus didasarkan pada tujuan ataupun maksud yang hendak dituju. Membuat foto untuk kelengkapan siaran pers ataupun melengkapi data dan bahan informasi konferensi pers haruslah memerhatikan prinsip-prinsip foto jurnalistik. Foto terseebut harus memiliki nilai berita, baru dan aktual, mempunyai daya tarik yang spesifik sehingga memancing keingintahuan masyarakat luas, dan kalau bisa memiliki nilai human interest.
9. Keterangan gambar atau Caption adalah judul berikut keterangan

foto. Tanpa keterangan pembaca tidak mengetahui foto apa, siapa, di mana dan kapan serta apa maksud dan tujuan foto itu. Caption harus memuat judul dan isi yang jelas dan terang yang menjelaskan tentang objek dalam foto tersebut. Sedapat mungkin menggunakan kalimat aktif sehingga menunjukkan aktivitas yang hidup. Caption tersebut juga harus memuat keterangan waktu, tempat dan peristiwa serta tokoh yang terlihat di dalamnya serta tujuan yang terkandung dalam peristiwa ini. Tidak lupa juga disebutkan nama fotografer, tempat dan tanggal pengambilan gambar serta alamatnya dalam keterangan tambahan pada foto tersebut. Yang disukai editor manakala melengkapi siaran pers dan konferensi pers adalah foto berukuran besar. Maksudnya adalah editor dapat meng-croping foto tersebut sesuai dengan kebutuhan tulisan serta mempertimbangkan komposisi. Ukuran yang ideal adalah foto ukuran jumbo (4R) atau 15 x 10 cm.

11. Foto harus dilindungi secara khusus bila dikirim lewat kantor pos

karena agar tidak akan terkena jepretan stapler dari kantor pos sehingga akan merusak hasil foto yang telah dicetak dan foto itu tidak akan layak dicetak.
12. Hal-hal yang bisa merusak foto sehingga tidak akan diterima pihak

editor dan merugikan praktisi PR yang telah bersusah payah membuat dan mengirimkannya yaitu akan merusak keutuhan dan kesempurnaan foto. Kalai foto diklip, maka bekas klip akan membekas dan ini akan nampak bila foto itu dicetak ulang pada sebuah surat kabar atau menjalah. Kalau distapler, maka akan merusak penampilan fot secara keseluruhan. Seandainya foto tersebut dikirim untuk meyertai suatu naskah seperti siaran berita, artikel, atau naskah laporan setebal beberapa halaman, jangan disatukan secara paksa. Masukan saja semuanya ke dalam sebuah amplop atau map sehingga keutuhan foto sama sekali tidak tersentuh. Kalau hendak dikirim lewat kantor pos, usahakan letak foto itu ada di tengah-tengah sehingga tidak akan terkena jepretan stapler dari kantor pos.

Anda mungkin juga menyukai