Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

GENETIKA TUMBUHAN



ACARA IV
PENGENALAN LALAT DROSOPHILA DAN PERSILANGAN
MONOHIBRID DAN DIHIBRID










Semester:
Genap 2008/2009


Oleh:
Nama : Arif Ardiawan
NIM : A1L008062
Rombongan : IV






DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
LABORATORIUM PEMULIAAN TANAMAN
DAN BIOTEKNOLOGI
PURWOKERTO
2009

2
ACARA IV
PENGENALAN LALAT DROSOPHILA DAN PERSILANGAN
MONOHIBRID DAN DIHIBRID

Tanggal Praktikum : 21 Mei 2009
Nama Praktikan : Arif Ardiawan
NIM : A1L008062
Nama Partner : Ika Kurniasari (A1L008005)
Evita Dwi Andini (A1L008006)
Rida Jatnika (A1L008009)
Aditya Candra DK (A1L008017)
Asiyah Wardatul U (A1L008045)
Deliana Jamaliah (A1L008045)
Bayu Seta (A1L008047)
Rombongan : IV
Asisten : Muh. Iqbal Fauzi
Ibnu Hidayat























3
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dihasilkannya individu yang bervariasi dipengaruhi oleh adanya peristiwa
persilangan dua DNA melalui perkawinan dua organisme. Beberapa ciri tampak
menyatu, tetapi seringkali hilang, dan muncul pada generasi berikutnya. Ada
individu yang tampak sama dengan individu asal, tetapi adapula individu yang
sama sekali berbeda dengan individu asal. Misteri Ilmu Genetika tersebut berhasil
diungkap oleh seorang pastur bernama Gregor Mendel pada tahun 1865(Raven,
1996)
Mendel memiliki gagasan yang sedang berlaku pada saat itu adalah
sperma dan sel telur mengandung sebuah sampling/cuplikan intisari dari
berbagai bagian pada tubuh induk; sehingga pada proses pembuahan, intisari ini
bercampur entah bagaimana untuk membentuk sifat individu baru yang
dihasilkan. Ide ini yang disebut blending inheritance (keturunan campuran)
disusun untuk menjelaskan fakta bahwa hasil keturunan biasanya menunjukkan
beberapa sifat yang sama dengan kedua induknya. Namun, ada beberapa masalah
yang dihasilkan dari ide ini, satu diantaranya adalah hasil keturunan tidak selalu
merupakan campuran antara sifat kedua induknya. Usaha untuk mengembangkan
dan meningkatkan teori ini tidak mengarahkan pada pengertian yang lebih baik
tentang hereditas(Suparthana, 2008).
Kebenaran hukum Mendell II yaitu bahwa gen-gen yang terletak pada
kromosom yang berlainan akan bersegregasi secara bebas dan dihasilkan empat
macam fenotipe dengan perbandingan 9:3:3:1dapat dibuktikan paad kasus
persilangan dihibrid (perkawinan dua individu dengan dua tanda beda). Selain itu,
untuk mengetahui bahwa suatu gen bersifat dominant maka harus dilakukan
monohibridisaasi yaitu persilangan dengan dua sifat beda, antara 2 individu
bergalur murni yang memiliki sifat kontras(Pratiwi, 2004).
Untuk melakukan persilangan monohybrid, sample yang digunakan
adalah tanaman kedelai batang ungu dan tanaman kedelai batang putih.
Sedangkan untuk persilangan dihibrid, digunakan lalat Drosophila melanogaster
sebagai sampelnya. Banyak hal yang dapat dijasikan alasan kenapa dipilih lalat

4
Drosophila melanogaster sebagai sample. Penggunaan lalat Drosophila sebagai
materi percobaan genetika sudah berlangsung sejak awal abad ke 20 ini ( sekitar
tahun 1903 ) dengan demikian data yang terkumpul sudah sangat banyak.
Diantara factor penentu penggunaan lalat ini untuk sample yaitu karena pada lalat
Drosophila melanogaster mempunyai suatu mekanisme suatu penentuan kelamin
yang seimbang. Suatu keseimbangan antara jumlah perangkat autosom dan
jumlah kromosom X, menentukan prototipe seksual lalat buah.
Beberapa keuntungan lain yang diperoleh dari penggunaan lalat
Drosophila melanogaster diantaranya adalah :
- Mudah didapat.
- Pemeliharaan mudah dan murah.
- Sikus hidup pendek.
- Mudah membedakan antara lalat jantan dan betinanya.
- Jumlah keturunan yang dihasilkan dalam satu siklus hidupnya sangat
banyak.
- Memiliki banyak mutan.
- Jumlah kromosom sedikit.
- Memiliki kromosom raksasa dalam kelenjar ludah larva.
- Drosophila jantan tidak mengalami pindah silang.

B. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah:
1. mengetahui perbedaan lalat Drosophila melanogaster jann dan betina.
2. mengetahui persilangan monohybrid yang terjadi pada tanaman kedelai
3. mengetahui persilangan dihibrid pada lalat Drosophila melanogaster.









5
II. TINJAUAN PUSTAKA

Pemisahan gen sealel dikenal sesbagai hokum Mendel 1 atau dalam
bahasa lain dikenal istilah segregation of allelic genes. Peristiwa pemisahan alel
ini terlihat ketika pembentukan gamet individu yang memiliki genotip
heterozigot, sehingga tiap-tiap gamet mengandung salah satu alel itu. Hokum
tersebut juga dikenal dengan hokum segregasi. Yang didasarkan pada percobaan
penyilangan 2 individu yang memiliki 1 karakter berbeda: monohybrid(Yatim,
1983)
Untuk dapat menentukan apakah suatu fenomena yang diamati sesuai atau
tidak dengan teori tertentu, perlu dilakukan suatu pengujian dengan melihat
besarnya penyimpangan nilai pengamatan terhadap nilai harapan. Metode tersebut
dikenal dengan uji Chi-Square yang dapat digunakan untuk membandingkan data
percobaan yang diperoleh dari persilangan-persilangan dengan hasil yang
diharapkan berdasarkan hipotesis secara teoritis(Crowder,2006). Selanjutnya
besarnya penyimpangan tersebut dibandingkan terhadap kriteria model tertentu.
Dalam percobaan persilangan akan dibandingkan frekuensi genotipe yang diamati
terhadap frekuensi harapannya dengan menggunakan rumus sebagai
berikut(Anonim, 2006):



Beberapa sifat muncul tidak sesuai genetic, artinya terjadi peristiwa
penyimpangan. Penyimpangan juga dapat dilihat dari adanya perbedaan
perbaqndingan. Perbandingan fenotipe yang ditentukan pada persilangan
monohibrid dan dihibrid pada dasarnya hanyalah perbandingan teoritis. Jika
diambil dari data hasil percobaan sendiri, perbandingan tersebut tidak akan sama
persis, tetapi mendekati ke angka tersebut. Suatu data dikatakan baik jika hasil
percobaan mendekati nilai teoritis, artinya tidak ada faktor-faktor lain yang
mengganggu. Akan tetapi, jika nilai observasi dengan jumlah yang diharapkan
jauh dari satu data tersebut, berarti terdapat faktor lain di luar sifat genetis. Hal
inilah yang meyebabkan timbulnya penyimpangan-penyimpangan(Yatim, 1980).

6

III. BAHAN DAN ALAT

A. Persilangan Monohibrid
a. Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah: biji kedelai
Parental 1 Parental 2, F1 dan F2
b. Alat
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah; seedbox, tanah,
kertas label
B. Persilangan Dihibrid
a. Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah: Lalat
Drosophila melanogaster dengan dua tanda beda.
b. Alat
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah: cawan petridish,
kaca pembesar, botol kultur, kuas, kapas, kloroform.
C. Pengenalan Lalat Drosophila
a. Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah: lalat Drosophila
melanogaster.
b. Alat
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah: cawan petridish,
kloroform, kuas, kaca pembesar.








7

IV. PROSEDUR KERJA

A. Persilangan Monohibrid
1. Biji Kedelai populasi P1, P2, F1, F2 ditanam pada seedbox dengan
memberikan tanda pada seedbox dengan kertas label.
2. Biji kedelai di biarkan tumbuh selama 2 minggu.
3. Warna batang yang muncul diamati warnanya (ungu atau putih)
4. warna pada batang kedelai ditabulasikan.
5. lakukan pengujian dengan menggunakan uji X
2

B. Pengenalan Lalat Drosophila
1. Lakukan pembiusan terhadap lalat Drosophila dengan menggunakan
kapas yang ditetesi kloroform.
2. lakukan identifikasi dengan kaca pembesar terhadap :
-
Drosophila jantan dan betina
-
Drosophila normal
-
Drosophila ebony
-
Drosophila mata putih
C. Persilangan Dihibrid
1. 10-20 pasang lalat Drosophila dengan dua tanda berbeda yaitu
ebony dan mata putih.
2. Setelah nampak terbentuk pupa, semua induk persilangan dibuang
sebelum pupa berubah menjadi imago.
3. Keturunan pertama (F
1
) diamati.
4. Keturunan pada F2 diamati, serta dibedakan dan dihitung sesuai
dengan fenotipenya.
5. dilakukan uji X
2
terhadap hasil persilangannya.





8

V. HASIL PENGAMATAN
A. Lalat Drosophila melanogaster Jantan dan Betina




























Drosophila melanogaster Jantan/ Male
Drosophila melanogaster Betina/ Female
Keterangan:
1. Mata
2. Segmen Hitam
3. Ujung Abodemen
(berwarna gelap/hitam)
4. Sayap
5. Antena
6. Kaki

Keterangan:
1. Mata
2. Ujung Abdomen
(berwarna terang)
3. Sayap
4. Kaki
5. Antena

9

B. Persilangan Monohibrid Kedelai
Perbandingan 3:1, nilai X
2
tabel = 3.84

Warna Batang

Ungu Putih
Observasi (O) 108 18 126
Harapan (E)
5 , 94 126
4
3
= x 5 , 31 126
4
1
= x
126
2
2
1
) (
(

E O
169
2
1
) 5 , 94 108 (
2
=
(


169
2
1
) 5 , 31 18 (
2
=
(



26
E
E O
2
2
1
) (
(



5 , 94
169
= 1,78
5 , 31
169
= 5,36
7,14
X
2
Hitung
1,78 5,36 7,14
Kesimpulan: X
2
hitung > X
2
tabel, Ho ditolak, data observasi tidak sesuai dengan
perbandingan

C. Persilangan Dihibrid
Lalat Drosophila melanogaster dengan perbandingan 9:3:3:1, nilai X
2
tabel = 7,82

Jenis lalat yang muncul

Normal Ebony White Ebonywhite
O 30 14 2 0 46
E
87 , 25 46
16
9
= x

62 , 8 46
16
3
= x 62 , 8 46
16
3
= x
87 , 2 46
16
1
= x 46
E O
12 , 4 87 , 25 30 = 27 , 5 62 , 8 14 = 62 , 6 62 , 8 2 = 87 , 2 87 , 2 0 =
0
| |
E
E O
2


( )
657 , 0
87 , 25
12 , 4
2
=
( )
35 , 3
62 , 8
27 , 5
2
=
( )
08 , 5
62 , 8
62 , 6
2
=


( )
87 , 2
87 , 2
87 , 2
2
=

11,97
X
2

0,657 3,35 5,08 2,87 11,97

10

VI. PEMBAHASAN
A. Persilangan Monohibrid
Hukum Mendel 1 dikenal dengan istilah hokum segregasi, hal ini
disebabkan karena pada hukum ini dinyatakan bahwa alel memisah (segregasi)
satu dari yang lain selama pembentukan gamet dan diwariskan secara rambang
kedalam gamet-gamet yang sama jumlahnya. Sebagai dasar segregasi satu pasang
alel terletak pada lokus yang sama pada kromosom homolog. Kromosom homolog
ini memisah secara bebas pada anaphase I meiosis dan teersebar kedalam gamet-
gamet yang berbeda(Crowder, 2006).
Sebagai sample percobaan peersilangan monohybrid, tanaman kedelai
memiliki 2 sifat beda yaitu batang berwarna ungu sebagai parental 1 dan batang
warna putih sebagai parental 2. terjadi persilangan monohybrid pada tanaman ini,
yaitu terjadinya persilangan antara dua sifat beda dari induk yang di silangkan.
Persilangan monohibrib yang terjadi adalah:
Ungu (UU) X Putih (uu)



Gen U merupakan gen dominant sehingga gen u yang bersifat resesif akan
tertutupi oleh gen U dan dihasilkan Fenotipe dengan perbandingan Ungu : Putih
3:1. pada percobaan yang dilakukan, diperoleh kedelai ungu sebanyak 108
tanaman, sedangkan yang putih diperoleh sebanyak 18 tanaman. Setelah
dilakukan uji X
2
diperoleh nilai 7,14 yang ternyata lebih besar dari nilai X
2
tabel
3.84. sehingga pada praktikum ini, H
o
do tolak artinya, hasil observasi tidak sesuai
dengan perbandingan teoritisnya.
Kekagalan pada penentuan hasil persilangan diatas, disebabkan karena
beberapa factor, diantaranya:
-
adanya biji yang tidak tumbuh, karena membusuk.
-
Susahnya membedakan sifat warna batang kedelai.
U u
U UU Uu
u Uu uu

11
Tidak tumbuhnya semua biji yang ditanam sangat mempengaruhi hasil
persilangan. Karena akan mempengaruhi perbandingan pada hasil observasinya.
Selain itu, dalam proses pembedaan warna antara ungu dan putih sering terjadi
kebingungan, karena warna yang timbul kadang tidak terlihat secara jelas.

B. Persilangan Dihibrid
i. Pengenalan Lalat Drosophila melanogaster
Drosophila melanogaster atau lalat buah memegang peranan yang penting
dalam beberapa pengujian genetika, seperti dalam pengujian Hipotesis Mendel,
baik Hukum Mendel 1 atau Hukum Segregasi dan Hukum Mendel II atau Hukum
Pemisahan Secara Bebas, pautan seks, crossing over, kromosom politen dan lain
sebagainya. Karakteristik ini menjadikan lalat buah menjadi organisme yang
cocok sekali untuk kajian-kajian genetik. Berikut merupakan klasifikasi dari
Drosophila melanogaster(Borror,1993) :
Kingdom : Animalia
Phyllum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Diptera
Famili : Drosophilidae
Genus : Drosophila
Spesies : Drosophila melanogaster
Lalat Drosophila melanogaster normal (wild type) dapat digunakan untuk
membandingkan morfologi mutan pada Drosophila melanogaster. Pada lalat buah
normal (wild type) ciri-ciri morfologinya adalah sebagai berikut:
Mata majemuk: - Bentuk bulat agak elips
- Warna merah
- Terdapat mata oceli pada bagian atas kepala
- Terdapat sungut yang bercabang
- Kepala berbentuk elips
- Thorax berbulu-bulu dengan warna dasar putih


12
Abdomen: - Jumlah segmen lima
- Warna segmen garis hitam
Sayap: - Warna transparan
- Panjang
- Posisi bermula dari thorax
Dari beberapa ciri-ciri lalat buah tipe normal tersebut, ditemukan beberapa
mutan dari lalat buah yeng ada:
1. Curly Wings: mutan jenis ini, memiliki sayap yang keriting,
sehingga tidak mampu untuk terbang seperti layaknya lalat
buah yang wild type. terjadi karena adanya kecacatan pada
kromosom nomer 3, lokus 50,0. Pada tipe ini gen curled
merupakan gen dominan yang memunculkan bentuk sayap melengkung ke
atas(Zarzen, 2009)

2. Ebony: lalat mutan ini memiliki warna tubuh yang hitam
mengkilat. Muncul karena adanya kelainan pada gen eboni,
gen yang memberikan pigmen warna cokelat pada lalat
Drosophila melanogaster wild type mengakibatkan lalat
memiliki warna tubuh warna tubuhnya hitam mengkilat.

3. Eyeless fly: Mutasi ini menyebabkan mutan lalat buah
terganggu penglihatannya bahkan mungkin tidak dapat
melihat. Dipengaruhi karena kromosom lalat nomor 3,
lokus 67,9 mengalami kerusakan yang berakibat pada
keabnormalan gen mata absen yang memberikan
perintah pada sel yang ada di larva untuk memunculkan mata, sehingga mata
tidak muncul.




13


ii. Persilangan Dihibrid
Hukum Mendel II dikenal dengan sebutan Independent Assorment of
Genes yaitu pengelompokan gen secara bebas, artiinya bahwapada saat
pembentukan gamet, dimana gen sealel secara bebas pergi ke masing-masing
kutub ketika peristiwa pembelahan meiosis. Dengan kata lain bahwa ketika terjadi
meiosis pada gametogonium uindividu yang memiliki genotype double
heterozigot, triple heterozigot, dan seterusnya sesuai dengan jenis
hibridanya(Yatim, 1983).
















DAFTAR PUSTAKA
Suparthana, Putu. 2008. Analisis mendelian 1. www.fp.unud.ac.id/biotek/wp-
content/uploads/analisis-mendelian1-rev1.pdf. diakses tanggal 19 Mei
2009

14
Raven dan Johnson.1996. Biology.Fourth Ed. WBC/McGraw-Hill Companies,
Inc: New York.
Anonim. 2006. Simulasi Percobaan Monohibrid Mendel.
http://bima.ipb.ac.id/~tpb-
ipb/materi/prak_biologi/SIMULASI%20PERCOBAAN%20MONOHI
BRID%20MENDEL.pdf. diakses tanggal 19 Mei 2009
Yatim, Wildan. 1983. Genetika. Transito : Bandung.
Zarzen. 2009. Pengenalan Mutan Drosophila melanogaster.
http://zarzen.wordpress.com/pengenalan-mutan-drosophila-
melanogaster.html diakses tanggal 10 Juni 2009.
Crowder, L.V. 2006. Genetika Tumbuhan. Gadjah Mada University Press:
Yogyakarta
Borror, D.J., Triplehorn, C. A., dan Johnson, N.F. 1993. Pengenalan
Pelajaran Serangga. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Anda mungkin juga menyukai