Anda di halaman 1dari 3

Menilik Sejarah; Peran Ummat Islam dalam Pergerakan Nasional

Negara Kesatuan Republik Iondonesia (NKRI) bukanlah negara agama, meskipun demikian negara Indonesia menempatkan Ketuhanan yang Maha Esa pada dasar negara (Pancasila); sila pertama. Artinya semua warga negara Indonesia harus beragama meskipun tidak ada kewajiban secara hukum untuk memeluk suatu agama tertentu. Sebelum direduksi, sila pertama berbunyi Ketuhanan yang Maha Esa dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi para pemeluknya. Dengan legowo ummat Islam merelakan diri menghapus kalimat dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi para pemeluknya. Sila kesatu yang telah direduksi dipakai hingga sekarang sebagai salah satu sila dalam dasar negara kita. Para pendahulu bangsa menyadari pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa. Pancasila sendiri adalah ide sangat cemerlang dari para pendiri bangsa yang mampu menyepakati pilihan yang pas tentang dasar negara yang sesuai dengan karakter bangsa, sangat orosinil menjadi sebauh engara modern yang berkarakter religius tidak sebagai negara sekuler juga tidak sebagai negara agama (Bisri, 2009). Pancasila dianggap pas dengan karakter bangsa yang majemuk dan umat Islam membuktikan peranan utamanya dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Menurut laporan sensus tahun 2000, 88 % penduduk Indonesia menyatakan diri sebagai pemeluk Islam, 6 % Kristen Protestan, 3 % Katolik Roma, 2 % Hindu, dan kurang dari 1 % Budha, penganut agama pribumi, kelompok Kristen lain, dan Yahudi. Jika dihitung dari jumlah pemeluknya maka umat Islam berjumlah sekitar 203 juta jiwa lebih. Umat Islam di negeri ini menempati posisi mayoritas secara jumlah (88%). Berbicara Indonesia tidak mungkin tidak berbicara Islam. Salah besar jika berbicara Indonesia dan sama sekali tidak berbicara umat Islam. Perjuangan kemerdekaan bangsa tidak luput dari peran umat Islam. Melawan penjajah adalah jihad. Kalimat Allahu Akbar merupakan spirit ampuh yang digelorakan saat peperangan melawan penjajah. Islam telah banyak memainkan peranan penting dalam berbagai kehidupan sosial, politik, ekonomi, dan kebudayaan (Hidayat, 2005). Bahkan I wayan Badrika mengatakan bahwa: mayoritas penduduk Indonesia adalah muslim, dengan jumlah yang demiakian besar ternyata Islam merupakan satu unsur pemersatu penting untuk menumbuhkan semangat nasionlisme Indonesia. Karena bagaimanapun para pemimpin nasional akan sangat mudah untuk memobilisasikan kekuatan Islam sebagai alasan dalam menghimpun kekuatan (Badrika, 2000). I Wayan Badrika mengakui bahwa peranan umat Islam dalam pergerakan nasional memang besar. Namun peranan umat yang besar seakan dilupakan. Rektor UIN Komaruddin Hidayat dalam bukunya mengatakan bahkan Soekarno sendiri lebih sukamenggembor-gemborkan Majapahit dengan Hayam Wuruknya ketimbang membicarakan peranan tokoh Islam. Hari lahir Budi Oetomo yang sampai sekarang dijadikan sebagai hari lahirnya kebangkitan Nasaional, diperingati setiap tanggal 20 Mei sesungguhnya kurang tepat,

mengingat Budi Oetomo adalah organisasi eksklusif yang hanya terdiri dari orang Jawa saja. Itu pun tidak sembarang orang Jawa, Budi Oetomo beranggotakan kaum priyayi, kaum yang berdarah biru. Budi Oetomo direlease karena keadaan pribumi (Orang Jawa) yang butuh pengajaran. Untuk merealisasika hal itu diberlakukan pengajaran bagi orang Jawa agar mendapatkan kemajuan dan tidak melupakan usaha membangkitkan kembali kultur Jawa (Badrika, 2000). Dari paparan I Wayan Badrika diketahui bahwa BudiOetomo bersifat eksklusif (Hanya Jawa Priyai saja) dan belum mengusung tema nasionalisme nusantara. Adalah Sarikat Islam yang berdiri 3 tahun sesudah Budi Oetomo yang mengusung tema nasionalisme nusantara. Islam dijadikan sebagai alat pemersatu bangsa. SDI mendikrina 10 September 1912

Daftar Pustaka

Ali S. Asad. 2009. Negara Pancasila Jalan Kemaslahatan Berbangsa. Jakarta: Penerbit LP3S. Badrika, I. Wayan. 2005. Pendidikan Sejarah untuk SMU/sederajat. Jakarta : Erlangga. Hidayat. 2005. Sejarah Perjuangan Bangsa. Jakarta: Erlangga. Noer, Deliar dkk. 1999. Mengapa Partai Islam Kalah Perjalanan Politik Islam dari Prapemilu 99 Sampai Pemilihan Presiden. Jakarta : Alvabet.

Sifat manusia berdasarkan alquran

Keimanan; mengenal Tuhan dan kebijaksanaan

Anda mungkin juga menyukai