Anda di halaman 1dari 26

TUGAS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

Pendekatan Epidemiologi

Oleh Amelisa Anzeli Fitria Kasih Gusfidira Darma Helmi Fitrayuna Lusia Falahdina Putri Awalina.S Rati Diana Silvia Prodesta Vebri Dwi Hartati Yossa Melka Putri

Dosen Pembimbing : Yani Maidelwita,SKM,M.Biomed STIKES MERCUBAKTIJAYA PADANG 2012

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Pendekatan Epidemiologi Makalah ini disusun guna memenuhi tugas Ilmu Kesehatan Masyarakat. Penyusun menyadari, makalah ini dapat terselesaikan bukan hanya karena kemampuan dan usaha penyusun sendiri tetapi juga bantuan dan bimbingan berbagai pihak.Penyusun juga menyadari dalam penyusunan makalah ini masih terdapat kekurangan karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan. Oleh karena itu, saran dan masukan dari berbagai pihak sangat penulis harapkan. Akhirnya, harapan penyusun semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Padang,

Jan 2012

Penulis

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1.1 1.2 BAB II Latar Belakang Tujuan

TINJAUAN TEORI 2.1 Pengertian Epidemiologi 2.2 Konsep 2.3 Macam - macam 2.4 Tujuan dan Penerapan 2.5 Peranan 2.6 Ruang Lingkup 2.7 Riwayat Penyakit Alamiah 2.8 Upaya pencegahan dan Ukuran frekuensi penyakit 2.9 Penelitian dan Variabel 2.10 Pengukuran Epidemiologi

BAB III

PENUTUP 3.1 Kesimpulan 3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Epidemiologi berasal dari perkataan Yunani, dimana epi- yang berarti permukaan, diatas, menimpa, atau tentang, demos yang berarti orang, populasi, penduduk, manusia serta ologi berarti ilmu tentang. Secara etimologis, epidemiologi berarti ilmu mengenai kejadian yang menimpa penduduk. Epidemiologi lahir berdasarkan dua asumsi dasar. Pertama, penyakit pada populasi manusia tidak terjadi dan tersebar begitu saja secara acak. Kedua, penyakit pada manusia sesungguhnya mempunyai faktor penyebab dan faktor preventif yang dapat diidentifikasi melalui penelitian sistematik pada berbagai populasi, tempat, dan waktu. Berdasarkan asumsi tersebut, epidemiologi dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari distribusi dan determinan determinan frekuensi penyakit dan status kesehatan pada populasi manusia. Definisi tersebut mengisyaratkan bahwa epidemiologi pada dasarnya merupakan ilmu empirik kuantitatif, yang banyak melibatkan pengamatan dan pengukuran yang sistematik tentang frekuensi penyakit dan sejumlah faktor-faktor yang dipelajari hubungannya dengan penyakit. Tujuan akhir riset epidemiologi yaitu mencegah kejadian penyakit, mengurangi dampak penyakit dan meningkatkan status kesehatan manusia. Sasaran epidemiologi adalah populasi manusia, bukan individu. Ciri-ciri ini yang membedakan epidemiologi dari ilmu kedokteran klinik dan ilmu-ilmu biomedik, yang lebih memusatkan perhatiannya kepada individu, jaringan, atau organ. Epidemiologi berguna untuk mengkaji dan menjelaskan dampak dari tindakan pengendalian kesehatan masyarakat, program pencegahan, intervensi klinis dan pelayanan kesehatan terhadap penyakit atau mengkaji dan menjelaskan faktor lain yang berdampak pada status kesehatan penduduk. Epidemiologi penyakit juga daapt

menyertakan deskripsi keberadaannya di dalam populasi dan faktor faktor yang mengendalikan ada atau tidaknya penyakit tersebut.

1.2 Tujuan

Untuk mengetahui defenisi,konsep,macam,tujuan dan penerapan, peranan, ruang lingkup,pengukuran epidemiologi.

Untuk mengetahui riwayat penyakit alamiah dan upaya pencegahannya.

BAB II PEMBAHASAN 2.1 PENGERTIAN EPIDEMIOLOGI 2.1.1 Epidemiologi Menurut Asal Kata Jika ditinjau dari asal kata epidemiologi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari 3 kata dasar yaitu epi yang berarti pada atau tentang, demos yang berati penduduk dan kata terakhir adalalah logos yang berarti ilmu pengetahuan. Jadi epidemilogi adalah ilmu yang mempelajari tentang penduduk. Sedangkan dalam pengertian modern pada saat ini epidemiologi adalah Ilmu yang mempelajari tentang Frekuensi dan Distribusi (Penyebaran) masalah kesehatan pada sekelompok orang/masyarakat serta Determinannya (Faktor factor yang Mempengaruhinya) atau dapat juga di artikan sebagai suatu ilmu yang mempelajari awal timbulnya, perjalanan, dan pencegahan pada penyakit infeksi menular maupun tidak menular. 2.1.2 Pengertian Epidemiologi Menurut Para Ahli Greenwood ( 1934) Mengatakan bahwa Epidemiologi mempelajari tentang penyakit dan segala macam kejadian yang mengenai kelompok penduduk. Brian Mac Mahon ( 1970 ) Epidemiologi adalah Studi tentang penyebaran dan penyebab frekwensi penyakit pada manusia dan mengapa terjadi distribusi semacam itu. Wade Hampton Frost ( 1972 ) Mendefinisikan Epidemiologi sebagai Suatu pengetahuan tentang fenomena massal penyakit infeksi atau sebagai riwayat alamiah penyakit menular. Anders Ahlbom & Staffan Norel ( 1989 ) Epidemiologi adalah Ilmu Pengetahuan mengenai terjadinya penyakit pada populasi manusia.

Abdel R. Omran ( 1974 ) Epidemiologi adalah suatu ilmu mengenai terjadinya dan distribusi keadaan kesehatan, penyakit dan perubahan pada penduduk, begitu juga determinannya serta akibat akibat yang terjadi pada kelompok penduduk.

Hirsch ( 1883 ) Epidemiologi adalah suatu gambaran kejadian, penyebaran dari jenis jenis penyakit pada manusia pada saat tertentu di berbagai tempat di bumi dan mengkaitkan dengan kondisi eksternal

2.1.3 Pengertian Epidemiologi Ditinjau Dari Berbagai Aspek Aspek Akademik Secara akademik, epidemiologi berarti analisa data kesehatan, sosial-ekonomi, dan trend yang terjadi untuk mengindentifikasi dan menginterpretasi perubahanperubahan kesehatan yang terjadi atau akan terjadi pada masyarakat umum atau kelompok penduduk tertentu. Aspek Klinik Ditinjau dari aspek klinik, epidemiologi berarti suatu usaha untuk mendeteksi secara dini perubahan insidensi atau prevalensi yang dilakukan melalui penemuan klinis atau laboratorium pada awal timbulnya penyakit baru dan awal terjadinya epidemi. Aspek praktis Secara praktis epidemiologi berarti ilmu yang ditujukan pada upaya pencegahan dan penyebaran penyakit yang menimpa individu, kelompok penduduk atau masyarakat umum. Aspek Administrasi Epidemiologi secara administratisi berarti suatu usaha mengetahui keadaan masyarakat di suatu wilayah atau negara agar dapat memberikan pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

2.2 KONSEP EPIDEMIOLOGI Konsep-konsep epidemiologi yang masih berlaku saat ini adalah antara lain: Pengaruh lingkungan terhadap kejadian suatu penyakit Penggunaan data kuantitatif dan statistic Penularan penyakit Eksprimen pada manusia Di dalam perkembangan batasan epidemiologi selanjutnya mencakup sekurang-kurangnya 3 elemen, yakni : Mencakup semua penyakit Epidemiologi mempelajari semua penyakit, baik penyakit infeksi maupun penyakit non infeksi.seperti kanker, penyakit kekurangan gizi (malnutrisi), kecelakaan lalu lintas maupun kecelakaan kerja, sakit jiwa dan sebagainya. Bahkan di negara-negara maju, epidemiologi ini mencakup juga kegiatan pelayanan kesehatan. Populasi Apabila kedokteran klinik berorientasi pada gambaran-gambaran dari penyakit-penyakit individu maka epidemiologi ini memusatkan perhatiannya pada distribusi penyakit pada populasi (masyarakat) atau kelompok. Pendekatan ekologi Frekuensi dan distribusi penyakit dikaji dari latar belakang pada keseluruhan lingkungan manusia baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Hal inilah yang dimaksud pendekatan ekologis. Terjadinya penyakit pada seseorang dikaji dari manusia dan total lingkungannya. 2.3 MACAM-MACAM EPIDEMIOLOGI Epidemiologi Deskriptif Epidemiologi yang hanya menggambarkan besarnya masalah kesehatan yg

terjadi di masyarakat. Besarnya masalah kesehatan digambarkan dalam 3 variabel

epidemiologi yaitu orang (person), tempat (place) dan waktu (time).Cara menggambarkan masalah kesehatan dapat dalam bentuk: narasi, tabel, grafik atau gambar/peta. Epidemiologi Analitik Epidemiologi yang selain menggambarkan besarnya masalah kesehatan, juga mencari faktor yang menyebabkan masalah kesehatan tersebut di masyarakat. Epidemiologi analitik selain menggambarkan besarnya masalah dengan 3 variabel epidemiologi juga mencari faktor penyebab masalah kesehatan tsb.Cara mencari faktor penyebab dengan melakukan penelitian 2.4 TUJUAN DAN PENERAPAN EPIDEMIOLOGI 1. Tujuan Epidemiologi Menguraikan distribusi dan besarnya masalah suatu penyakit dalam masyarakat Memberikan data untuk perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program pencegahan pemberantasan dan pengobatan penyakit, serta menentukan prioritas antara program-program tersebut. Mencari factor penyebab dan asal mula penyakit.

2. Penerapan Epidemiologi Pengamatan Epidemiologi (surveilance epidemiologi) adalah pengamatan akan tanda-tanda munculnya wabah penyakit di masyarakat. Kegiatan surveilance dilakukan dengan pengumpulan data, kemudian mencatat dan menganalisa akan munculnya kejadian-kejadian penyakit. Penelitian Epidemiologi: bersifat lebih mendalam dan mengadakan analisis serta kesimpulan. Penelitian bertujuan mencari faktor penyebab penyakit atau membuktikan hipotesa yang telah dibuat berdasarkan kajian masalah yang telah terjadi.

2.5 PERANAN EPIDEMIOLOGI Dari kemampuan epidemiologi untuk mengetahui distribusi dan factor-faktor penyebab masalah kesehatan mengarahkan intervensi yang diperlukan maka

epidemiologi diharapkan mempunyai peranan dalam bidang kesehatan masyarakat berupa: Mengidentifikasi factor-faktor yang berperan dalam terjadinya penyakit atau masalah kesehatan dalam masyarakat. Menyediakan data yang diperlukan untuk perencanaankesehatan dan mengambil keputusan. Membantu melakukan evaluasi terhadap program kesehatan yang sedang atau telah dilakukan. Mengembangkan metodelogi untuk menganalisis keadaan suatu penyakit dalam upaya untuk mengatasi atau menanggulanginya. Mengarahkan intervensi yang diperlukan untuk menanggulangi masalah yang perlu dipecahkan. 2.6 RUANG LINGKUP EPIDEMIOLOGI Masalah Kesehatan sebagai subjek dan objek epidemiologi Epidemiologi tidak hanya sekedar mempelajari masalah-masalah penyakit-penyakit saja, tetapi juga mencakup masalah kesehatan yang sangat luas ditemukan di masyatrakat. Diantaranya masalah keluarga berencana, masalah lingkungan, pengadaan tenaga kesehatan, pengadaan sarana kesehatan, dan sebagainya. Dengan demikian, subjek dan objek epidemiologi berkaitan dengan masalah kesehatan secara keseluruhan. Masalah Kesehatan pada Sekelompok Manusia Pekerjaan epidemiologi dalam mempelajari masalah kesehatan, akan memanfaatkan data dari hasil pengkajian terhadap sekelompok manusia, apakah itu menyangkut masalah penyakit, keluarga berencana atau kesehatan lingkungan. Setelah dianalisis

dan diketahui penyebabbnya dilakukan upaya-upaya penanggulangan sebagai tindak lanjutnya. Pemanfaatan Data tentang Frekuensi dan Penyebaran Masalah Kesehatan Pekerjaan epidemiologi akan dapat mengetahui banyak hal tentang masalah kesehatan dan penyebabnya dari masalah tersebut dengan cara menganalisis data tentang frekuensi dan penyebarannya masalah kesehatan yang terjadi pada sekelompok manusia atau masyarakat.Dengan memanfaatkan perbedaan yang kemudian dilakukan uji statistic, maka dapat dirumuskan penyebab timbulnya masalah kesehatan. Di era modern dan perkembangan teknologi seperti sekarang ini memicu jangkauan epidemiolgi semakin meluas. Secara garis besarnya jangkauan atau ruang lingkup epidemiologi antara lain: a. Epidemiologi Penyakit Menular b. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular c. Epidemiologi Kesehatan Reproduksi d. Epidemiologi Kesehatan Lingkungan e. Epidemiologi Kesehatan Kerja

f. Epidemiologi Kesehatan Darurat g. Epidemiologi Kesehatan Jiwa h. Epidemiologi Perencanaan i. Epidemiologi Prilaku j. Epidemiologi Genetik k. Epidemiologi Gizi l. Epidemiologi Remaja m. Epidemiologi Demografi n. Epidemiologi Klinik o. Epidemiologi Kausalitas p. Epidemiologi Pelayanan Kesehatan

2.7 RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT Riwayat alamiah suatu penyakit dapat digolongkan dalam 5 tahap : Pre Patogenesis Tahap ini telah terjadi interaksi antara penjamu dengan bibit penyakit, tetapi interaksi ini terjadi di luar tubuh manusia, dalam arti bibit penyakit berada di luar tubuh manusia dan belum masuk ke dalam tubuh. Pada keadaan ini belum ditemukan adanya tanda-tanda penyakit dan daya tahan tubuh penjamu masih kuat dan dapat menolak penyakit. Keadaan ini disebut sehat. Tahap inkubasi (sudah masuk Patogenesis) Pada tahap ini bibit penyakit masuk ke tubuh penjamu, tetapi gejala-gejala penyakit belum nampak. Tiap-tiap penyakit mempunyai masa inkubasi yang berbeda. Kolera 1-2 hari, yang bersifat menahun misalnya kanker paru, AIDS dll. Tahap penyakit dini Tahap ini mulai dihitung dari munculnya gejala-gejala penyakit. pada tahap ini penjamu sudah jatuh sakit tetapi masih ringan dan masih bisa melakukan aktifitas sehari-hari. Bila penyakit segera diobati mungkin bisa sembuh tetapi jika tidak bisa bertambah parah. Hal ini terganting daya tahan tubuh manusia itu sendiri, seperti memperbaiki pola makan, istirahat dan perawatan yang baik di rumah (self care). Tahap penyakit lanjut Bila penyakit penjamu bertambah parah, karena tidak diobati atau pengobatan yang tidak teratur atau tidak memperhatikan anjuran-anjuran yang diberikan pada penyakit sejak dini, maka penyakit masuk pada tahap lanjut. Penjamu terlihat tak berdaya dan tak sanggup lagi melakukan aktifitas. Tahap ini penjamu memerlukan perawatan dan pengobatan yang intensif. Tahap penyakit akhir Tahap akhir dibagi menjadi 5 keadaan : Sembuh sempurna (bentuk dan fungsi tubuh penjamu kembali berfungsi seperti keadaan sebelumnya atau bebas dari penyakit)

Sembuh tapi cacat , penyakit penjamu berakhir atau bebas dari penyakit, tapi kesembuhannya tak sempurna, karena terjadi cacat (fisik, mental maupun sosial) dan sangat tergantung dari serangan penyakit terhadap organ-organ tubuh penjamu.

Karier , pada karier perjalanan penyakit seolah terhenti karena gejala penyakit tak tampak lagi, tetapi dalam tubuh penjamu masih terdapat bibit penyakit yang pada suatu saat bila daya tahan tubuh penjamu menurun akan dapat kambuh kembali. Keadaan ini tak hanya membahayakan penjamu sendiri, tapi dapat berbahaya terhadap orang lain atau masyarakat, karena dapat menjadi sumber penularan penyakit (human reservoir).

Kronis , pada tahap ini perjalanan penyakit tampak terhenti, tapi gejala-gejala penyakit tidak berubah. Dengan kata lain tidak bertambah berat maupun ringan. Keadaan ini penjamu masih tetap berada dalam keadaan sakit.

Meninggal , Apabila keadaan penyakit bertambah parah dan tak dapat diobati lagi, sehingga berhentinya perjalanan penyakit karena penjamu meninggal dunia. Keadaan ini bukanlah keadaan yang diinginkan.

2.8 UPAYA PENCEGAHAN DAN UKURAN FREKUENSI PENYAKIT Dalam kesehatan masyarakat ada 5 tingkat pencegahan penyakit menurut Leavell and Clark. Pada point 1 dan 2 dilakukan pada masa sebelum sakit dan point 3,4,5 dilakukan pada masa sakit. 1. Peningkatan kesehatan (health promotion) Penyediaan makanan sehat dan cukup (kualitas maupun kuantitas) Perbaikan hygiene dan sanitasi lingkungan, misalnya penyediaan air bersih, pembuangan sampah, pembuangan tinja dan limbah. Pendidikan kesehatan kepada masyarakat. Misal untuk kalangan menengah ke atas di negara berkembang terhadap resiko jantung koroner. Olahraga secara teratur sesuai kemampuan individu. Kesempatan memperoleh hiburan demi perkembangan mental dan sosial.

Nasihat perkawinan dan pendidikan seks yang bertanggung jawab.

2. Perlindungan umum dan khusus terhadap penyakit-penyakit tertentu Memberikan immunisasi pada golongan yang rentan untuk mencegah penyakit. Isolasi terhadap penderita penyakit menular, misal yang terkena flu burung. Pencegahan terjadinya kecelakaan baik di tempat umum maupun tempat kerja. Perlindungan terhadap bahan-bahan yang bersifat karsinogenik, bahan-bahan racun maupun alergi. Pengendalian sumber-sumber pencemaran.

3. Penegakkan diagnosa secara dini dan pengobatan yang cepat dan tepat Mencari kasus sedini mungkin. Mencari penderita dalam masyarakat dengan jalan pemeriksaan . Misalnya pemeriksaan darah, rontgent paru. Mencari semua orang yang telah berhubungan dengan penderita penyakit menular untuk diawasi agar bila penyakitnya timbul dapat segera diberikan pengobatan. Meningkatkan keteraturan pengobatan terhadap penderita. Pemberian pengobatan yang tepat pada setiap permulaan kasus.

4. Pembatasan kecacatan (dissability limitation) Pengobatan dan perawatan yang sempurna agar penderita sembuh dan tak terjadi komplikasi. Pencegahan terhadap komplikasi dan kecacatan. Perbaikan fasilitas kesehatan sebagai penunjang untuk dimungkinkan pengobatan dan perawatan yang lebih intensif. 5. Pemulihan kesehatan (rehabilitation) Mengembangkan lembaga-lembaga rehabilitasi dengan mengikutsertakan masyarakat.

Menyadarkan masyarakat untuk menerima mereka kembali dengan memberikan dukungan moral setidaknya bagi yang bersangkutan untuk bertahan. Mengusahakan perkampungan rehabilitasi sosial sehingga setiap penderita yang telah cacat mampu mempertahankan diri. Penyuluhan dan usaha-usaha kelanjutan yang harus tetap dilakukan seseorang setelah ia sembuh dari suatu penyakit.

Ukuran frekuensi penyakit menunjukkan kepada besarnya masalah kesehatan yang terdapat pada kelompok manusia atau masyarakat. Artinya bila dikaitkan dengan masalah penyakit menunjukkan banyaknya kelompok masyarakat yang terserang penyakit. Untuk mengetahui frekuensi masalah kesehatan yang terjadi pada sekelompok orang/masyarakat dilakukan langkah-langkah : 1. Menemukan masalah kesehatan, dengan cara mengambil data penderita yang datang ke puskesmas, laporan dari masyarakat yang datang ke puskesmas. 2. Research atau survei kesehatan , misalnya : Survei Kesehatan Rumah Tangga 3. Studi kasus , misalnya : kasus penyakit pasca bencana tsunami.

2.9 PENELITIAN DAN VARIABEL EPIDEMIOLOGI Secara sederhana , studi epidemiologi dapat dibagi menjadi dua kelompok sebagai berikut : 1. Epidemiologi deskriptif, yaitu Cross Sectional Study atau studi potong lintang atau studi prevalensi atau survei. 2. Epidemiologi analitik ,terdiri dari Non eksperimental a. Studi kohort / follow up / incidence / longitudinal / prospektif studi. Kohort diartikan sebagai sekelompok orang. Tujuan studi mencari akibat (penyakitnya).

b. Studi kasus kontrol/case control study/studi retrospektif. Tujuannya mencari faktor penyebab penyakit. c. Studi ekologik. Studi ini memakai sumber ekologi sebagai bahan untuk penyelidikan secara empiris faktor resiko atau karakteristik yang berada dalam keadaan konstan di masyarakat. Misalnya, polusi udara akibat sisa pembakaran BBM yang terjadi di kota-kota besar. Eksperimental. a. Clinical Trial b. Community Trial. VARIABEL EPIDEMIOLOGI 1. Variabel Orang Umur Jenis Kelamin Jenis Peketjaan Pengahasilan Golongan etik Status Perkawinan

2. Variabel Tempat 3. Variabel Waktu Jangka Pendek Perubahan secara Status Perubahan-perubahan angka kesakitan

2.10 PENGUKURAN EPIDEMIOLOGI Pengukuran epidemiologi penyakit dibagi manjadi 2 yaitu: 2. Insiden Insiden adalah gambaran tentang frekuensi penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu waktu tertentu di dalam kelompok masyarakat. Untuk dapat menghitung angka insidensi suatu penyakit, sebelumnya harus diketahui terlebih dahulu tentang :

Data tentang jumlah penderita baru. Jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit baru

Secara umum angka insiden ini dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu : a. Incidence Rate Yaitu Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu jangka waktu tertentu(umumnya 1 tahun) dibandingkan dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit baru tersebut pada pertengahan jangka waktu yang bersangkutan. Rumus yang digunakan: Jumlah Penderita Baru Insiden rate = x K Jumlah penduduk yg mungkin terkena Penyakit tersebut pada pertengahan tahun K = Konstanta ( 100%, 1000 ) X K

Manfaat Incidence Rate adalah : - Mengetahui masalah kesehatan yang dihadapi - Mengetahui Resiko untuk terkena masalah kesehatan yang dihadapi - Mengetahui beban tugas yang harus diselenggarakan oleh suatu fasilitas pelayanan kesehatan. b. Attack Rate Yaitu Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu saat dibandingkan dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit tersebut pada saat yang sama. Manfaat Attack Rate adalah : - Memperkirakan derajat serangan atau penularan suatu penyakit. Makin tinggi nilai AR, maka makin tinggi pula kemampuan Penularan penyakit tersebut. Rumus yang digunakan : Jumlah Penderita Baru dlm Satu Saat Attack rate =xK Jumlah Penduduk yg. Mungkin terkena Penyakit Tersebut pd. Saat yg. Sama. c. Secondary Attack Rate

Jumlah penderita baru suatu penyakit yang terjangkit pada serangan kedua dibandingkan dengan jumlah penduduk dikurangi orang/penduduk yang pernah terkena penyakit pada serangan pertama. Digunakan menghitung suatu panyakit menular dan dalam suatu populasi yang kecil ( misalnya dalam Satu Keluarga ). Rumus yang digunakan : Jumlah Penderita Baru pd. Serangan Kedua SAR = xK (Jml. Penddk Pendd. Yg. Terkena Serangan Pertama ) 2. Prevalen Gambaran tentang frekuensi penderita lama dan baru yang ditemukan pada suatu jangka waktu tertentu di sekelompok masyarakat tertentu. Pada perhitungan angka Prevalensi, digunakan jumlah seluruh penduduk tanpa memperhitungkan orang/penduduk yang Kebal atau Pendeuduk dengan Resiko (Population at Risk). Sehingga dapat dikatakan bahwa Angka Prevalensi sebenarnya BUKAN-lah suatu RATE yang murni, karena Penduduk yang tidak mungkin terkena penyakit juga dimasukkan dalam perhitungan. Secara umum nilai prevalen dibedakan menjadi 2, yaitu : a) Period Prevalen Rate Jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu jangka waktu tertentu dibagi dengan jumlah penduduk pada pertengahan jangka waktu yang bersangkutan Nilai Periode Prevalen Rate hanya digunakan untuk penyakit yang sulit diketahui saat munculnya, misalnya pada penyakit Kanker dan Kelainan Jiwa.

Rumus yang digunakan : Jumlah penderita lama & baru Periode Prevalen Rate = xK Jumlah penduduk pertengahan

b) Point Prevalen Rate Jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit pada suatu saat dibagi dengan jumlah penduduk pada saat itu. Dapat dimanfaatkan untuk mengetahui Mutu pelayanan kesehatan yang diselenggarakan. Rumus : Jumlah Penderita lama & baru Saat itu Point Prevalen Rate = xK Jumlah Penduduk Saat itu

BAB III PENUTUP 3.1Kesimpulan Epidemiologi lahir berdasarkan dua asumsi dasar. Pertama, penyakit pada populasi manusia tidak terjadi dan tersebar begitu saja secara acak. Kedua, penyakit pada manusia sesungguhnya mempunyai faktor penyebab dan faktor preventif yang dapat diidentifikasi melalui penelitian sistematik pada berbagai populasi, tempat, dan waktu. Berdasarkan asumsi tersebut, epidemiologi dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari distribusi dan determinan determinan frekuensi penyakit dan status kesehatan pada populasi manusia. Tujuan akhir riset epidemiologi yaitu mencegah kejadian penyakit, mengurangi dampak penyakit dan meningkatkan status kesehatan manusia. Sasaran epidemiologi adalah populasi manusia, bukan individu. Ciri-ciri ini yang membedakan epidemiologi dari ilmu kedokteran klinik dan ilmu-ilmu biomedik, yang lebih memusatkan perhatiannya kepada individu, jaringan, atau organ. 3.2 Saran Semoga makalah ini bermanfaat bagi kami penulis dan bagi pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

http://adtyasetyawan.files.wordpress.com/2009/01/macam-macam-epidemiologi.pdf diakses tanggal 20 Juni 2010. http://astaqauliyah.com/article/pengantar-epidemiologi.html diakses tanggal 20 Juni 2010. http://di-supryanto.blogspot.com/2010/03/Ukuran-epidemiologi.html diakses tanggal 20 Juni 2010. http://id.wikipedia.org/wiki/Epidemiologi diakses tanggal 20 Juni 2010. http://letherbiansyah.blogspot.com/2008/03/macam-macam-epidemiologi. diakses tanggal 19 Juni 2010 http://www.docstoc.com/docs/36710914/riwayat-alamiah-penyakit. diakses tanggal 20 juni 2010.

Anda mungkin juga menyukai