Anda di halaman 1dari 3

One pharmacist stays behind the counter all day.

The pharmacy clerk greets the patient, accept the prescription, and hands it to the pharmacist. The pharmacist types the label, retrieves the medication, counts out the medicatiton, puts it in the bottle, and hands it bag, hands it to the patient, rings up the sale, and aks for the money. This happens 120 times in 8 hours. Another pharmacist uses a certified technician rather than a pharmacy clerk. The pharmacist greets and introduces him self to the patient and accepts the prescription. The pharmacist asks the patient about the need for the medication, and hands the prescription to the certified pharmacy technician to fill. While the prescription is being filled, the pharmacist interviews the patient to determine if any of the eight MRPs are present. After checking the prescription the pharmacist shows the medication to the patient, lets the patient know what the medication is for, how it is to be taken, and provides any precautions. The pharmacist thanks the patient for stopping in and lets the patient know that the pharmacist is always available to help. The pharmacy technician bag the medication and rings the sale. Salah satu apoteker tetap di belakang meja sepanjang hari. Petugas apotek menyambut pasien, menerima resep, dan memberikan ke tangan apoteker. Apoteker memberikan label, mengambil, menghitung obat kemudian memasukkannya ke dalam botol, lalu memberikan kembali kepada pegawai. Petugas memasukkan obat ke dalam kemasan, memberikan kepada pasien, menandai harga sesuai obat yang dipesan, dan memberitahukan biaya dari obat yang diambil. Hal ini terjadi 120 kali dalam 8 jam. Apoteker lain menggunakan teknisi bersertifikat daripada petugas farmasi. Apoteker menyambut dan memperkenalkan dirinya kepada pasien lalu menerima resep. Apoteker menanyakan kepada pasien mengenai hal-hal yang berhubungan dan memberikan resep kepada teknisi farmasi bersertifikat untuk diracik. Sementara resep menjadi dibuat, apoteker mewawancara pasien untuk menentukan apakah ada delapan MRP yang kemungkinan ada. Setelah memeriksa resep, apoteker menunjukkan obat kepada pasien, memberitahukan kepada pasien masing-masing kegunaan obat, bagaimana cara pemakaian, dan menyediakan tindakan pencegahan. Apoteker menyampaikan ucapan terima kasih kepada pasien karena telah membeli obat ditempatnya dan memberitahukan kepada pasien bahwa apoteker selalu siap sedia untuk membantu. Begitu juga teknisi farmasi yang siap mengemas dan menandai harga dari masing-masing obat yang dipesan.

1. Pengobatan yang mempunyai pelayanan paling tinggi menurut kami adalah pendekatan yang kedua karena pelayanan yang dilakukan Apoteker tidak hanya sekedar teori menjual obat tapi juga mempraktekkan pelayanan kefarmasian kepada pasien. Pada pendekatan kedua terjalin komunikasi antara pasien dengan apoteker. Salah satu buktinya apoteker bertanya dan mau aktif mendengarkan. Mendengarkan adalah suatu komponen penting

komunikasi. Ini berarti bahwa pasien dapat bebas menyatakan masalahnya secara keseluruhan dan menerima perhatian apoteker sepenuhnya. Apoteker harus sering menjernihkan rincian masalah pasien dan harus mau menerima jawaban pasien terhadap pertanyaannya. Apoteker sebaiknya menjawab dengan empati, bisa jadi dengan menguraikan kata-kata pasien atau dengan merefleksikan dengan pengalaman apoteker sendiri. 2. Yang paling dia Dari awal pasien masuk ke apotek, apoteker dengan tangan terbuka sudah menyambut pasien, kemudian apoteker menunjukkan kepedulian dengan memberikan konseling mengenai apa yang dirasakan oleh pasien, memberitahukan secara terbuka mengenai kegunaan dan pemakaian dari obat yang diresepkan kepadanya. Sehingga pasien memahami secara benar tujuan dari pengobatan yang akan ia jalani adalah untuk kebaikan kesehatannya. 3. Apotek mana yang akan lebih banyak pasien? Apotek pada pendekatan kedua Apoteker pada pendekatan kedua menunjukkan sikap kepedulian yang besar kepada pasien sehingga pasien merasa ada yang mendukung proses penyembuhannya. Apoteker menjelaskan kegunaan dari masing-masing obat yang diberikan kepadanya, sehingga pasien tahu tujuan dari pengobatannya. Skalsjlasknlasncsnansl

4. Pendekatan yang memberikan kepuasan kepada apoteker adalah pendekatan kedua, karena pada pendekatan ini apoteker dapat membagi pengetahuan yang ia miliki kepada pasien. Apoteker juga dituntut untuk selalu meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan perilaku agar dapat melaksanakan interaksi langsung dengan pasien dan dapat memenuhi jawaban pasien mengenai pengobatannya. Selain itu apoteker juga dapat memberikan pelayanan kefarmasian( Pharmaceutical Care) yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup dari pasien. Sebagai konsekuensi perubahan orientasi tersebut, apoteker dituntut Bentuk interaksi tersebut antara lain adalah melaksanakan pemberian informasi, monitoring penggunaan obat untuk mengetahui tujuan akhirnya sesuai harapan dan terdokumentasi dengan baik. Apoteker harus memahami dan menyadari kemungkinan terjadinya kesalahan pengobatan (medication error) dalam proses pelayanan. Semua hal tersebut dilakukan oleh apoteker pada pendekatan yang kedua.

5. ---6. ----\ 7. Sebutan untuk pendekatan pertama adalah Menjual obat 8. Sebutan untuk pendekatan kedua adalah Pelayanan Kefarmasian 9. --10. ----

Anda mungkin juga menyukai