Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Sabua Vol.4, No.

1: 1-10, April 2012 HASIL PENELITIAN

ISSN 2085-7020

MODEL BANGKITAN PERGERAKAN KOTA TOMOHON James A. Timboeleng Staf Pengajar Jurusan Sipil, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado Abstrak. Analisa perkembangan kebutuhan transportasi, diperlukan perencanaan transportasi yang matang untuk kebutuhan transportasi penumpang dan barang baik waktu sekarang dan waktu yang akan datang. Penelitian ini untuk menganalisis pergerakan masyarakat pengguna transportasi berbasis rumah tangga di Tomohon, dan dapat mengetahui/meramalkan pergerakan untuk masa mendatang di Kota Tomohon. Metode yang digunakan yakni metode survey. Data yang digunakan berupa data sekunder, primer dan penyebaran kuisioner dengan pengambilan sampel secara acak dari populasi di Tomohon. Metode analisa data yang digunakan yaitu : Analisa Regresi Linier dan Linear Berganda dengan menggunakan bantuan komputer dan perangkat lunak yaitu program SPSS Ver.18. Pengujian statistik melihat 2 aspek yaitu : uji korelasi dan determinasi. Kombinasi persamaan regresi yang terbentuk, terdapat variabel-variabel yang mempunyai korelasi yang kuat yaitu : variabel jumlah anggota keluarga (X1), pemilikan kendaraan Roda dua (X2), dan pemilikan kendaraan Roda Empat (X3) merupakan faktor-faktor penentu dalam menghitung jumlah bangkitan pergerakan. Persamaan regresi yang dihasilkan yaitu : Y = 0,867 + 0,704.X1 + 0,428.X2 + 0,2.X3 dengan koefisien korelasi (r) = 0,592 dan koefisien determinasi (R2) sebesar 0,351. Dari Persamaan diatas Dengan Menggunakan Tingkat Pertumbuhan Penduduk dan Kendaraan didapatkan Jumlah Pergerakan untuk 5 dan 10 tahun mendatang yaitu 81.287 dan 91.599 pergerakan. Kata Kunci : Model Bangkitan, Bangkitan Pergerakan, Peramalan Pergerakan PENDAHULUAN Dimulai tahun 1999 di Indonesia terjadi perubahan tataran politis yang signifikan, yaitu dimulainya era reformasi yang diikuti perubahan-perubahan kebijakan aspek pemerintahan dengan lebih

@Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado April 2012

J. A. TIMBOELENG

mengedepankan otonomi di daerah, khususnya di daerah tigkat II, yaitu Kota dan Kabupaten. Di masa reformasi ini di tahun 2000-an terjadi pula desakan aspirasi kemandirian di daerah - daerah yang berlanjut dengan pemekaran baik di tingkat provinsi maupun tingkat kabupaten dan kota, dengan demikian terbentuk provinsi, kota, dan kabupaten baru. Kota Tomohon adalah salah satu Kota di Provinsi Sulawesi Utara, Kota ini merupakan pemekaran dari Kabupaten Minahasa. Wilayah baru ini tentu sebelumnya merupakan bagian dari ruang wilayah lama sebelum dimekarkan (kabupaten Minahasa), sehingga terdapat infrastruktur yang telah dibangun tetapi secara sistem perencanaannya semula mengikuti sistem ruang wilayah lama sebelum dimekarkan. Pergerakan atau perjalanan yang dilakukan, pada akhirnya mengakibatkan adanya pemusatan asal bangkitan pergerakan dalam waktu yang bersamaan dan adanya pembebanan pada jalur jalan yang menuju ke pusat-pusat kegiatan di Kota Tomohon. Salah satu usaha untuk dapat mengatasinya yakni dengan memahami pola pergerakan yang akan terjadi setiap rumah tangga yang ada di Tomohon, misalnya dari mana dan hendak ke mana, besarnya, dan kapan terjadinya. Untuk itu perlu suatu penelitian mengenai jumlah bangkitan dalam

memprediksi kebutuhan akan sarana dan prasarana di tahun-tahun mendatang dengan menganalisa jumlah pergerakan keluarga per-hari sebagai variabel terikat dengan faktor - faktor yang mem-pengaruhinya sebagai variabel bebas dalam hal ini digunakan faktor komposisi Keluarga (X1), Kepemilikan Sepeda Motor (X2) dan Kepemilikan Kendaraan Roda Empat (X3) untuk mendapatkan model bangkitan pergerakan berbasis rumah tangga di wilayah Kota Tomohon sehingga dapat diramalkan jumlah pergerakan pada tahuntahun mendatang. LANDASAN TEORI A. Bangkitan Dan Tarikan Perjalanan Bangkitan pergerakan adalah tahapan pemodelan yang memperkirakan jumlah pergerakan yang berasal dari suatu zona atau tata guna lahan dan jumlah pergerakan yang tertarik ke suatu tata guna lahan atau zona. Pergerakan adalah perjalanan satu arah (one way journey) dari zona asal ke zona tujuan, termasuk perjalanan berjalan kaki. Pergerakan lalulintas merupakan fungsi tata guna lahan yang menghasilkan pergerakan lalulintas. Bangkitan lalulintas ini mencakup : a. Lalulintas yang meninggalkan suatu lokasi. b. Lalulintas yang menuju atau tiba ke suatu lokasi.

MODEL BANGKITAN PERGERAKAN KOTA TOMOHON

Bangkitan pergerakan menghasilkan pergerakan lalulintas yang masuk dan keluar dari suatu zona

Pergerakan berasal dari zona i

Pergerakan menuju ke zona d

Gambar 1 : Bangkitan dan Tarikan Antara Zona i dan d Tujuan dasar tahap bangkitan pergerakan adalah menghasilkan model hubungan yang mengaitkan parameter tata guna lahan dengan jumlah pergerakan yang menuju ke suatu zona atau jumlah pergerakan yang meninggalkan suatu zona. Zona asal dan tujuan pergerakan biasanya juga menggunakan istilah trip end. B. Model Analisis Regresi Linier Analisis regresi linier adalah metode statistik yang dapat digunakan untuk mempelajari hubungan antar sifat permasalahan yang sedang diselidiki. Model analisis regresi linier dapat memodelkan hubungan antara dua peubah atau lebih. Pada model ini terdapat peubah tidak bebas yang mempunyai hubungan fungsional dengan satu atau lebih peubah bebas . Dalam kasus yang paling sederhana, hubungan secara umum dapat dinyatakan dalam persamaan (1) berikut: .(1) Keterangan: = peubah tidak bebas peubah bebas intersep atau konstanta regresi koefisien regresi Parameter dan dapat diperkirakan dengan menggunakan metode kuadrat terkecil yang meminimumkan total kuadratis residual antara hasil model dengan hasil pengamatan. Nilai parameter dan bisa didapatkan dari persamaan (2) dan (3) berikut : .(2) ... (3) dan adalah nilai rata-rata dari dan Bentuk umum dari metode analisis regresi linier berganda adalah sebagai berikut: ..(4) Dengan hanya dua peubah bebas, maka persamaan regresi menjadi : ...(5)

J. A. TIMBOELENG

Dan setiap pengamatan memenuhi hubungan ..(6) Nilai dugaan kuadrat terkecil dan dapat diperoleh dengan memecahkan persamaan linier simultan .(7) ....(8) ...(9) Sistem persamaan linier tersebut dapat diselesaikan untuk mendapatkan dan dengan berbagai cara yang tersedia. dapat diperoleh dari persamaan pertama dengan mengamati bahwa : (10) C. Koefisien Korelasi Uji statistik ini harus dilakukan untuk memenuhi persyaratan model matematis. Antara peubah tidak bebas dengan peubah bebas harus ada korelasi yang kuat (baik positif maupun negatif). Nilai koefisien korelasi ini akan berada pada kisaran angka minus satu (-1) sampai plus satu (+1) ..(11) Koefisien korelasi menunjukkan hubungan antara variabel. Tingkat hubungan tersebut dapat dilihap pada tabel 1 dibawah ini. Tabel 1. Interpretasi Koefisien Korelasi Interval Tingkat Korelasi Hubungan 0,8 1,000 Sangat kuat 0,60 0,799 Kuat 0,40 0,599 Cukup kuat 0,20 0,366 Rendah 0,00 0,199 Sangat rendah Sumber : Riduwan, 2009

D. Koefisien Determinasi Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah terletak diantara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabelvariabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabelvariabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. .(12)

METODOLOGI PENELITIAN Dalam penelitian ini, data yang diambil hanya melalui pembagian kuisioner penelitian di tiap-tiap rumah tangga yang ada. Kuisioner tersebut memuat pertanyaan yang harus dijawab oleh para responden. Metode analisa data yang digunakan untuk bangkitan pergerakan adalah dengan menggunakan komputer dengan software SPSS Ver.18 Model analisa regresi linier berganda yang digunakan adalah sebagai berikut : (13) Dimana : Y = jumlah pergerakan keluarga per-hari yang merupakan variabel Tergantung (dependent variable). X1 = jumlah anggota keluarga yang merupakan variabel bebas (independent variable) pertama X2 = pemilikan kendaraan Bermotor Roda Dua yang merupakan variabel bebas (independent variable) kedua

MODEL BANGKITAN PERGERAKAN KOTA TOMOHON

X3 = pemilikan kendaraan Bermotor Roda Empat yang merupakan variabel bebas (independent variable) ketiga konstanta regresi koefisien regresi HASIL DAN PEMBAHASAN A. Komposisi Keluarga Berdasarkan hasil survey di Kota Tomohon, dari 1877 responden diperoleh data jumlah anggota dalam satu keluarga (rumah tangga) : satu anggota keluarga
0.96 3.84 0.37 0.11 10.07

berjumlah 7 responden (0,37%), dua anggota keluarga berjumlah 72 responden (3,84%), tiga anggota keluarga berjumlah 672 responden (35,80%), empat anggota keluarga berjumlah 917 responden (48,85%), lima anggota keluarga berjumlah 189 responden (10,07%), enam anggota keluarga berjumlah 18 responden (0,96%), dan tujuh anggota keluarga atau lebih sebanyak 2 responden (0,11%). Persentase jumlah anggota keluarga disajikan dalam gambar 2.

1 Anggota Keluarga 2 Anggota Keluarga 3 Anggota Keluarga 35.8 4 Anggota Keluarga 5 Anggota Keluarga

48.85

6 Anggota Keluarga
7 Anggota Keluarga

Gambar 2. Persentase jumlah anggota keluarga. B. Kepemilikan Kendaraan Bermotor Roda Dua Berdasarkan hasil survey di Kota Tomohon, dari 1877 responden diperoleh data jumlah keluarga yang tidak memiliki kendaraan roda dua 650 keluarga (34,63%) sedangkan yang memiliki kendaraan bermotor berjumlah 1277 keluarga yaitu : satu buah sepeda motor berjumlah 971 responden (51,73%), dua buah sepeda motor berjumlah 242 responden (12,89%), tiga buah sepeda motor berjumlah 13 responden (0,69%), empat buah sepeda motor berjumlah 1 responden (0,05%). Persentase pemilikan kendaraan bermotor roda dua ditampilkan pada Gambar 3.

J. A. TIMBOELENG
0.69 12.89 34.63 0.05 Tak Memiliki 1 Motor 2 Motor 3 Motor 51.73 4 Motor

Gambar 3. Persentase Kepemilikan Kendaraan Roda Dua C. Kepemilikan Kendaraan Bermotor Roda Empat Berdasarkan hasil survey di Kota Tomohon, dari 1877 responden diperoleh data jumlah keluarga yang tidak memiliki kendaraan roda empat 1391 keluarga (74,11%) sedangkan yang memiliki kendaraan bermotor berjumlah 486 keluarga yaitu : satu buah mobil berjumlah 421 responden (22,43%), dua buah mobil berjumlah 51 responden (2,72%), tiga buah mobil berjumlah 9 responden (0,48%), empat buah mobil berjumlah 5 responden (0,27%). Persentase pemilikan kendaraan bermotor roda empat ditampilkan pada Gambar 4.

0.48 2.72

0.27

Tak Memiliki 22.43 1 Mobil 2 Mobil 3 Mobil 74.11 4 Mobil

Gambar 4. Persentase Kepemilikan Kendaraan Roda Dua D. Analisis Model Regresi Linier Sederhana Dalam analisis ini pertama-tama akan dianalisis hubungan masing-masing parameter yang mempengaruhi bangkitan pergerakan dengan jumlah pergerakan anggota keluarga per-hari. Akan dicari masing-masing parameter, sehingga akan

MODEL BANGKITAN PERGERAKAN KOTA TOMOHON

diketahui sejauh mana hubungan parameterparameter yang digunakan dengan bangkitan yang terjadi. Perhitungan model regresi dihasilkan dengan menggunakan software program

SPSS Ver.18. Pada Tabel 2 ditampilkan model persamaan regresi linier sederhana berdasarkan hasil tampilan (summary output) dengan program SPSS Ver.18.

Tabel 2. Model Persamaan Regresi Linier Sederhana NO PERSAMAAN r 0,452 0,173 0,066 R2 0,204 0,030 0.004

1 Y = 1,747 + 0,592.X1 2 Y = 3,508 + 0,386.X2 3 Y = 3,940 + 0,153.X3 Sumber: Hasil Perhitungan program SPSS. Ver.18 Dari pembahasan analisis model regresi linier di atas, dapat disimpulkan bahwa Korelasi (hubungan) antara variabel dependen (Y) dengan variabel independen (X) memiliki korelasi positif namun tidak cukup kuat untuk variable X2 dan X3. E. Analisis Model Regresi Linier Berganda Analisis regresi berganda adalah pengembangan dari analisis sederhana. Kegunaannya yaitu untuk meramalkan nilai variabel terikat (Y) apabila variabel bebas minimal dua atau lebih. Dengan kata lain, analisis regresi berganda merupakan alat analisis peramalan nilai pengaruh dua variabel bebas atau lebih terhadap variabel terikat untuk membuktikan ada atau tidaknya hubungan fungsi atau hubungan kausal antara dua variabel bebas atau lebih dengan satu variabel terikat.

Asumsi dan arti persamaan regresi sederhana berlaku pada regresi berganda, tetapi bedanya terletak pada rumusnya, sedangkan analisis regresi berganda dapat dihitung dengan cara komputer. Dalam pembahasan ini digunakan program SPSS Ver.18 Model regresi antara jumlah pergerakan keluarga per-hari (Y) dengan jumlah anggota keluarga (X1), jumlah Kepemilikan Kendaraan Roda Dua (X2), dan jumlah Kepemilikan Kendaraan Roda Empat (X3). Dengan menggunakan program SPSS Ver.18, diperoleh hasil summary output seperti berikut:
Y = 0,867+0,704.X1+0,428.X2+0,2.X3 (14)

Dengan nilai-nilai: r = 0,592, dan R = 0,351. Dari analisis model regresi linier berganda, dapat disimpulkan bahwa Korelasi (hubungan) antara variabel dependen (Y) dengan variabel independen (X) memiliki korelasi positif cukup kuat
2

J. A. TIMBOELENG

dengan Koefisien Determinasi 0,351 yang berarti Variabel Y dipengaruhi oleh Variabel X1, X2 dan X3 sebesar 35,1% sisanya dipengaruhi faktor lain yang tidak ditinjau. Persamaan ini dapat digunakan untuk meramalkan pergerakan masa yang akan datang dengan menggunakan Tingkat pertumbuhan penduduk dan Jumlah kendaraan Kota Tomohon.

F.

Tingkat Pertumbuhan Penduduk dan Kendaraan Serta Peramalan Pergerakan Kota Tomohon Jumlah Penduduk dan kendaraan Kota Tomohon pada masa mendatang dapat diperkirakan dengan menggunakan analisa regresi linear dengan menggunakan datadata pada tahun sebelumnya.

Tabel 3. Jumlah Penduduk dan Kendaraan Bermotor Tahun 2006-2010 Uraian 2006 2007 2008 2009 2010 Jumlah Penduduk (Y1) 81.072 82.684 83.200 83.718 91.553 Kendaraan Roda 2 (Y2) 4.316 5.284 6.277 7.276 8.697 Kendaraan Roda 4 (Y3) 2.236 2.403 2.775 2.978 3.291 Sumber : BPS Kota Tomohon Datadata diatas dapat dirubah untuk mencari perrsamaan regresi tiap-tiap persamaan yaitu untuk tahun pengamatan sebagai variabel X sedangkan untuk Jumlah Penduduk dan Jumlah Kendaraan = Y1, Y2 dan Y3

Tabel 4. Variabel Persamaan Pertumbuhan Penduduk dan Kendaraan Tahun X Y1 Y2 Y3 2006 0 81072 4316 2236 2007 1 82684 5284 2403 2008 2 83200 6277 2775 2009 3 83718 7276 2978 2010 4 91553 8697 3291 Dari Hasil Perhitungan Analisa Regresi didapatkan Persamaan Pertumbuhan Penduduk dan Kendaraan Sebagai Berikut : Y1 = 80046,2 + 2199,6.X Y2 = 4219,2 + 1075,4.X Y3 = 2199,6 + 268,5.X Dari hasil diatas dapat dilihat bahwa ketiga persamaan memiliki koefisien korelasi yang sangat kuat sehingga persamaan tersebut dapat digunakan untuk mendapatkan jumlah r = 0,849 r = 0,997 r = 0,994 R2 = 0,721 R2 = 0,993 R2 = 0,984

penduduk dan jumlah kendaraan pada masa mendatang. Kemudian hasil tersebut dimasukan kedalam persamaan bangkitan pergerakan sehingga didapatkan Jumlah

MODEL BANGKITAN PERGERAKAN KOTA TOMOHON

pergerakan Kota Tomohon Pada Masa

Mendatang seperti pada tabel 5 berikut ini.

Tabel 5. Peramalan Jumlah Penduduk, Kendaraan Dan Pergerakan Sampai Tahun 2022
Jumlah Penduduk (Y1 = X1) 91044 93244 95443 97643 99843 102042 104242 106441 108641 110841 113040 115240 Jumlah Jumlah Kendaraan Kendaraan Roda 2 Roda 4 (Y2 = X2) 9596 10672 11747 12822 13898 14973 16049 17124 18199 19275 20350 21426 (Y3 = X3) 3542 3811 4079 4348 4616 4885 5153 5422 5690 5959 6227 6496 Jumlah Pergerakan (Y) 68912 70974 73037 75099 77162 79224 81287 83349 85411 87474 89536 91599

Tahun

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022

5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis yang telah dibahas sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Model Pergerakan Kota Tomohon didapatkan Yaitu :
Y = 0,867 + 0,704.X1 + 0,428.X2 + 0,2.X3

mendatang berdasarkan tingkat pertumbuhan penduduk dan kendaraan yaitu masing-masing sebesar 81.287 dan 91.599 B. Saran Melihat pembebanan pergerakan lalu lintas saat ini, sudah sangat padat dan kapasitas jalan sudah sangat berkurang, sedangkan Perkembangan pergerakan dimasa mendatang di Kota Tomohon akan meningkat dengan pesatnya maka perlu dilakukan peningkatan manajemen lalulintas khususnya penanganan terhadap kapasitas jalan serta terhadap jalur dan arus lalu-lintas.

Dimana : Y = Jumlah Pergerakan X1 = Komposisi Keluarga/Jumlah Penduduk X2 = Jumlah Kendaraan Roda 2 X3 = Jumlah Kendaraan Roda 4 2. Berdasarkan persamaan diatas didapatkan jumlah pergerakan Kota Tomohon untuk 5 dan 10 tahun

10

J. A. TIMBOELENG

DAFTAR PUSTAKA Alferdo H. S. Ang, 1987. Konsep-Konsep Probabilitas dalam Perencanaan dan Perancangan Rekayasa, Prinsip-Prinsi Dasar. Penerbit Erlangga BPS Sulawesi Utara, 2011. Kota Tomohon dalam Angka. Black, John. 1981. Urban Transport Planning. Croom Helm London. Bruton, M.J. 1985. Instruction to Transformation Planning, Hutchinson and Co Ltd, London. Evans, A.W. 1970. Some Properties of Trip Distribution Methods, Transportation Research.

Florian, M. and S. Nguyen, 1978. A Combined Trip Distribution, Modal Split And Trip Assignment Model, Transportation Research. Hobbs F. D. 1999. Perencanaan dan Teknik Lalu Lintas. Gajah Mada University Press. Ofyar Z. T. 2000. Perencanaan dan Pemodelan Transportasi, Edisi Kedua, Penerbit ITB Bandung. Outuzar J.D. and L.G. Williumsen, 1990. Modeling Transport. John Willey & Sons Ltd, England. Riduwan dan H. Sunarto. 2009. Pengantar Statistika untuk Penelitian. Cetakan kedua. Penerbit Alfabeta.

ISSN 2085-7020

Anda mungkin juga menyukai