Anda di halaman 1dari 4

Nama NPM :

Poetry Ken Savitri 211011011376

Kelas :

RETORIKA Retorika merupakan ilmu yang mempelajari kemampuan dalam berbicara yang baik dan benar. Sebagai komunikator, manusia tentunya harus bisa berkomunikasi dengan baik dan benar. Pada dasarnya, semua manusia dapat berbicara, tetapi tidak semua manusia dapat berbicara dengan baik dan lancar serta menarik. Itulah mengapa retorika hadir untuk dijadikan acuan sebagai ilmu bicara. Pengertian sebenarnya retorika yaitu pemekaran baka-bakat tertinggi manusia, yakni rasio dan cita rasa lewat bahasa sebagai kemampuan berkomunikasi dalam media pikiran. Retorika sendiri sudah mulai berkembang sejak sebelum-SM di Yunani. Retorika sendiri memiliki arti keakhlian berbicara atau berpidato. Sejak zaman itu, retorika digunakan sebagai sebagai salah satu kemampuan yang biasa digunakan oleh para tokoh-tokoh pada masa itu. Dengan kemampuan para tokoh dalam berbicara atau berpidato, semua pesan yang akan disampaikan dapat diterima dan dimengerti oleh masyarakat lainnya. Dalam perkembangannya, retorika mengenal tiga bentuk, yaitu: 1. Demi penemuan kebenaran (Socrates, Bapak Retorika) 2. Demi kekuasaan ataupun kemenangan saja (sesuai dengan filsafat Sophisme) 3. Sebagai alat persuasi yang banyak menggunakan penemuanpenemuan terakhir bidang ilmu Jiwa dan karenanya mulai menggunakan nama Scientific rhetoric Aliran Sophisme, mengemukakan sebuah kebenaran suatu pendapat hanya dapat dibuktikan bila mencapai kemenangan dalam pembicaraan

Penganut aliran retorika Sokrates (469-339) dan Georgias, retorika digunakan demi kebenaran, melalui dialog dengan teknik ini kebenaran akan timbul dengan sendirinya. Plato sebagai seorang pendidik, juga mengatakan bahwa retorika penting sebagai: 1. Metode pendidikan 2. Alat untuk mencapai kedudukan dalam pemerintahaN 3. Alat memengaruhi rakyat Para ahli menganggap retorika bila dilihat dari tinjauan komunikasi maka disebut speech of communication atau public speaking. Itulah mengapa para ahli mengatakan betapa pentingnya mempelajari public speaking, karena dengan mempelajari dan mengetahui public speaking kita dapat bertindak pada waktu tertentu dan dapat memutuskan sesuatu dengan segera dan dapat diterima. Istilah public speaking sendiri berawal dari para ahli retorika, yang mengartikan sama yaitu seni (keahlian) berbicara atau berpidato yang sudah dikenal sejak abad sebelum masehi. Pada abad ke-20, retorika mengambil manfaat dari perkembangan ilmu pengetahuan modern. Istilah retorika mulai berubah menjadi speech communication, atau oral communication atau lebih dikenal dengan public speaking. Retorika memiliki tiga prinsip komposisi dasar, prinsip-prinsip

mempengaruhi seluruh organisasi pesan. Prinsip-prinsip ini ialah: 1. Kesatuan (Unity) Sebuah pidato harus memiliki satu kesatuan yang meliputi isi, tujuan, dan sifat pembicaraan. Sebuah pidato harus memiliki isi yang memiliki gagasan utama yang mencakup keseluruhan pidato. Pidato juga harus memiliki tujuan yang jelas. Tujuan dari disampaikannya pidato tersebut harus jelas di mata pendengar. Jangan sampai membuat

pidato

yang

disampaikan

mengubah

persepsi

orang

lain

yang

mendengarnya. Lalu sifat pembicaraan, dimana sifat yang ditunjukan seseorang saat berpidato harus jelas dan konsisten dari awal sampai akhir pidato. Ini menentukan pemilihan bahan, gaya bahasa atau pemilihan kata-kata. Untuk mempertahankan kesatuan ini dibutuhkan ketajaman pemikiran dan sifat konsisten. Karena, jika kurangnya kesatuan akan menyebabkan pendengar merasa bosan dan membuat pidato terdengar tidak menarik. 2. Pertautan (Coherence) Pertautan menunjukan menunjukan urutan dari isi pidato yang berkaitan antar satu dan lainnya. Pertautan menyebabkan perpindahan dari isi pidato yang satu dan yang lainnya berjalan lancar. Untuk memelihara pertautan dapat digunakan tiga cara: Ungkapan penyambung (connective phrases) adalah sebuah kata atau lebih yang digunakan untuk merangkaikan bagianbagian. Paralelisme adalah mensejajarkan struktur kalimat yang sejenis dengan ungkapan yang sama untuk setiap pokok pembicaraan. Gema (echo) adalah kata atau gagasan dalam kalimat terdahulu diulang kembali pada kalimat baru. Gema dapat berupa sinonim, perulangan kata, atau istilah lain yang menggantikan kata-kata yang terdahulu. Jika sebuah pidato kehilangan pertautan, itu akan mempengaruhi pidato yang akan tersendat dan membuat pendengar tidak mampu menarik inti isi dari pidato tersebut. 1. Titik Berat (emphasis) Titik berat menunjukan para pendengar pada bagian pidato yang penting yang perlu diperhatikan. Seperti, gagasan utama sebuah pidato, dimana para pendengar dapat mengetahui gagasan utama atau inti dari sebuah pidato. Titik berat Hbiasanya ditunjukan dengan penekanan suara yang

dinaikkan,

pemberian

keterangan

dan

isyarat

yang

diberikan

oleh

seseorang yang berpidato. Dalam menyajikan pidato untuk khalayak banyak tentu saja

dibutuhkaan teknik-teknik tertentu agar membuat pidato yang nantinya disajikan dapat diterima dengan baik oleh pendengar. Untuk itulah retorika ada. Retorika yang merupakan salah satu bidang studi komunikasi yang telah berumur tua, menunjukan tempat yang layak dalam perkembangan ilmu komunikasi. Oleh karena itu, retorika memperoleh makna yang cukup kaya dan penting.

Sumber Buku Retorika Modern, karangan Jalaluddin Rakhmat Buku Public Speaking Edisi 2, karangan Helena Olii

Anda mungkin juga menyukai