Umum
Prasedimentasi (disebut juga plain sedimentation atau sedimentasi I) dimaksudkan untuk mengendapkan partikel diskret atau partikel kasar atau lumpur. Partikel diskrit adalah partikel yang tidak mengalami perubahan bentuk dan ukuran selama mengendap di dalam air.
Umum
Prasedimentasi hanya diperlukan apabila dalam air baku terdapat partikel diskrit atau partikel kasar atau lumpur dalam jumlah yang besar. Pengendapan dilakukan dalam bak berukuran besar (biasanya membutuhkan waktu detensi selama 2 hingga 4 jam) dalam aliran yang laminer, untuk memberikan kesempatan lumpur mengendap tanpa terganggu oleh aliran. Pengendapan berlangsung secara gravitasi tanpa penambahan bahan kimia sebelumnya.
Kecepatan Pengendapan
Vs = kecepatan pengendapan, m/det Sg = Specific gravity s = densitas massa partikel, kg/m3 = densitas massa liquid, kg/m3 g = percepatan gravitasi, m/detik2 v = viskositas kinematik, m2/detik = viskositas absolut, N.detik/m2
Bentuk Prasedimentasi
Rectangular (segi empat) Circular (lingkaran)
Zona Inlet
Dalam zona ini aliran terdistribusi tidak merata melintasi bagian melintang bak; aliran meninggalkan zona inlet mengalir secara horizontal dan langsung menuju bagian outlet.
Zona Pengendapan
Dalam zona ini, air mengalir pelan secara horizontal ke arah outlet, dalam zona ini terjadi proses pengendapan. Lintasan partikel diskrit tergantung pada besarnya kecepatan pengendapan.
Zona Lumpur
Dalam zona ini lumpur terakumulasi. Sekali lumpur masuk area ini, maka lumpur akan tetap disana.
Zona Outlet
Dalam zona ini, air yang partikelnya telah terendapkan terkumpul pada bagian melintang bak dan siap mengalir keluar bak.
Pengendapan Partikel Diskrit ditujukan untuk pengendapan partikel dalam suatu suspensi konsentrasi padatan yang rendah secara gravitasi dengan percepatan yang konstan. Partikel mengendap secara individual dan tidak ada interaksi signifikan dengan partikel disekelilingnya diaplikasikan untuk removal partikel grit dan pasir dari air limbah.
27/10/2012 sumber: MetCalf & Eddy, 2003 13
Pengendapan Partikel Flok ditujukan baik untuk pengenceran suspensi partikel yang bergabung atau yang mengalami flokulasi selama operasi pengendapan. Dengan adanya proses penggabungan tersebut, partikel meningkat dari sisi massanya dan mengendap dengan laju yang cepat diaplikasikan untuk removal TSS dalam air limbah dalam fasilitas pengendapan primer dan merupakan porsi terbesar dalam pengendapan kedua dan juga meremove flok kimia dalam tangki sedimentasi.
27/10/2012 sumber: MetCalf & Eddy, 2003 14
Pengendapan Ballasted Flocculent ditujukan untuk penambahan agen ballast inert dan polimer menjadi suspensi terflokulasi terpisah yang mempercepat pengendapan dan reduksi padatan. Porsi dari agen ballast yang terrecover didaur ulang prosesnya diaplikasikan untuk removal TSS dalam air limbah, air limbah dari sistem yang terkombinasi dan air limbah industri dan juga mereduksi BOD dan phospor.
27/10/2012 sumber: MetCalf & Eddy, 2003 15
Hindered Settling (juga dinamakan zona pengendapan) ditujukan untuk suspensi konsentrasi intermediate dimana gaya interpartikel cukup untuk menghalangi pengendapan partikel disekelilingnya. Partikel cenderung tersisa dalam posisi yang tepat dan massa partikel mengendap sebagai satu unit. Hubungan padatan cairan berada diatas massa padatan diaplikasikan terjadi dalam fasilitas pengendapan kedua yang dihubungkan dengan fasilitas pengolahan biologis.
27/10/2012 sumber: MetCalf & Eddy, 2003 16
27/10/2012
17
Accelerated Gravity Settling ditujukan untuk removal partikel dalam suatu suspensi dengan pengendapan secara gravitasi diaplikasikan untuk removal partikel grit dan pasir dalam air limbah.
27/10/2012
18
Flotation Settling ditujukan untuk removal partikel dalam suatu suspensi yang lebih ringan daripada air dengan menggunakan udara atau flotasi gas diaplikasikan untuk removal lemak dan minyak, material ringan yang mudah mengapung, pengentalan dari suspensi padatan.
27/10/2012
19
27/10/2012
21
27/10/2012
27
27/10/2012
28
27/10/2012
31
Contoh Soal
Tentukan kecepatan pengendapan dari partikel pasir dengan diameter rata-rata sebesar 0,5 mm, faktor bentuk sebesar 0,85, dan spesific gravity sebesar 2,65, pengendapan di air pada suhu 20 oC. Pada suhu ini, nilai viskositas kinematik = 1,003 x 10-6 m2/s (1,091 x 10-5 ft2/s)
27/10/2012
32
Jawaban
Tentukan kecepatan pengendapan partikel dengan menggunakan hukum Stoke:
vp = g.(sgp 1).dp2 / 18
vp = (9,81 m/s2).(2,65 1).(0,5.10-3 m)2 : 18(1,003.10-6 m2/s) = 0,224 m/s Cek Nre (termasuk faktor bentuk: ): Nre = .vp.dp / = (0,85.0,224 m/s).(0,5.10-3 m) / (1,003.10-6 m2/s) = 94,9
Penggunaan hukum Stoke tidak tepat untuk nilai Nre > 1, maka hukum Newton lah yang
harus digunakan untuk menentukan kecepatan pengendapan pada CD pada persamaan Newton tergantung pada nilai Nre yang merupakan fungsi dari kecepatan pengendapan. Dikarenakan kecepatan pengendapan tidak diketahui, maka kecepatan pengendapan awal diasumsikan. Asumsi kecepatan pengendapan digunakan untuk menentukan Nre yang digunakan untuk menentukan nilai CD dan nilai CD digunakan untuk mengkalkulasi kecepatan pengendapan. Penyeleseian dapat tercapai ketika asumsi kecepatan pengendapan kira-kira sama dengan kecepatan pengendapan berdasarkan perhitungan hukum Newton. Proses tersebut yang dinamakan ITERATIF.
sumber: MetCalf & Eddy, 2003
bagian transisi.
27/10/2012
33
/3.1,456). (2,65 1). 0,5.10-3 m))1/2 = 0,086 m/s 0,09 m/s Kesimpulannya: kecepatan pengendapan yang dihitung berdasarkan nilai Nre haruslah sama dengan persamaan Newton.
27/10/2012
35
Summary
Stokes Equation vp = g.(sgp 1).dp2 / 18 Newtons Equation vp = ((4g/3CD). (sg 1). d))1/2 Standar Equation Nre = .vp.dp / CD = 24/Nre + 3/Nre + 0,34
27/10/2012 sumber: MetCalf & Eddy, 2003 36
Pengendapan tipe II: selama proses pengendapan, kecepatan mengendap partikel meningkat (partikel flokulen)
Pretreatment atau pengolahan pendahuluan merupakan pengolahan awal air minum atau air baku yang kekeruhannya tinggi melampaui kapasitas pengolah konvensional Ada 2 jenis pengolahan pendahuluan yang
umum digunakan : 1. Plain sedimentation atau prasedimentasi 2. Roughing filter
PRA SEDIMENTASI
PRA SEDIMENTASI
Pra sedimentasi Pengendapan tipe I Pra sedimentasi pengendapan partikel diskrit Partikel diskrit: partikel yang tidak mengalami perubahan bentuk, ukuran dan berat selama proses pengendapan
ZONA-ZONA PENGENDAPAN
2. Zona pengendapan
3. Zona outlet 4. Zona lumpur
Kedalaman ruang lumpur bak pengendap I tergantung pada : 1. Metode pengurasan lumpur
2. Frekuensi pengurasan
3. Kadar lumpur air baku dan massa jenis lumpur
Pengendap I bentuk persegi didisain dengan kemiringan dasar 5 10 % bila pengurasannya dengan cara manual setiap 6 bulan sekali
Dan bila pengurasannya menggunakan scrapper mekanis maka kemiringan dasarnya : 1 %
Ruang lumpur
Aliran Horizontal
Ruang lumpur
Horizontal Radial
Outlet
Outlet
Ruang lumpur
Upflow
Dengan analisa dimensional, dapat diketahui : gaya drag friksi = CD A C (vs2/2) Dimana : CD = koefisien Drag Newton AC = Luas penampang melintang partikel
CD tidak tetap, bervariasi tergantung pada nilai bilangan Reynold (NRe) dan dengan bentuk partikel spherikal : NRe 0,5 , maka CD = 24/NRe 0,5 < NRe 104, maka CD = (24/NRe) + (3/NRe1/2) + 0,34 Dalam sedimentasi : NRe = vsd/ Dimana : d = diameter partikel
Dengan kondisi keseimbangan : Untuk kondisi laminer : NRe 0,5 dan CD = 24/NRe vs = [ gd2 (Ss -1)]/18 vs = { 3,3 gd (Ss 1)}1/2 (HUKUM STOKE) Untuk kondisi turbulen : 5 x 102 < NRe < 104 dan CD = 0,4
KRITERIA PERENCANAAN : 1. Waktu pengendapan : 1 3 jam 2. Kedalaman ruang pengendapan (1 3) m 3. Kecepatan pengendapan partikel diperoleh dari analisa kolom test di laboratorium 4. Performance atau kinerja pengendap berdasarkan pada grafik performance 5. Bilangan NRe < 2000 dan Nilai Froude aliran > 10-5 RUMUS RUMUS YANG DIGUNAKAN :
vs
Kecepatan horizontal (vH) harus lebih kecil dari kecepatan penggerusan (vsc) vsc = { 8/ (s w/w) g d}1/2 Dimana : = faktor friksi porositas = 0,02 0,012 = faktor friksi hidrolis = 0,03 s = massa jenis partikel w = massa jenis air d = diameter partikel g = percepatan gravity
ROUGHING FILTER
Influen
Efluen
Media kerikil
Vertical Flow
Ke Flash Mix
Influen
Dinding diperforasi
Horizontal Flow
Influen
Kerikil
efluen
Potongan
Perforated wall
Turbulensi diantaranya disebabkan oleh perbedaan suhu di dasar & di permukaan air, angin, aliran pendek, bil Reynold yang terlalu tinggi Pembuangan lumpur harus secara periodik, tergantung pada kadar SS dan debit aliran yang masuk Tinggi lumpur dibatasi agar tidak tergerus kembali ke pelimpah.
SOAL
1. Sebuah kolom analisa untuk pengendapan setinggi 4 ft digunakan untuk mengendapkan partikel diskrit dengan hasil analisa sbb : Lama pengendapan (menit) : 0,5, 1,0, 2,0, 4,0, 6,0 dan 8,0, berturut turut menghasilkan sisa fraksi berat : 0,56, 0,48, 0,37, 0,19, 0,05 dan 0,02. Apabila kecepatan klarifikasi yang diinginkan 0,08 ft3/detik/ft2, berapa % pemisahan total yang terjadi ? Dan plotting grafiknya ! 2. Rencanakan bangunan prasedimentasi apabila debit air yang diolah (Q) 100 L/detik. Direncanakan bangunan prasedimentasi ada 4 buah dan harga kecepatan pengendapan partikel dari analisa kolom 0,02 cm/detik.