Anda di halaman 1dari 15

Billy Firmansyah X7 / 06 Widi Rasti X7 / 29 Husen Wahyu A X8 / 15 Rizqi Nurlaili S X8 / 25 Tiwi Harjanti C X8 / 28 Yessy Kurnia M X8 / 29

Menurut ajaran dalam agama Islam, tubuh kita adalah

amanah dari Allah SWT yang dianugerahkan kepada kita dimana kita diminta untuk melindungi dan merawat dengan segenap kemampuan kita. Konsekuensinya adalah kita tidak diperbolehkan untuk merubahnya atau merusaknya dengan sesuatu yang tidak perlu, kita hanya diperbolehkan untuk turut campur dengan tubuh kita manakala ketika kita memperbaiki cacat alami yang diderita atau memperbaiki/menyembuhkan oleh sebab suatu penyakit. Usaha lainnya yang mencampuri atau merusak tubuh kita adalah termasuk kegiatan yang merubah ciptaan Allah SWT yang dikecam oleh Allah SWT dalam Al-Quran.

Kita ketahui dalam Al-Quran bahwa Syaitan, yang terkutuk, berikrar kepada Allah SWT. bahwa dia tanpa kenal lelah akan terus menyesatkan manusia dengan kerusakan dan kebinasaan: dan aku benar-benar akan menyesatkan mereka, dan akan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka dan menyuruh mereka (memotong telinga-telinga binatang ternak), lalu mereka benar-benar memotongnya, dan akan aku suruh mereka (mengubah ciptaan Allah), lalu benarbenar mereka mengubahnya. Barangsiapa yang menjadikan syaitan menjadi pelindung selain Allah, maka sesungguhnya ia menderita kerugian yang nyata. (Q.S An-Nisa 4 : 119). Selagi kita merenungkan ayat diatas, kita juga bisa membaca pernyataan Allah SWT di ayat AlQuran berikut: Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu.

Tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. (Q.S Ar-Rum 30 : 30);

Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik. (Q.S Al Baqarah 2 : 195).

Dari Abdullah bin Abbas Radhiyallahu 'anhu, dia menceritakan. "Artinya : Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam melaknat orang laki-laki yang bersikap seperti wanita dan wanita seperti laki-laki". Sedangkan dalam riwayat yang lain disebutkan. "Artinya : Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam melaknat orang laki-laki yang menyerupai wanita dan wanita yang menyerupai laki-laki". (Hadits Riwayat Bukhari)

Hukum

menindik telinga dan memakai anting bagi anak perempuan dibolehkan. Hal tersebut ditunjukan oleh adanya iqrar atau pengakuan dari Rasulullah SAW terhadap kebiasan wanita yang menindik telinga mereka. Dari Ibnu Abbas Ra sesungguhnya Nabi SAW melaksankan sholat Ied dua rakaat dan tidak melakukan sholat lagi, baik sebelum atau sesudahnya. Kemudian beliau disertai Bilal Ra mendatangi jama'ah wanita, lalu memerintahkan mereka untuk bershodaqoh. Kemudian para wanita tersebut melemparkan anting-anting mereka. (HR Bukhori No. 5544)

Syeikh Ibnu Utsaimin Dalam fatwanya menyatakan bahwa menindik telinga bagi anak perempuan adalah dibolehkan karena hal tersebut sebagai perantara untuk memakai perhiasan yang diperbolehkan. Demikian pula dijelaskan dalam fatwa Lajnah Daimah jilid V halaman 121}

Kesimpulan

- Menurut hadist - hadist serta ayat - ayat


diatas membuktikan bahwa body piercing atau tindik, mentato tubuh dan segala kegiatan yang bertujuan untuk merubah bahkan merusak keadaan tubuh bagi seorang Muslim yang taat dan sadar dengan agamanya tidak perlu berpikir untuk tidak melakukan kegiatan-kegiatan tersebut. Dikarenakan tindik dan tato bisa membahayakan tubuh. - Bahkan dapat juga mengakibatkan pelakunya siap berhadapan dengan beberapa resiko kesehatan seperti kanker dan HIV.

- Apalagi untuk bagian tubuh yang sensitif seperti


lidah, bibir, kelopak mata yang lebih rentan terinfeksi itu bisa menjadi perantara masuknya bibit - bibit penyakit, beberapa diantaranya mungkin bisa berakibat fatal.

- Oleh karena itu tindik dan tato pada agama Islam sangat dilarang. - Satu-satunya pengecualian dari para ulama tentang
hal ini adalah dalam konteks ear piercing (tindik telinga) untuk kaum perempuan, dikarenakan dibutuhkan untuk perhiasan bagi kaum perempuan.

- Sedangkan kaum laki-laki, tidak memerlukan tindik telinga. Karena Islam melarang laki-laki untuk meniru gaya yang menyerupai perempuan dan berlaku juga sebaliknya. Rasulullah s.a.w. pernah menghitung orangorang yang dilaknat di dunia ini dan disambutnya juga oleh Malaikat, diantaranya ialah laki-laki yang memang oleh Allah dijadikan betul-betul laki-laki, tetapi dia menjadikan dirinya sebagai perempuan dan menyerupai perempuan; dan yang kedua, yaitu perempuan yang memang dicipta oleh Allah sebagai perempuan betulbetul, tetapi kemudian dia menjadikan dirinya sebagai laki-laki dan menyerupai orang laki-laki (Hadis Riwayat Thabarani).

Apabila emas putih yang dimaksud adalah emas kuning (Aurum) yang dicampur dengan unsur-unsur logam putih, seperti nikel, palladium sehingga merubah warna aslinya dari kuning menjadi putih maka hukum mengenakan emas putih ini bagi seorang laki-laki adalah haram dikarenakan penyepuhan tersebut tidaklah menghilangkan zat aslinya yaitu emas kuning (Aurum), sebagaimana hadits Rasulullah saw yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas bahwasanya Rasulullah saw melihat sebuah cincin dari emas ditangan seorang laki-laki maka beliau saw pun melepas dan membuangnya. Dan beliau saw bersabda, Salah seorang diantara kalian sengaja menginginkan bara api dari neraka dengan mengenakannya (cincin emas) ditangannya.

Kemudian dikatakan kepada laki-laki itu setelah Rasulullah saw pergi, Ambillah cincinmu dan manfaatkanlah. Orang itu berkata, Tidak, demi Allah aku tidak akan mengambilnya selama-lamanya, sesungguhnya Rasulullah saw telah membuangnya. (HR. Muslim) Diriwayatkan dari Abdullah bin Amr bin al Ash bahwasanya Rasulullah saw bersabda,Barangsiapa dari umatku mengenakan emas kemudian dia mati masih dalam keadaan mengenakannya maka Allah mengharamkan baginya emas di surga. Dan barangsiapa dari umatku yang mengenakan sutera kemudian dia mati masih dalam keadaan mengenakannya maka Allah mengharamkan baginya sutera di surga. (HR. Ahmad)

Pengharaman

untuk emas putih ini khusus bagi laki-laki dan tidak bagi perempuan, sebagaimana hadits yang diriwayatkan dari Ali bahwasanya Rasullulah mengambil sebuah sutera dan menjadikannya di sebelah kanannya dan mengambil sebuah emas dan menjadikannya di sebelah kirinya kemudian beliau saw bersabda, Sesungguhnya kedua jenis ini haram bagi kaum laki-laki dari umatku. (HR. An Nasai dan Abu daud) demikian juga sabdanya saw, Dihalalkan sutera dan emas bagi kaum wanita dari umatku dan diharamkan bagi kaum lakilakinya. (HR. Ahmad)

Jadi

emas warna apa pun, baik putih, merah atau yang lainnya selama ia hanyalah sepuhan yang dilakukan pada emas kuning (Aurum) maka hukumnya haram bagi laki-laki untuk mengenakannya. Apabila emas putih yang dimaksudkan adalah platina maka ia tidaklah termasuk dalam golongan emas (Aurum). Dengan demikian diperbolehkan bagi kaum pria untuk mengenakannya dikarenakan tidak ada dalil-dalil syariat Islam yang menunjukkan pengharamannya bagi kaum laki-laki.

Anda mungkin juga menyukai