Anda di halaman 1dari 3

Refleksi Kelompok 30

Kegiatan Kuliah Kerja Nyata merupakan kegiatan yang kami rasa sangat membangun dan mendidik. Hal ini terbukti dari banyak hal yang kami petik dari kegiatan ini baik internal maupun eksternal. Permasalahan utama yang dialami masyarakat dusun dliring adalah mengenai perikanan. Kami menemukan masyarakat dusun dliring tempat kami tinggal telah lama memiliki kelompok perikanan. Sektor ini bila dikelola dengan baik juga menjanjikan keuntungan yang tidak sedikit. Sayangnya organisasi yang telah berdiri sejak lama itu tidak mengelola perikanan di dusun dengan baik. Akibatnya sektor perikanan seakan tidak memberikan hasil yang baik. Warga berpendapat keadaan lingkungan dusun dliring yang cenderung sulit air tidak cocok untuk pengembangan usaha perikanan. Padahal hal ini masih dapat disiasati dengan memilih ikan yang tidak membutuhkan air terlalu banyak. Berdasarkan temuan ini dan permohonan dari bapak kepala dusun, maka kami memfokuskan KKN di dusun dliring untuk mengembangkan kembali perikanan. Warga memiliki potensi besar untuk melanjutkan program ini. Organisasi yang berjalan cukup lama, rasa gotong-royong dan kekeluargaan menurut kami merupakan modal penting untuk mengembangkan sektor perikanan di dusun ini. Namun demikian, faktor kegagalan yang sering dialami warga membuat warga menjadi kurang telaten dalam mengurus perikanan. Hal yang kami lakukan untuk membangkitkan dan menyadarkan potensi ini adalah dengan memberi contoh. Kami memberi makan dan merawat sektor perikanan secara rutin tiap harinya. Selain itu, kami mengundang pembicara untuk mengingatkan potensi yang dimiliki warga. Diharapkan hal yang kami lakukan dapat memberikan dampak bagi warga. Banyak hal yang dapat kami petik melalui kegiatan ini. Pelajaran yang tidak pernah muncul dalam ruang kelas kami dapatkan disini. Selain itu, melalui KKN pula kami akhirnya mendapat kesempatan untuk mengimplementasikan nilai-nilai yang selama ini mungkin hanya kami kenal melalui kata-kata saja. Berasal dari latar belakang berbeda, kami dituntut untuk mengelola diri dan kelompok, kami harus selalu proaktif ketika menjalankan program, dan kami harus belajar untuk mengkomunikasikan segala sesuatu dalam satu kelompok. Belajar untuk menjadi satu tim yang solid dan mengembangkan kerja sama dalam tim, itulah hal pertama yang kami dapatkan selama KKN. Selain hal-hal itu, nilai-nilai kehidupan seperti bermasyarakat, menjalankan tatakrama, dan mengedepankan rasa saling menghormati juga kami dapatkan lewat program ini. Kami akui

hidup dalam lingkungan baru yang berbeda dengan lingkungan kami sebelumnya adalah tantangan tersendiri. Selama KKN kami mencoba untuk membaur dengan warga dan kebiasaannya. Hal ini menjadi menarik dan menantang bagi kami, sebab kami yang notabene tidak dibesarkan dalam lingkungan seperti ini menjadi kaget dan kurang bisa beradaptasi awalnya. Namun kemauan untuk belajar dan mendapat pengajaran dari orang yang lebih tua membuat kami akhirnya mampu untuk membaur. Musyawarah untuk mencapai mufakat adalah hal penting lainnya yang kami dapatkan. Kami melihat betul perbedaan antara kehidupan kota yang individualis dan cenderung acuh, dengan kehidupan masyarakat dusun yang lebih mengutamakan kegiatan bersama. Disini kami mempelajari dan melihat batul bukti dari persatuan, dimana suatu permasalahan berat akan menjadi ringan dan mudah diselesaikan bila kita mau meluangkan sedikit waktu dan tenaga untuk orang lain. Keadaan ini tidak hanya meringankan beban orang yang kesusahan, namun juga menambah kehangatan antar warga. Kehangatan inilah yang kami kami rasakan dari warga masyarakat saat kami datang dan tinggal selama satu bulan disini. Namun demikian tidak semuanya berjalan sesuai dengan rencana. Ada kalanya kami mendapat penolakan dan tuntutan berlebih yang kami rasa menyakitkan dan sangat tidak mengenakkan, namun kami berusaha menjadikan itu sebagai pengalaman, bahwa suatu saat nanti akan tiba saatnya kami berada di dunia kerja yang pasti akan lebih kejam dari apa yang kami rasakan disini. Belajar untuk benar-benar mengontrol diri dan melapangkan dada adalah hal penting yang kami pelajari ketika mendapatkan tuntutan dan penolakan. Lepas dari apa yang kami alami selama sebulan menjalani KKN, ada satu hal yang kami dapatkan, rasa saling memiliki, menghargai, dan keinginan untuk saling membantu dan melengkapi. Rasanya tidak ada kata yang lebih pas untuk menggambarkannya daripada kata keluarga. ya, kami ditempa di tempat, situasi, dan waktu yang sama, dan kami yang awalnya tidak saling mengenal mencoba untuk menyatukan visi dan misi selama KKN, dan yang terpenting dari itu semua, kami berhasil menyelesaikannya dengan kebulatan suara. Kami adalah keluarga kecil baru, keluarga kelompok 30 KKN angkatan 44. Hal lain yang perlu menjadi pertimbangan untuk program KKN kedepannya merupakan masalah teknis. KKN kali ini menurut kelompok kami kurang tepat sasaran secara lokasi. Hal ini disebabkan dusun yang kami tempati sebagai tempat KKN merupakan dusun transisi. Maksudnya, sekalipun lingkungan ini bukan lingkungan perkotaan, namun warga dusun dliring bisa dikatakan cukup mampu. Pemberdayaan di beberapa sektor memang dibutuhkan, namun

warga sudah tidak terlalu membutuhkan pemberdayaan. Warga lebih mementingkan bantuan berupa pembangunan struktural dan infrasturktur. Selain itu, hal lain yang menurut kami harus diperbaiki agar KKN dapat berjalan dengan lebih baik adalah kesesuaian antara program dengan jurusan. Rata-rata warga di daerah cangkringan lebih senang bila KKN melakukan program perikanan, pertanian, dan perkebunan. Hal ini sangat tidak relevan dengan jurusan yang kami ambil. Memang benar ada program tambahan yang bisa disesuaikan dengan prodi kami, namum hal itu dirasa kurang. Jumlah mahasiswa yang rata-rata 7 orang juga dirasa sangat sedikit. Program yang cenderung besar membutuhkan tenaga yang lebih banyak pula. Mohon hal ini dipertimbangkan pada masa KKN berikutnya.

Anda mungkin juga menyukai