100
60
LAPORAN KERJA PRAKTEK Laporan Kerja Praktek Muhammad Naufal Henis Sugianto 128) (3109 100 114) (3109 100
Adapun tugas dan tanggung jawab dari masing-masing jabatan adalah : 1. Safety Manager Membuat organisasi keselamatan dan kesehatan kerja beserta tugas dan tanggung jawabnya Melengkapi Lingkungan Kerja Membuat program kerja : a. Safety Induction b. Pernyataan bersedia mengikuti program K3 untuk Sub Kontraktor c. Melaksanakan Safety Patrol, inspeksi, dan Safety Meeting d. Menyusun kebutuhan training K3 untuk personil proyek e. Menerima laporan bulanan dari Safety Officer untuk diteruskan ke manajemen WIKA Jaya Konstruksi KSO f. Mengimplementasikan Program Safety di proyek yang dibantu oleh Safety Officer dan Safety Supervisor g. Membuat laporan kecelakaan mingguan dan tenaga kerja h. Membuat laporan bulanan dan segala aktifitas di proyek i. Melaksanakan dan mengontrol program K3 2. prinsip dan aspek K3 Mengidentifikasi kondisi-kondisi yang berbahaya dan tindakan-tindakan berbahaya Mencegah kecelakaan kerja Melaksanakan tindakan pertolongan pertama dan analisa terjadinya kecelakaan Merencanakan, membuat, dan menempatkan alat, sarana, dan prasarana K3 untuk ditempatkan di lokasi proyek terjadinya kecelakaan kerja dengan membuat/melaksanakan proteksi-proteksi terhadap resiko terjadinya Safety Officer Mengawasi jalannya kegiatan kerja yang sesuai dengan data-data Keselamatan dan Kesehatan
60
LAPORAN KERJA PRAKTEK Laporan Kerja Praktek Muhammad Naufal Henis Sugianto 128) (3109 100 114) (3109 100
3.
Melaksanakan Safety Morning Talk, Safety Patrol, dan Safety Inspection Membuat laporan kejadian, kecelakaan, dan laporan harian Membuat laporan bulanan Safety Supervisor Mengawasi jalannya kegiatan kerja yang sesuai dengan prinsip dan aspek K3 Mengidentifikasi kondisi-kondisi yang berbahaya dan tindakan-tindakan berbahaya Mencegah kecelakaan kerja terjadinya kecelakaan kerja dengan membuat/melaksanakan proteksi-proteksi terhadap resiko terjadinya
Melaksanakan tindakan pertolongan pertama dan analisa terjadinya kecelakaan Melaksanakan Safety Morning Talk, Safety Patrol, dan Safety inspection Membuat laporan harian
Target dari adanya pengaturan Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah Zero Accident (fatality), menciptakan lingkungan kerja yang bersih, sehat, aman, dan nyaman, dan karyawan dan pekerja yang tertib dan disiplin. VI.3. Safety Program Safety Program dilakukan untuk mencapai tujuan dari program K3L. Adapun kegiatan-kegiatan dari safety program dapat dilihat pada gambar berikut ini. SAFETY PROGRAM
60
LAPORAN KERJA PRAKTEK Laporan Kerja Praktek Muhammad Naufal Henis Sugianto 128) (3109 100 114) (3109 100
Program Kerja dari K3&L adalah : a) Accident Target untuk kecelakaan yang ingin di capai PT. ACSET KSO adalah tidak ada fatality dalam setiap kegiatan proyeknya atau zero aaccident. b) Safety Induction Pengenalan peraturan safety proyek kepada setiap karyawan dan Sub Kontraktor serta mandor yang baru terlibat dalam proyek ini untuk partisipasi dan tanggung jawab terhadap keselamatan kerja oleh semua pihak. c) Tool Box Meeting Memberikan penjelasan mengenai pentingnya keselamatan kerja dalam bekerja pada bidang konstruksi bangunan dan memberikan informasiinformasi lapangan kepada pekerja mengenai daerah bahaya, penanggulangan dan hal lainnya yang berkaitan yang diadakan satu kali dalam seminggu. d) Safety Monthly Meeting Mempresentasikan hasil yang telah dicapai setiap bulannya kepada top manajemen perusahaan dan sub kontraktor/mandor dan untuk menarik dukungan terhadap keselamatan kerja dari semua top manajemen setiap satu kali dalam sebulan. e) Safety Inspection Melakukan inspeksi setiap hari, setiap kegiatan, lingkungan, dan peralatan yang memungkinkan untuk terjadinya kecelakaan dan melakukan tindakan pencegahannya secara langsung serta membuat sistem pelaporan. f) Safety Patrol Melakukan patrol keamanan sebulan satu kali / sesuai kondisi. Biasanya dilakukan
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan ITS
60
LAPORAN KERJA PRAKTEK Laporan Kerja Praktek Muhammad Naufal Henis Sugianto 128) (3109 100 114) (3109 100
sebelum Safety Monthly Meeting, dan dilaksanakan bersama dengan semua top manajemen menuju ke lapangan untuk mengetahui permasalahan K3&L di lapangan. g) Fogging Penyemprotan nyamuk di lapangan untuk mencegah penyakit yang dapat ditimbulkan oleh serangga dan sejenisnya sebagai salah satu kepedulian terhadap kesehatan pekerja, dan biasanya dilakukan satu kali dalam sebulan. h) General Cleaning dan House Keeping Melakukan pembersihan secara massal yang melibatkan seluruh pekerja dan seluruh sub kontraktor di lapangan untuk menciptakan lapangan kerja yang selalu bersih, rapi, dan sehat. Biasanya dilakukan satu kali seminggu, pada akhir pekan. i) Safety Morning Talk Penjelasan informasi K3&L secara periodik ke seluruh tingkatan pekerja. Melalui pertemuan pagi K3&L, diharapkan semua potensi sumber bahaya yang berada pada lingkungan pekerjaan dapat didentifikasi. Safety Morning Talk membahas penjelasan kondisi yang berbahaya dari setiap proses pekerjaan yang akan dikerjakan, penyimpangan keadaan yang ditemukan saat inspeksi K3&L sebelumnya, insiden/kecelakaan dan dijelaskan maksud dan tujuan pencegahannya, instruksi dan informasi dari Kepala Proyek dan/atau Pemberi Pekerjaan, dan Peraturan & ketetapan perundang-undangan. j) Safety Training Safety Awareness Memberikan pelatihan keselamatan kerja yang berkaitan dengan kegiatan lapangan yang akan berlangsung (termasuk training tentang pemakaian safety belt) demi meningkatkan kepedulian dari pelaksana lapangan dan sub kontraktor. Fire Handling Memberikan pelatihan tentang basic fire safety, cara penanggulangan, dan upaya pencegahannya (training dari Dinas Kebakaran Kota Surabaya). First Aid
60
LAPORAN KERJA PRAKTEK Laporan Kerja Praktek Muhammad Naufal Henis Sugianto 128) (3109 100 114) (3109 100
Memberikan pelatihan tentang pertolongan pertama pada korban kecelakaan untuk kecelakaan-kecelakaan kecil yang sifatnya umum dan tidak berat yang dapat dilakukan di proyek
VI.4. Fasilitas Penunjang K3&L Untuk menunjang kegiatan K3&L diperlukan berbagai alat bantu dan penunjang demi tercapainya sasaran K3&L, diantaranya adalah : Rambu-rambu Pemasangan rambu-rambu di lapangan yang berupa gambar dan tulisan yang mempunyai makna larangan, perhatian, dan anjuran adalah sebagai salah satu bentuk sosialisasi keselamatan kerja di lapangan yang sifatnya pasif.
Gambar 6.3 Rambu-Rambu Pengaman Void Untuk mengamankan dari benda jatuh, maka tiap void ditutup dengan menggunakan ply wood / jarring pengaman untuk menangkap benda jatuh dari pekerjaan pembongkaran di lantai atasnya.
60
LAPORAN KERJA PRAKTEK Laporan Kerja Praktek Muhammad Naufal Henis Sugianto 128) (3109 100 114) (3109 100
Jarring
Tabung Pemadam
Tabung pemadam ditempatkan di setiap lokasi yang beresiko untuk timbulnya api/kebakaran agar penanggulangan dapat segera ditangani.
Gambar 6.5 Tabung Pemadam Kotak P3K Kotak P3K disediakan di ruang K3 dan di setiap pos jaga keamanan agar setiap terjadi kecelakaan yang sifatnya kecil dapat segera diberi pertolongan dan dicatat untuk mengetahui frekuensinya.
60
LAPORAN KERJA PRAKTEK Laporan Kerja Praktek Muhammad Naufal Henis Sugianto 128) (3109 100 114) (3109 100
Tempat sampah disediakan untuk membuang sampah material yang tidak terlalu besar dan juga sampah makanan atau minuman pekerja.
Adapun untuk melindungi para pekerja pada proyek ini maka diperlukan juga alat pelindung diri (APD), antara lain: Helm Helm wajib dipergunakan oleh setiap pekerja ataupun pengunjung proyek untuk melindungi kepala dari benda jatuh. goresan. Sepatu Karet Sepatu karet digunakan untuk melindungi telapak kaki dari benda tajam yang dapat melukai. Rompi Keselamatan Digunakan sebagai petanda untuk pekerja di siang hari maupun di malam hari. Sarung Tangan Digunakan untuk melindungi telapak tangan dari rasa sakit ataupun luka
60
LAPORAN KERJA PRAKTEK Laporan Kerja Praktek Muhammad Naufal Henis Sugianto 128) (3109 100 114) (3109 100
Helm
Rompi Keselamatan
Sepatu Karet
60
LAPORAN KERJA PRAKTEK Muhammad Naufal Henis Sugianto (3109 100 114) (3109 100 128)
NO I 1.
ALAT PELINDUNG DIRI (APD) WAJIB DIPERGUNAKAN 1. Pelindung Kepala(Hard Art) 2. Sarung tangan. 3. Sepatu karet(Rubber boat)
TINGKAT RESIKO H M L -
PENGENDALIAN BAHAYA
1.Tanah longsor. 2.Terkelupasnya Kabel listrik existing. Oleh alat kerja (Cangkul, ganju ). 3. Bocornya pipa air existing, oleh alat keja ( cangkul, ganju). 4. Tangan lecet. 5. Tersengat aliran listrik tegangan tinggi.
1. Analisa atau observasi sebelum melakukan pekerjaaan galian awal untuk memastikan perlakuan atau struktur tanah tersebut sekalipun kedalaman 1.5 m. 2. Pastikan dengan tepat tidak terdapat Utilitas kabel atau pipa existing dalam timbunan tanah tersebut, sehingga tidak membahayakan terhadap pekerja saat penggalian. 3. Jauhkan tanah galian min. 1m dari bibir galian, jika memungkinkan diberi papan (Toe Board) untuk menghindari longsor. 4. Menyediakan air minum yang cukup 5. Pasang rambu peringatan AWAS ADA LUBANG GALIANatau Barricade diseputar galian tersebut.
2.
1.Tangan terjepit site pile. 2. Terimpa Site pile saat Alat sedang menganngkat site pile. 3. Site pile mengenai utilitas bawah tanah (Kabel PLN, Pipa Gas, Pipa Air bersih, dll utilitas). 4. Saat Alat pancang posisi berputar (Swing) site pile mengenai material lain, menyentuh pekerja lainnya
1. Pelindung kepala. (Hard art) 2. Pelindung tangan.(Hand Gloves) 3. Pelindung telinga (Ear plug, Ear muff) 4. Pelindung kaki (Safety Shoes)
1. Pemeriksaan dokumen Alat pancang site pile. Yang disah kan oleh DEPNAKER/MIGAS. 2. Inspeksi visual konsdisi Alat pancang oleh Inspector yang berkompeten. 3. Operator alat yang berpengalaman. 4. Operator wajib mempunyai SIO yang masih berlaku. 5. Sebelum pelaksaan pemancangan dilaksanakan, pastikan tidak perdapat Utilitas dalam tanah seperti, Kabel PLN, Pipa Air bersih dll. Yang dapat mengganggu atau menghambat pekerjaan tsb. 6. Rigger (Juru ikat) yang berpengalaman. 7. Pasang Rambu peringatan DILARANG MENDEKAT ADA PEKERJAAN PEMANCANAGAN di simpan di muka dan belakang alat. 8.Pengawas lapangan harus ada selama pekerjaan berlangsung.
60
LAPORAN KERJA PRAKTEK Muhammad Naufal Henis Sugianto (3109 100 114) (3109 100 128)
-
3.
GALIAN STRUKTUR.
Galian bila mengunakan Excavator. 1. Pemeriksaan dokumen Alat pancang site pile. Yang disah kan oleh DEPNAKER/MIGAS. 2. Inspeksi visual konsdisi Alat pancang oleh Inspector yang berkompeten. 3. Operator alat yang berpengalaman. 4. Operator wajib mempunyai SIO yang masih berlaku. 5. Sebelum pelaksaan penggalian dilaksanakan, pastikan tidak perdapat Utilitas dalam tanah seperti, Kabel PLN, Pipa Air bersih dll. Yang dapat mengganggu atau menghambat pekerjaan tsb. 6. Rigger (Juru ikat) yang berpengalaman. 7. Pasang Rambu peringatan DILARANG MENDEKAT ADA PEKERJAAN GALIAN di simpan di muka dan belakang alat. 8. Jauhkan tanah galian min. 1m dari bibir galian, jika memungkinkan diberi papan (Toe Board) untuk menghindari longsor. 9. Posisi aman untuk excavator sat saat 1 meter dari bibir galian, 10. Pengawas lapangan harus ada selama pekerjaan berlangsung. 1. Selama pekerjaan berlangsung pekerja diwajibkan mempergunakan Alat Pelindung Diri (APD) sesaui dengan jenis pekerjaannya 2. Sediakan Air minum secukupnya. 3. Pengawas lapangan harus ada pada saat pekerjaan berlangsung.
4.
PEMOTONGAN PILE.
1.Kepala membentur obyek 2.Mata kemasukan puing kecil bobokan. 3. Terganggu pendengaran karena suara Jack Hammer melebihi Batas Ambang Normal (BAN 85 db) 4. Muka terkena percikan serpihan bobokan bored pile. 5. Pernapasan terganggu karena debu bobokan bored pile. 6. Tangan lecet karena gesekan handle Jack hammer. 7. Kaki tertimpa bobokan besar bored pile. 8. Kelelahan disebabkan suhu udara panas
1. Pelindung Kepala. 2. Pelindung Telinga. 3. Pelindung Mata. 4. Pelindung Muka. 5. Pelindung Pernapasan 6. Sarung tangan. 7. Safety shoes.
5.
LANTAI KERJA.
1. Kepala terimpa material concrete. 2. Kaki iritasi kulit terendam concrete 3. Tangan melepuh saat finishing. 1.Tangan terpukul palu. 2. Tangan terjepit saat penyetelan bekesting. 3. jatuh dari ketinggian saat penyetelan bekisting kolom. 4. Kepala kejatuhan benda atau meterial bahan bekisting. 5. Pekerja kelehanan karena suhu udara panas. 6. Kaki tertusuk paku yang berceceran
6.
PEMASANGAN BEKISTING.
1. Pelindung Kepala(Hard Art) 2. Sarung tangan karet. 3. Sepatu karet(Rubber boat) 1. Pelindung Kepala. 2. Sarung tangan 3. Pelindung kaki (Safety shoes) 4. Full Body Harness (Bila pekerjaan lebih dari 2m.)
1. Membuat talang yang kokoh agar material concrete tidak berceceran. 2.Pengawas lapangan harus ada pada saat pekerjaan berlangsung 1. Menyiapkan perancah yang kokoh. 2. selama ada pekerjaan penyetelan bekisting pekerja di wajibkan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) sesuai dengan jenis pekerjaan. 3. menyediakan Air minum yang cukup. 4. Pengawas lapangan harus ada pada saat pekerjaan berlangsung 5. Area kerja harus bersih dari material seperti paku. 6. Pengawas lapangan harus ada pada saat pekerjaan berlangsung
60
1. Pelindung Kepala. 2. Sarung tangan 3. Pelindung kaki (Safety shoes) 4. Full Body Harness (Bila pekerjaan lebih dari 2m.)
8.
1. Pengaturan Arus lintas lintas yang tepat, sehingga tidak membuat arus lalin macet (Tarffic jamp) 2. Saat pengecoran berlangsung, Juru atur Lalin (Flaggers) siap di tempat. 3. Membersihkan kembali material concrete yang bercereran di jalan. 4. Membuat talang tambahan dari agar concrete tidak berceceran kemana-mana 5. Dipasang Rambu penujuk arah dan Rambu peringatan ADA PEKERJAAN PENGECORAN 6. Sediakan akses diatas besi pile cap untuk mempermudah jalan pekerja. 7. DILARANG KERAS MIXER CONCRETE MEMBUANG SISA CONCRETE DI SEMBARANG TEMPAT. 8. Pengawas lapangan harus ada pada saat pekerjaan berlangsung. 1. Sediakan APAR. 2. Jarak aman arde terhadap obyek pengelasan maks 3m. 3. pergunakan stang las yang layak pakai. 4. Gerinda harus terpasang Safety guard. 5. Welding transformer harus stabil pada ampere yang tidak melebihi kapasitas yang diperlukan. 6. Juru las Wajib mempergunakan, APD lengkap selama pengelasan berlangsung. 7. Pengawas lapangan harus ada pada saat pekerjaan berlangsung.
9.
PENGELASAN.
1. Kepala kejatuhan benda atau material dari atas. 2. Penglihatan kabur atau berair disebabkan melihat langsung atau hanya menggunakan kaca mata yang bukan standar untuk pengelasan. 3. Mata kemasukan benda halus (Gram) dari penggerindaan (sparktler) 4. Sistem pernafasan terganggu akibat asap elektroda (Welding Root). 5. Tangan terluka disebabkan percikan bunga api welding root. 5. Kaki tersandung benda tajam. 6. Kabel konsleting ( Elektrik short) disebabkan system pengardean tidak tepat atau teralu jauh dari obyek pengelasan.
1.Pelindung Kepala (Hard Art) 2. Kaca mata (Eye glass) . Welding Cap. . Masker. . Pelindung Dada (Apron). 3 . Sarung Tangan khusus Las. 4. Cover all. 5. Safety shoes.
60