Anda di halaman 1dari 18

1. STRUKTUR DAN FUNGSI ORGANEL SEL a.

Mitokondria Struktur: Mitokondria tampak seperti batang atau filamen yang bergerak dengan konstan dalam sebuah sel hidup. Setiap mitokondria terdiri dari membran terluar yang halus dan membran terdalam yang membentuk lipatan yang disebut Krista. Dengan bentuk Krista yang menonjol menyerupai rak kedalam mitokondria dan menambah bidang permukaan membrane bagian dalam. Membran dalam memiliki ketebalan 6-8 nm, sedangkan membran luar memiliki ketebalan 6 nm. Ruang antar krisa dipenuhi matriks yang berisi protein, DNA, RNA, dan ribosom. Diameter mitokondria antara 0,5-7 milimikron

Fungsi: Mitokondria sering disebut sebagai pembangkit tenaga sel karena fungsi terpentingnya adalah memproduksi energi dalam bentuk ATP. Energi tersebut dihasilkan dari penguraian nutrien seperti glukosa, asam amino dan asam lemak. Enzim yang dibutuhkan untuk melepas energi secara kimia erlokalisasi dalam matriks mitokondria dan partikel kecil pada Krista. b. Ribosom Struktur: Ribosom adalah granula kecil berwarna hitam (berdiameter 25 nm) yang tersusun dari RNA ribosomal dan hamper 80 jenis protein. Ribosom ditemukan sebagai granula indivivual atau dalam kelompok disebut poliribosom. Ribosom bias bebas dalam sitoplasma (ribosom bebas) atau melekat pada membran retikulum endoplasma. Ribosom berbentuk globular yang terdiri dari dua bagian yaitu subunit kecil dan subunit besar yang menempel satu sama lain

Fungsi: Ribosom merupakan tempat sintesis protein Ribosom bebas terlibat dalam sintesis protein untuk dipakai sel itu sendiri; misalnya, dalam pembaharuan enzim dan membran. Ribosom yang berikatan merupakan tempat berlangsungnya sintesis protein yang merupakan produk sekretori yang akan dikeluarkan sel. c. Retikulum Endoplasma (RE) Struktur: RE tersusun dari jarring-jaring rongga (sisterna) datar yang dilapisi membran, yang menyambung membran plasma dan membran nukleat. Ada dua jenis RE: RE kasar (granular), yang membrannya memiliki ribosom, dan RE halus (agranular) yang tidak memiliki ribosom. Dalam sel yang mengandung kedua jenis RE tersebut, RE kasar bersambungan dengan RE halus. RE merupakan bangunan yang berbentuk ruangan-ruangan berdinding membran dan saling berhubungan membentuk anyaman. Ruangannya dibedakan menjadi: Sisterna: berbentuk ruangan gepeng yang kadang tersusun berlapis-lapis dan saling berhubungan Tubuler: ruangan berbentuk tabung atau saluran Vesikuler: berbentuk gelembung yang lepas satu sama lain.

Fungsi: RE merupakan tempat utama sintesis produk sel dan juga berperan dalam transport dan penyimpanannya. RE kasar menonjol dalam sel yang khusus untuk sekresi protein seperti enzim pencernaan. RE halus banyak terdapat dalam sel beberapa kelenjar endokrin yang menyintesis hormon dan dalam sel hati, tempat RE terlibat dalam sintesis lipid dan kolesterol serta pemecahan glikogen. Pada sel otot, RE halus disebut retikulum sarkoplasma dan turut berperan dalam proses kontraksi.

RE juga berperan dalam pembentukan glikoge dalam sel hati dan sel otak, serta dalam detoksikasi obat-obatan dalam sel hati.

d. Apparatus golgi Struktur: Apparatus golgi mengandung 6 sampai 7 kantong datar yang terikat membrane atau sisterna, masing-masing bentuknya agak melekuk. Kantong tersebut tersusun seperti mangkok terbalik. Permukaan konveks susunan menghadap ke reticulum endoplasma dan nucleus; permukaan konkaf menghadap ke permukaan eksternal sel. Biasanya ada banyak vesikel transport di sisi perifer tonjolan dan ada sedikit penebalan vakuola yang berukuran lebih besar pada salah satu kutub. Apparatus golgi merupakan gelembung-gelembung berdinding membran dengan bagian-bagian. Sacula: berbentuk gelembung gepeng tersusun bertumpuk-tumbuk dan masing-masing saling berhubungan. Secara keseluruhan, sacula ini

mempunyai dua permukaan yang berbeda yaitu permukaan yang biasanya cembung menghadap ke arah inti sel dan dinamakan immature face atau forming face dan permukaan lainnya dinamakan mature face. Vesikel sekretoris: berupa gelembung bulat atau oval dan terdapat pada tepi mature face. Mikrovesikel: juga disebut transfer vesikel berupa gelembung kecil yang terdapat disekitar forming face dan berasal dari retikulum endoplasma yang tak bergranula. Fungsi: Apparatus merupakan tempat akumulasi, konsentrasi, pembungkusan dan modifikasi kimia produk sekretori yang disintesis dalam RE kasar. I. Vesikel transport terlepas dari RE dan membawa hasil sekresi ke apparatus golgi, tempat sekresi bergabung dengan sisternanya. II. Vakuola tebal yang besar akan mengonsentrasi sekresi dan membungkusnya menjadi granula sekretori.

III. Granula sekretori (zimogen) yang besar dan terbugkus rapat dengan membran, mengeluarkan isinya melalui proses eksositosis akibat stimulasi hormon dan saraf. IV. Apparatus golgi secara kimia juga memodifikasi molekul yang disintesis dalam RE untuk bergabung dengan membran plasma. Apparatus golgi ini menambahkan residu asam lemak ada protein tertentu untuk mengubahnya menjadi lipoprotein, dan bersintesis serta melekatkan rantai sisi karbohidrat pada protein untuk membentuk glikoprotein. Apparatus golgi memproses protein yang berfungsi secara intraselular, seperti enzim lisosom. e. Lisosom Struktur: Lisosom adalah vesikel kecil yang terikat membran, megandung hampir 50 jenis enzim hidrolik, yang mampu menguraikan hampir semua jenis makromolekul (protein, lipid, karbohidrat, asam nukleat, dll). Lisosom primer hanya mengandung enzim; lisosom sekunder mengandung enzim dan materi terdegradasi. Lisosom tersusun atas satu membran, lisosom ini rata-rata berdiameter 0,4 mikron dan berbentuk bulat atau oval. Fungsi: Fungsi utama lisosom adalah untuk pencernaan intraselular. Lisosom memegang peranan dalam proses normal dan patologis. Pada sel fagositik, agens yang berpotensi membahayakan seperti bakteri, virus atau toksin akan dimakan sel tersebut. Agens tersebut akan melebur dengan lisosom primer untuk membentuk lisosom sekunder yang kemudian dicerna. Lisosom juga berperan dalam pertumbuhan dan perbaikan selular normal dengan cara memindahkan komponen selular yang sudah rusak atau berlebihan. Produk yang dicerna kemudian didaur ulang dalam sel untuk memungkinkan terjadinya pembaharuan dan rekonstruksi isi sel.

Kerusakan sel akibat sejumlah pengaruh fisik atau kimia dapat menyebabkan membrane lisosom hancur dan enzim terlepas ke dalam sitoplasma. Autolisis (auto = sendiri), atau pencernaan sel yang dihasilkan, menjadikan lisosom disebut kantong bunuh diri untuk sel.

Beberapa penyakit metabolik, dikenal sebagai penyakit penyimpanan (storage disease) (penyakit Tay-Sachs, penyakit Gaucher, penyakit Fabry), disebabkan faktor kongenital (bawaan lahir) yaitu tidak adanya salah satu enzim lisosom. Akibatnya, terjadi akumulasi abnormal dari zat yang dapat mengganggu fungsi normal sel.

f. Peroksisom (mikrobodi) Struktur: Peroksisom adalah organel kecil, sferikal yang terikat pada membran serta mengandung enzim destruktif. Peroksisom dibatasi oleh membran tunggal, di dalamnya mengandung matriks yang amorf/agranular. Peroksisom tersebar di sekitar retikulum endoplasma.

Fungsi: Untuk melindungi sel dari pengaruh hidrogen peroksida yang merusak. Selain itu juga berfungsi dalam metabolisme lipid. Oksidasi substrat pada mamalia. Reaksi oksidasi pada peroksisom jaringan mamalia dipacu oleh enzim flavin oksidase yang menggunakan oksigen sebagai penerima elektron dan mengubahnya menjadi H2O2 yang sifatnya toksik bagi sel. Karena itu harus segera diubah menjadi H2O dan 1/2 O2 oleh enzim katalase di dalam peroksisom. -oksidasi asam lemak mamalia. Peran dari peroksisom jaringan mamalia adalah oksidasi asam lemak. Peroksisom pada jaringan hati mampu mengoksidasi palmitol ko-A menjadi asetil ko-A. g. Mikrofilamen Struktur:

Mikrofilamen adalah benang silinder solid yang terbuat dari protein dan ditemukan di berbagai tempat dalam sel. Mikrofilamen biasanya ditemukan dalam bentuk berkas yang disebut fibril, terletak tepat di bawah membran plasma.

Fungsi: Mikrofilamen bertanggung jawab atas kontraktilitas sel, yang merupakan sifat semua sel tetapi berkembang dengan baik ada sel-sel otot. Kontraktilitas bertanggung jawab untuk daya gerak sel dan gerakan yang berkaitan dengan fagositosis, pinositosis dan pembelahan sel. h. Mikrotubulus Struktur: Mikrotublus merupakan pipa berongga panjang yang langsing, panjang 20 nm sampai 25 nm, tersebar dalam sitoplasma semua sel. Mikrotubulus tersusun dari molekul tubulin protein.

Fungsi: Mikrotubulus berkontribusi dalam sitoskeleton, atau elemen penunjang sel. Mikrotubulus juga terlibat dalam pembelahan sel, pergerakan sel dan transpor zat dari satu area sel ke area lain. Dalam sel saraf, mikrotubulus membentuk berkas dengan arah tertentu dan berfungsi sebagai alat transportasi partikel dan makromolekul Mikrotubulus berhubungan dengan fungsi gerakan sel baik silia maupun flagel

i. Sentriol Struktur: Pada sel yang tidak membelah, dua sentriol berada di dekat nukeus dan apparatus golgi di sebuah bidang khusus yang disebut sentrosom. Dua anggota pasangan sentriol, yang satu sama lain tersusun perpendikular, disebut diplosom. Dinding setiap sentriol mengandung sembilan susun mikrotubulus, yang masingmasing terdiri dari tiga subunit yang disebut triplet.

Sentriol berbentuk silinder dengan ukuran diameter 200-400 nm.

Fungsi: Sentriol berfungsi dalam pembelahan sel dan juga menjadi tempat pembentukan silia dan flagela. Sentriol bereplikasi dan membelah sendiri sebelum pembelahan sel. Setelah bereplikasi, setiap sentriol asli dan tiruannya pindah ke kutub nuklear yang berlawanan untuk memulai pembentukan aparatus spindel saat pembelahan sel. Badan basal adalah bentuk sentriol yang berada dalam membran plasma pada sel yang memiliki silia dan flagela. Badan basal mengatur pembentukan mikrotubulus yang membuat silia dan flagela. j. Silia dan flagela Struktur: Silia dan flagela adalah prosesus motil yang menjulur ke luar permukaan sel. Silia dan flagela terdiri dari mikrotubulus longitudinal, tersusun sebagai dua tubulus tunggal yang dikelilingi sebuah cincin tubulus ganda dengan sembilan ruang. Silia berukuran pendek dan sangat banyak pada permukaan sel, serta menjulur ke luar seperti bulu mata. Kelompok silis terombang-ambing dalam gelombang yang tidak serempak, terlihat seperti lading gandum yang tertiup angin. Flagela lebih panjang dari silia dan berbentuk seperti cambuk. Pada dasarnya, hanya ada satu flagela per sel. Flagela memiliki gerakan bergelombang yang menyebar di keseluruhan panjangnya. Flagela terpanjang, berukuran 56 nm, adalah ekor spermatozoa. Fungsi: Silia dan fagela, keduanya berfungsi dalam pergerakan. Silia mampu memindahkan cairan atau lapisan mukosa melalui permukaan sel di tempatnya berada, sedangkan flagela sel sperma berfungsi untuk mendorong sel. k. Membran plasma (membran sel)

Struktur: Tersusun dari lapisan ganda molekul lipid (dwilapis

fosfolipid) dengan beberapa protein tertanam globular yang

didalamnya.

Fosfolipid adalah molekulmolekul amfifilik yang

terdiri atas kepala dan ekor. Kepala dari fosfolipid ini bersifat hidrofilik sementara ekornya bersifat hidrofobik. Nantinya, bagian hidrofilik akan berhadapan dengan medium berair pada setiap sisinya, sedangkan hidrofobik terlindung dari air. Tebal lapisan ini sekitar 6-10 nm Terdapat Fospolipid yaitu lipid yang paling sering ditemukan dalam membrane. Lipid lainnya dalah kolesterol dan glikolipid, yang merupakan gabungan karbohidrat dan lipid. Terdapat protein yang dibagi menjadi 2 katagori yaitu protein integral dan protein perifer. Terdapat karbohidrat yang berikatan dengan molekul lipid atau protein. Fungsi: Suatu barier permeable yang selektif untuk mengatur aliran zat ke dalam dan keluar sel. l. Sitoplasma (yang merupakan protoplasma sel) Sitoplasma sebagian besar tersusun atas air yang terlarut di dalam molekul kecil dan molekul besar. Secara sepintas, sitoplasma terdiri dari dua bagian yaitu ektoplasma dan endoplasma. Ektoplasma berada di dekat membran dan bergranula banyak, sementara endoplasma berada di bagian tengah dan memiliki sedikit granula. Di dalam sitoplasma, terdapat sitosol (cairan plasma) dan padatan (organel dan paraplasma). Organel-organel sel merupakan struktur tetap yang melakukan fungsi metabolic spesifik, sedangkan inklusi merupakan benda-benda mati yang terdapat dalam sitoplasma yang mungkin merupakan hasil dari aktivitas sel atau aktivitas metabolism sel tetapi tidak ikut dalam proses metabolism sel. m. Nukleus

Struktur: Membran nuklear disusun dari membran ganda yang dipisah oleh ruang perinuklear. I. Membran dalam halus, sedangkan membran luar biasanya mengandung ribosom dan menyatu dengan RE. II. Membran dalam dan luar bergabung dalam interval jarak yang tidak beraturan di sekitar nucleus untuk membentuk pori-pori nuclear, sehingga memungkinkan terjadinya pertukaran zat antara nukleus dan sioplasma. Kromatin terlihat seperi gumpalan tidak beraturan atau granula basofilik kuat, atau benda berwarna biru yang menyebar ke seluruh nukleus. I. Kromatin disusun dari rantai pilin DNA yang terikat pada protein basa histon, beragam jumlah RNA, dan protein nonhiston lain serta sistem enzim. II. Pada sel yang membelah kromatin menebal dan berpilin menjadi suatu unit khusus, kromosom. Sel manusia berisi 23 pasang kromosom. Nukleoplasma adalah matriks yang menyelubungi kromatin. Matriks ini tersusun dari protein, metabolit dan ion. Nukleolus adalah struktur sferikal yang tersusun dari RNA dan protein. Ukuran dan jumlah nukleolus yang terdapat bervariasi pada setiap jenis sel yang berbeda. Pada sel yang tidak mensintesis protein, misalnya spermatozoa, tidak ditentukan nukleus. Nukleolus ini dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu pars granulosa, pars fibrilosa, dan daerah amorf. Fungsi: Nukleus sangat penting untuk keseluruhan aktivitas selular. Nukleus mengandung materi genetik sel (DNA) yang mengkode informasi untuk mengontrol sintesis protein dan reproduksi sel, dan fungsi sel yang sangat penting.

5. Jenis dan Perbedaan sel di bagi menjadi 2 jenis yaitu prokariotik dan eukariotik dengan perbedaan sebagai berikut :
SEL PROKARIOTIK No. SEL EUKARIOTIK

Sel-sel ini berukuran kecil (panjang 1-5 m).

Sel-sel ini berukuran lebih besar.

Dinding sel diluar plasmalema Tidak dilengkapi selaput inti yang memisahkan materi genetik (DNA) dari unsur sel lainnya.

Inti jelas yang dilengkapi selaput inti yang berhubungan dengan materi genetik.

Banyak organel berlapis membran di dalam sitoplasma.

Umumnya tidak memiliki organel bermembran.

Jumlah kromosom lebih dari satu 4 Jumlah krommosom satu Umumnya multiseluler 5 Umumnya uniseluler Berkembang biak dengan pembelahan mitosis 6 Berkembang biak dengan pembelahan biner Membran mengikat organel (mitokondria dan 7 Membran tidak mengikat organel lisosom) Mencakup sel tumbuhan dan hewan 8 Mencakup bakteria dan mikroplasma Bentuknya seperti bola dan batang 9 Strukrur morfologi dari luar kedalam 10 yaitu dinding sel, selaput sel, mesosom, sitoplasma, (nukleoid dan ribosom). Tidak mempunyai protein basa spesifik yang terikat pada DNA 11 Komponen metabolik dan hereditas tercampur Materi hereditas terpisah dengan komponen Mempunyai protein basa spesifik yang terikat pada DNA Struktur atau bagian-bagiannya lengkap Bentuknya bervariasi atau meiosis

12

metabolik

Prokariotik Inti tidak jelas dan terletak di dalam sitoplasma Bahan sederhana Mampu memecah bahan bakar untuk tenaga DNA pada nukleoid DNA berbetuk sirkular Saat pembelahan, kromosom penyusun membran

Eukariotik Ada dinding sel dan inti jelas

Bahan kompleks

penyusun

membran

Tidak mampu memecah bahan bakar untuk tenaga DNA terletak pada nukleus DNA berbentuk linear Saat pembelahan, diri kromosom melalui

memisahkan diri karena adanya pemisahan membran plasma

memisahkan

gelendong pembelahan

Nukleus dan sitoplasma tidak dibatasi Metabolisme aerobik Unisellular Protein : DNA <1 anaerobik dan

Nukleus dan sitoplasma dibatasi membran Metabolisme aerobik Multisellular Protein : DNA = 2 : 1

PEMBELAHAN BINER Pembelahan biner merupakan reproduksi aseksual dengan proses pembelahan dari 1 sel menjadi 2 sel tanpa melalui fase-fase atau tahaptahap pembelahan sel. Pembelahan biner banyak dilakukan organisme uniseluler (bersel satu), seperti bakteri, protozoa, dan mikroalga (alga bersel satu yang bersifat mikroskopis). Setiap terjadi pembelahan biner, satu sel akan membelah menjadi dua sel yang identik (sama satu sama lain). Dua sel ini akan membelah lagi menjadi empat, begitu seterusnya. Pembelahan biner dimulai dengan pembelahan inti sel menjadi dua, kemudian diikuti pembelahan sitoplasma. Akhirnya, sel terbelah menjadi dua sel anakan. KONJUGASI Konjugasi merupakan reproduksi seksual/generative dengan pembelahan secara langsung materi genetik di antara dua sel bakteri melalui jembatan sitoplasma. Reproduksi seksual dengan cara konjugasi, membentuk tabung penghubung antara 2 bakteri untuk melakukan pertukaran materi genetic. Tabung penghubung terbentuk dari fili.Hasil konjugasi adalah terbentuk sel baru yang tidak sama.

6. Siklus Pertumbuhan dan Pembelahan Sel Siklus pertumbuhan sel (Cell Cycle) terjadi antara fase persiapan (interfase) dan fase pembelahan. Fase persiapan dibagi dalam 3 periode : periode G1 : fase gap/ growth period. Pada periode ini sel sedang aktif mensintesa ARN (transkripsi) dan Protein (translasi). Ini untuk membentuk protoplasma baru yang membina sel anak kelak. Selain bahan genetic, seluruh bahan sitoplasma dan organel dibuat rangkap dua. Dengan proses transkripsi dan translasi serta sintesa bahan

protoplasma baru, menyebabkan inti dan sitoplasma membesar dari sebelumnya. Lama fase 3 sampai 4 jam atau 30-40% waktu daur.

periode S : fase sintetyc. Masa dimana aktif sintesa ADN (replikasi). Pilinan benang ADN yang sepasang, oleh kehadiran enzim replikase akan longgar dan terbuka. Enzim ini dapat melepaskan ADN dari benamannya dalam histon dan non-histon, sehingga ia terangsang bereplikasi. Cara replikasi itu disebut semi-ortodok. Maksudnya tiap belah ADN lama membuat ADN baru, sehingga ADN anak yang dua pasang akan terdiri dari sebelah ADN lama dan sebelah lagi ADNbaru. Fase ini berlangsug 7-8 jam atau 30-40% lama satu daur.

periode G2 : fase persiapan sitoplasma untuk membelah. Pada periode inilah bahan yang disintesa pada periode G1 dirampungkan, sehingga semua bahan sitoplasma dan organel jadi rangkap dua. Berlangsung 2-5 jam atau 10-20% waktu daur.

Pembelahan Sel G2 segera disusul oleh pembelahan sesungguhnya (mitosis). Terjadi dalam 1 siklus dan memiliki 4 fase : Profase : Kromosom masih halus dan panjang, terdiri dari rangkap dua kromatid. Sentrosom mengganda jadi 2 dan merenggang untuk pergi ke kutub berseberangan inti. Akhir profase : Selaput inti mulai hancur, dan serat gelendong terbentuk antara sentrosom. Kromosom menggantug pada gelendog lewat sentromer, tersebar seimbang pada kedua kutub. Metafase : Kromsom pindah ke bidang ekuator.

Anafase : Kromatid tiap kromosom lepas karena sentromer membelah dua, lalu berpisah dan pindah ke kutub berseberangan. Awal telofase :Kromosom mulai berubah menjadi kromatin, terbentuk cekungan dibidang ekuator. Akhir telofase : Terbentuk dua sel anak yang masing-masing memilki inti dan sentrosom yang mengandung sepasang sentriol. Dalam inti terkandung kromatin yang susunan dan jumlahnya tetap sama dengan sel induk,yakni 2n.

selanjutnya yaitu pembelahan meiosis terjadi dalam fase-fase :

Profase I Profase dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu: Preleptotene : Benang-benang kromosom masih tampak tipis dan sukar diamati, hanya

kromosom seks yang tampak agak nyata. Leptotene : Benang kromosom mulai kelihatan lebih tebal sehingga tampak sebagai

benang panjang dengan penebalan yang lebih terlihat pada beberapa bagian karena adanya kromomer. Zygotene : Kromosom mulai tampak lebih jelas dimana kromosom yang homolog

akan berpasangan secara lebih rapi yang berarti kromomer yang homolog akan berpasangan. Pachyten : Pasangan kromosom telah lebih sempurna dan kemudian diikuti oleh

adanya pemendekan kromosom sehingga terlihat lebih tebal dan sudah jelas adanya sentromer. Dalam tahap ini akan terjadi pertukaran bahan-bahan genetika melalui proses crossing over pada kromosom yang homolog. Diplotene : Terjadi pemisahan kromosom homolog yang tadinya menempel satu

sama lain hingga akan menjadi renggang. Pemisahan ini tidak terjadi secara sempurna

karena di antara kedua kromosom terdapat bagian yang masih menempel atau terdapat perlekatan yang disebut chiasmata dimana terjadi proses crossing over. Diakenesis : Kromosom mengalami pemendekan sehingga tampak lebih jelas tetapi

masih tersebar dalam inti dan dalam masa ini terjadi terminalisasi chiasmata dimana chiasmata akan bergerak menuju ke ujung kromosom. Sementara itu nucleolus mulai menghilang.

Prometafase I

: Membran inti mulai menghilang dan kromosom tampak lebih pendek dan

menebal sehingga kromosom tampak mempunyai 4 lengan karena merupakan dua buah kromosom yang berpasangan. Metafase I : Kromosom akan tampak tersusun di bidang ekuator, pasangan kromosom tidak terpisah tetapi tetap merupakan satu kesatuan. Pasangan kromosom akan berada pada satu sisi sedang pasangan kromosom lainnya yang homolog akan berada pada sisi yang lain. Anafase I : Kromosom yang berada pada bidang ekuator akan mulai bergerak menuju ke kutub pembelahan sehingga akan semakin jelas bahwa pasangan kromosom sebelah kiri akan menuju ke kutub kiri sedang pasangan homolognya kan menuju ke kutub sebelah kanan. Telofase I : Kromosom telah berkumpul di kutub-kutub pemisahan. Keadaan ini kemudian disusul dengan pembentukan membrane inti dan pemisahan sitoplasma. Setelah itu, kromosom akan mulai membentuk benang-benang tipis sehngga tidak tampak khas seperti bentuk kromosom umumnya seperti yang terjadi pada mitosis.

Profase II : Terbentuknya spindle, aster, pergeseran sentriol ke kutub pembelahan dan perubahan lain seperti yang terjadi di mitosis. Metafase II : Terjadi pengumpulan kromosom pada bidang ekuator seperti yang terjadi

dalam mitosis sehingga terjadi pemisahan pasangan kromosom yang masing-masing akan tersusun pada sisi yang berlawanan. Anafase II : Terjadi pergeseran kromosom kea rah kutub pembelahan masing-masing. Membran sel telah mulai berubah bentuk menjadi lonjong.

Telofase II : Kromosom telah berkumpul pada kutub-kutub pembelahan dan diikuti pembentukan membrane inti serta pemisahan sitoplasma. Dengan berakhirnya tahap ini maka selesailah pembelahan meiosis dengan menghasilkan 4 buah sel yang masing-masing mempunyai jumlah kromosom separuh dari sel induknya.

NO 1. 2. 3. 4.

Perbedaan Contoh organisme Ukuran sel Metabolisme Organela

Sel prokariotik bakteri dan ganggang hijau Umumnya 1-10 m Anaerobic dan aerobic Sedikit atau tidak ada

Sel eukariotik protista, fungi, tumbuhan dan hewan. Umumnya 5 - 100m Aerobic Nucleus, mitokondria, kloroplas, reticulum endoplasma dll. Sangat panjang terdapat dalam inti sel Sintesis RNA terjadi dalam nucleus, protein disintesis dalam sitoplasma Sitoskleton tersusun dari filamen protein Kromosom memisah melalui gelendong pembelahan. Umumnya multiseluler, sel sel dengan tugas yang berbeda beda.

5.

DNA

Sirkular, dalam sitoplasma

6.

RNA dan protein

Disintesis pada beberapa kompartemen

7.

sitoplasma

Tidak ada sitoskleton Kromosom memisahkan diri oleh adanya pemisahan membrane plasma

8.

Pembelahan sel

9.

Organisasi seluler

Umumnya uniseluler

Perbedaan Contoh organismenya Ukuran sel Metabolisme Organela DNA RNA dan Protein Sitoplasma Pembelahan sel Organisasi seluler Inti sel Struktur

Prokariotik Bakteri dan ganggang biru (sianobakteria) 1-10 m Anaerobik dan aerobik Sedikit atau tidak ada Sirkular dalam sitoplasma Disintesis pada beberapa kompartemen Tidak ada sitoskeleton Kromosom memisahkan diri oleh adanya pemisahan membran plasma Umumnya uniseluler Tidak terbungkus membran inti

Eukariotik Protista, fungi, tumbuhan dan hewan 5-100 m Aerobik Nukleus, mitokondria, kloroplas, retikulum endoplasma, dll. Sangat panjang terdapat dalam inti sel Sintesis RNA terjadi dalam nukleus, protein disintesis dalam sitoplasma Sitoskeleton tersusun dari filament protein Kromosom memisah melalui gelendong pembelahan Umumnya multiseluler, sel-sel dengan tugas yang berbeda-beda Terbungkus oleh membran inti

Lebih sederhana, tetapi beberapa jenis Kompleks bakteri mempunyai struktur tambahan di luar dinding sel yaitu kapsul (berfungsi sebagai pelindung sel terhadap tekanan osmotik dan mekanik sekaligus memberi bentuk)

Mekanisme pertahanan diri sel

Apabila ada benda asing yang mendekati sel terutama pada sel- sel makrofage maka benda ini akan dilingkupi oleh membrane sel dan kemudian benda ini masuk kedalam sitoplasma dalam satu gelembung bermebran yang disebut fagosom. Fagosom kemudian akan didekati oleh lisosom dan membrannya akan melebur sehingga enzim enzim dalam lisosom akan dapat menghancurkan benda asing tersebut. Proses penghancuran benda asing ini disebut endositosis apabila benda asing berupa cairan disebut pinositosis. Apabila benda asing yang berbentuk padat dinamakan fagositosis. Bahan bahan yang

berasal dari benda asing yang telah hancur yang masih berguna langsung masuk kedalam sitoplasma sedangkan sisanya yang tidak berguna atau mungkin berbahaya akan dibawa keluar dari dalam sel.

Mekanisme kerja organel

Komponen ribosom seperti bagian kecil, bagaian besar serta RNA Mesengger disintesis dalam nucleus. Setelah komponen ini terbentuk, komponen tersebut keluar melewati pori nucleus, komponen-komponen ribosom tersebut bersatu dan menuju sitoplasma. Dalam perjalanannya ribosom ada yang menempel di Retikulum Endoplasma. Ribosom yang menempel pada Retikulum Endoplasma tersebut mensintesi protein. Hasil protein yang terbentuk masuk kedalam saluran reticulum Endoplasma yang disebut cisterna. Cisterna kemudian membentuk vesikel. Dan vesikel ini menuju dan bergabung dengan apparatus gogi. Protein yang dibawa vesikula, disempurnakan oleh badan gogidan menghasilkan enzim maupun hormone. Dari saluran golgi, enzim diteruskan ke membrane dan keluar sel. Vesikel yangmengandung enzim pencernaan diesbut Lisosom, dan vesikel yang mengandung enzim untuk mengubah Hidrogen Peroksida menjadi oksigen diebut peroksisom.

Anda mungkin juga menyukai