Anda di halaman 1dari 6

Data Pengamatan

I. D0 0 0 1 1

Decoder D1 0 1 0 1 A 1 1 1 1 B 0 0 1 1 C 0 0 1 1 D 0 0 1 1

II. A0

Demultiplexer A1 A2 A3 0 1 2 3 4 5 6 7 Vou t

0 0 0 0 1 1 1 1

0 0 1 1 0 0 1 1

0 1 0 1 0 1 0 1

1 1 1 1 1 1 1 1

0 0 1 1 0 0 1 1

0 0 1 1 0 0 1 1

0 0 1 1 0 0 1 1

0 0 1 1 0 0 1 1

0 0 1 1 0 0 1 1

0 0 1 1 0 0 1 1

0 0 1 1 0 0 1 1

0 0 1 1 0 0 1 1

7V 7V 7,4 V 7,4 V 7V 7V 7,4 V 7,4 V

III.

Multiplexer

S0

S1

S2

I0

I1

0 0 0 0 1 1 1 1

0 0 1 1 0 0 1 1

0 1 0 1 0 1 0 1

1 1 1 1 1 1 1 1

0 0 0 0 0 0 0 0

1 1 1 1 1 1 1 1

IV.

Counter

IC 7476 Q (Clock) 1 Reset 0 Output 3 Keterangan Membentuk angka 3 pada LED 7 segment 1 0 7 Membentuk angka 7 pada LED 7 segment

IC 7490 T (output LED) Clock A 0 B 0 C 0 D 1

2 3 4

0 0 0

0 0 1

1 1 0

0 1 0

Analisis
Pada percobaan kali ini berjudul
decoder, demultiplexer, multiplexer

dan counter. Percobaan ini bertujuan untuk

mempelajari cara mendesain

decoder dengan gerbang-gerbang, mempelajari cara mendesain demultiplexer dengan decoder, mempelajari dasar multiplexer, mempelajari dasar pencacah biner, aplikasi serta modifikasinya. Pada awal praktium telah diketahui arti dari ke 4 rangkaian tersebut, misalnya decoder adalah rangkaian penterjemah kode BCD 8421 kedalam system bilangan biner. Ini berfungsi untuk menterjemahkan bilangan biner 4bit menjadi bilangan desimal digunakan decorder 7 segmen. Decorder 7 segment ini menggunakan display yang terdiri atas 7 segmen LED yang disusun membentuk angka membentuk angka B. Setiap segmen mempunyai nama tersendiri, nyala tidaknya suatu segmen ditentukan oleh pola masukannya kemudian demux atau yang biasa disebut demultiplexer umumnya dikenal sebagai switching antara jalur input dan output. Kemudian multiplexer adalah suatu rangkaian dengan banyak sinyal masukan namun hnaya satu sinyal keluaran. Dengan menerapkan sinyal pengendali kita dapat mengarahkan setiap sinyal masukan ke keluaran. Sedangkan Demultiplexer merupakan pendistribusian data. Demultiplexer tidak hanya terbatas pada satu address line, tapi bisa 2, 3 atau 4 output. Demultiplexer meng-decode bilangan binary

menjadi beberapa jalur output. Demultiplexer mempunyai n-bit binary sebagai input dan menghasilkan output satu dari 2n jalur output. Hal ini dikenal demultiplexer sebagai switching antara jalur input dan output. Kebanyakan dari IC demultiplexer mempunyai 2 to4 line circuit, 3-to-8 line circuit, atau 4to-16 line circuit. Percobaan pertama adalah mengenai decoder umumnya selama menjalani percobaan praktikan tidak mengalami kesulitan dalam merangkai namun berdasarkan data yang didapt guna menyelesaikan atau melengkapi bagan yang diberikan pada modul dapat dismpulkan bahwa nyala pada dioda sebanding dengan nilai yang diberikan pada percobaan dengan kata lain susunan Led yang menyala akan dimulai dari A,B, kemudian C dan D tergantung dari sinyal masukan yang diberikan oleh pengamat bila yang diberikan 0 maka Led urutan 0 lah yang menyala dan begitupun seterusnya. Seharusnya, Led yang mulai menyala dimulai dari A, kemudian B, C dan D. Namun pada rangkaian ini tidak sesuai mungkin dikarenakan kesalahan praktikan saat merangkai. Faktor black box yang tidak slalu memberikan sinyal yang konstan, sehingga kadang lampu Led tidak menyala ketika diberikan sinyal namun kemudian menyala setelah kotak black box di matikan terlebih dahulu.Seharusnya berdasarkan data Led A,B,C dan D, maka decoder dapat diartikan sebagai aktif high karena bila diberikan sinyal sebesar n maka susunan Led yang menyala adalah susunan ke-n. Rangkain kedua adalah rangkaian demultiplexer, percobaan kedua Decoder, Demultiplexer, Multiplexer dan Counter menggunakan demultiplexer dengan 4 masukan. 4 masukan ini akan didistribusikan ke dalam 16 keluaran. Masukan-masukan tersebut melalui input pada demultiplexer melalui A0, A1, A2 dan A3. Praktikan mendapatkan berbagai variasi data, demultiplexer sebagai switching antara jalur input dan output mempunyai perbedaan konsep pada rangkain ini bila dibandingkan dengan rangkain awal, pada rangkain decoder nyalnya sebuah Led ditentukan dengan berapa pengamat memberikan sinyal atau clock.

Rangkaian ketiga adalah Decoder, Demultiplexer, Multiplexer dan Counter menggunakan multiplexer. Pada multiplekser mempunyai input Strobe yang berfungsi sebagai pembuka atau saklar on-off utama. Biasanya strobe ini aktif LOW, akan meneruskan data input ke output jika diberi logika 0. Jika strobe = 1, data input akan ditahan. Percobaan dilakukan dengan memberikan kombinasi antara input Strobe, masukan E, S0, S1 dan S2, yang divariasikan, variasinya sama dengan pada percobaan demultipexer, masukan data I0, I1, I2, dan I3 dibuat 1 dan I4, I5, I6, dan I7 dibuat 0, Keluaran akan berupa I0 dan komplementer I1. Keluaran akan berfungsi sebagai pembanding di mana keluaran LED I1 menyala,. Multiplexer akan mengalirkan data yang sama berlawanan dengan masukan S2. Ketika S2 bernilai 1 maka I0 akan 0 dan I1 akan 1 dan apabila S2 bernilai 0 maka I0 akan 1 dan I1 akan 0.

Kesimpulan
1) Demultiplexer merupakan rangkaian dengan satu masukan atau sedikit masukan dan banyak keluaran yang dapat menyeleksi keluaran mana yang digunakan. 2) Multiplexer berfungsi sebagai penyeleksi data sedangkan counter berguna sebagai pencacah Sinyal. 3) Decoder merupakan suatu rangkaian logika kombinasional yang mampu mengubah masukan kode biner n-bit ke m-saluran keluaran sedemikian rupa sehingga setiap saluran keluaran hanya satu yang akan aktif dari beberapa kemungkinan kombinasi masukan. 4) Kombinasi rangkaian logika inverter dan AND/ NAND dapat disusun menjadi rangkaian decoder.
5) Rangkaian demultiplexer dapat digunakan sebagai decoder, dengan

menggunakan alamat inputnya sebagai sebuah bilangan biner dan

menghasilkan sinyal output pada satu output yang sesuai dengan bilangan biner dari alamat input.

Referensi
1) Malvino, Albert Paul. 2004. Prinsip-Prinsip Elektronika. Jakarta: Salemba

Teknika. 2) Penuntun Praktikum Elektronika 2

Anda mungkin juga menyukai