Anda di halaman 1dari 4

Fisika Paru-Paru dan Pernafasan A.

Jalur Udara Alveoli,yang berbentuk seperti gelembung-gelembung tersambung yang kecil,memiliki 0,2 mm (selembar kertas memiliki ketebalan 0,1 mm) dan memiliki dinding dengan ketebalan hanya 0,4 mm.mereka meluas dan berkontraksi selama pernafasan; mereka dimana kegiatan berlangsung Melakukan pertukaran O2 dan berdifusi dari alveolus ke sel-sel darah merah dan CO2 dapat berdifusi dari darah merah menuju udara dalam alveolus. Saat lahir paru-paru memiliki sekitar 30 juta. Di atas usia ini jumlah tersebut relative tetap,tetapi diameter alveoli meningkat.alveoli memainkan peranan penting dalam pernafasan yang akan kita diskusikan lebih detil pada bagian 7.5 C. Pengukuran Volume Paru-Paru Peralatan yang relative sederhana, spirometer (gbr 7.7), digunakan untuk mengukur aliran udara yang masuk maupun keluar dari paru-paru dan merekam aliran udara dalam grafik volume terhadap waktu. Gambar 7.8 menunjukan perekaman yang biasa dilakukan pada orang tua dengan kondisi pernafasan yang beragam. Selama pernafasan normal pada keadaan istirahat (tidal volume at rest). Pada permulaan dan akhir pernafasan normal terdapat penerimaan yang dapat dipertimbangkan. Pada akhir penghirupan nafas secara normal mungkin diikuti oleh usaha untuk kemudian memenuhi paru-paru dengan udara. Udara tambahan yang dihirup disebut sebagai volume penerimaan penghirupan (inspiratory reserve volume). Spirometer digunakan mengukur variasi kuantitas fungsi paru. Aliran udara kedalam dan keluar paru-paru direkam pada kertas berputar. a) Penampang melintang spirometer memperlihatkan bagaimana air digunakan sebagai penjaga ketat udara didalam drum seimbang. b) Satu dari penulis (JRC) menghasilkan grafik yang diperlihatkan pada gambar 7.8. Klem hidung menekan semua udara melalui mulut. D. Hubungan Tekanan-Aliran Udara-Volume Pada Paru-Paru Hubungan tekanan, aliran udara dan volume pada paru-paru selama pasang surut pernafasan untuk subjek yang normal dan untuk pasien dengan saluran udara yang sempit. Perbedaan tekanan dibutuhkan untuk menyebabkan udara mengalir kedalam atau keluar paru-paru bagi kesehatan individual cukup kecil. perbedaan tekanan hanya terdiri dari beberapa sentimeter air (~200Pa) untuk individu normal. Gbr 7.9b menunjukan tingkat aliran udara masuk dan keluar dari paru-paru dalam ukuran liter per menit, dan gbr 7.9c menunjukan volume paru-paru selama perputaran pernafasan. Paru-paru dan dinding dada normalnya berpasangan dimana paru-paru mencoba untuk mengempis dan dada mencoba meluas. Tingkah laku dari system adalah hasil dari kombinasi dua karaktersistik fisik. volume terhadap tekanan untuk dinding dada dan paru-paru yang terpisah berada pada satu kesamaan. Volume diberikan sebagai prosentase dari kapasitas vital. Bila dinding dada terbebas dari interaksi dengan paru-paru dinding dada akan memiliki volume sebesar dua per tiga dari keseluruhan kapasitas vital. Paru-paru sendiri akan kolaps dan tidak sedikitpun memiliki volume udara. Paru-paru dan dinding dada bersama-sama berada pada volume relaksasi (FRC) sekitar 30% dari keseluruhan kapasitas vital. Fisika Alveoli Alveoli secara fisika terdiri dari jutaan gelembung kecil yang berhubungan,mereka memiliki kecenderungan alami untuk menjadi lebih kecil terhadap tekanan permukaan pada penggarisan unik cairan. Penggarisan ini,disebut surfactant,sangat penting untuk paru-paru agar berfungsi dengan semestinya.ketidak hadiran surfactant dalam paru-paru pada bayi yang baru lahir,khususnya untuk yang lahir prematur,adalah penyebab sindrom ketegangan pernafasan idiopatik (RDS),yang kadang-kadang di sebut penyakit selaput hyaline.idiopathik artinya penyebab tidak diketahui.penyakit ini menyebabkan kematian ribuan bayi tiap tahun di amerika serikat. Tegangan permukaan air dapat di temukan dengan mengukur beberapa banyak usaha yang dibutuhkan untuk menarik lingkaran kawat dari permukaan cairan bersih. Tegangan permukaan dari permukaan air-udara adalah 72 x 10 N/M; penghancuran permukaan detergan di udara adalah dari 25 sampai 45 x 10 N/M.pengukuran kualitatif tegangan permukaan ialah untuk mencatat seberapa lama gelembung kecil pada cairan dapat bertahan.senakin rendah tegangan permukaan,semakin lama gelembung bertahan. Pada tahun 1955 tercatat bahwa gelembung yang ditunjukkan dari paruparu sangat stabil dan bertahan berjam-jam.dapat disimpulkan bahwa gelembung harus berpada pada tegangan permukaan yang sangat rendah,dengan demikian tekanan rendah dalam gelembung.

E.

Tegangan permukaan sebagai fungsi dari luas film.(A) penampakan skema alat yang di gunakan mengukur tegangan permukaan film. Bejana penuh berisi cairan ,film dari material yang di pelajari di tebar pada permukaan ,pembatas yang bergerak digunakan untuk menekan film dan plat keseimbangan kontinu mencatat tegangan permukaan Y.(B) grafik dari tegangan permukanan dari paru berisi ekstraksi surfactant.catat berkurangnya luas dalam tegangan permukaan seperti berkurangnya luas danperbedaan kurva diperoleh seperti bertambahnya luas.garis tegak lurus sekitar 70 dynes/cm memperlihatkan bahwa tegangan permukaan air adalah konstan dengan berubahnya luas.(Dari Hildebrandt,J and Young A.C. In T.C Ruch and h>D.patton(Eds) ,Physiology and Biophysica 19Th ed,. W.B. Saundres company,Phyladelphia.1965 F. Mekanisme pernafasan Pernafasan secara normal berada di bawah kontrol tidak sadar walaupun tingkat pernafasan dapat diubah ,seseorang tidak menyadari pernafasan pada sebagian besar waktu kecuali ia menderita asma atau emphysema.kontrol psikologis pada pernafasan tergantung pada bnayak faktor tetapi pH pada pusat aspirasi dalam otak mengusahakan kontrol mendasar. Fisika paru-paru dapat didemokan secara kasar oleh balon yang terikat kedalam bejana plastik transparan (dimisalkan dada) dan selembar karet benar-benar menutup ujung terbuka yang luas ( dimisalkan diafragma).leher balon suatu penutup kedap udara dipuncuk atasdada supaya balon menggelembung.suatu lubang keluar diperlukan sumbat gabus dipindahkan dari lubang kecil kepuncak.(a) setelah balon menggelembung sumbat berpindah saat udara mulai keluar dari balon,tekanan negatif dihasilkan dalam rongga dada menyebabkan diafrgamamendekati cocok ,balon (paru-paru akan berisi sedikit udara.bila satu tarikan kebawah pada diafragma,anda dapat lihat udara masuk ke paru-paru agak sukar mendapatkan pegangan diafragma menarik kebawah).(b) pneumothorax- udara dalam rongga dada-dapat distimulasi dengan menggerakan sumbat memasukan udara kedada,paru-paru mengempis .dalam model sederhana inidiafragma juga rata.setiap paru ada dalam kompartemenya,dan normalnya kedua paru tidak mengempis bersamaan. Kerja Pernafasan. Beberapa pekerjaan yang dilakukan pada pernafasan normal menyebabkan sejumlah fraksi kecil dari keseluruhan energi dikonsumsi oleh tubuh (-2% pada saat beristirahat). Pekerjaan utama pernafasan dapat diumpamakan sebagai pekerjaan yang dilakukan pada peregangan per yang mewakili paru-paru,dinding dada dan sistem diafragma.yang proporsional bagaimanpun juga hal ini adalah penederhanaan yang berlebihan dari cara pernafasan tahanan jaringan dan perlawanan aliran gas menghasilkan panas:ini dapat di wakili oleh noda yang mengotori . kelembaman per dariparu-paru dan dinding dada juga harus diterima ;pada tingkat pernafasan normal,kelembaban dapat di tiadakan,tetapi pada tingkat pernafasan maksimum(lebih dari100 pernafasan/menit).hal ini dapat menjadi faktor yang signifikan,usaha pernafasan di tunjukan oleh total daerah berbahaya pada gbr 7.25b; daerah berbahaya yang lebih gelap mewakili usaha terhadap per C dan daerah yang lebih terang mewakili usaha terhadap perlawanan.selama pernafasan normal tidak ada usaha yang dilakukan selama pengeluaran ;otot-otot beristirahat dan per memadat untuk mengeluarkan udara.usaha pernafasan selama latihan berat dapat menghabiskan 25% total konsumsi energi tubuh Fisika beberapa penyakit paru-paru yang umum Penyakit paru-paru menyebabkan prosentase yang tinggi pada permasalahan kedokteran .diperkirakan sekitar 15% penduduk amerika serikat diatas usia 40 terdeteksi memiliki penyakit paru-paru.banyak dari penyakit ini dapat dipahami oleh karena perubahan fisik pada paru-paru .tentu saja hal ini tidak berarti bahwa ahli kedokteran dapat menyembuhakn mereka.aspek fisika dari penyakit paru-paru yang umum di diskusikan pada bagian ini.fisika RSD pada bayi telah di diskusiakn pada bagian 7.5 Pada keadaan istirahat hanya sedikit fraksi kapasitas paru-paru yang di gunakan.oleh karena itu penyakit paru-paru dapat mengurangi kapasitas sering tidak menunjukan gejala pada tingkat permulaan ketika gejala timbul,penyakit sudah berkembang.banyak tes fungsi paru-paru mengusahakan mekanisme paru-paru pada batasannya dan oleh karena itu mempermudah deteksi perubahan yang tidak biasanya.terdapat beberapa tes sederhana yang harus dilakukan pada tiap pemeriksaan kesehatan. Pada radang jaringan paru-paru selaput diantara alveoli menebal.hal ini memiliki dua pengaruh : (1) compliance paruparu menurun dan,(2) difusi O2 menunju pulmonary kapiler menurun.penolakan pengeluaran biasanya normal.sesorang yang menderita penyakit ini akan menderita kesakitan bernafas (dyspnea) atau pemendekkan nafas selama latihan.radang jaringan (fibrosis)paru-paru dapat timbul bila paru-paru teriritasi (misalnya: penyembuhan kangker),walaupun ini bukanlah satu-satunya penyebab. BIOKIMIA SISTEM PERNAPASAN

H.

I.

A.

Volume Udara Pernafasan Dalam keadaan normal, volume udara paru-paru manusia mencapai 4500 cc. Udara ini dikenal sebagai kapasitas total udara pernapasan manusia. Walaupun demikian, kapasitas vital udara yang digunakan dalam proses bernapas mencapai 3500 cc, yang 1000 cc merupakan sisa udara yang tidak dapat digunakan tetapi senantiasa mengisi bagian paru-paru sebagai residu atau udara sisa. Kapasitas vital adalah jumlah udara maksimun yang dapat dikeluarkan seseorang setelah mengisi paru-parunya secara maksimum. Dalam keadaaan normal, kegiatan inspirasi dan ekpirasi atau menghirup dan menghembuskan udara dalam bernapas hanya menggunakan sekitar 500 cc volume udara pernapasan (kapasitas tidal = 500 cc). Kapasitas tidal adalah jumlah udara yang keluar masuk pare-paru pada pernapasan normal. Dalam keadaan luar biasa, inspirasi maupun ekspirasi dalam menggunakan sekitar 1500 cc udara pernapasan (expiratory reserve volume = inspiratory reserve volume = 1500 cc. Volume paru-paru dapat meningkat akibat kontraksi otot antar tulang rusuk dan otot diafragma dan dalam keadaan aktivitas fisik berat, dibantu oleh otot-otot lain (leher, punggung, dada) untuk meningkatkan volume paru-paru. B. Gas-gas dalam Udara Pernapasan Persentase gas utama pernapasan dalam udara yang keluar masuk paru-paru : Gas Udara luar sebelum masuk Udara di alveoli Udara yang keluar dari paru-paru(%) (%) paru-paru (%) Nitrogen (N2) 79,01 80,7 79,6 Oksigen (O2) 20,95 13,8 16,4 Karbon dioksida (CO2) 0,04 5,5 4,0 Pertukaran udara berlangsung di dalam avelous dan pembuluh darah yang mengelilinginya. Gas oksigen dan karbon dioksida akan berdifusi melalui sel-sel yang menyusun dinding avelous dan kapiler darah. Udara aveolus mengandung zat oksigen yang lebih tinggi dan karbon dioksida lebih rendah dari pada gas di dalam darah pembuluh kapiler. Oleh karena itu molekul cenderung berpindah dari konsentrasi yang lebih tinggi ke rendah, maka oksigen berdifusi dari udara aveolus ke dalam darah, dan karbon dioksida akan berdifusi dari pembuluh darah ke avelous. Pengangkutan CO oleh darah dapat dilaksanakan melalui 3 cara yaitu : (1) Karbondioksida larut dalam plasma dan membentuk asam karbonat dengan enzim anhydrase. (2) Karbondioksida terikat pada hemoglobin dalam bentuk karbomino hemoglobin (3) Karbondioksida terikat dalam gugus ion bikarbonat (HCO) melalui proses berantai pertukaran klorida. C. Energi Dan Pernafasan Energi yang dihasilkan oleh proses pernapasan akan digunakan untuk membentuk molekul berenergi, yaitu ATP (Adenosin Tri Phospate). Selanjutnya,molekul ATP akan disimpan dalam sel dan merupakan sumber energy utama untuk aktivitas tubuh. ATP berasal dari perombakan senyawa organik seperti karbohidrat, protein dan lemak. Gula (glukosa) dari pemecahan karbohidrat dalam tubuh diubah terlebih dahulu menjadi senyawa fosfat yang dikatalisis oleh bantuan enzim glukokinase. Selanjutnya senyawa fosfat diubah menjadi asam piruvat dan akhirnya dibebaskan dalam bentuk HO dan CO sebagai hasil samping oksidasi tersebut. Proses respirasi sel dari bahan glukosa secara garis besar, meliputi tiga tahapan, yaitu proses glikosis, siklus Krebs, dan transfer elektron. Pada pekerja berat atau para atlit yang beraktivitas tinggi, pembentukan energy dapat dilakukan secara anaerobic. Hal ini disebabkan bila tubuh kekurangan suplai oksigen maka akan terjadi proses perombakan asam piruvat menjadi asam laktat yang akan membentuk 2 mol ATP. D. Frekuensi Pernafasan Jumlah udara yang keluar masuk ke paru-paru setiap kali bernapas disebut sebagai frekuensi pernapasan. Pada umumnya,frekuensi pernapasan manusia setiap menitnya sebanyak 15-18 kali. Cepat atau lambatnya frekuensi pernapasan dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya : Usia. Semakin bertambahnya usia seseorang akan semakin rendah frekuensi pernapasannya.Hal ini berhubungan dengan energy yang dibutuhkan. Jenis kelamin. Pada umumnya pria memiliki frekuensi pernapasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan wanita.Kebutuhan akan oksigen serta produksi karbondioksida pada pria lebih tinggi dibandingkan wanita. Suhu tubuh. Semakin tinggi suhu tubuh seseorang maka aka semakin cepat frekuensi pernapasannya, hal ini berhubungan dengan penigkatan proses metabolism yang terjadi dalam tubuh. Posisi atau kedudukan tubuh. Frekuensi pernapasan ketika sedang duduk akan berbeda dibandingkan dengan ketika sedang berjongkok atatu berdiri.Hal ini berhubungan erat dengan energy yang dibutuhkan oleh organ tubuh sebagai tumpuan berat tubuh.

Aktivitas. Seseorang yang aktivitas fisiknya tingi seperti olahragawan akan membutuhkan lebih banyak energi daripada orang yang diamatau santai, oleh karena itu, frekuensi pernapasan orang tersebut juga lebih tinggi. Gerakan dan frekuensi pernapasan diatur oleh pusat pernapasan yang terdapat di otak. Selain itu, frekuensi pernapasan distimulus oleh konsentrasi karbondioksida (CO) dalam darah. E. Pengangkutan O2 & CO2 dalam Darah O2 yang telah berdifusi dari alveoli ke dalam darah paru akan ditranspor dalam bentuk gabungan dengan hemoglobin ke kapiler jaringan, dimana O2 dilepaskan untuk digunakan sel. Dalam jaringan, O2 bereaksi dengan berbagai bahan makanan, membentuk sejumlah besar CO2, yang masuk ke dalam kapiler jaringan dan ditranspor kembali ke paru. F. Tekanan o2 dan co2 dalam paru, darah dan jaringan Gas dapat bergerak dengan cara difusi, yang disebabkan oleh perbedaan tekanan. O2 berdifusi dari alveoli ke dalam darah kapiler paru karena PO2 alveoli > PO2 darah paru. Lalu di jaringan, PO2 yang tinggi dalam darah kapiler menyebabkan O2 berdifusi ke dalam sel. Selanjutnya, O2 dimetabolisme membentuk CO2. PCO2 meningkat, sehingga CO2 berdifusi ke dalam kapiler jaringan. Demikian pula, CO2 berdifusi keluar dari darah, masuk ke alveoli karena PCO2 darah kapiler paru lebih besar. G. Pengangkutan o2 O2 yang diangkut darah terdapat dalam 2 bentuk, yang terlarut dan terikat secara kimia dengan Hb. Jumlah O2 terlarut plasma darah berbanding lurus dengan tekanan parsialnya dalam darah. Pada keadaan normal, jumlah O2 terlarut sangat sedikit, karena kelarutannya dalam cairan tubuh sangat rendah. Pada PO2 darah 100mmHg, hanya + 3 mL O2 yang terlarut dalam 1 L darah. Dengan demikian, pada keadaan istirahat, jumlah O2 terlarut yang diangkut hanya + 15 mL/menit. Karena itu, transpor O2 yang lebih berperan adalah dalam bentuk ikatan dengan Hb. H. Pengangkutan CO2 CO2 yang dihasilkan metabolisme jaringan akan berdifusi ke dalam darah dan diangkut dalam 3 bentuk, yaitu: 1. Daya larut CO2 dalam darah CO2 terlarut > O2, namun pada PCO2 normal, hanya +10% yang ditranspor berbentuk terlarut. 2. Ikatan dengan Hb dan protein plasma +30% CO2 berikatan dengan bagian globin dari Hb, membentuk HbCO2 (karbaminohemoglobin). Deoksihemoglobin memiliki afinitas lebih besar terhadap CO2 dibandingkan O2. Pelepasan O2 di kapiler jaringan meningkatkan kemampuan pengikatan Hb dengan CO2. Sejumlah kecil CO2 juga berikatan dengan protein plasma (ikatan karbamino), namun jumlahnya dapat diabaikan. Kedua ikatan ini merupakan reaksi longgar dan reversibel. 60-70% total CO2. Ion HCO3 terbentuk dalam eritrosit melalui reaksi: CO2 + H2O H2CO3 H+ + HCO33. Ion HCO3 Setelah melepas O2, Hb dapat langsung mengikat CO2 dan mengangkutnya dari paru untuk dihembuskan keluar. CO2 bereaksi dengan gugus -amino terminal hemoglobin, membentuk karbamat dan melepas proton yang turut menimbulkan efek Bohr. Konversi ini mendorong pembentukan jembatan garam antara rantai dan , sebagai ciri khas status deoksi. Pada paru, oksigenasi Hb disertai ekspulsi, kemudian ekspirasi CO2.

Anda mungkin juga menyukai