Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

Penatalaksanaan Pada Pasien Gangguan Hematologi Sel Darah Merah Premature

Disusun oleh :

KELOMPOK 1
Nama Kelompok : 1. 2. 3. 4. Agustinus Ferdi Tomasila Arbi Hidayat Beni Jhony Mulyanto Fitriani

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUAKA INSAN PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN BANJARMASIN 2012

KATA PENGANTAR

Dengan rahmat Allah yang maha kuasa atas berkat karunia kesehatan pemikiran yang telah diberikan kepada kelompok 1(satu) sehingga makalah yang telah diberikan oleh dosen kami dapat terselesaikan,terselesainya makalah ini kami selaku kelompok 1(satu) berterima kasih untuk teman-teman semua karena dapat membagi waktu untuk kami membantu menyelesaikan tugas makalah ini. Akhir kata semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya, penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna untuk itu penulis menerima saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan kearah kesempurnaan.

Banjarmasin, September 2012

Kelompok 1

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

Hematologi adalah cabang ilmukesehatan yang mempelajari darah,organ pembentuk darah danpenyakitnya. Asal katanya daribahasa Yunani haima artinya darah. Darah manusia adalah cairan jaringantubuh. Fungsi utamanya adalahmengangkut oksigen yang diperlukan olehsel-sel di seluruh tubuh. Darah jugamenyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi,mengangkut zat-zat sisa metabolisme, danmengandung berbagai bahan penyusunsistem imun yang bertujuan mempertahankan tubuh dari berbagaipenyakit. Hormon-hormon dari sistemendokrin juga diedarkan melalui darah. Darah adalah suatu cairan pada makhluk hidup (manusia dan hewan) berwarna merah yang terdapat dipembuluh darah. Fungsi darah adalah : 1. Mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh. 2. Mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme tubuh. 3. Sebagai pertahanan tubuh dari serangan penyakit (bakteri dan virus). Jumlah darah di tubuh manusia sebanyak 4,5 sampai 6 liter. Komponen utama penyusun darah adalah : 1. Sel Darah Pengertian sel darah adalah semua sel dengan berbagai bentuk yang ditemukan didalam darah. Dalam susunan darah, sel darah ini sebanyak 45 %. Sel darah terdiri atas : a. Eritrosit (sel darah merah) Eritrosit atau sel darah merah ini merupakan bagian terbesar atau terbanyak yaitu sebanyak 99%. b. Leukosit (sel darah putih) Sel-sel darah putih ini bentuknya lebih besar dari sel darah merah. Bentuk-bentuk sel darah putih adalah Limfosit, Basofil, Neutrofil, Monosit, eosinofil. c. Trombosit (keping darah) Terbentuknya Trombosit atau keping darah ini di sumsum merah, jumlah keping darah dalam 1 mm3 adalah 25.000 keping darah. Fungsi Trombosit adalah membatu pembekuan darah. 2. Plasma Darah Pengertian plasma darah adalah bagian dari cairan darah yang berwarna kuning yang berfungsi sebagai medium sel-sel darah. Dalam susunan darah, plasma darah ini sebanyak 55 %. Dalam plasma darah juga terdapat fibrinogen yang berfungsi untuk proses pembekuan darah. Plasma darah terdiri atas :

a. Air b. Protein c. Ion, Glukosa, Enzim, Hormon, Kreatin, Urea.

BAB II PEMBAHASAN

A.Pengertian
Sel darrah merah (eritrosit) tidak memiliki inti sel, mmitokondria, atau ribosom.Sel darah merah tidak dapat bereproduksi atau melakukan fosforilasi oksidatif selatau sintesis protein. Sel darah merah diproduksi didalam sumsum tulang yang berespon terhadap faktor pertumbuhan hemopoietik, terutama eritropoietin, danmemerlukan zat besi, asam folat serta vitamin B12 untuk melakukan sintesis.Pada saat sel darah merah hampir matang, sel akan dilepaskan dari sumsummtulang, dan mencapai fase matang didalam aliran darah, dengan masa hidupsekitar 120 hari. Selanjutnya sel akan disintegrasi dan mati. Selanjutnya akandiganti dengan sel darah merah yang baru. Jika sel darah merah yang matidalam jumlah berlebihan, sel darah merah yang belum matang akan dilepas dalam jumlah yang lebih banyak dan akibatnyan meningkatkan kadar retikulosit yang bersirkulasi yang dikenal sebagai salah satu jenis anemia. Anemia adalah berkurangnya jumlah eritrosit serta jumlah hemoglobin dalam 100ml darah. (Ngastiyah, 1997). Secara fisiologis, anemia terjadi apabila terdapat kekurangan jumlah hemoglobin untuk mengangkut oksigen ke jaringan sehingga tubuh akan mengalami hipoksia. Anemia bukan suatu penyakit atau diagnosis melainkan merupakan pencerminan ke dalam suatu penyakit atau dasar perubahan patofisilogis yang diuraikan oleh anamnese dan pemeriksaan fisik yang teliti serta didukung oleh pemeriksaan laboratorium.

Klasifikasi Anemia Klasifikasi berdasarkan pendekatan fisiologis: 1.Anemia hipoproliferatif, yaitu anemia defisiensi jumlah sel darah merah disebabkan oleh defek produksi sel darah merah, meliputi: a.Anemia aplastik Penyebab: tertentu

Penurunan jumlah sel eritropoitin (sel induk) di sumsum tulang Kelainan sel induk (gangguan pembelahan, replikasi, deferensiasi) Hambatan humoral/seluler Gangguan sel induk di sumsum tulang Jumlah sel darah merah yang dihasilkan tak memadai Pansitopenia Anemia aplastik

Gejala-gejala: perdarahan saluran cerna, perdarahan saluran kemih, perdarahan susunan saraf pusat. Morfologis: anemia normositik normokromik b. Anemia pada penyakit ginjal
Gejala-gejala:

-30% darah merah tampak normal pada apusan darah tepi Penyebabnya adalah menurunnya ketahanan hidup sel darah merah maupun defisiensi eritopoitin c.Anemia pada penyakit kronis Berbagai penyakit inflamasi kronis yang berhubungan dengan anemia jenis normositik normokromik (sel darah merah dengan ukuran dan warna yang normal). Kelainan ini meliputi artristis rematoid, abses paru, osteomilitis, tuberkolosis dan berbagai keganasan d.Anemia defisiensi besi Penyebab: selama hamil, menstruasi

dll.) gangguan eritropoesis Absorbsi besi dari usus kurang sel darah merah sedikit (jumlah kurang) sel darah merah miskin hemoglobin

Anemia defisiensi besi Gejala-gejalanya:

Morfologi: anemia mikrositik hipokromik

e.Anemia megaloblastik Penyebab:

penyakit usus dan keganasan, agen kemoterapeutik, infeksi cacing pita, makan ikan segar yang terinfeksi, pecandu alkohol. Sintesis DNA terganggu Gangguan maturasi inti sel darah merah Megaloblas (eritroblas yang besar) Eritrosit immatur dan hipofungsi f.Anemia hemolitika, yaitu anemia defisiensi jumlah sel darah merah disebabkan oleh destruksi sel darah merah:

B. pembahasan
Sel darah merah premature atau penghancuran sel darah merah yang berlebihan,disebabkan oleh pembentukan dari sum sum tulang belakang yang masih blum sempurna matang,pembentukan sel darah merah yang matang itu dalam jumlah waktu berkisar selama kurang lebih 1 bulan(Guyton, 1986). Susunan dari sel darah merah adalah air (62%-72%) dan kira-kira sisanya berupa solid terkandung haemoglobin 95% dan sisanya berupa protein pada stroma dan membran sel, lipid, enzim, vitamin dan glukosa serta urin. Umur sel darah merah pada manusia berkisar antara 90 hingga 140 hari, rata-rata 120 hari dan pada hewan umurnya kira-kira 25 hingga 140 hari. Penyebab hemolisis ; -obatan tertentu

Mutasi sel eritrosit/perubahan pada sel eritrosit Antigesn pada eritrosit berubah Dianggap benda asing oleh tubuh sel darah merah dihancurkan oleh limposit Anemia hemolisis

Anemia Hemolitik Sel darah merah yang abnormal ditandai dengan rapuhnya sel dan masa hidup yg pendek (biasanya ada faktor keturunan) Contoh : 1.Sferositosis, sel darah merah kecil, bentuk sferis, tidak mempunyai struktur bikonkaf yg elastis (mudah sobek) 2.Anemia sel sabit, 0,3-10 % orang hitam di Afrika Barat dan Amerika sel2nya mengandung tipe Hb yg abnormal (HbS), bila terpapar dengan O2 kadar rendah maka Hb akan mengendap menjadi kristal2 panjang di dalam sel darah merah.. sehingga sel darah merah menjadi lebih panjang dan berbentuk mirip seperti bulan sabit. Endapan Hb merusak membran sel. Tekanan O2 jaringan yg rendah menghasilkan bentuk sabit dan mudah sobek. Penurunan tekanan O2 lebih lanjut membentuk sel darah semakin sabit dan penghancuran sel darah merah meningkat hebat. 3.Eritroblastosis Fetalis, Ibu dengan Rh(-) yang memiliki janin Rh(+).. pada saat kehamilah pertama.. setelah ibu terpapar darah janin.. maka ibu secara otomatis akan membentuk anti bodi terhadap Rh(+), sehingga pada kehamilan yang ke dua anti Rh ibu akan menghancurkan darah bayi, dan bayi akan mengalami anemia yg hebat hingga meninggal. 4.Hemolisis karena malaria atau reaksi dg obat2an

C.Penatalaksanaan
.Medikamentosa-Obatpertama : Dimercapol untuk mengikat arsen , selanjutnya akan diekskresi melalui ginjal. Dosis : 2 -3mg/kkBB/6 jam IM 24 jam pertama,di lanjutkan setiap 12-24 jam selama 10 hari. Penicilamid peroral untuk keracunan akut dan kronik 4 x 100 mg/KkBB/hari s elama 5 hari.

BAB III PENUTUP


A.Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai