Konjungtivitis Bakterial
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Mengikuti Kepaniteraan Klinik Senior di Bagian Family Medicine Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala - Puskesmas Lampaseh
Disusun oleh :
Pembimbing :
BAGIAN ILMU FAMILY MEDICINE FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA BANDA ACEH 2012
ANAMNESIS
Riwayat penyakit sekarang: Pasien datang ke Puskesmas dengan keluhan mata kiri merah sejak 2 hari yang lalu. Selain mata merah, pasien juga mengaku matanya bengkak dan terasa berpasir pada matanya. Terdapat kotoran berwarna kuning kehijauan pada mata dalam jumlah yang cukup banyak terutama di pagi hari ketika bangun tidur dan kelopak mata terasa lengket sehingga pasien susah membuka mata. Pasien juga mengeluh kadang kadang mata terasa gatal dan berair. Pasien menyangkal adanya rasa silau. Riwayat menggunakan obat sebelumnya (-).
Riwayat penyakit dahulu: Pasien mengatakan tidak pernah menderita penyakit yang sama. Iritasi ringan pada mata (+), trauma mata sebelumnya (-).
Riwayat penyakit keluarga: Adik kandung pasien menderita gejala yang sama.
Riwayat sosial : Teman kuliah pasien menderita gejala yang sama dengan pasien
Riwayat pengobatan : -
Pemeriksaan fisik Vital sign: TD: 110/70 mmHg RR: 18x/menit N: 72x/menit
Status lokalisasi mata: Pemeriksaan Visus Gerakan bola mata Mata kanan 6/6 baik ke segala arah, tidak ada rasa nyeri palpebra superior Edema Hiperemia + + Mata kiri 6/6 baik ke segala arah, tidak ada rasa nyeri
palpebra Hiperemi (-), Folikel (-), Hiperemi (+), Folikel (-), Corpus alienum (-) Corpus alienum (-)
palpebra Hiperemi (-),Folikel (-), Corpus alienum (-) Injeksi konjungtiva (-) Injeksi siliar (-)
Hiperemi (+),Folikel (-), Corpus alienum (-) Injeksi konjungtiva (+) Injeksi siliar (-) Jernih Corpus alienum (-) (-), Dalam, hipopion (-) Warna coklat Iridodialisis (-) hifema (-),
Kornea
hifema
Iris
Pupil
bulat diameter
bulat diameter
regular 3mm,
langsung/tidak Refleks
langsung/tidak
langsung : +/+ Lensa Palpasi TIO Tes sensibilitas Jernih Kesan normal Normal
Resume : Laki laki, 22 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan mata kiri merah sejak 2 hari yang lalu. Selain mata merah, pasien juga mengaku matanya bengkak (+), rasa berpasir pada mata (+), kotoran (++) berwarna kuning kehijauan terutama di pagi hari ketika bangun tidur dan kelopak mata terasa lengket, gatal (+), berair (+), silau (-). Pasien mengatakan tidak pernah menderita penyakit yang sama. Iritasi ringan pada mata (+), trauma mata sebelumnya (-). Pasien mengatakan bahwa adik kandungnya menderita gejala yang sama. Selain itu juga riwayat kontak dengan teman kuliah pasien yang menderita gejala yang sama dengan pasien. Pasien alergi tidak ada alergi terhadap makanan. Pada pemeriksaan mata kanan di dapatkan: visus 6/6, kulit palpebra superior et inferior edema (-), hiperemi (-). Konjungtiva palpebra superior et inferior hiperemi (-), folikel (-), injeksi konjungtiva (-).Margo palpebra kotoran (-).Kornea, bilik mata depan dan iris dalam batas normal. Pupil ukurannya 3 mm, reflek langsung dan tak langsung (+), lensa jernih. TIO kesan
normal. Tes sensibilitas normal. Pada mata kiri di dapat : visus 6/6, kulit palpebra superior et inferior edema (+), hiperemi (+). Konjungtiva palpebra superior et inferior hiperemi (+), folikel (-), injeksi konjungtiva (+).Margo palpebra kotoran (+).Kornea, bilik mata depan dan iris dalam batas normal. Pupil ukurannya 3 mm, reflek langsung dan tak langsung (+), lensa jernih. TIO kesan normal. Tes sensibilitas normal
Rencana terapi: 1. Non-Farmakologi Menjelaskan kepada pasien bahwa penyakit yang diderita merupakan penyakit yang dapat disembuhkan, namun dapat menular kepada orang orang sekitar. Menganjurkan pasien untuk tidak menggosok gosok matanya. Setiap kali pasien memegang mata yang sakit pasien harus mencuci tangan. Sapu tangan, handuk dan kain lap sebaiknya digunakan terpisah agar tidak menularkan ke orang lain. Menggunakan kaca mata untuk melindungi mata dari debu dan angin yang dapat memperparah gejala. Penggunaan botol obat tetes atau salep digunakan untuk satu orang, jangan dipakai bersama-sama.
Prognosis: Baik
DISKUSI KASUS Konjungtivitis merupakan peradangan atau radang selaput lendir yang menutupi belakang kelopak mata. Penyakit ini bervariasi dari hiperimia ringan dengan mata berair sampai konjungtivitis berat dengan banyak sekret purulen kental. Konjungtivitis dapat di klasifikasikan berdasarkan penyebabnya yaitu : a. b. c. d. Konjungtivitis bakteri. Konjungtivitis virus. Konjungtivitis klamidia. Konjungtivitis alergi. Gejala Konjungtivitis Gejala penting pada konjungtivitis adalah sensasi adanya benda asing pada mata, gatal, dan fotofobia. Tanda Konjungtivitis Tanda penting konjungtivitis adalah hiperemi, mata berair, eksudasi, hipertropi papiler, pseudoptosis, kemosis, folikel, pseudomembran, granuloma. Konjungtivitis bakteri biasanya mengenai kedua mata. Ciri khasnya adalah keluar kotoran mata dalam jumlah banyak, berwarna kuning kehijauan. Palpebra lengket pada saat bangun tidur dan kadang-kadang terjadi edema palpebra. Infeksi biasanya dimulai pada satu mata dan menular ke smata sebelah melalui tangan. Infeksi dapat menyebar ke orang lain. Pada konjungtivitis virus, mata sangat berair. Kotoran mata ada, namun biasanya sedikit. Konjungtivitis klamidia merupakan suatu bentuk konjungtivitis kronik yang disebabkan oleh Chlamydia trachomatis. Pasien mengeluhkan fotofobia, mata gatal dan mata berair. Pada pemeriksaan mata dapat ditemukan folikel pada konjungtiva tarsus superior, secret yang jernih bila tidak ada infeksi sekunder. Dapat pula ditemukan panus dan jaringan parut. Sedangkan pada konjungtivitis alergi juga mengenai kedua mata. Tandanya, selain mata berwarna merah, mata juga akan terasa gatal. Gatal ini juga seringkali dirasakan dihidung. Produksi air mata juga berlebihan sehingga mata sangat berair.
Pada pasien ini didapatkan tanda dan gejala berupa mata merah, berair, bengkak, kadang terasa gatal dan kotoran yang banyak berwarna kuning kehijauan. Selain itu juga terdapat keluhan adanya perasaan berpasir pada mata. Pada pemeriksaan di dapatkan injeksi konjungtiva dan hiperemi pada kojungtiva palpebra. Untuk memeriksa folikel perlu dilakukan pemeriksaan slitlamp. Untuk diagnosis pasti pada kasus ini perlu dilakukan pemeriksaan mikroskopik pada sekret.Jika ditemukan PMN berarti merupakan konjungtivitis bakteri. Jika leukosit yang ditemukan adalah MN berarti merupakan konjungtivitis viral. Dan jika pada pemeriksaan didapatkan eosinofil hal ini menunjukkan bahwa pasien tersebut menderita konjunngtivitis alergika. Jika sudah dapat ditegakkan pasien ini menderita konjungtivitis bakterialis penanganan pada pasien ini dengan memberikan terapi medikamentosa yaitu dengan pemberian antibiotik. Sebelum pemeriksaan mikrobiologik diberikan antibiotic yang berspektrum luas dalam bentuk tetes mata tiap jam atau salep mata 4 sampai 5 kali sehari. Selain itu berikan edukasi pada pasien yaitu : Menjelaskan kepada pasien bahwa penyakit yang diderita merupakan penyakit yang dapat disembuhkan, namun dapat menular kepada orang orang sekitar. Menganjurkan pasien untuk tidak menggosok gosok matanya. Setiap kali pasien memegang mata yang sakit pasien harus mencuci tangan. Sapu tangan, handuk dan kain lap sebaiknya digunakan terpisah agar tidak menularkan ke orang lain. Menggunakan kaca mata untuk melindungi mata dari debu dan angin yang dapat memperparah gejala. Penggunaan botol obat tetes atau salep digunakan untuk satu orang, jangan dipakai bersama-sama.
DAFTAR PUSTAKA
1. Ilyas, S.2004. Ilmu Penyakit Mata. Edisi ke-3. Jakarta: Balai Penerbit FKUI 2. Vaughan, D., dkk., 2000. Oftalmologi Umum. Edisi ke-14. .Jakarta :Widya Medika 3. Ilyas, Sidarta,dkk.2010. Ilmu Penyakit Mata Untuk Dokter Umum dan Mahasiswa Kedokteran Edisi Kedua. Jakarta : Sagung Seto