No.
SASARAN
INDIKATOR
INSTANSI PELAKSANA
(1) (2) (3) (4) (5) (7) 1. STRUKTUR Konsolidasi struktural dan peningkatan kapasitas kementerian/lembaga yang menangani aparatur negara yaitu Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur Negara (PAN), Badan Kepegawaian Negara (BKN), dan Lembaga Administrasi Negara (LAN) pada 2010; Restrukturisasi lembaga pemerintah lainnya, terutama bidang penguatan keberdayaan UMKM, pengelolaan energi, pemanfaatan sumber daya kelautan, restrukturisasi BUMN, hingga pemanfaatan tanah dan penataan ruang bagi kepentingan rakyat banyak selambatlambatnya 2014: 1. Pengembangan kebijakan koordinasi dan evaluasi program kelembagaan Terlaksananya penataan kelembagaan instansi pemerintah lainnya Terlaksananya penataan kelembagaan instansi pemerintah lainnya, bidang polhukhankam Persentase instansi pemerintah (PPK-BLU) yang telah tertata kelembagaannya Persentase LNS yang telah tertata organisasi dan tata kerjanya Jumlah K/L yang UPT Eselon II-nya dievaluasi Persentase Kementerian Negara bidang Polhukam yang telah tertata organisasi dan tata kerjanya Persentase LPNK bidang polhukam yang telah tertata organisasi dan tata kerjanya. 85% 85% 20 K/L 85% 85% 1,35 Kemen PAN dan RB 2,3 Kemen PAN dan RB
2.
1.L-1
No. (1)
SASARAN (3)
INDIKATOR (4) Persentase Sekretariat Lembaga Negara yang telah tertata organisasi dan tata kerjanya Persentase Kementerian Negara bidang perekonomian I yang telah tertata organisasi dan tata kerjanya. Persentase LPNK bidang Perekonomian I yang telah tertata organisasi dan tata kerjanya Persentase Perwakilan RI yang telah tertata organisasi dan tata kerjanya Persentase Kementerian Negara bidang perekonomian II yang telah tertata organisasi dan tata kerjanya Persentase LPNK bidang Perekonomian II yang telah tertata organisasi dan tata kerjanya Persentase Kementerian Negara bidang Kesra yang telah tertata organisasi dan tata kerjanya Persentase LPNK bidang Kesra yang telah tertata organisasi dan tata kerjanya Persentase Pemda yang dievaluasi organisasi dan tatakerjanya Persentase K/L yang telah melaksanakan reformasi birokrasi sesuai kebijakan RB Nasional Tingkat kualitas pelaksanaan RB yg terukur sesuai dg kebijakan RB Nasional Jumlah K/L yang melaksanakan kebijakan program PAN dan RB sesuai dengan sasaran pembangunan nasional Jumlah K/L yang mengikuti Forum Knowledge Management Jumlah K/L yang mengikuti Workshop Change Management Jumlah peserta yang mengikuti Reform Leader Academy/RLA) Jumlah Pemda yang melaksanakan kebijakan program PAN dan RB sesuai dengan sasaran pembangunan nasional
TARGET TAHUN 2013 (5) 85% 85% 85% 85% 85% 85% 85% 85% 85% 100% 90% 100% (76 KL)
76 K/L, 33 Prov
3.
2,45
4.
Terlaksananya penataan kelembagaan instansi pemerintah lainnya, bidang perekonomian II Terlaksananya penataan kelembagaan instansi pemerintah lainnya, bidang kesra
1,32
5.
1,35
6.
Pelaksanaan perumusan kebijakan pendayagunaan aparatur negara dan reformasi birokrasi Koordinasi pelaksanaan kebijakan pendayagunaan aparatur negara dan reformasi birokrasi pusat
Meningkatnya koordinasi penyusunan kebijakan dan pelaksanaan reformasi birokrasi Meningkatnya pelaksanaan kebijakan PAN dan RB di pusat
11,7
7.
8,3
8.
Koordinasi pelaksanaan kebijakan pendayagunaan aparatur negara dan reformasi birokrasi daerah
7,0
1.L-2
No. (1)
SASARAN (3)
INDIKATOR (4) Jumlah Pemda yang mengikuti workshop Reformasi Birokrasi Jumlah Pemda yang mengikuti FORKOMPANDA Instansi Pemerintah Daerah yang telah melaksanakan Reformasi Birokrasi di Pemerintah Daerah (Prov,Kab dan Kota)
TARGET TAHUN 2013 (5) 300 Kab/Kota 33 Prov, 260 Kab/kota 100% Provinsi 40% Kab/Kota 100 orang 100 orang 76 K/L 100% 80%
9.
Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi kebijakan pendayagunaan aparatur negara dan reformasi birokrasi pusat
Jumlah Assessor Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB) K/L Jumlah Peserta Workshop Penerapan PMPRB di Pusat Jumlah KL yang diberikan asistensi Penerapan PMPRB Persentase K/L (yang disetujui untuk program RBN) yang telah menerapkan Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Persentase pemenuhan jumlah perturan perundangan-undangan serta kemutakhiran hukum laut, perjanjian, perijinan, organisasi dan tata laksana, serta terselenggaranya pelayanan bantuan hukum
5,4
10.
Pembinaan dan Koordinasi Penyiapan Produk Hukum dan Penataan Organisasi KKP
Meningkatnya pemenuhan peraturan perundang-undangan serta kemutakhiran hukum laut, perjanjian, perijinan, organisasi dan tata laksana, serta terselenggaranya pelayanan bantuan hukum
15,5
KKP
1.L-3
No.
SASARAN
INDIKATOR
(1) (2) (3) (4) (5) (7) 2. OTONOMI DAERAH Penataan Otonomi Daerah melalui: 1) Penghentian/pembatasan pemekaran wilayah; 2) Peningkatan efisiensi dan efektivitas penggunaan dana perimbangan daerah; dan 3) Penyempurnaan pelaksanaan pemilihan kepala daerah Kementerian 1. Penataan Urusan Pemerintahan Daerah Meningkatnya Implementasi Penerapan indikator utama pelayanan di daerah Lingkup Urusan 9 Bidang SPM 99,09 Dalam Negeri Lingkup I urusan pemerintahan daerah I dan Pemerintahan Daerah I Standar Pelayanan Minimal (SPM) Jumlah bidang SPM yang dimonitor penerapannya 9 Bidang SPM di daerah. Kementerian 2. Penataan Urusan Pemerintahan Daerah Meningkatnya implementasi Penerapan indikator utama pelayanan di daerah Lingkup Urusan 6 Bidang SPM 40,11 Dalam Negeri Lingkup II urusan pemerintahan daerah II Pemerintahan Daerah II dan Standar Pelayanan Minimal Jumlah bidang SPM yang dimonitor penerapannya 6 Bidang SPM (SPM) di daerah 3. Penghentian/pembatasan pemekaran Terevaluasinya perkembangan Persentase daerah otonom baru (<3tahun) yang dievaluasi 100% 17,10 Kementerian wilayah daerah otonom baru Dalam Negeri Terlaksananya seluruh mekanisme Persentase evaluasi setiap usulan pemekaran, penggabungan, dan 100% pengusulan pemekaran dan penghapusan daerah sesuai dengan PP No 78 Tahun 2007. penggabungan daeah sesuai Jumlah daerah otonom baru yang terbentuk berdasarkan usulan 0 (nol) dengan PP No 78 tahun 2007, pemerintah dalam rangka penghentian / pembatasan pemekaran wilayah/pembentukan daerah otonom baru Kementerian 4. Pembinaan dan Fasilitasi Dana Peningkatan efektifitas Persentase daerah yang menerapkan DKA sesuai petunjuk 85% 1,81 Dalam Negeri Perimbangan pemanfaatan DAK sesuai Petunjuk pelaksanaan/petunjuk teknis (Juklak/Juknis) Pelaksanaan (juklak) Optimalisasi penyerapan DAK oleh Persentase daerah yang telah optimal (100%) menyerap DAK 85% daerah Tersusunnya kebijakan/ regulasi Jumlah kebijakan/regulasi/pedoman di bidang dana perimbangan dan 1 di bidang fasilitasi dana dana transfer lainnya perimbangan yang dapat
INSTANSI PELAKSANA
1.L-4
No. (1) 5.
SASARAN (3) diterapkan di daerah Peningkatan kualitas belanja daerah dalam APBD Penetapan APBD secara tepat waktu Provinsi dan kabupaten/ kota memiliki Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) berstatus Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Penetapan dan penyampaian Raperda pertanggungjawaban pelaksanaan APBD secara tepat waktu Peningkatan Efektifitas dan Efisiensi Pengelolaan Dana Transfer Terciptanya Tata Kelola yang Tertib Sesuai Peraturan Perundang-undangan, Transparan, adil, proporsional, Kredibel, Akuntabel, dan Profesional dalam Pelaksanaan Transfer ke Daerah
INDIKATOR (4) Persentase daerah provinsi yang belanja langsungnya lebih besar dari belanja tidak langsung Persentase belanja modal terhadap total belanja daerah Persentase jumlah APBD yang disahkan tepat waktu. Persentase daerah Provinsi, yang ber-LKPD sesuai dengan indikator kedisiplinan penggunaan anggaran dalam APBD sebagai upaya pencapaian Status WTP Persentase penetapan Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD (provinsi) yang disahkan secara tepat waktu. 1. Persentase ketepatan jumlah penyaluran dana transfer ke daerah 2. Ketepatan waktu penyelesaian dokumen pelaksanaan penyaluran dana transfer ke daerah 3. Indeks kepuasan pengguna layanan
6.
5,22
80%
7.
Kemenkeu
1.L-5
No. (1) 8.
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS (2) Perumusan kebijakan bimbingan teknis, monitoring, dan evaluasi di bidang PDRD
SASARAN (3) Optimalisasi Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Mewujudkan Kebijakan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang mendukung Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah
INDIKATOR (4) 1. Persentase Perda PDRD yang sesuai dengan peraturan perundangundangan. 2. Indeks kepuasan pengguna layanan 3. Persentase jumlah kebijakan yang direalisasikan 4. Rata-rata persentase realisasi janjai layanan unggulan 5. Persentase evaluasi Perda PDRD sesuai rencana
1. 2.
3. 1.
SUMBER DAYA MANUSIA Penyempurnaan pengelolaan PNS yang meliputi sistem rekrutmen, pendidikan, penempatan, promosi, dan mutasi PNS secara terpusat selambat-lambatnya 2011 Pengembangan kebijakan perencanaan dan pengadaan SDM aparatur Tersusunnya data usulan formasi PNS secara tepat dan akurat Jumlah K/L dan Pemda yang menyusun perencanaan kebutuhan pegawai dan melakukan penataan PNS sesuai aturan Jumlah K/L dan Pemda yang mengirimkan data usulan formasi PNS secara tepat dan akurat Jumlah Kebijakan bidang SDM Aparatur (RPP tentang Formasi PNS dan RPP tentang Rekrutmen/Pengadaan PNS) Jumlah Kebijakan SDM Aparatur (Kebijakan Computer Assisted Test untuk seleksi CPNS) Jumlah UU tentang ASN dan PP pelaksanaan UU ASN Jumlah instansi yang dibina terkait dengan penataan jabatan Persentase instansi pemerintah yang melakukan penataan jabatan PNS Jumlah K/L dan Pemda yang telah melaksanakan Promosi Jabatan secara terbuka untuk Pejabat Eselon I dan II di K/L dan pemda Jumlah kebijakan tentang Sistem Remunerasi SDM Aparatur Negara Jumlah K/L dan Pemda yang telah melakukan penataan jabatan PNS sesuai aturan 36 K/L, 50 Kab, 50 Kota 36 K/L, 50 Kab, 50 Kota Sosialisasii dan pelaksanaan Sosialisasi UU 15 instansi 10% 20 K/L, 10 prov, 10 kab dan 10 kota 1 RUU/1 RPP 36 K/L, 50 Kab, 50 Kota 3,25 Kemen PAN dan RB 4,65 Kemen PAN dan RB
2.
3.
3,0
1.L-6
No. (1)
SASARAN (3)
INDIKATOR (4) Jumlah K/L dan Pemda yang telah melakukan pemeringkatan jabatan sesuai aturan Jumlah perda yang dikaji
4.
Percepatan harmonisasi dan sinkronisasi peraturan perundangundangan di tingkat pusat dan daerah hingga tercapai keselarasan arah dalam implementasi pembangunan.
1,5
Kemendagri
4.
REGULASI Percepatan harmonisasi dan sinkronisasi peraturan perundangan di tingkat pusat maupun daerah hingga tercapai keselarasan arah dalam implementasi pembangunan, di antaranya penyelesaian kajian 12.000 peraturan daerah selambat-lambatnya 2011 1. Kegiatan fasilitasi perancangan peraturan daerah Meningkatkan pemerintahan daerah (provinsi, kab/kota) yang di petakan dan dipublikasikan peraturan daerahnya dalam sistem informasi peraturan daerah yang akurat dan up to date. Persentase (%) Pemerintahan Daerah Provinsi,Kab/Kota yang Dipetakan dan Dipublikasikan Peraturan Daerahnya Dalam Sistem Informasi Peraturan Daerah yang Akurat dan Up To Date Sesuai Dengan Rencana dan Permohonan Fasilitasi Persentase pemerintahan daerah di wilayah I yang memperoleh fasilitasi perancangan peraturan daerah. Persentase pemerintahan daerah di wilayah II yang memperoleh fasilitasi perancangan peraturan daerah. Persentase pemerintahan daerah di wilayah III yang memperoleh fasilitasi perancangan peraturan daerah. 80% 1,7 Kemenkumham
5. 1.
SINERGI ANTARA PUSAT DAN DAERAH Penetapan dan penerapan sistem Indikator Kinerja Utama Pelayanan Publik yang selaras antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah Pengembangan kebijakan dan evaluasi program pelayanan publik Terlaksananya sosialisasi UU Nomor 25 tahun 2009 dan peraturan pelaksanaannya ( PP) Terdiseminasikannya UU No. 25/2009 tentang Pelayanan Publik dan peraturan pelaksanaannya Persentase instansi pusat dan daerah yang mengimplementasikan UU No. 25/2009 tentang Pelayanan Publik 100% Provinsi, 50% K/L, 50% Pemda 3,1 Kemen PAN dan RB
1.L-7
No. (1) 2.
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS (2) Peningkatan Koordinasi dan Evaluasi Pelayanan Publik di Bidang Perekonomian Pengembangan Sistem dan Standardisasi Pelayanan Publik
SASARAN (3) Terlaksananya asistensi untuk mendorong penerapan OSS/PTSP Terlaksananya kompetisi antar unit pelayanan publik/antar instansi dan Pemerintah Daerah
INDIKATOR (4) Persentase Pemerintah Daerah yang menerapkan OSS (pelayanan terpadu satu pintu) Jumlah Pemda yang melaksanakan PTSP secara menyeluruh dan efektif dalam pelayanan publik Jumlah unit pelayanan model ujicoba Persentase unit pelayanan publik yang berkategori terbaik sesuai penilaian Persentase K/L dan Pemda sebagai Pilot Project dalam peningkatan kualitas pelayanan melalui penerapan Standar Pelayanan berdasarkan UU Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik
TARGET TAHUN 2013 (5) 100% 33 kab, 33 kota (lainnya) 35 unit 80% 5 K/L, 33 Kab, 33 Kota (lainnya)
3.
3,16
6. 1. 2.
PENEGAKAN HUKUM Peningkatan integrasi dan integritas penerapan dan penegakan hukum oleh seluruh lembaga dan aparat hukum Penyelidikan dan penyidikan Tindak Pidana Kewilayahan Pembinaan Penyelenggaran Kegiatan di bidang Pengelolaan Benda Sitaan Negara dan barang Rampasan Negara. Meningkatnya clearance rate tindak pidana di tingkat masyarakat. Terkelolanya benda sitaan negara dan barang rampasan perkara Intensifikasi clerance rate rata rata seluruh tindak pidana Persentase (%) Benda Sitaan Negara dan Barang Rampasan Negara yang Diregistrasi/Diidentifikasi Secara Tepat Waktu dan sesuai standar Persentase (%) Benda Sitaan Negara dan Barang Rampasan Negara yang Diamankan dan Dipelihara Sesuai standar Persentase (%) Mutasi dan Penghapusan Benda Sitaan Negara dan Barang Rampasan Negara yang Tepat Waktu dan Akuntabel Persentase (%) Rutan dan Lapas yang Memenuhi Standar Hunian dan Keamanan Persentase (%) Menurunnya Pelanggaran Ham, Kasus Penyebaran Napza, Kejahatan Terorganisir dan Pelanggaran Kode Etik Petugas Pemasyarakatan di UPT Pas 57 % 85% 85% 85% 25% 3% 2 Kemenkumham 600,00 2 POLRI Kemenkumham
3.
Penyelenggaraan kegiatan di bidang keamanan dan kertertiban yang berkualitas serta pengelolaan benda sitaan Negara dan barang rampasan Negara.
1.L-8
No. (1)
SASARAN (3)
INDIKATOR (4) Persentase (%) Pengaduan Masyarakat Maupun Tahanan dan Warga Binaan Pemasyarakatan yang Ditindaklanjuti Secara Cepat dan Tepat Persentase (%) Tindak Lanjut Pelanggaran Ham, Kasus Penyebaran Napza, Kejahatan Terorganisir dan Pelanggaran Kode Etik Petugas Pemasyarakatan di UPT PAS Persentase (%) Tahanan dan Narapidana yang Teregistrasi dan Terklasifikasi Secara Tepat Waktu dan Akuntabel Persentase (%) Tahanan yang Memperoleh Pelayanan dan Bantuan Hukum Secara Tepat Waktu dan Akuntabel Persentase (%) Narapidana yang Memperoleh Program Reintegrasi Secara Tepat Waktu dan Akuntabel Persentase (%) Narapidana yang Terserap di Kegiatan Kerja Sesuai Program Kegiatan Kerja Persentase (%) Narapidana yang Memperoleh Pembinaan Kepribadian Sesuai dengan Program pembinaan kepribadian Persentase (%) Anak Didik Pemasyarakatan dan Klien Pemasyarakatan yang Teregistrasi dan terklasifikasi Secara Tepat Waktu dan Akuntabel Persentase (%) Anak Didik Pemasyarakatan yang Memperoleh Pendidikan dan Reintegrasi Sesuai dengan program pendidikan dan reintegrasi Persentase (%) Anak Didik Pemasyarakatan yang Memperoleh Pendampingan dan Pembimbingan Secara Tepat Waktu dan Akuntabel Persentase (%) Klien Pemasyarakatan yang Memperoleh Pembimbingan dan Pengawasan Sesuai dengan program pembimbingan dan pengawasan
4.
Terlakasananya pembinaan terhadap tahanan dan narapidana yang tepat dan akuntabel.
2,4
Kemenkumham
5.
2,7
Kemenkumham
1.L-9
No. (1)
SASARAN (3)
INDIKATOR (4) Persentase (%) Anak Didik Pemasyarakatan dan Klien Pemasyarakatan yang Mendapatkan Litmas Secara Tepat Waktu dan Akuntabel Persentase laporan hasil evaluasi kurikulum dan modul, penyelenggaraan diklat dan kinerja lulusan Persentase laporan hasil evaluasi kurikulum dan modul, penyelenggaraan diklat dan kinerja lulusan Persentase laporan hasil evaluasi kurikulum dan modul, penyelenggaraan diklat dan kinerja lulusan Persentase lulusan yang menguasai ilmu dan keahlian teknis pemasyarakatan. Persentase lulusan yang menguasai ilmu dan keahlian teknis keimigrasian. Persentase unit kerja wilayah VI yang berhasil mencapai standar pelayanan dan target kinerja yang ditetapkan Persentase unit kerja wilayah VI yang menyelenggarakan akuntabilitas keuangan sesuai standar untuk mendapatkan opini BPK yang WTP Persentase unit kerja wilayah VI yang menyelenggarakan pelaksanaan reformasi birokrasi sesuai ketentuan Jumlah unit kerja wilayah VI yang mendapat nilai akuntabilitas kinerja minimal B
6. 7. 8. 9.
Kegiatan Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan dan Manajemen. Kegiatan penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Teknis Kegiatan Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Fungsional HAM. Kegiatan Pendidikan Kedinasan.
10.
Peningkatan kenerja lulusan diklat kepemimpinan dan manajemen pada unit kerja. Peningkatan kualitas SDM hukum dan HAM Peningkatan kualitas SDM hukum dan HAM Persentase lulusan yang menguasai ilmu dan keahlian teknis pemasyarakatan. Persentase lulusan yang menguasai ilmu dan keahlian teknis keimigrasian Terlaksananya mekanisme pebgaduan masyarakat yang responsif terhadap kinerja aparat Kemenkumham
95%
74%
3,3
Kemenkumham
85% 50% 3
1.L-10
No. (1)
SASARAN (3)
INDIKATOR (4) Persentase pengaduan dan kasus yang dituntaskan secara tepat waktu pada unit kerja wilayah I-VI Persentase (%) Unit Kerja yang Memiliki Kaderisasi Berkesinambungan dan Pegawai yang Memperoleh Pengembangan Karir Persentase (%) Unit Kerja yang Memiliki Alokasi Sdm Profesional Sesuai Kebutuhan dan Persentase (%) Pegawai yang Memperoleh Promosi Secara Tepat Waktu Jumlah kegiatan seleksi calon hakim agung Jumlah peserta seleksi calon hakim yang lulus seleksi Jumlah peserta seleksi calon hakim adhoc di MA yang lulus seleksi Jumlah putusan hakim tingkat pertama, tingkat banding dan MA yang diteliti dan dianalisa Jumlah kegiatan pengembangan kualitas dan kapabilitas hakim yang terselenggara Persentase laporan masyarakat yang ditangani hingga pemeriksaan dan permintaan klarifikasi Jumlah laporan masyarakat yang ditangani dan diselesaikan hingga tuntas Jumlah pelanggaran kode etik dan pedoman perilaku hakim yang diproses sampai tingkat Majelis Kehormatan Hakim Jumlah laporan pemantauan persidangan di badan peradilan yang menarik perhatian publik Jumlah laporan pelaksanaan pengawasan dan pemeriksaan kinerja serta perilaku hakim dan aparat peradilan.
TARGET TAHUN 2013 (5) 80% 100% 100% 2 210 15 200 7 80% 120 12 35 100 laporan
XiV.1
9,0
Kemenkumham
12.
13.
Memperoleh calon hakim agung kompeten untuk diajukan ke DPR, serta pemberian apresiasi terhadap kinerja para hakim, serta hakim yang kompeten untuk bertugas dalam lingkungan peradilan umum, peradilan agama dan peradilan tata usaha Negara Penyelesaian laporan pengaduan hakim yang diduga melanggar kode etik dan pedoman perilaku hakim serta meningkatnya kemampuan profesionlisme hakim
13.4
Komisi Yudisial
21.3
Komisi Yudisial
14.
Pengawasan dan pemeriksaan kinerja serta perilaku aparat Mahkamah Agung dan badan peradilan di bawahnya Penyelidikan Tindak Pidana Korupsi
15.
Meningkatnya kualitas kinerja hakim dan aparat peradilan dan kepercayaan publik kepada lembaga peradilan Penyelidikan
3.2
MA-RI
75 42
8.1
KPK
1.L-11
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS (2) Penyidikan Tindak Pidana Korupsi Penuntutan dan Eksekusi Tindak Pidana Korupsi
INDIKATOR (4) Penyidikan (Perkara) Penyidikan Lengkap (Perkara) Penuntutan (Perkara) Berkas Perkara yang dilimpahkan ke Pengadilan Negeri(Perkara) Pelaksanaan Pidana Badan terhadap putusan Pengadilan Tipikor yang berkekuatan hukum tetap (Persen) Peningkatan perkara yang disupervisi KPK (Persen) Peningkatan jumlah penerimaan SPDP (Persen) LHKPN yang diumumkan dalam TBN (Jumlah Klarifikasi kepada Penyelenggara Negara Kasus diserahkan kepada Dit.Lidik, (Jumlah) Jumlah SK Penetapan Status Gratifikasi Kasus diserahkan kepada Dit.Lidik (Jumlah) Jumlah Instansi/ Lembaga (Pem., BUMN dan Swasta) yang melaksanakan Program Pengendalian Anti Gratifikasi Terbentuknya agen perubahan Jumlah Sekolah/ Lembaga pendidikan yang menerapkan Modul Anti Korupsi Jumlah Komunitas Anti Korupsi Instansi/Lembaga (Pem, Swasta, Masy) yang Melaks. Zona Anti Korupsi (Jumlah) Pusat studi anti korupsi Kasus siap LIDIK (Jumlah) Jumlah pendidikan dan pelatihan manajemen dan kepemimpinan
TARGET TAHUN 2013 (5) 70 40 60 45 100% 100% 100% 17.000 480 5 390 10 8 400 110 30 25 1 88 11
18. 19.
3.97 9.99
KPK KPK
20.
Pengelolaan Gratifikasi
Penanganan Gratifikasi
3.4
KPK
21.
9.6
KPK
22. 23.
Penanganan Pengaduan Masyarakat Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan
Penanganan Dumas Terlaksananya Pendidikan dan Latihan Manajemen Kepemimpinan dalam rangka meningkatkan profesionalisme
5.2 11.2
1.L-12
No. (1)
SASARAN (3) integritas dan kapabilitas Aparatur Kejaksaan Terlaksananya Pendidikan dan Latihan Teknis Fungsional dalam rangka meningkatkan kualitas & profesionalisme Aparatur Kejaksaan
INDIKATOR (4)
24.
37
65.7
7.
DATA KEPENDUDUKAN 1) Penetapan Nomor Induk Kependudukan (NIK) dan pengembangan Sistem Informasi dan Administrasi Kependudukan (SIAK) dengan aplikasi pertama pada Kartu Tanda Penduduk selambat-lambatnya pada 2011
Keterangan: 1) Kegiatan pada substansi inti ini sudah selesai pada tahun 2012.
1.L-13
SASARAN
INDIKATOR
(3)
(4)
I.1
AKSES PENDIDIKAN DASAR-MENENGAH Peningkatan Angka Partisipasi Murni (APM) pendidikan dasar dari 95% di 2009 menjadi 96% di 2014 dan APM pendidikan setingkat SMP dari 73% menjadi 76% dan Angka Partisipasi Kasar (APK) pendidikan setingkat SMA dari 69% menjadi 85%; Pemantapan/rasionalisasi implementasi BOS, penurunan harga buku standar di tingkat sekolah dasar dan menengah sebesar 30-50% selambat-lambatnya 2012 dan penyediaan sambungan internet ber-content pendidikan ke sekolah tingkat menengah selambat-lambatnya 2012 dan terus diperluas ke tingkat sekolah dasar Penjaminan Kepastian Tecapainya Keluasan dan Kementerian APM SD/SDLB/Paket A 85,80% 1.706,9 Kemerataan Akses SD, Bermutu dan Pendidikan dan Layanan Pendidikan SD Jumlah siswa SD/SDLB sasaran BOS 28.085.000 Berkesetaraan Jender di Semua Kebudayaan Kabupaten Persentase SD yang memiliki fasilitas internet 22,80% Persentase SD menerapkan e-Pembelajaran 22,20%
1.L-14
SUBSTANSI INTI/ NO KEGIATAN PRIORITAS (1) I.2 (2) Penjaminan Kepastian Layanan Pendidikan SMP (3) Tercapainya Keluasan dan kemerataan Akses SMP, Bermutu dan Berkesetaraan Jender di Semua Kabupaten APM SMP/SMPLB/Paket B Jumlah siswa SMP/SMPLB sasaran BOS Persentase SMP memiliki fasilitas internet Persentase SMP menerapkan e-Pembelajaran I.3 Penyediaan dan Peningkatan Layanan Pendidikan SMA Tercapainya Perluasan dan Pemerataan Akses Pendidikan SMA Bermutu, Berkesetaraan Jender, dan Relevan dengan Kebutuhan Masyarakat, di Semua Kabupaten Tercapainya Perluasan dan Pemerataan Akses Pendidikan SMK Bermutu, Berkesetaraan Jender, dan Relevan dengan Kebutuhan Masyarakat, di Semua Kabupaten Meningkatnya akses dan mutu pendidikan, kesejahteraan pendidik dan tenaga kependidikan, serta tersalurkannya subsidi di RA/BA dan madrasah APK SMA nasional Peserta didik SMA mendapat BOMM/Rintisan BOS SMA (4) SASARAN INDIKATOR
TARGET TAHUN 2013 (5) 57,24% 10.632.000 48,00% 36,50% 35,74% 100%
1.808,9
I.4
APK nasional SMK Jumlah peserta didik SMK penerima Rintisan Bantuan Operasional (BOS) SMK APM MI APM MTs APK MA Siswa MI penerima BOS (Siswa)
37,40% 4.026.865
2.035,7
I.5
11.774,8
Kementerian Agama
1.L-15
SUBSTANSI INTI/ NO KEGIATAN PRIORITAS (1) (2) (3) (4) Siswa MTs penerima BOS (Siswa) I.6 Peningkatan Akses, Mutu, Kesejahteraan dan Subsidi Pendidikan Keagamaan Islam Penyempurnaan Kurikulum, Sistem Pembelajaran dan Perbukuan Meningkatnya akses dan mutu pendidikan, kesejahteraan pendidik dan tenaga kependidikan, serta tersalurkannya subsidi untuk pendidikan keagamaan Islam Tersedianya Kurikulum, Sistem Pembelajaran dan Buku Ajar yang Bermutu dan Murah Jumlah Siswa Siswa Ula penerima BOS Jumlah Siswa Siswa Wustha Penerima BOS SASARAN INDIKATOR
738,9
Kementerian Agama
I.7
Persentase mata pelajaran SD yang buku teksnya telah dibeli hak ciptanya ( total 78 jilid mapel) Persentase mata pelajaran SMP yang buku teksnya telah dibeli hak ciptanya (total 47 jilid mapel) Persentase mata pelajaran SMA yang buku teksnya telah dibeli hak ciptanya (total 93 jilid mapel) Persentase mata pelajaran SMK yang buku teksnya telah dibeli hak ciptanya (total 493 jilid mapel) Dokumen hak cipta buku
* * * * 50,00%
95,0
II II.1
AKSES PENDIDIKAN TINGGI Peningkatan APK pendidikan tinggi dari18% di 2009 menjadi 25% di 2014 Penyediaan Layanan Tercapainya layanan pembelajaran APK PT usia 19-23 thn Pembelajaran dan dan kompetensi mahasiswa Kompetensi Mahasiswa Peningkatan Akses dan Mutu Pendidikan Tinggi Islam Meningkatnya APK PTA APK PTA
25,35%
12.597,9
II.2
2,89%
1.915,3
1.L-16
SUBSTANSI INTI/ NO KEGIATAN PRIORITAS (1) III (2) (3) (4) SASARAN INDIKATOR
III.1
METODOLOGI Penerapan metodologi pendidikan yang tidak lagi berupa pengajaran demi kelulusan ujian (teaching to the test), namun pendidikan menyeluruh yang memperhatikan kemampuan sosial, watak, budi pekerti, kecintaan terhadap budaya-bahasa Indonesia melalui: Penyesuaian sistem Ujian Akhir Nasional pada 2011; dan penyempurnaan kurikulum sekolah dasar-menengah sebelum tahun 2011 yang diterapkan di 25% sekolah pada 2012 dan 100% pada 2014 Penyediaan Informasi Hasil Tersedianya Informasi Penilaian Kementerian Jumlah model penilaian satuan pendidikan * 37,0 Kualitas PAUD, DIKDAS, DIKMEN, Pendidikan dan Penilaian Pendidikan Jumlah model penilaian kesulitan belajar * dan Pendidikan Orang Dewasa Kebudayaan Jumlah model penilaian kelas Jumlah laporan/profil/peta berdasar hasil un/uasbn/survai/penelitian/layanan serta publikasinya, di bidang penilaian pendidikan Jumlah standar kompetensi pendidikan kewirausahaan, budaya dan karakter bangsa pada tingkat nasional, daerah dan sekolah pada pendidikan dasar Jumlah standar kompetensi pendidikan kewirausahaan, budaya dan karakter bangsa pada tingkat nasional, daerah dan sekolah pada pendidikan menengah * *
III.2
Tersedianya Kurikulum, Sistem Pembelajaran dan Buku Ajar yang Bermutu dan Murah
IV
PENGELOLAAN Pemberdayaan peran Kepala Sekolah sebagai manager sistem pendidikan yang unggul, revitalisasi peran Pengawas Sekolah sebagai entitas quality assurance, mendorong aktivasi peran Komite Sekolah untuk menjamin keterlibatan pemangku kepentingan dalam proses pembelajaran, dan Dewan Pendidikan di tingkat Kabupaten
1.L-17
SUBSTANSI INTI/ NO KEGIATAN PRIORITAS (1) IV.1 (2) Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Ditjen Pendidikan Dasar Peningkatan Layanan Tenaga Kependidikan (3) Menguatnya tata kelola dan sistem pengendalian manajemen di Ditjen Dikdas Meningkatnya layanan Tenaga Kependidikan (4) Persentase dewan pendidikan kab/kota yang terbina SASARAN INDIKATOR
INSTANSI PELAKSANA (7) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
IV.2
Persentase kepala SD/SDLB yg sudah mengikuti peningkatan kompetensi Persentase kepala SMP/SMPLB yg sudah mengikuti peningkatan kompetensi Persentase kepala SMA/SMLB yg sudah mengikuti peningkatan kompetensi Persentase kepala SMK yg sudah mengikuti peningkatan kompetensi Persentase pengawas TK/SD yg sudah mengikuti peningkatan kompetensi Persentase pengawas SMP/SMPLB yg sudah mengikuti peningkatan kompetensi Persentase pengawas SMA/SMLB yg sudah mengikuti peningkatan kompetensi Persentase pengawas SMK yg sudah mengikuti peningkatan kompetensi
91,8
KURIKULUM Penataan ulang kurikulum sekolah yang dibagi menjadi kurikulum tingkat nasional, daerah, dan sekolah sehingga dapat mendorong penciptaan hasil didik yang mampu menjawab kebutuhan SDM untuk mendukung pertumbuhan nasional dan daerah dengan memasukkan pendidikan kewirausahaan (diantaranya dengan mengembangkan model link and match )
1.L-18
SUBSTANSI INTI/ NO KEGIATAN PRIORITAS (1) V.1 (2) Penyempurnaan Kurikulum, Sistem Pembelajaran dan Perbukuan (3) Tersedianya Kurikulum, Sistem Pembelajaran dan Buku Ajar yang Bermutu dan Murah (4) Jumlah model kurikulum SD/MI Jumlah model kurikulum SMP/MTs Jumlah model kurikulum SMA/MA yang dihasilkan Jumlah model kurikulum SMK/MAK yang dihasilkan Jumlah standar kompetensi pendidikan kewirausahaan, budaya dan karakter bangsa pada tingkat nasional, daerah dan sekolah pada pendidikan dasar Jumlah standar kompetensi pendidikan kewirausahaan, budaya dan karakter bangsa pada tingkat nasional, daerah dan sekolah pada pendidikan menengah VI SASARAN INDIKATOR
PAGU TAHUN 2013 (MILYAR RUPIAH) (6) Sudah termasuk dalam pagu kegiatan prioritas I.7
KUALITAS Peningkatan kualitas guru, pengelolaan dan layanan sekolah, melalui: 1) program remediasi kemampuan mengajar guru; 2) penerapan sistem evaluasi kinerja profesional tenaga pengajar; 3) sertifikasi ISO 9001:2008 di 100% PTN, 50% PTS, 100% SMK sebelum 2014; 4) membuka luas kerjasama PTN dengan lembaga pendidikan internasional; 5) mendorong 11 PT masuk Top 500 THES pada 2014; 6) memastikan perbandingan guru:murid di setiap SD & MI sebesar 1:32 dan di setiap SMP & MTs 1:40; dan 7) memastikan tercapainya Standar Nasional Pendidikan (SNP) bagi Pendidikan Agama dan Keagamaan paling lambat tahun 2013 Peningkatan Layanan Pendidik untuk Jenjang PAUD, Dikdas, Dikmen dan Dikti Terwujudnya Layanan Pendidik untuk semua Jenjang Persentase guru PAUD mengikuti peningkatan profesionalisme berkelanjutan (PPB) Persentase guru SD/SDLB mengikuti PPB Persentase guru SMP/SMPLB mengikuti PPB Persentase guru SMA/SMALB mengikuti PPB Persentase guru SMK mengikuti PPB Jumlah program dan model pengembangan pendidik yang dihasilkan setiap tahun sesuai bidangnya 45,00% 45,00% 45,00% 45,00% 78,00% 10 713,9 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
VI. 1
1.L-19
SUBSTANSI INTI/ NO KEGIATAN PRIORITAS (1) VI.2 (2) Penyediaan dan Peningkatan Layanan Pendidikan SMK (3) Tercapainya Perluasan dan Pemerataan Akses Pendidikan SMK Bermutu, Berkesetaraan Jender, dan Relevan dengan Kebutuhan Masyarakat, di Semua Kabupaten Menguatnya tata kelola dan sistem pengendalian manajemen di Ditjen Dikti Tersedianya dan Keluasan Akses PT yang Bermutu dan Berdaya saing Internasional Tercapainya layanan pembelajaran dan kompetensi mahasiswa (4) Persentase SMK bersertifikat ISO 9001:2000/ 9001:2008 SASARAN INDIKATOR
PAGU TAHUN 2013 (MILYAR RUPIAH) (6) sudah termasuk dalam pagu kegiatan prioritas I.4 9.976,2
INSTANSI PELAKSANA (7) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
VI.3
VI.4
VI.5
Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Penyediaan Layanan Kelembagaan dan Kerja Sama Penyediaan Layanan Pembelajaran dan Kompetensi Mahasiswa Penyediaan dan Peningkatan Kesejahteraan Pendidik dan Tendik yang Kompeten untuk Jenjang Pendidikan Dasar Penyediaan dan peningkatan kesejahteraan pendidik dan tendik yang kompeten untuk jenjang pendidikan menengah
20
289,8
VI.6
Meningkatnya kesejahteraan dan keterdsediaan, pendidik dan Tenaga kependidikan jenjang pendidikan
Persentase SD yang memiliki rasio guru terhadap siswa sesuai SPM Persentase SMP yang memiliki rasio guru terhadap siswa sesuai SPM Guru SMA/SMK/SMLB berkualifikasi S-1/D-4
VI.7
Meningkatnya kesejahteraan dan ketersediaan pendidik dan tenaga kependidikan jenjang pendidikan menengah
1.760,2
1.L-20
SUBSTANSI INTI/ NO KEGIATAN PRIORITAS (1) (2) (3) (4) Tersedianya jenis penghargaan dan perlindungan bagi pendidik dan tenaga kependidikan SMA/SMK/SMLB/Tutor kesetaraan paket C Kualitas Pendidikan Agama dan Keagamaan (paket) Percepatan implementasi Standar Nasional Pendidikan Agama dan Keagamaan (paket) SASARAN INDIKATOR
VI.8
Meningkatnya Akses, Mutu Pendidikan, Kesejahteraan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan, dan Subsidi di Pendidikan Tinggi Islam
34 1
136,6
Kementerian Agama
1.L-21
NO
SASARAN
INDIKATOR
INSTANSI PELAKSANA
(1) (2) (3) (4) (5) (7) 1. KESEHATAN MASYARAKAT Pelaksanaan upaya kesehatan preventif terpadu yang meliputi: penurunan tingkat kematian ibu saat melahirkan dari 228 (2007) menjadi 118 per 100.000 kelahiran hidup (2014); penurunan tingkat kematian bayi dari 34 (2007) menjadi 24 per 1.000 kelahiran hidup (2014); pemberian imunisasi dasar kepada 90% bayi pada tahun 2014 penyediaan akses sumber air bersih yang menjangkau 67% penduduk dan akses terhadap sanitasi dasar berkualitas yang menjangkau 75% penduduk sebelum tahun 2014 1.1 Pembinaan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Reproduksi Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan ibu dan reproduksi 1. Persentase ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih (cakupan PN) 2. Persentase ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal (cakupan kunjungan kehamilan ke empat (K4)) 3. Persentase fasilitas pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan KB sesuai standar 1. Cakupan kunjungan neonatal pertama (KN1) 2. Cakupan pelayanan kesehatan bayi 3. Cakupan pelayanan kesehatan anak balita 89 93 90 89 87 83 94,1 Kementerian Kesehatan 124,0 Kementerian Kesehatan
1.2
1.L-22
NO (1) 1.3
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS (2) Pembinaan Surveilans, Imunisasi, Karantina, dan Kesehatan Matra Pembinaan Gizi Masyarakat Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) Pembinaan Administrasi Kepegawaian
SASARAN (3) Meningkatnya pembinaan di bidang surveilans, imunisasi, karantina, dan kesehatan matra Meningkatnya kualitas penanganan masalah gizi masyarakat Tersedianya Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) untuk puskesmas Meningkatnya pelayanan administrasi kepegawaian
INDIKATOR (4) 1. Persentase bayi usia 0-11 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap 2. Persentase anak usia 0-11 bulan yang mendapatkan imunisasi campak 1. Persentase balita gizi buruk yang mendapat perawatan 2. Persentase balita ditimbang berat badannya (D/S) Jumlah puskesmas yang mendapatkan bantuan operasional kesehatan dan menyelenggarakan lokakarya mini untuk menunjang pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) 1. Persentase pemenuhan kebutuhan SDM aparatur (PNS dan PTT) 2. Jumlah Tenaga Kesehatan yang didayagunakan dan diberi insentif di DTPK dan di DBK 3. Jumlah residen yang didayagunakan dan diberi insentif Jumlah SDM kesehatan di fasilitas kesehatan yang telah ditingkatkan kemampuannya melalui pendidikan berkelanjutan 1. Persentase penduduk yang memiliki akses terhadap air minum berkualitas 2. Persentase kualitas air minum yang memenuhi syarat 3. Persentase penduduk yang menggunakan jamban sehat 4. Jumlah desa yang melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Jumlah kawasan dan desa yang terfasilitasi pembangunan air minum
INSTANSI PELAKSANA (7) Kementerian Kesehatan Kementerian Kesehatan Kementerian Kesehatan Kementerian Kesehatan
1.4
288,0
1.5
1.228,6
1.6
85 5.320 3.650 9.000 63,5 100 72 16.000 426 kawasan 1610 desa 149 IKK
87,0
1.7 1.8
Terselenggaranya pendidikan tinggi dan peningkatan mutu SDM kesehatan Meningkatnya penyehatan dan pengawasan kualitas lingkungan
464,2 200,0
1.9
Pengaturan, Pembinaan, Pengawasan, dan Pelaksanaan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
3.330,2
1.L-23
NO (1) 1.10
SASARAN (3)
INDIKATOR (4)
Pengaturan, Pembinaan, Peningkatan pelayanan Jumlah kawasan dan kab/kota yang terfasilitasi pembangunan 679 kawasan 2,791.1 Kementerian Pengawasan, dan infrastruktur air limbah, sanitasi (air limbah dan drainase) dan persampahan 126 kab/kota Pekerjaan Umum Pelaksanaan persampahan dan drainase Pengembangan Sanitasi Dan Persampahan 2. SARANA KESEHATAN Ketersediaan dan peningkatan kualitas layanan rumah sakit berakreditasi internasional di minimal 5 kota besar di Indonesia dengan target 3 kota pada tahun 2012 dan 5 kota pada tahun 2014 2.1 Pembinaan Upaya Meningkatnya pelayanan medik 1. Jumlah kota di Indonesia yang memiliki RS standar kelas dunia 3 710,1 Kementerian Kesehatan Rujukan spesialistik kepada masyarakat (world class) Kesehatan 2. Persentase RS kab/kota yang melaksanakan Pelayanan 95 Obstetrik Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) 2.2 Pembinaan Upaya Meningkatnya pelayanan 1. Jumlah puskesmas yang menjadi puskesmas perawatan di 91 233,4 Kementerian Kesehatan Dasar kesehatan dasar kepada perbatasan dan pulau-pulau kecil terluar berpenduduk Kesehatan masyarakat 2. Persentase puskesmas yang mampu Pelayanan Obstetrik 90 Neonatal Emergensi Dasar (PONED) 2.3 Pembinaan Upaya Meningkatnya mutu pelayanan 1. Persentase RSJ yang memberikan layanan sub spesialis dasar 70 50,0 Kementerian Kesehatan Jiwa kesehatan jiwa dan NAPZA sesuai standar Kesehatan 2. Jumlah fasilitas kesehatan yang memberikan pelayanan wajib 180 lapor bagi pecandu narkotika 3. OBAT Pemberlakuan Daftar Obat Esensial Nasional sebagai dasar pengadaan obat di seluruh Indonesia 3.1 Peningkatan Ketersediaan Meningkatnya ketersediaan obat Persentase ketersediaan obat dan vaksin 95 1.426,5 Kementerian Obat Publik dan esensial generik di sarana Kesehatan Perbekalan Kesehatan pelayanan kesehatan dasar 3.2 Peningkatan Produksi Meningkatnya mutu dan Persentase produk alat kesehatan dan PKRT yang beredar 90 16,1 Kementerian dan Distribusi Alat keamanan alat kesehatan dan memenuhi persyaratan keamanan, mutu dan manfaat Kesehatan Kesehatan PKRT 3.3 Pengawasan Obat dan Meningkatnya kinerja 1. Persentase cakupan pengawasan sarana produksi Obat dan 37 149,8 Badan POM Makanan di 31 Balai pengawasan obat dan makanan Makanan (dihitung dari 6.500 sarana)
1.L-24
NO (1)
INDIKATOR (4) 2. Persentase cakupan pengawasan sarana distribusi Obat dan Makanan (persentase) (dihitung dari 143.500 sarana) 3. Jumlah parameter uji Obat dan Makanan untuk setiap sampel (dihitung dari sekitar 97.000 Sampel)
4. ASURANSI KESEHATAN NASIONAL Penerapan Asuransi Kesehatan Nasional untuk seluruh keluarga miskin dan diperluas secara bertahap untuk keluarga Indonesia lainnya antara tahun 2012-2014 4.1 Pembinaan, Terumuskannya kebijakan Persentase penduduk (termasuk seluruh penduduk miskin) yang 70,4 Pengembangan pembiayaan dan jaminan memiliki jaminan kesehatan Pembiayaan dan Jaminan kesehatan Pemeliharaan Kesehatan 4.2 Pelayanan Kesehatan Meningkatnya pelayanan 1. Persentase RS yang melayani pasien penduduk miskin peserta 90 Rujukan Bagi Masyarakat kesehatan rujukan bagi program Jamkesmas Miskin (Jamkesmas) penduduk miskin di RS 2. Jumlah TT Kelas III RS yang digunakan untuk pelayanan 9.600 kesehatan (new initiave) 4.3 Pelayanan Kesehatan Meningkatnya pelayanan Jumlah puskesmas yang memberikan pelayanan kesehatan dasar 9.323 Dasar Bagi Masyarakat kesehatan dasar bagi penduduk bagi penduduk miskin Miskin (Jamkesmas) miskin di Puskesmas 4.4 Pelayanan Kesehatan bagi Meningkatnya pelayanan Jumlah fasilitas pelayanan kesehatan yang telah melayani program 2.663 Ibu bersalin (Jampersal) kesehatan bagi ibu bersalin di jampersal sarana kesehatan 4.5 Penataan Kelembagaan Menguatnya fungsi kelembagaan Persentase fungsi kelembagaan dewan jaminan sosial (DJSN) yang 30 Jaminan Sosial Nasional dewan jaminan sosial (DJSN) diimplementasikan Tersusunnya basis data Unifikasi data kepesertaan jaminan sosial (bekerja sama dengan 30 kepesertaan jaminan sosial BPS dan Kemendagri) Tersusunnya perangkat hukum Persentase status rancangan peraturan pelaksanaan yang 50 SJSN mendukung implementasi sistem jaminan sosial Tersusunnya berbagai studi dan Persentase status penyelesaian studi pendukung pelaksanaan 60 kajian di bidang jaminan sosial jaminan sosial untuk memperkuat pelaksanaan SJSN
119,9
Kementerian Kesehatan Kementerian Kesehatan Kementerian Kesehatan Kementerian Kesehatan Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat dan DJSN
6.020,0
1.L-25
NO (1)
SASARAN (3) Terharmonisasinya regulasi di bidang jaminan sosial Terselenggaranya jaminan hari tua dan jaminan pensiun bagi pekerja dengan terciptanya sistem, prosedur, serta struktur organisasi penyelenggara jaminan sosial yang efisien dan efektif Terselenggaranya jaminan sosial dengan prioritas jaminan kesehatan bagi seluruh masyarakat termasuk masyarakat miskin dan tidak mampu.
INDIKATOR (4) Harmonisasi dengan UU Dana Pensiun, UU Jamsostek, dan UU Ketenagakerjaan (bekerja sama dengan Kemenkeu dan Kemnakertrans) Persentase status implementasi model manajemen jaminan hari tua dan jaminan pensiun pada BPJS (bekerja sama dengan Kemenkeu)
Persentase cakupan peserta jaminan sosial dari masyarakat/pekerja miskin dan tidak mampu
65
5. KELUARGA BERENCANA Peningkatan kualitas dan jangkauan layanan KB melalui 23.500 klinik pemerintah dan swasta selama 2010-2014 5.1 Peningkatan Pembinaan Meningkatnya pembinaan, 1. Jumlah peserta KB baru (PB) Kesertaan Ber-KB Jalur kemandirian dan kesertaan KB Jumlah Peserta KB aktif (PA) Pemerintah melalui 23.500 klinik KB (20.203 klinik KB pemerintah) 2. Jumlah peserta KB baru dari keluarga miskin (KPS dan KS-I) yang mendapatkan jaminan ketersediaan kontrasepsi 3. Jumlah peserta KB baru/PB bagi seluruh PUS di 7 provinsi wilayah khusus (Aceh, NTB, NTT, Papua, Papua Barat, Maluku, Malut), dan untuk pelayanan Baksos dan lain-lain yang mendapatkan jaminan ketersediaan kontrasepsi 4. Jumlah kilink KB pemerintah dan swasta yang mendapatkan dukungan sarana dan prasarana pelayanan KB
7,5 juta 29,0 juta 3,97 juta akseptor 4,99 juta akseptor
615,9
BKKBN
4.700 klinik KB
1.L-26
NO (1) 5.2
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS (2) Peningkatan Kemandirian dan Pembinaan Kesertaan Ber-KB Jalur Swasta
SASARAN (3) Meningkatnya pembinaan, kemandirian dan kesertaan berKB melalui 23.500 klinik KB (3.297 klinik KB swasta, 70.000 DPS/dokter praktek swasta dan BPS/bidan praktek swasta) Meningkatnya komitmen stakeholder terhadap program kependudukan dan KB Meningkatnya peran serta LSM, swasta, dan masyarakat dalam penyelenggaraan program KKB Terlaksananya pengelolaan pembangunan kependudukan dan KB provinsi
INDIKATOR (4) 1. Jumlah tenaga pelatih medis teknis 2. Jenis alokon mandiri (LIBI/Lingkaran Biru) yang beredar di pasaran Persentase PUS, WUS dan remaja keluarga yang mengetahui informasi KKB melalui media massa (cetak dan elektronik) dan media luar ruang Jumlah tenaga PKB/PLKB yang kompetensinya meningkat tentang program KKB 1. Jumlah klinik KB pemerintah dan swasta yang mendapat dukungan penggerakan pelayanan KB 2. Persentase komplikasi berat yang dilayani 3. Persentase kegagalan KB yang dilayani 4. Jumlah PPLKB, PLKB/PKB dan IMP yang mendapatkan dukungan operasional 5. Jumlah Penyelenggaraan mekanisme operasional program KKB (Rakor di 6 kali/tahun tingkat kecamatan, desa, staf meeting, mini lokakarya, serta pertemuan kali/tahun kali/tahun kali/tahun, Koordinasi IMP dengan kader) (New Inisiative) 6. Jumlah peserta KB yang berasal dari anggota kelompok BKB yang mendapatkan penggerakan rintisan BKB dan penguatan kelembagaan BKB (New Inisiative) 7. Jumlah model manajemen pelayanan KB dan kesehatan reproduksi melalui penguatan pelayanan muyan kecamatan dan penyediaan sarana prasarana KB, serta kerjasama dengan mitra pusat studi kependudukan/PSK perguruan tinggi
Peningkatan Advokasi, dan KIE Program Kependudukan dan KB Peningkatan Pembinaan Lini Lapangan Pengelolaan Pembangunan Kependudukan dan KB Provinsi
95 persen 56 media 4.857 orang 23.500 klinik KB 0,11 0,03 745.491 dan 6 bulan Rakor/Lokakarya 6 kali/tahun, IMP 12 kali/tahun BKB rintisan 702 kelp dan paripurna/terpadu paud 444 kelompok 4 provinsi model (1.000 kecamatan; 2.000 klinik KB; 3 universitas)
1.L-27
NO
SASARAN
INDIKATOR
(1) (2) (3) (4) (5) (7) 6. PENGENDALIAN PENYAKIT MENULAR Menurunnya angka kesakitan akibat penyakit menular pada 2014, yang ditandai dengan : Menurunnya prevalensi Tuberculosis dari 235 menjadi 224 per 100.000 penduduk; Menurunnya kasus malaria (Annual Parasite Index-API) dari 2 menjadi 1 per 1.000 penduduk; Terkendalinya prevalensi HIV pada populasi dewasa (persen) hingga menjadi < 0,5. 6.1 Pengendalian Penyakit Menurunnya angka kesakitan 1. Jumlah kasus TB per 100.000 penduduk 228 120,8 Kementerian Menular Langsung dan kematian akibat penyakit Kesehatan menular langsung 2. Persentase kasus baru TB Paru (BTA positif) yang ditemukan 85 3. Persentase kasus baru TB Paru (BTA positif) yang disembuhkan 4. Jumlah kasus Diare per 1.000 penduduk 5. Persentase ODHA yang mendapatkan Anti Retroviral Treatment (ART) 6. Jumlah orang yang berumur 15 tahun atau lebih yang menerima konseling dan testing HIV 1. Angka penemuan kasus Malaria per 1.000 penduduk 2. Angka kesakitan penderita DBD per 100.000 penduduk 3. Persentase kasus zoonosa yang ditemukan, ditangani sesuai standar 1. Persentase provinsi yang melakukan pembinaan, pencegahan, dan penanggulangan penyakit tidak menular (surveilans epidemiologi, deteksi dini, KIE, dan penanganan kasus) 2. Persentase Provinsi yang Memiliki Perda Tentang Kawasan Tanpa Rokok (Ktr) 87 315 45 600.000 1,25 52 85 90 90 69,3 Kementerian Kesehatan 92,4 Kementerian Kesehatan
INSTANSI PELAKSANA
6.2
Meningkatnya pencegahan dan penanggulangan penyakit bersumber binatang Menurunnya angka kesakitan dan kematian akibat penyakit tidak menular
6.3
1.L-28
Bekerjasama dengan
NO
SASARAN
INDIKATOR
INSTANSI PELAKSANA
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) BANTUAN SOSIAL TERPADU: Integrasi program perlindungan sosial berbasis keluarga yang mencakup program baik yang bersifat insidensial atau kepada kelompok marginal, program keluarga harapan, bantuan pangan, jaminan sosial bidang kesehatan, beasiswa bagi anak keluarga berpendapatan rendah, Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), dan Parenting Education mulai 2010 dan diperluas menjadi program nasional mulai 2011-2012 1. Bantuan Tunai Bersyarat Terlaksananya pemberian Bantuan Tunai Jumlah RTSM yang mendapatkan Bantuan 2.400.000 3.200,0 Kementerian Bersyarat bagi RTSM (PKH) Tunai Bersyarat PKH (RTSM) Sosial 2. Rehabilitasi dan Perlindungan Sosial Anak Terlaksananya pelayanan, perlindungan dan rehabilitasi sosial bagi anak telantar, anak jalanan, anak cacat, dan anak nakal yang membutuhkan perlindungan khusus Jumlah anak dan balita telantar, anak jalanan, anak cacat, anak berhadapan dengan hukum, dan anak yang membutuhkan perlindungan khusus yang dilayani, dilindungi dan direhabilitasi baik di dalam maupun di luar panti (jiwa) 171.921 387,8 Kementerian Sosial
1.L-29
NO (1) 3. 4.
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS (2) Pelayanan Sosial Lanjut Usia Rehabilitasi Sosial Orang Dengan Kecacatan Penyediaan subsidi beras untuk masyarakat miskin (RASKIN)
SASARAN (3) Terlaksananya pelayanan, perlindungan dan rehabilitasi sosial bagi lanjut usia Terlaksananya pelayanan, perlindungan dan rehabilitasi sosial bagi penyandang cacat Penyediaan beras untuk seluruh Rumah Tangga Sasaran (RTS) dengan jumlah yang memadai dalam satu tahun
INDIKATOR (4) Jumlah lanjut usia telantar yang berhasil dilayani, dilindungi dan direhabilitasi baik di dalam maupun di luar panti (jiwa) Jumlah penyandang cacat yang berhasil dilayani, dilindungi dan direhabilitasi baik di dalam maupun di luar panti (jiwa) Jumlah RTS penerima Raskin (15 kg per RTS selama 12 bulan)
INSTANSI PELAKSANA (7) Kementerian Sosial Kementerian Sosial Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat/Perum Bulog BPN Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
5.
6. 7.
Pengelolaan Pertanahan Provinsi Penjaminan Kepastian Layanan Pendidikan SD Penjaminan Kepastian Layanan Pendidikan SMP Penyediaan dan Peningkatan Pendidikan SMK
Terlaksananya redistribusi tanah Tercapainya Keluasan dan Kemerataan Akses SD, Bermutu, dan Berkesetaraan Jender di Semua Kabupaten Tercapainya Keluasan dan Kemerataan Akses SMP, Bermutu, dan Berkesetaraan Jender di Semua Kabupaten Tercapainya Perluasan dan Pemerataan Akses Pendidikan SMK Bermutu, Berkesetaraan Jender, dan Relevan dengan Kebutuhan Masyarakat, di Semua Kabupaten Tercapainya Perluasan dan Pemerataan Akses Pendidikan SMA Bermutu, Berkesetaraan Jender, dan Relevan dengan Kebutuhan Masyarakat, di Semua
Jumlah bidang tanah yang diredistribusi (Bidang) Jumlah siswa SD/SDLB penerima bantuan siswa miskin Jumlah siswa SMP/SMPLB penerima bantuan siswa miskin Jumlah siswa SMK penerima bantuan siswa miskin
17.488.007 (untuk Januari-Juni PPLS 2008); 15.497.513 (untuk Juli-Desember mengikuti PPLS 2011) 138.750 7.054.836
16.874,0
101,5 3.174,7
8.
2.588.923
1.941,7
9.
1.006.554
1.031,7
10.
643.167
659,2
1.L-30
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS (2) Penyediaan Layanan Pembelajaran dan Kompetensi Mahasiswa Peningkatan Akses, Mutu, Kesejahteraan, dan Subsidi RA/BA dan Madrasah
SASARAN (3) Kabupaten Tersedianya Layanan Pembelajaran dan Kompetensi Mahasiswa Meningkatnya akses dan mutu pendidikan, kesejahteraan pendidik dan tenaga kependidikan, serta tersalurkannya subsidi di RA/BA dan madrasah Meningkatnya akses, kualitas, kesejahteraan Pendidik dan Tenaga Kependidikan, dan tersalurkannya subsidi Pendidikan Tinggi Islam Terumuskannya kebijakan pembiayaan dan jaminan kesehatan Meningkatnya Pelayanan Kesehatan Dasar Bagi Penduduk Miskin di Puskesmas
INDIKATOR (4) Jumlah mahasiswa miskin penerima Bidik Misi Siswa Miskin MI Penerima Bantuan (Siswa) Siswa Miskin MTs Penerima Bantuan (Siswa) Siswa Miskin MA Penerima Bantuan (Siswa) Mahasiswa miskin penerima bantuan (Orang)
13.
Peningkatan Akses, Mutu, Kesejahteraan dan Subsidi Pendidikan Tinggi Islam Pembinaan, Pengembangan Pembiayaan dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Pelayanan Kesehatan Dasar Bagi Masyarakat Miskin (Jamkesmas)
Kementerian Agama
14.
Persentase penduduk (termasuk seluruh penduduk miskin) yang memiliki jaminan kesehatan Jumlah puskesmas yang memberikan pelayanan kesehatan dasar bagi penduduk miskin Persentase RS yang melayani pasien penduduk miskin peserta program Jamkesmas Jumlah tempat tidur (TT) kelas III RS yang digunakan untuk pelayanan jaminan kesehatan (new initiatif)
70,4
Kemenkes
15.
9.323
Kemenkes
16.
90
Kemenkes
9.600
1.L-31
NO (1) 17.
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS (2) Peningkatan Pembinaan Kesertaan BerKB Jalur Pemerintah
INDIKATOR (4) 1. Jumlah peserta KB baru yang mendapatkan jaminan ketersediaan alat kontrasepsi gratis (peserta KB baru KPS dan KSI, seluruh PUS di 7 provinsi wilayah khusus, penyediaan alat kontrasepsi untuk pelayanan Baksos dan lain-lain) 2. Jumlah peserta KB baru dari keluarga miskin (keluarga prasejahtera/KPS dan keluarga sejahtera 1/KS-1) yang mendapatkan jaminan ketersediaan kontrasepsi (juta) 3. Jumlah peserta KB aktif dari keluarga miskin (KPS dan KS1) yang mendapatkan jaminan ketersediaan alat kontrasepsi gratis (juta) Jumlah perjanjian kerjasama dengan mitra kerja dalam rangka pembinaan kesertaan KB galciltas, wilayah khusus, dan sasaran khusus yang dapat dilaksanakan Persentase PUS KPS dan KS I anggota kelompok UPPKS yang menjadi peserta KB Jumlah PUS KPS dan KS-I anggota kelompok UPPKS yang menjadi peserta KB Persentase PUS anggota kelompok UPPKS yang ber-KB Jumlah frekuensi pelayanan KB mobile di wilayah khusus (kepulauan kumuh miskin) di 18 provinsi Jumlah frekuensi pelayanan KB mobile di
3,97
12,8
18.
Peningkatan Kesertaan KB Galciltas (tertinggal, terpencil, dan perbatasan), Wilayah Khusus, dan Sasaran Khusus Pemberdayaan Ekonomi Keluarga
Meningkatnya pembinaan dan kesertaan KB di daerah Galciltas, wilayah khusus, dan sasaran khusus Meningkatnya komitmen stakeholder terhadap program pemberdayaan ekonomi keluarga Terlaksananya pengelolaan pembangunan kependudukan dan KB provinsi
1,3
BKKBN
19.
2,1
BKKBN
20.
BKKBN Provinsi
1.L-32
NO (1)
SASARAN (3)
INDIKATOR (4) wilayah galciltas (12 kali dalam 1 tahun) Persentase komplikasi berat yang dilayani Persentase kegagalan KB yang dilayani Jumlah penganggur yang mempunyai pekerjaan sementara (orang) Jumlah kabupaten/kota yang menyelenggarakan program pengurangan pengangguran sementara Jumlah pekerja anak yang ditarik dari BPTA Persentase pekerja anak yang ditarik dari BPTA yang dikembalikan ke dunia pendidikan dan/atau memperoleh pelatihan keterampilan
TARGET TAHUN 2013 (5) Dialokasikan pada PN 3 Dialokasikan pada PN 3 88.000 400 11.000 100
21.
Tersedianya pekerjaan untuk sementara waktu bagi penganggur dan terbangunnya sarana fisik yang dibutuhkan masyarakat Memfasilitasi pekerja anak untuk kembali ke dunia pendidikan atau memperoleh pelatihan keterampilan Berkurangnya jumlah anak yang bekerja pada bentuk-bentuk pekerjaan terburuk untuk anak
Kemenakertrans
22.
72,0
Kemenakertrans
PNPM MANDIRI: Penambahan anggaran PNPM Mandiri dari Rp 10,3 trilyun pada 2009 menjadi Rp 12,1 trilyun pada 2010, pemenuhan Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) Rp 3 milyar per kecamatan untuk minimal 30% kecamatan termiskin di perdesaan, dan integrasi secara selektif PNPM Pendukung 1. Pengaturan, Pembinaan, Pengawasan, Pemberdayaan masyarakat dan percepatan Keswadayaan Masyarakat (kelurahan) 10.923 1.986,8 Kemen PU dan Pelaksanaan Penataan Bangunan penanggulangan kemiskinan & dan Lingkungan Pengelolaan Gedung pengangguran di kelurahan/ kecamatan dan Rumah Negara (PNPM Perkotaan) 2. Peningkatan Kemandirian Masyarakat Perdesaan (PNPM-MP) Pelayanan percepatan penanggulangan kemiskinan, pengangguran di kecamatan dan desa (PNPM-Perdesaan) sesuai standar Cakupan penerapan PNPM-MP dan Penguatan PNPM a. b. PNPM Inti PNPM MP Penguatan : PNPM-MP Perbatasan 5.230 kec 80 kec 85 kab 9.647,0 80,0 382,8 Kemendagri **)
1.L-33
NO (1)
SASARAN (3)
INDIKATOR (4) PNPM-MP Integrasi SPP-SPPN PNPM Mandiri Respek Pertanian Jumlah provinsi yang difasilitasi dalam pengembangan usaha ekonomi masyarakat tertinggal termasuk PNPMPISEW Cakupan penerapan PNPM-MP Generasi Infrastruktur pendukung kegiatan ekonomi & sosial (RISE) Jumlah kecamatan yang dilayani oleh infrastruktur pendukung kegiatan ekonomi Infrastruktur Perdesaan (PNPM-PPIP & RIS) Jumlah desa yang mendapatkan bantuan fasilitasi dari RIS atau PPIP Terfasilitasinya Pemda Provinsi dan Kabupaten dalam pelaksanaan PNPMPISEW /RISE
3.
Pengembangan Usaha Ekonomi Masyarakat Fasilitasi Pemberdayaan Adat dan Sosial Budaya Masyarakat Pengaturan, Pembinaan, Pengawasan dan Pelaksanaan Pengembangan Permukiman
4. 5.
Terwujudnya kegiatan diseminasi, pelatihan, rapat koordinasi, kampanye program, dan penanganan pengaduan masyarakat Pelayanan pengembangan pemberdayaan adat dan sosial budaya masyarakat sesuai standar Terbangunnya kecamatan yang didukung oleh infrastruktur ekonomi dan sosial wilayah serta Kawasan Strategis Kabupaten (KSK) Percepatan penanggulangan kemiskinan melalui pembangunan infrastruktur & pemberdayaan masyarakat desa (RIS PNPM+PPIP) Terwujudnya optimalisasi pengembangan wilayah tertinggal, perbatasan, pesisir dan pulau kecil dan kawasan strategis dan cepat tumbuh melalui peningkatan kapasitas Pemda dalam pelaksanaan PNPM-PISEW/RISE 451 kawasan (SANIMAS) 275 kawasan MBR, 144 IKK, 1528 desa, 144 kawasan khusus, 3 kawasan regional (PAMSIMAS)
290 kec 79
2.600
770,4
6.
9 prov, 34 kab
30,0
Kemendagri **)
7. 8.
Pengaturan, Pembinaan, Pengawasan, dan Pelaksanaan Pengembangan Sanitasi & Persampahan Pengaturan, Pembinaan, Pengawasan, Pengembangan, dan Pelaksanaan Pengembangan Sistem Penyediaan Air
Infrastruktur air limbah SPAM di kawasan MBR SPAM di Ibu Kota Kecamatan (IKK) SPAM perdesaan
733,7 3.330,2
Kemen PU Kemen. PU
1.L-34
NO (1)
SASARAN (3)
INDIKATOR (4) SPAM kawasan khusus SPAM regional Terbentuknya & terfasilitasinya GAPOKTAN PUAP dengan dana stimulus dana penguatan modal usaha Realisasi penyediaan kredit program oleh perbankan Meningkatnya jumlah petani yang mendapatkan pembiayaan Tumbuhnya pembiayaan syariah bagi hasil Meningkatnya kemampuan pengurus GAPOKTAN dalam mengelola dana melalui pembukuan, menerapkan SOP standar LKM-A Jumlah GAPOKTAN PUAP Jumlah kabupaten yang mendapatkan stimulant infrastruktur pendukung investasi untuk percepatan pembangunan Jumlah kabupaten yang mendapatkan stimulant untuk peningkatan kapasitas pengembangan investasi daerah Jumlah kabupaten tertinggal yang mempunyai basis data investasi di daerah Jumlah desa wisata
TARGET TAHUN 2013 (5) 139 kawasan 3 kawasan 7.000 6 100 2 350
9.
Pelayanan Pembiayaan Pertanian, Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) (Prioritas Nasional dan Bidang)
Meningkatnya akses petani/peternak pada skim kredit program bersubsidi, sistem bagi hasil, komersial, bantuan langsung dan penumbuhan kelembagaan keuangan mikro untuk mendukung peningkatan produksi pertanian.
548,25
Kementan
10.
Pengembangan Kebijakan, Koordinasi dan Fasilitasi Penguatan Kelembagaan Pemerintah Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar, dan Pasca Konflik
Terwujudnya Peningkatan Kemampuan Sistem, Organisasi, dan SDM Pemerintahan Daerah Untuk Mewujudkan Good Governance
10.000 35 35
50,0
KPDT
11.
KREDIT USAHA RAKYAT: Pelaksanaan penyempurnaan mekanisme penyaluran KUR mulai 2010 dan perluasan cakupan KUR mulai 2011
1.L-35
NO (1) 1. 2. 3.
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS (2) Dukungan Penjaminan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Koordinasi Kebijakan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Pengembangan keanggotaan koperasi melalui peningkatan kerjasama koperasi dan penyuluhan dalam rangka gerakan masyarakat sadar koperasi (GEMASKOP)
SASARAN (3) TersedianyaanggaranpenjaminanKredit Usaha Rakyat (KUR) Meningkatnya koordinasi kebijakan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Menyebarluaskan dan meningkatkan pemahaman masyarakat umum mengenai koperasi dan praktek berkoperasi yang benar sesuai prinsip dan jati diri koperasi
INDIKATOR (4) Persentase tersedianya anggaran penjaminan KUR Persentase rekomendasi hasil koordinasi kebijakan KUR yang terimplementasikan (1) Jumlah pelaksanaan sosialisasi program Gemaskop kepada tokoh masyarakat/kelompok strategis, kelompok ekonomi produktif, dan gerakan koperasi (2) Jumlah petugas lapangan koperasi yang direkrut, dilatih, dan melaksanakan tugas penyuluhan perkoperasian bagi masyarakat (1) Jumlah lembaga keuangan bukan bank yang ditingkatkan kapasitas dan jangkauan layanannya untuk menyediakan pembiayaan usaha (2) Fasilitas pendayagunaan skim pendanaan bagi usaha mikro dan kecil Jumlah LKM yang terdaftar dan berbadan hukum koperasi (1) Jumlah koperasidan UMKM yang dapat mengakses kredit/pembiayaan bank melalui linkage (2) Jumlah koperasi perkotaan dan perdesaan yang menerima bantuan dana (3) Jumlah KKMB yang ditingkatkan kapasitasnya (4) Jumlah koperasi dan UMK yang memanfaatkan jasa pendampingan
INSTANSI PELAKSANA (7) Kemenkeu (Anggaran 99) Kemenko Perekonomian Kemen KUKM
500 Orang
17,8
Kemen KUKM
4.
100 KSP/KJKS
1,0
Kemen KUKM
1 Skim 100 LKM 500 UMKM 1.320 Koperasi 150 KKMB 50 Koperasi
Kemen KUKM Kemen KUKM Kemen KUKM Kemen KUKM Kemen KUKM Kemen KUKM
5. 6.
Pengembangan, pengendalian dan pengawasan KSP/USP-Koperasi, KJKS/UJKS-Koperasi dan LKM Peningkatan dan perluasan akses permodalan bagi koperasi, usaha mikro, kecil dan menengah
Meningkatnya kualitas kelembagaan KSP/USP-Koperasi, KJSK/UJKS-Koperasi dan LKM Meningkatnya kapasitas dan jangkauan penyediaan modal/pembiayaan bagi koperasi dan pelaku usaha mikro, kecil dan menengah
1.L-36
NO (1)
SASARAN (3)
INDIKATOR (4) (5) Jumlah koperasi yang menyalurkan start up capital bagi wirausaha pemula Jumlah lembaga keuangan mikro (bank, LKBB, dan LKM) yang memberikan kredit/ pembiayaan bagi Koperasi dan UMKM (1) Jumlah Provinsi yang difasilitasi untuk proses pembentukan PPKD (2) Jumlah Provinsi yang difasilitasi untuk proses pembentukan PPKD untuk mengembangkan co-guarantee dengan Lembaga Penjaminan Kredit Nasional Jumlah dukungan revitalisasi sarana pemasaran di daerah tertinggal/perbatasan melalui koperasi (1) Jumlah peserta pemasyarakatan kewirausahaan (2) Jumlah peserta diklat kewirausahaan Jumlah peserta peningkatan pemahaman perkoperasian Diklat pengelola LKM (1) Jumlah provinsi yang mendapat sosialisasi program KUR (2) Jumlah KUMKM yang didampingi untuk mengakses KUR
7.
Pengembangan asuransi, jasa keuangan dan perpajakan bagi koperasi dan UMKM Pengembangan pembiayaan, penjaminan kredit dan pengembangan sektor strategis bagi koperasi dan UMKM
8.
Meningkatnya kapasitas koperasi dan UMKM dalam pemanfaatan asuransi dan jasa keuangan, serta administrasi perpajakan Meningkatnya kapasitas penjaminan kredit dan pengembangan sektor strategis bagi koperasi dan UMKM
2 Provinsi
0,3
Kemen KUKM
2 Provinsi, 2 PPKD
0,3
Kemen KUKM
9. 10.
Pengembangan sarana usaha pemasaran KUMKM Pemasyarakatan dan pengembangan kewirausahaan Revitalisasi sistem pendidikan, pelatihan dan penyuluhan perkoperasian Peningkatan kapasitas dan kompetensi SDM pengelola LKM/KSP/USP Perluasan KUR
Berkembangnya sarana usaha pemasaran KUMKM Meningkatnya motivasi dan budaya berwirausaha serta berkembangnya kewirausahaan Tersusunnya sistem pendidikan, pelatihan dan penyuluhan perkoperasian Meningkatnya kapasitas dan kompetensi SDM pengelola LKM/KSP/USP Meningkatnya penyaluran KUR
25 Unit 3.000 Orang 1.600 Orang 600 Orang 250 Orang 33 Provinsi 27.520 UMKM
Kemen KUKM Kemen KUKM Kemen KUKM Kemen KUKM Kemen KUKM Kemen KUKM Kemen KUKM
1.L-37
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS (2) Peningkatan produktivitas dan mutu KUMKM Revitalisasi dan pengembangan lembaga pendidikan dan pelatihan KUMKM
SASARAN (3) Meningkatnya produktivitas dan mutu KUMKM Tersedianya sistem dan lembaga penyelenggaraan diklat KUMKM yang berkualitas
INDIKATOR (4) Jumlah KUMKM yang memahami dan menerapkan inovasi dan teknologi tepat guna Jumlah SDM koperasi dan UMKM yang mengikuti diklat
TIM KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN: Revitalisasi Komite Nasional Penanggulangan Kemiskinan (KNPK) di bawah koordinasi Wakil Presiden, penggunaan unified database untuk penetapan sasaran program mulai 2009-2010, dan penerapan sistem monitoring dan evaluasi yang akurat sebagai dasar keputusan dan alokasi anggaran 1. Koordinasi kebijakan pengarusutamaan kebijakan dan anggaran penanggulangan kemiskinan Meningkatnya jumlah koordinasi, sinkronisasi, kajian serta pemantauan dan evaluasi kebijakan penanggulangan kemiskinan di bidang pengarusutamaan kebijakan dan anggaran Jumlah penyiapan kegiatan koordinasi dan sinkronisasi kebijakan dan peraturan perundangan penanggulangan kemiskinan di bidang pengarusutamaan kebijakan Jumlah penyiapan kegiatan koordinasi dan sinkronisasi kebijakan penanggulangan kemiskinan di bidang pengarusutamaan anggaran Tingkat (indeks) koordinasi kebijakan dan anggaran penanggulangan kemiskinan dan peraturan perundangannya Jumlah penyiapan kegiatan koordinasi dan sinkronisasi kebijakan kelembagaan TKPK Jumlah usulan rekomendasi kebijakan penguatan kelembagaan TKPK Tingkat (indeks) usulan rekomendasi kebijakan yang menjadi kebijakan formal Jumlah penyiapan kegiatan koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan pemberdayaan masyarakat dalam 9 Kegiatan 2,1 Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat
5 Kegiatan
100% 9 Kegiatan 7 Kegiatan 100% 10 Kegiatan 2,0 7,0 Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Kementerian Koordinator Bidang
2.
Meningkatnya jumlah koordinasi, sinkronisasi, kajian serta pemantauan dan evaluasi kebijakan penanggulangan kemiskinan di bidang penguatan kelembagaan TKPK Meningkatnya jumlah koordinasi, sinkronisasi, kajian serta pemantauan dan evaluasi kebijakan penanggulangan
3.
1.L-38
NO (1)
INDIKATOR (4) penguatan masyarakat dan kawasan perkotaan Jumlah penyiapan kegiatan koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan pemberdayaan masyarakat dalam penguatan masyarakat dan kawasan perdesaan Tingkat (indeks) koordinasi dan sinkronisasi kebijakan pemberdayaan masyarakat dalam penguatan masyarakat dan kawasan perkotaan dan perdesaan Jumlah penyiapan kegiatan koordinasi dan sinkronisasi penguatan kelembagaan penanggulangan kemiskinan Jumlah penyiapan kegiatan koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kemitraan penanggulangan kemsikinan Tingkat (indeks) koordinasi dan hasil sinkronisasi pelaksanaan penguatan kelembagaan dan kemitraan Jumlah penyiapan kegiatan koordinasi dan sinkronisasi persiapan LKM dengan kementerian/lembaga maupun masyarakat Jumlah penyiapan kegiatan koordinasi dan sinkronisasi pengembangan dan pemanfaatan Teknologi Tepat Guna Tingkat (indeks) koordinasi kebijakan pelaksanaan LKM dan pengembangan Teknologi Tepat Guna
11 Kegiatan
100%
4.
Meningkatnya jumlah koordinasi, sinkronisasi, kajian serta pemantauan dan evaluasi kebijakan penanggulangan kemiskinan di bidang kelembagaan dan kemitraan
2,4
5.
Koordinasi kebijakan keuangan mikro dan pemanfaatan Teknologi Tepat Guna (TTG)
Meningkatnya jumlah koordinasi, sinkronisasi, kajian serta pemantauan dan evaluasi kebijakan penanggulangan kemiskinan di bidang Keuangan Mikro dan Pemanfaatan TTG
8 Kegiatan
2,1
6 Kegiatan 100%
1.L-39
NO (1)
SASARAN (3)
INDIKATOR (4)
KLASTER 4 PROGRAM-PROGRAM PRO-RAKYAT 1. Penyusunan Kebijakan dan Program Serta Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan Ketenagalistrikan 2. Fasilitasi dan Stimulasi Pembangunan Perumahan Swadaya/Rumah Sangat Murah
16.204 Pelanggan
200,0
Kemen ESDM
Jumlah fasilitasi dan stimulasi pembangunan baru perumahan swadaya (unit) Jumlah fasilitasi dan stimulasi peningkatan kualitas perumahan swadaya (unit) Jumlah fasilitasi dan stimulasi pembangunan PSU perumahan swadaya (unit) Jumlah unit lahan dan bangunan rumah yang terfasilitasi pra-sertifikasi dan pendampingan pasca sertifikasi Jumlah KPR Rumah Murah yang mendapat bantuan pembiayaan perumahan dengan dukungan FLPP Jumlah kelompok nelayan (KUB) penerima Pengembangan Usaha Mina Pedesaan (PUMP) di lokasi PKN
2.274,3
3. 4.
Bantuan Pembiayaan Perumahan melalui Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) Pengembangan Usaha Penangkapan Ikan dan Pemberdayaan Nelayan Skala Kecil
*) 2.000
*) 200,0
5.
Terbangunnya kawasan potensi perikanan tangkap yang menjadi kawasan minapolitan dengan usaha yang bankable serta realisasi investasi usaha perikanan tangkap Terpenuhinya kebutuhan modal kerja guna berkembangnya usaha perikanan budidaya yang mandiri
Jumlah pemberdayaan kelompok pembudidaya melalui Pengembangan Usaha Mina Pedesaan (PUMP) di lokasi
300
19,5
KKP
1.L-40
NO (1)
INDIKATOR (4)
6.
Jumlah tenaga kerja pada kelompok pengolah dan pemasar (POKLAHSAR) yang dibina dan dikembangkan sehingga memenuhi standar wirausaha dan ketanagkerjaan yang kompeten dan kapabel dalam rangka Pengembangan Usaha Mina Pedesaan (PUMP) di lokasi PKN Jumlah kelompok yang menerima pemberdayaan usaha garam rakyat (PUGAR) dan jumlah produksi garam yang dihasilkan di lokasi PKN Jumlah unit sarana usaha mikro yang beroperasi di kawasan pesisir dan pulaupulau kecil
50,0
KKP
7.
Meningkatnya keberdayaan dan kemandirian usaha skala mikro, beroperasinya sarana usaha mikro dan pencapaian produksi garam di kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil
59,0
KKP
Catatan: *) Alokasi BA 999 belum tercantum dalam Pagu Indikatif. **) Untuk program-program dari Kemendagri masih menunggu hasil rapat di ruang lingkup Kemendagri tersendiri setelah trilateral meeting. ***) Target dan alokasi masih dalam pembahasan.
1.L-41
NO 1. 2. 3. 4.
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS Koordinasi Kebijakan Ketahanan Pangan Koordinasi Bidang Perkebunan dan hortikultura Koordinasi Bidang Pengembangan Urusan Perikanan dan Peternakan Penyediaan dan pengembangan statistik tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan
SASARAN Meningkatnya Koordinasi Urusan Ketahanan Pangan Meningkatnya koordinasi Kebijakan Perkebunan dan Hortikultura Meningkatnya koordinasi Kebijakan Meningkatnya kualitas data statistik dasar pertanian
INDIKATOR Presentase rekomendasi hasil koordinasi kebijakan bidang ketahanan pangan yang diimplementasikan Presentase rekomendasi kebijakan Perkebunan dan Hortikultura yang diimplementasikan Presentase rekomendasi kebijakan bidang Pengembangan urusan perikanan dan peternakan yang diimplementasikan Persentase penyediaan data dan informasi populasi rumah tangga pertanian, komoditi usaha pertanian, petani gurem, serta distribusi penguasaan lahan pertanian melalui pelaksanaan rangkaian kegiatan Sensus Pertanian 2013
1.L-42
NO 1.
SASARAN
INDIKATOR
INSTANSI PELAKSANA
LAHAN, PENGEMBANGAN KAWASAN DAN TATA RUANG PERTANIAN: Penataan regulasi untuk menjamin kepastian hukumatas lahan pertanian, pengembangan areal pertanian baru seluas 2 juta hektar, penertiban serta optimalisasi penggunaan lahan terlantar a. Penataan regulasi untuk menjamin kepastian hukum atas lahan pertanian Pengembangan Peraturan Perundang-Undangan Bidang Pertanahan dan Hubungan Masyarakat Terlaksananya pengembangan peraturan perundang-undangan bidang pertanahan dan Hubungan Masyarakat Jumlah paket rancangan peraturan perundangundangan dan kebijakan di bidang pertanahan dalam rangka mendukung pelaksanaan Undangundang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan 1 paket 6,2 BPN
1.
2.
Penataan ruang dan perencanaan pengelolaan wilayah laut, pesisir dan pulaupulau kecil
Wilayah yang memiliki perencanaan pengelolaan laut, pesisir, dan pulaupulau kecil
Jumlah lokasi laut, pesisir dan pulau-pulau kecil di wilayah nasional, lintas wilayah, propinsi/kab/kota yang memiliki dokumen rencana zonasi wilayah peissir dan pulaupulau kecil.
20
43,0
KKP
b. 1.
Pengembangan areal pertanian baru seluas 2 juta hektar Meningkatnya produktivitas lahan pertanian, luasan areal pertanian baru dan prasarana Jalan Usaha Tani/Jalan Produksi serta pengendalian lahan untuk mendukung peningkatan produksi pertanian Luasan cetak sawah (ribu ha) Luasan (Ha) perluasan areal Tanaman pangan (sawah dan lahan Kering), kawasan hortikultura, kawasan perkebunan Dan kawasan peternakan Jumlah (Ha) Konservasi DAS Hulu Jumlah (Ha) Pengembangan SRI (System of Rice Intensification Jumlah bidang tanah petani yang di prasertifikasi Jumlah audit Lahan Luar Jawa 100.000 40.000 717,83 Kementan
200.000 25.700 0
1.L-43
NO
SASARAN
INDIKATOR
INSTANSI PELAKSANA
Merauke Integrated Food and Energy Estate (MIFEE) c. 1. Penertiban, serta optimasi penggunaan lahan terlantar Meningkatnya produktivitas lahan pertanian, luasan areal pertanian baru dan prasarana Jalan Usaha Tani/Jalan Produksi serta pengendalian lahan untuk mendukung peningkatan produksi pertanian Jumlah (Ha) Lahan yang dioptimasi, dikonservasi, direhabilitasi dan direklamasi Perluasan areal dan pengelolaan lahan pertanian
372.236
1.881,6
Kementan
2.
INFRASTRUKTUR Pembangunan dan pemeliharaan sarana transportasi dan angkutan, pengairan, jaringan listrik, serta teknologi komunikasi dan sisteminformasi nasional yang melayani daerah-daerah sentra produksi pertanian demi peningkatan kuantitas dan kualitas produksi serta kemampuan pemasarannya. Pembangunan dan pemeliharaan sarana transportasi dan angkutan yang melayani daerah-daerah sentra produksi pertanian demi peningkatan kuantitas dan kualitas produksi serta kemampuan pemasarannya. Pengembangan pembangunan Meningkatnya pembangunan dan Jumlah pelabuhan perikanan yang dibina 816 557,0 KKP dan pengelolaan pelabuhan pencapaian standar pelayanan prima di termasuk pelabuhan di lingkar luar dan perikanan pelabuhan perikanan dengan fasilitas daerah perbatasan yang potensial (unit) penunjang produksi, pengolahan, Jumlah penyiapan pembangunan pelabuhan 25 pemasaran dan kesyahbandaran yang perikanan sesuai dengan rencana induk sesuai standar. (lokasi) Jumlah pelabuhan perikanan yang optimal melakukan kegiatan Wilayah Kerja Operasional Pelabuhan Perikanan (WKOPP), K3, Operasional Pelabuhan Perikanan (lokasi) 20 a.
2.
1.L-44
NO
SASARAN
INDIKATOR
INSTANSI PELAKSANA
3.
Pembinaan dan pengembangan kapal perikanan, alat penangkapan ikan dan pengawakan kapal perikanan
Terwujudnya kapal perikanan Indonesia, alat penangkap ikan dan pengawakan yang memenuhi standar di setiap WPP
Jumlah lanjutan pembangunan pelabuhan UPT daerah untuk mendukung Minapolitan termasuk di lingkar luar dan daerah perbatasan yang potensial (lokasi) Jumlah pengembangan, peningkatan opreasional dan kualitas layanan pelabuhan perikanan UPT Pusat, termasuk di lingkar luar dan daerah perbatasan yang potensial (lokasi) Jumlah kapal penangkap ikan yang memenuhi standar laik laut, laik tangkap, dan laik simpan (unit) Pengadaan kapal perikanan >30 GT yang terbangun (kapal)
20
22
342,0
KKP
b. 1.
Jumlah alat penangkap ikan dan alat bantu penangkapan ikan yang memenuhi standar (unit) Jumlah awak kapal perikanan yang 210 meningkat kemampuannya dan tersertifikasi (orang) Pembangunan dan pemeliharaan pengairan yang melayani daerah-daerah sentra produksi pertanian demi peningkatan kuantitas dan kualitas produksi Meningkatnya ketersediaan air irigasi dalam mendukung produksi pertanian Jumlah (unit) pengembangan sumber air alternatif skala kecil (melalui pengembangan sumber air permukaan dan air tanah) untuk mendukung tanaman pangan, hortikultura, peternakan, dan 1855 616,5 Kementan
1.L-45
NO
SASARAN
INDIKATOR
INSTANSI PELAKSANA
perkebunan. Jumlah (Ha) pengembangan jaringan dan optimasi air (melalui pengembangan/ rehabilitasi JITUT, JIDES, dan TAM) untuk mendukung tanaman pangan, hortikultura, peternakan, dan perkebunan Jumlah (Unit) pengembangan/ pelaksanaan konservasi air dan lingkungan hidup serta antisipasi perubahan iklim (melalui pembangunan embung/ dam parit dan Sekolah Lapang Iklim) untuk mendukung tanaman pangan, hortikultura, peternakan, dan perkebunan Jumlah (Unit) pengembangan kelembagaan petani pemakai air (melalui Pemberdayaan P3A dan Pengembangan Irigasi Partisipatif) untuk mendukung tanaman pangan, hortikultura, peternakan, dan perkebunan. Jumlah (Hektar) optimasi pengebangan jaringan tersier (JITUT, JIDES, dan TAM) 524084
1750
710
485.000
Jumlah pengembangan air dan antisipasi Jumlah pengembangan sumber air 2. Pengembangan sistem prasarana dan sarana Tersedianya lahan kawasan perikanan budidaya yang memiliki prasarana dan Luas lahan yang difasilitasi sesuai target produksi perikanan budidaya
1.L-46
NO
SASARAN
INDIKATOR
INSTANSI PELAKSANA
pembudidayaan ikan
3.
Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan Lainnya
Terjaganya kualitas dan cakupan layanan pada daerah irigasi dan daerah rawa
(hektar;kabupaten/kota) Jumlah kawasan perikanan budidaya yang memiliki prasarana dan sarana yang memadai (kawasan) - payau - kawasan tawar - kawasan laut Jumlah pengembangan kawasan minapolitan berbasis perikanan budidaya (kabupaten/kota) Luas layanan jaringan irigasi yang ditingkatkan Luas layanan jaringan irigasi yang direhabilitasi Luas jaringan irigasi yang dioperasikan dan dipelihara Luas layanan jaringan rawa yang ditingkatkan Luas layanan jaringan rawa yang direhabilitasi Luas jaringan rawa yang dioperasikan dan dipelihara Jumlah sumur air tanah yang dibangun
449 120 197 132 65 107.302 ha 370.629 ha 2.336.000 ha 2.319,2 1.752,6 517,2 Kemen. PU
45,2
1.L-47
NO
SASARAN
INDIKATOR
INSTANSI PELAKSANA
Jumlah sumur air tanah yang direhabilitasi Jumlah sumur air tanah yang dioperasikan dan dipelihara Luas layanan jaringan tata air tambak yang dibangun/ditingkatkan Luas layanan jaringan tata air tambak yang direhabilitasi Luas layamam jaringan tata air tambak yang dioperasikan dan dipelihara 4. Pengelolaan dan Konservasi Waduk, Embung, Situ serta Bangunan Penampung Air Lainnya Meningkatnya ketersediaan dan terjaganya kelestarian air Jumlah waduk dan embung/situ yang dibangun
249,46 33,5
12.779 ha
75,6
12.000 ha
51,0
21.863 ha
7,2
10 waduk dalam pelaksanaan pembangunan; 164 embung/situ selesai dibangun 69 waduk; 76 embung/situ 35 kawasan 1 Waduk Bendo
2.796,0
Kemen. PU
384,0
Jumlah kawasan sumber air yang di konservasi Meningkat dan terjaganya ketersediaan Jumlah waduk yang dibangun di DAS
129,7 160,0
1.L-48
NO
SASARAN
INDIKATOR
INSTANSI PELAKSANA
air serta terkendalinya bahaya banjir di Daerah Aliran Sungai Bengawan Solo
Bengawan Solo
(Ponorogo); 1 Wadung Gondang (sragen); 1 Waduk Pidekso (Wonogiri); 1 Waduk Tugu (Madiun); 1 Waduk Gongseng (Bojonegoro); 1 Waduk Tukul . Tertanganinya Sedimen Waduk Wonogiri; Rehabilitasi 4 Waduk konservasi arboretum Kali Samin, Boyolali, dan Sub DAS Tirtomoyo 171,0
34,3
3.
PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN: Peningkatan upaya penelitian dan pengembangan bidang pertanian yang mamppu menciptakan benih unggul dan hasil penelitian lainnya menuju kualitas dan produktivitas hasil pertanian nasional yang tinggi.
1.L-49
NO
SASARAN
INDIKATOR
INSTANSI PELAKSANA
1.
Meningkatkan Inovasi Teknologi Peternakan dan Veteriner Mendukung Program Swasembada Daging Sapi (PSDS)-2014
2.
Tersedianya varietas unggul baru, benih sumber dan peningkatan inovasi teknologi tanaman pangan mendukung pencapaian swasembada padi dan jagung berkelanjutan, swasembada kedelai, serta peningkatan produktivitas tanaman pangan lainnya
Jumlah galur unggul/harapan ternak dan TPT spesifik lokasi Jumlah inovasi teknologi peternakan dan teknologi veteriner Jumlah SDG ternak, TPT dan veteriner yang dikonversi dan dikarakterisasi Jumlah bibit/benih sumber ternak dan TPT Jumlah rekomendasi kebijakan pembangunan Peternakan dan Veteriner Jumlah varietas unggul baru tanaman pangan Jumlah inovasi teknologi budidaya, panen dan pascapanen primer tanaman pangan Jumlah produksi benih sumber padi serealia serta kacang dan umbi dengan SMM ISO 9001-2008 Jumlah VUB hortikultura yang diminati konsumen Jumlah inovasi teknologi budidaya produksi hortikultura ramah lingkungan Jml benih sumber : - Kentang - Bawang merah dan sayuran potensial - Buah tropika, jeruk dan buah sub tropika - Anggrek dan tanaman hias lainnya - Krisan
6 24 112 1000/1000 4 13 11 61
161,04
Kementan
165,5
Kementan
3.
Meningkatnya inovasi teknologi Hortikultura untuk meningkatkan produktivitas, kualitas dan daya saing produk Hortikultura yang berkelanjutan
101,9
Kementan
1.L-50
NO
SASARAN
INDIKATOR
INSTANSI PELAKSANA
4.
Meningkatnya inovasi teknologi tanaman perkebunan untuk meningkatkan produktivitas, diversifikasi dan nilai tambah tanaman perkebunan
5.
Meningkatnya inovasi hasil bioteknologi dan pengelolaan sumberdaya genetik pertanian (SDGP) untuk mendukung ketahanan pangan dan peningkatan daya saing produk pertanian Pelayanan karantina pertanian dan pengawasan keamanan hayati yang efektif
6.
Batang bawah dan batang atas jeruk hasil SE Jumlah varietas/klon unggul tanaman perkebunan Jumlah inovasi teknologi untuk peningkatan produtivitas tanaman perkebunan Jumlah benih sumber : - Tanaman perkebunan (Ton) - Tanaman perkebunan (Stek/rhyzome) - Jumlah bibit tebu melalui teknologi SE (Planlet) - Jumlah bibit tebu melalui teknologi SE (Budset G2) Jumlah varietas atau galur harapan komoditas pertanian Jumlah aksesi SDGP yang dikonversi atau diremajakan Jumlah inovasi teknologi berbasis bioteknologi Realisasi target operasional sertifikasi karantina dan pengawasan keamanan hayati Tingkat kesesuaian operasional tindakan karantina dan pengawasan keamanan hayati terhadap kebijakan, standar, teknik dan metoda yang diberlakukan Prosentase penolakan kiriman barang ekspor yang disertifikasi karantina pertanian Peningkatan kepatuhan pengguna jasa
139,91
Kementan
40,9
Kementan
609,6
Kementan
<=1% 10%
1.L-51
NO
SASARAN
INDIKATOR
INSTANSI PELAKSANA
7.
8.
Pengawalan dan penerapan teknologi terapan adaptif perikanan budidaya Penelitian dan pengembangan IPTEK perikanan budidaya
Meningkatnya inovasi teknologi penanganan dan pengolahan hasil pertanian mendukung ketahanan pangan, nilai tambah, daya saing dan ekspor Pengawalan dan pendampingan teknologi dalam rangka pengembangan kawasan perikanan budidaya Terlaksananya Litbang IPTEK yang menghasilkan usulan HKI, produk biologi, komponen atau paket teknologi rekomendasi, model penerapan IPTEK dan bahan kebijakan untuk pengembangan perikanan budidaya.
16
45,02
Kementan
9.
10.
Penelitian dan Pengembangan IPTEK Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan
Terlaksananya litbang IPTEK pengolahan produk dan bioteknologi kelautan dan perikanan yang menghasilkan inovasi teknologi dalam bentuk usulan HKI dan teknologi informasi, model penerapan IPTEK, serta bahan rekomendasi dan kebijakan. Kebijakan peningkatan dukungan litbang
11.
Jumlah diseminasi teknologi dalam rangka pengembangan kawasan minapolitan Teknologi inovatif budidaya hasil perekayasaan (paket) Jumlah rekomendasi dan bahan kebijakan untuk pengembangan perikanan budidaya. Jumlah paket /inovasi teknologi yang dihasilkan/ direkomendasikan/ diusulkan HKI/penghargaan, serta data dan informasi untuk peningkatan produksi dan produktivitas perikanan budidaya Jumlah model penerapan iptek perikanan budidaya Jumlah rekomendasi iptek pengolahan produk dan bioteknologi kelautan dna perikanan Jumlah paket / inovasi teknologi, usulan HKI/penghargaan pengolahan produk dan bioteknologi kelautan dan perikanan Jumlah model penerapan iptek, pengolahan produk kelautan dan perikanan (paket) Jumlah kebijakan
71 14 4 13
27,1
KKP
132,2
KKP
1.L-52
NO
SASARAN
INDIKATOR
INSTANSI PELAKSANA
12. 13.
dan Pengembangan Bidang Pertanian yang Mampu menciptakan benih unggul dan hasil penelitian lainnya menuju kualitas produktivtas hasil pertanian nasional yang tinggi Litbang Benih Unggul Berbasis Biologi Molekuler Penelitian bioteknologi peternakan modern Pengembangan Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi
untuk ketahanan pangan khususnya pengembangan pupuk ekologis dan benih unggul-adaptif terhadap lingkungan sub-optimal, teknologi panen, teknologi pengelolaan lahan marjinal untuk produksi pangan, Benih unggul berbasis biologi molekuler Terbangunnya fasilitas litbang bioteknologi peternakan modern Benih unggul dan paket aplikasi isotop dan radiasi
Jumlah konsorsium
Jumlah varietas Benih unggul Training Bioteknologi Modern Pengembangan Program Pembangunan Sarana Penelitian Jumlah varietas padi (padi sawah, padi gogo, padi dataran tinggi dan padi hibrida) Jumlah varietas kedelai (jenis biji besar, genjah, produksi tinggi dan jenis biji hitam) Jumlah varietas kacang tanah dan kacang hijau Jumlah varietas gandum tropis dan sorghum Paket Teknologi Publikasi DN Publikasi LN Kajian Kebijakan Existing Pupuk dan Standardisasi Jumlah rekomendasi pengelolaan perikanan dan konservasi sumberdaya ikan
2 1 10 1 1 1 1 2 4 10 2 1
2,0 17,4
LIPI LIPI
14.
52,4
BATAN
15.
Diperolehnya Aplikasi teknologi isotop dan radiasi di bidang peternakan, kesehatan dan industri Termanfaatkannya teknologi pupuk berimbang untuk mendukung ketahanan pangan Terlaksananya litbang IPTEK di WPP yang menghasilkan informasi,
5,5
BPPT
16
79,4
KKP
1.L-53
NO
SASARAN
INDIKATOR
INSTANSI PELAKSANA
rekomendasi, model dan opsi pengelolaan perikanan dan konservasi SDI pada WPP RI Jumlah pengelolaan perikanan dan konservasi sumberdaya ikan 2 WPP
4. INVESTASI, PEMBIAYAAN DAN SUBSIDI Dorongan untuk investasi pangan, pertanian, dan industri perdesaan berbasis produk lokal oleh pelaku usaha dan pemerintah, penyediaan pembiayaan yang terjangkau, serta sistem subsidi yang menjamin ketersediaan benih varietas unggul yang teruji, pupuk, teknologi dan sarana pasca panen yang sesuai secara tepat waktu, tepat jumlah dan terjangkau a. Dorongan untuk investasi pangan, pertanian, dan industri perdesaan berbasis produk yste oleh pelaku usaha dan pemerintah 1 Pengelolaan Produksi Budidaya Serealia Mendorong peningkatan produktivitas melalui pelaksanaan Sekolah Lapangan (SL) dan Dem Area Luas SLPTT Padi meningkat produktivitas 0.3-1 ku/ha (ha) Luas SLPTT jagung meningkat produktivitas 0,30 ku/ha (ha) Pengembangan, pembinaan dan pengawalan (Paket) Luas SLPTT Kedelai meningkat produktivitas 0,20 ku/ha (ha) Pengembangan, pembinaan dan pengawalan (Paket) Bantuan Langsung Benih Unggul (BLBU) untuk kawasan SLPTT dan non SLPTT: BLBU Padi (ton) BLBU Jagung (ton) BLBU Kedelai (ton) Pemberdayaan Penangkaran Benih (ha) Pengembangan, pembinaan dan pengawalan (Paket) 4625 260000 1 455000 1 1890,07 112625 5883 18200 11250 33 Kemnetan 554,33 Kementan 1.031,14 Kementan
Mendorong peningkatan produktivitas melalui pelaksanaan Sekolah Lapangan (SL) dan Dem Area Terselenggaranya sistem pembinaan lembaga perbenihan tanaman pangan yang efisien dan berkelanjutan di lokasi penerapan budidaya tanaman pangan yang tepat
1.L-54
NO
SASARAN
INDIKATOR
INSTANSI PELAKSANA
Jumlah Bantuan Sarana Pasca Panen (unit) Pengembangan, pembinaan dan pengawalan (Paket) Kawasan tanaman buah (Ha) Registrasi kebun tanaman buah (Kebun) Fasilitas pengelolaan pasca panen tanaman buah (Unit) Kawasan tanaman sayuran (Ha) Kawasan tanaman obat (Ha) Registrasi lahan usaha tanaman sayuran dan tanaman obat (lahan usaha) Fasilitas pengelolaan pasca panen sayuran dan tanaman obat (unit) Benih tanaman sayuran bermutu (Kg) Benih tanaman florikultura bermutu (Benih) Benih tanaman obat bermutu (Kg) Benih tanaman buah bermutu (Batang) Lembaga perbenihan hortikultura (Unit) 1. Peningkatan luas areal penanaman (ribu ha) Swasembada Gula Nasional o Tebu Pengembangan Komoditas Pemenuhan Konsumsi Dalam Negeri
703 1 6000 850 84 4732 720 925 525 711516 5986978 10951 1022846 163
191,00
Kementan
Peningkatan Produksi, Produktivitas Dan Mutu Produk Tanaman Buah Berkelanjutan Peningkatan Produksi, Produktivitas Dan Mutu Produk Tanaman Sayuran dan Tan. Obat Berkelanjutan
Meningkatnya luas areal, perbaikan pengelolaan kebun dan penanganan pascapanen buah Meningkatnya luas areal dan perbaikan pengelolaan lahan usaha dan penanganan pascapanen sayuran dan tanaman obat
117,00
Kementan
114,08
Kementan
143,4
Kementan
691,06
Kementan
692
1.L-55
NO
SASARAN
INDIKATOR
INSTANSI PELAKSANA
o Kapas Pengembangan Komoditas Ekspor o Tembakau o Nilam Peningkatan luas areal penanaman (ribu ha) Pengembangan Komoditas Ekspor o Kopi o Teh o Kakao o Lada Pengembangan Komoditas Pemenuhan Konsumsi Dalam Negeri o Cengkeh
1.
479 3,1 1576.56 10 262 152 33 36 22,00 Kementan 848,83 148,48 Kementan Kementan
9 10
Peningkatan produksi ternak dengan pendayagunaan sumber daya lokal Peningkatan produksi pakan ternak dengan pendayagunaan sumber daya lokal
Tercapainya peningkatan produksi dan populasi ternak Tercapainya peningkatan produksi pakan ternak dengan pendayagunaan sumber daya lokal
Peningkatan kelahiran ternak ( juta ekor) Peningkatan usaha budidaya ternak (klpk) Pengembangan bahan pakan ternak asal tumbuhan dan hewan (klpk) Pengembangan hijauan pakan (klpk) Pengembangan pakan olahan (klpk) Pengawasan mutu pakan dan pengembangan laboratorium pakan daerah Jumlah pelayanan permohonan hak PVT
11
1.L-56
NO
SASARAN
INDIKATOR
INSTANSI PELAKSANA
12
13
Jumlah Tanda Daftar Varietas dan SDG Tanaman Jumlah pelayanan hukum PVTPP Jumlah surat izin bidang pertanian Jumlah rekomendasi teknis bidang pertanian Jumlah laporan pengelolaan administrasi dan dukungan manajemen lainnya PVTPP Jumlah unit usaha pengolahan hasil tanaman pangan Jumlah unit usaha pengolahan hasil hortikultura Jumlah unit usaha pengolahan hasil perkebunan Jumlah unit usaha pengolahan hasil peternakan Jumlah rancangan SNI produk pertanian (dokumen) Jumlah unit usaha yang menerapkan sistem jaminan mutu (unit) Jumlah laboratorium pengujian dan lembaga penilaian kesesuaian (unit/lab) Jumlah kerjasama standar mutu dan harmonisasi standar mutu (kerjasama) Jumlah pengujian dan sertifikasi alsintan (unit/lembaga) Jumlah pengawasan jaminan mutu (unit)
200 39 1200 2000 4 115 55 95 85 27 200 43 6 225 30 100,00 Kementan 312,00 Kementan
1.L-57
NO
SASARAN
INDIKATOR
INSTANSI PELAKSANA
14
15
16
Jumlah bahan posisi Delri sebagai bahan perundingan dalam negosiasi kerjasama pemasaran forum bilateral, regional dan multilateral komoditi petanian (laporan) Jumlah partisipasi dalam perundingan internasional bidang pertanian untuk memperjuangkan pemasaran komoditi petanian Indonesia (laporan) Jumlah hasil analisa data ekspor dan impor komoditi petanian serta data perdagangan lainnya yang diperlukan (laporan) Jumlah Gapoktan yang dibina dalam rangka peningkatan ekspor (unit) Dukungan pengembangan tanaman perkebunban berkelanjutan Jumlah kelompok tani yang menerapkan penanganan pasca panen sesuai GHP (kelompok tani) Jumlah Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit Yang Layak Mengajukan Permohonan Sertifikat ISPO Jumlah penanganan kasus gangguan usaha perkebunan (perusahaan) Jumlah kelembagaan penyuluhan pertanian pemerintah yang difasilitasi (Bakorluh, Bapeluh, BPP) (unit)
36
34,00
Kementan
25
1.L-58
NO
SASARAN
INDIKATOR
INSTANSI PELAKSANA
Meningkatnya jumlah kelembagaan petani Meningkatnya kualitas programa dan materi penyuluh pertanian
Meningkatnya kualitas dan kuantitas ketenagaan penyuluh pertanian Meningkatnya mutu penyelenggaraan penyuluhan pertanian yang dikelola oleh petani (FEATI)
17
Peningkatan Kualitas Penyelenggaraan laboratorium Uji Standar dan Uji Terap Teknik dan Metoda Karantina Pertanian
Penyelenggaraan laboratorium yang berkualitas dalam mendukung efektifitas penilaian dan pengendalian resiko ditempat pemasukkan dan pengeluaran
Jumlah kelembagaan petani yang difasilitasi dan dikembangkan (gapoktan/poktan)(Unit) Jumlah dokumen programa, materi dan informasi pertanian yang dihasilkan dan disebarluaskan (judul) Jumlah dokumen kegiatan pemantapan sistem penyuluhan pertanian (Dok) Jumlah Ketenagaan penyuluhan pertanian yang difasilitasi (orang) Jumlah desa yang kegiatan penyuluhannya dikelola petani (desa) Jumlah BPP yang dibangun dan direhab (unit) Jumlah peralatan dan meubelair BPP (unit) Prosentase Rekomendasi hasil Uji Terap yang dapat ditetapkan menjadi pedoman teknis tindakan karantina Prosentase rekomendasi hasil pengembangan teknik dan metoda pemeriksaan laboratorium yang dapat ditetapkan menjadi pedoman teknis pemeriksaan laboratorium Tingkat realisasi pemeriksaan sampel laboratorium sesuai ruang lingkup penguian (Uji Standar, Rujukan, Konfirmasi dan Profsiensi)
803 100%
58,00
Kementan
100%
100%
1.L-59
NO
SASARAN
INDIKATOR
INSTANSI PELAKSANA
18
Terpenuhinya kebutuhan modal kerja guna berkembangnya usaha perikanan budidaya yang mandiri
20
Terpenuhinya kebutuhan pakan yang teregistrasi, unit usaha budidaya yang tersertifikasi dan tersedianya data statistik perikanan budidaya yang akurat dan mutakhir Terbangunnya kawasan potensi perikanan tangkap yang menjadi kawasan Minapolitan dengan usaha yang bankable serta realisasi investasi usaha perikanan tangkap.
Jumlah laboratorium karantina yang diakreditasi terhadap jumlah fasilitas yang diberikan Jumlah kelompok usaha perikanan budidaya yang memenuhi standar kelembagaan (kelompok) Jumlah tenaga kerja perikanan budidaya (orang) Jumlah pemberdayaan kelompok pembudidaya melalui pengembangan usaha mina pedesaan (PUMP) di lokasi non-PKN (kelompok) Jumlah unit pembudidayaan ikan tersertifikat dan memenuhi standar (unit)
7.000
103,2
KKP
21
22
Jumlah kawasan minapolitan potensi perikanan tangkap yang memiliki Kelompok Usaha Bersama (KUB) yang Mandiri (lokasi) Jumlah pengembangan kelembagaan usaha (KUB) yang mandiri Jumlah kelompok nelayan (KUB) penerima pengembangan usaha mina pedesaan/PUMP Jumlah sarana dan prasarana pengolahan hasil perikanan yang dikembangkan dan dibina (lokasi)
442,0
KKP
183,5
KKP
1.L-60
NO
SASARAN
INDIKATOR
INSTANSI PELAKSANA
Lokasi pengembangan dan pembinaan sentra pengolahan hasil perikanan untuk usaha skala mikro, kecil, dan menengah (lokasi) Ragam produk olahan hasil perikanan bernilai tambah (ragam) Unit pengolahan ikan yang bersertifikat kelayakan pengolahan (SKP) Jumlah dokumen usaha perikanan tangkap yang ditertibkan (dokumen) Jumlah pelaku usaha perikanan tangkap yang memenuhi kewajiban sesuai dengan ketentuan yang berlaku (orang/badan hukum) Jumlah kapal dan jenis alat tangkap yang diperbolehkan menangkap di WPP dan laut lepas (unit) Jumlah Usaha Skala Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dan usaha skala besar (USB) bidang pengolahan dan pemasaran hasil perikanan yang melakukan kemitraan usaha dalam rangka pengembangan minapolitan (UMKM) Jumlah peningkatan negara tujuan ekspor dan jumlah eksportir hasil perikanan berskala UKM yang dibina dan dikembangkan dalam rangka
37 (5 baru, 32 lanjutan) 46 ragam (14 baru, 32 lanjutan) 1.995 10.000 3.500 24,0 KKP
23
Meningkatnya pelayanan prima dan ketertiban usaha perikanan tangkap sesuai ketersediaan SDI di setiap WPP secara akuntabel dan tepat waktu
24
Meningkatnya jumlah nilai investasi (PMA dan PMDN) bidang pengolahan dan pemasaran hasil perikanan dan jumlah unit pengolahan ikan yang memenuhi standar ketenagakerjaan Meningkatnya nilai ekspor hasil perikanan
25
19,5
KKP
1.L-61
NO
SASARAN
INDIKATOR
INSTANSI PELAKSANA
26
Meningkatnya jumlah kelompok pelaku utama dan pelaku usaha di kawasan perikanan Tersedianya lulusan pelatihan kelautan perikanan sesuai standar kompetensi dan kebutuhan Tumbuh dan kuatnya struktur industri kimia dasar
27
pengembangan ekspor perikanan Jumlah impor sesuai standar yang dikendalikan dalam rangka memenuhi kebutuhan pasar dan industri (% terhadap nilai ekspor) Jumlah kelompok pelaku utama /usaha yang disuluh Jumlah penyuluh perikanan yang melakukan penyuluhan kelautan perikanan (orang) Jumlah lulusan pelatihan yang sesuai standar kompetensi dan kebutuhan (orang) Jumlah Dokumen Program/Revitalisasi/Penumbuhan industri pupuk Jumlah pabrik pupuk organik terevitalisasi
029 Jumlah perusahaan dan instansi yang terlibat 030 Unit Mesin/Peralatan
<20
96,5
KKP
128,8
KKP
28
Kemenperin
29
Pada Akhir Tahun 2014, UtilisasiKapasitas Produksi Pulih Mencapai 87,5 Persen (%) Sebagaimana Sebelum Krisis
191 30
Kemenperin
30
1.
luas areal penanaman (ribu ha) Pengembangan Komoditas Ekspor o Karet o Kelapa o Kelapa sawit o Jambu Mete
Kementan
1.L-62
NO
SASARAN
INDIKATOR
INSTANSI PELAKSANA
31
Sagu (Papua dan Papua Barat) Penyediaan bahan tanaman sumber bahan bakar nabati (bio energi) o Jarak Pagar o Kemiri sunan Revitalisasi perkebunan o Kelapa sawit o Karet o Kakao Jumlah unit usaha binaan kemitraan dan kewirausahaan di sektor pertanian (laporan) Jumlah fasilitasi investasi di sektor pertanian (laporan) Jumlah pameran, promosi, eksibisi dan perlombaan dalam negeri maupun luar negeri (kali) o Laporan Keuangan belanja subsidi lain-lain (BSBL) yang lengkap dan tepat waktu Pengalokasian belanja pemerintah pusat yang tepat waktu dan efisien
1600
18 2 153 5 2 13 10 22
46,00
Kementan
b. 1
Penyediaan pembiayaan yang terjangkau Penyusunan dan penyampaian laporan keuangan belanja subsidi dan belanja lain-lain (BSBL) Pengelolaan Anggaran Belanja Pemerintah Pusat (ABPP) Tersusunnya laporan keuangan BSBL yang transparan dan akuntabel Terlaksananya kebijakan penganggaran yang transparan dan akuntabel Kemenkeu
Kemenkeu
1.L-63
NO
SASARAN
INDIKATOR
INSTANSI PELAKSANA
c. Sistem subsidi yang menjamin ketersediaan benih varietas unggul yang teruji, pupuk, teknologi dan sarana pasca panen yang sesuai secara tepat waktu , tepat jumlah, dan terjangkau. 1 Penyaluran subsidi benih Tersalurnya benih tanaman pangan Jumlah benih tanaman pangan bersubsidi 76,9 127,7 Kementan tanaman pangan bersubsidi (ribu ton) 2 3 Penyaluran pupuk bersubsidi Pengembangan sistem perbenihan ikan Tersalurnya Pupuk Bersubsidi Terpenuhinya kebutuhan benih untuk produksi dan pasar dengan mutu terjamin. Jumlah penyaluran pupuk bersubsidi (juta ton) Jumlah produksi induk unggul (juta induk) Jumlah unit perbenihan yang bersertifikat (unit) Jumlah benih dengan mutu terjamin (miliar benih) Jumlah bibit Rumput Laut (ton) Jumlah RTS penerima RASKIN (dengan 15 kg per RTS selama 12 bulan) 7,3 13 208 140 750.000 15.914,8 102,7 Kemenkeu KKP
Penyediaan Subsidi Beras Penyediaan beras untuk seluruh rumah untuk Masyarakat Miskin tangga sasaran (RTS) dengan jumlah (RASKIN) yang memadai dalam satu tahun. 5. PANGAN DAN GIZI Peningkatan Kualitas Gizi dan Keanekaragaman Pangan Melalui Pola Pangan Harapan 1 Penjaminan pangan asal hewan Terjaminnya pangan asal hewan yang Pengendalian penyakit zoonosis dan yang aman dan halal serta ASUH dan pemenuhan persyaratan kesrawan serta pelayanan veteriner (unit) pemenuhan persyaratan produk hewan non pangan Unit Usaha produk pangan asal hewan yang produk hewan non pangan memenuhi persyaratan teknis kesmavet (paket) Peningkatan keamaan dan nilai tambah produk hewan (laporan) 2 Pengembangan ketersediaan Meningkatnya pemantapan ketersediaan Jumlah Desa yang diberdayakan/Demapan
Dialokasikan di PN 4
516 88 33 1929
204,974
Kementan
190,17
Kementan
1.L-64
NO
SASARAN
INDIKATOR
INSTANSI PELAKSANA
Jumlah Penanganan daerah/lokasi Rawan Pangan Jumlah Hasil Penyusunan FSVA Jumlah hasil analisis ketersediaan, rawan pangan dan akses pangan Jumlah laporan pelatihan aparat yang ditingkatkan pengetahuan dan keterampilan Jumlah desa yang diberdayakan dalam P2KP Jumlah hasil pemantauan, monitoring, evaluasi dan perumusan kebijakan P2KP Jumlah hasil promosi P2KP Jumlah hasil analisis pola konsumsi pangan penduduk Jumlah hasil kerjasama dengan perguruan tinggi Jumlah hasil koordinasi keamanan pangan segar Jumlah hasil pemantauan dan pengawasan keamanan pangan Jumlah hasil pengembangan olahan pangan lokal Jumlah Kelembagaan Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM)
410 Kab 25 Prop 34 34 17000 Desa 1 Pusat 33 prop 400 Kab/Kota 1 Pusat 33 prop 400 Kab/Kota 34 5 Lap 34 34 15 Prop 753 126,9 Kementan 243,75 Kementan
1.L-65
NO
SASARAN
INDIKATOR
INSTANSI PELAKSANA
Pangan.
Jumlah kelembagaan cadangan pangan Jumlah hasil panel harga pangan pokok Jumlah hasil pemantauan/pengumpulan data distribusi, harga dan cadangan pangan Jumlah hasil pengembangan model pemantauan distribusi, harga dan cadangan pangan
Jumlah standar operasional prosedur (SOP) yang diimplementasikan pada UPT BKIPM Jumlah instalasi yang sesuai standar dan laboratorium karantina ikan yang terakreditasi Jumlah Unit Pengolahan Ikan (UPI) dan hasil perikanan yang bersertifikat HACCP Jumlah lokasi yang termonitor residu dan bahan berbahaya serta laboratorium dan jenis uji yang terakreditasi Lokasi pembinaan pasar, hasil perikanan dalam negeri (Pasar) Lokasi pengembangan dan pembinaan sarana dan prasarana pemasaran hasil perikanan dalam negeri (lokasi) Lokasi pengembangan promosi dan kerjasama pemasaran hasil perikanan dalam negeri (Provinsi)
88 2 IKIS, 5 Lab 520 UPI 1.115 sertifkat 20 lokasi, 5 lab, 6 jenis uji 7,000 106 pasar (20 baru dan 86 lanjutan) 33
15,4
KKP
24,0
KKP
98,0
KKP
1.L-66
NO
SASARAN
INDIKATOR
INSTANSI PELAKSANA
Persentase balita gizi buruk yang mendapat perawatan Persentase balita ditimbang berat badannya (jD/S)
100 80
362,0
Kemenkes
6. ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM Pengambilan langkah-langkah kongkrit terkait adaptasi dan antisipasi sistem pangan dan pertanian terhadap perubahan iklim 1 Pengembangan sistem Terpenuhinya kebutuhan lahan Laboratorium uji yang memenuhi standar kesehatan ikan dan lingkungan budidaya yang sehat dan menghasilkan teknis (Lab. Kualitas Air; Lab HPI; dan Lab. pembudidayaan ikan produk perikanan budidaya yang aman Residu) dikonsumsi Jumlah sentra produksi budidaya yang terkendali dan terehabilitasi perairannya (sentra budidaya) 2 Penelitian dan pengembangan Tersedianya data, informasi dan Jumlah informasi/peta potensi sumberdaya sumberdaya lahan pertanian peningkatan inovasi teknologi lahan pengelolaan sumberdaya lahan Jumlah inovasi teknologi pengelolaan tanah, pertanian pupuk, iklim dan air , lahan rawa, lingkungan pertanian serta adaptasi dan mitigasi perubahan iklim Jumlah rekomendasi kebijakan pemanfaatan sumberdaya lahan dan perubahan iklim global 3 Perluasan areal dan Meningkatnya produktivitas lahan Jumlah (Ha) Pengembangan SRI (System of pengelolaan lahan pertanian pertanian, luasan areal pertanian baru Rice Intensification dan prasarana Jalan Usaha Tani/Jalan Produksi serta pengendalian lahan untuk mendukung peningkatan produksi
43 71 9 15
65,9
KKP
131,56
Kementan
1.L-67
NO
SASARAN
INDIKATOR
INSTANSI PELAKSANA
pertanian 4 Pengelolaan Sumber Daya Ikan (SDI) Meningkatnya kapasitas pengelolaan SDI secara berkelanjutan Jumlah ekosistem Perairan Umum Daratan (PUD) yang terkelola sumber daya ikannya (provinsi) Jumlah perairan laut teritorial dan kepulauan yang terkelola sumber daya ikannya (WPP) Jumlah ZEEI yang terkelola sumber daya ikannya 8 11 4 55,0 KKP
1.L-68
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS (2) PROGRAM PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG Pembinaan Pelaksanaan Penataan Ruang Daerah Wilayah 1 Pembinaan Pelaksanaan Penataan Ruang Daerah Wilayah 2 Pengelolaan Pertanahan Provinsi Pengelolaan Pertanahan Provinsi
SASARAN (3)
INDIKATOR (4)
Keserasian dan keselarasan program pembangunan dengan RTRW Keserasian dan keselarasan program pembangunan dengan RTRW Terlaksananya pengaturan dan penataan penguasaan dan pemilikan tanah, serta pemanfaatan dan penggunaan tanah secara optimal Terlaksananya pengaturan dan penataan penguasaan dan pemilikan tanah, serta pemanfaatan dan penggunaan tanah secara optimal. Terlaksananya pengembangan peraturan perundang-undangan bidang pertanahan dan
Jumlah rencana tata ruang yang telah disinkronkan program pembangunannya Jumlah rencana tata ruang yang telah disinkronkan program pembangunannya Neraca Penatagunaan Tanah di daerah Inventarisasi P4T
15 provinsi 17 provinsi
75,8 123,4
Kemen PU Kemen PU
PROGRAM PENGELOLAAN PERTANAHAN NASIONAL 45 kab/kota dan 55 kecamatan 198.000 bidang 9,2 35,8 BPN BPN
III III.1
PROGRAM DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS LAINNYA DI BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA Pengembangan Peraturan Perundang-Undangan Bidang Tersusunnya peraturan perundang-undangan pengadaan tanah untuk kepentingan umum 1 paket 6,2 BPN
1.L-69
NO (1)
INDIKATOR (4)
IV IV.1
PROGRAM SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL Pemetaan Dasar Rupabumi Tersusunnya kebijakan pemetaan dasar rupabumi dan meningkatnya jumlah cakupan peta rupabumi Indonesia
IV.2.
Tersusunnya kebijakan pemetaan dasar kelautan dan kedirgantaraan serta meningkatnya cakupan peta dasar kelautan dan kedirgantaraan
Jumlah Nomor Lembar Peta (NLP) Peta Rupabumi skala 1:10.000 (selatan Jawa). Jumlah NLP Peta Rupabumi skala1:50.000 wilayah gap Jumlah NLP gasetir dan model penataan ruang provinsi Jumlah NLP Basis Data Geospasial skala 1:10.000 (selatan Jawa) dan 1:50.000 Jumlah peta dasar rupabumi untuk mendukung percepatan penyusunan RDTR Kab/Kota di wilayah koridor Program P3EI Survei batimetri lepas pantai line km Jumlah liputan data spasial bati metri, Pantai (LPI) dalam ln km Percepatan Survei Hidrografi pantai multibeam line km Jumlah NLP Peta LPI skala 1:25K, 1:50K, 1:250K dan LLN 1:500K Pembuatan Peta LBI Pembuatan peta navigasi udara (Aeronautical Chart) Jumlah simpul jaringan di prov. Jumlah simpul jaringan di kab/ kota. Jumlah dokumen SNI Jumlah metadata simpul jaringan pusat. Jumlah metadata simpul jaringan provinsi
15 47,7 2,0 3,0 60,0 3,0 5,0 3,0 7,0 1,0 1,5 3,0 10,0 2,0 4,0 3,0
Bakosurtanal/ BIG
Bakosurtanal/ BIG
IV.3
Tersusunnya rancangan rumusan kebijakan teknis, rencana dan program di bidang pembangunan Infrastruktur Data Spasial
Bakosurtanal/ BIG
1.L-70
NO (1)
SASARAN (3)
INDIKATOR (4) Jumlah metada ta simpul jaringan kab/kota Jumlah pembangunan dan pengembangan penghubung simpul Jumlah dokumen pembangunan dan pengembangan IDSN Jumlah basis data spasial nasional terpadu dan skenario pengembangan wilayah untuk mendukung Program P3EI di wilayah kab/kota sekitar koridor
IV.4
Penyusunan Atlas Sumberdaya, Kajian Pengembangan Wilayah, dan Pemetaan Tata Ruang
Tersedianya data dan informasi atlas sumber daya, kajian pengembangan wilayah, dan pemetaan tata ruang
Bakosurtanal/ BIG
V V.1
PROGRAM PENYELENGGARAAN JALAN Pelaksanaan Preservasi dan Peningkatan Kapasitas Jalan Nasional Terjaganya kualitas jalan dan jembatan Meningkatnya kapasitas dan kualitas jalan nasional dan jembatan Jumlah jalan yang dipreservasi (Km) Jumlah jembatan yang dipreservasi (M) Jumlah jalan tol yang dibangun (Km) Jumlah jalan yang ditingkatkan kapasitasnya/ pelebaran (Km) Jumlah jalan yang dibangun (Km) Jumlah jembatan yang dibangun (M) Jumlah flyover/underpass yang dibangun (M) Jumlah jalan /jembatan di kawasan strategis , perbatasan, wilayah terluar dan terdepan yang dibangun (km) Jumlah jalan tol yang terbangun oleh swasta (Km) 35.011 464.190 37,1 4.162 257 6.971,5 6.035,8 118 230 3.675,8 1.642,9 1.833,2 12.996,7 1.490,3 2.077,2 629,3 104,0 104,0 Kemen PU Kemen PU
Pengaturan, Pengusahaan, Terlaksananya pengaturan, pengusahaan dan Pengawasan jalan tol pengawasan penyelenggaraan jalan tol PROGRAM PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN TRANSPORTASI DARAT Pembangunan & Pengelolaan Terbangunnya Simpul Transportasi Jalan Prasarana dan Fasilitas Lalu Lintas Peningkatan Prasarana/Sarana Angkutan Jalan Angkutan Jalan Pembangunan Sarana & Prasarana Terbangunnya Prasarana Transportasi Sungai Transportasi SDP dan pengelolaan Danau & Penyeberangan
Jumlah pembangunan terminal transportasi jalan Jumlah Rehabilitasi Fasilitas Keselamatan LLAJ Jumlah prasarana dermaga penyebrangan
24 Lokasi 32 60 dermaga
697,8 1.498,6
Kemenhub Kemenhub
1.L-71
NO (1)
SASARAN (3)
INDIKATOR (4)
VI.3
Tersusunnya 100% rencana dan program sistem transportasi dan evaluasi pelaksanaan program
Jumlah rencana Induk Angkutan Perkotaan, Rencana Induk Sistem Informasi Lalu Lintas Perkotaan, Laporan evaluasi, Terselenggarannya ATCS, Jumlah Fasilitas Kese-lamatan Transportasi Perkotaan. Jumlah Pengembangan Bus Rapid Transit (BRT), Kota Percontohan, Kawasan Percontohan. Panjang km jalur KA baru yang dibangun termasuk jalur ganda Jumlah paket pekerjaan peningkatan pelistrikan (listrik aliran atas/ sub stasiun) Jumlah unit pengadaan lokomotif, KRD, KRL, Tram, Railbus, termasuk kereta ekonomi yang dibangun termasuk sarana KA yang dimodifikasi Jumlah paket pengadaan peralatan/fasilitas sarana perkeretaapian Jumlah Bandar udara baru yang dibangun Jumlah bandar udara yang dikembangkan, direhabilitasi Jumlah Bandar udara yang dikembangkan didaerah perbatasan dan rawan bencana Jumlah fasilitas keamanan yang dibangun dan yang direhabilitasi (paket; unit; set; kg; liter)
3 Paket
996,8
Kemenhub
Terselenggaranya Transportasi Perkotaan VII VII.1 PROGRAM PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN TRANSPORTASI PERKERETAAPIAN Pembangunan dan pengelolaan prasarana dan fasilitas pendukung kereta api 954,43 km jalur KA baru/ jalur ganda, termasuk pembangunan MRT dan Monorail Paket peningkatan pelistrikan (diantaranya elektrifikasi sepanjang 289 km) Tersedianya unit Sarana KA (Lokomotif, KRDI, KRDE, KRL, Tram, Railbus)
40 Paket
7.418,8
Kemenhub
VII.2
280,7
Kemenhub
VIII VIII.1
Paket pengadaan peralatan/fasilitas sarana dan keselamatan perkeretaapian PROGRAM PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN TRANSPORTASI UDARA Pembangunan, rehabilitasi dan pemeliharaan Prasarana Bandar Udara Terbangunnya Bandara baru Paket bandara yang dikembangkan dan direhabilitasi Paket bandara yang dikembang-kan di daerah perbatasan dan rawan bencana Paket/unit/set/kg/liter peralatan keaman an penerbangan
4.076,9
Kemenhub
VIII.2
251,1
Kemenhub
1.L-72
NO (1)
SASARAN (3)
INDIKATOR (4)
VIII.3 IX IX.1
Pembangunan, rehabilitasi dan Paket/unit/set peralatan navigasi pemeliharaan Prasarana Navigasi Penerbangan PROGRAM PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN TRANSPORTASI LAUT Pengelolaan dan penyelenggaraan kegiatan di bidang Kenavigasian Terbangunnya sarana bantu navigasi pelayaran terdiri menara suar; rambu suar; pelampung suar) Terpasangnya VTS a.l Selat Malaka, Selat Sunda, Selat lombok, dan ALKI lainya Tersedianya kapal inspeksi navigasi
Jumlah fasilitas navigasi yang dibangun dan yang direhabilitasi (paket; unit; set)
187; 70; 17
457,9
Kemenhub
Unit (terbangunnya sarana bantu navigasi pelayaran terdiri dari menara suar, rambu suar, pelampung suar) Paket VTS di selat Sunda, Lombok, Selat Malaka, ALKI lainnya Kapal inspeksi navigasi (unit) Jumlah volume pengerukan sedimen pada alur pelayaran dan/atau kolam pelabuhan (Juta m3) Jumlah lokasi pelabuhan perintis dan non perintis yang di bangun/ ditingkatkan/ direhab (lokasi) Tersusunnya Master Plan pelabuhan (lokasi) Jumlah lokasi pelabuhan strategis yang dibangun/ditingkatkan/direhab (lokasi)
24; 53; 43 6 4 10 45 15 18
1.138,9
Kemenhub
IX.2
Tersedianya alur pelayaran yang aman untuk kapal melalui pengerukan sedimen Terbangunnya/Meningkatnya kapasitas lokasi prasarana dan fasilitas pelabuhan utama, pengumpul, pengumpan (non strategis) Terwujudnya Tatanan Pelabuhan,Rencana Induk Pelabuhan Nasional, Rencana Induk Pelabuhan, serta Peraturan Perundangan Pelaksanaan Optimalnya fungsi sarana dan fasilitas 25 pelabuhan strategis: Lhokseumawe, Belawan, Teluk Bayur, Dumai, Pekan Baru, Palembang, Panjang, Batam, Tanjung Pinang, Tanjung Priuk, Tanjung Mas, Tanjung Perak, Cigading, Benoa, Kupang, Pontianak, Banjarmasin,Samarinda, Balikpapan, Bitung, Makassar, Sorong, Ambon, Biak dan Jayapura.
5.475,7
Kemenhub
1.L-73
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS (2) Pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa Fasilitasi Pembangunan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Kawasan Perumahan dan Permukiman Fasilitasi dan Stimulasi Pembangunan Baru Perumahan Swadaya Fasilitasi dan Stimulasi Peningkatan Kualitas Perumahan Swadaya 380 twin blok 700.000 unit 50.000 unit 50.000 unit
SASARAN (3)
INDIKATOR (4) Jumlah rusunawa terbangun Jumlah fasilitasi dan stimulasi prasarana, sarana, dan utilitas kawasan perumahan dan permukiman Jumlah fasilitasi dan stimulasi pembangunan baru perumahan swadaya Jumlah fasilitasi dan stimulasi peningkatan kualitas perumahan swadaya
INSTANSI PELAKSANA (7) Kementerian Perumahan Rakyat Kementerian Perumahan Rakyat Kementerian Perumahan Rakyat Kementerian Perumahan Rakyat Kemen PU
PROGRAM PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN Pengaturan, Pembinaan, Pengawasan 270 Twin Blok dan Penyelenggaraan dalam Pengembangan Permukiman PROGRAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR Pengendalian Banjir, Lahar Gunung Berapi dan Pengamanan Pantai Terlindunginya kawasan dari bahaya banjir dan terlindunginya kawasan pantai dari abrasi pantai serta terkendalinya lahar gunung berapi/sedimen Jumlah satuan unit hunian rumah susun yang terbangun dan infrastruktur pendukungnya 67 Twin Blok 981,8
Panjang sarana/prasarana pengendali banjir yang dibangun Panjang sarana/prasarana pengendali banjir yang direhabilitasi Panjang sarana/prasarana pengendali banjir yang dioperasikan dan dipelihara Jumlah sarana/prasarana pengendali lahar/sedimen yang dibangun Jumlah sarana/prasarana pengendali lahar/sedimen yang direhabilitasi
Kemen PU
1.L-74
NO (1)
SASARAN (3)
INDIKATOR (4) Jumlah sarana/prasarana pengendali lahar/sedimen yang dioperasikan dan dipelihara Panjang sarana/prasarana pengaman pantai yang dibangun Panjang sarana/prasarana pengaman pantai yang direhabilitasi Panjang sarana/prasarana pengaman pantai yang dipelihara Terbangunnya prasarana pengendali banjir di DAS Bengawan Solo
TARGET TAHUN 2013 (5) 70 buah 59,0 km 5,1 km 22,9 km Jabung Ring Dike
1 Bendung Gerak Sembayat Flood Forecasting Warning System (FFWS) Bengawan Solo Perbaikan Sungai Bengawan Solo Hulu (JurugSragen) 12,21 m3/det 5,30 m3/det 15,97 m3/det
191,5
7,0
3,0
XII. 2
Meningkatnya layanan prasarana air baku dan terjaganya layanan air baku
Kapasitas air baku yang ditingkatkan Kapasitas parasarana air baku yang direhabilitasi Kapasitas prasarana air baku yang dijaga
Kemen PU
1.L-75
NO (1)
SASARAN (3)
INDIKATOR (4)
XIII XIII.1
PROGRAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA DAN PERANGKAT POS DAN INFORMATIKA Perencanaan dan Rekayasa Alokasi Spektrum Frekuensi Radio dan Orbit Satelit Pelaksanaan Layanan Pemanfaatan Spektrum Frekuensi Radio dan Orbit Satelit Tertatanya sumber daya spektrum frekuensi radio dan orbit satelit sesuai dengan ITU Prosentase penataan pita frekuensi radio dan pemanfaatan slot orbit satelit Prosentase utilitas pemanfaatan spektrum frekuensi radio Prosentase pelayanan perijinan diproses tepat waktu Jumlah operator radio yang besertifikat 95% 100% 75% 5050 21,8 8,6 18,0 7,9 Kemenkominfo Kemenkominfo
XIII.2
XIV XIV.1
Terselenggaranya layanan perijinan spektrum frekuensi radio dan orbit satelit serta sertifikasi operator radio secara profesional dan memiliki integritas PROGRAM PENYELENGGARAAN POS DAN INFORMATIKA Pengembangan Penyelenggaraan Telekomunikasi Kebijakan, regulasi, perijinan untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas layanan telekomunikasi
XIV .2
XIV.3 Pembinaan dan Pengembangan Layanan Khusus Informatika Kebijakan, regulasi, perijinan, sarana dan prasarana untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas layanan khusus informatika
Prosentase terpenuhinya regulasi dan kebijakan di era konvergensi Prosentase pelayanan perijinan penyelenggaraan telekomunikasi yang tepat waktu Prosentase pencapaian terhadap pembaharuan kebijakan regulasi dan kelembagaan akibat adanya digitalisasi dan perkembangan industri Prosentase penyelesaian permohonan perizinan penyiaran yang tepat waktu Prosentase kebijakan dan regulasi dibidang telekomunikasi khusus, layanan khusus penyiaran dan kewajiban universal Prosentase pencapaian terhadap layanan telekomunikasi khusus pemerintah, penyiaran publik dan pelayanan kewajiban universal Prosentase tingkat penetrasi layanan TV Digital
Kemenkominfo
Kemenkominfo
Kemenkominfo
1.L-76
NO (1) XIV .4
INDIKATOR (4) terhadap populasi Prosentase keamanan jaringan internet nasional khususnya pada penyelenggara jasa internet, internet exchange, lembaga pemerintahan dan infrastruktur kritis Prosentase pencapaian terhadap kemampuan data center dalam mengelola integritas, kerahasiaan dan keamanan data hasil pemantauan, pendeteksian dini, logfile serta penyelenggara yang mengirimkan rekaman transaksi dan dukungan terhadap penegakan hukum Prosentase pembangunan international internet exchange (4 ibukota provinsi) Prosentase penyediaan Nusantara Internet Exchange Prosentase ibukota provinsi yang terhubung dengan jaringan backbone nasional serat optik Prosentase ibukota kab/kota yang mempunyai layanan broadband
65%
15,8
XIV .5
Kemenkominfo
XV XV .1
PROGRAM PENGEMBANGAN APLIKASI INFORMATIKA Pembinaan dan Pengembangan EGovernment Kebijakan, regulasi, bimbingan teknis, dan evaluasi pengembangan e-government nasional untuk mendorong peningkatan nilai e-government nasional menjadi 3,4 dan tingkat e-literasi menjadi 50% Kebijakan, regulasi, bimbingan teknis dan evaluasi pengembangan sistem keamanan informasi elektronik Jumlah K/L/Pemda yang terintegrasi melalui Government Service Bus Nilai rata-rata e-Government nasional Jumlah penyelenggara layanan publik yang mengikuti penerapan standar kemanan informasi Prosentase penyelesaian tindak lanjut kasus pelanggaran kemanan informasi 9 instansi 2,7 60 institusi/ lembaga 100% 9,7 6,1 13,2 7,9 Kemenkominfo Kemenkominfo
XV .2
1.L-77
SASARAN (3)
INDIKATOR (4)
PROGRAM KOORDINASI KEBIJAKAN BIDANG PEREKONOMIAN Kegiatan koordinasi infrastruktur transportasi PUBIC SERVICE OBLIGATION PSO PT. KAI PSO PT. PELNI PSO PT. POSINDO LKBN ANTARA 804,8 888,5 309,2 89,8 Kemenkeu Kemenkeu Kemenkeu Kemenkeu Meningkatnya koordinasi kebijakan infrastruktur transportasi Persentase rekomendasi hasil koordinasi kebijakan urusan infrastruktur transportasi yang terimplementasi 80% 4,0 Menko Perkonomian
1.L-78
NO (1) 1.
SASARAN (3)
INDIKATOR (4)
KEPASTIAN HUKUM: Reformasi regulasi secara bertahap di tingkat nasional dan daerah sehingga terjadi harmonisasi peraturan perundang-undangan yang tidak menimbulkan ketidakjelasan dan inkonsistensi dalam implementasinya 1 Perancangan Peraturan Peningkatan kualitas RUU dan perat Persentase (%) Rancangan Undang-Undang yang 80% 15.800 Kemenhukham Perundang- Undangan perundang-undangan di bawah UU di DPR Mampu Menjawab Kebutuhan Masyarakat dan serta tenaga fungsional Perancang Perkembangan Global yang Disusun Secara Tepat PerUUan. Waktu Persentase (%) Rancangan Peraturan Perundang80% Undangan Dibawah UU yang Mampu Menjawab Kebutuhan Masyarakat dan Perkembangan Global yang Disusun Secara Tepat Waktu Persentase (%) Pembahasan Rancangan Undang80% Undang Inisiatif Kemenkumham di DPR Secara Tepat Waktu Persentase (%) Tenaga Fungsional Perancang 80% Peraturan Perundang- Undangan yang Mendapatkan Pendidikan dan Pelatihan Meningkat Kompetensinya Persentase (%) Kelengkapan Dokumentasi dan 80% Pustaka Bidang Peraturan Perundang-Undangan
1.L-79
NO (1)
SASARAN (3)
INDIKATOR (4) Secara Akurat dan Up To Date Persentase (%) Perancangan Peraturan PerundangUndangan Dibidang Mekanisme Perlindungan Saksi dan Pelapor Persentase (%) Perancangan Peraturan PerundangUndangan Dibidang yang Mendorong Pemberantasan Korupsi Persentase (%) Penyelesaian Permohonan Pengharmonisasian Rancangan Peraturan PerundangUndangan Ditingkat Pusat Bidang Politik, Hukum dan Keamanan yang Diharmonisasikan Persentase (%) Penyelesaian Permohonan Pengharmonisasian Rancangan Peraturan PerundangUndangan Ditingkat Pusat Bidang Keuangan dan Perbankan yang Diharmonisasikan Persentase (%) Penyelesaian permohonan Pengharmonisasian Rancangan Peraturan PerundangUndangan Ditingkat Pusat Bidang Industri dan Perdagangan yang Diharmonisasikan Persentase (%) Penyelesaian permohonan Pengharmonisasian Rancangan Peraturan PerundangUndangan Ditingkat Pusat Bidang Sumber Daya Alam, Riset dan Teknologi yang Diharmonisasikan Persentase (%) Penyelesaian permohonan Pengharmonisasian Rancangan Peraturan PerundangUndangan Ditingkat Pusat Bidang Kesejahteraan Rakyat yang Diharmonisasikan
Meningkatkan keharmonisan rancangan peraturan perundang-undangan tingkat pusat bidang politik, hukum, keamanan, keuangan, perbankan, industri, perdagangan, sumber daya alam, riset, teknologi, kesejahteraan rakyat yang harmonis.
80%
80%
80%
80%
1.L-80
NO (1)
SASARAN (3)
INDIKATOR (4) Presentase (%) Pembenahan Peraturan PerundangUndangan di Bidang Pertanahan, Tata Ruang dan Lingkungan Hidup yang Diharmonisasikan Jumlah rumusan rekomendasi penyederhanaan prosedur penanaman modal Jumlah rumusan penyempurnaan dan pengembangan kebijakan PM Jumlah Kegiatan dan Peserta Sosialisasi Kebijakan Penanaman Modal Jumlah Persyaratan izin usaha yang diterbitkan oleh BKPM Cakupan Peta Pertanahan
TARGET TAHUN 2013 (5) 80% 1 rekomendasi 1 rumusan 40 kegiatan 13 persyaratan 2.800.000 ha
3.
Merealisasikan kegiatan kajian analisis kebijakan dan kegiatan sosialisasi kebijakan yang berorientasi pada peningkatan daya saing
15.000,6
BKPM
4.
Pengelolaan Pertanahan Provinsi Pengelolaan Pertanahan Provinsi Pengelolaan Pertanahan Provinsi Pengelolaan Data dan Informasi Pertanahan
5.
6.
7.
Terwujudnya pengembangan infrastruktur pertanahan secara nasional, regional dan sektoral, yang diperlukan di seluruh Indonesia Terlaksananya percepatan legalisasi aset pertanahan, ketertiban administrasi pertanahan dan kelengkapan informasi legalitas aset tanah Berkurangnya sengketa, konflik dan perkara pertanahan serta mencegah timbulnya sengketa, konflik dan perkara pertanahan Tersedianya data dan informasi pertanahan yang terintegrasi secara nasional (Sistem Informasi Manajemen Pertanahan Nasional/ SIMTANAS)
22.203,8
BPN
884.050 bidang
385.803,1
BPN
Penanganan Pertanahan
Sengketa,
Konflik
dan
Perkara
10.603 laporan
18.634,0
BPN
419 kab/kota
37,903,8
BPN
1.L-81
NO (1)
SASARAN (3)
INDIKATOR (4)
2. PENYEDERHANAAN PROSEDUR: Penerapan Sistem Pelayanan Informasi dan Perizinan Investasi Secara Elektronik (SPIPISE) pada Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) di beberapa kota yang dimulai di Batam, pembatalan perda bermasalah dan pengurangan biaya untuk memulai usaha seperti Tanda Daftar Perusahaan (TDP) dan Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP) 1. Pengembangan Sistem Meningkatnya kualitas pengembangan Peningkatan jumlah aplikasi perijinan dan non Pengembangan 1 paket 20.839,3 BKPM Pelayanan Informasi dan Sistem Pelayanan Informasi dan Perizinan perijinan yang menjadi wewenang BKPM, PTSP masterdata penanaman Perizinan Investasi Investasi Secara Elektronik/ Online Propinsi, PTSP Kab./Kota yang terbangun dalam modal Secara Elektronik (SPIPISE) SPIPISE (SPIPISE) Jumlah peningkatan perangkat daerah PTSP yg 50 Kab/Kota terhubung dalam SPIPISE Jumlah pengembangan sistem pendukung SPIPISE Pembangunan 1 paket sistem GIS dan pengembangan data center dan DRC Jumlah propinsi dan Kab/Kota yang mengikuti 60 Kab/Kota sosialisasi & pelatihan 2. Peningkatan Mempercepat proses perijinan di daerah Jumlah daerah yang membentuk PTSP 530 prov/kab/kota 6.000,92 KEMENDAGRI Pertumbuhan Ekonomi Daerah Jumlah PTSP daerah yang dapat menerapkan 265 prov/kab/kota 1.500,50 SPIPISE Pembatalan Perda bermasalah (dilaksanakan oleh Biro Hukum) Jumlah daerah yang mampu menerapkan 316 prov/kab/kota 3.532,50 pengurangan biaya untuk bisnis/berusaha 3. Fasilitasi Percepatan Informasi Potensi Investasi dan Fasilitasi Jumlah rekomendasi kebijakan perencanaan 1 paket kebijakan 15.000,0 BKPM Investasi Kerjasama Proyek Strategis Nasional di Bidang investasi di bidang infrastruktur perencanaan investasi (7 Pemerintah Swasta Infrastruktur rekomendasi) Jumlah fasliitasi persiapan transaksi proyek KPS Fasilitasi 7 proyek infrastruktur Jumlah proyek KPS infrastruktur yang akan 3 proyek ditawarkan (ready for offer)
1.L-82
NO (1)
SASARAN (3)
INDIKATOR (4) Jumlah kegiatan pemasaran proyek KPS infrastruktur Persentase rekomendasi hasil koordinasi kebijakan di Bidang Peningkatan Ekspor dan Investasi yang terimplementasikan Persentase rekomendasi kebijakan di bidang industri dan perdagangan yang di implementasikan Persentase rekomendasi hasil koordinasi kebijakan di Bidang Perbaikan iklim usaha yang terimlementasikan
4.
17.000,0
Kemenko Perekonomian
5.
1.500,0
Kemenko Perekonomian
3. LOGISTIK NASIONAL: Pengembangan dan penetapan Sistem Logistik Nasional yang menjamin kelancaran arus barang dan mengurangi biaya transaksi/ekonomi biaya tinggi 1 Peningkatan Kelancaran Terlaksananya kebijakan dan bimbingan Jumlah rumusan kebijakan dan standar, norma, 4 jenis Distribusi Bahan Pokok teknis dalam rangka peningkatan kriteria dan prosedur di bidang distribusi bahan kelancaran distribusi dan stabilisasi harga pokok dan barang strategis bahan pokok Rata-rata koefisien variasi harga bahan pokok 5-9 % utama Rasio variasi harga komoditi tertentu di dalam dan <1 di luar negeri yang semakin kecil Rasio variasi harga harga provinsi dibandingkan 1.5-2.5 variasi harga nasional yang semakin kecil Jumlah Perizinan dibidang distribusi bahan pokok 8 dan barang strategis yang dilayani secara online Waktu penyelesaian perizinan dan non perizinan 4 hari dibidang distribusi bahan pokok dan barang strategis 2 Pengembangan Sarana Terbangunnya sarana distribusi dalam Pengembangan Pasar Percontohan (unit) 23 Distribusi Perdagangan rangka kelancaran distribusi barang Pengembangan Pusat Distribusi (unit) 3 pokok Persentase rekomendasi hasil koordinasi kebijakan 80 persen 3. Koordinasi penataan dan Terkoordinasinya pelaksanaan kebijakan
62.000,0
Kemendag
Kemendag Kemenko
1.L-83
NO (1)
SASARAN (3)
INDIKATOR (4)
pengembangan sistem penataan dan pengembangan sistem Penataan Dan Pengembangan Sistem Logistik Perekonomian logistik nasional logistik nasional Nasional yang ditinjaklanjuti 4. Pengelolaan dan Terselenggaranya National Single Terselenggaranya NSW (lokasi) 4 (Makassar, 7.500,0 Kemenhub Penyelenggaraan Window Banjarmasin, Pekanbaru, kegiatan di bidang Lalu Pontianak Lintas dan Angkutan Laut 4. SISTEM INFORMASI: Beroperasinya secara penuh National Single Window (NSW) untuk impor (sebelum Januari 2010) dan ekspor. Percepatan realisasi proses penyelesaian bea cukai di luar pelabuhan dengan implementasi tahap pertama Custom Advanced Trade System (CATS) di dry port Cikarang 1 Pengelolaan Fasilitasi Tersedianya kebijakan, Koordinasi, Jumlah penerbitan kebijakan fasilitasi ekspor dan 2 peraturan 41.000,0 Kemendag Ekspor dan Impor Bimbingan Teknis, Monitoring dan impor; Evaluasi di bidang fasilitasi ekspor dan Jumlah pengembangan sistem elektronik bidang 2 Keg impor fasilitasi pelayanan publik; Jumlah pengguna perijinan ekspor/impor 4.000 perusahaan online yang dilayani melalui INATRADE Jumlah bimbingan teknis bidang fasilitasi 5 keg perdagangan; Jumlah koordinasi bidang fasilitasi perdagangan; 60 keg Jumlah partisipasi sidang - sidang fasilitasi 17 keg perdagangan di dalam dan luar negeri; Jumlah laporan evaluasi pelaksanaan monitoring 5 lap fasilitasi perdagangan Jumlah Penerbitan SKA dengan sistem otomasi 850.000 SKA 2 Perumusan Kebijakan Terciptanya administrator kepabeanan Persentase sistem aplikasi dan infrastruktur TI yang 323.398,5 kemenkeu 100% dan Pengembangan dan cukai yang dapat memberikan sesuai dengan proses bisnis DJBC Teknologi Informasi fasilitasi terbaik berbasis teknologi Persentase downtime sistem informasi Kepabeanan dan Cukai informasi kepada industri, perdagangan, 1% dan masyarakat serta optimalisasi
1.L-84
NO (1)
SASARAN (3) penerimaan dan Terwujudnya tingkat pelayanan yang efisien kepada pemangku kepentingan berkaitan dengan layanan berbasis teknologi informasi Meningkatnya koordinasi di bidang pengembangan dan penerapan Sistem Nasional Single Window dan sistem ASW
Koordinasi Persentase Rekomendasi hasil koordinasi kebijakan Pengembangan dan di Bidang Pengembangan dan Penerapan NSW dan 3. Penerapan sistem NSW ASW yang terimplementasikan dan ASW 5. KAWASAN EKONOMI KHUSUS (KEK): Pengembangan KEK di 5 lokasi melalui skema Public-Private Partnership sebelum 2012 Dukungan Sektor Meningkatnya peranan sektor Jumlah fasilitasi dan koordinasi penyusunan PP 1. Perdagangan Terhadap perdagangan di kawasan ekonomi khusus tentang Kawasan Ekonomi Khusus Pengembangan Kawasan Jumlah peraturan terkait dengan KEK Ekonomi Khusus (KEK) 2. Pengembangan Terbentuknya KEK di 5 lokasi Hasil koordinasi masalah strategis di bidang Penanaman Modal pengembangan KEK Kawasan Ekonomi Jumlah Sosialisasi/Promosi Penanaman Modal KEK Khusus (KEK) Jumlah Investor yang berminat masuk KEK 3. Pengembangan Fasilitasi 01 Terwujudnya sinergi dan koordinasi Jumlah Sarana dan Prasarana di dalam kawasn Industri Wilayah I dalam rangka percepatan pembangunan industri wilayah I industri di daerah 02 Terbangunnya pusat-pusat Jumlah fasilitasi /rekomendasi pengembangan pertumbuhan industri di Sumatera dan kompetensi inti industri daerah di wilayah I Kalimantan 4. Pengembangan Fasilitasi 01 Terwujudnya sinergi dan koordinasi Jumlah Dokumen fasilitasi perencanaan Industri Wilayah II dalam rangka percepatan pembangunan pembangunan KEK (Masterplan, Strategic Business industri di daerah Plan, Studi Kelayakan Ekonomi Finansial dan DED ) di wilayah II
7.000,0
Kemenko Perekonomian
3.000,0
Kemendag
2.324,7
BKPM
39.900,0
Kemenperin
14.200,0
Kemenperin
1.L-85
NO (1)
SASARAN (3) 02 Terbangunnya pusat-pusat pertumbuhan industri di Jawa dan Bali 01 Terwujudnya sinergi dan koordinasi dalam rangka percepatan pembangunan industri di daerah Peningkatan efektifitas pembuatan peraturan
INDIKATOR (4) Jumlah Sarana dan Prasarana di dalam kawasn industri wilayah II Jumlah Sarana dan Prasarana di dalam kawasn industri wilayah III Persentase penyelesaian usulan pembuatan dan penyempurnaan PP dan PMK di bidang Peraturan Perpajakan I Persentase penyelesaian pembuatan dan penyempurnaan PER Dirjen di bidang Peraturan Perpajakan I Persentase penyelesaian usulan pembuatan dan penyempurnaan PP dan PMK di bidang Peraturan Perpajakan II Persentase penyelesaian pembuatan dan penyempurnaan PER Dirjen di bidang Peraturan Perpajakan II Persentase realisasi dari janji pelayanan yang tepat waktu Persentase penyelesaian rancangan peraturan di bidang fasilitas kepabeanan
5. 6.
Pengembangan Fasilitasi Industri Wilayah III Perumusan kebijakan di bidang PPN, PBB, BPHTB, KUP, PPSP, dan Bea Materai
34.000,0 4.041,70
Kemenperin Kemenkeu
7.
100% Kemenkeu
8.
9.
Terciptanya administrator di bidang fasilitas kepabeanan yang dapat memberikan dukungan industry, perdagangan dan masyarakat serta optimalisasi pendapatan Dan Terwujudnya pelayanan yang efisien dan pengawasan efektif Meningkatnya koordinasi urusan penataan ruang dan pengembangan wilayah
90%
676,6
Persentase rekomendasi hasil koordinasi kebijakan Urusan Penatan Ruang dan Pengembangan Wilayah yang terimplementasikan Persentase rekomendasi kebijakan percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi yang
1.L-86
NO (1) 10.
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS (2) Koordinasi Kebijakan Kawasan Ekonomi Khusus/KEK
SASARAN (3) Terselesaikannya peraturan penyelenggaraan KEK dan penetapan lokasi KEK dan pengembangan KAPET
INDIKATOR (4) terimplementasikan Persentase peraturan pelaksana UU KEK yang terselesaikan Jumlah Lokasi KEK yang ditetapkan
1.
6. KEBIJAKAN KETENAGAKERJAAN: Sinkronisasi kebijakan ketenagakerjaan dan iklim usaha dalam rangka penciptaan lapangan kerja Pengelolaan Tercapainya kesepakatan dalam Jumlah LKS Bipartit di perusahaan Kelembagaan dan hubungan kerja Jumlah perwakilan pekerja, SP/SB dan pengusaha Pemasyarakatan HI yang mendapat pendidikan teknik bernegosiasi Jumlah LKS Tripartit Kab/Kota Jumlah LKS Tripartit yang menerima sosialisasi IJP (Indonesian Job Pact) Tersusunnya SKKNI ahli HI Peningkatan Penerapan Tercapainya kesepakatan dalam Jumlah perusahaan yang menerapkan pengupahan Pengupahan dan Jaminan hubungan kerja berdasarkan perundingan dan atau penetapan Sosial Tenaga Kerja Tersedianya Roadmap BPJS (ketenakerjaan) Jumlah provinsi yang mendapat desiminasi Konsolidasi Pelaksanaan Tercapainya kesepakatan dalam Rasio Penyelesaian Perselisihan HI di luar Peningkatan Intensitas hubungan kerja pengadilan HI terhadap jumlah kasus dalam Bentuk Pencegahan PHK dan Perjanjian Bersama Penyelesaian HI Jumlah kasus yang diselesaikan konsiliator Jumlah Hakim HI yang meningkat profesionalismenya Kualitas pengadilan HI yang kredibel Pembentukan, Peraturan yang dapat mendorong Tersusunnya peraturan bidang HI tentang Pembaruan & penciptaan kesempatan kerja dan pengupahan (kebijakan dan perlindungan Penyelesaian Masalah memperkuat lembaga hubungan pengupahan) Hukum industrial
15.000 LKS Bipartit 33 Prop/3.300 orang 50 LKS Tripartit 33 prop/270 LKS Penerapan SKKNI 200 1 roadmap 33 prop 50 300 81 orang 32 prop 1 peraturan
85.657,4
Kemenakertrans
50.000,0
Kemenakertrans
35.000,0
Kemenakertrans
10.500,0
Kemenakertrans
1.L-87
NO (1) 5
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS (2) Peningkatan Penerapan Norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
INDIKATOR (4) Jumlah Perusahaan yang menerapkan standar manajemen K3 Jumlah tenaga pengawas yang memenuhi standar kompetensi
1.L-88
No.
SASARAN
INDIKATOR
(1) (2) (3) (4) KEBIJAKAN: Penetapan kebijakan energi yang memastikan penanganan energi nasional yang terintegrasi sesuai dengan Rencana Induk Energi Nasional a. Pembinaan Administrasi Hukum dan Terwujudnya kepastian hukum sektor ESDM dalam Jumlah peraturan perundang-undangan Kehumasan KESDM rangka mendukung peningkatan investasi dan citra sektor ESDM Jaminan pasokan gas untuk industri, b. Penyiapan Kebijakan dan Peningkatan Kerja Pengembangan program, peningkatan penerimaan Sama Bilateral dan Multilateral Dalam negara, investasi, kerjasama dan kapasitas nasional transportasi, pembangkit listrik Rangka Optimasi Penerimaan Negara dan bidang migas Peningkatan Investasi Kegiatan Usaha Migas Jumlah realisasi investasi subsektor migas Serta Pemberdayaan Kapasitas Nasional (US$) c. Pengelolaan Pertanahan Terwujudnya pengendalian penguasaan, pemilikan, Inventarisasi dan identifikasi tanah Propinsi penggunaan dan pemanfaatan tanah dan terindikasi terlantar pemberdayaan masyarakat dalam rangka peningkatan akses terhadap sumber ekonomi Riset dan Pengembangan Teknologi d. Meningkatnya pemanfaatan hasil pengembangan Meningkatnya pemanfaatan hasil metoda dan teknologi dalam mendukung upaya pengembangan metoda Kebencanaan Geologi mitigasi bencana geologi e. Penelitian dan Pelayanan Geologi Meningkatnya pemanfaatan hasil penelitian, penyelidikan, dan pemetaan bidang lingkungan geologi Jumlah daerah sulit air yang memanfaatkan air tanah sebagai sumber
25 70%
4,3 4,1
KESDM KESDM
18.390 463 SP
26,0
KESDM
205,7
KESDM
1.L-89
No.
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS Lingkungan dan Air Tanah dan air tanah
INDIKATOR
INSTANSI PELAKSANA
f.
Penyelidikan dan Pelayanan Sumber Daya Geologi Survei dan Pelayanan Geologi Mitigasi dan Pelayanan Kebencanaan Geologi
Meningkatnya pemanfaatan wilayah keprospekan sumber daya geologi Meningkatnya pemanfaatan hasil survei penelitian, penyelidikan dan pelayanan geologi Meningkatnya pemanfaatan hasil penelitian dan penyelidikan di bidang vulkanologi dan mitigasi bencana geologi
Jumlah usulan wilayah kerja pertambangan (WKP dan WP) Meningkatnya pemanfaatan hasil survei penelitian, penyelidikan dan pelayanan geologi Meningkatnya pemanfaatan hasil penelitian dan penyelidikan di bidang vulkanologi dan mitigasi bencana geologi
214,5
KESDM
g. h.
303,1 150,1
KESDM KESDM
KAPASITAS ENERGI Pemenuhan kapasitas pembangkit listrik sebesar rata-rata 3000 MW pertahun mulai 2010 dengan rasio elektrifikasi yang mencakup 62% pada 2010 dan 80% pada 2014; dan produksi minya bumi sebesar lebih dari 1,2 juta barel perhari mulai 2014 a. Pembinaan dan Penyelenggaraan Usaha Meningkatnya Pengelolaan, Pengusahaan dan Jumlah laporan potensi cadangan minyak 1 85,5 KESDM Hulu Minyak dan Gas Bumi Pembinaan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi dan CBM dan gas bumi dan CBM Jumlah sumber daya minyak dan gas bumi dan CBM Jumlah kontrak kerja sama minyak dan gas bumi dan CBM yang ditawarkan dan ditandatangani Jumlah produksi migas dan CBM 183,98 BOE 40 KKKS Migas dan 10 KKS GMB 940 MBOPD (minyak bumi), 1544 MBOEPD (gas bumi), 61,34 MBOEPD (CBM) 637 Juta US$ dan 180 Juta US$ Survei Seismik 2D 2.520 km,
Jumlah investasi sub sektor minyak dan gas bumi dan CBM Jumlah kegiatan eksplorasi dalam upaya mencari cadangan migas baru
1.L-90
No.
SASARAN
INDIKATOR
TARGET TAHUN 2013 Survei Seismik 3D 4.420 km2, Pemboran 34 sumur Lepas pantai Indonesia Timur sepanjang 2000 km 11 40 kontrak migas dan 10 kontrak CBM 188 4.314,6 5.010 9.319,76 213,46 16.204 3 27.769
INSTANSI PELAKSANA
b.
Dukungan Manajemen dan Teknis Ditjen Migas Penyusunan Kebijkan dan Program serta Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan Ketenagalistrikan
Meningkatkan pembinaan, koordinasi dan dukungan teknis bagi Ditjen Migas secara optimal Terpenuhinya kebutuhan tenaga listrik dan meningkatnya rasio elektrifikasi
Jumlah kegiatan penyiapan, promosi dan penawaran wilayah kerja baru migas Jumlah draft kontrak kerjasama migas dan gas metan Kapasitas pembangkit (MW) Transmisi (kmr) Gardu Induk (MVA) Jaringan Distribusi (kms) Gardu Distribusi (MVA)
2,8
KESDM
c.
KESDM
Penyediaan listrik hemat dan murah (klaster IV) d. e. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Ketenagalistrikan Penyusunan Kebijakan dan Program serta Pelayanan yang optimal baik administratif/teknis untuk pelaksanaan tupoksi Ditjen Ketenagalistrikan Terinventarisirnya Potensi PNBP dari IUP seluruh
Bertambahnya jumlah pelanggan listrik (pelanggan) Penyusunan peraturan perundangundangan bidang ketenagalistrikan Penerimaan negara bukan pajak (PNBP)
KESDM KESDM
1.L-91
No.
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan di Bidang Mineral dan Batubara Indonesia
SASARAN
INDIKATOR mineral dan batubara Penyusunan dan penetapan neraca supply - demand Jumlah pengawasan produksi terhadap PKP2B Jumlah kegiatan penelitian dan pengembangan
INSTANSI PELAKSANA
f. g.
Penelitian dan Pengembangan Teknologi 43 157,8 KESDM Minyak dan Gas Bumi ENERGI ALTERNATIF Peningkatan pemanfaatan energi terbarukan termasuk energi alternatif geothermal sehingga mencapai 2.000 MW pada 2012 dan 5.000 MW pada 2014 dan dimulainya produksi coal bed methane untuk membangkitkan listrik pada 2011 disertai pemanfaatan potensi tenaga surya, microhydro, bio-energy, dan nuklir secara bertahap a. Pembinaan, Pengawasan dan Pengusahaan Terwujudnya penyediaan, pengolahan, dan Desa mandiri energi berbasis BBN 25 33,1 KESDM / DAK Bioenergi pengelolaaan bioenergi b. Pembinaan, Pengawasan dan Pengusahaan Terwujudnya penyediaan, pengelolaan dan Pembangunan desa mandiri energi non 35 83,7 KESDM / DAK Aneka Energi Baru Terbarukan Pemanfaatan Aneka Energi BBN Pembangunan listrik energi terbarukan 93 759,3 c. d. e. Perencanaan Energi, Penerapan Konservasi Energi dan Teknologi Energi Bersih Pembinaan, Pengawasan, dan Pengusahaan Panas Bumi Peningkatan Dukungan Teknologi Bagi Peningkatan Pemanfaatan Energi Terbarukan Termasuk Energi Alternatif Geothermal, Tenaga Surya, Mycrohidro, BioEnergy, dan Nuklir Pengembangan PLTP Skala Kecil Terwujudnya optimalisasi pemanfaatan energi, efisiensi energi dan penerapan teknologi energi bersih Terwujudnya penemuan, penyediaan, pengelolaan dan pemanfaatan panas bumi Kebijakan peningkatan dukungan iptek untuk penciptaan dan pemanfaatan sumber energi baru dan terbarukan, termasuk koordinasi kebijakan untuk persiapan pembangunan PLTN Pilot Plant PLTP < 5 MW Laporan pembinaan dan pengawasan konservasi energi Laporan percepatan pengembangan panas bumi Jumlah rekomendasi kebijakan (PN8) Jumlah paket sosialisasi PLTN Pilot plant PLTP binary cycle Front End Engineering Design PLTP 5 MW 1 2 1 10 1 1 20,0 BPPT 8,0 0,9 5,0 KESDM KESDM KRT
Tersusunnya perencanaan produksi dan pemanfaatan mineral dan batubara Terlaksananya pembinaan dan pengawasan pertambangan batubara secara optimal Meningkatnya pemanfaatan hasil penelitian dan pengembangan teknologi minyak dan gas bumi
2 45
KESDM
f.
1.L-92
No. g.
SASARAN Demo pilot plant bio-gasoline dari ligno selulosa Standardisasi teknologi pengujian konversi energi Dokumen infrastruktur dasar pendukung program energi nuklir nasional
INDIKATOR Paket demo pilot plant biio-gasoline dari ligno selulosa Paket standarisasi teknologi pengujian konversi energi Dokumen teknis penyiapan infrastruktur tapak PLTN Penyusunan spesifikasi teknis
h.
Penyusunan Pedoman Infrastuktur Dasar Pendukung Program Energi Nuklir Nasional Diseminasi Hasil Litbang Iptek Nuklir
15,0
BATAN
i.
j.
Paket Sosialisasi PLTN (media), advokasi masyarakat, dunia usaha dan stakeholder yang terkait lainnya Jumlah Dokumen pemanfaatan iptek nuklir daerah (Iptekda) 2. Peningkatan luas areal penanaman (ribu ha) Pengembangan Komoditas Ekspor o Karet o Kelapa o Kelapa sawit o Jambu Mete Penyediaan bahan tanaman sumber bahan bakar nabati (bio energi) o Kemiri sunan Revitalisasi perkebunan o Kelapa sawit o Karet Dukungan Pengembangan Tanaman Perkebunan berkelanjutan
35,8
BATAN
91,6
Kementan
7 153 53
3.
1.L-93
No.
SASARAN
INDIKATOR Penggunaan benih unggul bermutu (%) Jumlah kelembagaan petani (POKTAN)
INSTANSI PELAKSANA
k. l. m.
Koordinasi Pengembangan Kebijakan Pengembangan Bahan Bakar Nabati Koordinasi Pengembangan Desa Mandiri Energi Koordinasi dan Sinkronisasi Kebijakan Bidang Percepatan Penyediaan dan Pemanfaatan Energi Alternatif
Persentase rekomendasi hasil koordinasi kebijakan pengembangan bahan bakar nabati yang diimplementasikan Persentase rekomendasi hasil koordinasi kebijakan dalam pelaksanaan kebijakan Desa Mandiri Energi yang ditindaklanjuti Persentase rekomendasi hasil Koordinasi dan Sinkronisasi Kebijakan Bidang Percepatan Penyediaan dan Pemanfaatan Energi Alternatif yang terimplementasi
Kemenko Perekonomia n
HASIL IKUTAN DAN TURUNAN MINYAK BUMI / GAS: Revitalisasi industri pengolah hasil ikutan/turunan minyak bumi dan gas sebagai bahan baku industri tekstil, pupuk dan industri hilir lainnya a Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Kimia Dasar Tumbuh dan kuatnya struktur industri kimia dasar Jumlah klaster industri berbasis migas
Kemenperin
KONVERSI MENUJU PENGGUNAAN GAS: Perluasan program konversi minyak tanah ke gas sehingga mencakup 42 juta Kepala Keluarga pada 2010; penggunaan gas alam sebagai bahan bakar angkutan umum perkotaan di Palembang, Surabaya, dan Denpasar a. Pembinaan dan Penyelenggaraan Usaha Terpenuhinya jaringan gas kota Penambahan jaringan gas kota (kota) 4 275,4 KESDM Hilir Minyak dan Gas Bumi Terpenuhinya sambungan rumah yang teraliri gas Sambungan rumah yang teraliri gas bumi 16.000 SR bumi melalui pipa melalui pipa Meningkatnya Kapasitas, Kehandalan dan Efisiensi Infrastruktur Sistem Penyediaan Bahan Bakar dan Bahan Baku Industri Meningkatkan pembinan, koordinasi dan dukungan teknis bagi Ditjen Migas secara optimal Pembangunan Kilang Mini Plant LPG Penggunaan gas alam sebagai bahan bakar angkutan umum di perkotaan 1 unit kilang miniplant (60%) 1 kota / 7 SPBG 60,0 147,0 KESDM
b.
1.L-94
No.
SASARAN
INDIKATOR
INSTANSI PELAKSANA
c.
Dukungan Manajemen dan Teknis Ditjen Migas Pengaturan, Penetapan dan Pelaksanaan Pengawasan Penyediaan dan Pendistribusian BBM
Meningkatkan pembinaan, koordinasi dan dukungan teknis bagi Ditjen Migas secara optimal Pengawasan penyediaan dan pendistribusian BBM
Edukasi dan implementasi penggunaan gas bumi Jumlah objek pengawasan penyediaan dan pendistribusian BBM dengan menggunakan sistem informasi Jumlah laporan pengawasan badan usaha niaga umum dan niaga terbatas pemegang ijin usaha penyediaan dan pendistribusian BBM non subsidi Jumlah laporan pengawasan badan usaha niaga umum dan terbatas pemegang ijin usaha penyediaan dan pendistribusian jenis BBM tertentu (BBM subsidi) Prosentase cakupan sistem pengawasan pendistribusian tertutup jenis BBM tertentu Jumlah keputusan penugasan dan pendistribusian jenis BBM tertentu (BBM subsidi) Jumlah rekomendasi / pertimbangan untuk penetapan kebijakan / penugasan jumlah pemberian hak ruas transportasi dan wilayah jaringan distribusi gas bumi (badan usaha) Jumlah kajian keekonomian pembentukan kota gas
1 Laporan
36,1
KESDM
d.
7 2
6,9 4,9
KESDM
29,3
e.
Pengaturan, Penetapan, dan Pengawasan Kegiatan Usaha Pengangkutan Gas Bumi melalui Pipa
1.L-95
NO (1) I I.1
SASARAN
INDIKATOR
INSTANSI PELAKSANA
I.2
(2) (3) (4) (5) (7) PERUBAHAN IKLIM Peningkatan keberdayaan pengelolaan lahan gambut, peningkatan hasil rehabilitasi seluas 500,000 ha per tahun, dan penekanan laju deforestasi secara sungguh-sungguh diantaranya melalui kerjasama lintas kementerian terkait serta optimalisasi dan efisiensi sumber pendanaan seperti dana Iuran Hak Pemanfaatan Hutan (IHPH), Provisi Sumber Daya Hutan (PSDH), dan Dana Reboisasi Penyelenggaraan Berkurangnya lahan kritis melalui Terjaminnya tanaman rehabilitasi hutan pada DAS prioritas 100.000 Ha 38,6 Kemenhut Rehabilitasi Hutan dan rehabilitasi dan reklamasi hutan seluas 500.000 ha. Lahan, dan Reklamasi Hutan di DAS Prioritas Terjaminnya tanaman rehabilitasi lahan kritis, hutan 399.000 Ha mangrove, gambut, rawa dan sempadan pantai pada DAS prioritas seluas 1.994.000 ha. Terjaminnya hutan kota seluas 6000 ha. 1.000 Ha Pengendalian Kerusakan Terjaganya kelestarian fungsi dan Jumlah kebijakan, peraturan dan pedoman serta rencana aksi 3 dokumen 34,0 KLH Ekosistem Perairan Darat terkendalinya kerusakan ekosistem pengelolaan danau prioritas, situ, dan waduk yang perairan darat untuk mendukung terkoordinasi lintas K/L dan daerah mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim Jumlah dokumen inventarisasi data kesatuan hidrologi gambut 3 dokumen dan perhitungan emisi GRK yang terkoordinasi dengan K/L terkait
1.L-96
NO (1)
SASARAN (3)
INDIKATOR (4) Jumlah kebijakan dan rekomendasi penetapan kelas air sungai prioritas yang terkoordinasi lintas K/L dan daerah Jumlah provinsi/kabupaten/kota dalam DAS prioritas dan ekosistem gambut serta rawa non gambut yang diberikan pembinaan teknis pengelolaan kualitas air Terjaminnya rencana pengelolaan DAS terpadu di 108 DAS prioritas Terjaminnya base line data pengelolaan DAS di 108 DAS Tersedianya data dan peta lahan kritis di 36 BPDAS Terjaminnya hutan kemasyarakatan (HKm) dan Hutan Desa seluas 2,5 juta ha Terjaminnya izin usaha pengelolaan HKm sebanyak 500 lembaga Terjaminnya kemitraan usaha HKm sebanyak 50 unit Terjaminnya dukungan ketahanan pangan di 32 provinsi Terjaminnya hutan rakyat Kemitraan untuk bahan baku kayu industri pertukangan seluas 250.000 Ha Terjaminnya sentra HHBK Unggulan terbentuk dan beroperasi di 30 lokasi Tanaman rehabilitasi hutan dan lahan kritis termasuk hutan mangrove, pantai, gambut dan rawa pada DAS prioritas seluas 2,5 juta Ha Terbangunnya hutan kemasyarakatan (HKm) dan hutan desa seluas 2,5 juta Ha Sentra HHBK unggulan terbentuk dan beroperasi di 30 lokasi
TARGET TAHUN 2013 (5) 10 dokumen 90 provinsi/kabupaten/ kota 11 DAS 11 DAS 36 BPDAS 500.000 Ha 100 Klpk 15 Unit 7 Prov 50.000 Ha 6 lokasi 500.000 Ha
I.3
16,9
Kemenhut
I.4
21,8
Kemenhut
I.5
2.267,3
Kemenhut
500.000 Ha 6 Lokasi
1.L-97
NO (1)
SASARAN (3)
INDIKATOR (4) Terbangunnya hutan rakyat kemitraan untuk bahan kayu industri pertukangan seluas 250.000 Ha Rencana pengelolaan DAS terpadu pada 108 unit DAS Terbangunnya Kebun Bibit Rakyat 48.000 unit Terbangunnya persemaian permanen 100 unit Jumlah peraturan, kebijakan, pedoman dan rekomendasi kebijakan konservasi dan pengendalian kerusakan keanekaragaman hayati serta kerusakan hutan dan lahan Jumlah kabupaten peserta Program Menuju Indonesia Hijau (MIH) Jumlah kebijakan, peraturan, kajian dan pedoman tentang daya dukung dan daya tampung lingkungan, KLHS, dan pemanfaatan ruang berbasis ekosistem Jumlah kebijakan, pedoman, dan perangkat mitigasi dan pelestarian fungsi atmosfer Jumlah provinsi peserta bimbingan teknis dalam melaksanakan mitigasi dan pelestarian fungsi atmosfer Luas kawasan konservasi perairan yang dikelola secara berkelanjutan
TARGET TAHUN 2013 (5) 50.000 Ha 11 DAS 10.000 unit 25 unit 5 dokumen
I.6
Terjaganya kelestarian keanekaragaman hayati dan terkendalinya kerusakan lahan untuk mendukung mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim
15,0
KLH
I.7 I.8
Kajian Kebijakan Wilayah dan Sektor Mitigasi dan Pelestarian Fungsi Atmosfir
Terselenggaranya penataan lingkungan berdasarkan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup Terselenggaranya upaya mitigasi dan pelestarian fungsi atmosfer dalam rangka mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim
I.9
Terkelolanya kawasan konservasi perairan secara berkelanjutan; bertambahnya kawasan konservasi perairan serta terkelolanya jenis biota perairan yang terancam punah, langka, endemik dan dilindungi.
Bertambahnya luas kawasan konservasi perairan Jumlah jenis yang dikonservasi dan dimanfaatkan secara berkelanjutan
500 rb ha 12
1.L-98
NO (1) I.10
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS (2) Analisa Kebijakan Iptek untuk Adaptasi dan mitigasi perubahan iklim
SASARAN (3) Tersusunnya kebijakan peningkatan dukungan litbang untuk penurunan emisi CO2 dan adaptasi perubahan iklim
I.11 II
II.1
II.2
II.3
Jumlah riset bersama 3 Penelitian Geoteknologi Dokumen ilmiah kontribusi Indonesia Jumlah buku /dokumen ilmiah kontribusi Indonesia untuk 1 2,5 LIPI Perubahan Iklim untuk perubahan iklim perubahan iklim PENGENDALIAN KERUSAKAN LINGKUNGAN: Pengendalian Kerusakan Lingkungan: Penurunan beban pencemaran lingkungan melalui pengawasan ketaatan pengendalian pencemaran air limbah dan emisi di 680 kegiatan industri dan jasa pada 2010 dan terus berlanjut; penurunan jumlah hotspot kebakaran hutan sebesar 20% per tahun dan penurunan tingkat polusi keseluruhan sebesar 50% pada 2014; penghentian kerusakan lingkungan di 11 Daerah Aliran Sungai yang rawan bencana mulai 2010 dan seterusnya Pengendalian Pencemaran Terlaksananya penurunan beban Jumlah industri peserta Prokasih 210 industri 15,0 KLH Manufaktur, Prasarana dan pencemaran lingkungan dan Jasa terkendalinya kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh kegiatan manufaktur, prasarana, dan jasa Jumlah kebijakan, peraturan dan pedoman pengendalian 1 dokumen pencemaran kegiatan manufaktur, prasarana, dan jasa Pengendalian Pencemaran Terlaksananya penurunan beban Jumlah kebijakan, pedoman, peraturan dan kajian tentang 4 dokumen 20,0 KLH Udara Sumber Bergerak pencemaran udara dari sumber pengendalian pencemaran udara sumber bergerak bergerak Jumlah lokasi evaluasi kualitas udara di perkotaan 60 lokasi Pengendalian Pencemaran Terlaksananya penurunan beban Jumlah industri yang diawasi dan dipantau untuk 230 industri 11,0 KLH Pertambangan, Energi dan pencemaran lingkungan dan pengendalian pencemaran air dan udara untuk kegiatan Migas terkendalinya kerusakan lingkungan pertambangan, energi, dan migas yang disebabkan oleh kegiatan pertambangan, energi, dan migas Jumlah kebijakan, peraturan, kajian dan pedoman 5 dokumen pengendalian pencemaran kegiatan pertambangan, energi, dan migas
1.L-99
NO (1) II.4
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS (2) Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun
SASARAN (3) Terselenggaranya kegiatan pengelolaan B3 dalam rangka menurunkan potensi dan beban pencemaran
INDIKATOR (4) Jumlah kebijakan, pedoman, dan aturan dalam rangka verifikasi pengelolaan B3 Jumlah provinsi peserta bimbingan teknis verifikasi pengelolaan B3 Jumlah kebijakan, pedoman, dan aturan dalam rangka verifikasi pengelolaan limbah B3 Jumlah provinsi atau kabupaten/kota yang mendapat bimbingan teknis verifikasi pengelolaan limbah B3
II.5
Terselenggaranya pengelolaan administrasi limbah B3 dalam rangka menurunkan potensi dan beban pencemaran
10,0
KLH
II.6
Terselenggaranya pengelolaan limbah B3 dan pemulihan kontaminasi limbah B3 dalam rangka menurunkan beban dan potensi pencemaran
Jumlah kebijakan, pedoman, dan aturan dalam rangka pengelolaan limbah B3 dan pemulihan kontaminasi limbah B3 Jumlah perusahaan peserta program Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup Jumlah lokasi pengawasan pengelolaan limbah B3 di pelabuhan dan pemulihan media lingkungan tercemar Jumlah agroindustri dan USK yang diawasi dan dipantau untuk pengendalian pencemaran air dan udara
17,0
KLH
II.7
Terlaksananya penurunan beban pencemaran lingkungan dan terkendalinya kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh kegiatan agroindustri dan usaha skala kecil
Jumlah peraturan, kajian dan pedoman tentang pengendalian dan pemanfaatan limbah agroindustri dan usaha skala kecil Jumlah lokasi pembinaan pengendalian pencemaran kegiatan agroindustri dan usaha kecil
2 dokumen 15 lokasi
1.L-100
NO (1) II.8
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS (2) Pengaduan dan Penaatan Hukum Administrasi Lingkungan
SASARAN (3) Terselenggaranya penanganan pengaduan dan penaatan hukum administrasi lingkungan
INDIKATOR (4) Jumlah pengaduan masyarakat yang diverifikasi dan ditangani Jumlah kebijakan, pedoman dan aturan tentang penaatan hukum administrasi lingkungan Jumlah pengumpulan bahan keterangan (PULBAKET) kasus Jumlah pengumpulan bahan keterangan (PULBAKET) kasus Jumlah penyidikan sampai proses pengadilan Jumlah rumusan kebijakan dan pedoman tentang instrumen ekonomi, insentif, pendanaan lingkungan, PDRB hijau, dan valuasi ekonomi SDA dan LH Jumlah provinsi/kabupaten/kota yang mendapatkan bimbingan teknis pengembangan instrumen ekonomi dan perhitungan PDRB Hijau Jumlah provinsi yang menyelenggarakan pengendalian pencemaran lingkungan Jumlah provinsi yang menyelenggarakan pengendalian kerusakan lingkungan Jumlah provinsi yang menyelenggarakan peningkatan kapasitas lingkungan Jumlah provinsi yang mengkoordinir pelaksanaan pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan di kabupaten/kota Jumlah lokasi terumbu karang yang di monitor;
TARGET TAHUN 2013 (5) 100 unit 1 dokumen 100 unit 125 unit 75 unit 2 dokumen 30 provinsi/kabupaten/ kota 33 provinsi 33 provinsi 33 provinsi 33 provinsi 2
II.9 II.10
Penyelesaian Sengketa Lingkungan Penegakan Hukum Pidana Lingkungan Pengembangan Ekonomi Lingkungan
Terselenggaranya penyelesaian sengketa lingkungan Terselenggaranya penegakan hukum pidana lingkungan Terselenggaranya penerapan instrumen ekonomi bagi upaya penataan dan pengelolaan lingkungan hidup
10,0 10,0
KLH KLH
II.11
8,0
KLH
II.12
215,8
KLH
II.13
Terlaksananya Pengelolaan Pusat Informasi dan Penelitian Terumbu Karang serta Mitigasi Resiko Kerusakan Lingkungan Kelautan
6,0
LIPI
1.L-101
NO (1)
SASARAN (3)
INDIKATOR (4) Jumlah pembaharuan data sistem informasi kondisi terumbu karang nasional Pengembangan pusat mitigasi kerusakan lingkungan laut dan pesisir Terjaminnya tata batas kawasan hutan sepanjang 63.000 km, terdiri dari batas luar dan batas fungsi kawasan hutan Penunjukan kawasan hutan provinsi selesai (100%) Penetapan kawasan hutan yang telah di tata batas temu gelang selesai 75% per tahun Rekomendasi perubahan fungsi kawasan hutan secara parsial selesai 75% per tahun SK pelepasan kawasan hutan secara parsial selesai 75% per tahun Keputusan Menteri Kehutanan tentang Penetapan Wilayah KPHL dan KPHP di seluruh Indonesia Beroperasinya 120 KPH (20% dari KPH yang ditetapkan) Keputusan Menteri Kehutanan tentang Penetapan Wilayah KPHK di seluruh Indonesia Peraturan perundangan tentang penyelenggaraan KPH sebanyak 4 judul Peta areal kerja dan peta pencadangan izin pemanfaatan hutan selesai 80% Tata batas kawasan hutan sepanjang 63.000 km Neraca Sumberdaya Hutan di 17 BPKH Tersedianya Sarpras dan tata hutan KPH
TARGET TAHUN 2013 (5) 1 1 19.000 km 100% 75% 75% 75% 28 Prov 15% (30 unit) 80% 1 Judul 70% 19.000 km 17 BPKH 30 unit
II.14
24,8
Kemenhut
II.15
Terwujudnya kepastian wilayah kelola KPH dan penyiapan areal pemanfaatan hutan
23,4
Kemenhut
II.16
492,3
Kemenhut
1.L-102
NO (1) II.17
SASARAN (3) Meningkatkan sistem pencegahan pemadaman, penanggulangan, dampak kebakaran hutan dan lahan
INDIKATOR (4) Enumerasi dan re-enumerasi TSP/PSP Terjaminnya hotspot di pulau Kalimantan, pulau Sumatera, dan pulau Sulawesi berkurang 20% setiap tahun dari rerata 2005-2009 Terjaminnya kawasan hutan yang terbakar ditekan hingga 50% dalam 5 tahun dibanding kondisi rerata 2005-2009 Peningkatan kapasitas aparatur pemerintah dan masyarakat dalam penanggulangan bahaya kebakaran hutan di 30 DAOPS (10 Provinsi) Hotspot di pulau Kalimantan, pulau Sumatera, dan pulau Sulawesi berkurang 20% setiap tahun dari rerata 2005-2009 Luas kawasan hutan yang terbakar ditekan hingga 50% dalam 5 tahun dibanding kondisi rerata 2005-2009 Hotspot di pulau Kalimantan, pulau Sumatera, dan pulau Sulawesi berkurang 20% setiap tahun dari rerata 2005-2009
TARGET TAHUN 2013 (5) 599 plot 59,20% 40% 6 DAOPS 59,20%
II.18
Meningkatnya kapasitas kelembagaan pengelolaan TN, kelestarian kawasan dan dukungan dari seluruh pemangku kepentingan
100,0
Kemenhut
II.19
Meningkatnya kapasitas kelembagaan pengelolaan kawasan konservasi dan ekosistem esnsial, kelestarian kawasan dan dukungan dari seluruh pemangku kepentingan
II.20
II.21
Meningkatnya kesadaran dan partisipasi pelaku utama dan pelaku usaha serta peran penyuluh dalam
Luas kawasan hutan yang terbakar ditekan hingga 50% dalam 5 tahun dibanding kondisi rerata 2005-2009 Peningkatan efektifitas penyuluhan kehutanan melalui penyusunan program penyuluhan kehutanan nasional sebanyak 5 dokumen Sertifikat penyuluh kehutanan sejumlah 1.500 orang Kampanye Indonesia Menanam (KIM) di 33 provinsi Kelompok masyarakat produktif mandiri
50,1
Kemenhut
1.L-103
NO (1)
INDIKATOR (4)
II.22
Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Aparatur Kementerian Kehutanan dan SDM Kehutanan lainnya
Meningkatnya kualitas dan kapasitas aparatur Kemenhut serta SDM Kehutanan lainnya
Peningkatan kapasitas penyuluh kehutanan sejumlah 5.000 orang Pendidikan dan pelatihan kepemimpinan, teknis dan administrasi kehutanan minimal sebanyak 15.000 orang peserta Pendidikan menengah kejuruan kehutanan sebanyak 1.440 siswa Pendidikan pasca sarjana jenjang S2 dan S3 sebanyak 325 orang lulusan Sertifikasi ISO 9001 : 2008 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kehutanan sejumlah 5 unit Persentase Kapal Perikanan yang Laik Operasi Penangkapan Ikan di Wilayah Barat
II.23
Meningkatnya Kapal Perikanan yang Laik Operasi Penangkapan Ikan dan usaha pengolahan, pemasaran hasil perikanan dan budidaya ikan yang sesuai dengan ketentuan
II.24
Meningkatnya cakupan wilayah pesisir dan lautan pada WPP-RI yang bebas kegiatan ilegal dan/atau yang merusak sumber daya ikan dan/atau lingkungannya
Persentase kapal perikanan yang Laik Operasi Penangkapan Ikan di Wilayah Timur Jumlah Kelompok Masyarakat Pengawas (POKMASWAS) yang berperan aktif dalam kegiatan pengawasan Persentase cakupan wilayah pesisir dan lautan pada WPP-NRI yang terawasi dari kegiatan dan pemanfaatan ekosistem dan kawasan konservasi perairan ilegal dan/atau yang merusak sumber daya ikan dan/atau lingkungannya [WPP 711, 712, 713, 715]
1.L-104
NO (1)
SASARAN (3)
INDIKATOR (4) Persentase cakupan wilayah pesisir dan lautan WPP-NRI yang terawasi dari kegiatan Pencemaran Perairan yang merusak sumber daya ikan dan/atau lingkunganya [WPP 711, 712, 713, 715]
III III.1
SISTEM PERINGATAN DINI: Penjaminan berjalannya fungsi Sistem Peringatan Dini Tsunami (TEWS) dan Sistem Peringatan Dini Cuaca (MEWS) yang dimulai pada 2010, serta Sistem Peringatan Dini Iklim (CEWS) pada 2013 Pengelolaan Metorologi Publik BMKG Meningkatnya layanan informasi Meteorologi Publik Meningkatnya layanan informasi cuaca ekstrim Meningkatnya kemampuan pelayanan informasi meteorologi melalui Strengthening BMKG Meningkatkan layanan informasi gempa bumi Meningkatkan layanan peringatan dini tsunami Meningkatkan layanan informasi rutin dan peringatan dini iklim, agroklimat dan iklim maritim Jumlah propinsi yang memperoleh informasi prakiraan cuaca skala kabupaten setiap hari melalui media elektronik dan cetak lokal. Jumlah propinsi yang memperoleh pelayanan peringatan dini cuaca ekstrim skala kabupaten. Jumlah propinsi yang mampu malayani informasi meteorologi melalui Strengthening BMKG. Waktu yang diperlukan untuk menentukan parameter gempa bumi Waktu yang diperlukan untuk menyiapkan peringatan dini tsunami Presentase kemajuan pembangunan sistem informasi peringatan dini iklim yang dibangun di satu lokasi (Jakarta) Jumlah ragam peta tematik iklim yang tersedia Jumlah provinsi yang mendapatkan rehabilitasi/penggantian peralatan pengamatan iklim Jumlah pedoman/panduan teknis operasional yang direalisasikan Jumlah workshop/seminar/SLI/penyuluhan teknis operasional yang diselenggarakan 30 Propinsi 29 Propinsi 33 propinsi 4 menit 5 menit 90% 6 peta 33 propinsi 4 dokumen 5 laporan 70,9 BMKG 93,1 BMKG 185,1 BMKG
III.2
III.3
1.L-105
NO (1) III.4
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS (2) Pengelolaan Perubahan Iklim dan Kualitas Udara BMKG
SASARAN (3) Meningktnya layanan informasi dini kualitas udara (AQMS) Meningkatnya layanan informasi perubahan iklim
INDIKATOR (4) Jumlah UPT BMKG yang mendiseminasikan informasi dini kualitas udara (AQMS) Jumlah ragam/jenis informasi perubahan iklim Prosentase kemajuan pembangunan sistem informasi perubahan iklim pada satu lokasi (Jakarta)
Jumlah ragam/jenis informasi kualitas udara Prosentase kemajuan pembangunan sistem informasi kualtias udara/GAW pada 2 (dua) lokasi (Palu dan Papua) Peta Resmi tingkat peringatan tsunami
III.5
IV
IV.1
IV.2
Tersusunnya kebijakan pemetaan dasar 4 0,5 BAKOSURTANAL/BIG kelautan dan kedirgantaraan serta meningkatnya cakupan peta dasar kelautan dan kedirgantaraan. PENANGGULANGAN BENCANA: Peningkatan kemampuan penanggulangan bencana melalui: 1) penguatan kapasitas aparatur pemerintah dan masyarakat dalam usaha mitigasi risiko serta penanganan bencana dan bahaya kebakaran hutan di 33 propinsi, dan 2) pembentukan tim gerak cepat (unit khusus penanganan bencana) dengan dukungan peralatan dan alat transportasi yang memadai dengan basis di dua lokasi strategis (Jakarta dan Malang) yang dapat menjangkau seluruh wilayah Indonesia Pendayagunaan Pesisir dan Meningkatnya ketahanan kawasan Jumlah luasan kawasan di wilayah pesisir rusak yang 110 ha 62,0 KemenKP Lautan pesisir dan terfasilitasinya produk direhabilitasi kelautan Jumlah kawasan di wilayah pesisir yang terfasilitasi 25 kawasan peningkatan ketahanannya terhadap bencana dan perubahan iklim Jumlah ragam produk kelautan yang terfasilitasi 3 produk pengembangannya Penelitian dan Terlaksananya litbang iptek yang Jumlah rekomendasi pengelolaan dan/atau model 3 31,3 KemenKP Pengembangan IPTEK menghasilkan rekomendasi pengelolaan pemanfaatan sumber daya laut dan pesisir
1.L-106
NO (1)
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS (2) Kewilayahan, Dinamika dan Sumber Daya Laut dan Pesisir
SASARAN (3) dan/atau model pemanfaatan sumberdaya laut (selain ikan) dan pesisir
INDIKATOR (4)
Jumlah model penerapan iptek sumberdaya laut dan pesisir Jumlah Kawasan Pesisir dan WPP yang terpetakan sumberdaya, karakteristik dan dinamikanya IV.3 Pendayagunaan Teknologi Mitigasi Bencana Kebijakan pendayagunaan teknologi mitigasi bencana Tersusunnya SOP peningkatan kapasitas respon aparatur pemerintah dalam peringatan dini dan penanggulangan bencana Terlaksananya Pilot Plant Biological Carbon Capture and Storage (BCCS) yang dapat diterapkan di industri pengemisi GRK Panduan dan sosialisasi kesiapsiagaan masyarakat pesisir Konservasi ex-situ dalam bentuk kebun raya daerah Tersedianya data dan informasi spasial SDA dan LH tematik matra darat. Jumlah rekomendasi Jumlah SOP
IV.4
Teknologi Pengendalian dan Mitigasi Dampak Pemanasan Global Penelitian Oseanografi Terumbu Karang dan Kebencanaan Pengembangan Konservasi Tumbuhan Indonesia Kebun Raya Peningkatan Ketersediaan Data Dan Informasi Survei Sumber Daya Alam Dan Lingkungan Hidup Matra Darat.
Jumlah Pilot Plant Biological Carbon Capture and Storage (BCCS) yang diterapkan di industri Jumlah panduan dan sosialisasi kesiagaan masyarakat pesisir yang telah dilaksanakan Jumlah kebun raya (paket kawasan) Jumlah NLP produk inventarisasi, neraca, kebencanaan, kajian aplikasi tekno surta, remote sensing, dinamika geografis dan kajian wilayah, SDA dan LH matra darat yang diatur dan dikelola sebagai basis data pemetaan nasional. Jumlah akses, diseminasi dan utilitas informasi data spasial tematik SDA dan LH matra darat.
3,5
BPPT
33 Prov, 6 K/L
2,0
1.L-107
NO (1) IV.8
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS (2) Peningkatan Ketersediaan Data dan Informasi Survei Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Matra Laut.
SASARAN (3) Tersedianya data dan informasi spasial SDA dan LH tematik matra laut berupa produk inventarisasi, neraca, kajian aplikasi tekno surta, remote sensing/GIS, dinamika geografis SDA.
INDIKATOR (4) Jumlah produk inventarisasi, neraca, kajian aplikasi tekno surta, remote sensing/GIS, dinamika geografis SDA dan kajian wilayah LH matra laut yang diatur dan dikelola sebagai basis data pemetaan nasional Jumlah akses, diseminasi dan utilitas informasi data spasial tematik SDA dan LH matra laut Jumlah dokumen kajian model spasial dinamis serta difusi, diseminasi atlas dan kajian pengembangan wilayah. Jumlah propinsi dan kabupaten untuk pelaksanaan akses, utilitas data dan informasi atlas sumberdaya dan kajian pengembangan wilayah. Jumlah stasiun tetap GPS dan perawatan sistem
33 Prov, 6 K/L 1
IV.9
Penyusunan Atlas Sumberdaya, Kajian Pengembangan Wilayah dan Pemetaan Tata Ruang
Tersedianya data dan informasi atlas sumber daya, kajian pengembangan wilayah, dan pemetaan tata ruang
14 100
IV.10
Pembangunan Data Dan Informasi Geodesi Dan Geodinamika. Penyiapan peralatan dan logistik dikawasan rawan bencana Direktorat Logistik
IV.11
Tersusunnya rancangan rumusan kebijakan teknis, rencana dan program di bidang pembangunan data dan informasi geodesi dan geodinamika. Pemenuhan kebutuhan logistik kebencanaan Pendistribusian logistik kebencanaan pada daerah bencana Pemenuhan kebutuhan peralatan kebencanaan Pendistribusian peralatan kebencanaan pada daerah bencana
Jumlah Pemenuhan Logistik di daerah rawan bencana Jumlah Laporan Monev Jumlah Pemenuhan Kebutuhan Peralatan di Wilayah rawan bencana Jumlah Laporan Monev
90,0
BNPB
IV.12
33 provinsi/200 kab/kota
235,0
BNPB
1.L-108
NO (1) IV.13
SASARAN (3) Terlaksananya pendampingan dalam penyusunan rencana kontinjensi dan kedaruratan Terlaksananya kesiapsiagaan dengan pembentukan satuan reaksi cepat penanggulangan bencana (SRC-PB) Terlaksanannya kesiapsiagaaan menghadapi ancaman bencana Meningkatnya kapasitas kelembagaan dalam penanganan tanggap darurat Terlaksanannya koordinasi dan pelaksanaan pemenuhan kebutuhan dasar kedaruratan dipusat dan daerah Terlaksananya koordinasi dan pelaksanaan penanganan tanggap darurat dipusat dan daerah
INDIKATOR (4) Jumlah Rencana Kontijensi PB umlah laporan penguatan kelembagaan SRC-PB Jumlah Laporan Monev Jumlah Penguatan Kelembagaan bidang Penanganan Darurat Jumlah Laporan Pelaksanaan Tanggap Darurat Jumlah Laporan Monev
TARGET TAHUN 2013 (5) 33 provinsi/ 100 kab/kota 2 lokasi 33 provinsi/ 100 kab/kota saat tanggap darurat 150 lokasi
IV.14
75,0
BNPB
1.L-109
NO
SASARAN
INDIKATOR (4)
(1) (2) (3) I. ISU STRATEGIS PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL I I.1 PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL Pengembangan Kebijakan, Terwujudnya Peningkatan Jumlah dan Nilai Koordinasi Dan Fasilitasi Investasi Di Daerah Tertinggal Investasi Ekonomi Daerah Daerah Tertinggal
1. Persentase (%) Kabupaten Di Daerah Tertinggal yang Telah Meningkatkan Jumlah dan Nilai Investasi 2. Persentase (%) Daerah Tertinggal yang mendapat bantuan stimulan dalam peningkatan investasi ekonomi 3. Jumlah kajian pengembangan kebijakan pada bidang pengembangan investasi ekonomi
60% 20% 2
KPDT
1.L-110
NO (1) I.2
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS (2) Pengembangan Kebijakan Pengelolaan Komoditas Unggulan
SASARAN (3) Meningkatnya produksi dan nilai tambah komoditi unggulan di daerah tertinggal
INDIKATOR (4) 1. Jumlah Pelaksanaan Koordinasi Pengembangan Produk Unggulan 2. Jumlah daerah tertinggal yang mendapat bantuan stimulan dalam pengembangan produk unggulan 3. Jumlah Kabupaten yang menyusun rencana bisnis pengembangan komoditas unggulan 1. Persentase kabupaten tertinggal yang memiliki kebijakan pengembangan desa terpadu 2. Persentase kabupaten tertinggal yang memiliki rekomendasi hasil evaluasi terhadap pengembangan kawasan perdesaan 3. Jumlah pelaksanaan koordinasi dibidang pembangunan dan pengembangan kawasan perdesaan terpadu 4. Persentae Kabupaten (%) ketersediaan layanan perkantoran pendukung kinerja 1. Jumlah pelaksanaan kegiatan koordinasi dan fasilitasi peningkatan infrastruktur sosial bidang kesehatan dan pemukiman daerah tertinggal 2. Jumlah kabupaten tertinggal yang terfaslitasi pembangunan infrastruktur sosial bidang kesehatan dan pemukiman daerah 3. Jumlah rumusan dan pelaksanaaan pengembangan kebijakan infrastrutkur sosial bidang kesehatan dan pemukiman daerah tertinggal
PAGU TAHUN 2013 (MILYAR RUPIAH) (6) 10,00 166,00 24,00 9,00 9,98 54,00 3,20
I.3
Pengembangan Kebijakan, Koordinasi dan Fasilitasi Pengembangan Kawasan Perdesaan di Daerah Tertinggal
KPDT
I.4
Pengembangan Kebijakan, Koordinasi Dan Fasilitasi Pembangunan Infrastruktur Kesehatan Daerah Tertinggal
10 100 1
KPDT
1.L-111
NO (1) I.5
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS (2) Pengembangan Kebijakan, Koordinasi Dan Fasilitasi Kesehatan Dasar, Lanjutan Daerah Tertinggal
SASARAN (3) Meningkatnya Persentase (%) Kabupaten di Daerah Tertinggal yang Memiliki Kebijakan Di Bidang Kesehatan Dasar Daerah Tertinggal
INDIKATOR (4) 1. Persentase (%) Kabupaten di Daerah Tertinggal yang Memiliki Kebijakan Di Bidang Kesehatan Dasar, Lanjutan Daerah Tertinggal 2. Persentase daerah tertinggal yang memiliki database dan hasil analisis kebijakan pengembangan sumber daya kesehatan di daerah tertinggal 3. Persentase daerah tertinggal yang terlibat pelaksanaan koordinasi dan fasilitasi pengembangan sumber daya kesehatan 4. Jumlah kabupaten daerah tertinggal yang mendapat bantuan stimulan dalam pengembangan sumber daya kesehatan 5. Jumlah kajian dan rumusan serta rekomendasi kebijakan yang dihasilkan dalam rangka pengembangan sumber daya kesehatan di daerah tertinggal 6. Jumlah puskesmas Keliling Perairan dalam rangka meningkatkan angka harapan hidup di kepulauan daerah tertinggal 7. Jumlah puskesmas Keliling darat dalam rangka meningkatkan angka harapan hidup di kabupaten daerah tertinggal 1. Jumlah kabupaten daerah tertinggal mendapatkan bantuan stimulan pengembangan infrastruktur pendidikan 2. Jumlah Pelaksanaan Kegiatan Koodinasi dan Fasilitasi
PAGU TAHUN 2013 (MILYAR RUPIAH) (6) 0,88 1,00 2,00 3,92 0,26 18,75 11,25
I.6
Meningkatnya persentase kabupaten daerah tertinggal yang memiliki kemampuan pengelolaan pembangunan infrastruktur pendidikan
100% 25
87,50 10,00
KPDT
1.L-112
NO (1)
SASARAN (3)
INDIKATOR (4) Peningkatan Infrastruktur Sosial Bidang Pendidikan Daerah Tertinggal 3. Persentase (%) kabupaten tertinggal yang memiliki kebijakan dibidang pembangunan infrastruktur pendidikan di daerah tertinggal 1. Persentase (%) Kabupaten di Daerah Tertinggal yang Memiliki Kebijakan Pendidikan dan ketrampilan 2. Persentase kabupaten tertinggal yang mengalami peningkatan angka melek huruf 3. Jumlah Kabupaten yang mendapatkan bantuan alat penunjang pendidikan ketrampilan dalam rangka pengolahan sumber daya alam berbasis potensi lokal 1. Persentase (%) Kabupaten Tertinggal yang Memiliki Kebijakan Di Bidang Pendidikan Luar Sekolah Daerah Tertinggal 2. Jumlah Pelaksanaan Koordinasi Pengembangan Pendidikan Luar Sekolah di Daerah Tertinggal 3. Jumlah kabupaten daerah tertinggal yang memperoleh bantuan stimulan pengembangan pendidikan luar sekolah di daerah tertinggal 1. Jumlah rumusan dan pelaksanaan pengembangan kebijakan peningkatan infrastruktur energi daerah tertinggal 2. Jumlah pelaksanaan kegiatan koordinasi dan fasilitasi peningkatan infrastruktur energi daerah tertinggal 3. Jumlah kabupaten tertinggal yang mendapat bantuan
I.7
Pengembangan Kebijakan, Koordinasi Dan Fasilitasi Pendidikan Dan Ketrampilan Di Daerah Tertinggal Pengembangan Kebijakan, Koordinasi Dan Fasilitasi Pendidikan Luar Sekolah Daerah Tertinggal
Terwujudnya pengembangan kebijakan Pendidikan dan Ketrampilan diseluruh kabupaten daerah tertinggal
KPDT
I.8
Terwujudnya Peningkatan Persentase (%) Kabupaten di Daerah Tertinggal yang Memiliki Kebijakan Di Bidang Pendidikan Luar Sekolah Daerah Tertinggal
KPDT
I.9
Pengembangan Kebijakan, Koordinasi Dan Fasilitasi Pembangunan Infrastruktur Energi Daerah Tertinggal
1. Meningkatnya Persentase (%) Kabupaten di Daerah Tertinggal yang Memiliki Kebijakan Pembangunan Infrastruktur Energi Daerah Tertinggal Meningkatnya kemampuan pemerintah daerah dalam pengelolaan pembangunan Infrastruktur
KPDT
1.L-113
NO (1)
SASARAN (3) energi 2. Meningkatnya Pemanfaatan Energi Matahari Untuk Pengembangan Infrastruktur Energi di wilayah perdesaan, tertinggal, terpencil
INDIKATOR (4) stimulan pengembangan infrastruktur energi 4. Persentase (%) Kabupaten di Daerah Tertinggal yang Memiliki Kebijakan Pembangunan Infrastruktur Energi Daerah Tertinggal 5. Persentase (%) Kabupetan di Daerah Tertinggal yang Memiliki Database Permintaan Kelistrikan Dengan Menggunakan Teknologi GIS dan Memanfaatkan Energi Matahari Untuk Pengembangan Infrastruktur Serta Peningkatan Kemampuan Masyarakat yang Dapat Melakukan Pemeliharaan 1. Jumlah kabupaten yang mendapatkan bantuan stimulan pembangunan infrastruktur telekomunikasi daerah tertinggal 2. Persentase kabupaten tertinggal yang memiliki database bidang infrastruktur telekomunikasi. 3. Jumlah pelaksanaan kegiatan koordinasi dan fasilitasi peningkatan infrastruktur telekomunikasi daerah 1. Jumlah Pelaksanaan Kegiatan koordinasi dan fasilitasi peningkatan infrastruktur transportasi daerah tertinggal 2. Persentase kabupaten tertinggal yang memiliki database bidang infrastruktur transportasi 3. Jumlah Kabupaten tertinggal yang mendapat bantuan stimulan pembangunan infrastruktur transportasi daerah tertinggal
60%
2,50
I.10
Pengembangan Kebijakan, Koordinasi Dan Fasilitasi Pembangunan Infrastruktur Telekomunikasi Daerah Tertinggal Pengembangan Kebijakan, Koordinasi Dan Fasilitasi Pembangunan Infrastruktur Transportasi Daerah Tertinggal
Meningkatnya Persentase (%) Kabupaten di Daerah Tertinggal yang Memiliki Kebijakan Pembangunan Infrastruktur Telekomunikasi Daerah Tertinggal
15 60% 2
KPDT
I.11
Meningkatnya kemampuan pemerintahan daerah tertinggal dalam pengelolaan Pembangunan Infrastruktur Transportasi Daerah Tertinggal
2 60% 35
KPDT
1.L-114
NO (1) I.12
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS (2) Pengembangan Kebijakan, Koordinasi dan Fasilitasi Pembangunan Wilayah Strategis
SASARAN (3) Meningkatnya kemampuan daerah tertinggal dalam Pengembangan Kawasan Strategis
INDIKATOR
II. II.1
(4) 1. Jumlah wilayah strategis dan regional management yang mendapat bantuan stimulant 2. Jumlah wilayah strategis dan regional management yang mendapat bantuan stimulan 3. Jumlah kajian pengembangan wilayah strategis di daerah tertinggal PROGRAM PENINGKATAN MUTU DAN KESEJAHTERAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN Penyediaan dan Tersedianya Guru Jenjang Pendidikan Dasar Jumlah guru jenjang pendidikan dasar yang menerima Peningkatan Kesejahteraan yang Bermutu dan merata antar Provinsi, tunjangan khusus Pendidik dan Tendik yang Kabupaten dan Kota Kompeten untuk Jenjang Pendidikan Dasar Penyediaan dan Tersedianya Guru Jenjang Pendidikan Jumlah guru jenjang pendidikan menengah yang Peningkatan Kesejahteraan Menengah yang Bermutu dan merata antar menerima tunjangan khusus Pendidik dan Tendik yang Provinsi, Kabupaten dan Kota Kompeten untuk Jenjang Pendidikan Menengah PROGRAM PENDIDIKAN ISLAM Peningkatan Akses, Mutu, Kesejahteraan, dan Subsidi RA/BA dan Madrasah Meningkatnya akses, mutu, dan kesejahteraan, serta tersalurkannya subsidi RA/BA dan Madrasah Tunjangan Khusus Guru non PNS (Orang)
PAGU TAHUN 2013 (MILYAR RUPIAH) (6) 4,10 1,90 2,00 1.641,9
4.000
131,1
III III.1
3.500
56,7
Kementerian Agama
1.L-115
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS (2) Teknologi Efisiensi Pemanfaatan Sumberdaya Air
SASARAN (3)
INDIKATOR (4)
Pilot plant teknologi pengolahan air
V V.1 VI
PROGRAM PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN TRANSPORTASI DARAT Subsidi Operasional Keperintisan Angkutan Jalan Pelayanan Keperintisan Angkutan Jalan Jumlah trayek yang mendapatkan subsidi operasional keperintisan 74 0,21 Kemenhub
PROGRAM PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN TRANSPORTASI LAUT Pembangunan Dermaga Keperintisan di Daerah Tertinggal yang Memiliki Pulau kecil terluar Subsidi Pengoperasian Kapal Penyeberangan Perintis Pembangunan Kapal Perintis Angkutan Laut pembangunan fasilitas pelabuhan yang disinggahi kapal perintis Jumlah lokasi pembangunan Dermaga keperintisan (lokasi) Jumlah lintasan yang menerima subsidi pengoperasian kapal peneybrangan perintis Jumlah kapal yang dibangun untuk angkutan keperintisan laut Jumlah lokasi pelabuhan yang mendapatkan pembangunan fasilitas pelabuhan keperintisan 8 0,17 Kemenhub 3 8 24 0,04 Kemenhub 200 168 Kemenhub Kemenhub
VI .1
VI.2 VI .3 VI .4
1.L-116
SASARAN
INDIKATOR (4)
(2) (3) PROGRAM PEMBINAAN UPAYA KESEHATAN Pembinaan Upaya Meningkatnya pelayanan kesehatan dasar Kesehatan Dasar kepada masyarakat
PAGU TAHUN 2013 (MILYAR RUPIAH) (6) Dialokasik an pada PN 3 Dialokasik an pada PN 3 125,36
Jumlah Puskesmas yang menjadi Puskesmas perawatan di perbatasan dan pulau-pulau kecil terluar berpenduduk PROGRAM DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS LAINNYA KEMENTERIAN KESEHATAN Pembinaan Administrasi Meningkatnya pelayanan administrasi Jumlah tenaga kesehatan yang didayagunakan dan Kepegawaian kepegawaian diberi insentif di DTPK dan di DBK PROGRAM PEMBERDAYAAN SOSIAL Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil (KAT) PROGRAM Pengembangan Potensi Penanaman Modal Daerah Terpenuhinya kebutuhan dasar, aksesibilitas, dan pelayanan sosial dasar bagi warga KAT Tersedianya permukiman dan infrastruktur (Unit) Pemberian jaminan hidup (KK) Jumlah Kabupaten yang membuat laporan Pemutakhiran Data Potensi Daerah Jumlah Kabupaten yang melakukan Workshop Penyusunan Peluang Investasi Daerah Berbasis Cluster Investasi Jumlah Kabupaten yang melakukan kajian Pemetaan Potensi Penanaman Modal Daerah Jumlah kelompok yang mendapat bantuan stimulan dalam pengembangan Budidaya Sapi Potong
5.320
Kemenkes
IX IX.1 XI XI.1
2670 5180
Kemensos
77 27 48
BKPM
XII XII.1
80
24,00
Kementan
1.L-117
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS (2) Pengembangan STA dan revitalisasi pasar ternak Pengembangan agroindustri hasil pertanian Optimalisasi Sarana dan Kelembagaan Pasar Domestik Pengembangan kemitraan dan kewirausahaan Fasilitasi pengembangan investasi sektor pertanian kegiatan dilakukan di daerah Belu dengan berfokus pada bidang pertanian kegiatan dilakukan didaerah Marampit dan Natuna berfokus pada Bidang Energi sedangkan di daerah Sanggau akan berfokus pada Indusri Kreative PROGRAM
SASARAN (3)
INDIKATOR (4) jumlah STA dan pasar yang dikembangkan (UNIT) jumlah model Optimasi peran kelembagaan pasca panen (unit) Jumlah Sarana dan Kelembagaan Pasar yang terfasilitasi (unit) Jumlah kelompok binaan kemitraan dan kewirausahaan di sektor pertanian jumlah lokasi yang difasilitasi peningkatan investasi di sektor pertanian Jumlah paket desiminasi bibit unggul
TARGET TAHUN 2013 (5) 100 215 100 25 7 diseminasi teknologi bibit unggul 5 varietas diseminasi teknologi pemanfaatan TTG
PAGU TAHUN 2013 (MILYAR RUPIAH) (6) 200,00 96,75 200 2,00 7,00
XII.7
XII.8
XIII
1.L-118
NO (1) XIII.1
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS (2) Pemberdayaan Usaha koperasi dan UMKM di Bidang ketenagalistrikan dan aneka usaha PROGRAM Fasilitasi Galangan Kapal Penumbuhan dan Penguatan sentra IKM perbengkelan di 4 provinsi Penumbuhan dan Pengembangan WUB TI di 6 provinsi Fasilitasi peningkatan teknologi UPT logam dan Elektronika Fasilitasi pengembangan sentra IKM rumput laut di 7 provinsi Fasilitasi peningkatan UPT KBB Fasilitasi IKM bawang goreng dan Markisa
SASARAN (3)
INDIKATOR (4) Jumlah Usaha koperasi dan UMKM di Bidang ketenagalistrikan dan aneka usaha yang ditingkatkan kapasitas dan jangkauan layanannya
Jumlah lokasi galangan kapal yang terfasilitasi Jumlah sentra IKM perbengkelan yang terfasilitasi Jumlah penumbuhan dan pengembangan WUB yang terfasilitasi Jumlah teknologi UPT logam dan Elektronika yang terfasilitasi Jumlah sentra IKM rumput laut yang terfasilitasi Jumlah teknologi UPT KBB yang terfasilitasi Jumlah sentra IKM bawang goreng dan Markisa yang terfasilitasi
1.L-119
NO (1) XIV.8
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS (2) Penumbuhan dan Pengembangan WUB berbasis cokelat, jagung, rumput laut, hasil laut) Pengembangan sentra IKM gerabah, Bordir, Kerajinan Pengembangan sentra IKM sandang (Batik, dan Tenun) Penumbuhan dan Pengembangan WUB Kerajinan Penumbuhan dan Pengembangan WUB Sandang Fasilitasi Peningkatan teknologi UPT kerajinan dan sandang
SASARAN (3)
INDIKATOR (4) Jumlah penumbuhan dan pengembangan WUB berbasis cokelat, jagung, rumput laut, hasil laut yang terfasilitasi Jumlah sentra IKM gerabah, Bordir, Kerajinan yang terfasilitasi Jumlah sentra IKM sandang (Batik, dan Tenun) yang terfasilitasi Jumlah peserta penumbuhan dan pengembangan WUB Kerajinan yang terfasilitasi Jumlah peserta penumbuhan dan pengembangan WUB Sandang yang terfasilitasi Jumlah teknologi UPT kerajinan dan sandang yang terfasilitasi
5 UPT
2,00
PROGRAM PENINGKATAN KOMPETENSI TENAGA KERJA DAN PRODUKTIVITAS Pelatihan berbasis kompetensi Tersedianya tenaga kerja yang kompeten dan produktif Jumlah tenaga kerja yang mendapat pelatihan berbasis kompetensi
XV.1
230 (paket)
15,51
Kemenakertrans
1.L-120
NO (1) XV.2
XVI
PROGRAM PENGEMBANGAN KAWASAN TRANSMIGRASI Fasilitasi Penempatan Transmigrasi Penyediaan Tanah Transmigrasi Jumlah kawasan yang difasilitasi penempatan transmigrasinya di daerah tertinggal/perbatasan Jumlah kawasan yang disediakan lahannya di daerah tertinggal/ perbatasan 25 Kawasan untuk 5.504 Kepala Keluarga 25 Kawasan (80.000 Ha)
XVI.1
PROGRAM PENGEMBANGAN KAWASAN TRANSMIGRASI Pengembangan Sarana dan Prasarana Kawasan Transmigrasi Pengembangan Usaha di Kawasan Transmigrasi Berkembangnya sarana dan prasarana di permukiman transmigrasi dan kawasan transmigrasi Meningkatnya produktivitas lahan dan penerapan teknologi tepat guna, berkembangnya jejaring pemasaran, kelembagaan ekonomi yang fungsional dan tumbuhnya wira usaha mandiri Jumlah kawasan yang dikembangkan sarana dan prasarananya di daerah tertinggal/perbatasan Jumlah kawasan yang difasilitasi pengembangan usaha ekonominya di daerah tertinggal/ perbatasan 38 Kimtrans/ 14 Kawasan 129 kimtrans / 8 kawasan 201,704 Kemenakertrans
XVII.2
87,972
Kemenakertrans
1.L-121
NO (1) I I.1
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS (2) Pengembangan Kebijakan, Koordinasi dan Fasilitasi Pengembangan Kawasan Perdesaan di Daerah Tertinggal
SASARAN (3) Meningkatnya kemampuan daerah tertinggal dalam pengembangan Kawasan Perbatasan
INDIKATOR (4) 1.Persentase kabupaten tertinggal yang memiliki kebijakan pengembangan desa terpadu 2.Persentase kabupaten tertinggal yang memiliki rekomendasi hasil evaluasi terhadap pengembangan kawasan perdesaan 3.Jumlah Pelaksanaan Koordinasi dibidang pembangunan dan pengembangan kawasan perdesaan terpadu 4.Persentae (%) ketersediaan layanan perkantoran pendukung kinerja (usulan baru)
PAGU TAHUN 2013 (MILYAR RUPIAH) (6) 8,00 12,00 6,00 40,00
KPDT
II II.1
PROGRAM BINA PEMBANGUNAN DAERAH Fasilitasi pengembangan wilayah terpadu Jumlah pedoman/kebijakan terkait dengan pengembangan wilayah perbatasan dan pulau-pulau kecil (Target Kumulatif) Jumlah wilayah dan pulau-pulau kecil, yang mengimplementasikan pedoman/kebijakan terkait dengan pengembangan wilayah perbatasan dan pulaupulau kecil (Target Komulatif) Prosentase Pemda yang mengimplementasikan kebijakan terkait dengan PNPM-PISEW perbatasan (9 Provinsi, 34 Kabupaten) (Target Kumulatif) 3 pedoman 6,95 Kemendagri
7 Provinsi 100 %
1.L-122
NO (1) V V.1
SASARAN (3) Tersusunnya kebijakan pemetaan batas wilayah dan meningkatnya cakupan peta batas wilayah
INDIKATOR (4) Jumlah NLP Peta batas wilayah negara (joint Mapping) kori-dor perbatasan darat RI-PNG, RI-Malaysia skala 1:50.000 Jumlah (Border Sign Post) BSP RI-RDTL Jumlah Perapatan pilar batas RI-Malaysia Jumlah Perapatan pilar batas RI-PNG Jumlah Perapatan pilar batas RI-RDTL Jumlah dokumen perundingan teknis batas darat Jumlah dokumen perundingan teknis batas maritim
PROGRAM SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL Pemetaan Batas Wilayah 1,5 70 32 5 80 3 4 1,0 2,0 1,0 2,0 2,0 2,0
VI VI.1
PROGRAM PENGELOLAAN PERTANAHAN NASIONAL Pengelolaan Pertanahan Provinsi Pengelolaan Wilayah Pesisir, Pulau-Pulau Kecil, Perbatasan dan Wilayah Tertentu (WP3WT) (di pusat) Data hasil inventarisasi Wilayah Pulau-Pulau kecil, perbatasan, dan tertentu (WP3WT) Data hasil inventarisasi Wilayah Pulau-Pulau kecil, perbatasan, dan tertentu (WP3WT) pesisir, wilayah pesisir, wilayah Inventarisasi Wilayah Pesisir, Pulau-Pulau Kecil, Perbatasan dan Wilayah Tertentu (WP3WT) Inventarisasi Wilayah Pesisir, Pulau-Pulau Kecil, Perbatasan dan Wilayah Tertentu (WP3WT) 157 SP 14,3 BPN
VI.2
1 Paket
6,0
VII
PROGRAM OPTIMALISASI DIPLOMASI TERKAIT DENGAN PENGELOLAAN HUKUM DAN PERJANJIAN INTERNASIONAL
1.L-123
NO (1) VII.1
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS (2) Optimalisasi Diplomasi terkait dengan Perjanjian Politik, Keamanan Kewilayahan dan Kelautan
SASARAN (3)
INDIKATOR (4) Jumlah pelaksanaan perundingan yang terkait dengan pembuatan perjanjian bilateral dan trilateral antara RIMalaysia, Filipina, Singapura, Timor Leste, Vietnam, dan Palau
VIII VIII.1.
PROGRAM PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA APARATUR KEMENTERIAN PERTAHANAN Pembangunan sarana dan Persentase kecukupan jumlah sarpras kebijakan prasarana pertahanan di pertahanan di wilayah perbatasan wilayah perbatasan
30%
67,34
Kemhan
IX. IX.1.
45%
6,65
Mabes TNI
X. X.1
PROGRAM PENINGKATAN MUTU DAN KESEJAHTERAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN Penyediaan dan Peningkatan Kesejahteraan Pendidik dan Tendik yang Kompeten untuk Jenjang Pendidikan Dasar Jumlah guru jenjang pendidikan dasar yang menerima tunjangan khusus 44.076 0,00 Kementerian Pendidikan Nasional
1.L-124
NO (1)
SASARAN (3)
INDIKATOR (4)
Penyediaan dan Peningkatan Kesejahteraan Pendidik dan Tendik yang Kompeten untuk Jenjang Pendidikan Menengah XIV XIV.2
1.812
0,00
PROGRAM PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN TRANSPORTASI DARAT Pembangunan Sarana & Prasarana Transportasi SDP dan pengelolaan prasarana lalulintas SDP Jumlah Sarana Keperintisan yang mengalami peningkatan 24 168,00 Kemenhub
PROGRAM PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN TRANSPORTASI UDARA Pelayanan Angkutan Udara Perintis Penyediaan Bandara Perintis 3 paket 308,66 Kemenhub
PROGRAM PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN TRANSPORTASI LAUT Pengelolaan dan Penyelenggaraan kegiatan di bidang Lalu Lintas dan Angkutan Laut Pembangunan kapal perintis dan penumpang (unit) 8 200 Kemenhub
1.L-125
SASARAN (3)
INDIKATOR (4)
PROGRAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA LAUT, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL Pendayagunaan pulau-pulau kecil Jumlah pulau kecil yang diidentifikasi dan dipetakan potensinya termasuk pulau-pulau kecil terluar Jumlah pulau kecil yang terfasilitasinya penyediaan infrastruktur memadai secara terintegrasi, termasuk pulau-pulau kecil terluar 60 pulau 60 pulau 60,00 KKP
XVIII XVIII. 1
PROGRAM PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN Peningkatan operasional dan pemeliharaan kapal pengawas Peningkatan Operasional Pemantauan SDKP dan Pengembangan Infrastruktur Pengawasan Terpantaunya kegiatan pemanfaatan SDKP dan terpenujinya infrastruktur pengawasan Jumlah wilayah pengelolaan perikanan bagian barat yang diawasi Jumlah wilayah pengelolaan perikanan bagian timur yang diawasi Jumlah pemenuhan infrastruktur pengawasan yang memadai secara terintegrasi, akuntabel dan tepat waktu: Kapal pengawas Speedboat Stasiun radar satelit VMS offline Kantor dan bangunan pengawas Dermaga Pos pengawas 1 WPP (100 hari operasi) 2 WPP (100 hari operasi) 5 5 0 0 2 2 3 215,50 KKP
XIX.2
315,0
1.L-126
SASARAN (3)
INDIKATOR (4)
PROGRAM PENYELENGGARAAN POS DAN INFORMATIKA Pelaksanaan Pemberdayaan dan Pemerataan Pembangunan Sarana dan Prasarana Informatika Layanan akses informasi dan komunikasi di wilayah non-komersial
Prosentase desa yang dilayani akses telekomunikasi atau sejumlah 33.184 desa (dari total 72,800 desa di Indonesia) 100% 386,0
Kemenkominfo
Prosentase kecamatan yang dilayani akses internet (5748 titik di kecamatan WPUT) Prosentase penyelenggaraan MPLIK (1.907) Prosentase pembangunan dan penyelenggaraan PLIK sentra produktif (1.235 PLIK) Prosentase upgrading desa dering menjadi desa pinter (1.330 desa) Prosentase pembangunan dan penyelenggaraan telinfo tuntas (286 BTS) Prosentase pembangunan dan penyelenggaraan wifi kabupaten (745 hotspot) Prosentase pembangunan dan penyelenggaraan radio komunitas pada desa informasi (500 radio komunitas sampai dengan 2014) Prosentase utilisasi perangkat infrastruktur USO oleh masyarakat
XX
1.L-127
NO (1) XX.1
INDIKATOR (4) Jumlah Kab/Kota yang dilayani oleh RS bergerak di daerah tertinggal, perbatasan dan kepulauan (DTPK)
PROGRAM DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS LAINNYA KEMENTERIAN KESEHATAN Pembinaan Administrasi Kepegawaian Meningkatnya kepegawaian pelayanan administrasi Jumlah tenaga kesehatan yang didayagunakan dan diberi insentif di DTPK dan di DBK 5.320 35,9 Kemenkes
PROGRAM PEMBERDAYAAN SOSIAL PROGRAM PENGUATAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN UMUM Pengembangan dan Penataaan Wilayah Administrasi dan Perbatasan Jumlah Pos Lintas Batas Tradisional dan Internasional dengan kualitas manajemen pengelolaan serta fasilitas pendukung yang memadai Prosentase penguatan kelembagaan di pusat dan daerah dalam rangka penanganan perbatasan antar negara. Jumlah Kab/kota di wilayah perbatasan antar Negara dan pulau-pulau terluar yang mendapat sarpras perbatasan antar negara Jumlah provinsi yang termasuk ke dalam perbatasan antar negara (SOSEKMALINDO, JBC RI-RDTL, JBC RIPNG 3 paket 120,85 Kemendagri
75% 23
1.L-128
NO (1)
SASARAN (3)
INDIKATOR (4)
XXIV XXIV. 1
PROGRAM PENGELOLAAN BATAS WILAYAH NEGARA DAN KAWASAN PERBATASAN Pengelolaan Batas Wilayah Darat Tersusunnya Data/bahan kebijakan/masukan dan rekomendasi Pengelolaan Batas Wilayah Darat Tersusunnya Peraturan Pengelolaan Batas Wilayah Darat Tersusunnya Laporan Fasilitasi/Monitoring/Evaluasi Pengelolaan Batas Wilayah Darat Terbangunnya tanda batas wilayah darat (tugu, BSP, Gapura) dan terbangunnya sarana prasarana batas wilayah darat Tersusunnya Dokumen/rekomendasi Masukan Kebijakan Pengelolaan Batas Wilayah Laut dan Udara Tersusunnya laporan konferensi/sidang/riset/survey perundingan batas wilayah laut dan udara Tersedianya Sarana dan Prasarana Prioritas Dukungan Hankam dan Penegakan Hukum (Gakum) Batas Wil. Laut dan udara. 2 dokumen dan 4 rekomendasi 1 draft peraturan 10 Laporan 100 unit 2 dokumen dan 2 rekomendasi 2 laporan 2 unit Speedboat survey; 10 2,15 BNPP
XXIV. 2
0,75 6,30
1.L-129
NO (1)
SASARAN (3)
INDIKATOR (4)
TARGET TAHUN 2013 (5) unit alat komunikasi dan pemantauan 1 Desain Sub Sistem Informasi Batas Laut 3 Patok Titik Referensi 1 dokumen dan 5 rekomendasi 3 Draft peraturan 4 laporan 1 laporan 20 Unit 5 PLBN
Terbangunnya sistem informasi dan peralatan pengolah data pengelolaan batas negara wilayah laut dan udara (tindak lanjut Perpres No. 12/2010 pasal 21) Terpeliharanya patok titik referensi sebagai acuan titik dasar batas negara wilayah laut dan udara XXIV. 3 Pengelolaan Lintas Batas Negara Tersusunnya Dokumen/rekomendasi Masukan Kebijakan Pengelolaan Lintas Batas Negara Tersusunnya Peraturan Pengelolaan Lintas Batas Negara Tersusunnya Laporan Fasilitasi/ Monitoring/Evalusi Pengelolaan Lintas Batas Negara Tersusunnya Laporan konferensi/Sidang/Perundingan terkait Lintas Batas Negara Tersedianya Sarana Pendukung Pelaksanaan Fungsi Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Terbangunnya Sarana Prasarana Pos Lintas Batas Negara (PLBN)
1,20
1.L-130
NO (1) XXIV. 4
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS (2) Pengelolaan Potensi Kawasan Perbatasan Darat
SASARAN (3)
INDIKATOR (4) Tersusunnya Dokumen/Rekomendasi Masukan Kebijakan Pengelolaan Potensi Kawasan Perbatasan Darat Tersusunnya Peraturan/Pengelolaan Potensi kawasan Perbatasan Darat Terlaksananya Fasilitasi/Monitoring/ Evaluasi Pengelolaan Potensi Kawasan Perbatasan Darat
TARGET TAHUN 2013 (5) 4 dokumen dan 1 rekomendasi 2 peraturan 5 laporan dan 4 unit 6 dokumen (6 propinsi) dan 4 rekomendasi 9 laporan
PAGU TAHUN 2013 (MILYAR RUPIAH) (6) 4,00 1,00 10,00 5,40
XXIV. 5
Tersusunnya Dokumen/rekomendasi Masukan Kebijakan Penataan Ruang Kawasan Perbatasan Tersusunnya Laporan Fasilitasi/ Monitoring/ Evaluasi Penataan Ruang Kawasan Perbatasan
BNPP
4,40
XXIV. 6
Tersusunnya Dokumen/rekomendasi Masukan Kebijakan Pengelolaan Potensi Kawasan Perbatasan Laut Terlaksananya Fasilitasi/ Monitoring/ Evaluasi Pengelolaan Potensi Kawasan Perbatasan Laut
2 dokumen dan 2 rekomendasi 4 laporan, 1 Paket KJA (10 Unit), 1 Paket sarpras rumput laut (15 Ha), 1 Paket
3,20 8,80
BNPP
1.L-131
NO (1)
SASARAN (3)
INDIKATOR (4)
TARGET TAHUN 2013 (5) Pumboat/ket inting (30 unit), 1 Paket gudang logistik/rum put laut (2 unit), 1 Paket Ponton (10 unit) 1 dokumen dan 1 Rekomendasi 4 laporan 1 laporan dan 7 ruas jalan/jembat an 1 dokumen 2 laporan dan 8 unit
XXIV. 7
Tersusunnya Dokumen/Rekomendasi Kebijakan Pengelolaan Infrastruktur Fisik Kawasan Perbatasan Tersusunnya Laporan Monitoring/ Evaluasi/ Identifikasi/koordinasi Pengelolaan Infrastruktur Fisik Kawasan Perbatasan Terlaksananya Fasilitasi pembangunan Infrastruktur Fisik di Kawasan Perbatasan
BNPP
XXIV. 8
Tersusunnya Dokumen/rekomendasi/rumusan Masukan Kebijakan Pengelolaan Infrastruktur Ekonomi dan Kesra Kawasan Perbatasan Terlaksananya fasilitasi perencanaan dan pelaksanaan Pengelolaan infrastruktur ekonomi dan kesra kawasan perbatasan
0,7 4,00
BNPP
1.L-132
NO (1)
SASARAN (3)
INDIKATOR (4) Tersusunnya laporan Monitoring/Evaluasi/Identifikasi Pengelolaan Infrastruktur Ekonomi dan Kesra Tersusunnya peraturan/pedoman/petunjuk teknis pengelolaan infrastruktur ekonomi dan Kesra kawasan perbatasan Tersusunnya Dokumen dan Rekomendasi Kebijakan Pengelolaan Infrastruktur Pemerintahan Kawasan Perbatasan Tersusunnya peraturan/pedoman/petunjuk teknis Pengelolaan infrastruktur Pemerintahan Kawasan Perbatasan Terlaksananya fasilitasi/identifikasi/monitoring/evaluasi Pengelolaan infrastruktur pemerintahan Kawasan Perbatasan
TARGET TAHUN 2013 (5) 6 laporan 1 draft pedoman 1 laporan dan 1 rekomendasi 2 dokumen 5 laporan
PAGU TAHUN 2013 (MILYAR RUPIAH) (6) 5,00 0,8 3,50 2,00 6,50
XXIV. 9
BNPP
XXV
PROGRAM PENEMPATAN DAN PERLUASAN KESEMPATAN KERJA Pengembangan dan Peningkatan Perluasan Kesempatan Kerja (Padat Karya Infrastruktur dan Produktif) 60 paket di 15 kab/kota Alokasi di PN 4 Kemenakertrans
XXV.1
1.L-133
NO (1)
SASARAN (3)
INDIKATOR (4)
III. PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI PAPUA DAN PAPUA BARAT XXV PROGRAM PENINGKATAN DIVERSIFIKASI DAN KETAHANAN PANGAN MASYARAKAT Pengembangan Ketersediaan dan Penanganan Rawan Pangan XXVI Tersedianya kelompok pembudi daya di bidang peternakan bab i yang menggunakan teknologi tepat guna. Telaksananya kelompok pembudi daya di bidang peternakan babi. Jumlah Pasar ternak 10 kelompok peternakan 5 unit 1,5 5,0
PROGRAM PENYELENGGARAAN JALAN Pelaksanaan Preservasi dan Peningkatan Kapasitas Jalan Nasional Tersedianya infrastruktur jalan raya dan jalan produksi untuk transportasi ternak, sumber air dan instalasinya Penanganan dan pemeliharaan serta rekontruksi jalan dan jembatan 729,27 km 684,3 Kemen PU
XXVIII
PROGRAM PENGELOLAAN KETENAGALISTRIKAN Penyusunan Kebijakan dan Program Serta Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan Ketenagalistrikan
Kemen ESDM
XXVIII
1.L-134
NO (1)
XXIX
PROGRAM PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UMKM Dukungan Pemberdayaan Kukm di Daerah Tersedianya KUR dan pembinaan UMKM pertanian Jumlah Koperasi yang mengembangkan Agro industri Perkebunan Kakao dan Pala Jumlah Usaha Koperasi menerima bantuan sarana melalui Peran Serta Masyarakat Lokal Dibidang Agroindustri Pala Jumlah Usaha Koperasi yang melakukan fasilitasi/pendampingan melalui Peran Serta Masyarakat Lokal Dibidang Agroindustri Pala 20 Koperasi 5 Koperasi 5 Koperasi 2,3 5,0 KUKM 1,0 KUKM KUKM
XXX
Dialokasi kan di PN 4
Kementan
XXX.1
6 100
1.L-135
NO (1)
SASARAN (3)
INDIKATOR (4)
Tumbuhnya pembiayaan syariah bagi hasil Meningkatnya kemampuan pengurus GAPOKTAN dalam mengelola dana melalui pembukuan, menerapkan SOP standar LKM-A Jumlah GAPOKTAN PUAP
XXXI
PROGRAM REVITALISASI DAN PENUMBUHAN IKM Penyebaran dan Penumbuhan Industri Kecil dan Menengah Wilayah III 7 Komoditi Terlaksananya pembinaan Industri Kecil Menengah (IKM) Jumlah Pengembangan Industri Kecil Menengah (IKM) 15,0 Kemen Peridustrian
XXXII
PROGRAM PENYEDIAAN DAN PENGEMBANGAN PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN Pengelolaan Sistem Penyediaan dan Pengawasan Alat Mesin Pertanian
1 Paket
0,1
Kemen Pertanian
XXXIII
PROGRAM PENCAPAIAN SWASEMBADA DAGING SAPI DAN PENINGKATAN PENYEDIAAN PANGAN HEWANI YANG AMAN, SEHAT, UTUH DAN HALAL Peningkatan Produksi Ternak Dengan Tersedianya fasilitas distribusi dan pemasaran, pembinaan petani/peternak, Jumlah Pengembangan pasar ternak 2 Unit 2,0 Kemen Pertanian
1.L-136
NO (1)
SASARAN (3) pelatihan teknis peternakan bagi aparatur dan non aparatur, dan penguatan kelembagaan usaha
XXXIV
PROGRAM DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS LAINNYA KEMENTERIAN KESEHATAN Pembinaan, Pengembangan Pembiayaan dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Tersedianya pelayanan Kesehatan Gratis menjangkau seluruh distrik dan kampung Pelayanan kesehatan gratis menjangkau seluruh distrik dan kampung Kemen Kes
XXXV
PROGRAM PENDIDIKAN DASAR Penjaminan Kepastian Layanan Pendidikan SD Penjaminan Kepastian Layanan Pendidikan SMP Tersedianya pelayanan Pendidikan Gratis SD menjangkau seluruh distrik dan kampung Tersedianya pelayanan Pendidikan Gratis SMP menjangkau seluruh distrik dan kampung Kemen Diknas Kemen Diknas
XXXVI
PROGRAM PENDIDIKAN MENENGAH Penyediaan dan Peningkatan Layanan Pendidikan SMA/SMK Tersedianya pelayanan Pendidikan Gratis SMU/SMK menjangkau seluruh distrik dan kampung Kemen Diknas
XXXVII
1.L-137
NO (1)
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS (2) Pengelolaan dan Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pelabuhan dan Pengerukan
SASARAN (3)
INDIKATOR (4)
XXXVI II
PROGRAM PENGELOLAAN KETENAGALISTRIKAN Penyusunan Kebijakan dan Program Serta Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan Ketenagalistrikan Tersedianya lahan untuk Hotle Kamp, pembangunan jaringan sutet, pengadaan bahan baku batu bara Jumlah lahan untuk Hotle Kamp, pembangunan jaringan sutet, pengadaan bahan baku batu bara
1 Paket
Kemen ESDM
XXXIX
PROGRAM PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA POLRI Dukungan Manajemen dan Teknis Pengembangan SDM Polri Polri
XXXX
Penyediaan Layanan Tersedianya sarana dan prasaran sekolah Jumlah sarana dan prasarana sekolah Kemendiknas Akademik Program Studi dan pengelolaannya * Alokasi untuk sub kegiatan tersebut sebesar Rp 792,21 milyar merupakan bagian dari alokasi kegiatan Pelaksanaan Pemberdayaan dan Pemerataan Pembangunan Sarana dan Prasarana Informatika pada Prioritas 6. ** Alokasi pagu tahun 2012 untuk kegiatan Pelayanan Kesehatan Dasar bagi masyarakat miskin (Jamkesmas) telah terdapat pada Prioritas 4
1.L-138
NO (1)
SASARAN (3)
INDIKATOR (4)
1. PERAWATAN: Penetapan dan pembentukan pengelolaan terpadu untuk pengelolaan Cagar Budaya, revitalisasi museum dan perpustakaan di seluruh Indonesia sebelum Oktober 2011 I.1 Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman Meningkatnya cagar budaya yang teregistrasi dan dilestarikan Meningkatnya museum yang didokumentasi dan direvitalisasi 1.2 Peningkatan Layanan Jasa Perpustakaan dan Informasi Meningkatnya kegiatan layanan jasa perpustakaan dan informasi yang didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai Meningkatnya upaya pengembangan perpustakaan dan budaya gemar membaca Jumlah Cagar Budaya yang diregistrasi dan yang ditetapkan secara nasional Jumlah fasilitasi pelestarian cagar budaya Jumlah Museum yang direvitalisasi Jumlah apresiasi masyarakat terhadap museum dan cagar budaya (event) Jumlah perpustakaan provinsi yang memiliki perangkat perpustakaan digital (e-library) Jumlah Kab/Kota menjadi jejaring dan memiliki perangkat perpustakaan digital (e-library) Jumlah perpustakaan keliling (mobil, dan kapal) 200 10 10 10 33 50 33 208,8 Perpusnas RI 42,13 Perpusnas RI 42,50 Kemendikbud
1.3
1.L-139
NO (1)
SASARAN (3)
INDIKATOR (4)
Jumlah perpustakaan umum yang dikembangkan: 3. PENCIPTAAN: Pengembangan kapasitas nasional untuk pelaksanaan Penelitian, Penciptaan dan Inovasi dan memudahkan akses dan penggunaannya oleh masyarakat luas 3.1 3.2 Penelitian dan Pengembangan Bidang Arkeologi Penelitian dan Pengembangan Bidang Kebudayaan Meningkatnya hasil penelitian bidang Arkeologi Meningkatnya hasil penelitian bidang Kebudayaan Jumlah penelitian bidang arkeologi Jumlah penelitian dan Pengembangan bidang kebudayaan
140 22
49,7 8,2
Kemendikbud Kemendikbud
4. KEBIJAKAN : Peningkatan perhatian dan kesertaan Pemerintah dalam program-program seni budaya yang diinisiasi oleh mayarakat dan mendorong berkembangnya apresiasi terhadap kemajemukan budaya 4.1 4.2 Peningkatan Sensor Film Pembinaan Kesenian dan Perfilman Meningkatnya kualitas dan kuantitas layanan lembaga sensor film Meningkatnya kuantitas dan kualitas karya seni dan film Jumlah film/video/iklan yang lulus sensor Jumlah Taman Budaya yang Direvitalisasi Jumlah karya seni yang direvitalisasi Jumlah fasilitasi event seni dan film Jumlah skenario film yang berbasis nilai sejarah, budaya dan kearifan lokal 45.000 9 15 40 10 21,65 96,01 Kemendikbud Kemendikbud
5. INOVASI TEKNLOGI : Peningkatan keunggulan komparatif menjadi keunggulan kompetitif yang mencakup pengelolaan sumber daya maritim menuju ketahanan energi, pangan, dan antisipasi perubahan iklim; dan pengembangan penguasaan teknologi dan kreativitas pemuda. 5.1 Peningkatan Kapasitas Pemuda Meningkatnya kapasitas pemuda kader di bidang ilmu Jumlah pemuda kader yang difasilitasi dalam 5.000 11,2 Kemenpora pengetahuan dan teknologi, serta iman dan taqwa peningkatan kapasitas di bidang iptek dan imtaq 5.2 Pengembangan Kreativitas dan Kualitas Pemuda Meningkatnya kreativitas pemuda kader di bidang seni, budaya, dan industri kreatif Jumlah pemuda kader yang difasilitasi dalam peningkatan kapasitas di bidang seni, budaya, dan industri kreatif 3.000 15,5 Kemenpora
1.L-140
NO (1) 5.3
SASARAN (3) Meningkatnya kualitas output dan penyelenggaraan riset insentif SINAS dalam rangka pengembangan kemampuan inovasi iptek nasional
INDIKATOR (4) Jumlah paket insentif riset dasar Jumlah paket riset terapan Jumlah paket insentif difusi iptek Jumlah paket insentif kapasitas iptek sistem produksi Jumlah Karyasiswa S2 dan S3 Revitalisasi lab dan fasilitas riset puspiptek Terkelolanya kawasan Puspiptek secara optimal Jumlah paket peningkatan mutu dan pengembangan fasilitas riset LIPI Lab LIPI Serpong dan Cibinong Science Center Jumlah kelengkapan paket peralatan di setiap kluster Laboratorium BPPT Terpadu
Peningkatan kapasitas SDM Iptek (beasiswa) Pengembangan Jaringan Penyedia dengan Pengguna Iptek Penatausahaan, Pengadaan, Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Iptek Peninngkatan dan Pembangunan Laboratoria BPT Terpadu
Meningkatnya kapasitas dan kompetensi peneliti iptek Terbangun dan terkelolanya sarana penelitian di Puspiptek serpong dalam kerangka Revitalisasi Iptek Paket pengelolaan kawasan Puspiptek Terbangunnya laboratorium penelitian iptek unggulan Terbangunnya laboratorium teknologi terpadu
1.L-141
NO (1) I 1.1
SASARAN
INDIKATOR
(2) (3) (4) ISU STRATEGIS : PENYIAPAN PEMILU 2014 PROGRAM PENGUATAN KELEMBAGAAN DEMOKRASI DAN PERBAIKAN PROSES POLITIK Penyiapan penyusunan rancangan peraturan KPU, advokasi, penyelesaian sengketa dan penyuluhan peraturan perundangundangan yang berkaitan dengan penyelenggaraan Pemilu Terselenggaranya penyiapan penyusunan rancangan peraturan KPU, advokasi hukum, dan penyuluhannya. Tingkat ketepatan penyiapan analisis di bidang administrasi hukum, dalam kepengurusan parpol, perseorangan peserta Pemilu, dan dana kampanye peserta Pemilu
80%
13,0
KPU
Tingkat ketepatan penyusunan peraturan KPU/regulasi penyelenggaraan Pemilu 2014 Tingkat ketepatan penyiapan penyusunan tata cara dan pelaksanaan advokasi dan penyelesaian sengketa hukum
1.L-142
NO (1)
SASARAN (3)
INDIKATOR
(4) Tingkat ketepatan penyiapan penyusunan dokumentasi dan informasi hukum peraturan perundangan dan pelaksanaan penyuluhan hukum PROGRAM : PROGRAM PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMILU Dukungan pengawasan penyelenggaraan Pemilu Terlaksananya dukungan pengawasan penyelenggaraan Pemilu Persentase (%) pelaksanaan koordinasi hubungan antar lembaga dan pelayanan partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan Pemilihan Umum Persentase (%) pelaksanaan dan fasilitasi pengawasan penyelenggaraan Pemilu Persentase (%) pelaksanaan sosialisasi pengawasan penyelenggaraan Pemilu Persentase (%) pelaksanaan penyusunan dan juknis pengawasan Pemilu Persentase (%) pelaksanaan penyusunan peraturan perundang-undangan pengawasan Pemilu, bantuan hukum, dan penyelesaian sengketa hukum Persentase (%) pelaksanaan penanganan dan tindak lanjut pelanggaraan Pemilu Persentase (%) pelaksanaan fasilitasi dewan kehormatan penyelenggaraan Pemilu PROGRAM : PROGRAM PENINGKATAN KOORDINASI BIDANG POLITIK, HUKUM DAN KEAMANAN Koordinasi pengelolaan Pemilu Terselenggaranya koordinasi kebijakan pengelolaan Pemilu Jumlah rapat koordinasi perbaikan kualitas Pemilu
100%
83,9
Bawaslu
12
1,7
KEMENKOPOLHUKAM
1.L-143
NO (1)
SASARAN (3)
INDIKATOR (4) Jumlah pemantauan dan evaluasi Jumlah rapat koordinasi desk Pemilu Jumlah pemantauan perkembangan Pemilu
PROGRAM : PROGRAM PENINGKATAN SARANA PRASARANA POLRI I.1 Pengembangan Peralatan Polri Meningkatnya kualitas pengamanan di daerah sampai dengan tingkat polsek Meningkatnya kualitas pengamanan di daerah sampai dengan tingkat polsek % penambahan ketersediaan Alut Harkamtibmas, lidik sidik, strakam, dan penanggulangan keamanan berkadar tinggi Jumlah layanan teknologi informasi 50% 6,000.0 POLRI
II II.1
PROGRAM PROGRAM PENGEMBANGAN KETAHANAN NASIONAL Peningkatan kualitas sistem informasi keamanan terpadu 1 Kali sebulan 15.2 POLRI
Pelaksanaan koordinasi terhadap mekanisme prosedur penanganan terorisme III III.1 PROGRAM PROGRAM PENGEMBANGAN KETAHANAN NASIONAL Penyusunan Perencanaan dan Pelaksanaan Pendidikan Tingkat Nasional di Bidang Operasi Pendidikan Meningkatnya kualitas penyusunan rencana pendidikan tingkat nasional di bidang operasi pendidikan Jumlah, jadwal dan jenis pendidikan serta penceramah sesuai bidang studi pendidikan Lemhannas RI 46% 22,6 LEMHANNAS
1.L-144
NO (1) III.2
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS (2) Penyusunan Rencana dan Pelaksanaan Pemantapan Nilai-Nilai Kebangsaaan
SASARAN (3) Meningkatnya kualitas perumusan kebijakan secara konsepsional, pengembangan konsep-konsep, dan penyelenggaraan kegiatan di bidang pemantapan nilai-nilai Kebangsaan Meningkatnya kualitas penyusunan rencana pengkajian strategik di bidang politik
INDIKATOR (4) Jumlah dan jenis dokumen riset ilmiah dan riset terapan untuk merumuskan metedologi (konsep, strategi, dan teknis pelaksanaan) serta pemilihan media dan sarana yang efektif bagi pemantapan nilainilai Kebangsaan
III.3
Penyusunan Rencana dan Pelaksanaan Pengkajian Strategik di Bidang Politik Penyusunan Rencana dan Pelaksanaan Pengkajian Strategik di Bidang Ekonomi Penyusunan Rencana dan Pelaksanaan Pengkajian Strategik di Bidang Pertahanan Keamanan
Jumlah dan jenis dokumen penelitian dan pengkajian strategik di bidang ideologi, politik, demokratisasi, wawasan nusantara, ketahan nasional, sistem manajemen nasional dan kepemimpian nasional Jumlah dan jenis dokumen penelitian dan pengkajian strategik di bidang pemberdayaan ekonomi, geografi, sumber kekayaan alam dan lingkungan hidup Jumlah dan jenis dokumen penelitian dan pengkajian strategik di bidang pertahanan, keamanan, hukum dan hak asasi manusia
46%
2,3
LEMHANNAS
III.4
Meningkatnya kualitas penyusunan rencana pengkajian strategik di bidang ekonomi Meningkatnya kualitas penyusunan rencana pengkajian strategik di bidang pertahanan keamanan
51%
2,8
LEMHANNAS
IIII.5
51%
1,8
LEMHANNAS
ISU STRATEGIS : PERCEPATAN PEMBANGUNAN MINIMUM ESSENSIAL FORCE IV PROGRAM MODERNISASI ALUTSISTA/ NON-ALUTSISTA/ SARPRAS INTEGRATIF
1.L-145
SASARAN
INDIKATOR
(2) (3) (4) Pengadaan Alutsista Percepatan peningkatan Persentase Pencapaian MEF Integratif Strategis Integratif kemampuan Alutsista Integratif. PROGRAM MODERNISASI ALUTSISTA DAN NON ALUTSISTA/ SARANA DAN PRASARANA MATRA DARAT
Pengadaan Alutsista Percepatan Modernisasi Alutsista Persentase Pencapaian MEF Matra Darat 23% 1.760,0 KEMHAN Strategis Matra Darat Matra Darat /TNI AD PROGRAM MODERNISASI ALUTSISTA (ALAT UTAMA SISTEM PERTAHANAN) DAN NON ALUTSISTA SERTA PENGEMBANGAN FASILITAS DAN SARANA PRASARANA MATRA LAUT Pengadaan Alutsista Percepatan pengadaan Alut-sista Persentase Pencapaian MEF Matra Laut 35% Strategis Matra Laut Strategis Matra Laut PROGRAM MODERNISASI ALUTSISTA DAN NON ALUTSISTA SERTA PENGEMBANGAN FASILITAS DAN SARPRAS MATRA UDARA Pengadaan Alutsista Percepan peningkatan alutsista Persentase Pencapaian MEF Matra Udara Strategis Matra Udara strategis matra udara PRIORITAS NASIONAL PELAKSANAAN KOORDINASI TERHADAP MEKANISME PROSEDUR PENANGANAN TERORISME PROGRAM PENGGUNAAN KEKUATAN PERTAHANAN INTEGRATIF Operasi Militer Selain Perang (OMSP). Terlaksananya tugas OMSP secara efektif Jumlah dan cakupan wilayah penyelenggaraan OMSP 31% 600.0 KEMHAN /MABES TNI BADAN INTELIJEN NEGARA 28% 850,0 KEMHAN /TNI AL KEMHAN /TNI AU
2.000,0
PROGRAM DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS LAINNYA INTELIJEN NEGARA Kegiatan Terselenggaranya dukungan Penyelenggaraan administrasi operasi intelijen Dukungan Administrasi Operasi Intelijen PROGRAM PEMBERDAYAAN POTENSI KEAMANAN Jumlah anggaran yang tersedia 31% 376.0
1.L-146
SASARAN
INDIKATOR
(2) (3) (4) Pembinaan forum Meningkatny jumlah forum Jumlah Forum Kemitraan Polmas kemitraan Polisi dan kemitraan Polisi dan msyarakat Masyarakat PROGRAM PENYELIDIKAN DAN PENYIDIKAN TINDAK PIDANA Penindakan Tindak Meningkatnya penyelesaian Jumlah Perkara dan Clearance Rate Tindak Pidana Pidana Terorisme penanganan perkara Terorisme Terorisme tk Nasional PELAKSANAAN PROGRAM DERADIKALISASI UNTUK MENANGKAL TERORISME PROGRAM PENGGUNAAN KEKUATAN PERTAHANAN INTEGRATIF Ops Gaktib dan Ops Yustisi. Operasi Pemberdayaan Wilayah Pertahanan Operasi intelijen Strategis Operasi Militer Selain Perang (OMSP). Meningkatnya kondisi ketertiban di daerah rawan. Terselenggaranya operasi wilayah pertahanan Dapat ditangkalnya ATHG pertahanan negara. Terlaksananya tugas OMSP secara efektif Prosentase kualitas dan kuantitas operasi Gaktib.
100%
90.0
POLRI
XII XII.1
46%
23.0
KEMHAN /MABES TNI KEMHAN /MABES TNI KEMHAN /MABES TNI KEMHAN /MABES TNI
XII.2
Prosentase kualitas dan kuantitas pembinaan wilayah pertahanan nasional Prosentase kualitas dan kuantitas data intelijen dan pengamanan yang dibutuhkan Jumlah dan cakupan wilayah penyelenggaraan OMSP
46%
10.0
XII.3
46%
30.0
XII.4
31%
600.0
XIII XIII.1
PROGRAM DUKUNGAN KESIAPAN MATRA DARAT Penyelenggaraan Intelijen dan Pengamanan Matra Kesiapan kekuatan dan kemampuan matra darat % Peningkatan Pengamanan Personel, Material dan Dokumen serta Efektifitas dan Efesiensi Deteksi Dini 43% 37.0 KEMHAN /TNI AD
1.L-147
NO (1)
SASARAN (3)
INDIKATOR (4)
XIV XIV.1
PROGRAM PENGEMBANGAN PENYELIDIKAN, PENGAMANAN, DAN PENANGGALANGAN KEAMANAN NEGARA Kegiatan Operasi Intelijen Dalam Negeri Meningkatnya pelaksanaan penyelidikan beraspek dalam negeri Rasio personil daerah terhadap jumlah kabupaten/kota 32% 394.0 BADAN INTELIJEN NEGARA
PEMBERDAYAAN INDUSTRI STRATEGIS BIDANG PERTAHANAN XV XV.1 PROGRAM PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEMHAN Penelitian dan pengembangan alat peralatan pertahanan Terwujudnya model dan/atau prototype alat peralatan pertahanan matra darat, matra laut dan matra udara yang sesuai kemajuan IPTEK dan mampu dikembangkan secara mandiri Jumlah pengembangan prototype alat peralatan pertahanan matra darat, matra laut dan matra udara yang mampu dikembangkan secara mandiri 3 Paket 24.0 KEMHAN
Pengembangan Pesawat Tempur RI Korsel XVI XVI.1 XVII XVII.1 PROGRAM PENGEMBANGAN TEKNOLOGI DAN INDUSTRI PERTAHANAN Produksi Alutsista Meningkatnya produksi Alutsista Jumlah dan jenis Alutsista TNI yang dipenuhi oleh Industri dalam negeri industri dalam negeri industri dalam negeri PROGRAM PENINGKATAN SARANA PRASARANA POLRI Pengembangan Alut Kepolisian Produksi Dalam Negeri Meningkatkan kemandirian Alut Polri produksi dalam negeri Jumlah Alut Polri produk industri dalam negeri yang diserahkan secara tepat waktu, tepat mutu, tepat jumlah
1.104,22
1.400,0
KEMHAN
1 paket
150.0
POLRI
1.L-148
NO (1) XVII.2
Jumlah rancangan peraturan perundang-undangan yang dilakukan penelaahan XVIII XVIII.1 PROGRAM PENGEMBANGAN PERSANDIAN NASIONAL Tersedianya kajian pengembangan Pengkajian dan pengembangan peralatan sandi peralatan sandi PROGRAM PEMBINAAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK Bina Ideologi dan Terlaksananya penyusunan wawasan kebangsaan kebijakan, dukungan dan fasilitasi pengembangan nilai-nilai kebangsaan Jumlah hasil pengkajian dan pengembangan peralatan sandi
XIX XIX.1
13,4
Kemendagri
Jumlah forum dialog dan sosialisasi pengembangan nilai kebangsaan untuk pemuda, perempuan, aparatur pemerintah XX XX.1 PROGRAM PENINGKATAN KOORDINASI BIDANG POLITIK, HUKUM DAN KEAMANAN Koordinasi penanganan kejahatan transnasional dan terorisme Terselenggaranya Koordinasi Kebijakan Penanganan Kejahatan Transnasional dan Terorisme Jumlah Rakor Urusan Kejahatan Transnasional dan Terorisme Jumlah pemantauan dan evaluasi Jumlah Rakor Urusan Terorisme Bersama dengan BNPT Jumlah Rakor Wawasan Kebangsaan Jumlah pemantauan dan evaluasi Jumlah Rapat Koordinasi Penanganan Konflik dan
2,215
KEMENKO POLHUKAM
XX.2 XX.3
0,733 8,1
1.L-149
NO (1)
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS (2) daerah rawan konflik dan kontijensi
INDIKATOR (4) Kontijensi Jumlah pemantauan dan evaluasi Jumlah rapat koordinasi Desk Aceh Jumlah pemantauan perkembangan sosial politik di NAD Jumlah Rapat Koordinasi Desk Sulteng Jumlah pemantauan dan evaluasi perkembangan sosial politik di Sulteng Jumlah Rapat Koordinasi Urusan Kejahatan Transnasional dan Terorisme Jumlah pemantauan dan evaluasi Jumlah Rapat Koordinasi Urusan Terorisme Bersama dengan BNPT Jumlah Rapat Koordinasi Desk Koordinasi Pemberantasan Terorisme Jumlah pemantauan dan evaluasi perkembangan terorisme termasuk modus operandi Jumlah Rapat Koordinasi Pengelolaan Peningkatan kapasitas DKPT menjadi BNPT
XX.4
2,2 4 12 12 4 12 12 1,6
XX.5
1.L-150
NO (1)
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS (2) Koordinasi wilayah negara dan tata ruang pertahanan
SASARAN (3) Terselenggaranya koordinasi kebijakan wilayah negara dan tata ruang pertahanan
INDIKATOR (4) Jumlah pemantauan dan evaluasi Jumlah Rapat Koordinasi Wilayah Negara dan Tata Ruang Pertahanan Jumlah koordinasi pemetaan batas wilayah RI dengan Malaysia, PNG, Timor Leste, Singapura dan Palau Jumlah pemantauan dan evaluasi Jumlah rapat koordinasi Desk Wiltas dan PPKT Jumlah pemantauan perkembangan sosial politik di wiltas dan PPKT
XX.6
XXI XXI.1
PROGRAM PENANGGULANGAN TERORISME Pencegahan dan Penanggulangan Terorisme Kerjasama Multilateral terkait Isu Keamanan Internasional, Senjata Pemusnah Massal dan Senjata Konvensional, Penanggulangan Kejahatan Lintas Negara dan Terorisme Terlaksananya pencegahan dan penanggulangan terorisme Jumlah pemantauan dan pendeteksian potensi tindak terorisme, pencegahan, penanggulangan terorisme dan Deradikalisasi 12 kali 151,882 BNPT
XXII XXII.1
PROGRAM PENINGKATAN PERAN DAN DIPLOMASI INDONESIA DI BIDANG MULTILATERAL Terlaksananya partisipasi Indonesia dalam forum kerja sama multilateral Jumlah prakarsa Indonesia untuk mendorong reformasi Dewan Keamanan PBB. Jumlah koordinasi teknis Jumlah posisi pemri yang disampaikan dalam sidang internasional Jumlah partisipasi Indonesia pada sidang internasional yang dihadiri Jumlah penyelenggaraan pertemuan internasional (Indonesia sebagai tuan rumah) 4 kali prakarsa 25 kali 10 posisi 7 kali 3 kali 9,422 Kemenlu
1.L-151
NO (1) XXII.2
INDIKATOR (4) Jumlah rapat koordinasi peningkatan kualitas hubungan multilateral % rekomendasi rapat koordinasi peningkatan kualitas hubungan multilateral yang ditindaklanjuti % laporan pemantauan dan evaluasi peningkatan kualitas hubungan multilateral yang akuntabel dan tepat waktu Jumlah pemantauan dan evaluasi
XXIII XXIII .1
PENINGKATAN KEMAMPUAN IPTEK UNTUK PENGUATAN SISTEM INOVASI NASIONAL Peningkatan dukungan teknologi bagi pemberdayaan industri strategis bidang pertahanan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Industri Pertahanan dan Keamanan Kebijakan dukungan teknologi untuk revitalisasi industri pertahanan Jumlah rekomendasi kebijakan Jumlah riset bersama 1 2 5,0 KRT
XXIV XXIV.1
PROGRAM PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI Pengembangan Prototipe Sistem PUNA tipe jangkauan jarak menengah dengan telemetry, Control and Command (TCC). Perancangan Sistem dan Wahana, testing PUNA 1 1,8 BPPT
XXV XXV.1
PROGRAM PERLINDUNGAN DAN PEMENUHAN HAM Kegiatan kerjasama HAM Peningkatan kerjasama dalam dan luar negeri dalam rangka pemajuan HAM dan harmonisasi rancangan peraturan perundangundangan dalam perspektif HAM Jumlah kerjasama luar negeri dalam rangka pemajuan HAM Jumlah kerjasama dalam negeri dalam rangka implementsi HAM/RANHAM Jumlah kerjasama dalam melakukan harmonisasi RUU 14 81 36 2.35 Kemenhukham
1.L-152
NO (1)
INDIKATOR (4) yang harmonis dengan HAM Jumlah analisis laporan pelaksanaan instrumen HAM Internasional dan Naskah akademik instrumen HAM Internasional Jumlah modul dan panduan HAM, bahan ajar HAM, dan tenaga Penguatan HAM Jumlah K/L, Pemprov, Pemkab/kota yang telah mengikuti penguatan HAM dan melaksanakan program/kegiatan berperspektif HAM Wilayah I Jumlah K/L, Pemprov, Pemkab/kota yang telah mengikuti penguatan HAM dan melaksanakan program/kegiatan berperspektif HAM Wilayah II Jumlah K/L, Pemprov, Pemkab/kota yang telah mengikuti penguatan HAM dan melaksanakan program/kegiatan berperspektif HAM Wilayah III Jumlah aparatur pemerintah dan masyarakat yang telah memperoleh diseminasi HAM Jumlah Penyuluh Ham Jumlah Evaluasi dan Pengembangan Diseminasi Ham Jumlah metodologi dan bahan diseminasi HAM Jumlah data implementasi HAM yang diolah Jumlah evaluasi dan laporan tentang HAM Jumlah akses jalur informasi HAM melalui internet
XXV.2
3 dan 30 4
2.75
Kemenhukham
7 3
XXV.3
Meningkatnya Kementerian/Lembaga, Pemerintah Propinsi dan Kabupaten/Kota yang telah memperoleh diseminasi HAM Informasi yang dapat diakses dari K/L, Provinsi dan Kabupaten/Kota tentang HAM
49 150 3 4 80 80 2600
2.1
Kemenhukham
XXV.4
1.6
Kemenhukham
1.L-153
NO (1)
SASARAN (3)
INDIKATOR (4) Jumlah informasi HAM melalui helpdesk, media cetak dan elektronik Pelatihan bagi Program pendidikan calon hakim terpadu (Magang & Diklat) Untuk 2 Angkatan Jumlah Pelatihan bagi hakim dan panitera berkelanjutan sertifikasi Tipikor dan materi Terkini lainnya
XXVI XXVI.1
PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN APARATUR MAHKAMAH AGUNG Peningkatan Profesionalitas Tenaga Teknis Peradilan dan Aparatur Peradilan Tersedianya sumber daya aparatur hukum yang professional dan kompeten dalam melaksanakan penyelenggaraan peradilan 430 org 1.000 org 26 MA-RI
XXVII XXVII.1
PROGRAM PENYELESAIAN PERKARA MAHKAMAH AGUNG Percepatan peningkatan penyelesaian perkara Terselesaikannya penyelesaian perkara yang sederhana, tepat waktu, transparan dan akuntabel Jumlah penyelesaian perkara Pidana, PHI (yang nilainya kurang dari 150 juta) termasuk perkara KKN dan HAM yang tepat waktu Jumlah penyelesaian tunggakan perkara Pidana, PHI (yang nilainya kurang dari 150 juta) termasuk perkara KKN dan HAM yang tepat waktu Jumlah penyelesaian minutasi, pemberkasan dan pengiriman perkara sampai ke Pengadilan perkara Pidana, PHI (yang nilainya kurang dari 150 juta) termasuk perkara KKN dan HAM yang tepat waktu 6100 pkr 13.2 MA-RI
XXVIII XXVIII.1
PROGRAM PENINGKATAN MANAJEMEN PERADILAN UMUM Peningkatan Manajemen Peradilan Umum Peningkatan penyelesaian dan penanganan perkara Jumlah penyelesaian administrasi perkara (termasuk di di dalamnya perkara yg diajukan masyarakat miskin, penetapan akta kelahiran anak bagi masyarakat kurang mampu, PHI yang nilainya kurang 115.300 perkara 53.2 MA-RI
1.L-154
NO (1)
SASARAN (3)
INDIKATOR (4) dari Rp 150.000.000, perkara Tipikor dan perkara HAM) Jumlah penyelesaian perkara yang kurang dari 6 (enam) bulan Jumlah penyampaian berkas perkara Kasasi, PK dan Grasi yang lengkap dan tepat waktu Jumlah pelaksanaan zitting plaatz (tempat sidang tetap di tingkat pertama
XXIX XXIX.1
PROGRAM PENINGKATAN MANAJEMEN PERADILAN AGAMA Peningkatan Manajemen Peradilan Agama Peningkatan penyelesaian dan penanganan perkara Jumlah penyelesaian administrasi perkara di tingkat pertama dan banding di lingkungan peradilan Agama (termasuk perkara yang diajukan oleh masyarakat miskin dan perkara yang dapat diselesaikan dalam waktu kurang dari 6 (enam) bulan) Jumlah penyampaian berkas perkara kasasi, PK dan Kesyar'iyahan yang lengkap dan tepat waktu Jumlah pelaksanaan sidang keliling di lingkungan peradilan agama Jumlah penyelesaian administrasi perkara di tingkat pertama dan banding di lingkungan peradilan Militer (termasuk perkara yang dapat diselesaikan dalam waktu kurang dari 6 (enam) bulan) Jumlah penyampaian berkas perkara kasasi, PK, dan Grasi yang lengkap dan tepat waktu 110.000 perkara 19.7 MA-RI
XXX XXX.1
PROGRAM PENINGKATAN MANAJEMEN PERADILAN MILITER DAN TUN Peningkatan Manajemen Peradilan Militer Peningkatan penyelesaian dan penanganan perkara 3.530 perkara 4.1 MA-RI
259 perkara
1.L-155
NO (1)
SASARAN (3)
INDIKATOR (4) Jumlah Pelaksanaan Bimbingan Teknis di Lingkungan Peradilan Militer Penyusunan kebijakan manajemen tata laksana dan administrasi tenaga teknis di lingkungan peradilan Militer Jumlah pemenuhan tenaga teknis sesuai kebutuhan Jumlah pelaksanaan hakim terbang (detasering) Jumlah penyelesaian administrasi perkara di tingkat pertama dan banding di lingkungan peradilan TUN (termasuk penanganan perkara yang kurang dari 6 (enam) bulan dan pembebasan biaya perkara yang diajukan masyarakat miskin) Jumlah penyampaian berkas perkara kasasi, PK, dan Grasi yang lengkap dan tepat waktu Jumlah pelaksanaan bimbingan teknis di lingkungan peradilan TUN Penyusunan kebijakan mengenai manajemen dan tata laksana di lingkungan Peradilan TUN Jumlah pemenuhan tenaga teknis sesuai kebutuhan Jumlah pelaksanaan Pemeriksaan Setempat (PS)
XXX.2
5.4
MA-RI
XXXI XXXI.1
PROGRAM PENANGANAN DAN PENYELESAIAN PERKARA PIDANA KHUSUS, PELANGGARAN HAM YANG DAN PERKARA TINDAK PIDANA KORUPSI Penanganan Penyelidikan dan Penyidikan Tindak Pidana Korupsi di Meningkatnya penyelesaian perkara pidana khusus, tindak pidana korupsi dan pelanggaran HAM yang berat secara cepat, Jumlah Penyelidikan dan Penyidikan perkara tindak pidana Korupsi yang diselesaikan Jumlah Penyelidikan dan Penyidikan perkara tindak pidana khusus lainnya yang diselesaikan 80 pkr 5 pkr 12,8 Kejagung
1.L-156
NO (1)
INDIKATOR (4) Jumlah Penyidikan perkara pelanggaran HAM berat yang diselesaikan Jumlah perkara tindak pidana korupsi yang diselesaikan dalam tahap pra penuntutan Jumlah perkara tindak pidana korupsi yang diselesaikan dalam tahap Penuntutan. Jumlah Pra Penuntutan perkara pelanggaran HAM yang berat yang diselesaikan Jumlah perkara pelanggaran HAM yang berat yang diselesaikan dalam tahap Penuntutan Jumlah perkara tindak pidana korupsi yang diselesaikan oleh Kejati, Kejari dan Cabjari
XXXI.2
Meningkatnya penyelesaian perkara pidana khusus dan tindak pidana korupsi secara cepat, tepat dan akuntabel.
80 pkr
5.9
Kejagung
2 pkr
XXXI.3
Penanganan Perkara Tindak Pidana Korupsi dan Tindak Pidana Khusus Lainnya di Kejati, Kejari dan Cabjari
Meningkatnya penyelesaian perkara pidana khusus, dan tindak pidana korupsi secara cepat, tepat dan akuntabel yang dilaksanakan oleh jajaran Kejaksaan di daerah.
1.350 pkr
319.5
Kejaksaan RI
XXXII XXXII.1
PROGRAM DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS LAINNYA KEJAKSAAN RI Pelayanan Penyusunan Peraturan PerundangUndangan dan Kerjasama Hukum Meningkatnya Pemberian pertimbangan hukum kepada satuan organisasi Kejaksaan dan instansi pemerintah, serta turut melakukan penelaahan dan penyusunan perumusan peraturan perundang-undangan dan pembinaan hubungan dengan Jumlah kerja sama hukum sebagai implementasi MLA dalam rangka pengembalian terdakwa/tersangka dan asset negara hasil tindak pidana korupsi yang disembunyikan di luar negeri. 1 laporan 2.8 Kejagung
1.L-157
NO (1)
SASARAN (3) lembaga negara, lembaga pemerintah dan lembaga lain baik di dalam maupun di luar negeri.
INDIKATOR (4)
1.L-158
NO (1) I I.1
SASARAN
INDIKATOR
(2) (3) (4) (5) (7) PENGEMBANGAN INDUSTRI PENGOLAHAN Akselerasi industrialisasi melalui penumbuhan industri pengolah hasil tambang, penumbuhan industri pengolah hasil pertanian, penumbuhan industri padat karya dan penyedia kebutuhan dalam negeri dan pengembangan IKM yang kuat, sehat dan mandiri Revitalisasi dan Tumbuh dan berkembangnya 4,9 Kemenperin Jumlah perusahaan terfasilitasi dalam pembinaan Penumbuhan Industri standar perusahaan Tekstil dan Aneka 16 02 Berkembangnya klaster Jumlah klaster Industri TPT dan Aneka industri tekstil dan alas kaki 2 03 Meningkatnya penerapan 2,5 standar produk dan kompetensi Jumlah SNI SDM industri tekstil dan aneka 3 Jumlah RSNI 28 6,2 Jumlah RSKKNI 2 Jumlah Perusahaan Restrukturisasi Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Kimia Hilir 01 Tumbuh dan kuatnya struktur Industri Kimia Hilir Meningkatnya jumlah populasi Industri Kimia Hilir 165 3 196,7 4,2 Kemenperin
INSTANSI PELAKSANA
I.2
1.L-159
NO (1)
SASARAN (3) 02 Berkembangnya klaster industri semen, keramik dan barang karet
INDIKATOR (4) Jumlah SDM Industri yang dilatih Penyusunan Standar Nasional Indonesia
I.3
Jumlah klaster industri berbasis migas Jumlah center of excellence Peningkatan kerjasama promosi, investasi Jumlah Dokumen Program/Revitalisasi/Penumbuhan industri pupuk Jumlah SNI Industri Kimia Dasar Jumlah RSNI Industri Kimia dasar Jumlah pabrik pupuk organik terevitalisasi 047 Jumlah perusahaan industri material dasar logam hulu berbasis pemafaatan SDA lokal 048 Jumlah investasi pada industri material dasar logam (izin usaha industri dan perluasan) 049 Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) industri material dasar logam
Kemenperin
I.4
01 Tumbuh dan kuatnya struktur IMDL dengan Utilitas kapasitas produksi mencapai 65% pada tahun 2014
44,4
Kemenperin
19 80 75 95,2 Kemenperin
I.5
Pada akhir tahun 2014, utilisasi kapasitas pulih mencapai 77 % sebagaimana sebelum krisis 001 Jumlah instansi dan perusahaan terkait
100
1.L-160
NO (1) I.6
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS (2) Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Minuman dan Tembakau
SASARAN (3) Pada Akhir Tahun 2014, UtilisasiKapasitas Produksi Pulih Mencapai 87,5 Persen (%) Sebagaimana Sebelum Krisis
029 Jumlah perusahaan dan instansi yang terlibat 030 Unit Mesin/Peralatan I.7 Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan Pada Akhir Tahun 2014, UtilisasiKapasitas Produksi Pulih Mencapai 75 Persen (%) Sebagaimana Sebelum Krisis 042 Hasil kajian, survey
044 Jumlah pabrik yang diberikan keringanan biaya 045 Jumlah perusahaan yang diaudit I.8 Penumbuhan Industri Alat Transportasi Darat Berkembangnya Industri Alat Transportasi Darat 001 Jumlah Anggota Klaster Otomotif 002 Jumlah Anggota Klaster Kereta Api 007 Jumlah Standar dan RSNI I.9 Penumbuhan Industri Maritim dan Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan 01 Berkembangnya Industri Maritim, Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan 013 Jumlah klaster Industri Perkapalan
014 Jumlah klaster industri kedirgantaraan 015 Jumlah usulan rumusan kebijakan I.10 Penumbuhan Industri Elektronika dan Telematika 01 Berkembangnya Industri Elektronika dan Telematika 027 Jumlah anggota klaster industri elektronika dan telematika 028 Jumlah perusahaan yang terfasilitasi
1 2 17 25 13,8 Kemenperin
1.L-161
NO (1)
SASARAN (3)
INDIKATOR (4) 029 Usulan posisi runding dalam kerjasama internasional 048 Jumlah Klaster industri alat mesin pertanian 053 Jumlah usulan kebijakan 055 Jumlah Standar Jumlah hasil litbang 025 Jumlahhasillitbang 026 kerjasama dengan dunia industri 027 Jumlah Jasa Pelayanan Teknis BB Tekstil
I.11
39,3
Kemenperin
I.12 I.13
Penelitian dan Pengembangan Teknologi Kimia dan Kemasan Penelitian dan Pengembangan Teknologi Tekstil
01 Meningkatnya kemampuan penguasaan teknologi dalam bidang Kimia Kemasan 01 Meningkatnya kemampuan penguasaan teknologi dalam bidang Tekstil
18,6 18,4
Kemenperin Kemenperin
I.14
01 Meningkatnya kemampuan penguasaan teknologi dalam bidang kulit, karet dan plastik
030 Jumlah hasil litbang 031 kerjasama dengan dunia industri 032 Jumlah Jasa Pelayanan Teknis
19,7
Kemenperin
I.15
035 Jumlahhasillitbang 036 kerjasama dengan dunia industri 037 Jumlah Jasa Pelayanan Teknis 040 Jumlah hasil litbang 041 kerjasama dengan dunia industri
30,2
Kemenperin
I.16
01 Meningkatnya kemampuan penguasaan teknologi dalam bidang teknologi pulp dan kertas
16,1
Kemenperin
1.L-162
NO (1) I.17
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS (2) Penelitian dan Pengembangan Teknologi Hasil Perkebunan Pengembangan Fasilitasi Industri Wilayah I
SASARAN (3) 01 Meningkatnya kemampuan penguasaan teknologi dalam bidang Hasil Perkebunan 01 Terwujudnya sinergi dan koordinasi dalam rangka percepatan pembangunan industri di daerah 02 Terbangunnya pusat-pusat pertumbuhan industri di Sumatera dan Kalimantan
INDIKATOR (4) 042 Jumlah Jasa Pelayanan Teknis 045 Jumlah hasil litbang 046 kerjasama dengan dunia industri 001 Terselenggaranya Koordinasi dengan stakeholder dalam rangka pengembangan industri di wilayah Sumatera dan Kalimantan 003 Dokumen fasilitasi Penyusunan Studi Kelayakan Ekonomis dan Finansial KEK 004 Dokumen fasilitasi Penyusunan Renstra Pengembangan KEK 014 Terselenggaranya Forum Koordinasi dengan stakeholder dalam rangka pengembangan industri di wilayah Jawa dan Bali 016 Dokumen fasilitasi Penyusunan Studi Kelayakan Ekonomis dan Finansial KEK 017 Dokumen fasilitasi Penyusunan Renstra Pengembangan KEK 027 Terselenggaranya Forum Koordinasi dengan stakeholder dalam rangka pengembangan industri di wilayah Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku, dan Papua 029 Dokumen fasilitasi Penyusunan Studi Kelayakan Ekonomis dan Finansial KEK
I.18
39,9
Kemenperin
2 2 1 14,2 Kemenperin
I.19
01 Terwujudnya sinergi dan koordinasi dalam rangka percepatan pembangunan industri di daerah 02 Terbangunnya pusat-pusat pertumbuhan industri di Jawa dan Bali
2 2 1 34,0 Kemenperin
I.20
01 Terwujudnya sinergi dan koordinasi dalam rangka percepatan pembangunan industri di daerah 02 Terbangunnya pusat-pusat pertumbuhan industri di Sulawesi, NTB, NTT, Maluku dan Papua
1.L-163
NO (1)
SASARAN (3)
INDIKATOR (4) 030 Dokumen fasilitasi Penyusunan Renstra Pengembangan KEK 001 Pengembangan sistem informasi (Industrial Resilience Information System) 007 Jumlah promosi produk dan jasa industri
I.21 I.22
Peningkatan Ketahanan Industri Pengembangan Kerjasama Industri Internasional Wilayah I dan Multilateral
I.23
Penyebaran dan Penumbuhan Industri Kecil dan Menengah Wilayah I Penyebaran dan Penumbuhan Industri Kecil dan Menengah Wilayah II
01 Terwujudnya jejaring kerja global yang kuat 01 Meningkatnya akses pasar, akses terhadap sumber investasi dan teknologi kerja sama internasional di wilayah Amerika, Eropa dan Timur Tengah serta Fora Multilateral 02 Terbantunya kepentingan industri Nasional untuk mengakses sumber daya industri (5M) secara efisien melalui kerja sama internasional 04 Meningkatnya minat investasi industri dari luar negeri ke dalam negeri Berkembangnya Wira Usaha Baru
8,3 13,1
Kemenperin Kemenperin
3 73 92,6 Kemenperin
005 Penumbuhan WUB IKM Logam dan Elektronika Wilayah I 007 Penumbuhan WUB melalui Dekonsentrasi 14 40 100,1 Kemenperin
I.24
01 Terestrukturisasinya Mesin/Peralatan Ikm Tpt Dan Kpk 02 Berkembangnya Klaster Ikm Makanan Ringan, Garam Rakyat, Fashion, Kbb, Kerajinan Perhiasan Dan Batu Mulia, Kerajinan
010 Terlaksananya restrukturisasi mesin/peralatan IKM 101 Berkembangnya Klaster IKM Makanan Ringan
1.L-164
NO (1)
SASARAN (3) Gerabah/Keramik Hias, Kerajinan Dan Barang Seni 01 Tumbuh Dan Berkembangnya Wira Usaha Baru Ikm Kerajinan, Sandang, Teknologi Informasi, Perbengkelan, Coklat/Kakao
INDIKATOR (4)
301 Berkembangnya Klaster IKM KBB I.25 Penyebaran dan Penumbuhan Industri Kecil dan Menengah Wilayah III 019 Meningkatnya Jumlah Wirausaha Baru
020 Meningkatnya Jumlah Wirausaha Baru melalui Dekonsentrasi 102 Pengembangan Klaster IKM Garam Rakyat/Konsumsi II II.1
12 3
II.2
PENINGKATAN DIPLOMASI EKONOMI INTERNASIONAL Peningkatan pencapaian komitmen Indonesia dalam ASEAN Economic Community 2015, Penguatan peran dan kinerja diplomasi Indonesia di bidang ekonomi Peningkatan Peran dan Meningkatnya peran dan Hasil-hasil perundingan Perdagangan Internasional 37 Kemampuan Diplomasi kemampuan Indonesia di bidang Perdagangan diplomasi perdagangan Internasional internasional guna pembukaan, peningkatan dan pengamanan akses pasar Partisipasi aktif pada perundingan Perdagangan 60 Internasional Jumlah posisi runding yang disusun 60 Jumlah penyelenggaraan sidang internasional di Dalam 25 Negeri Jumlah sosialisasi hasil kerjasama perdagangan 9 internasional Jumlah publikasi kerjasama perdagangan internasional 17 yang diterbitkan Peningkatan Kerjasama Meningkatnya kesiapan Indonesia Pemenuhan ASEAN Economy Community Scorecard 90 dan Perundingan ASEAN dalam menghadapi Asean
336,75
Kementerian Perdagangan
8,0
Kementerian Perdagangan
1.L-165
NO (1)
INDIKATOR (4) Hasil perundingan kerjasama perdagangan ASEAN, ASEAN Mitra Dialog, serta antar dan sub regional (termasuk guidance of principal/summary of discussion/ deklarasi) Partisipasi aktif dalam perundingan kerjasama ASEAN, ASEAN Mitra Dialog serta antar dan sub regional Jumlah posisi runding yang disusun Jumlah penanganan isu-isu perdagangan ASEAN Jumlah kesepakatan kerjasama perdagangan ASEAN, ASEAN Mitra Dialog, serta antar dan sub regional yang diratifikasi Persentase kesepakatan kerjasama ekonomi dan pembiayaan Regional yang terimplementasi Persentase hasil monitoring dan evaluasi kerjasama ekonomi dan pembiayaan Regional yang ditindaklanjuti Persentase pemahaman peserta atas materi sosialisasi kerjasama ekonomi dan pembiayaan Regional Persentase rekomendasi kebijakan yang diimplementasikan Penyelenggaraan rangakaian sidang/konferensi internasional terkait keketuaan dan ketuanrumahan Indonesia di APEC pada tahun 2013
II.3
II.4
Pemantapan hubungan dan politik luar negeri melalui kerjasama Intra Kawasan Asia Pasifik dan Afrika
Terlaksananya peran Indonesia dalam kerjasama di bidang politik, keamanan, ekonomi dan soail budaya di berbagai forum Kerjasama Intra Kawasan Asia Pasifik dan Afrika (APEC, ARF,
1.L-166
NO (1)
SASARAN
INDIKATOR
III III.1
III.2
(3) (4) (5) (7) ACD, NAASP, AMED, AsPD, PIF, IOR-ARC, CTI, BIMP-EAGA, IMTGT,dll) PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA KHUSUSNYA TENAGA KERJA MUDA Pemberian kesempatan kedua kepada siswa yang meninggalkan sekolah lebih awal, peningkatan keahlian untuk dapat bekerja, peningkatan kualitas pemagangan berdasarkan kebutuhan perusahaan, perluasan kesempatan bagi kaum muda untuk berwirausaha dan peningkatan akses layanan informasi peluang kerja Perlindungan Tenaga Meningkatnya perlindungan Jumlah pekerja anak yang ditarik dari BPTA 11.000 72 Kemenakertrans Kerja dan Pengembangan pekerja perempuan dan Sistem Pengawasan terhapusnya pekerja anak Ketenagakerjaan Berkurangnya jumlah anak yang Persentase pekerja anak yang ditarik dari BPTA yang 100% bekerja pada bentuk-bentuk dikembalikan ke dunia pendidikan dan/atau pekerjaan terburuk untuk anak memperoleh pelatihan keterampilan Pengembangan Tersusunnya Standar Kompetensi Jumlah Lembaga Pemetaan kompetensi 185,3 Kemenakertrans Standarisasi Kompetensi Kerja Nasional yang sesuai Sertifikasi Profesi yang diberi lisensi industri(Fase Kerja dan Program dengan kebutuhan pengguna III) Pelatihan sektor industri manufaktur dan sektor non-industri manufaktur Jumlah tenaga kerja yang disertifikasi Jumlah asesor untuk pelaksanaan uji kompetensi yang ditingkatkan kapasitasnya Jumlah skema sertifikasi kompetensi yang sesuai dengan permintaan industry Sosialisasi sistem sertifikasi di sektor industri, profesi, pendidikan dan otoritas kompeten Jumlah penetapan standar kompetensi dalam kerangka MRA Jumlah tenaga kerja yang mendapat pelatihan berbasis 30 % asosiasi profesi 30 % SKKNI 30 % SKKNI 30 % SKKNI 2 110.000
INSTANSI PELAKSANA
1.L-167
NO (1) III.3
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS (2) kompetensi Peningkatan Kapasitas Kelembagaan, Sarana dan Pemberdayaan Kelembagaan Pelatihan dan Produktivitas
SASARAN (3) kompetensi Diterapkannya tata kelola manajemen yang baik oleh lembaga pelatihan berbasis kompetensi
INDIKATOR (4) Jumlah lembaga pelatihan kerja yang menerapkan pedoman tata pengelolaan dan pengembangan manajemen lembaga pelatihan Jumlah pemerintah daerah yang melaksanakan komitmen kesepakatan dan kesepahaman untuk pengembangan lembaga pelatihan berbasis kompetensi Jumlah BLK yang menyelenggarakan pelatihan berbasis kompetensi Jumlah BLK yang menerapkan ISO Jumlah BLK yang diakreditasi sebagai TUK Jumlah BLK yang diakreditasi sebagai BLU Jumlah lembaga pelatihan yang terakreditasi Jumlah BLK UPTD yang ditingkatkan kualitasnya
III.4
Peningkatan Penyelenggaraan Pemagangan Dalam dan Luar Negeri Peningkatan Kompetensi Instruktur dan Tenaga Kepelatihan Pengembangan dan Peningkatan Produktivitas
pemagangan bersertifikat kompetensi yang berbasis pengguna di dalam dan luar negeri Meningkatnya kompetensi instruktur dan tenaga kepelatihan Meningkatnya produktivitas tenaga kerja dan perusahaan
Jumlah peserta yang mengikuti pemagangan di perusahaan Jumlah peserta yang mendapat sertifikat kompetensi
8.500 naik 50 % 80% 12.000 110 kab/kota 81,6 Kemenakertrans 28,5 Kemenakertrans
III.5
Jumlah instruktur pelatihan berbasis kompetensi yang memiliki sertifikat Jumlah manajer BLK berbasis kompetensi yang dilatih Jumlah tenaga kerja yang ditingkatkan produktivitasnya Jumlah kabupaten/ kota yang melaksanakan
III.6
1.L-168
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS (2) Peningkatan Kualitas SDM Industri Pembinaan Lindungan Lingkungan, Keselamatan Operasi dan Usaha Penunjang Bidang Migas Pembinaan Keselamatan dan Lindungan Lingkungan Ketenagalistrikan serta Usaha Jasa Penunjang Tenaga Listrik
SASARAN (3)
INDIKATOR (4) pengukuran produktivitas Tersedianya tenaga kerja industri terampil siap kerja Tersedianya tenaga kerja industri ahli dan ahli madya Jumlah tersedianya Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (RSKKNI) untuk kegiatan usaha migas
Membangun SDM industri yang kompeten dan professional Pembinaan dan Pengawasan Kehandalan Infrastruktur,K3, Keselamatan Operasi, dan Lingkungan, serta Usaha Penunjang dan Teknis serta Standardisasi Meningkatnya pembinaan keselamatan dan lindungan lingkungan ketenagalistrikan
III.9
Konsep standar kompetensi tenaga teknik dan kualifikasi standar kompetensi sektor ketenagalistrikan Kesepakatan dalam melegalkan konsep standar kompetensi di sektor ketenagalistrikan menjadi rancangan standar kompetensi Rencana induk rumusan standar kompetensi di bidang ketenagalistrikan Rancangan standar kompetensi wajib Pemetaan elemen keterampilan dalam kerangka unjuk kerja dari standar kompetensi sektor ketenagalistikan Pelaksanaan standar kompetensi dalam peningkatan kinerja perusahaan dan penerapan standar kompetensi di seluruh sektor usaha ketenagalistrikan dari usaha penyediaan tenaga listrik, usaha jasa penunjang tenaga listrik dan industri penunjang tenaga listrik Pelaksanaan sertifikasi kompetensi Sertifikasi kompetensi tenaga teknik ketenagalistrikan yang dilaksanakan oleh Lembaga Sertifikasi Kompetensi
4 Bidang Kompetensi 1 Laporan 1 Rencana Induk 3 Konsep Peraturan Menteri 2 Matriks Pemetaan Elemen Keterampilan 1 Laporan
5,5
Kem ESDM
1.L-169
NO (1) III.10
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS (2) Pembinaan Keteknikan Lindungan Lingkungan dan Usaha Penunjang Bidang Mineral dan Batubara Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi
SASARAN (3) Meningkatnya kompetensi KTT dan penanggung jawab kegiatan di lapangan pada IUP (KP)
INDIKATOR (4) apakah sesuai dengan peraturan yang berlaku Jumlah SNI/SKKNI hasil kaji ulang Jumlah rancangan SNI dan SKKNI bidang pertambangan Mineral dan Batubara Jumlah kompetensi tenaga kerja industri pertambangan mineral dan batubara melalui sertifikasi Jumlah penyelenggaraan diklat dalam setahun Jumlah NSPK diklat yang ditetapkan dan diberlakukan Jumlah Lembaga Diklat Profesi/LDP yang terakreditasi sebagai penyelenggara Diklat Teknis (Lembaga) Jumlah jenis diklat yang dibutuhkan Jumlah sarana diklat yang terakreditasi standar mutu Jumlah kegiatan pelayanan jasa sarana, keahlian, dan sertifikasi Jumlah kerjasama diklat yang diimplementasikan Jumlah kegiatan promosi diklat
TARGET TAHUN 2013 (5) 8 SNI/SKKNI 5 SNI & 4 SKKNI 150 orang 151 Diklat 200 Diklat 5 Lembaga 2 Diklat 8 Sarana 8 Kegiatan 90 Kerjasama 5 Kegiatan 89 Diklat 170 Diklat 9 Lembaga 3 Diklat 2 Sarana 2 Kegiatan 9 Kerjasama
III.11
Terwujudnya sumberdaya manusia sub sektor minyak dan gas bumi yang memiliki kompetensi, profesional, berdaya saing tinggi, dan bermoral dalam rangka melaksanakan tugas pemerintahan dan pembangunan
81,1
Kem ESDM
III.12
Pendidikan dan Pelatihan Ketenagalistrikan, Energi Baru Terbarukan, dan Konservasi Energi
Terwujudnya sumberdaya manusia sub sektor ketenagalistrikan dan energi baru terbarukan yang memiliki kompetensi, profesional, berdaya saing tinggi, dan bermoral dalam rangka melaksanakan tugas pemerintahan dan pembangunan
Jumlah penyelenggaraan diklat dalam setahun Jumlah NSPK diklat yang ditetapkan dan diberlakukan Jumlah Lembaga Diklat Profesi/LDP yang terakreditasi sebagai penyelenggara Diklat Teknis Jumlah jenis diklat yang dibutuhkan Jumlah sarana diklat yang terakreditasi standar mutu Jumlah kegiatan pelayanan jasa sarana dan sertifikasi Jumlah kerjasama diklat yang diimplementasikan
34,7
Kem ESDM
1.L-170
NO (1) III.13
SASARAN (3) Terwujudnya sumberdaya manusia bidang kegeologian yang memiliki kompetensi, profesional, berdaya saing tinggi, dan bermoral dalam rangka melaksanakan tugas pemerintahan dan pembangunan
INDIKATOR (4) Jumlah kegiatan promosi diklat Jumlah penyelenggaraan diklat dalam setahun Jumlah NSPK diklat yang ditetapkan dan diberlakukan Jumlah jenis diklat yang dibutuhkan Jumlah Sarana Diklat Yang Terakreditasi Standar Mutu Jumlah kegiatan pelayanan jasa sarana, keahlian dan sertifikasi Jumlah Kerjasama Diklat yang Diimplementasikan Jumlah Kegiatan Promosi Diklat Jumlah penyelenggaraan diklat dalam setahun Jumlah NSPK diklat yang ditetapkan dan diberlakukan Jumlah Lembaga Diklat Profesi/LDP yang terakreditasi sebagai penyelenggara Diklat Teknis Jumlah jenis diklat yang dibutuhkan Jumlah Kerjasama Diklat yang Diimplementasikan Jumlah Kegiatan Promosi Diklat Jumlah penyelenggaraan diklat dalam setahun Jumlah NSPK diklat yang ditetapkan dan diberlakukan Jumlah jenis diklat yang dibutuhkan Jumlah kerjasama diklat yang diimplementasikan Jumlah kegiatan promosi diklat Persentase profesi tenaga kesehatan yang memiliki standar kompetensi
TARGET TAHUN 2013 (5) 6 Kegiatan 70 Diklat 134 Diklat 40 Diklat 1 Paket 14 10 Kerjasama 2 Kegiatan 135 Diklat 19 Diklat 1 Lembaga 5 Diklat 1 Kerjasama 7 Kegiatan 31 Diklat 11 Diklat 3 Diklat 394 Kerjasama 4 Kegiatan 80
III.14
Terwujudnya sumberdaya manusia sub sektor mineral, batubara, dan panas bumi yang memiliki kompetensi, profesional, berdaya saing tinggi, dan bermoral dalam rangka melaksanakan tugas pemerintahan dan pembangunan Terwujudnya peningkatan kegiatan pelaksanaan dan pengembangan pendidikan dan pelatihan bidang tambang bawah tanah
40,7
Kem ESDM
III.15
8,4
Kem ESDM
III.16
11,5
Kemenkes
1.L-171
NO (1)
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS (2) Berkelanjutan Bagi SDM Kesehatan Pembinaan Kompetensi dan Pelatihan Konstruksi
INDIKATOR (4)
III.17
Jumlah Pembinaan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) keahlian konstruksi; Jumlah Penyelenggaraan pelatihan keahlian konstruksi. Jumlah Penyelenggaraan kerjasama dengan perguruan tinggi untuk program pemagangan dan pendidikan ahli konstruksi Jumlah Penyusunan program pelatihan dan kerjasama keahlian konstruksi (MRA); Jumlah Penyusunan kurikulum dan silabus pelatihan keahlian konstruksi; Jumlah Penyelenggaraan pelatihan untuk calon pelatih (TOT) dan asesor tenaga ahli konstruksi. Jumlah Produk pengaturan pembinaan kompetensi dan pelatihan konstruksi; Jumlah Pembinaan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) keterampilan konstruksi; Jumlah Kegiatan pelatihan keterampilan tukang, teknisi peralatan dan perbengkelan jasa konstruksi; Jumlah Penyusunan program pelatihan manajemen teknik (teknisi) konstruksi, peralatan dan perbengkelan, serta program pelatihan keterampilan konstruksi; Jumlah Penyusunan kurikulum dan silabus pelatihan manajemen teknik (teknisi) konstruksi dan pelatihan keterampilan konstruksi; Jumlah Penyelenggaraan pelatihan untuk calon pelatih (TOT) dan asesor teknisi dan keterampilan konstruksi. Jumlah Pembinaan kapasitas lembaga diklat daerah/provinsi.
10 laporan 50 angkatan 20 laporan 2 laporan 10 kurikulum dan silabus 2 angkatan 2 NSPK 30 paket 120 angkatan 3 laporan 20 laporan 8 angkatan 8 laporan
117,1
Kemen PU
1.L-172
NO (1)
SASARAN (3)
INDIKATOR (4) Jumlah Kerjasama pelatihan/sertifikasi keterampilan konstruksi dengan SMK dan institusi pendidikan vokasional (diploma) Jumlah Kerjasama pelatihan/sertifikasi keterampilan konstruksi dengan institusi diklat swasta/masyarakat jasa konstruksi. Jumlah Revitalisasi balai peningkatan kemampuan dan kompetensi konstruksi Jumlah pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pembinaan kompetensi dan pelatihan konstruksi; Jumlah Produk kajian pembinaan kompetensi dan pelatihan konstruksi. Jumlah paket standar kompetensi kerja bidang kominfo Jumlah SDM Kominfo yang bersertifikasi
TARGET TAHUN 2013 (5) 75 laporan 15 laporan kerjasama 2 balai 2 laporan 7 rekomendasi 4 paket 1.000
III.18
III.19
Penelitian dan Pengembangan Literasi dan Profesi, serta Pengembangan SDM Komunikasi dan Informatika Pengembangan Sistem dan Pelaksanaan Sertifikasi Kompetensi Profesi
62,3782
Kemenkominfo
Jumlah Lembaga Sertifikasi Profesi yang diberi lisensi Jumlah tenaga kerja yang disertifikasi Jumlah asesor untuk pelaksanaan uji kompetensi yang ditingkatkan kapasitasnya Jumlah skema sertifikasi kompetensi yang sesuai dengan permintaan industri Sosialisasi sistem sertifikasi di sektor industri, profesi, pendidikan dan otoritas kompeten Jumlah tenaga kerja yang disertifikasi dan ditempatkan melalui kerja sama PPP
41,0
Kemenakertrans (BNSP)
1.L-173
NO (1) III.20
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS (2) Peningkatan kapasitas dan kompetensi SDM pengelola LKM/KSP/USP
INDIKATOR (4) Diklat Pengelola LKM Jumlah asesor dari Tempat Uji Kompetensi (TUK) dan fasilitator dari Lembaga Diklat Profesi (LDP) yang diperkuat Jumlah Manajer/Kepala cabang KJK yang diikutkan diklat Kompetensi Lulusan diklat perhubungan darat (Pembentukan, penjenjangan dan keterampilan teknis) yang profesional, kompeten, dan berdaya saing nasional dan internasional Lulusan diklat perhubungan laut (Pembentukan, penjenjangan dan keterampilan teknis) yang profesional, kompeten, dan berdaya saing nasional dan internasional Lulusan diklat perhubungan udara (Pembentukan, penjenjangan dan keterampilan teknis) yang profesional, kompeten, dan berdaya saing nasional dan internasional Jumlah calon wirausaha baru yang dilatih Jumlah kelompok pelaku usaha mikro yang beroperasi di kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil Jumlah kelompok yang menerima pemberdayaan usaha garam rakyat/PUGAR (kelompok)
TARGET TAHUN 2013 (5) 250 orang 60 orang 360 orang 3.448
III.21
Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan Darat **) Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan Laut **) Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan Udara **) Pelatihan Kewirausahaan Pengembangan Kewirausahaan Pemuda
Meningkatnya SDM bidang perhubungan darat Meningkatnya SDM bidang perhubungan laut Meningkatnya SDM bidang perhubungan udara Terlaksananya pelatihan calon wirausaha baru Meningkatnya keberdayaan dan kemandirian 8.600 kelompok usaha skala mikro, 1.350.000 ton garam yang dihasilkan dan beroperasinya unit sarana usaha mikro di seluruh kawasan minapolitan pesisir Meningkatnya kapasitas dan potensi kewirausahaan pemuda
21,5
Kemenhub
III.22
105.066
165,4
Kemenhub
III.23
3.947
27,4
Kemenhub
III.24 III.25
10.000 3.400 66
33,3 16,0
III.26
Jumlah pemuda yang difasilitasi sebagai kader kewirausahaan Jumlah fasilitasi akses pendanaan sentra-sentra
3.400 66
16,0
Kemenpora
1.L-174
NO (1)
SASARAN (3)
INDIKATOR (4) kewirausahaan pemuda Jumlah fasilitasi sentra pemberdayaan pemuda (youth center) Jumlah pusat kewirausahaan dan produktivitas Tersedianya akses kesempatan kerja dan berusaha, pelayanan kesehatan dasar dan pendidikan dasar melalui KUBE (kelompok) Jumlah kawasan minapolitan potensi perikanan tangkap yang memiliki Kelompok Usaha Bersama (KUB) yang mandiri (lokasi) Jumlah pengembangan kelembagaan Kelompok Usaha Bersama (KUB) yang mandiri Jumlah kelompok nelayan KUB penerima pengembangan usaha mina perdesaan/PUMP di lokasi non-PKN Jumlah kelompok usaha perikanan budidaya yang memenuhi standar kelembagaan (kelompok) Jumlah lokasi pembinaan tenaga kerja perikanan budidaya Jumlah kelompok pembudidaya penerima Pengembangan Usaha Mina Perdesaan/PUMP (kelompok) Jumlah kelompok pengolah dan pemasar hasil perikanan yang meningkat kompetensinya dalam rangka Pengembangan Usaha Mina Perdesaan/PUMP Jumlah usaha skala mikro, kecil dan menengah bidang
III.27 III.29
Penyediaan Layanan Pembelajaran dan Kompetensi Mahasiswa Penanggulangan Kemiskinan Pengembangan usaha penangkapan ikan dan pemberdayaan nelayan skala kecil
III.30
Meningkatnya pemanfaatan dan penyediaan prasarana dan sarana kepemudaan Tercapainya layanan pembelajaran dan kompetensi mahasiswa Tersalurkannya bantuan pemberdayaan masyarakat bagi fakir miskin dalam bentuk KUBE dan stimulan UEP Terbangunnya kawasan potensi perikanan tangkap yang menjadi kawasan Minapolitan dengan usaha yang bankable serta realisasi investasi usaha perikanan tangkap
69.5
III.31
Meningkatnya penyediaan modal kerja guna berkembangnya usaha perikanan budidaya yang mandiri
454.0
III.32
Meningkatnya jumlah unit pengolahan ikan yang bersertifikat kelayakan pengolahan dari 1.445 UPI pada
103,5*
1.L-175
NO (1)
SASARAN (3) tahun 2012 menjadi 3.145 UPI pada tahun 2015 Meningkatnya keberdayaan dan kemandirian 8.600 kelompok usaha skala mikro, 1.350.000 ton garam yang dihasilkan dan beroperasinya unit sarana usaha mikro di seluruh kawasan minapolitan pesisir Terbangunnya layanan sistem informasi pasar kerja Terwujudnya pusat-pusat pelayanan informasi pasar kerja berkualitas yang dibutuhkan oleh pencari kerja dan pengguna tenaga kerja
INDIKATOR (4) pengolahan dan pemasaran hasil perikanan yang melakukan kemitraan usaha dalam rangka pengembangan minapolitan (UMKM) Jumlah kelompok pelaku usaha mikro yang beroperasi di kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil Jumlah kelompok yang menerima pemberdayaan usaha garam rakyat/PUGAR (kelompok)
III.33
6,700 750
250,0*
III.34
Adanya sistem informasi pasar kerja online Jumlah pusat layanan informasi pasar kerja tingkat provinsi dan kabupaten/kota yang terhubung dengan sistem-sistem bursa kerja online dan menerapkan standar layanan sesuai 'model bisnis layanan' yang baik Tersedianya infrastruktur SIM pasar kerja (33 propinsi, 200 kab/kota) Jumlah pencari kerja yang memanfaatkan jasa pusat layanan informasi pasar kerja Jumlah bursa kerja yang memenuhi standar pelayanan umum Analisis pasar kerja Analisis jabatan
62,8
Kemenakertrans
Koneksi internet 400,000 33 provinsi; 375 kab/kota 33 provinsi, 5 negara, KEK 650 jabatan
IV IV.1
PELAYANAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA Penanganan seluruh pengaduan dalam waktu 2 x 24 jam, Pembentukan pos pelayanan TKI di kecamatan di daerah-daerah kantong TKI Pembinaan dan Kebijakan, regulasi, bimbingan Jumlah KL/Pemda yang terintegrasi melalui 9 instansi Pengembangan Eteknis, dan evaluasi Government Service Bus
Dialokasikan di PN 6
Kemenkominfo
1.L-176
NO (1)
SASARAN (3) pengembangan e-government untuk mendorong peningkatan nilai e-government nasional menjadi 3,4, pencapaian tingkat eliterasi menjadi 50% Terlaksananya tertib administrasi kependudukan dengan tersedianya data dan informasi penduduk yang akurat dan terpadu Terlaksananya penataan sistem koneksi SIAK yang berbasis NIK dengan sistem informasi Kementerian/Lembaga melalui pembangunan dan pengembangan data warehouse berbasis data kependudukan dengan NIK Nasional Terselenggaranya akses pelayanan paspor yang mudah dan tidak duplikasi
INDIKATOR (4)
IV.2
Jumlah penduduk yang menerima e-KTP berbasis NIK dengan perekaman sidik jari
185,0
Kemendagri
IV.3
Jumlah K/L yang dapat mengakses database kependudukan berbasis NIK Nasional & atau digunakan sebagai dasar penerbitan dokumen, informasi untuk pelayanan publik
15 K/L
5,0
Kemendagri
IV.4
IV.5
Pembinaan, penempatan,
Terintegrasinya pelayanan
Persentase (%) Pengendalian pemberian persetujuan visa kunjangan, visa kunjungan saat kedatangan, visa tinggal terbatas dan visa untuk negara tertentu yang Memenuhi Standar Dengan Data Akurat Persentase (%) pengendalian pemberian Surat Perjalanan Khusus TKI yang memiliki standar dengan data akurat Jumlah rumusan kebijakan teknis di bidang dokumen perjalanan, visa, izin masuk, izin bertolak dan fasilitas keimigrasian yang responsif, implementatif dan akuntabel % calon TKI yang terlayani dan tercatat pada Dinas
379,3247 80%
Kemenkumham
60%
1.L-177
NO (1)
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS (2) dan perlindungan TKI Luar Negeri Fasilitasi Pelayanan Dokumen Calon TKI Penyiapan pemberangkatan
SASARAN (3) penempatan calon TKI di daerah Meningkatnya kualitas pelayanan penempatan calon TKI Meningkatnya pemahaman hak dan kewajiban TKI
INDIKATOR (4) Tenaga Kerja Provinsi dan Kab/Kota Jumlah calon TKI yang mendapat layanan dokumen sesuai standar Persentase jumlah calon TKI yang ditempatkan sesuai dengan job order Jumlah Calon TKI yang Terlayani KTKLN sesuai dengan NIK Jumlah TKI yang memahami standar perlindungan dan prinsip-prinsip HAM. Persentase Rekomendasi Kebijakan Koordinasi Pembiayaan Kredit untuk Pekerja Migran yang Diimplementasikan Kemudahan penyampaian pengaduan 24 jam (bebas pulsa) Jumlah pengaduan yang diproses Kualitas pelayanan hotline service
IV.6 IV.7
600 ribu TKI 100% TKI 600 ribu TKI 600 ribu TKI 70%
4,5 25,7
BNP2TKI BNP2TKI
IV.8
Koordinasi Penyusunan Skim Pembiayaan Kredit untuk Pekerja Migran Pelayanan Advokasi dan Perlindungan Hukum Kawasan Timur Tengah, Afrika, dan Eropa
IV.9
Meningkatnya Koordinasi Kebijakan Penyusunan Skim Pembiayaan Kredit untuk Pekerja Migran Terlaksananya Pelayanan Advokasi dan Perlindungan Hukum TKI
1,5
Menko Perekonomian
1 hotline services 24 jam (bebas pulsa) 100% pengaduan terproses 100% pekerja migran yang diproses melalui hotline service dalam waktu 2x24 jam 100% TKI bermasalah ditangani 80% 4.000 TKI 530 orang
14,0
BNP2TKI
Persentase TKI purna bermasalah yang direhabilitasi IV.10 IV.11 IV.12 Pengamanan Keberangkatan Peningkatan Pemberdayaan TKI Purna Peningkatan Kapasitas Pemerintah Daerah Dalam Pencegahan keberangkatan TKI non prosedural Kesadaran pengelolaan remitansi untuk kegiatan produktif Terbangunnya sistem pelayanan TKI di tingkat kecamatan/ Presentase TKI yang memiliki dokumen resmi bekerja ke luar negeri Jumlah calon TKI /purna yang mendapat edukasi pengelolaan remitansi Jumlah aparat pemda yang ditingkatkan kapasitasnya
1.L-178
NO (1)
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS (2) Memberikan Pelayanan Kepada TKI Penyelesaian Masalah Pengaduan Melalui Call Center TKI Koordinasi Kebijakan Peningkatan Kesempatan Kerja Perempuan dan Ekonomi Keluarga Perlindungan Bagi Korban Tindak Kekerasan dan Pekerja Migran kabupaten
SASARAN (3)
INDIKATOR (4) Jumlah kabupaten/kota yang memberikan pelayanan kepada TKI Penyelesaian masalah pengaduan melalui call center TKI Jumlah usulan rekomendasi kebijakan urusan Kesempatan Kerja Perempuan dan Ekonomi Keluarga Tingkat (indeks) usulan rekomendasi kebijakan yang menjadi kebijakan formal Jumlah korban tindak kekerasan dan pekerja migran yang bermasalah sosial yang berhasil dilindungi (jiwa) Jumlah korban tindak kekerasan yang diberikan pelayanan melalui RPTC (jiwa) Jumlah pekerja migran yang bermasalah sosial yang mendapat bantuan UEP (jiwa) Jumlah korban tindak kekerasan yang mendapat bantuan UEP (jiwa) Jumlah persentase pekerja migran bermasalah yang dibantu pemulangan ke provinsi asal (%) Kesiap siagaan Satgas entry/Transit/daerah asal
TARGET TAHUN 2013 (5) 123 kab/kota 100% penyelesaian masalah terlayani 2 dokumen 100%
IV.13 IV.14
IV.15
Terlayaninya penyelesaian masalah pengaduan melalui call center TKI Meningkatnya jumlah koordinasi, sinkronisasi, kajian serta pemantauan dan evaluasi kebijakan peningkatan kesempatan kerja perempuan dan ekonomi keluarga Terlayaninya Korban Tindak Kekerasan dan Pemulangan Pekerja Migran/Pekerja Migran Bermasalah yang dideportasi sampai di Provinsi asal
20,0 2,7
26.000 1.750 1.500 1.650 75% 100% TKIB deportasi terlayani 70%
70,0
Kemensos
IV.16 IV.17
Peningkatan Ketenteraman, Ketertiban, dan Perlindungan Masyarakat Koordinasi Kebijakan Penyusunan Skim Asuransi dan Remitansi untuk Tenaga Kerja
Terselenggaranya ketentraman dan ketertiban umum di lokasi debakarsi dan embarkasi Meningkatnya Koordinasi Kebijakan Penyusunan Skim Asuransi dan Remitansi untuk TKI
5,8
Kemendagri
Persentase Rekomendasi Kebijakan Koordinasi Asuransi dan Remitansi untuk TKI Diimplementasikan
1,5
Menko Perekonomian
1.L-179
NO (1)
SASARAN (3)
INDIKATOR (4)
IV.18
Amandemen UU 39/2004 Persentase peraturan turunan amandemen UU Jumlah atase ketenagakerjaan yang memberi perlindungan TKI Jumlah pertemuan dengan negara sahabat terkait perlindungan WNI/BHI dengan negara lain Jumlah Citizen Services yang diperkuat
60,0
Kemenakertrans
IV.19
227,8
Kemenlu
V VI.1
VI.2
Jumlah WNI/TKI yang memperoleh fasilitas di 4.998 penampungan Persentase pemberian bantuan hukum ( Advokasi dan 29,17 % lawyer) bagi WNI terutama tenaga kerja wanita Jumlah WNI/TKI yang direpatriasi 3000 PENGEMBANGAN KOPERASI DAN USAHA KECIL, MIKRO DAN MENENGAH (UMKM) Penataan peraturan perundang-undangan, peningkatan iklim usaha yang kondusif, pengembangan produk dan pemasaran, peningkatan daya saing SDM, penguatan kelembagaan dan revitalisasi koperasi, serta peningkatan akses ke pembiayaan yang mendukung peningkatan daya saing koperasi dan UMKM. Penataan Peraturan Tersedianya peraturan (1) Jumlah Rancangan Undang-undang tentang 1 RUU 2,5 Kemen KUKM Perundang-undangan di perundangan yang mendukung Perkoperasian bidang Koperasi dan iklim usaha yang kondusif bagi UMKM pengembangan koperasi dan UMKM (2) Jumlah Rancangan Peraturan Pelaksanaan UU 2 RPP 1,25 tentang Koperasi Pengembangan Sarana Berkembangnya sarana usaha Jumlah dukungan sarana usaha pemasaran revitalisasi 5 unit pasar percontohan, 162,5 Kemen KUKM Usaha Koperasi dan pemasaran KUMKM pasar tradisional melalui koperasi 75 unit pasar tradisional
1.L-180
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS (2) UMKM Pengembangan Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT)-KUMKM Pengembangan dan Perluasan Pasar Ekspor Koperasi dan UKM Pengembangan Data dan Informasi Koperasi dan UMKM Pengembangan Kemitraan Koperasi dan UMKM Peningkatan Produktivitas dan Mutu KUMKM Peningkatan Kualitas Ketatalaksanaan Koperasi dan UMKM
SASARAN (3) Berkembangnya pusat layan usaha terpadu (PLUT)-KUMKM Berkembangnya pasar ekspor Koperasi dan UMKM Tersedianya data dan informasi KUMKM sebagai landasan peraturan dan kebijakan Berkembangnya kemitraan koperasi dan UMKM Meningkatnya produktivitas dan mutu KUMKM
INDIKATOR (4) Jumlah pusat layanan usaha terpadu (PLUT) KUMKM Konsep sistem informasi konsolidasi kargo UMKM ekspor, dan jumlah ujicoba di pelabuhan laut utama Peningkatan ketersediaan data dan informasi KUMKM Jumlah koperasi dan UMKM yang difasilitasi menjadi mitra investasi Jumlah KUKM yang mendapatkan sosialisasi dan menerapkan standardisasi ISO/SNI/HACCP, HKI dan kehalalan produk Jumlah koperasi yang direvitalisasi
TARGET TAHUN 2013 (5) yang dikelola koperasi 15 unit PLUT-KUMKM 1 konsep dan 1 ujicoba Sistem pengelolaan data dan informasi KUMKM; Survey Nasional KUMKM 200 KUMKM 1.100 KUMKM 300 Koperasi
PAGU TAHUN 2013 (MILYAR RUPIAH) (6) 75,0 2,0 155,0 6,0 8,5 8,5
INSTANSI PELAKSANA (7) Kemen KUKM Kemen KUKM Kemen KUKM Kemen KUKM Kemen KUKM Kemen KUKM
Meningkatnya kinerja kelembagaan di bidang pengendalian dan akuntabilitas koperasi berkoperasi yang benar sesuai prinsip dan jati diri koperasi * Alokasi yang tercantum merupakan alokasi keseluruhan kegiatan, tidak hanya merupakan alokasi indikator kegiatan.
* * Alokasi yang tercantum adalah alokasi kegiatan Pembinaan dan Pengembangan E-Government di Prioritas 6, sedangkan SIM TKI hanya merupakan salah satu indikator
1.L-181
Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Kementerian Agama, Kementerian Kesehatan, Kementerian Parekraf, KPP&PA, Kementerian PORA
No.
SASARAN
INDIKATOR
(1) 1.
(3)
(4)
Pelaksanaan ibadah haji yang tertib dan lancar paling lambat pada 2010 Terlaksananya pelayanan ibadah haji dan umrah Pelaksanaan ibadah haji serta pengawasan haji yang serta pengawasan haji tertib dan lancar (lokasi) Pelayanan pendaftaran haji (paket) Rehabilitasi asrama haji (lokasi) 2. Pembinaan Ibadah Haji dan Umrah Terlaksananya pembinaan ibadah haji dan umrah Pelaksanaan pembinaan ibadah haji dan umrah (provinsi) Peningkatan kompetensi PPIH Embarkasi Petugas haji yang profesional
175,2
Kementerian Agama
1.L-182
No.
SASARAN
INDIKATOR
(1)
(4)
3. 4.
Terlaksananya pembinaan Misi Haji Meningkatnya pembinaan dan pelayanan kesehatan sebelum, saat pelaksanaan dan pasca haji
Pelayanan Misi Haji Indonesia di Arab Saudi (orang) Persentase kabupaten/kota yang melaksanakan pemeriksaan dan pembinaan kesehatan haji sesuai standar Angka kematian jemaah haji per 1.000 jemaah
40,3 208,4
Peningkatan kerukunan umat beragama melalui pembentukan dan peningkatan efektivitas Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) 1. Pembinaan Pendidikan Agama dan Keagamaan Konghucu dan Multikultural Pembinaan Kerukunan Umat Beragama Terlaksananya pengelolaan dan pembinaan pendidikan agama dan keagamaan Tersedianya dana operasional FKUB tingkat provinsi Tersedianya dana operasional FKUB Tingkat kabupaten Terlaksananya pembangunan sekretariat bersama kerukunan umat beragama Terlaksananya pembinaan dan pengembangan KUB Tersedianya dana operasional pembinaan dan pengembangan KUB Kualitas pendidikan agama dan keagamaan (kegiatan) Tunjangan penyuluh Agama Konhucu Non PNS Operasional FKUB tingkat provinsi Operasional FKUB tingkat kabupaten Sekretariat bersama tingkat kabupaten/kota Pembinaan dan pengembangan KUB Operasional Pembinaan dan Pengembangan KUB
2.
1.L-183
No.
SASARAN
INDIKATOR
(1)
(3)
(4)
Peningkatan jumlah wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara sebesar 20% secara bertahap dalam 5 tahun Promosi 10 tujuan pariwisata Indonesia melalui saluran pemasaran dan pengiklanan yang kreatif dan efektif Perbaikan dan peningkatan kualitas jaringan prasarana dan sarana pendukung pariwisata Peningkatan kapasitas pemerintah dan pemangku kepentingan pariwisata lokal untuk mencapai tingkat mutu pelayanan dan hospitality management yang kompetitif di kawasan Asia 1. Pengembangan Daya Tarik Pariwisata Meningkatnya kualitas dan kuantitas penataan daya tarik wisata 1. Jumlah fasilitasi pengembangan daya tarik wisata alam, bahari, dan budaya (daya tarik wisata) 2. Jumlah fasilitasi/pendukungan amenitas/ fasilitas pariwisata (provinsi) Jumlah desa wisata Jumlah standar usaha pariwisata (naskah) 1. Jumlah fasilitasi perancangan destinasi untuk investasi pariwisata (naskah) 2. Jumlah lokasi yang difasilitasi dalam rangka penerapan tata kelola destinasi (destination management organization/DMO) 1. Jumlah partisipasi pada bursa pariwisata, misi penjualan (sales mission) dan festival di tingkat internasional (even) 2. Jumlah penyelenggaraan perwakilan promosi pariwisata Indonesia (Indonesia tourism promotion representative officers) di luar negeri Jumlah penyelenggaraan promosi langsung (direct promotion), dan penyelenggaraan even pariwisata 29 33 963 4 10 15 Dialokasikan di PN 4 20,0 48,3 Kemparekraf Kemparekraf Kemparekraf 121,9 Kemparekraf
2. 3. 4.
Peningkatan PNPM Mandiri Bidang Pariwisata Pengembangan Industri Pariwisata Perancangan Destinasi dan Investasi Pariwisata
Meningkatnya pengembangan desa wisata Meningkatnya kualitas industri pariwisata Meningkatnya perancangan destinasi dan investasi pariwisata
5.
Meningkatnya partisipasi pariwisata Indonesia pada bursa, misi penjualan (sales mission) dan festival di tingkat internasional
82
167,4
Kemparekraf
14
6.
69
92,8
Kemparekraf
1.L-184
No.
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS (2) Pengembangan Pasar dan Informasi Pariwisata Peningkatan Pencitraan Indonesia
SASARAN
INDIKATOR
(1) 7. 8.
(3) Meningkatkan informasi pasar dan strategi pemasaran pariwisata Meningkatnya pelayanan informasi dan kelengkapan informasi pariwisata Indonesia
(4) berskala nasional dan internasional 1. Jumlah pengembangan informasi pasar (naskah) 2. Jumlah perancangan pemasaran pariwisata (naskah) 1. Jumlah publikasi pariwisata dan pencitraan Indonesia di media cetak, elektronik, digital, dan media luar ruang (media) 2. Jumlah pembuatan dan pengadaan bahan promosi cetak (juta eksemplar) 3. Jumlah pembuatan dan pengadaan bahan promosi elektronik (ribu keping) 1. Jumlah promosi pada even internasional konvensi, insentif, even, dan minat khusus (kegiatan) 2. Jumlah pendukungan even peningkatan konvensi, insentif, even, dan minat khusus (kegiatan) Jumlah SDM peserta pembekalan di bidang pariwisata dan ekonomi kreatif (orang) Jumlah SDM bidang pariwisata dan ekonomi kreatif yang tersertifikasi (orang) Jumlah lulusan pendidikan pariwisata di 4 UPT pendidikan tinggi pariwisata (orang)
1,15 154 8 50 1.190 9.000 1.443 9,3 27,9 250,0 Kemparekraf Kemparekraf Kemparekraf 56,4 Kemparekraf
9.
Peningkatan Promosi Konvensi, Insentif, Even dan Meningkatnya kualitas dan kuantitas Minat Khusus penyelenggaraan promosi konvensi, insentif, even dan minat khusus Pengembangan SDM Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Peningkatan Kompetensi Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Pengembangan Pendidikan Tinggi Bidang Pariwisata Meningkatnya kapasitas SDM bidang pariwisata dan ekonomi kreatif Meningkatnya SDM parekraf yang memiliki sertifikasi profesi Meningkatnya profesionalisme dan daya saing SDM bidang parwisata di lembaga pendidikan tinggi pariwisata
Perumusan kebijakan dan pedoman bagi penerapan pengarusutamaan (mainstreaming) Gender (PUG) oleh Kementerian dan Lembaga Pemerintah Nonkementerian lainnya, termasuk perlindungan bagi perempuan dan anak terhadap berbagai tindak kekerasan
1.L-185
No.
SASARAN
INDIKATOR
(1) 1.
(3)
(4)
Penyusunan dan harmonisasi kebijakan bidang Meningkatnya jumlah kebijakan pelaksanaan PUG Jumlah kebijakan pelaksanaan PUG dalam rangka pendidikan yang responsif gender bidang pendidikan peningkatan kualitas pendidikan Jumlah K/L dan pemda yang difasilitasi dalam penerapan ARG di bidang pendidikan K/L Prov
2.
Penyusunan dan harmonisasi kebijakan bidang Meningkatnya jumlah kebijakan pelaksanaan PUG Jumlah kebijakan pelaksanaan PUG di bidang kesehatan kesehatan yang responsif gender bidang kesehatan Jumlah K/L dan pemda yang difasilitasi dalam K/L penerapan ARG di bidang kesehatan Prov Penyusunan dan harmonisasi kebijakan Meningkatnya jumlah kebijakan partisipasi Jumlah kebijakan pelaksanaan PUG di bidang politik dan partisipasi perempuan di bidang politik dan perempuan di bidang politik dan pengambilan pengambilan keputusan pengambilan keputusan keputusan Jumlah K/L dan pemda yang difasilitasi dalam K/L penerapan ARG di bidang politik dan Prov pengambilan keputusan Penyusunan dan harmonisasi kebijakan bidang ketenagakerjaan yang responsif gender Meningkatnya jumlah kebijakan pelaksanaan PUG Jumlah kebijakan pelaksanaan PUG di bidang bidang ketenagakerjaan ketenagakerjaan Jumlah K/L dan pemda yang difasilitasi dalam penerapan ARG di bidang ketenagakerjaan
2,2
Kementerian PP dan PA
3.
3,3
Kementerian PP dan PA
4.
2,6
Kementerian PP dan PA
5.
Jumlah kebijakan perlindungan perempuan dari tindak kekerasan Jumlah K/L dan pemda yang difasilitasi dalam K/L penerapan kebijakan perlindungan perempuan Prov dari tindak kekerasan
10,5
Kementerian PP dan PA
6.
3,7
Kementerian PP
1.L-186
No.
SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS (2) penyusunan data gender sistem data gender
SASARAN
INDIKATOR
(1)
(4) Jumlah K/L dan pemda yang difasilitasi dalam peningkatan kapasitas pengelola data gender dan anak
7.
Jumlah kebijakan perlindungan tenaga kerja perempuan Jumlah K/L dan pemda yang difasilitasi dalam penerapan kebijakan perlindungan tenaga kerja perempuan K/L Prov
2,5
Kementerian PP dan PA
8.
Jumlah kebijakan perlindungan korban tindak pidana perdagangan orang Jumlah K/L dan pemda yang difasilitasi dalam penerapan kebijakan perlindungan korban tindak pidana perdagangan orang K/L Prov
7,1
Kementerian PP dan PA
9.
Jumlah kebijakan penghapusan kekerasan pada anak Jumlah K/L dan pemda yang difasilitasi tentang K/L penghapusan kekerasan pada anak Prov Jumlah K/L dan pemda yang difasilitasi dalam penyusunan data anak korban kekerasan Pelaksanaan Survei KtA K/L Prov
8,2
Kementerian PP dan PA
10.
Jumlah kab/kota yang memiliki SDM yang kompeten dalam analisis PPRG Jumlah kab/kota yang memiliki kelembagaan dan jejaring
15,0
Kementerian PP dan PA
1.L-187
No.
SASARAN
INDIKATOR
(1)
(3) PUG
Pencapaian posisi papan atas pada South East Asia (SEA) Games pada tahun 2013, dan peningkatan perolehan medali pada kejuaraan multi-event 1. Pembinaan Olahraga Prestasi Meningkatnya pembinaan olahraga prestasi 1. Jumlah olahragawan andalan nasional 2. Jumlah fasilitasi keikutsertaan pada SEA Games, dan ASEAN Para Games 473,0 Kemenpora
Peningkatan character building melalui gerakan, revitalisasi dan konsolidasi gerakan kepemudaan Revitalisasi Gerakan Pramuka 1. 2. Peningkatan Wawasan Pemuda Pemberdayaan Organisasi Kepemudaan Meningkatnya wawasan pemuda kader di bidang Jumlah pemuda yang difasilitasi dalam peningkatan kebangsaan, perdamaian, dan lingkungan hidup wawasan kebangsaan, perdamaian, dan lingkungan hidup Meningkatnya kapasitas pengelolaan organisasi kepemudaan 1. Jumlah pengelola organisasi kepemudaan yang difasilitasi dalam pelatihan kepemimpinan, manajemen, dan perencanaan program, 2. Jumlah organisasi kepemudaan yang difasilitasi dalam memenuhi kualifikasi berdasarkan standar organisasi kepemudaan 1. Jumlah pemuda yang difasilitasi dalam pendidikan kepramukaan Jumlah pemuda kader kepemimpinan Jumlah pemuda yang difasilitasi sebagai kader kewirausahaan 4.000 9.000 42,0 95,0 Kemenpora Kemenpora
120 5.000 900 3.400 125,0 18,2 45,7 74,3 Kemenpora Kemenpora Kemenpora Kemenpora
3. 4. 5. 6.
Pengembangan Kepramukaan Pengembangan Kepemimpinan Pemuda Pengembangan Kewirausahaan Pemuda Peningkatan prasarana dan sarana keolahragaan
Terlaksananya pendidikan, pengembangan, dan pemasyarakatan Kepramukaan Meningkatnya kapasitas dan potensi kepemimpinan pemuda Meningkatnya kapasitas dan potensi kewirausahaan pemuda
Meningkatnya penyediaan prasarana dan sarana 1. Jumlah fasilitasi penyediaan prasarana olahraga. keolahragaan yang memenuhi standar kelayakan 2. Jumlah penyediaan sarana olahraga
1.L-188