Anda di halaman 1dari 7

FISIKA

KELOMPOK 3; KELAS XIA1 : 1. Dimas Andriyanto S. 2. Dyah Rizka Winarti 3. Elsa Endrasari S. 4. Erin Ulfaizah 5. Erma Fitriana Sari (11) (12) (13) (14) (15)

b). Regangan Regangan atau tarik (e) didefinisikan sebagai hasil bagi antara pertambahan panjang (L) dan panjang awal (L).
Rumus : Regangan = pertambahan panjang atau e = L panjang awal L

Standar Kompetensi 1 : Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanik benda. Kompetensi Dasar 1.3 : Menganalisis pengaruh gaya elastisitas benda.

Regangan tidak memiliki satuan atau dimensi karena pertambahan panjang L dan L adalah sama. c). Grafik Tegangan terhadap Regangan Kebanyakan benda adalah elastis sampai ke suatu besar gaya tertentu disebut batas elastis. ~ Benda akan kembali seperti semula jika gaya yang dikerjakan lebih kecil daripada batas elastis. ~ Benda tidak akan kembali ke semula jika gaya yang diberikan melampaui batas elastis. Keterangan grafik : 1.Dari O ke B, deformasi (perubahan bentuk) kawat adalah elastis dari O ke A, berlaku Hukum Hooke dan A disebut batas Hukum Hooke. 2. B adalah batas elastis, di atas titik itu deformasi kawat adalah plastis. 3.C adalah titik tekuk (Yield point). Di titik itu hanya memerlukan gaya yang kecil untuk pertambahan panjang yang besar. Tegangan paling besar yang kita berikan sebelum kawat patah disebut tegangan maksimum (ultimate tensile strees). 4.E adalah titik patah, jika kawat mencapai titik E maka kawat akan patah. d). Modulus Elastisitas Disebut konstanta, dengan demikian modulus elastis (E) suatu bahan didefinisikan sebagai perbandingan antara tegangan dan regangan yang dialami bahan.
Rumus :

pada

sifat

ELASTISITAS DAN GAYA HARMONIK SEDERHANA A. ELASTISITAS BAHAN Pegas dan karet adalah contoh dari elastisitas. Sifat elastis atau elastisitas adalah kemampuan suatu benda kembali ke bentuk awalnya segera setelah gaya luar yang diberikan benda itu dihilangkan (dibebaskan). Tanah liat, adonan kue, tepung dan lilin mainan adalah benda yang tidak bias kembali ke bantuk awal sehingga disebut benda tidak elastis atau benda plastis. 1. Tegangan, Regangan dan Modulus Elastis a). Tegangan Kawat dengan luas penampang mengalami gaya tarik (F) pada ujung-ujungnya sehingga mengalami tegangan tarik () yang didefinisika sebagai hasil bagi antara gaya tarik (F) yang dialami kawat dengan luas penampang (A). Rumus :

Tegangan = gaya atau = F luas A


Keterangan : : tegangan (N/m2 atau Pa) F : gaya (N) A : luas penampang (m2) Tegangan adalah besaran scalar dan sesuai persamaan diatas memiliki persamaan Nm-2 atau Pascal (Pa).

Modulus elastis = tegangan atau E = regangan e


Keterangan : E : Modulus elastis (Pa) : tegangan (N/m2 atau Pa) e : regangan Modulus elastis disebut modulus Young (diberi lambing Y) untuk menghargai Thomas Young. Satuan SI untuk tegangan () adalah Nm-2 atau Pa sedang regangan (e) tidak memiliki stuan, sehingga tegangan dan

Zat Besi Baja Perunggu Alumunium Beton Batu bara Marmer Granit Kayu (pinus) Nilon Tilang Muda

Modulus Elastis E (N/m) 100 x 10 9 200 x 10 9 100 x 10 9 70 x 10 9 20 x 10 9 14x 10 9 50 x 10 9 45 x 10 9 10 x 10 9 5 x 10


9

et iNg .! Za.

=F A

Regangan e = L L

diperoleh hubungan gaya

tarik (F) dengan modulus elastis (E) yaitu

E = = F/A
Modulus elastis berbagai zat e L/L

F = E. L A L

15 x 10 9

Hukum Hooke Pengaruh gaya pada seutas kawat yaitu dapat menyebabkan pertambahan panjang. Perhatian utama kita adalah kepada benda berbentuk spiral terbuat dari logam yang disebut Pegas. Grafik gaya titik F F terhadap pertambahan panjang

Pegas 1

Pegas 2 Pegas 3

x akan berbentuk garis lurus melelui titik asal 0. Persamaan garisnya adalah

F = k .x x
k = gradien garis

Hasil yang sama akan diperoleh untuk pegas-pegas lainnya hanya gradient k-nya berbeda. Untuk pegas yang lebih basar, tetapan k yang spesifik untuk tiap pegas ini kita sebut Tetapan gaya. Bunyi Hukum Hooke oleh Robert Hooke Jika gaya tarik tidak melampaui batas elastis pegas, maka pertambahan panjang pegas berbanding lurus (sebanding) dengan gaya tariknya. Hukum Hooke pada pegas F mg = k .x = k .x
3 x =A 2 F=0 m x= 0 m x x

B. GERAK HARMONIK SEDERHANA


1 F=k. A m x

x = L L0 Keterangan : m = massa (kg) g = gravitasi (m/s2) L0 = panjang pegas tanpa beban (m) L = panjang pegas dengan beban (m) k = tetapan gaya pegas (N/m) Tetapan Gaya Benda Elastis Tetapan gaya k adalah tetapan umum yang berlaku untuk benda elastis jika diberi gaya yang tidak melampaui titik A (batas Hukum Hooke). k = A.E Persamaan gaya tarik yang dikerjakan pada benda L padat, yaitu :

k = mg x

Keterangan gambar : 1). Ketika x positif (pegas ditarik), gaya pemulih kekiri. 2). Ketika x nol (pegas bebas) gaya pemulih nol. 3). Ketika x negatif (pegas tertekan), gaya pemulih kekanan. Gaya Pemulih yang bekerja pada suatu benda yang dihubungkan dengan pegas sebanding dengan simpangannya dari kedudukan seimbang, X = 0.

F = E. L A L
Dari persamaan di atas dapat diperoleh rumus

Gerak Harmonik Sederhana adalah saat benda bergerak bolak balik disekitar titik keseimbangannya.
1. Gaya Pemulih Yaitu gaya yang besarnya sebanding dengan simpangan dan selalu berlawanan arah dengan arah simpangan (posisi). 2. Persamaan Sederhana Simpangan Gerak Harmonik

F = A.E .L L Keterangan : k = ketetapan gaya pegas F = k.L E = modulus elastis (N/m2) L = panjang bebas benda 2 A = luas penampang kita Dari kedua persamaan diatas (m ) peroleh rumus
umum tetapan gaya k, yaitu : A = .r2

r = jari-jari

tali
PERCEPATAN GHS
m
2 Substitusi a = x kedalam Persamaan ma+kx=0, memberikan

O Pegas bergerak ke kiri dan ke kanan sejauh x atau tertekan ke kiri sejauh x, satu-satunya gaya yang bekerja pada benda m adalah F=-kx. Sedangkan menurut Hukum Newton F=m.a

m w2 x + kx = 0 m 2 x = kx 2 = k m

FREKUENSI SUDUT

k m

ma = -k

ma + kx = 0
x sebagai posisi, percepatan, a adalah turunan kedua dari x, sehingga persamaannya dapat ditulis

Periode gerak harmonik sederhana benda pada ujung pegas mendatar atau tegak yang bergetar dapat diturunkan dari 2 , yaitu = T PERIODE

T = m. d 2x + kx = 0 dt 2

= T

T = 2

m k

2 k m

d 2x k + .x = 0 dt 2 m
Persamaan diatas adalah persamaan diferensial homogen orde kedua. Penyelesaian persamaan diatas berbentuk fungsi Sinusoida

. Hukum Hooke untuk susunan Pegas Susunan resistor seri, paralel, atau gabungan keduanyadapat diganti dengan sebuah resistor yang disebut resistor pengganti. Susunan pegas seri, paralel, atau gabungan keduanya dapat diganti dengan sebuah pegas pengganti a. Susunan Seri pegas Prinsip susunan seri beberapa buah pegas adalah sbb : 1). Gaya tarik yang dialami tiap pegas sama besar & gaya tarik ini sama dengan gaya tarik yang dialami pegas pengganti. Misal : Gaya tarik yang dialami per pegas adalah F1 & F2, maka gaya tarik pada pegas pengganti adalah F F1 = F2 = F 2). Pertambahan panjang pegas pengganti seri x, sama dengan total pertambahan panjang tiap-tiap pegas

x(t) = A sin (t+0) atau x(t) = A cos (t+ 0) Jika benda m bergerak dari titik keseimbangan (berarti x = 0), sudut 0 diperoleh dari persamaan kondisi awal. Jika benda m bergerak dari titik terjauh sebelah kanan (berarti x = + A), sudut 0 diperoleh dari persamaan awal x(t)=A sin (t+0) x(t=0) = A sin (0 + 0) Karena pada x(t=0) benda di x= +A maka, A = A sin 0 Sin 0 = 1 = sin Sehingga 0 = /2 dan persamaan simpangan menjadi x(t) A sin (t+/2) 3. PERIODE GERAK HARMONIK SEDERHANA

x = x1 + x2

dx Seperti pada persamaan = A cos t o x(t)=A sin (t+0),maka +

dt d 2x = [sin ( +0 )] A t dt 2 d 2x = 2 [ A sin ( +0 )] t 2 dt d 2x = 2x 2 dt

)]

k1

ks

k2

Dua buah pegas masing-masing dengan tetapan gaya k1 & k2 yang disusun secara seri gmbr 1 dapat diganti dengan pegas yang memiliki tetapan gaya ks, yang memenuhi

k1

k2

2 2 2 = + ks k2 k 2

Atau

ks =

k2k 2 . k2+ k 2

Dengan menggunakan hukum Hooke dan kedua prinsip susunan seri, dapat menentukan hubungan antara tetapan pegas pengganti seri ks dengan tetapan tiap-tiap pegas (k1 & k2). Penggunaan hukum Hooke untuk pegas

Dua buah pegas masing-masing dengan


tetapan gaya k1 dan k2 yang disusun paralel (1) dapat diganti dengan sebuah pegas yang memiliki tetapan gaya kp, yang memenuhi kp= k1 + k2 Dengan menggunakan hukum Hooke dan kedua prinsip paralel susunan pegas menunujukkan bahwa : Tetapan pegas pengganti paralel sama dengan total dari tiap tiap pegas yang disusun paralel. Secara matematis dinyatakan sebagai

F =k s x = x

F ks F k2 F k2

F2=k2 x2F =k2 x2 x2=

F2 =k 2 x2 F =k 2 x2 x2 =

Dengan memasukkan nilai x, x1, dan x2 dalam persamaan dapat diperoleh x = x1 + x2

F F F = + k s k2 k2 2 2 2 Bagi Persamaan dengan F = + ks k2 k2


Dapat dinyatakan kebalikan tetapan pegas pengganti seri sama dengan total dari kebalikan tiap-tiap tetapan pegas.

k p = ki = k2+ k 2+ k2+ ......

Untuk n buah pegas identik yang disusun paralel, dengan tiap pegas memiliki tetapan gaya k, tetapan gaya pegas pengganti paralel kp dapat dihitung dengan rumus : kp = nk ~ Jika membandingkan antara susunan pegas dan susunan resistor tampak bahwa rumus-rumus untuk pegas paralel mirip rumus-rumus resisitor seri. Beberapa Manfaat Pegas dalam Kehidupan Sehari-hari

2 2 222 = = .... ks ki k2 k 2 k 2
Untuk n buah pegas identik dengan tiap
pegas memiliki tetapan k, tetapan pegas pengganti seri ks dapat dihitung dengan rumus : ks = k/n Khusus untuk 2 buah pegas dengan tetapan k1 dan k2 yang disusun seri, tetapan pegas pengganti seri ks dapat dihitung dengan kali k2 2 .k rumus:

1. Untuk melatih otot dada dan kasur pegas;


2. Untuk menimbang massa benda yang digantungkan pada ujung pegas; 3. Tali busur sebuah panah; 4. Sebagai rangka atau penyangga pada getaran yang sangat besar; 5. Tambahan pemanfaatan pegas : 1. Sistem suspensi kendaraan bermotor untuk meredam kejutan Jika kendaraan bermotor melalui jalan berlubang, kendaran akan mengalami kejutan. Untuk meredam kejutan, maka pegas digunakan pada system suspensi kendaraan bermotor. Pegas pada setir kemudi Ada 3 usaha untuk mendesain mobil yang memperhatikan factor keselamatan pengemudi yaitu: Bagian depan dan belakang mobil yang dapat menggumpal secara perlahan.

ks =

2 2 Perbandingan antara susunan pegas dan susunan resistor tampak bahwa rumus-rumus untuk pegas seri mirip dengan rumus-rumus untuk resistor paralel. b. Susunan Paralel Pegas

jumlah

k +k

Prinsip susunan paralel pegas adalah 1. Gaya tarik pada pegas pengganti F sama dengan total gaya pada tiap pegas (F1 & F2). F = F1 + F2 2. Pertambahan panjang tiap pegas sama besar, dan pertambahan panjang ini sama dengan pertambahan panjang pegas pengganti. kp k1 k2 x = x2= x2

Kantong udara yang terletak antara setir kemudi dan pengendara. Sabuk keselamatan. Penggunaan pegas pada mesin kemudi akan mengurangi kemungkinan dada pengemudi menabrak setir. Pada tabrakan kolom setir tertekan, pegas akan memendek, dan setir kemudi bergeser miring untuk menghhindari tabrakan dengan dada pengemudi.

Selamat mempelajari ringkasan ini. Mohon maaf bila terdapat kekurangan. Jangan pernah menyerah sebelum mencoba n jangan pernah cepat puas n putus asa dengan apa yang telah kita peroleh hari ini. Sukses slalu n Cayoooo!!!!! # eL3VEn AOn3 cl@5S #

Contoh Soal

1. Sebuah beban 20 N digantungkan pada


kawat yang panjangnya 3,0 m dan luas penampangnya 8x10-7 m2 hingga menghasilkan pertambahan panjang 0,1 mm. Hitunglah tegangan, regangan dan modulus elastisitas kawat.

2.Seutas kawat baja memiliki panjang 4 m dan


luas penampang 2x1011 N/m2. Sebuah gaya dikerjakan untuk menarik kawat itu hingga bertambah panjang 0,3 m. Hitunglah gaya tarik itu.

3. Seutas kawat dengan luas penampang 4


mm2 ditarik oleh gaya 3,2 N hingga panjangnya bertambah dari 80 cm menjadi 80,04 cm. Hitunglah tegangan, regangan dan modulus elastisitas.

Sesuai dengan gambar disoal , kt sama dengan k1, paralel k2 & diserikan k3.

4. Tiga buah pegas dengan konstanta gaya


masinh-masing k, 2k, dan 4k disusun seperti tampak pada gambar. Jika massa m=5 kg digantungkan pada pegas ketiga, pertambahan panjang total ketiga pegas sama dengan 11 cm. Hitung besar k!

k1

k2

k3

m k
2k

4k

m
5. Tiga buah pegas identik disusun seperti gambar di samping. k2 Jika m = 0,5 kg dan konstanta gaya pegas k = 300 N/m, hitunglah pertambahan total system pada pegas ini!

JAWAB 1 Diket.

k1

: :F = 20 N L = 0,1 mm A = 8x10-7 m2 L = 3 m = 300 mm Ditanyakan : a) (tegangan) b) e (regangan) c) E (modulus elastisitas) Jawab : a) = F/A

=? =? =?

2 Diket.

k3 M

6. Sebutkan bunyi dari Hukum Hooke! 7. Sebutkan manfaat pegas dalam kehidupan sehari-hari! 8. Sebutkan 3 usaha dalam mendesain mobil dengan memperhatikan keselamatan! 9. Sebuah batang yang panjang mula-mulanya L ditarik dengan gaya F. Jika luas penampang batang A dan modulus elastic batang tersebut E, maka rumus pertambahan panjangnya adalah?

:A = 2.10-6 m2 L =4m E = 2.1011 L = 0,3 m = 3.10-1 Ditanyakan : F =? Jawab : F/A = E. L/L F = A.E.L/L F =(2.1011)( 2.10-6)( 3.10-1)/4 F =12.104/4 F =3.104 N Jadi, gaya tariknya adalah 3.104 N. :A = 4 mm2 = 4.10-6

3 Diket. m2

L = 80,04 80 = 0,04 cm L = 80 cm F = 3,2 N Ditanyakan : a) (tegangan) =? b) e (regangan) =? c) E (modulus elastisitas) = ? Jawab : a) = F/A = 3,2/4.10-6 = 8.105 Nm-2 b) e = L/ L = 0,04/80 = 5.10-4 c) E = /e = 8.105 / 5.10-4 = 1,6.109 : (lihat gambar!)

10. Dua pegas identik memiliki konstanta gaya


400 N/m. Kedua pegas tersebut disusun secara paralel. Tentukan besarnya gaya yang dibutuhkan untuk menarik pegas supaya bertambah 5 cm!

11. Ketiga buah pegas identik antinya k1 = k2 =


k3 = k.3

12. Ketiga pegas dapat diganti oleh sebuah


pegas pengganti dengan tetapan gaya kt. 4 Diket.

Ditanyakan : besar k=? Jawab :1 = 1 +1 + 1 ks k 2k 4k 1 = 7 ks 4k ks = 4/7 k Berdasar Hukum Hooke F = f.x m.g = ks.x (5 kg)(9,8 m/s2)= 4/7 k(11.10-2 m) k = 780 Nm-1 5 Diket. : Untuk pegas parallel berlaku kp = k +k = 2k Dengan demikian pertambahan pegas yang disusun secara parallel diatas sama dengan xp, yaitu: F = kp. xp m.g=2k.xp xp = m.g/2k = (0,5 kg)(9,8 m/s2) 2(300 N/m) = 0,0082 m = 8,2 mm Pegas ketiga merupakan pegas tunggl yang disusun secara seri dengan pegas parallel, sehingga pertambahan panjang pegas ketiga ini sama dengan xs, xs = F/k = mg/k xs = (0,5 kg)(9,8 m/s2) (300 N/m) = 16,3 mm Jadi, pertambahan panjang totalnya sama dengan x = xp + xs = 8,2+16,3 = 24,5 mm 6 Bunyi Hukum Hooke (Robert Hooke) Jika gaya tarik tidak melampaui batas elastis pegas, maka pertambahan panjang pegas berbanding lurus (sebanding) dengan gaya tariknya.

Jawab A 10 Diket.

: F = E.L L

: 2 pegas disusun paralel k = 400 N/m L(x) = 5 cm = 0,05 m Ditanyakan : F =? Jawab :F = kp.xp F = 2(400)x0,05 = 800x0,05 = 40 N 11. kt = (k1 paralel k2) seri k3 = (k1 + k2) seri k3 = (k1 + k2) seri k = 2k seri k = (2k)(k) = 2k2 2k + k 3k

Jika beban m digantung pada pegas k3, pegas k3 bertambah panjang = 4 cm.

k1

k2

k3

m
Dengan menggunakan hukum Hooke pada pegas k3 diperoleh F3 = k3x3 mg = k (4 cm) k = mg/4 cm

Manfaat pegas dalam kehidupan sehari-hari yaitu : ~Untuk melatih otot dada dan kasur pegas; ~Untuk menimbang massa benda yang digantungkan pada ujung pegas; ~Tali busur sebuah panah; ~Sebagai rangka atau penyangga pada getaran yang sangat besar; ~Sistem suspensi kendaraan bemotor untuk meredam kejutan ~Pegas pada setir kemudi.

Misalkan pertambahan panjang susunan panjang pegas adalah xt, maka hukum Hooke pada susunan pegas memberikan F = kt xt. Perhatikan gambar soal, gaya yang menarik susunan pegas adalah berat beban m, yaitu mg

3 usaha dalam mendesain mobil dengan memperhatikan keselamatan! Bagian depan dan belakang mobil yang dapat menggumpal secara perlahan. Kantong udara yang terletak antara setir kemudi dan pengendara. Sabuk keselamatan. 9 Diket. : L (panjang awal) F (gaya) A (luas penampang) E (modulus elastic)

Mg=(2/3 k)xt, substitusi F = mg dan kt = 2/3 k Mg= 2/3 (mg/4cm), xt disubstitusi k dari k = mg/4cm xt = 3.4 cm = 6 cm 2 Jadi, pertambahan panjang susunan pegas adalah 6 cm.

Ditanyakan : L (pertambahan panjang)

Anda mungkin juga menyukai