psikoanalitik dari pekerjaan dengan para pasien mental. Freud(1919) yakin bahwa kepribadian memiliki tiga struktur : id, ego dan superego. ID ialah struktur kepribadian menurut Freud yang terdiri atas naluri (instinct) yang merupakan gudang energi psikis individu.Menurut Freud, id tidak sadar secara total dan id tidak memiliki kontak dengan realitas. Ego ialah struktur kepribadian menurut Freud yang berurusan dengan tuntunan realitas. Ego disedut badan pelaksana kepribadian ( executive branch), karena ego membuat keputusan-keputusan rasional. Id dan ego tidak memiliki moralitas. Id dan ego tidak memperhitungkan apakah sesuatu benar atau salah. Superego adalah struktur kepribadian Freud yang merupakan badan moral kepribadian dan benar-benar memperhitungkan apakah sesuatu benar atau salah. Superego adalah hati nurani(conscience) kita. Contoh dari id, ego, dan superego. Ego mengatakan Aku akan melakukan hubungan seks kadang-kadang saja dan memastikan untuk menggunakan alat pencegah kehamilan yang tepat, karena aku tidak ingin gangguan anak dalam perkembangan karirku. Id mengatakan Aku ingin dipuaskan, seks itu nikmat. Superego mengatakan Aku merasa bersalah apabila melakukan hubungan seks. Represi (repression) ,menurut Freud ialah mekanisme pertahanan yang paling kuat dan paling meresap (the most powerful and pervasive), represi bekerja menolak dorongan id yang tidak diinginkan diluar kesadaran dan kembali ke pikiran tidak sadar. Represi adalah landasan dari mana semua mekanisme pertahanan lain bekerja dengan tujuan setiap mekanisme pertahanan adalah menekan (repress) atau menolak keinginan-keinginan yang mengancam di luar kesadaran. Freud yakin kita melampaui tahap perkembangan psikoseksual dan bahwa pada setiap tahap perkembangan tersebut kita mengalami suatu kenikmatan pada suatu bagian
tubuh lebih daripada bagian tubuh yang lain. Erogenous Zones, menurut Freud adalah bagian tubuh yang mengalami kenikmatan khusus yang sangat kuat yang memberi kualitas pada setiap tahap perkembangan. Freud berpikir bahwa kepribadian orang dewasa ditentukan oleh cara-cara mengatasi konflik antara sumber-sumber kenikmatan awal mulut, dubur dan kemudian alat kelamin - dan tuntutan-tuntutan realitas. Bila konflik ini tidak diatasi individu dapat mengalami perasaan mendalam (terfiksasi, fixated) pada tahap perkembangan tertentu. Tahap-tahap Perkembangan Awal Kepribadian :
a. Tahap mulut (oral stage) ialah tahap pertama kepribadian Freud yang berlangsung
selama 18 bulan pertama kehidupan, di mana kenikmatan bayi terpusat pada sekitar mulut.
b. Tahap anal (anal stage) ialah tahap kedua kepribadian Freud, yang berlangsung
antara usia 1 dan 3 tahun, dalam mana kenikmatan terbesar anak meliputi lubang anus atau fungsi pengeluaran/ pembersihan yang diasosiasikan dengannya.
c. Tahap Phallic (phallic stage) ialah tahap ketiga kepribadian Freud yang berlangsung
antara usia 3 dan 6 tahun. Phallic berasal dari bahasa latin phallus, yang berarti alat kelamin laki-laki (penis). Dalam pandangan Freud, tahap Phallic memiliki kepentingan khusus dalam perkembangan kepribadian karena selama periode inilah Oedipus complex muncul. Oedipus complex adalah konsep Freud di mana anak kecil mengembangkan suatu keinginan yang mendalam untuk menggunakan orang tua yang sama jenis kelaminnya dengannya dan menikmati afeksi dari orang tua yang berbeda jenis kelaminnya dengannya.
d. Tahap Laten/tersembunyi (latency stage) ialah tahap keempat kepribadian Freud yang
berlangsung antara kira-kira usia 6 tahun dan masa pubertas, anak menekan semua minat terhadap seks dan mengembangkan keterampilan sosial serta intelektual.
e. Tahap Kemaluan (genital stage) ialah tahap kelima dan terakhir kepribadian Freud,
yang berawal dari masa pubertas dan seterusnya. Tahap kemaluan ialah suatu masa kebangkitan seksual, sumber kenikmatan seksual sekarang adalah seseorang yang berada diluar keluarga. b. Teori Erikson
Asmiani Fawziah (I1C108220)
Erik Erikson (1902-1994) mengakui sumbangan Freud, tetapi yakin bahwa Freud salah menilai beberapa dimensi penting perkembangan manusia. Erikson (1950,1968) mengatakan bahwa kita berkembang dalam tahap tahap psikososial (psychosocial stages), yang berbeda dengan tahap-tahap psikoseksual (psychosexsual stages) Freud. Erikson menekankan perubahan sepanjang siklus kehidupan manusia, sementara Freud berpendapat bahwa kepribadian dasar kita dibentuk pada lima tahun pertama kehidupan. Dalam teori Erikson, delapan tahap perkembangan terbentang ketika kita melampaui siklus kehidupan. Periode Perkembangan Kepercayaan dan Masa Bayi ketidakpercayaan (tahun pertama) (Trust and mistrust) Otonomi serta rasa Masa Bayi malu dan ragu-ragu (tahun kedua) Tahap Erikson Karakteristik Rasa kepercayaan menuntut perasaan nyaman secara fisik dan jumlah ketakutan minimal akan masa depan. Kebutuhan-kebutuhan dasar bayi dipenuhi oleh pengasuh yang tanggap dan peka. Setelah memperoleh kepercayaan dari pengasuh, bayi mulai menemukan bahwa mereka memiliki kemauan yang berasal dari diri mereka sendiri. Mereka menegaskan rasa otonomi atau kemandirian mereka/. Mereka menyadari kemauan mereka. Jika bayi terlalu dibatasi atau dihukum terlalu keras, mereka cenderung mengembangkan rasa malu dan ragu-ragu. Ketika anak-anak prasekolah menghadapi dunia social yang lebih luas, mereka lebih tertantang dan perlu mengembangkan perilaku yang lebih bertujuan untuk mengatasi tantangan-tantangan ini. Anakanak diharapkan menerima tanggung jawab yang lebih besar. Namun, perasaan bersalah yang tidak menyenangkan dapat muncul jika anak-anak tidak bertanggungjawab dan dibuat merasa terlalu cemas. Tidak ada masa lain yang lebih antusias daripada akhir periode masa awal anak-anak yang penuh imajinasi. Ketika anak-anak memasuki tahun-tahun sekolah dasar, mereka mengarahkan energi mereka pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan intelektual. Yang berbahaya pada tahap ini adalah tidak berkompeten atau tidak produktif. Individu dihadapkan dengan temuan siapa
Prakarsa dan rasa Masa awal anakbersalah anak (tahun-tahun prasekolah, usia 3-5 tahun)
rasa Masa pertengahan dan akhir anak-anak (tahun-tahun sekolah, usia 6 tahun pubertas) dan Masa Remaja
Identitas
Kebingungan Identitas
Keakraban Keterkucilan
10-20 mereka, bagaimana mereka kira-kira nantinya, dan kemana mereka menuju dalam kehidupannya. Satu dimensi yang penting ialah penjajakan pilihan-pilihan alternative terhadap peran. Penjajakan karir merupakan hal penting. dan Masa awal Individu menghadapi tugas perkembangan dewasa pembentukan relasi yang akrab dengan orang (20-an,30-an lain. Erikson menggambarkan keakraban tahun) sebagai penemuan diri sendiri, tanpa kehilangan diri sendiri pada orang lain. dan Masa Persoalan utama adalah membantu generasi pertengahan muda dalam mengembangkan dan dewasa(40mengarahkan kehidupan yang berguna. an,50-an tahun) dan Masa akhir Individu menoleh ke masa lalu dan dewasa (60-an mengevaluasi apa yang telah mereka lakukan tahun- dengan kehidupan mereka. Menoleh kembali ke masa lalu dapat bersifat positif(keutuhan) atau negative(putus asa).
(usia tahun)
2. Teori Kognitif Sementara teori-teori psikoanalitik menekankan pentingnya pikiran tak sadar anakanak, teori kognitif menekankan pikiran-pikiran sadar mereka. Teori Piaget Psikolog Swiss terkenal, Jean Piaget (1896-1980) menekankan bahwa anak-anak membangun secara aktif dunia kognitif mereka sendiri, informasi tidak sekedar dituangkan ke dalam pikiran mereka dari lingkungan. Dalam pandangan Piaget, dua proses yang mempengaruhi perkembangan dunia individu ialah, pengorganisasian dan penyesuaian. Piaget(1954) yakin bahwa kita menyesuaikan diri dengan cara asimilasi dan akomodasi. Asimilasi (assimilation) terjadi ketika individu menggabungkan informasi baru kedalam pengetahuan mereka yang sudah ada. Akomodasi (accommodation) terjadi ketika individu menyesuaikan diri dengan informasi baru. Piaget juga yakin bahwa kita melampaui empat tahap dalam memahami dunia, yaitu :
Praoperasional
Deskripsi Bayi beranjak dari tindakan refleks naluriah sejak kelahiran hingga permulaan pemikiran simbolis. Bayi membangun suatu pemahaman tentang dunia dengan mengkoordinasikan pengalamanpengalaman sensor dengan tindakan fisik Anak mulai melukiskan dunia dengan kata-kata dan gambar-gambar, kata-kata dan gambar-gambar ini mencerminkan meningkatnya pemikiran simbolis dan melampaui hubungan informasi sensor dan tindakan fisik. Anak saat ini dapat berpikir secara logis tentang peristiwa-peristiwa yang konkret dan mengklasifikasikan benda-benda ke dalam bentukbentuk yang berbeda. Anak remaja berpikir dengan cara yang lebih abstrak dan logis. Pemikiran lebih idealistis.
2-7 tahun
7-11 tahun
11-15 tahun
3. Teori Perilaku dan Belajar Sosial Para behavioris (ahli perilaku) yakin bahwa kita seharusnya hanya menguji apa yang dapat diamati dan diukur secara langsung. Para behavioris seperti Ivan Pavlov dan John B. Watson melaksanakan pengamatan rinci tentang perilaku di lingkungan laboratorium yang terkontrol. Di luar tradisi teori perilaku (behavioral) berkembangan keyakinan bahwa perkembangan ialah perilaku yang dapat diamati, yang dipelajari melalui pengalaman dalam lingkungan. Kedua versi pendekatan perilaku yang menonjol dewasa ini ialah B.F Skinner dan teori belajar social. a. Behaviorisme Skinner Behaviorisme( Behaviorism) menekankan studi ilmiah tentang respons perilaku yang dapat diamati dan determinan lingkungannya. Dalam behavioriseme Skinner, pikiran sadar atau tidak sadar, tidak diperlukan untuk menjelaskan perilaku dan perkembangan. Bagi skinner perkembangan adalah perilaku. Oleh karena para behaviorisme yakin bahwa perkembangan dipelajari dan sering berubah sesuai dengan pengalamanpengalaman lingkungan, jelas bahwa pengalaman yang disusun ulang dapat mengubah perkembangan. Bagi para behavioris, perilaku malu dapat diubah menjadi perilaku ramah, dan lain lain. b. Teori Belajar Sosial
Teori belajar social (social learning theory) ialah pandangan para pakar psikologi yang menekankan perilaku, lingkungan dan kognisi sebagai factor kunci dalam perkembangan. Psikolog Amerika Albert Bandura (1977,1986,1989,1991,1994) dan Walter Mischel (1973,1984) adalah arsitek utama teori belajar social versi kontemporer yang dinamakan teori social kognitif (cognitive social learning theory) oleh Mischel (1973). Bandura yakin kita belajar dengan mengamati apa yang dilakukan oleh orang lain. Melalui belajar (modeling atau imitasi) kita secara kognitif, menampilkan perilaku orang lain dan kemudian barangkali mengadopsi perilaku ini dalam diri kita sendiri. Para teoritisi belajar social yakin kita memerlukan beragam perilaku, pemikiran dan perasaan semacam itu melalui pengamatan perilaku orang lain; pengamatan ini membentuk suatu bagian perkembangan kita yang penting. Model belajar dan perkembangan terbaru bandura (1986,1989,1991) meliputi perilaku, pribadi/orang, dan lingkungan. Faktor-faktor perilaku, kognitif dan pribadi lain, serta pengaruh lingkungan bekerja secara interaktif. Perilaku dapat mempengaruhi kognisi dan sebaliknya, kegiatan kognitif seseorang dapat mempengaruhi lingkungan, pengaruh lingkungan dapat mengubah proses pemikiran orang dan seterusnya.
4. Teori Etologis Etologi lahir sebagai suatu pandangan penting karena pekerjaan para pakar ilmu hewan Eropa, khususnya Konrad Lorenz (1903-1989). Etologi (Ethology) menekankan bahwa perilaku sangat dipengaruhi oleh biologi, terkait dengan evolusi, dan ditandai oleh periode yang penting atau peka. Konrad Lorenz adalah seorang pengembang penting teori etologi. Etologi menekankan landasan biologis dan evolusioner perkembangan. Penanaman (imprinting) dan perode penting (critical periods) merupakan konsep kunci.
5. Teori Ekologis
Teori ekologi (ecological theory) ialah pandangan sosiokultural Bronfenbrenner tentang perkembangan yang terdiri dari lima sistem lingkungan mulai dari masukan interaksi langsung dengan agen-agen social (social agents) yang berkembang baik hingga masukan kebudayaan yang berbasis luas. Kelima system dalam teori ekologi Bronfenbrenner ialah mikrosistem. Mesosistem, Ekosistem, Makrosistem, dan Kronosistem. Mikrosistem (microsystem) dalam teori ekologi Bronfenbrenner ialah setting di mana individu hidup. Konteks ini meliputi keluarga individu, teman-teman sebaya, sekolah dan lingkungan. Dalam mikrosistem inilah interaksi yang paling langsung dengan agen-agen social berlangsung, misalnya dengan orang tua, teman-teman sebaya dan guru. Individu tidak dipandang sebagai penerima pengalaman yang pasif dalam setting ini, tetapi sebagai seseorang yang menolong membangun setting. Mesosistem (mesosystem) dalam teori ekologi Bronfenbrenner meliputi hubungan antara beberapa mikrosistem atau hubungan antara beberapa konteks. Contohnya ialah antara hubungan pengalaman keluarga dan pengalaman sekolah. Ekosistem (ecosystem) dalam teori ekologi Bronfenbrenner dilibatkan pengalamanpengalaman dalam setting social lain, di mana individu tidak memiliki peran yang aktif, mempengaruhi apa yang individu alami dalam konteks yang dekat. Misalnya, pengalaman kerja dapat mempengaruhi hubungan seorang perempuan dengan suami atau anaknya. Makrosistem (Macrosystem) dalam teori ekologi Bronfenbrenner meliputi kebudayaan di mana individu hidup. Kebudayaan mengacu pada pola perilaku, keyakinan dan semua produk lain dari sekelompok manusia yang diteruskan dari generasi ke generasi. Studi lintas budaya-perbandingan antara satu kebudayaan dengan satu atau lebih kebudayaaan lain- memberi informasi tentang generalitas perkembangan. Kronosistem (chonosystem) dalam teori ekologi Bronfenbrenner meliputi pemulaan peristiwa-peristiwa lingkungan dan transisi sepanjang rangkaian kehidupan dan keadaan sosiohistoris.
9
Teori Kontinuitas/diskontinuitas, Stabilitas atau perubahan Psikoanalitik Diskontinuitas tahap, pengalaman perkembangan kemudian.pengalaman keluarga sebelumnya penting. merupakan hal Perubahan-perubahan antara tahapantara dan Isu dan Metode Faktor-faktor biologis dan Lingkungan Determinasi biologis Freud saling berinteraksi dengan pengalaman-pengalaman keluarga perspektif sebelumnya. interaksi Erikson lebih menekankan biologi-kebudayaan
MetodeMetode Penelitian Wawancara klinis, tes kepribadian terstruktur, analisis kehidupan psikohistoris
kontinuitas sebelumnya
kemudian dalam perkembangan Kognitif ditekankan dalam Teori Erikson Diskontinuitas antara tahaptahap, kontinuitas sebelumnya antara dan pengalaman Tekanan diri, merupakan struktur berkembang, pemrosesan secara terutama interaksi Perilaku dan Belajar Sosial Kontinuitas (bukan tahaplingkungan. Lingkungan piaget pada Faktor utama yang mempengaru hi perilaku Wawancara dan pengamatan
interaksi dan penyesuaian lingkungan setting bagi untuk pandangan informasi tetapi biologidipandang
perkembangan kemudian, dalam teori Piaget tidak penting bagi pemrosesan pakar psikologi) informasi(para
Sangat tidak ditekankan pada pendekatan perilaku tetapi mediator yang penting dalam social belajar Tidak ditekankan
Etologi
Diskontinuitas tahap-tahap,
tetapi periode
bukan yang
penting atau peka ditekankan, pengalaman sebelumnya sangat Ekologi penting Perhatian kecil pada Pandangan yang kuat lingkungan Tidak ditekankan
Berbagai Metode
kontinuitas/diskontinuitas.
10
Perubahan lebih ditekankan
daripada stabilitas.
Orientasi Teoritis Elektis. Orientasi Teoristis Elektis (Electic Theoritical Orientation) tidak mengikuti salah satu pendekatan teoritis, tetapi lebih memilih dan menggunakan semua yang terbaik dari semua teori. Tidak satupun teori dapat menjelaskan kompleksitas perkembangan masa hidup yang kaya dan mengagumkan. Masing-masing teori ini memberikan sumbangan yang berbeda dan barangkali strategi yang paling bijaksana adalah mengadopsi perspektif teoritis elektis jika kita ingin memahami perkembangan masa hidup secara lengkap. Sebagai suatu perpektif pandangan masa hidup mengkoordinasikan sejumlah prinsip teoritis tentang hakekat perkembangan. Dalam mempertimbangan gagasan-gagasan tentang perspektif masa hidup bersama dengan teori-teori perkembangan yang didiskusikan tadi, kita dapat memperoleh suatu rasa konsep teoritis yang penting dalam memahami perkembangan masa hidup. Strategi Menetapkan Studi Penelitian 1. Strategi Korelasional Strategi ini menggambarkan berapa kuat dua atau lebih peristiwa atau karakteristik terkait. Strategi ini tidak memungkinkan pernyataan- pernyataan sebab. 2. Strategi Eksperimental Strategi ini meliputi manipulasi, factor-faktor yang berpengaruh, variabel bebas dan pengukuran dampaknya terhadap variabel terikat. Subjek secara acak ditempatkan dalam kelompok eksperimental dan kelompok kontrol di dalam banyak studi. Strategi eksperimental dapat memperlihatkan sebab-sebab perilaku dan penurunan bagaimana suatu peristiwa telah mempengaruhi yang lain. Rentang Waktu Penyelidikan 1. Pendekatan Lintas Seksional Individu-individu yang berbeda usia dibandingkan dalam satu kesempatan.
11
2. Pendekatan Longitudinal Individu yang sama dipelajari selama periode waktu tertentu, biasanya beberapa tahun atau lebih 3. Pendekatan Sekuensial Suatu kombinasi pendekatan lintas seksional dan pendekatan Longitudinal yang menekankan pentingnya pengaruh kohort (generasi) dalam perkembangan masa hidup 4. Pengaruh Kohort Pengaruh kohort disebabkan oleh waktu kelahiran atau generasi subjek, dan bukan oleh usia nyata. Studi tentang pengaruh kohort menekankan pentingnya mempertimbangkan dimensi historis perkembangan. Mengurangi Penyelidikan Eksis Suatu keprihatinan khusus ialah bahwa mayoritas penelitian di dalam psikologi berorientasi laki-laki dan didominasi oleh laki-laki. Beberapa peneliti yakin bahwa para ahli perkembangan harus ditantang untuk menguji perkembangan dengan cara yang baru, cara yang menggabungkan perspektif anak-anak perempuan dan perempuan. Rekomendasi telah dibuat untuk pelaksanaan penelitian nonseksis. Etika di dalam Penelitian tentang Perkembangan Masa Hidup Para peneliti harus menjamin kesejahteraan subjek dalam penelitian perkembangan masa hidup. Resiko bahaya mental dan fisik terus dikurangi dan persetujuan yang diinformasikan harus diperoleh pertimbangan etis khusus diperlukan ketika anak-anak dijadikan subjek penelitian. Menjadi Pelanggan Informasi yang Arif tentang Perkembangan Masa Hidup Dalam banyak hal kualitas informasi yang Anda baca tentang perkembangan masa hidup, khususnya di media sangat beranekaragam. Menjadi pelanggan yang arif mencakup pemahaman perbedaan antara penelitian nomotesis dan kebutuhan idiografis, antara mewaspadai kecenderungan untuk melakukan over generalisasi dari suatu sampel yang kecil atau suatu sampel yang unik, mengetahui bahwa studi tunggal bukanlah kata akhir dari suatu aspek perkembangan masa hidup, memahami mengapa kesimpulan tidak dapat ditarik dari
12
studi korelasional dan selalu mempertimbangan sumber informasi dan mengevaluasi kredibilitasnya. Referensi : Santrock, J.W. 2004. Life Span Development. Jakarta : Erlangga