Anda di halaman 1dari 22

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Pada era modern ini, perkembangan dan pertumbuhan masyarakat sangat cepat sekali. Masalah yang timbul juga banyak dan tidak terduga. Masalah-masalah kontemporer bermunculan banyak sekali, layaknya jamur di musim hujan. Diantara isu-isu kajian hukum yang muncul pada era komputerisasi ini adalah masalah asuransi. Asuransi sebagai lembaga keuangan non bank teroganisir secara rapi, dalam bentuk sebuah perusahaan yang berorientasi pada aspek bisnis kelihatan sangat nyata. Perusahaan asuransi adalah perantara keuangan yang menyediakan layanan menanggung risiko ekonomi yang berhubungan dengan kematian, penyakit, kerusakan, atau kehilangan barang milik dan perlindungan lain terhadap kehilangan. Perusahaan asuransi mengedarkan hutang terhadap mereka sendiri pada kejadian yang diasuransikan seperti kematian pada kasus asuransi jiwa atau kebakaran pada kasus asuransi kebakaran. Maka dari itu, asuransi sangat penting sekali untuk dibahas.

1.2. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian, manfaat, risiko dan prinsip asuransi? 2. Bagaimana polis dan premi dari asuransi? 3. Bagaimana penggolongan, perizinan pendirian, dan pengaturan asuransi?

1.3. Tujuan Penulisan Makalah 1. Untuk mengetahui pengertian, manfaat, risiko dan prinsip asuransi. 2. Untuk mengetahui bagaimana ciri, polis, dan premi dari asuransi. 3. Untuk mengetahui bagaimana penggolongan, perizinan pendirian, dan pengaturan asuransi.

BAB II PEMBAHASAN

1.1.PENGERTIAN ASURANSI Pada prinsipnya asuransi kerugian adalah mekanisme proteksi atau perlindungan dari risiko kerugian keuangan dengan cara mengalihkan risiko kepada pihak lain. Ada beberapa definisi asuransi Menurut Kitab Undang-undang Hukum Dagang pasal 246 Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian, dengan mana seseorang penanggung mengikatkan diri kepada seseorang tertanggung, dengan menerima suatu premi untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan yang mungkin terjadi karena suatu peristiwa tak tertentu. Menurut Undang-Undang Nomor 2 tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan. Menurut paham ekonomi Asuransi merupakan suatu lembaga keuangan karena melalui asuransi dapat dihimpun dana besar, yang dapat digunakan untuk membiayai pembangunan, disamping bermanfaat bagi masyarakat yang berpartisipasi dalam bisnis asuransi, serta asuransi bertujuan memberikan perlindungan atau proteksi atas kerugian keuangan (financial lost), yang ditimbulkan oleh peristiwa yang tidak diduga sebelumnya (fortuitious event). Usaha asuransi adalah suatu mekanisme yang memberian perlindungan pada tertanggung apabila terjadi risiko di masa mendatang. Apabila risiko tersebut benar-benar
2

terjadi pihak tertanggung akan mendapatkan ganti rugi sebesar nilai yang diperjanjikan antara penanggung dan tertanggung. Kata asuransi berasal dari bahasa Belanda assurantie, yang dalam hukum Belanda disebut verzekering yang berarti pertanggungan. Dari istilah assurantie kemudoian muncul istilah assuradeur bagi penanggung dan geassureerde bagi tertanggung. Devinisi asuransi (konvensional), menurut Robert I Mehr adalah a device for reducing risk by combining a sufficient number of exposure units to make their individual losses collectively predictable. The predictable loss is then shared by or distributed roportionaly among all units in the combination (suatu alat untuk menmgurangi resiko dengan menggabungkan sejumlah unitunit yang beresiko agar kerugian individu secara kolektif dapat diprediksi. Kerugian yang dapat diprediksi tersebut kemudian dibagi dan didistribusikan secara proporsional dai antara semua unit-unit dalam gabungan tersebut). C Arthur William Jr dan Richard M Heins melihat asuransi dari dua sudut pandang, pertama adalah insurance is the protection agains financial loss by insurer (asuransi adalah perlindungan terhadap resiko financial oleh penanggung), kedua yaitu insurance is a device by means of which the risks of two or more persons or firms are combined through actual or promised contributions to a fund out of which claimants are paid (asuransi adalah alat yang mana resiko dua orang atau lebih atau perusahaan-perusahaan digabungkan melalui kontribusi premi yang pasti atau yang ditentukan sebagai dana yang dipakai untuk membayar klaim). Mark R. Green (Principle of Insurance) Asuransi adalah suatu unit ekonomi yang menanggulangi resiko dengan cara menggabungkan berbagai pihak yang memiliki situasi yang sama, dalam menghadapi sautu kerugian keuangan, yang timbul secara tidak diduga ke dalam suatu pengelolaan (economics sense) Asuransi adalah suatu perjanjian antara penanggung dan tertanggung, di mana penanggung dengan suatu imbalan (consideration = premi) akan mengambil alih beban kerugian keuangan yang dialami oleh tertanggung, yang timbul secara tidak terduga (legal sense).

1.2. MANFAAT ASURANSI Pada dasarnya asuransi dapat memberikan manfaat bagi tertanggung, antara lain: a. Rasa aman dan perlindungan. Polis asuransi yang dimiliki oleh tertanggung akan memberkan rasa aman dari risiko atau kerugian yang mungkin timbul. Kalau risiko atau kerugian tersebut benar-benar terjadi, pihak tertanggung (insured) berhak atas nilai kerugian sebesar nilai polis atau ditentukan berdaasarkan perjanjian antara tertanggung dan penanggung. b. Pendistribusian biaya dan manfaat yang lebih adil. Prinsip keadilan diperhitungkan dengan matang untuk menentukan nilai pertanggungan dan premi yang harus ditanggung oleh pemegang polis secara secara periodik dengan memperhatikan secara cermat faktorfator yang berpengaruh besar dalam asuransi tersebut. Untuk mendapatkan nilai pertanggungan, pihak penanggung sudah membuat kalkulasi yang tidak merugikan kedua beah pihak. Semakin besar nilai pertanggungan, semakin besar pula premi periodik yang harus dibayar oleh tertanggung. c. Polis asuransi dapat dijadikan sebagai jaminan untuk memperoleh kredit. d. Berfungsi sebagai tabungan dan sumber pendapatan. Premi yang dibayarkan setiap periode memiliki substansi yang sama dengan tabungan. Pihak penanggung juga memperhitungkan bunga atas premi yang dibayarkan dan juga bonus (sesuai dengan perjanjian dari kedua belah pihak e. Alat peyebaran risiko. Risiko yang seharusnya ditanggung oleh tertanggung ikut dibebankan juga pada penanggung dengan imbalan sejumlah premi tertentu yang didasarkan atas nilai pertanggungan. f. Membantu meningkatkan kegiatan usaha investasi yang dilakukan oleh para investor dibebani dengan risiko kerugian yang bisa diakibatkan oleh berbagai macam sebab (pencurian, kebakaran, kecelakaan, dan lain sebagainya). g. Menjadikan hidup lebih tenang, terhindar dari stress h. Sebagai media perencanaan keuangan a. Keuangan Pribadi Perencanaan keuangan pribadi di sini dimaksudkan adalah lebih ditekankan pada pendekatan individual sesuai dengan siklus kehidupan manusia sejak dilahirkan hingga meninggal kelak. Dalam kehidupan tidak semuanya berjalan secara normal sehingga pada suatu ketika akan menghadapi adanya ketidakpastian, seperti : berapa lama masa lajang; kapan akan menikah; bagaimana mempersiapkan masa tua;
4

bagaimana mempersiapkan masa pensiun dan jika meninggal kelak bagaimana dengan pembagian harta warisan; dan sebagainya. b. Keuangan Perusahaan Perencanaan keuangan perusahaan di sini dimaksudkan adalah lebih ditekankan pada antisipasi agar kelak aktivitas perusahaan tidak terganggu bila menghadapi kemungkinan risiko yang berakibat rugi atau jatuhnya perusahaan serta memberikan kepastian dalam berusaha dan mempermudah dalam perencanaan keuangan perusahaan.

1.3. RISIKO DAN KETIDAK PASTIAN 1.3.1. Definisi Risiko Pengertian risiko secara umum adalah kemungkinan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan yang menimbulkan kerugian. Risiko dalam industri perasuransian diartikan sebagai ketidakpastian dari kerugian finansial atau kemungkinan terjadi kerugian. Ketidakpastian dan peluang kerugian dapat disebabkan oleh berbagai macam hal. Hal-hal yang dapat menimbulakan ketiakpastian tersebut anatara lain ketidakpastian ekonomis, ketidakpastian yang berkaitan dengan alam, ketidakpastian terjadinya perang, pembunuhan, pencurian, dan sebagainya. 1.3.2. Pemilahan Risiko Dalam usaha perasuransian telah dilakukan pemilahan risiko. Pemilahan dimaksudkan dapat dilakukan secara tepat identifikasi terhadap risiko yang akan diangkat dalam perjanjian asuransi. Dengan dilakukan asuransi secara tepat, pihak penanggung dapat melakukan perhitungan atau estimasi yang tepat sehingga tidak merugikan pihak penanggung maupun pihak tertanggung. a. Risiko murni Suatu risiko yang apabila benar-benar terjadi, akan memberikan kerugian dan apabila tidak terjadi, tidak akan menimbulakn kerugian dan tidak juga memberikan keuntungan. b. Risiko spekulatif Risiko yang berkaitan dengan terjadinya dua kemungkinan, yaitu kemungkinan untuk mendapatkan keuntungan dan keuntungan untuk mendapatkan kerugian. c. Risiko individu Risiko yang dihadapi dalam kegiatan hidup sehari-hari. Risiko individu dapat dipilah menjadi tiga jenis.
5

Risiko pribadi (personal risk) Risiko yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk memperoleh manfaat ekonomi. Apabila risio tersebut tidak terjadi, seseorang masih bisa mengusahakan atau memperoleh manfaat ekonomis untuk menyelenggarakan hajat hidupnya.

Berkurangnya atau bahkan hilangnya kemampuan seseorang untuk berusaha dapat diakibatkan oleh beberapa hal, antara lain: mati muda, uzur, cacat fisik, dan kehilangan pekerjaan. Risiko harta (property risk) Risiko bahwa harta yang dimiliki rusak , hilang atau dicuri. Dengan kerusakan atau kehilangan tersebut , pemilik akan kehilangan kesempatan ekonomi yang diperoleh dari harta yang dimiliki. Sebagai konsekuensinya, pemilik harus mengeluarkan biaya lagi untuk menggantikan kinerja harta yang hilang. Risiko tanggung gugat (liability risk) Risiko yang mungkin kita alami atau derita sebagai tanggung jawab akibat kerugian atau lukanya pihak lain. 1.3.3. Cara Menghadapi Risiko Risiko yang dihadapi perlu ditangani dengan baik untuk mempertimbangkan kehidupan perekonomian di masa mendatang. Dalam menangani risiko tersebut minimal ada lima cara yang dapat dilakukan, antara lain: a. Menghindari risiko (risk avoidance) Orang yang bersangkutan perlu mempertimbangkan risiko yang mungkin muncul dari aktifitas yang akan dilakukan. Setelah mengidentifikasi risiko, orang dapat meneruskan kegiatannya, dapat jug menarik diri dari kegiatan yang akan dilakukan. Dengan cara menarik diri sebenarnya orang tersebut sudah menghindari risiko. b. Mengurangi risiko (risk reduction) Mengambil tindakan yang bersifat meminimalisasi kemungkinan terjadinya risiko kerugian. Mengurangi risiko dapat berarti mengulangi peluang terjadinya atau mengurangi jumlah kerugian yang mungkin terjadi. c. Menahan risiko (risk retention) Tidak melaukan apa-apa terhadap resiko tersebut. Risiko tersebut dapat ditahan karena secara ekonomis biasanya melibatkan jumlah yang kecil. Bahkan kadang-kadang orang tidak sadar akan usaha menahan risiko ini.

d. Membagi risiko (risk sharing) Melibatkan orang lain untuk sama-sama menghadapi risiko. Misalnya dalam memulai investasi, dianggap akan terlalu berisiko jika hanya melibatkan satu orang. Oleh karena itu diajak satu atau beberapa orang untuk bekerjasama melakukan hal tersebut. e. Mentransfer risiko (risk transfering) Memindahkan risiko kerugian kepada pihak lain yang bersedia serta mampu memikul beban risiko. 1.4. PRINSIP ASURANSI a. Insurable Interest Pada prinsipnya merupakan hak berdasarkan hukum untuk mempertanggungjawabkan suatu risiko yang berkaitan dengan keuangan, yang diakui sah secara hukum antara tertanggung dengan sesuatu yang dipertanggungjawabkan. Selain itu, sesuatu yang dipertanggungkan itu semata-mata menyangkut kepentingan yang menimbulkan kerugian keuangan tertanggung atas sesuatu yang dipertanggungkan tersebut. Ada beberapa syarat yang perlu dipenuhi agar memenuhi kriteria insurable interest : Kerugian Tidak Dapat Diperkirakan Risiko yang dapat diasuransikan berkaitan dengan kemungkinan terjadinya kerugian. Kerugian tersebut harus dapat diukur. Selanjutnya kemungkinan tersebut tidak dapat diperkirakan terjadinya. Misalnya kebakaran rumah. Terbakarnya suatu rumah tidak

dapat ditentukan sebelumnya mengenai waktu terjadinya dan penyebabnya. Hal ini berbeda dengan kerusakan sebuah kemejakarena dipakai. Apabila kemeja tersebut dipakai, maka lama-kelamaan pasti akan usang dan tidak layak lagi dipakai. Oleh karena itu kerusakan sebuah kemeja tidak dapat diasuransikan karena sudah daat diperkirakan sebelum terjadinya kerusakan kemeja tersebut. Kewajaran Risiko yang dipertanggungjawabkan dalam asuransi adalah benda atau atau harta yang memiliki nilai material baik bagi penanggung maupun penanggung. Catastrophic Agar suatu barang atau harta dapat diasuransikan, risiko yang mungkin terjadi haruslah tidak akan menimbulkan suatu kemungkinan rugi yang sangat besar, yaitu jika sebagian besar pertanggungan kemungkinan akan mengalami kerugian pada waktu bersamaan. Homogen Untuk dapat memenuhi syarat dapat diasuransikan, barang atau harta yang akan dipertanggungkan harus homogen, yang berarti banyak barang yang serupa atau sejenis.
7

Banyaknya barang yang sejenis ini berkaitan dengan prinsip bahwa asuransi menutup sejumlah besar risiko supaya dapat membayar beberapa kerugian dari yang dipertanggungkan. b. Itikad Baik (Utmost Good Faith) Dalam melakukan kontrak asuransi, kedua belah pihak dilandasi oleh itikad baik (utmost good faith). Pihak penanggung peru menjelaskan secara lengkap hak dan kewajibannya selama masa asuransi. Selain itu yang sangat perlu diperhatikan adalah

perlakuan dari penanggung pada saat benar-benar ada risiko yang menimpa tertanggung. Pihak penanggung harus konsisten terhadap hak dan kewajiban yang pernah disampaikan pada tertanggung dan dicantumkan dalam kontrak (polis) termasuk batasan-batasan yang ada sehingga jelas apabila ada risiko yang tidak ditanggung oleh asuransi. Pihak tertanggung juga perlu mengungkapkan secara rinci kondisi yang akan diasuransikan sehingga pihak

penanggung memiliki gambaran yang memadai untuk menentukan persetujuan. Kewajiban dari kedua belah pihak untuk mengungkapkan fakta disebut duty of disclosure. Faktor-faktor yang melanggar prinsip duty of disclosure adalah : - Nondisclosure. Adanya data-data penting yang tidak diungkapkan sehingga menyalahi utmost good faith - Concealment. Secara sengaja melakukan kebohongan dan tidak mengungkapkan fakta penting. - Fraudulent misrepresentation. Sengaja memberikan gambaran yang tidak cocok dengan kondoisi riil. - Innocent Misrepresentation. Secara tidak sengaja memberi gambaran yang salah yang memiliki pengaruh besar dalam proses asuransi. c. Prinsip Baik (Indemnity) Konsep indemnity adalah mekanisme penanggung untuk mengompensasi risiko yang menimpa tertanggung dengan ganti rugi fanansial. Prinsip indemnity tidak dapat diaksanakan dalam asuransi kecelakaan dan kematian. Dalam kedua jenis asuransi tersebut, pihak penanggung tidak dapat mengganti nyawa yang hilang, anggota tubuh yang cacat atau hilang karena indemnity berkaitan dengan ganti rugi finansial. Indemnity ini dapat dilakukan dengan beberapa cara pembayaran tunai, prenggantian, perbaikan dan pembangunan kembali. 1) Pembayaran Tunai Cara ini dilakukan dengan menyerahkan kepada tertanggung setelah menerima klaim, merupakan cara yang paling umum dan efisien yang digunakan.
8

2) Penggantian atau Replacement Cara ini dilakukan dengan mengganti barang tertanggung dalam bentuk dan kondisi awal mula yang sama, seperti : penggantian mobil bagi tertanggung setelah mengalami kecelakaan, di mana mobil tersebut diasuransikan ketika baru dibeli dari showroom. 3) Perbaikan atau Repair Cara ini dilakukan dengan memperbaiki atas kerugian yang dialami tertanggung atau dengan memberikan perbaikan pada kerugian yang dialami oleh tertanggung (seperti butir 2) di atas. 4) Pembangunan kembali (reinstatement) penyelesaian ganti rugi Cara ini biasa ditemukan dalam asuransi harta atau property insurance. Misalnya gedung atau bangunan yang dilakukan dengan cara pembangunan kembali bangunn yang rusak. Manfaat indemnity bagi penanggung maupun masyarakat secara keseluruhan adalah sebagai berikut : a. Jika tertanggung dapat memperoleh untung atas terjadinya suatu kerugian, akan banyak orang yang tergoda untuk menimbukan kerugian. Hal itu mengakibatkan berkurangnya sumber daya masyarakat dan meningkatkan beban perusahaan asuransi, sehingga premi asuransi akan naik. b. Jika ada kerugian yang bukan karena kebetulan, tetapi karena ada unsur kesengajaan uang didorong oleh keinginan tidak dapat meramalkan besarnya kemungkinan kerugian (dengan teori probability) dengan baik. d. Proximate Cause Adalah suatu sebab aktif , efien yang mengakibatkan terjadiya suatu peristiwa secara berantai atau berurutan intervensi suatu ketentuan lain, diawali dan bekerja dengan aktif dari suatu sumber baru dan independen. e. Subrogation Subrogation pada prinsipnya merupakan hak penanggung yang telah memberikan ganti rugi kepada tertenggung untuk menuntut puhak lain yag mengakibatkan kepentingan asuransinya mengalami suatu peristiwa kerugian. Dengan prinsip subrogasi, tertanggung tidak mungkin menerima ganti rugi yang lebih besar dari kerugian yang dideritanya.

f. Kontribusi Prinsip kontribusi merupakan salah satu akibat wajar dari prinsip indemnity yatu, bahwa penanggung berhak mengajak penanggung-penanggung lain yang memiliki kepentingan yang sama untuk ikut bersama membayar ganti rugi kepada seorang tertanggung meskipun jumlah tanggungan maing-masing belum tentu sama besar. g. Prinsip Kepercayaan Dalam asuransi, kepercayaan dari penanggung mendapat tempat terhormat dalam setiap penutupan asuransi. Bila tidak ada kepercayaan dari pihak pnanggung , bisnis asuransi akan mengalami kegagalan. 1.5. POLIS ASURANSI a. Pengertian Polis asuransi adalah bukti tertulis atau surat perjanjian antara pihak-pihak yang mengadakan perjanjian asuransi. Polis memegang peranan penting dalam menjaga konsistensi pertanggungjawaban baik pihak penanggung maupun tertanggung. Dengan adanya polis asuransi perjanjian antara kedua belah pihak mendapatkan kekuatan secara hukum. Dengan memiliki polis asuransi tersebut maka pihak tertanggung memiliki jaminan bahwa pihak penanggung akan mengganti kerugian yang mungkin diaami oleh tertanggung akibat peristiwa yang tidak terduga. Polis tersebut merupakan bukti otentik yang dapat digunakan oleh tertanggung untuk mengajukan klaim apabila pihak penanggung mengabaikan tanggung jawabnya. Penggantian finansial dari penanggung akan sangat bermanfaat untuk mengembalikan tertanggung kepada kedudukannya semula sebelum mengalami kerugian dan menghindarkan tertanggung dari kebangkrutan. Polis asuransi juga berfungsi sebagai bukti pembayaran premi kepada penanggung. b. Syarat-syarat kontrak berdasarkan huum 1) Ada penawaran (order) dan penerimaan (acceptance) Contoh : tertanggung menawarkan objek pertanggungan untuk memperoleh proteksi asuransi dan penanggung bersedia memberikan proteksi asuransi berdasarkan persyaratan tertentu. 2) Objek tidak cacat hukum Contoh : objek pertanggungan yang keberadaannya melawan hukum seperti barang hasil kejahatan, penyelundupan, pemalsuan tidak dapat diberikan proteksi asuransi.

10

3) Para pihak harus kompeten berdasarkan hukum Contoh : tertanggung harus cukup umur menurut hukum dan atau tidak sedang menjalankan hukuman. c. Karakteristik Kontrak Asuransi (Polis Asuransi) 1) Kontrak untuk masa yang akan datang (future contract) Kontrak tidak untuk dipenuhi segera setelah ditetapkan, tetapi akan dipenuhi sewaktuwaktu pada waktu yang akan datang bila timbul musibah atau kerugian dalam jangka waktu pertanggungan. 2) Kontrak atas kejadian (Contingent Contract) Kewajiban penanggung hanya timbul kalau terjadi suatu kejadian yang diperjanjikan dalam kontrak asuransi. 3) Kontrak pengalihan risiko Dengan ditetapkannya kontrak asuransi, terjadi pengalihan risiko dari tertanggung kepada penanggung. 4) Kontrak bersyarat Dalam hal ini kewajiban penanggung baru dapat dipenuhi apabila tertanggung telah memenuhi persyaratan yang ditentukan, misalnya klaim baru dapat dibayar apabila tertanggung telah melunasi premi, menyerahkan bukti-bukti kejadian laporan besarnya kerugian. 5) Kontrak pelayanan (service contracts) Dengan adanya kontrak, secara langsung penanggung terikat untuk memberikan pelayanan yang diperlukan tertanggung untuk bimbingan atau konsultasi tentang persyaratan polis, prosedur klaim dan perpanjangan polis. 6) Kontrak yang persyaratannya sudah ditetapkan lebih dahulu persyaratan kontrak terbentuk bukan sebagai hasil tawar-menawar penanggung dengan tertanggung, akan tetapi berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku atau ketentuan umum yang berlaku dalam kelompok industri asuransi. d. Unsur-unsur dalam polis 1) Deklarasi (Declaration) Unsur ini memuat data yang berkaitan dengan pertanggungan seperti nama dan alamat tertanggung, jenis dan lokasi objek pertanggungan, tanggal dan jangka waktu penutupan, perhitungan dan besarnya premi serta informasi lain yang diperlukan. 2) Perjanjian asuransi (Insuring Agreements) Unsur ini memuat pernyataan penanggung, di mana dengan menunjuk atau berdasar data yang tercantum dalam deklarasi menyatakan kesanggupannya mengganti kerugian
11

atas objek pertanggungan apabila terjadi kerusakan bahaya yang ditanggung. Pencantuman bahaya yang ditanggung dan dikecualikan terdapat dua cara, yaitu dengan mencantumkan daftar atau deretan bahaya yang ditanggung, kemudian disusul daftar bahaya yang tidak ditanggung. 3) Persyaratan Polis a. Kondisi objek pertanggungan, tidak diungkapkannya kondisi objek pertanggungan dengan benar, yaitu yang menyangkut keadaan yang dapat meningkatkan risiko dan dapat menyebabkan batalnya polis. b. Batas waktu pembayaran premi, dalam hal premi tidak dibayarkan sampai batas waktu yang ditetapkan (setelah grace periode), polis menjadi batal. Apabila terjadi kerugian dalam masa grace periode di mana premi belum dibayar, penanggung wajib membayar klaim, namun apabila kerugian terjadi setelah lewat grace periode dan premi belum, pepnanggung tidak wajib membayar ganti kerugian. c. Permintaan pembatalan polis, permintaan pembatalan polis dapat dilakukan oleh tertanggung ataupun penanggung. Di sini diatur tentang kapan mulai berlakunya pembatalan dan bagian premi yang masih berjalan serta biaya administrasinya. d. Prosedur pengajuaan klaim, dapat diatur batas waktu pengajuan klaim, bukti-bukti kejadian dan besarnya kerugian dan batas waktu pembayaran klaim apabila buktibukti telah disampaikan dengan lengkap. e. Asuransi ganda, dalam hal terjadi penutupan asuransi atas objek asuransi yang sama dalam kurun waktu yang bersamaan, di sini diatur tata cara pembayaran klaim oleh perusahaan asuransi yang secara s engaja atau tidak terlibat dalam penutupan asuransi tersebut. Dalam kasus seperti ini pembenahan kewajiban klaim dapat diatur secara prorata atau kewajiban membayar klaim dibebankan kepada erusahaan asuransi yang lebih dahulu melakukan penutupan asuransi. f. Subrogasi, subrogasi adalah apabila penanggung telah melakukan pembayaran klaim sepenuhnya, hak tertanggung untuk menuntut ganti rugi kepada pihak ketiga yang menyebabkan kerugian atas objek pertanggungan beralih kepada

penanggung. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah agar tertanggung tidak memperoleh ganti kerugian ganda yaitu dari penanggung (perusahaan asuransi) dan pihak ketiga yang menyebabkan timbulnya kerugian. 4) Pengecualian (Exclusion) Pada bagian ini harus disebutkan dengan jelas bahwa bentuk peril apa saja yang tidak ditutup atau diluar penutupan pertanggungan.
12

e. Fungsi Umum Polis : 1) Perjanjian pertanggungan 2) Sebagai bukti jaminan dari penanggung kepada tertanggung untuk mengganti kerugian yang mungkin dialami oleh tertanggung akibat peristiwa yang tidak diduga sebelumnya, dengan prinsip : Untuk mengembalikan tertanggung kepada kedudukannya semula sebelum mengalami kerugian; atau Untuk menghindarkan tertanggung dari kebangkrutan

3) Bukti pembayaran premi asuransi oleh tertanggung kepada penanggung sebagai balas jasa atas jaminan penanggung. f. Fungsi Polis bagi Tertanggung 1) Sebagai bukti tertulis atas jaminan penanggung untuk mengganti kerugian yang mungkin dideritanya yang ditanggung oleh polis 2) Sebagai bukti (kwitansi) pembayaran premi kepada penanggung. 3) Sebagai bukti autentik untuk menuntut penanggung apabila lalai atau tidak memenuhi jaminannya. g. Fungsi Pois bagi Penanggung 1) Sebagai bukti (tanda terima) premi asuransi dari tertanggung 2) Sebagai bukti tertulis atas jaminan yang diberikannya kepada tertanggung untuk membayar ganti rugi yang mungkin diderita oleh tertanggung. 3) Sebagai bukti atau autentik untuk menolak tuntutan ganti rugi (klaim) bila yang menyebabkan kerugian tidak memenuhi syarat-syarat polis. h. Macam-macam Polis 1) Polis Perjalanan Polis perjalanan menjamin insurable interest selama dalam perjalanan dari tempat keberangkatan sampai ke tempat tujuan. 2) Polis Pelabuhan Polis ini disebut juga port risk policy, polis ini menanggung risiko yang mungkin menimpa selama berada di pelabuhan. 3) Polis Waktu Polis ini merupakan pertanggungan yang berlaku selama jangka waktu tertentu, misalnya 6 bulan, 12 bulan, atau lebih 12 bulan. 4) Polis Veem Polis ini untuk menanggung barang selama berada di dalam gudang dari kemungkinan risiko kerusakan, kebakaran dan risiko kehilangan.
13

5) Polis Risiko Perang Polis ini menanggung insurable interest terhadap risiko perang. Dalam garis besarnya polis risiko perang menanggung risiko-risiko antara lain : a. Kerugian atas interest yang diakibatkan oleh permusuhan, kegiatan perang, dan alat-alat lainnya yang menyangkut keperntingan perang; b. Kerugian atas interest yang diakibatkan oleh pemogokan, penutupan perusahaan karena para buruh melakukan kegaduhan, keributan atau kekacauan; c. Kerugian interest atas interest yang diakibatkan oleh perbuatan orang-orang jahat. 6) Polis Ditaksir (Valued Policy) Polis ditaksir merupakan polis yang jumlah harga pertanggungannya ditaksir dalam polis dicantumkan syarat valued at atau so valued. Polis ini dapat berupa polis perjalanan, polis waktu atau jenis polis lain. 7) Polis Tidak Ditaksir (Unvalued Policy) Polis ini merupakan kebalikan dari polis ditaksir. Harga pertanggungan yang dicantumkan di dalam polis diperlukan sebagai dasar untuk perhitungan premi

asuransi dan batas maksimal ganti rugi. 8) Polis-polis Kontrak : a. Polis terbuka/Open Policy, yaitu polis yang melindungi atau menanggung suatu jenis barang atau harta milik, tetapi dengan membiarkan barang atau harta milik itu terbuka (berubah-ubah) jumlahnya yang ditanggung. b. Polis Penutupan Terbuka/Open Cover Policy, yaitu polis yang melindungi sejumlah barang yang memerlukan beberapa kali pengiriman selama suatu jangka waktu tertentu, biasanya selama dua belas bulan. c. Polis Deklarasi/Declaration Policy, yaitu polis yang menjamin setiap pengiriman barang selama suatu jangka waktu tertentu, biasanya selama satu tahun, tetapi polis ini dapat berlangsung secara otomatis dari tahun ke tahun sehingga polis deklarasi disebut juga polis berjalan atau running policy. d. Polis penebus/Pauchal Policy, yaitu polis yang menanggung lebih dari satu macam interest yang berada di tempat umum sekalipun terpisah-pisah, selama suatu jangka waktu tertentu. e. Polis Kontrak Panen, yaitu polis yang menanggung risiko atas komoditi hasil pertanian yang diekspor dari Indonesia ke Eropa atau Amerika. Pertanggungan mulai berlaku sejak hasil bumi dipungut (dipanen). f. Biaya polis, yaitu polis yang besarnya biaya polis ditentukan sendiri oleh penanggung tergantung dari kualitas polis (bahan kertas dan cetakannya).
14

i. Pembuatan Polis Dilakukan dengan mengisi data-data yang telah disediakan dan disertakan dalam lampiran. 1.6. PREMI ASURANSI a. Pengertian Premi asuransi adalah kewajiban pihak tertanggung kepada pihak penanggung yang berupa pembayaran uang dalam jumlah tertentu secara periodik. Jumlah premi sangat tergantung pada faktor-faktor yang menyebabkan tinggi rendahnya tingkat risiko dan jumlah nilai pertanggungan. Apabila kemungkinan terjadinya risiko kerugian sangat tinggi, pihak penanggung tentu saja akan memperhitungkan tingkat premi yang jauh lebih tinggi daripada pertanggungan yang kemungkinan terjadinya kerugian kecil. Selain itu, biasanya pihak penanggung juga memperhitungkan nilai waktu uang yang dibayarkan oleh pihak tertanggung. Jangka waktu pembayaran premi sangat tergantung pada perjanjian yang sudah dituangkan di dalam olis asuransi. Jangka waktu pembayaran dapat bulanan, triwulan, semesteran atau tahunan. b. Pembayaran Premi Premi dibayar ketika polis dikeluarkan oleh penanggung. Umumnya penanggung belum mau mengeluarkan polis sebelum premi dibayar lunas (kecuali bila ada persetujuan mengenai pembayaran premi dengan cicilan). c. Pengembalian Premi/Restorno Pengembalian premi dari penanggung kepada tertanggung karena perjanjian gugur sebelum penanggung menanggung bahaya atau telah menanggug sebagian, premi dibayar lebih, tanpa insurable interest, kondisi jaminan dipersempit dan sebagainya. 1.7. PENGGOLONGAN ASURANSI a. Menurut Sifat Pelaksanaannya 1. Asuransi sukarela Pada prinsipnya pertanggungan dilakukan dengan cara sukarela, dan semata-mata dilakukan atas kesadaran seseorang akan kemungkinan terjadinya risiko kerugian atas sesuatu yang dipertanggungkan tersebut, misal: asuransi kecelakaan, asuransi kebakaran, asuransi kendaraan bermotor, dan sebagainya.

15

2. Asuransi wajib Merupakan asuransi yang sifatnya wajib dilakukan oleh pihak-pihak terkait yang pelaksanaannya dilakukan berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang ditetapkan oleh pemerintah, misalnya: asuransi tenaga kerja, asuransi kecelakaan, dan sebagainya. b. Menurut Jenis Usaha Perasuransian Menurut Undang-undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang usaha perasuransian jenis usaha perasuransian dibagi menjadi beberapa jenis: a. Usaha Asuransi 1) Asuransi kerugian (nonlife insurance) Asuransi kerugian menurut Undang-undang Nomor 2 Tahun 1992 yaitu usaha yang memberikan jasa-jasa dalam penanggulangan risiko atas kerugian, kehilangan manfaat dan tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang timbul dari peristiwa yang tidak pasti. Di beberapa negara asuransi kerugian juga disebut sebagai general insurance karena lingkup usahanya yang sangat luas. Usaha asuransi kerugian dapat dibagi sebagai berikut : Asuransi kebakaran adalah asuransi yang menutup risiko kebakaran. Kebakaran adalah sesuatu yang terbakar yang seharusnya tidak terbakar yang diakibatkan karena adanya kejadian yang tiba-tiba dan terlepas dari unsur kesengajaan seperti petir, ledakan, dan kejatuhan pesawat. Asuransi pengangkutan adalah asuransi pengangkutan (marine insurance) penanggung atau perusahaan asuransi akan menjamin kerugian yang dialami tertanggung akibat terjadinya kehilangan atau kerusakan pada saat pelayaran. Asuransi aneka adalah jenips asuransi kerugian yang tidak dapat digolongkan ke dalam asuransi kebakaran dan asuransi pengangkutan. Jenisnya antara lain : asuransi kendaraan bermotor, asuransi kecelakaan diri, pencurian uang dalam pengangkutan dan penyimpanan, kecurangan dan sebagainya. 2) Asuransi jiwa (life insurance) Asuransi jiwa adalah suatu jasa yang diberikan oleh perusahaan asuransi dalam penanggulangan risiko yang dikaitkan dengan jiwa atau meninggalnya seorang yang dipertanggungkan. Pada prinsipnya manusia menghadapi risiko berkurang atau hilangnya produktivitas ekonomi yang diakibatkan oleh : kematian, mengalami cacat, pemutusan hubungan kerja, dan pengangguran. Asuransi jiwa memberikan: Dukungan bagi pihak yang selamat dari suatu kecelakaan Santunan bagi tertanggung yang meninggal
16

Bantuan untuk menghindari kerugian yang disebabkan oleh meninggalnya orang kunci Penghimpunan dana untuk persiapan pensiun Ruang lingkup usaha asuransi jiwa dapat digolongkan menjadi tiga.

mengatasi kemungkinan kegagalan menanggung klaim dari tertanggung, Asuransi jiwa biasa (ordinary life insurance). Biasanya polis asuransi jiwa ini diterbitkan dalam suatu nilai tertentu dengan premi yang dibayar secara periodik (bulanan, triwulan, semesteran, dan tahunan).

Asuransi jiwa kelompok (group life insurance). Asuransi jiwa yang biasanya dikeluarkan tanpa ada pemeriksaan medis atas suatu kelompok orang di bawah satu polis induk di mana masing-masing anggota kelompok menerima sertifikat partisipasi.

Asuransi jiwa industrial (industrial life insurance). Dalam jenis asuransi ini dibuat dengan jumlah nominal tertentu. Premi umumnya dibayar mingguan yang dibayarkan di rumah pemilik polis kepada agen yang disebut debit agent.

3) Reasuransi (reinsurance) Reasuransi adalah pertanggungan ulang atau pertanggungan yang dipertanggungkan atau asuransi dari asuransi. Reasuransi adalah suatu sistem pembayaran risiko di mana penanggung menyebarkan seluruh atau sebagian dari pertanggungan yang ditutupnya kepada penanggung yang lain. Pihak tertanggung biasa disebut sebagai ceding company dan yang menjadi penanggung adalah reasuradur. Dalam menjalankan usahanya ada kemungkinan perusahaan asuransi menanggung risiko yang lebih besar dari kemampuan finansialnya. Untuk perusahaan dapat membagi risiko dengan perusahaan lain. Penyebaran risiko tersebut dapat dilakukan dengan dua mekanisme, yaitu koasuransi dan reasuransi. Koasuransi adalah pertanggungan yang dilakukan secara bersama atas suatu objek asuransi. Biasanya nilai tanggungannya berjumlah besar sehingga perusahaan asuransi tersebut perlu menawarkan kepada beberapa beberapa perusahaan asuransi yang lain. Dalam kerjasama tersebut perlu menawarkan kepada beberapa perusahaan asuransi yang lain. Dalam kerjasama tersebut diperlakukan perusahaan asuransi yang berperan sebagai pemimpin. Setelah melakukan koasuransi, gabungan beberapa perusahaan asuransi tersebut dapat mempertimbangkan untuk melakukan reasuransi. Reasuransi adalah proses untuk mengasuransikan kembali pertanggungjawaban pada pihak tertanggung. Fungsi reasuransi adalah :

17

Meningkatkan kapasitas ekseptasi. Dengan melakukan reasuransi penanggung akan dapat meningkatkan akseptasi sehingga pemasukan asuransi tersebut dapat memperbesar jumlah nilai pertanggungan.

Alat penyebaran risiko. Penyebaran asuransi pada dasarnya tidak menghendaki pemusatan atau terkonsentrasinya pada suatu jenis risiko atau asuransi. Dengan adanya mekanisme penyebaran risiko ini maka akan tertanggulangi adanya kemungkinan kerugian dalam umlah yang sangat besar yang tidak mungkin ditanggung sendiri.

Meningkatkan stabilitas usaha. Umlah kerugian yang mungkin timbul karena adanya klaim dari tertanggung sangat sulit untuk diprediksikan secara tepat. Dengan penyebaran risiko ke perusahaan asuransi lain maka dikhawatirkan akan adanya kegagalan usaha akan semakin kecil.

Meningkatkan

kepercayaan.

Reasuransi

akan

menambah

kepercayaan

bagi

tertanggung karena kemungkinan risiko yang akan dialami mendapat jaminan dari perusahaan asuransi. Dengan melakukan pertanggungan ulang atas risiko yang ditutupnya akan memberi peluang perusahaan asuransi melakukan pengembangan bidang usahanya. Reasuransi dapat dilakukan dengan berbagai cara. Mekanisme untuk reasuransi antara lain: Treaty dan facultative reinsurance Mekanisme ini disebut juga automatic reinsurance. Dalam model ini, reasuradur memberikan sejumlah pertanggungan yang diinginkan dengan perjanjian kontrak dan reasedur harus menerima jumlah yang ditawarkan. Reasuransi proporsional Pembagian risiko antara ceding company dengan reasuradur dilakukan secara proporsional berdasarkan jumlah retensi yang telah ditetapkan. Retensi adalah jumlah maksimum risiko yang ditahan atau ditanggung oleh cading company. Reasuransi nonproporsional Bentuk ini memberikan kemungkinan bagi reasuradur untuk tidak membayar klaim atau membayar klaim terbatas umlah yang ada dalam treaty. Treaty dalam mekanisme reasuransi adalah pertanggungan yang dilakukan berdasarkan ketentuan-ketentuan dan syarat-syarat yang dituangkan dalam suatu perjanjian antara ceding company dan reasuradur yang mana reasuradur mengiatkan diri untuk menerima setiap penutupan yang diberikan oleh ceding company.
18

b. Usaha Penunjang 1) Pialang asuransi Adalah usaha yang memberikan jasa keperantaraan dalam penutupan asuransi dan penanganan penyelesaian ganti rugi asuransi dengan bertindak untuk kepentingan tertanggung. 2) Pialang reasuransi Adalah usaha yang memberikan jasa keperantaraan dalam penempatan reasuransi dan penanganan penyelesaian ganti rugi penyelesaian ganti rugi reasuransi dewan bertindak untuk kepentingan, perusahaan asuransi. 3) Penilai kerugian asuransi Adalah usaha yang memberikan jasa penilaian terhadap kerugian pada objek asuransi yang dipertanggungkan. 4) Konsultan aktuaria Adalah usaha yang memberikan jasa konsultan aktuaria. 5) Agen asuransi Adalah pihak yang memberikan jasa keperantaraan dalam rangka pemasaran jasa asuransi untuk dan atas nama penanggung. c. Menurut The Chartered Insurance Institute, London 1. Asuransi kerugian (property insurance) Merupakan pertanggungan untuk semua milik yang berupa harta benda yang memiliki risiko atau bahaya kebakaran, kecurian, atau tenggelam di laut. Asuransi kebakaran (fire insurance) Asuransi pengangkutan (marine insurance) Asuransi penerbangan Asuransi kecelakaan (accident insurance)

2. Asuransi tanggung gugat (liability insurance) Adalah asuransi untuk melindungi tertanggung terhadap kerugian yang timbul dari gugatan pihak ketiga karena kelalaian tertanggung. 3. Asuransi jiwa (life insurance) Asuransi kecelakaan Asuransi jiwa, meliputi : asuransi berjangka (term insurance), asuransi seumur hidup (whole life insurance), endowment insurance Anuitas (annuity) Reasuransi (reinsurance)
19

2.9. PENGATURAN PERASURANSIAN DI INDONESIA Peraturan perundangan yang digunakan sebagai dasar acuan pembinaan dan pengawasan atas usaha perasuransian di Indonesia saat ini adalah : 1. UU Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian 2. PP Nomor 73 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian 3. Keutusan Menteri Keuangan, antara lain : Nomor 223/KMK.017/1993 tanggal 26 Februari 1993 tentang Perizinan Perusahaan Asuransi dan Reasuransi. No.224/KNE.017/1993 tanggal 26 Februari 1993 tentang Kesehatan Keuangan Perusahaan Asuransi atau Reasuransi. No.225/KMK.017/1993 tanggal 26 Februari 1993 tentang Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Asuransi atau Reasuransi. No.226/CMK.017/1993 tanggal 26 Februari 1993 tentang Perizinan dan

Penyelenggaraan Kegiatan Usaha Perusahaan Penunjang Usaha Asuransi. 2.10. PERIZINAN PENDIRIAN PERUSAHAAN ASURANSI Pemberian izin oleh Menteri Keuangan bagi perusahaan perasuransian menurut PP No 73 Tahun 1992 dilakukan dalam dua tahap, yaitu : a. Persetujuan prinsip Adalah persetujuan yang diberikan untuk melakukan persiapan pendirian suatu perusahaan yang bergerak di bidang perasuransian, di mana batas waktu persetujuan prinsip dibatasi selama-lamanya satu tahun. b. Izin usaha Adalah izin yang diberikan untuk melakukan usaha setelah persiapan pendirian selesai, di mana izin usaha diberikan setelah persyaratan izin usaha telah dipenuhi. Ketentuan modal disetor perusahaan perasuransian. 2.11. ASURANSI KREDIT Dalam hal ini, asuransi yang dikaitkan dengan dunia perbankan dan lebih dititik beratkan pada asuransi jaminan kredit merupakan bidang asuransi kerugian (general insurance) yang meliputi : Asuransi kebakaran (fire insurance) Asuransi pengangkutan laut (marine insurance)
20

Asuransi kendaraan bermotor (motor vehicle insurance) Oleh karena itu, asuransi kredit mempunyai kaitan erat dengan jasa perbankan

terutama di bidang perkreditan yang selalu dikaitkan denga jaminan kredit berupa barang bergerak dan tidak bergerak yang sewaktu-waktu dapat tertimpa risiko yang dapat mengakibatkan kerugian bagi pemili barang dan bank sebagai pemberi kredit. Kredit adalah pinjaman uang yang diberikan oleh pemberi kredit (bank, lembaga keuangan) kepada nasabahnya. Sejak kredit diberikan kepada nasabah, pemberi kredit oleh nasabah atau tidak diperolehnya kembali kredit tersebut dari nasabah sehingga pemberi kredit menderita kerugian. Untuk melindungi diri dari kemungkinan kerugian tersebut, pemberi kredit menutup asuransi atas kredit yang diberikannya kepada nasabah. Dalam asuransi kredit, tertanggung adalah pemberi kredit (bank, lembaga keuangan) dan yang ditanggung oleh penanggung adalah risiko kredit di mana tidak diperolenya kembali kredit kepada para nasabahnya (yang umumnya terdiri atas para pengusaha). Asuransi kredit bertujuan : 1. Melindungi pemberi kredit dari kemungkinan tidak diperolehnya kembali kredit yang diberikan kepada para nasabahnya. 2. Membantu kegiatan, pengarahan, dan keamanan perkreditan baik kredit perbankan maupun kredit lainnya di luar perbankan. Dengan adanya asuransi kredit ini, bank akan terdorong untuk lebih giat membantu para nasabahnya dalam menyediakan modal untukmengembangkan usahanya. Engelolahan asuransikredit di Indonesia diercayakan oleh pemerintah kepada PT Asuransi Kredit Indonesia yang berkantor pusat di Jakarta di mana yang menjadi tertanggung adalah bankbank pemerintah, bank-bank swasta, dan lembaga-lembaga keuangan lainnya. Sebagai imbalan atas jaminan yang diberikan oleh PT Askrindo, bank membayar premi atas kredit myang ditanggung. Premi tersebut menjadi beban bank, tetapi dalam praktik, ada juga bank yang membebankan premi tersebut kepada nasabahnya yang memperoleh kredit. Walaupun begitu, yang menjadi tertanggung bukan nasabahnya tetapi bank pemberi kredit.

21

BAB III PENUTUP

Kesimpulan Asuransi adalah mekanisme proteksi atau perlindungan dari risiko kerugian keuangan dengan cara mengalihkan risiko kepada pihak lain. Manfaat dari asuransi adalah rasa aman dan perlindungan, pendistribusian biaya dan manfaat yang lebih adil, polis asuransi dapat dijadikan sebagai jaminan untuk memperoleh kredit, sebagai tabungan dan sumber pendapatan, alat peyebaran risiko, dan membantu meningkatkan kegiatan usaha. Risiko secara umum adalah kemungkinan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan yang menimbulkan kerugian. Risiko dalam industri perasuransian diartikan sebagai ketidakpastian dari kerugian finansial atau kemungkinan terjadi kerugian. Prinsip asuransi adalah Insurable Interest, itikad baik (utmost good faith), indemnity, proximate cause, subrogation, dan kontribusi. Polis asuransi adalah bukti tertulis atau surat perjanjian antara pihak-pihak yang mengadakan perjanjian asuransi. Polis memegang peranan penting dalam menjaga konsistensi pertanggungjawaban baik pihak penanggung maupun tertanggung. Dengan adanya polis asuransi perjanjian antara kedua belah pihak mendapatkan kekuatan secara hukum. Asuransi digolongkan menurut sifat pelaksanaannya, jenis usaha perasuransian, dan menurut The Chartered Insurance Institute, London. Premi asuransi adalah kewajiban pihak tertanggung kepada pihak penanggung yang berupa pembayaran uang dalam jumlah tertentu secara periodik

22

Anda mungkin juga menyukai