Anda di halaman 1dari 7

SISTEM KENDALI MESIN CUCI OTOMATIS DENGAN FUZZY LOGIC CONTROLLER

(disusun untuk tugas uas kecerdasan buatan)

Oleh : OBBADI 2006420034

TEKNIK INFORMATIKA UNIVERSITAS DR. SOETOMO SURABAYA

A. PENDAHULUAN Kebersihan merupakan suatu hal yang cukup signifikan dalam kehidupan manusia. Tanpa kebersihan manusia bisa dikatakan seperti kehidupan hewan yang tidak mengenal tentang kebersihan. Masalah kebersihan menjadi seseuatu yang cukup kompleks dalam kehidupan manusia, terutama tentang kebersihan pakaian sebagai wujud nyata dari kepribadian manusia itu sendiri. Tidak mungkin seseorang hanya bersih secara jasmani sedang sandang sandang (baca; pakaian) belum masuk dalam kategori bersih. Dalam kehidupan sehari-sehari, kebersihan pakaian mayoritas dilakukan dengan proses mencuci. Dari zaman nenek moyang, mencuci merupakan hal yang penting untuk menjaga kebersihan sandang mereka. Hingga zaman ke zaman, proses mencuci dilakukan dengan berbagai cara, termasuk dengan menggunakan mesin pencuci. Seiring dengan perkembangan teknologi, mesin cuci yang pada awalnya dikendalikan oleh manusia, lambat laun dikendalikan oleh sebuah rangkaian microcontroler yang dalam pengoperasiannya sepenuhnya dilakukan oleh komputer dengan acuan dan aturan-aturan yang mirip digunakan oleh manusia untuk mengendalikan mesin cuci. Sistem kendali mesin cuci otomatis pertama kali digunakan di Jepang. Pada saat itu di tanam kecerdasan seperti manusia pada tiap mesin pencuci agar bisa mengenali jenis pakaian, tingkat noda pakaian, dan lain sebagainya. Dengan melihat kondisi tersebut, maka pada sistem pengendali mesin cuci saat ini digunakan sebuah metode khusus yang tentunya tidak jauh dari kepintaran manusia pada umumnya. Dengan melihat beberapa ulasan di atas maka pada makalah ini penyusun mengambil judul SISTEM PENGENDALI MESIN CUCI OTOMATIS DENGAN FUZZY LOGIC CONTROLLER, dimana alasan menggunakan logik fuzzy sebagai metode pengendalian sistem karena metode fuzzy cukupp efisien dalam memilah data menjadi beberapa kategori yang diinginkan. Dan fuzzy logic juga sangat ampuh untuk membuat sebuah keputusan (decision) yang nantinya juga akan ditanamankan pada sistem pengendali ini.

B. RUMUSAN MASALAH Dengan melihat latar belakang di atas, maka rumusan masalah dapat diketahui sebagai berikut : 1. Bagaimana mengatogorikan jenis pakaian, jenis noda, warna pakaian, dan tingkat kepudaran pakaian dengan logika fuzzy? 2. Bagaimana menentukan jumlah air, jumlah deterjen, jumlah putaran, dan estimiasi waktu yang diperlukan untuk mencuci beberapa jenis pakaian dalam sebuah mesin cuci.

C. BATASAN MASALAH Banyaknya permasalahan dalam proses pencucian, entah mengenai model pakaian, jenis pakaian dan jenis noda diperlukan sebuah batasan masalah, dan mengenai batasan masalah pada program ini meliputi : 1. Model baju hanya terdiri dari 3 jenis, yakni kaos, jaket, dan celana 2. Jenis kain terbatas pada jenis kain yang lumrah dipakai dan di cuci di tempat laundry. 3. Batas noda hanya terdiri dari noda yang sering ditemui pada baju. 4. Proses pencucian di kategorikan menurut warna dan tingkat kepudaran kain.

D. TUJUAN Adapun tujuan dari pembuatan program kontroler ini adalah : 1. Mengatogorikan jenis pakaian, jenis noda, warna pakaian, dan tingkat kepudaran pakaian dengan sehingga proses pencucian dilakukan lebih dari 1 mesin pencuci. 2. Menentukan jumlah air, jumlah deterjen, jumlah putaran, dan estimiasi waktu yang diperlukan untuk mencuci beberapa jenis pakaian dalam sebuah mesin cuci untuk penghematan jumlah air dan deterjen, serta jumlah putaran yang terkontrol bisa menentukan apakah baju sudah bersih atau masih perlu di cuci lagi.

E. MANFAAT Manfaat yang dapat diambil dari pembuatan aplikasi ini adalah : 1. Dengan pemilahan jenis pakaian, tingkat noda, dan kepudaran dapat membantu seseorang dalam menjaga warna dari pakaian itu sendiri. 2. Perhitungan jumlah air dan jumlah diterjen yang dibutuhkan dalam proses pencucian dapat menghemat biaya. 3. Estimasi waktu putaran dalam mencuci pakaian tertentu dan jumlah waktu yang diperlukan dalam proses pencucian membantu seseorang dalam memanajemen waktu (hal ini berguna untuk jasa laundry).

F. GAMBARAN SISTEM Secara garis besar, proses pencucian pada mesin cuci yang dilengkapi sensor dan pengontrol memiliki gambaran seperti berikut : 1. Memasukkan pakaian yang kotor ke dalam mesin cuci. 2. Melalui sensor yang telah dipasang, mesin cuci akan menganalisa pakaian dan secara otomatis akan memilah jenis pakaian, jenis noda.s 3. Proses selanjutnya adalah memasukkan ditergent dan air dan memulai proses pencucian. 4. Mesin cuci otomatis akan menghitung estimasi waktu yang diperlukan untuk proses pencucian.

Berhubung minimnya alat yang diperlukan dan tingkat pengetahuan akan koneksi hardware dengann komputer memaksa proses yang seharusnya digunakan oleh sebuah sensor diubah ke dalam bahasa pemrograman, yang pada prosesnya persis pada mesin pencuci yang dilengkapi denga sensor di atas. Dan gambaran sistem yang beruapa aplikasi ini adalah sebagai berikut : 1. Menginputkan model pakaian, jenis kain, jenis noda, warna kain, dan kepudaran kain. 2. Sistem akan mengelompokkan jenis kain dan jenis node. 3. Selanjutnya sistem akan menentukan jumlah diterjen dan jumlah air yang diperlukan berdasarkan jenis kain dan jenis noda.

4. Proses selanjutnya adalah menghitung jumlah putaran yang diperlukan oleh tiap pakaian berdarakan model pakaian, jenis kain, dan jenis noda. 5. Selanjutanya sistem akan menghitung waktu yang dibutuhkan berdasarkan tingkat kecepatan putaran mesin cuci per detik dan proses pencucian yang harus dilakukan menurut kapasitas maksimum mesin cuci. 6. Proses terakhir sistem akan melakukan pencucian.

G. KEBUTUHAN DATA Dengan tidak mengurangi fungsi yang sebenarnya, maka pada aplikasi ini dibutuhkan beberapa data, antara lain : 1. Model atau kategori pakaian : kaos/baju, jaket, dan celana. 2. Jenis kain, di bagi lagi menjadi : a. Kaos/Baju b. Jaket c. Celana 3. Jenis Noda 4. Warna Kain 5. Kepudaran 6. Jumlah Pakaian : sutera, wol, katun. : kulit, parasit, katun, wol. : celana, kain. : keringat, lumpur, kecap, saos, minyak, cat, lainnya. : berwarna, putih.

H. ANALISA SISTEM Analisa, tahapan, dan alur sistem yang akan dibangun adalah sebagai berikut. 1. Menentukan kategori pakaian. 2. Mengelompokkan jenis kain menjadi dua bagian, yakni tipis dan tebal. a. Kelompok kain tipis Jika jenis kain : sutera, katun, kain. b. Kelompok kain tebal Jika jenis kain : wol, kulit, jeans, parasit. 3. Mengelompokkan jenis noda menjadi tiga kelompok, yakni biasa, sedang, parah(membandel).

a. Kelompok noda biasa Jika jenis noda : keringat dan lumpur. b. Kelompok noda sedang Jika jenis noda : kecap, saos, dan lainnya. c. Kelompok noda parah Jika jenis noda : minyak dan cat. 4. Menghitung jumlah diterjen dan air berdasarkan jenis kain dan noda. Mengelompokkan jenis kain (yang sudah dikelompokkan) dan jenis noda (yang sudah dikelompokkan) sehingga menghasilkan : n = jumlah_kelompok_jenis_kain X jumlah_kelompok_jenis_noda 5. Menghitung putaran yang diperlukan berdasarkan model pakaian, jenis kain, dan jenis noda. (diasumsikan tidak melihat faktor detergen). 6. Menghitung estimasi waktu yang diperlukan untuk proses pencucian.

G. ANALISA DAN UJI COBA Berikut hasil analisa pada uji coba program : 1. Jalankan Program maka akan muncul tampilan sebagai berikut :

2. Pada menu utama pilih kategori pakaian (berdasarkan gambar), jenis kain, jenis noda, warna kain, kain pudar (kepudaran), dan jumlah. Selanjutnya tekan tombol tambah untuk menambah pakaian dalam keranjang. Jika ingin

menghapus pakaian, anda cukup menekan tombol delete di bawah tabel keranjang pakaian.

3. Tekan Laundry untuk melakukan proses pencucian.

Anda mungkin juga menyukai