Anda di halaman 1dari 3

TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN (CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY CSR) Munculnya isu pemanasan global, penipisan lapisan ozon,

, kerusakan hutan, kerusakan lokasi di sekitar areal pertambangan, pencemaran air akibat limbah beracun, pencemaran udara, pencemaran air laut akibat tumpahan minyak dari kapal tangki pengangkut minyak yang bocor, dan sebagainya merupakan akibat negatif dari munculnya aktivitas bisnis yang hanya berorientasi pada keuntungan semata tanpa memedulikan dampak negatif yang merugikan masyarakat dan bumi ini. Munculnya konsep Corporate Social Responsibility (CSR), analisis stakeholders, dan sejenisnya merupakan respons atas tindakan perusahaan yang telah merugikan masyarakat dan bumi ini. Pengertian CSR Berikut merupakan beberapa definisi CSR yang dikutip dari buku Membedah Konsep dan Aplikasi CSR karangan Yusuf Wibisono (2007) dan buku Corporate Social Responsibility dari A.B. Susanto (2007). a. The World Business Council for Sustainable Development mendefinisikan CSR sebagai Komitmen bisnis untuk secara terus menerus berperilaku etis dan berkontribusi dalam pembangunan ekonomi serta meningkatkan kualitas hidup karyawan dan keluarganya, masyarakat lokal, serta masyarakat luas pada umumnya. b.EU Green Paper on CSR memberikan definisi CSR sebagai Suatu konsep di mana perusahaan mengintegrasikan perhatian pada masyarakat dan lingkungan dalam operasi bisnisnya serta dalam interaksinya dengan para pemangku kepentingan secara sukarela. c. Magnan dan Ferrel mendefinisakan CSR sebagai Suatu bisnis dikatakan telah melaksanakan tanggung jawab sosialnya jika keputusan-keputusan yang diambil telah mempertimbangkan keseimbangan antar berbagi keseimbangan antar bebagai pemangku kepentingan yang berbeda -beda. d. A.B. Susanto mendefinisikan CSR sebagai tanggung jawab perusahaan baik ke dalam maupun ke luar perusahaan. Tanggung jawab ke dalam diarahkan kepada pemegang saham dan karyawan dalam wujud profitabilitas dan pertumbuhan perusahaan, sedangkan tanggung jawab ke luar dikaitkan dengan peran perusahaan sebagai pembayar pajak dan penyedia lapangan kerja, meningkatkan kesejahteraan dan kopmpetensi masyarakat, serta memelihara lingkungan bagi generasi mendatang. e. Elkingkton mengemukakan bahwa tanggung jawab sisial perusahaan mencakup tiga dimensi yang lebih popular dengan singkatan 3P, yaitu: mencapai keuntungan

(profit) bagi perusahaan, memberdayakan masyarakat (people), dan memelihara kelestarian alam/bumi (planet). Konsep CSR sebenarnya ingin memadukan tiga fungsi perusahaan secara seimbang, yaitu: a. Fungsi ekonomis. Fungsi ini merupakan fungsi tradisional perusahaan, yaitu untuk memperoleh keuntungan (profit) bagi perusahaan (yang sebenarnya merupakan kepentingan pemilik perusahaan). b. Fungsi sosial. Perusahaan menjalankan fungsi ini melalui pemberdayaan manusianya, yaitu para pemangku kepentingan (people/stakeholders) baik pemangku kepentingan primer maupun pemangku kepentingan sekunder. Selain itu, melalui fungsi ini perusahaan berperan menjaga keadilan dalam membagi manfaat dan menanggung beban yang ditimbulkan dari aktivitas perusahaan. c. Fungsi alamiah. Perusahaan berperan dalam menjaga kelestarian alam (planet/bumi). Perusahaan hanya merupakan salah satu elemen dalam system kehidupan di bumi ini. Bila bumi ini dirusak, maka seluruh bentuk kehidupan di bumi ini akan terancam musnah. Tingkap/Lingkup Keterlibatan dalam CSR Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, ada tiga tingkat kesadaran yang dimiliki oleh seseorang yaitu, tingkat kesadaran hewani, tingkat kesadaran manusiawi, dan tingkat kesadaran transedental. Mwereka yang masih berkeberatan dengan program CSR ini dapat dikatakan bahwa mereka masih mempunyai tingkat kesadaran hewani, dan masih menganut teori etika egoisme. Program CSR akan berjalan efektif bila para pihak yang terkait dalam bisnis (oknum pengelola, pemerintah, dan masyarakat) sudah mempunyai tingkat kesadaran manusiawi atau transedental, serta menganut teori-teori etika dalam koridor utilitarianisme, deontologi, keutamaan, dan teonom. Lawrence, Weber, dan Post (2005) melukiskan tingkat kesadaranini dalam bentuk tingkat keterlibatan bisnis dengan para pemangku kepentingan dalam beberapa tingkatan hubungan, yaitu: inactive, reactive, proactive, dan interactive. Perusahaan yang inactive sama sekali mengabaikan apa yang menjadi perhatian pihak pemangku kepentingan. Perusahaan yang reactive hanya bereaksi bila ada ancaman atau tekanan yang diperkirakan akan mengganggu perusahaan dari pihak pemangku kepentingan tertentu. Perusahaan yang proactive akan selalu mengantisipasi apa saja yang menjadi kepedulian para pemangku kepentingan, sedangkan perusahaan yang interactive selalu membuka diri dan mengajak para pemangku kepentingan Tingkat Kesadaran Teori Etika untuk berdialog setiap saat atas dasar saling menghormati, saling memercayai, dan Tingkat Keterlibatan saling menguntungkan. CSR Hewani Egoisme Rendah

Manusiawi

Utilitarianisme

Transedental

Teonom

Tinggi

Berdasarkan tingkap/lingkup keterlibatan ini, Lawrence, Weber, dan Post (2005) membedakan dua prinsip CSR, yaitu: prinsip amal (charity principles) dan prinsip pelayanan (stewardship principles). Perbedaan kedua prinsip ini terletak pada perbedaan kesadaran dan ruang lingkup keterlibatan. Ciri-ciri Definisi Prinsip Amal Bisnis seharusnya memberikan bantuan sukarela kepada orang atau kelompok yang memerlukan Prinsip Pelayanan Sebagai agen publik, tindakan bisnis seharusnya mempertimbangkan semua kelompok pemangku kepentingan yang dipengaruhi oleh keputusan dan kebijakan perusahaan Mengakui adanya saling ketergantungan perusahaan dengan masyarakat; Menyeimbangkan kepentingan dan kebutuhan semua ragam kelompok masyarakat Pribadi yang tercerahkan, memenuhi ketentuan hukum, menggunakan pndekatan stakeholders dalam perencanaan strategis perusahaan

Tipe Aktivitas

FIlantropi korporasi; tindakan sukarela untuk menunjang citra perusahaan

Contoh

Mendirikan yayasan amal, berinisiatif untuk menanggulangi masalah sosial, bekerja sama dengan kelompok masyarakat yang memerlukan

Anda mungkin juga menyukai