Anda di halaman 1dari 3

Akalasia adalah suatu keadaan khas yang ditandai dengan tidak adanya peristaltik korpus esofagus bagian bawah

dan sfingter esofagus bagian bawah yang hipertonik sehingga tidak bisa mengadakan relaksasi secara sempurna sewaktu menelan makanan. Secara histopatologis kelainan ini ditandai oleh degenerasi ganglia pleksus mesentrikus. Akibat keadaaan ini akan terjadi statis makanan dan selanjutnya akan timbul pelebaran esofagus. Penyakit yang relative jarang ditemui. Sebagian besar terjadi dalam umur pertengahan dengan perbandingan jenis kelamin yang hamper sama. Kelainan ini tidak diurunkan dan biasanya memerlukan waktu bertahun-tahun untuk menimbulkan gejala. Bila ditinjau dari etiologinya, akalasia dibagi menjadi 2 bagian, yaitu: Akalasia Primer. Penyebab tidak diketahui, diduga disebabkan oleh virus neurotropik yang berakibat lesi pada nucleus dorsalis vagus pada batang otak dan ganglia misentrikus pada esophagus. Akalasia sekunder. Disebabkan oleh infeksi (penyakit Chagas), tumor intraluminer seperti tumor kardia atau pendorongan ekstraluminer seperti pseudokista pancreas, dapat pula disebabkan oleh obat antikolinergik atau paska vagotomi. Manifestasi Klinis Gejala yang sering timbul yaitu disfagia, regurgitasi, penurunan berat badan, nyeri dada, dan dapat menimbulkan komplikasi paru. Diagnosis Untuk menegakkan diagnosis selain gejala klinis yang dapat memberikan kecurigaan adanya akalasia perlu beberapa pemeriksaan penunjang seperti radiologis (esofagogram), endoskopi saluran cerna, dan manometri. Pemeriksaan radiologias dengan foto polos akan menunjukkan gambaran kontur ganda di atas mediastinum bagian kanan, sperti mediastinum melebar dan adanya gamabaran batas cairan dan udara. Keadaan ini didapatkan pada stadium lebih lanjut. Pada pemeriksaan fluoroskopi terlihat tidak adanya kontraksi esophagus. Pada pemeriksaan radiologis dengan barium pada akalasia berat akan terlihat adanya dilatasi esophagus, sering berkelok-kelok dan memanjang dengan ujung distal meruncing disertai permukaan halus berbentuk paruh burung.

Pemeriksaan radiologi lain yang dapat dilakukan adalah skintigrafi dengan memberikan makanan yang mengandung radioisotope dan akan memperlihatkan dilatasi esophagus tanpa kontraksi. Dan juga bisa didapatkan pemanjangan waktu transit makanan ke dalam gaster akibat gangguan pengosongan esophagus. Pemeriksaan endoskopi pada pasien ini harus dipersiapkan dengan baik dalam bentuk kumbah esophagus dengan memakai kanul besar. Tujuan kumbah esophagus ini untuk membersihkan makanan padat atau cair yang terdapat di dalam esophagus, meskipun sudah dipuasakan dalam waktu yang cukup lama. Pemeriksaan endoskopi agak sukar penilaiannya karena banyaknya lengkungan dan belokan. Pada kebanyakan pasien didapatkan mukosa normal, kadang didapatkan hyperemia ringan difus pada bagian distal esophagus, gambaran bercak putih pada mukosa, erosi dan ulkus akibat retensi makanan. Bila ditiupkan udara akan menampakkan kontrakasi esophagus distal. Bila sukar melewati batas esophagus gaster harus dipikirkan kemungkinan keganasan atau striktur jinak. Daerah kardia harus dievaluasi secara cermat untuk menyingkirkan kemungkinan akalasia sekunder akibat kanker. Biopsy harus dilakukan bila didapatkan gambaran tidak normal pada kardia terutama pada pasien di atas 50 tahun, dengan gejala yang berkembang dalam waktu pendek. Endoskopi pada akalasia selain untuk diagnostic dapat juga membantu terapi, sebagai alat pemasangan kawat petunjuk arah sebelum tindakan dilatasi pneumatic. Pemeriksaan manometri esophagus penting untuk konfirmasi diagnostic. Penemuan-penemuan karakteristik adalah : 1. Tonus sfingter esophagus bawah tinggi 2. Relaksasi sfingter tidak sempurna sewaktu menelan 3. Tidak adanya peristaltic esophagus 4. Tekanan korpus esophagus pada keadaan istirahat lebih tinggi dari tekanan perifer. Diagnosa banding akalasia primer adalah akalasia sekunder seperti adenokarsinoma gaster yang meluas ke esophagus, karsinoma paru (sel oat), sarcoma sel reticulum, karsinoma pancreas. Penyakit Chagas dapat juga memberikan gambara akalasia, tetapi juga disertai megakolon, megaureter, dan penyakit miokrdial. Pengobatan Medikamentosa Oral

Preparat oral yang digunakan diharapkan dapat merelaksasikan sfingter esophagus bawah, obat tersebut antara lain nitrat (isosorbid dinitrat) dan calcium channel blocker (nifedipin dan veramil). Dilatasi/ Peregangan Singter Esofagus Bawah Dilakukan dilatasi sfingter esophagus bawah dengan alat yang dinamakan dilatasi pneumatik. Esofagomiotomi Merupakan suatu tindakan bedah, dianjurkan bila terdapat : 1. Beberapa kali (> 2 kali) tidak berhasil dilakuakan dilatasi penumatik 2. Adanya ruptur esophagus akibat dilatasi 3. Kesukaran menempatkan dilator penumatik karen dilatasi sangat hebat 4. Tidak dapat menyingkirkan kemungkinan tumor esophagus 5. Akalasia pada anak berumur kurang dari 12 tahun Injeksi Toksin Botulinum Menyuntikan toksin botulinum yang lemah ke sfingter esophagus bawah dengan menggunakan endoskopi.

Anda mungkin juga menyukai