Anda di halaman 1dari 6

Bab 1 Pendahuluan

Latar Belakang
Fosfat adalah sebuah ion poliatomik atau radikal terdiri dari satu atom fosforus dan empat oksigen. Dalam bentuk ionik, fosfat membawa sebuah -3 muatan formal, dan dinotasikan PO43-. Fosfor tidak terdapat dalam bentuk elemen bebas di alam, tetapi terdistribusi secara luas dalam batuan, mineral, tumbuhan, dan makhluk hidup lainnya. Fosfor yang terdapat bebas di alam, terutama di air, dominan berada di dalam bentuk senyawa PO43(phosphate; fosfat). Fosfat terdapat dalam jumlah yang signifikan pada efluen pengolahan air buangan domestik. Sebenarnya, unsur P dalam phospat adalah (Fosfor) sangat berguna bagi tumbuhan karena berfungsi untuk merangsang pertumbuhan akar terutama pada awal-awal pertumbuhan, mempercepat pembungaan, pemasakan biji dan buah. Tetapi, kehadiran fosfat dalam air menimbulkan permasalahan terhadap kualitas air dan akan menimbulkan permasalahan pada lingkungan perairan, misalnya terjadinya eutrofikasi. Eutrofikasi merupakan masalah lingkungan hidup yang diakibatkan oleh limbah fosfat (PO3-), khususnya dalam ekosistem air tawar. Definisi dasarnya adalah pencemaran air yang disebabkan oleh munculnya nutrient yang berlebihan ke dalam ekosistem air. Air dikatakan eutrofik jika konsentrasi total phosphorus (TP) dalam air berada dalam rentang 35-100 g/L. Dalam mencegah fenomena eutrofikasi dapat dilakukan dengan mengurangi masukan fosfat ke dalam badan air, misalnya dengan mengurangi pemakaian bahan yang menghasilkan limbah fosfat dan melakukan pengolahan limbah fosfat atau dengan pengolahan air limbah yang akan dibuang terlebih dahulu untuk mengurangi kandungan fosfat sampai pada nilai tertentu (baku mutu efluen 2 mg/l). Dalam pengolahan air limbah, fosfat dapat disisihkan dengan proses fisika-kimia maupun biologis. Beberapa studi untuk membuat inovasi dalam menyisihkan senyawa fosfat telah banyak dilakukan. Penyisihan fosfat secara presipitasi kimiawi dapat dilakukan dalam filter teraerasi secara biologis dengan menambahkan FeSO4.7H2O (Clark et al., 1997). Media yang digunakan adalah plastik dengan luas permukaan spesifik 275 m2/m3 dan porositas 0,95. Penambahan presipitan pada filter biologis ini tidak mempengaruhi secara signifikan penyisihan BOD, COD, NH4, TKN dan SS, tetapi mampu meningkatkan efisiensi penyisihan

fosfat dari 35,5 % menjadi 85,3 %. Ratio P : Fe optimum yang didasarkan pada pertimbangan paling efisien dan ekonomis adalah 1 : 1,25 (Masduqi, 2000). Selain metode tersebut, mengurangi kandungan fosfat dalam air dapat dengan memanfaatkan kemampuan fosfat untuk membentuk kristal dengan penambahan reaktan. Fosfat membentuk kristal hydroxyapatite dengan penambahan Ca (Hirasawa dan Toya, 1990; Seckler dkk., 1996) dan kristal struvite dengan penambahan Mg (Munch dan Barr, 2001). Kristalisasi adalah peristiwa pembentukan partikel-partikel zat padat dalam dalam suatu fase homogen (McCabe dkk, 1991). Pemisahan dengan teknik kristalisasi didasari atas pelepasan pelarut dari zat terlarutnya dalam sebuah campuran homogen atau larutan, sehingga terbentuk kristal dari zat terlarutnya. Proses ini adalah salah satu teknik pemisahan padat-cair yang sangat penting dalam industri, karena dapat menghasilkan kemurnian produk hingga 100%. Kristal dapat terbentuk karena suatu larutan dalam keadaan atau kondisi lewat jenuh (supersaturated). Kondisi tersebut terjadinya karena pelarut sudah tidak mampu melarutkan zat terlarutnya, atau jumlah zat terlarut sudah melebihi kapasitas pelarut. Sehingga kita dapat memaksa agar kristal dapat terbentuk dengan cara mengurangi jumlah pelarutnya, sehingga kondisi lewat jenuh dapat dicapai. Dengan kata lain, kristalisasi dari larutan dapat terjadi jika padatan terlarut dalam keadaan berlebih (di luar kesetimbangan), maka sistem akan mencapai kesetimbangan dengan cara mengkristalkan padatan terlarut (Tai dkk, 1999). Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa pembentukan kristal dari larutan homogen tidak terjadi tepat pada harga konsentrasi ion sesuai dengan hasil kali kelarutan, tetapi baru akan terjadi saat konsentrasi zat terlarut jauh lebih tinggi daripada konsentrasi larutan jenuhnya. Makin tinggi derajat lewat jenuh, makin besar kemungkinan membentuk inti baru. Penggunaan proses kristalisasi diaplikasikan dalam berbagai jenis reaktor, tetapi reaktor dengan media terfluidisasi menjadi prioritas pilihan. Penyisihan fosfat dalam fluidized bed reactor (FBR) menggunakan pasir kuarsa dapat menghasilkan kristal struvite (MgNH4PO4). Penyisihan dengan kristalisasi ini dilakukan dengan aerasi kontinyu dan dapat mencapai efisiensi 80% dalam waktu 120 - 150 menit (Battistoni dkk, 2001). Reaktor ini mampu menghasilkan penyisihan fosfat hingga 90% bila digunakan bersama-sama dengan filtrasi serta dilakukan resirkulasi. Bila tanpa resirkulasi hanya menghasilkan efisiensi 50% (Seckler dkk, 1996).

Keuntungan paling utama dari pengolahan menggunakan kristalisasi adalah dihasilkannya kristal fosfat yang hampir murni dan berkadar air rendah. Pada penelitian ini, proses kristalisasi dilangsungkan dalam reaktor terfluidisasi dengan media pasir silika dan menggunakan reaktan Ca. Faktor yang dikaji dalam penelitian ini adalah mencari nilai pH dan perbandingan molar Ca:PO4 yang menghasilkan penyisihan fosfat terbesar.

Rumusan Masalah 1. Bagaimana pengaruh pH larutan fosfat pada proses pemisahan fosfat dengan kristalisasi dengan berbagai variasi yaitu 9, 10, dan 11? 2. Bagaimana pengaruh kadar larutan reaktan yaitu larutan CaCl2 pada proses kristalisasi dengan perbandingan molar antara Ca dan PO4 yang bervariasi yaitu 7:5, 13:5, dan 19:5 ?

Tujuan Penulisan Dalam penelitian ini proses kristalisasi fosfat dalam reaktor fluidized bed dipelajari dengan tujuan sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui pengaruh nilai pH terhadap penyisihan fosfat 2. Untuk mengetahui pengaruh perbandingan molar Ca : PO4 dalam penyisihan fosfat 3. Untuk mengetahui efisiensi penyisihan fosfat dalam proses 4. Untuk membuktikan terbentuknya kristal Calcium phosphate dengan mengetahui konsentrasi fosfat pada kristal yang terbentuk di seed material.

REFERENSI :
Adnan, Quraisyin. Eutrofikasi dan Akibatnya Bagi Kehidupan di Perairan Indonesia Alternatif Dampak Berbagai Kegiatan Pembangunan Kota Metropolitan.http://elib.pdii.lipi.go.id/katalog/index.php/searchkatalog/downloadDat abyId/4301/4302.pdf (diakses pada tanggal 13 Oktober 2012, pukul 10.48) Musduqi, Ali. Penurunan Senyawa Fosfat dalam Air Limbah Buatan dengan Proses Adsorpsi Menggunakan Tanah Haloisit. http://www.its.ac.id/personal/files/pub/2086-alimasduqi-adsorpsi_haloisit.pdf (diakses pada tanggal 13 Oktober 2012, pukul 10.39) Zulfikar. Kristalisasi. http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-kesehatan/pemisahankimia-dan-analisis/kristalisasi/ (diakses pada tanggal 13 Oktober 2012, pukul 11.02)

Gambar Lampiran
Gambar. 1 Fosfat dan Struktur fosfat (sumber : http://www.finegardening.com/CMS/uploadedimages/Images/Gardening/Issues_111120/041106346_rock_phosphate_med.jpg dan http://avonapbio.pbworks.com/f/phosphate.gif)

Gambar. 2 Eutrofikasi pada sebuah danau yang disebabkan oleh limbah fosfat (sumber : http://t1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSPX4KSP_otrrxxk5wvh

5RCG3eCWVTdADIn9xIrouqIREbQeswlEa-Glvr9uA)

Gambar. 2 Kristal kalsium fosfat (Ca3(PO4)2) (sumber : http://content.answcdn.com/main/content/img/elsevier/vet/gr95.jpg)

Anda mungkin juga menyukai