Model-ModelPembel EdySantoso 11499
Model-ModelPembel EdySantoso 11499
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN Pendahuluan Sudah bertahun-tahun para ahli meneliti dan menciptakan berbagai macam pendekatan mengajar. Salah satunya dikembangkan oleh para ahli di bidang pembelajaran, menelaah bagaimana pengaruh tingkah laku mengajar tertentu terhadap hasil belajar siswa. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Joyce dan Weil (1996) dan Joyce, Weil, dan Shower (1992), setiap pendekatan yang ditelitinya dinamakan model pembelajaran, meskipun salah satu dari beberapa istilah lain digunakan seperti strategi pembelajaran, metode pembelajaran, atau prinsip pembelajaran. Mereka memberikan istilah model pembelajaran dengan dua alasan. Pertama, istilah model pembelajaran memiliki makna yang lebih luas daripada suatu strategi, metode, atau prosedur. Model pembelajaran mencakup suatu pendekatan pembelajaran yang luas dan menyeluruh. Misalnya, problem-based model of instruction (model pembelajaran berdasarkan masalah) meliputi kelompok-kelompok kecil siswa bekerjasama memecahkan suatu masalah yang telah disepakati bersama. Dalam model ini, siswa seringkali menggunakan berbagai macam keterampilan dan prosedur pemecahan masalah dan berpikir kritis. Jadi satu model pembelajaran dapat menggunakan sejumlah keterampilan metodologis dan prosedural. Model pembelajaran mempunyai empat ciri khusus yang tidak dimiliki oleh strategi atau prosedur tertentu. Keempat ciri tersebut ialah (1) rasional teoritik yang logis yang disusun oleh para pencipta atau pengembangnya, (2) landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan pembelajaran yang akan dicapai), (3) tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan dengan berhasil; dan (4) lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai. Kedua, model dapat berfungsi sebagai sarana komunikasi yang penting, apakah yang dibicarakan adalah tentang mengajar di kelas, atau praktek mengawasi siswa. Model pembelajaran diklasifikasikan berdasarkan tujuan pembelajarannya, sintaksnya (pola urutannya), dan sifat lingkungan belajarnya. Penggunaan model pembelajaran tertentu memungkinkan guru dapat mencapai pembelajaran tertentu dan bukan tujuan pembelajaran yang lain. Suatu pola urutan (sintaks) dari suatu model pembelajaran menggambarkan keseluruhan urutan alur langkah yang pada umumnya diikuti oleh serangkaian kegiatan pembelajaran. Suatu sintaks pembelajaran menunjukkan dengan jelas kegiatan-kegiatan apa yang perlu dilakukan oleh guru dan siswa, urutan kegiatan-kegioatan tersebut, dan tugas-tugas khusus yang perlu dilakukan oleh siswa. Sintaks dari berbagai macam model pembelajaran mempunyai komponen yang sama. Misalnya, semua pembelajaran diawali dengan menarik perhatian siswa dan memotivasi siswa terlibat dalam proses pembelajaran. Setiap model pembelajaran selalu mempunyai tahap “menutup pelajaran” yang berisi merangkum pokok-pokok pembelajaran yang dilakukan oleh siswa dengan bimbingan guru. Di samping ada persamaannya, setiap model pembelajaran antara sintaks yang satu dengan sintaks yang lain juga mempunyai perbedaan. Perbedaan-perbedaan inilah terutama yang berlangsung di antara pembukaan dan penutupan pembelajaran, yang harus dipahami oleh para guru agar supaya model-model pembelajaran dapat dilakukan dengan berhasil. Setiap model pembelajaran memerlukan sistem pengelolaan dan lingkungan belajar yang sedikit berbeda. Setiap pendekatan memberikan peran yang berbeda kepada siswa, pada ruang fisik, dan pada sistem sosial kelas. Arends (1997), dan para pakar pembelajaran lainnya berpendapat bahwa tidak ada model pembelajaran yang lebih baik daripada model pembelajaran yang lain. Guru perlu menguasai dan dapat menerapkan berbagai model pembelajaran, agar dapat mencapai tujuan pembelajaran yang beranekaragam dan lingkungan belajar yang menjadi ciri sekolah pada dewasa ini. Menguasai sepenuhnya model-model pembelajaran yang banyak diterapkan merupakan proses belajar sepanjang hayat. Pandangan Pembelajaran Menurut Konstruktivisme
Page 1
Page 2
Model-model pembelajaran rumpun ini berfokus dari prinsip-prinsip pengolahan informasi, yaitu yang merujuk pada cara-cara bagaimana manusia menangani rangsangan dari lingkungan, mengorganisasi data, mengenali masalah, dan mencari solusinya, serta mengembangkan konsep-konsep dan bahasa untuk menangani masalah tersebut. Jenis model-model pembelajaran yang termasuk ke dalam rumpun pengolahan informasi adalah seperti pada tabel 1. Tabel 1. Model-Model Pembelajaran Pengolahan Informasi
No
Model Pembelajaran
Misi/Tujuan/ Manfaat
Pembentukan kemampuan berpikir induktif yang banyak diperlukan dalam kegiatan akadenik diperlukan juga untuk kehidupan pada umumnya.
meskipun
Page 3
Dirancang untuk melibatkan siswa berpikir sebab-akibat dan melatih mengajukan pertanyaan secara lancar dan tepat.
Dirancang baik untuk mengajarkan/pembentukan konsep dan membantu siswa menjadi lebih efektif dalam belajar konsep (kemampuan berpikir induktif)
Membantu guru dalam menyajikan bahan pelajaran dan cara-cara membantu siswa secara individu kooperatif dalam mempelajari informasi atau konsep.
dan
Dirancang untuk pembentukan kemampuan berikir intelektual, khususnya berpikir logis. Meskipun demikian kemampuan ini dapat diterapkan pada kehidupan sosial dan pengembangan moral.
Page 4
Advance Organizer
Dirancang untuk meningkatkan kemampuan mengolah informasi dalam kapasitas untuk membentuk dan menghubungkan dengan pengetahuan baru pada struktur kognitif yang telah ada.
Synectics
Dirancang untuk membantu siswa “break set” dalam kegiatan pemecahan masalah dan menulis untuk memperoleh pandangan baru terhadap suatu topik berdasarkan banyak hal dari lapangan.
2.
Model-model pembelajaran yang tergolong rumpun ini menekankan pada pengembangan pribadi. Model-model ini menekankan pada proses membangun /mengkonstruksi dan mengorganisasi realiata, yang memandang manusia sebagai pembuat makna. Seringkali, model-model pembelajaran rumpun ini memberikan banyak perhatian pada kehidupan emaosional. Fokus model pembelajaran ditekankan untuk membantu individu dalam mengembangkan hubungan produktif dengan lingkungannya dan untukmelihat dirinya sendiri. Jenis-jenis model pembelajaran pribadi seperti tercantum pada tabel 2. Tabel 2. Model-Model Pembelajaran Personal
No
Page 5
Model Pembelajaran
Misi/Tujuan/ Manfaat
Model ini menekankan pada kemitraan antara siswa dan guru. Guru berusaha membantu siswa memahami perannya dalam pendidikan mereka sendiri. Model ini juga menekankan pada pembentukan kemampuan belajar sendiri untuk mencapai pemahaman dan penemuan diri sendiri Sehingga terbentuk konsep diri.
Latihan Kesadaran
Meningkatkan sendiri.
diri
Sistem Konseptual
Page 6
Pertemuan Kelas
Pengembangan pemahaman diri dan tanggungjawab pada diri sendiri dan kelompok sosialnya.
3.
Apabila kita bekerja sama dengan tim, biasanya kita menginginkan hasil yang lebih baik darpada kita bekerja sendiri. Untuk itu setiap anggota tim harus bekerja secara “sinergi”. Model pembelajaran sosial ini dirancang untuk mengambil keuntungan dari fenomena ini, yaitu dengan cara membangun masyarakat belajar. Model-model pembelajaran sosial menggabungkan antara belajar dan masyarakat. Kedudukan belajar/pembelajaran di sini adalah bahwa perilaku kooperatif tidak hanya merupakan pemberi semangat sosial, tetapi juga intelektual. Sebaliknya tugas-tugas yang sering dilakukan dalam kehidupan sosial dapat dirancang untuk meningkatkan belajar. Jenis-jenis model pembelajaran rumpun sosial adalah seperti tercantum dalam tabel 3. Tabel 3. Model-Model Pembelajaran Sosial
No
Model Pembelajaran
Misi/Tujuan/ Manfaat
Model ini dirancang untuk merancang untuk memberikan bimbingan kepada siswa untuk mendefinisikan/menemukan masalah, menggali berbagai pandangan terhadap masalah, dan belajar bersama
Page 7
Jurisprudential
Dirancang untuk melatih kemampuan mengolah informasi dan menyelesaikan isu kemasyarakatan dengan kerangka acuan atau cara berpikir jurisprudensial (ilmu tentang hukum-hukum manusia)
Dirancang untuk mengajak siswa dalam menyelidiki nilai-nilai pribadi dan sosial melalui tingkah laku mereka sendiri dan nilai-nilai yang menjadi sumber dari penyelidikan itu. Bermain peran juga membantu siswa mengumpulkan dan menata informasi mengenai isu-isu sosial, mengembangkan rasa empati kepada teman, dan mengembangkan keterampilan-keterampilan sosial siswa.
4.
Semua model pembelajaran rumpun ini didasarkan pada suatu pengetahuan yang mengacu pada teori perilaku, seperti teori belajar perilaku, teori belajar sosial, modifikasi perilaku, atau perilaku terapi. Model-model pembelajaran rumpun ini mementingkan penciptaan lingkungan belajar yang memungkinkan manipulasi penguatan perilaku secara efektif sehingga terbentuk pola perilaku yang dikehendaki. Adapun jenis-jenis model pembelajaran perilaku seperti tercantum pada tabel 4. Tabel 4. Model-Model Pembelajaran Perilaku
Page 8
No
Model Pembelajaran
Misi/Tujuan/ Manfaat/Tokoh
Model ini memiliki karakteristik yang hampir sama dengan model pembelajaran Skinner. Pertama, bahan-bahan yang akan dipelajari siswa dipecahkan ke dalam unit-unit yang sederhana hingga kompleks. Bahan yang dipelajari siswa umumnya dipelajari secara individual melalui berbagai media.
Self Control
Model pembelajaran ini mengandalkan pada bagaimna siswa harus berperilaku dan siswa belajar dari dampak perilaku tersebut, serta mengandalikan lingkungannya sehingga perilaku tersebut dapat produktif.
Model ini menggunakan prinsip-prinsip Cybernetic (cabang psikologi). Menurut prinsip ini, semua perilaku manusia melibatkan suatu pola gerak yang tampak. Perilaku tersebut meliputi perilaku yang tidak terlihat, seperti berpikir dan perilaku yang tampak. Dalam situasi tertentu, individu akan memodifikasi perilakunya sesuai dengan masukan yang mereka terima dari lingkungan. Mereka akan menata perilakunya dan pola-pola
Page 9
Model ini mengasumsikan kegiatan siswa akan tampak dari proses belajar. Model ini hasil belajar apa yang diharapkan dari tugas/fungsi pembelajaran oleh guru.
menekankan pada
Berikut ini disajikan model pembelajaran yang umum dan sering dilakukan oleh guru dalam praktik pembelajaran di kelas dan beberapa model pembelajaran yang relatif baru yang lagi “naik daun” di Indonesia dalam praktik pembelajaran di kelas yang sengaja diperkenalkan pada kesempatan ini. Model-model pembelajaran tersebut adalah sebagai berikut. 1. Pembelajaran Langsung (Direct Instruction) Tugas guru adalah membantu siswa memperoleh pengetahuan prosedural (pengetahuan tentang bagaimana melakukan sesuatu), pengetahuan deklaratif (pengetahuan tentang sesuatu), dan mengembangkan keterampilan belajar. Pembelajaran langsung yang terfokus pada prinsip-prinsip psikologi perilaku dan teori belajar sosial. Model pembelajaran langsung dirancang secara khsus untuk mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang terstruktur dengan baik dan dapat dipelajari selangkah demi selangkah. Pada model pembelajaran langsung terdapat lima fase yang sangat penting. Guru mengawali pelajaran dengan menjelaskan tentang tujuan dan latar belakang pembelajaran, serta mempersiapkan siswa menerima penjelasan guru. Fase persiapan dan motivasi ini kemudian diikuti oleh presentasi materi ajar yang diajarkan atau demonstrasi tentang keterampilan tertentu. Pelajaran itu termasuk juga pemberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan pelatihan dan pemberian umpan balik terhadap keberhasilan siswa. Pada fase pelatihan dan pemberian umpan balik tersebut, guru perlu selalu mencoba memberikan kesempatan kepada siswa untuk menerapkan pengetahuan atau keterampilan yang dipelajari ke dalam situasi kehidupan nyata. Pembelajaran langsung memerlukan perencanaan dan pelaksanaan yang sangat hati-hati di pihak guru. Agar efektif, pembelajaran langsung mensyaratkan tiap detil keterampilan atau isi didefinisikan secara seksama dan demonstrasi dan jadwal pelatihan direncanakan dan dilaksanakan secara seksama. Meskipun tujuan pembelajaran dapat direncanakan bersama oleh guru dan siswa, model ini terutama berpusat pada guru. Sistem pengelolaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru harus menjamin terjadinya keterlibatan siswa, terutama melalui memperhatikan, mendengarkan dan resitasi (tanya jawab) yang terencana. Ini tidak berarti bahwa pembelajaran bersifat otoriter, dingin, dan tanpa humor. Ini berarti bahwa lingkungan berorientasi pada tugas dan memberikan harapan tinggi agar siswa mencapai hasil belajar dengan baik.
Page 10
Page 11
Page 12
Page 13
DAFTAR PUSTAKA Arend, Richard, I. 1997. Classroom instruction and management. New York: Mc. GrawHill. Ibrahim, Muslimin., Fida Rachmadiarti., Muhamad Nur., Ismono. 2000. Pembelajaran kooperatif. Pusat Sains dan Matematika Sekolah PPS UNESA. Surabaya: University Press. Ibrahim, Muslimin., Muhamd Nur. 2000. Pembelajaran berdasarkan masalah. Pusat Sains dan Matematika Sekolah PPS UNESA. Surabaya: University Press. Joyce., B., & Weil, M. 1996. Models of teaching. Englewood Cliff, N.J: Prentice-Hall.
Page 14
Page 15