Anda di halaman 1dari 16

ISBN 978-602-95813-1-7

Pedoman Umum: Ujicoba Partisipatif Petani Farmer Participatory Research


SYAFRUDDIN RAHMAT HANIF ANASIRU JAKA SUMARNO ARIE ABDUL ROUF

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Gorontalo 2009

PENGANTAR

Dalam rangka meningkatkan keterampilan dan keahlian petani serta percepatan tranfer teknologi kepada petani, diperlukan berbagai bentuk kegiatan yang mengarah pada pemecahan masalah lokal. Salah satu bentuk kegiatan tersebut adalah Studi atau Ujicoba Partisipatif yang dilakukan oleh petani dan kelompok tani (UPP) bersama peneliti dan penyuluh sebagai salah satu implementasi Program Pemberdayaan Petani melalui Teknologi dan Informasi Pertanian (P3TIP) atau Farmer Empowerment Through Agricultural Technology and Information (FEATI). Ujicoba Partisipatif Petani (UPP) merupakan wadah bagi petani dalam melakukan transformasi sikap, pengetahuan dan keterampilan sehingga mampu menyelesaikan sendiri masalah lokal yang mereka hadapi melalui proses melakukan studi dan menyebarkan hasil studi secara partisipatif. Proses tersebut menganut prinsip dari petani-oleh petani-untuk petani. Untuk mendukung keberhasilan pelaksanaan kegiatan UPP di lapangan, maka disusun pedoman umum Ujicoba Partisipatif Petani guna memberikan pemahaman yang sama bagi semua pihak terkait. Buku ini disusun secara sederhana dan sebagian besar dirujuk dari buku Fasilitasi Riset Aksi yang diterbitkan oleh Balai Besar Pengkajian Dan Pengembangan Teknologi Pertanian Bogor, Departemen Pertanian.

Gorontalo, Oktober 2009 Kepala Balai Pengkajian Pertanian Gorontalo

Teknologi

Ir. Syafruddin, MSi.

I.

Pendahuluan Program Pemberdayaan Petani melalui Teknologi dan

Informasi Pertanian (UPPTIP) atau Farmer Empowerment Through

Agricultural Technology and Information (FEATI) bertujuan untuk


meningkatkan kemampuan pelaku usahatani melalui pemberdayaan dalam mengakses informasi, teknologi, modal dan sarana produksi untuk mengembangkan usaha agribisnis dan kemitraan dengan sektor swasta secara optimal dalam rangka peningkatan pendapatan dan kesejahteraan keluarga pelaku usahatani secara berkelanjutan. Dalam rangka meningkatkan keterampilan dan keahlian petani, diperlukan berbagai bentuk kegiatan yang mengarah pada pemecahan masalah lokal. Salah satu bentuk kegiatan tersebut adalah studi atau Ujicoba Partisipatif yang dilakukan oleh petani dan kelompok tani (UPP). Sampai saat ini sudah banyak hasil-hasil penelitian teknologi/inovasi di bidang pertanian baik dari pemerintah, swasta maupun perorangan. Akan tetapi masih banyak pula hasil tersebut yang belum dimanfaatkan atau diterapkan oleh petani untuk meningkatkan produksi dan pendapatan keluarganya. Hal itu diduga antara lain karena hasil penelitian tersebut tidak sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan petani, serta kondisi lokasi mereka. Dengan kata lain petani masih kurang diikutsertakan dalam setiap tahapan penelitian. Untuk mengatasi kelemahankelemahan tersebut, maka UPP akhir-akhir ini makin dirasakan kebutuhannya. Ujicoba Partisipatif Petani (UPP) merupakan suatu

proses

pengembangan

dan

pematangan

teknologi

teknologi/inovasi pertanian, dengan keterlibatan petani sebagai pelaku utama mulai dari awal UPP sampai tahap pemberdayaan masyarakat melalui oleh pengembangan petani dengan dan diseminasi oleh teknologi/inovasi pendampingan

peneliti/penyuluh (Freeman, 2001). II. PERSIAPAN Posko difungsikan kegiatan UPP. 2.2. Sosialisasi Sosialisasi dimaksudkan untuk menyamakan pemahaman dalam pelaksanaan uji coba diantara pihak-pihak yang terlibat. Peserta terdiri dari: Unit Pengelola FMA (ketua, sekretaris, bendahara), Tokoh masyarakat, Kelompok tani (ketua atau perwakilan), Penyuluh (pendamping, swadaya, kabupaten), Pemerintah desa Narasumber Pengkaji BPTP,Instansi terkait lainnya. 2.3. Tenaga Pelaksana Pelaksana kegiatan UPP adalah: a. Kelompok Tani FMA, berperan sebagai perencana dan pelaku UPP. di tempatkan di Sekretariat FMA desa dan sebagai wadah pengendali dalam pelaksanaan

2.1. Persiapan Posko

b.

Penyuluh pendamping dan swadaya, berperan dalam koordinasi kelompok tani dan menjadi fasilitator kegiatan, koordinasi kegiatan kepada aparat terkait, dan membantu dalam bidang teknis pelaksanaan dan penyebarluasan informasi.

c.

Pengkaji BPTP dan Penyuluh Kabupaten, berperan sebagai fasilitator bagi kelompok tani dalam perencanaan dan pelaksanaan UPP.

2.4. Penentuan Topik Topik yang akan cobakan berdasarkan hasil PRA yang dipertajam melalui FSA(Lihat Panduan FSA). Topik tersebut dikemukakan dalam pertemuan kelompok tani FMA. Dalam menentukan topik, tahapan yang dilakukan adalah: a). Pelemparan ide, b). Penggalian pengalaman, c). Analisis masalah dan perumusan tujuan, serta d). Perumusan alternatif teknologi pertanian yang paling sesuai untuk diujicoba 2.5. Penentuan Lokasi Supaya kegiatan UPP dapat terfokus dengan baik, maka perlu ditentukan lokasi yang tepat dan disepakati bersama. Kriteria pemilihan lokasi; 1) bebas konflik sosial, 2) mudah dijangkau (sebaiknya dekat jalan), 3) petani pemilik kooperatif dan 4)mewakili agroekosistem sasaran. 2.6. Penyusunan Rencana kegiatan

Setelah lokasi ditentukan, kemudian disusun pelaksanaan UPP berupa rencana kegiatan, waktu pelaksanaan (time scedule), dan cara melakukannya. Rencana kegiatan ini disusun oleh kelompok tani dengan bantuan pendampingan dari penyuluh dan pengkaji.

III. PELAKSANAAN 3.1. Persiapan Bahan dan alat yang diperlukan isiapkan seawal mungkin, daftar kebutuhan secara rinci dan diurutkan sesuai dengan prioritas kebutuhan, termasuk persiapan lahan uji coba benih/bibit atau kandang dan ternak. 3.2. Perlakuan: Pilihan perlakuan disesuaikan dengan topik uji coba. Perlakuan yang akan diujicobakan harus mempertimbangkan 1) mempunyai tingkat keberhasilan yang tinggi atau memberikan peluang hasil yang lebih tinggi dibanding kebiasan petani, 2). sederhana, murah dan mudah diterapkan. Perlakuan tersebut dapat berupa: a. Tanaman pangan (pola tanam, waktu tanam, cara tanam, varietas, pemupukan, pengelolaan air, pengendalian HPT dll) b. Tanaman perkebunan (pembibitan, pemangkasan, pemupukan dll) c. Ternak (pakan, perbaikan pemeliharaan, pemanfaatan limbah dll).

d. Pengolahan hasil (komposisi bahan, cara pengolahan, cara penyajian/ kemasan, grading dll) 3.3. Bentuk dan Keterkaitan UPP dengan demplot FSA Inovasi Teknologi yang akan diUPP adalah komponen teknologi dari hasil FSA (jika ada demplot FSA maka salah satu komponen teknologinya dipandang oleh para diuji coba). Komponen tersebut anggota FMA belum diyakini untuk

memberikan hasil yang lebih baik dibanding teknologi petani, sehingga memerlukan uji coba. Uji coba ini dilakukan oleh lebih dari satu petani kooperator (pemilik wadah UPP). Teknologi inovasi yang di ujicoba harus dibandingkan dengan teknologi yang petani sering lakukan. Ukuran skala UPP tergantung komoditi. Untuk tanaman

pangan disesuaikan dengan petak petani kooperator (minimal 0,25 ha). Untuk komoditi tanaman perkebunan jumlah pohon untuk inovasi teknologi dan pembanding teknologi petani masing-masing minimal 10 pohon, teknologi untuk ternak ruminansia (minimal 2 ekor), dan unggas (minimal 10 ekor). Ukuran skala inovasi sama dengan pembanding teknologi petani. Jika akan dilakukan demplot FSA, maka UPP dikaitkan dengan demplot FSA tersebut. Keterkaitan ini seperti disajikan pada Gambar 2. Sebagai contoh:

Hasil FSA berdasarkan PRA disuatu wilayah disimpulkan bahwa untuk meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani padi adalah dengan: 1).Introduksi varietas unggul baru, 2).

Penggunaan kompos, dan 3).Jarak tanam 20 x 25 cm/Sistem tanam legowo. Ketiga komponen ini dipadukan petani ternyata tidak yakin dengan varietas dan akan yang akan dilakukan demplot FSA Gambar 1. Namun dari hasil diskusi dengan diintroduksikan dan sistem tanam legowo. karena itu kedua komponen dilakukan ujicoba partisipati petani pada kawasan yang sama dengan demplot FSA dan membandingkan varietas petani (Gambar 2)

MASALAH

Produktivitas rendah (3,5 t/ha)

SUMBER MASALAH

Pemupukan tidak berimbang (200 kg urea)

Populasi rendah (25 x 30 cm)

Varietas ditanam 10 kali dan tidak murni

AKAR MASALAH

Tidak tersedia pupuk selain urea

Tidak memanfatkan bahan organik (Jerami dan ternak sapi tersedia)

Tidak tersedia VUTB

ANTISIPASI MASALAH PROPOSAL FMA 1. Pelatihan FMA

Pembuatan kompos

Peningkatan populasi (20 x 25 cm) atau legowo 2:1

Penangkaran benih

1.Pelatihan penangkaran benih padi VUTB spesifi lokasi 2.Pelatihan pembuatan kompos dari jerami padi+kotoran sapi 3.Pelatihan PTT PADI Sawah

UPP

Demplot FSA Var.Intro.

Var.Petani

Var. Intro.

Var.Petani

Var.Intro.

Pemupukan spesifik,

Legowo

Legowo

Koperator A

Biasa

Kawasan FMA

Gambar 2. Keterkaitan antara UPP dengan demplot FSA 3.4. Pengamatan dan Pencatatan Pengamatan dan pencatatan dilakukan tahapan perkembangan/perubahan yang terhadap setiap terjadi. Para

petani/kelompoktani sebaiknya mempunyai jadwal kunjungan ke lokasi UPP yang tetap dan disepakati bersama. Dalam kunjungan tersebut masing-masing mencatat ada/tidaknya perbedaan,

Biasa

Peningkatan (legowo)

populasi

kelebihan dan kekurangan antara teknologi inovasi dengan yang sering diterapkan petani. Pengamatan jangan sampai petani merasa terbebani, karena itu pengamatan haruslah sesederhana mungkin dan langsung mengarah ketarget teknologi inovasi jika diterapkan. Pengamatan penampilan (jagung) tersebut tanaman, biasanya tidak perlu penampilan secara gabah fisual (padi), sudah cukup buah dapat dengan (horti/perkebunan), biji/polong (kacang-kacangan) dan tongkol petani membedakannya mana yang lebih baik, karena itu untuk hal dilakukan pengukuran, dengan pecatatan secara fisual. Untuk produksi/hasil harus dilakukan pengukuran yang disesuaikan metode pengukuran setempat, untuk hasil tanaman biasanya mengunakan kaleng atau karung, Sedangkan untuk ternak unggas dengan meraba paha atau mengangkatnya. Jika ada timbangan sebaiknya dilakukan penimbangan. Setiap perubahan yang terjadi atau perbedaan, kelebihan dan kekurangan antara perlakuan inovasi teknologi dan pembanding petani pada saat dilapang didiskusikan dengan anggota kelompoktani (FMA), sehingga setiap anggota akhirnya anggota kelompok tani tersebut dengan cepat dengan mudah

memahami peranan inovasi teknologi tersebut, yang pada mengadopsinya. Sebaiknya semua anggota kelompok tani yang terlibat dalam pelaksanaan UPP mempunyai catatan pengamatan tersendiri. Untuk pengamatan, semua petani mempunyai catatan tersendiri, sedangkan data pengukuran, cukup petani koperator yang mengukur, namun secara bersama-sama berada dilapang

dan masing-masing mencatat. Data pengamatan baik fisual maupun data pengukuran langsung pada akhir kegiatan didiskusikan kembali oleh para anggota kelompoktani FMA pelaksana UPP, untuk dikembangkan lebih luas pada anggota kelompok tani lainnya. Beberapa contoh data yang perlu diamati/dicatat adalah : Tanaman pangan: Jenis/varietas tanaman, persentase

tanaman yang tumbuh, umur panen dan hasil panen. Ternak Ruminansia: Pertambahan bobot badan setiap bulan, jenis dan jumlah pakan, monitoring kesehatan, jumlah kelahiran, jarak beranak. Ternak unggas: produksi telur, presentase telur menetas, pertambahan kesehatan. Pasca Panen dan pengolahan hasil: pengemasan, lama penyimpanan, mutu. Untuk mempermudah memahami data-data yang bobot badan, jumlah pakan, monitoring

dikumpulkan maka dibuatkan tabel, sebagai contoh seperti pada Tabel lampiran 1,2 dan 3. 3.5. Membandingkan hasil Ujicoba Setelah semua data terkumpul, data-data tersebut harus dibandingkan antara teknologi inovasi dengan teknologi yang sering dilakukan petani. Perbedaan hasil, kualitas hasil, kentungan, dan efisiensi menjadi penilaian utama dan disikusikan bersama para pelaku UPP untuk menentukan

apakah teknologi inovasi lebih baik atau tidak dibanding teknologi petani. Penentuan tersebut sepenuhnya dilakukan petani/kelompoktani tanpa ada intervensi dari pihak lain. Penjuluh atau pengkaji hanya sebagai fasilitator. Apabila hasil ujicoba ini ternyata teknologi inovasi ini mempunyai keunggulan dan bermanfaat baik, maka akan sangat mudah disebarkan luaskan kepetani lainnya, namun jika tidak maka terjadi sebaliknya. Jika hasilnya tidak memuaskan, maka dalam diskusi tersebut harus dievaluasi letak kelemahan dan kemungkinan perbaikannya. 3.6. PENYEBARLUASAN HASIL UJICOBA Hasil ujicoba yang dianggap berhasil disebarluaskan kepada petani yang tidak terlibat dalam kegiatan UPP, baik terhadap satu kelompok atau kelompoktani lainnya. Karena itu data-data atau jika memungkin disertai foto saat ujicoba harus didokumentasikan dengan baik sehingga ujicoba tersebut dapat dengan mudah meyakinkan bagi petani lainnya. Untuk menyebarluaskan hasil ujicoba dapat berupa diskusi teknologi atau kunjungan atau akan lapang brosur sangat antar tentang kelompoktani. keberhasilan dalam Pembuatan leaflet tersebut

membantu

mempercepat penyebarluasan teknologi inovasi tersebut. Para penyuluh atau pengkaji memfasilitasi dalam diskusi, kunjungan lapang, pembuatan leaflet, dan brosur.

Contoh Tabel Pengamatan untuk tanaman padi Lampiran Tabel 1. Pertumbuhan dan produksi tanaman
Petani Kooperator Perlakuan % tumbuh Penampilan tanaman (Kurang,baik, Sangat Baik) Umur Panen (hari) Produksi Kualitas (Kurang, Baik Sangat baik)

Petani A

Introduksi Kebiasaan petani Perbedaan

Petani B

Introduksi Kebiasaan petani Perbedaan

Petani C

Introduksi Kebiasaan petani Perbedaan

Petani D

Introduksi Kebiasaan petani Perbedaan

Tabel 2. Pertumbuhan dan produksi ternak


Petani Kooperator Perlakuan % tumbuh Penampilan ternak (Kurang,baik, Sangat Baik) Umur Ternak (hari) Lingkar badan Kesehatan (Kurang, Baik Sangat baik)

Petani A

Introduksi Kebiasaan petani Perbedaan

Petani B

Introduksi Kebiasaan petani Perbedaan

Petani C

Introduksi Kebiasaan petani Perbedaan

Petani D

Introduksi Kebiasaan petani Perbedaan

Tabel 3. Modal, Nilai jual dan Keuntungan


Petani Kooperator Petani A Perlakuan Introduksi Kebiasaan petani Perbedaan Petani B Introduksi Kebiasaan petani Perbedaan Petani C Introduksi Kebiasaan petani Perbedaan Petani D Introduksi Kebiasaan petani Perbedaan Modal (Rp.) Nilai Jual (Rp.) Keuntungan (Rp)

Anda mungkin juga menyukai