Anda di halaman 1dari 30

Viskositas merupakan pengukuran dari ketahanan fluida yang diubah baik dengan tekanan maupun tegangan.

Pada masalah sehari-hari (dan hanya untuk fluida), viskositas adalah "Ketebalan" atau "pergesekan internal". Oleh karena itu, air yang "tipis", memiliki viskositas lebih rendah, sedangkanmadu yang "tebal", memiliki viskositas yang lebih tinggi. Sederhananya, semakin rendah [1] viskositas suatu fluida, semakin besar juga pergerakan dari fluida tersebut.. Viskositas menjelaskan ketahanan internal fluida untuk mengalir dan mungkin dapat dipikirkan sebagai pengukuran dari pergeseran fluida. Sebagai contoh, viskositas yang tinggi dari magma akan menciptakan statovolcano yang tinggi dan curam, karena tidak dapat mengalir terlalu jauh sebelum mendingin, sedangkan viskositas yang lebih rendah dari lava akan menciptakan volcano yang rendah dan lebar. Seluruh fluida (kecuali superfluida) memiliki ketahanan dari tekanan dan oleh karena itu disebut kental, tetapi fluida yang tidak memiliki ketahanan tekanan dan tegangan disebut fluide ideal. Studi dari bahan yang mengalir disebut Rheologi, yang termasuk viskositas dan konsep yang berkaitan.
Daftar isi
[sembunyikan]

1 Asal Kata 2 Bahan dan kebiasaannya

2.1 Ikhtisar

3 Teori Newton 4 Referensi 5 Lihat pula 6 Bibliografi 7 Pranala luar

[sunting]Asal

Kata

Kata "viskositas" berasal dari bahasa Latin "viscum alba", berarti mistletoe putih. Lem kental yang bernama "birdlime" dibuat dari buah mistletoe dan digunakan untuk ranting lemon untuk menangkap [2] burung. [sunting]Bahan

dan kebiasaannya

[sunting]Ikhtisar

Laminar shear of fluid between two plates. Friction between the fluid and the moving boundaries causes the fluid to shear. The force required for this action is a measure of the fluid's viscosity. This type of flow is known as a Couette flow.

Laminar shear, the non-constant gradient, is a result of the geometry the fluid is flowing through (e.g. a pipe).

Secara Umum, pada setiap aliran, lapisan-lapisan berpindah pada kecepatan yang berbeda-beda dan viskositas fluida meningkat dari tekanan geser antara lapisan yang secara pasti melawan setiap gaya yang diberikan. Hubungan antara tekanan geser dan gradiasi kecepatan dapat diperoleh dengan mempertimbangkan dua lempeng secara dekat dipisahkan dengan jarak y, dan dipisahkan oleh unsur homogen. Asumsikan bahwa lempeng sangat besar dengan luas penampang A, dan efek samping dapat diabaikan, dan lempeng yang lebih rendah tetap, anggap gaya F dapat diterapkan pada lempeng atas. Jika gaya ini menyebabkan unsur antara lempeng mengalami aliran geser dengan gradien kecepatan u/y, unsur disebut fluida.

[sunting]Teori

Newton

Ketika sebuah tekanan shear diterapkan kepada sebuah benda padat, badan itu akan berubah bentuk sampai mengakibatkan gaya yang berlawanan untuk mengimbangkan, sebuah ekuilibrium. Namun, ketika sebuah tekanan shear diterapkan kepada sebuah fluid, seperti angin bertiup di atas permukaan samudra, fluid mengalir, dan berlanjut mengalir ketika tekanan diterapkan. Ketika tekanan dihilangkan, umumnya, aliran berkurang karena perubahan internal energi.

http://id.wikipedia.org/wiki/Viskositas

Viskositas merupakan ukuran kekentalan fluida yang menyatakan besar kecilnya gesekan di dalam fluida. Makin besar viskositas suatu fluida, maka makin sulit suatu fluida mengalir dan makin sulit suatu benda bergerak di dalam fluida tersebut. Di dalam zat cair, viskositas dihasilkan oleh gaya kohesi antara molekul zat cair. Sedangkan dalam gas, viskositas timbul sebagai akibat tumbukan antara molekul gas. Viskositas zat cair dapat ditentukan secara kuantitatif dengan besaran yang disebut koefisien viskositas. Satuan SI untuk koefisien viskositas adalah Ns/m2 atau pascal sekon (Pa s). Ketika Anda berbicara viskositas Anda berbicara tentang fluida sejati. Fluida ideal tidak mempunyai koefisien viskositas. Apabila suatu benda bergerak dengan kelajuan v dalam suatu fluida kental yang koefisien viskositasnya, maka benda tersebut akan mengalami gaya gesekan fluida , dengan k adalah konstanta yang bergantung pada bentuk geometris benda. Berdasarkan perhitungan laboratorium, pada tahun 1845, Sir George Stokes menunjukkan bahwa untuk benda yang bentuk geometrisnya berupa bola nilai k = 6 r. Bila nilai k dimasukkan ke dalam persamaan, maka diperoleh persamaan seperti berikut:

Perhatikan sebuah bola yang jatuh dalam. Gaya-gaya yang bekerja pada bola adalah gaya berat w, gaya apung Fa, dan gaya lambat akibat viskositas atau gaya stokes Fs. Ketika dijatuhkan, bola bergerak dipercepat. Namun, ketika kecepatannya bertambah, gaya stokes juga bertambah. Akibatnya, pada suatu saat bola mencapai keadaan seimbang sehingga bergerak dengan kecepatan konstan yang disebut kecepatan terminal. Pada kecepatan terminal, resultan yang bekerja pada bola sama dengan nol. Misalnya sumbu vertikal ke atas sebagai sumbu positif, maka pada saat kecepatan terminal tercapai berlaku berlaku persamaan :

Berdasarkan eksperimen juga diperoleh bahwa koefisien viskositas tergantung suhu. Pada kebanyakan fluida makin tinggi suhu makin rendah koefisien viskositasnya. a. Fluida yang lebih cair biasanya lebih mudah mengalir, contoh : air b. Fluida yang lebih kental lebih sulit mengalir, contoh : minyak goreng

http://erviaudina.wordpress.com/2011/02/28/viskositas/

I.PENDAHULUAN 1. Tujuan Percobaan


- Untuk menentukan viskositas berbagai cairan dengan Metode Oswald. - Mengetahui hubungan antara viskositas dengan fluiditas waktu alir dari cairan atau berbagai larutan. - Mengetahui hubungan antara koefisien viskositas, massa jenis, dan waktu antara suatu cairan tertentu dengan cairan pembandingnya. - Mengetahui dan memahami prinsip kerja dari percobaan viskositas berbagai larutan dengan metode Ostwald. 2. Dasar Teori Viskositas dapat dinyatakan sebagai tahanan aliaran fluida yang merupakan gesekan antara molekul molekul cairan satu dengan yang lain. Suatu jenis cairan yang mudah mengalir dapat dikatakan memiliki viskositas yang rendah, dan sebaliknya bahan bahan yang sulit mengalir dikatakan memiliki viskositas yang tinggi. Pada hukum aliran viskos, Newton menyatakan hubungan antara gaya gaya mekanika dari suatu aliran viskos sebagai : Geseran dalam ( viskositas ) fluida adalah konstan sehubungan dengan gesekannya. Hubungan tersebut berlaku untuk fluida Newtonian, dimana perbandingan antara tegangan geser (s) dengan kecepatan geser (g) nya konstan. Parameter inilah yang disebut dengan viskositas. Aliran viskos dapat digambarkan dengan dua buah bidang sejajar yang dilapisi fluida tipis diantara kedua bidang tersebut. Suatu bidang permukaan bawah yang tetap dibatasi oleh lapisan fluida setebal h, sejajar dengan suatu bidang

permukaan atas yang bergerak seluas A. Jika bidang bagian atas itu ringan, yang berarti tidak memberikan beban pada lapisan fluida dibawahnya, maka tidah ada gaya tekan yang bekerja pada lapisan fluida. Suatu gaya F dikenakan pada bidang bagian atas yang menyebabkan bergeraknya bidang atas dengan kecepatan konstan v, maka fluida dibawahnya akan membentuk suatu lapisan lapisan yang saling bergeseran.Setiap lapisan tersebut akan memberikan tegangan geser (s) sebesarF/A yang seragam, dengan kecepatan lapisan fluida yang paling atas sebesar vdan kecepatan lapisan fluida paling bawah sama dengan nol. Maka kecepatan geser (g) pada lapisan fluida di suatu tempat pada jarak y dari bidang tetap, dengan tidak adanya tekanan fluida Konsep Viskositas Fluida, baik zat cair maupun zat gas yang jenisnya berbeda memiliki tingkat kekentalan yang berbeda. Viskositas alias kekentalan sebenarnya merupakan gaya gesekan antara molekul-molekul yang menyusun suatu fluida. Jadi molekul-molekul yang membentuk suatu fluida saling gesek-menggesek ketika fluida tersebut mengalir. Pada zat cair, viskositas disebabkan karena adanya gaya kohesi (gaya tarik menarik antara molekul sejenis). Sedangkan dalam zat gas, viskositas disebabkan oleh tumbukan antara molekul. Fluida yang lebih cair biasanya lebih mudah mengalir, contohnya air. Sebaliknya, fluida yang lebih kental lebih sulit mengalir, contohnya minyak goreng, oli, madu dkk. Hal ini bisa dibuktikan dengan menuangkan air dan minyak goreng di atas lantai yang permukaannya miring. Pasti air ngalir lebih cepat daripada minyak goreng atau oli. Tingkat kekentalan suatu fluida juga bergantung pada suhu. Semakin tinggi suhu zat cair, semakin kurang kental zat cair tersebut. Misalnya ketika ibu menggoreng paha ikan di dapur, minyak goreng yang awalnya kental menjadi lebih cair ketika dipanaskan. Sebaliknya, semakin tinggi suhu suatu zat gas, semakin kental zat gas tersebut. Perlu diketahui bahwa viskositas alias kekentalan cuma ada pada fluida riil (rill = nyata). Fluida riil/nyata tuh fluida yang kita temui dalam kehidupan sehari-hari, seperti air, sirup, oli, asap knalpot, dan lainnya. Fluida riil berbeda dengan fluida ideal. Fluida ideal sebenarnya tidak ada dalam kehidupan sehari-hari. Fluida ideal hanya model yang digunakan untuk membantu kita dalam menganalisis aliran fluida (fluida ideal ini yang kita pakai dalam pokok bahasan Fluida Dinamis). Mirip seperti kita menganggap benda sebagai benda tegar, padahal dalam kehidupan sehari-hari sebenarnya tidak ada benda yang benar-benar tegar/kaku. Tujuannya sama, biar analisis kita menjadi lebih sederhana. Satuan Sistem Internasional (SI) untuk koofisien viskositas adalah Ns/m 2 = Pa.s (pascal sekon). Satuan CGS (centimeter gram sekon) untuk si koofisien viskositas adalah dyn.s/cm2 = poise (P). Viskositas juga sering dinyatakan dalam sentipoise (cP). 1 cP = 1/100 P. Satuan poise digunakan untuk mengenang seorang Ilmuwan Perancis, almahrum Jean Louis Marie Poiseuille (baca : pwa-zoo-yuh).

1 poise = 1 dyn . s/cm2 = 10-1 N.s/m2

Koofisien Temperatur (o C) Viskositas 0 1,8 x 10-3 20 1,0 x 10-3 60 0,65 x 10-3 Air 100 0,3 x 10-3 Darah (keseluruhan) 37 4,0 x 10-3 Plasma Darah 37 1,5 x 10-3 Ethyl alkohol 20 1,2 x 10-3 Oli mesin (SAE 10) 30 200 x 10-3 0 10.000 x 10-3 20 1500 x 10-3 Gliserin 60 81 x 10-3 Udara 20 0,018 x 10-3 Hidrogen 0 0,009 x 10-3 Uap air 100 0,013 x 10-3 Setiap zat cair mempunyai karakteristik yang khas, berbeda satu zat cair dengan zat cair yang lain. Salah satunya adalah viskositas. Viskositas merupakan tahanan yang dilakukan oleh suatu lapisan fluida terhadap suatu lapisan lainnya. Sifat viskositas ini dimiliki oleh setiap fluida, gas, atau cairan. Viskositas suatu cairan murni adalah indeks hambatan aliran cairan. Aliran cairan dapat dikelompokan menjadi dua yaitu aliran laminar dan aliran turbulen. Aliran laminar menggambarkan laju aliran kecil melalui sebuah pipa dengan garis tengah kecil. Sedangkan aliran turbulen menggambarkan laju aliran yang besar dengan diameter pipa yang besar. Penggolongan ini berdasarkan bilangan Reynoldnya. Viskositas menentukan kemudahan suatu molekul bergerak karena adanya gesekan antar lapisan material. Karenanya viskositas menunjukkan tingkat ketahanan suatu cairan untuk mengalir. Semakin besar viskositas maka aliran akan semakin lambat. Besarnya viskositas dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti temperatur, gaya tarik antar molekul dan ukuran serta jumlah molekul terlarut. Fluida, baik zat cair maupun zat gas yang jenisnya berbeda memiliki tingkat kekentalan yang berbeda. Pada zat cair, viskositas disebabkan karena adanya gaya kohesi (gaya tarik menarik antara molekul sejenis). Sedangkan dalam zat gas, viskositas disebabkan oleh tumbukan antara molekul. Fluida yang lebih cair biasanya lebih mudah mengalir, contohnya air. Sebaliknya, fluida yang lebih kental lebih sulit mengalir, contohnya minyak goreng, oli, madu dll. Tingkat kekentalan fluida dinyatakan dengan koefisien viskositas (h). Kebalikan dari Koefisien viskositas disebut fluiditas, , yang merupakan ukuran kemudahan mengalir suatu fluida. Viskositas cairan adalah fungsi dari ukuran dan permukaan molekul, gaya tarik menarik antar molekul dan struktur cairan. Tiap molekul dalam cairan dianggap dalam kedudukan setimbang, maka sebelum sesuatu lapisan melewati lapisan lainnya diperlukan energy Fluida

tertentu. Sesuai hokum distribusi Maxwell-Boltzmann, jumlah molekul yang memiliki energy yang diperlukan untuk mengalir, dihubungkan oleh factor e-E/RT dan viskositas sebanding dengan e-E/RT. Secara kuantitatif pengaruh suhu terhadap viskositas dinyatakan dengan persamaan empirik, h = A e-E/RT A merupakan tetapan yang sangat tergantung pada massa molekul relative dan volume molar cairan dan E adalah energi ambang per mol yang diperlukan untuk proses awal aliran. Cara menentukan viskositas suatu zat menggunakan alat yang dinamakan viskometer. Ada beberapa tipe viskometer yang biasa digunakan antara lain : 1. Viskometer kapiler / Ostwald Viskositas dari cairan yang ditentukan dengan mengukur waktu yang dibutuhkan bagi cairan tersebut untuk lewat antara 2 tanda ketika mengalir karena gravitasi melalui viskometer Ostwald. Waktu alir dari cairan yang diuji dibandingkan dengan waktu yang dibutuhkan bagi suatu zat yang viskositasnya sudah diketahui (biasanya air) untuk lewat 2 tanda tersebut (Moechtar,1990). 2. Viskometer Hoppler Berdasarkan hukum Stokes pada kecepatan bola maksimum, terjadi keseimbangan sehingga gaya gesek = gaya berat gaya archimides. Prinsip kerjanya adalah menggelindingkan bola ( yang terbuat dari kaca ) melalui tabung gelas yang berisi zat cair yang diselidiki. Kecepatan jatuhnya bola merupakan fungsi dari harga resiprok sampel (Moechtar,1990). 3. Viskometer Cup dan Bob Prinsip kerjanya sample digeser dalam ruangan antaradinding luar dari bob dan dinding dalam dari cup dimana bob masuk persis ditengah-tengah. Kelemahan viscometer ini adalah terjadinya aliran sumbat yang disebabkan geseran yang tinggi di sepanjangkeliling bagian tube sehingga menyebabkan penurunan konsentrasi. Penurunan konsentras ini menyebabkab bagian tengah zat yang ditekan keluar memadat. Hal ini disebut aliran sumbat (Moechtar,1990). 4.Viskometer Cone dan Plate Cara pemakaiannya adalah sampel ditempatkan ditengah-tengah papan, kemudian dinaikkan hingga posisi di bawah kerucut. Kerucut digerakkan oleh motor dengan bermacam kecepatan dan sampelnya digeser di dalam ruang semitransparan yang diam dan kemudian kerucut yang berputar (Moechtar,1990). Viskositas cairan juga dapat ditentukan berdasarkan jatuhnya benda melalui medium zat cair, yaitu berdasarkan hukum Stokes. Dimana benda bulat dengan radius r dan rapat d,

yang jatuh karena gaya gravitasi melalui fluida dengan rapat dm/db, akan dipengaruhi oleh gaya gravitasi sebesar : F1 = 4/3 r3 ( d-dm ) g Perbedaan antara viskositas cairan dengan viskositas gas adalah sebagai berikut : Jenis Perbedaan Viskositas Cairan Viskositas Gas Lebih besar untuk Lebih kecil disbanding Gaya gesek mengalir viskositas cairan Koefisien viskositas Lebih besar Lebih kecil Temperatur Temperatur naik,viskositas Temperatur naik,viskositas turun naik Tekanan Tekanan naik,viskositas naik Tidak tergantung tekanan Pengaruh Temperatur Pada Viskositas Koefisien viskositas berubah-ubah dengan berubahnya temperature, dan hubungannya adlah : log = A + B/T ( a ) dimana A dan B adalah konstanta yang tergantung pada cairan. Persamaan di atas dapat ditulis sebagai : = Aeksp ( -Evis/RT )

II. ALAT DAN BAHAN ~ Alat alat : 1. Viskometer Ostwald 1 buah


2. Termostat 3. Stopwatch 4. Pipet ukur 25 mL 5. Pipet filler 6. Piknometer ~ Bahan bahan : 1. Akuades 20 mL 2. CCl4 20 mL 3. Aseton 20 mL 4. Etanol 20 Ml 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah

III. CARA KERJA 1. Viskometer yang bersih dipergunakan.


2. Viskometer diletakkan dalam termostat pada posisi vertikal.

3. Sejumlah tertentu cairan (5 mL) dipipet ke dalam reservoir A (lihat gambar)sehingga kalau cairan ini dibawa ke reservoir B dan permukaannya melewati garis m, reservoir A kira-kira masih terisi setengahnya. 4. Dengan menghisap atau meniup (melalui sepotong selang karet) cairan A dibawa ke B sampai sedikit di atas garis m, kemudian cairan dibiarkan mengalir secara bebas. Waktu yang diperlukan cairan untuk mengalir dari m ke n dicatat. Percobaan ini dilakukan berkali-kali. 5. Rapat massa cairan pada suhu yang bersangkutan ditentukan dengan piknometer atau neraca Westpal.

6. Percobaan 1-5 di atas dilakukan untuk cairan pembanding (aquadest) dengan viskositas yang sama. http://ginaangraeni10.wordpress.com/about/

I. TUJUAN PERCOB AAN 1. 2. Memahami adanya gaya gesekan yang dialami benda yang bergerak dalamfluida 3. Memahami perilaku kental fluida4. Menentukan koefisien kekentalan (viskositas) II. ALAT-ALAT Y ANG DI GUNAKAN 1. T abung panjang (gelas ukur 1000ml)2. Fluida kental (oli) 3.

Bola bola kecil4. Mikrometer sekrup / jangka sorong 5. Sendok saringan untuk mengambil bola6. Stopwatch7. A erometer (densimeter) III. T EORI SI NGKAT Viskositas ada pada zat cair maupun gas dan pada intinya merupakan gaya gesekanantara lapisan lapisan yang bersisian pada fluida pada waktu lapisan lapisan tersebutbergerak satu melewati lainnya. Dengan adanya viskositas, kecepatan lapisan lapisanfluida tidak seluruhnya sama. L apisan fluida yang terdekat dengan dinding pipa bahkansama sekali tidak bergerak ( ), sedangkan lapisan fluida pada pusat aliran memilikikecepatan terbesar. Pada zat cair, viskositas disebabkan akibat adanya gaya gaya kohesiantar molekul. T ingkat kekentalan suatu fluida dinyatakan oleh koefisien viskositasfluida. Secara matematis, koefisien viskositas bisa dinyatakan dengan persamaan. Fluida juga sangat dipengaruhi oleh gaya adhesi dan kohesi. K ohesi adalah gaya tarikmenarik antara molekul sejenis, sedangkan adhesi adalah gaya tarik menarik antaramolekul yang tak sejenis. G aya adhesi bekerja antara dinding dan lapisan fluida (molekulfluida dan molekul dinding saling tarik menarik). Sedangkan gaya kohesi bekerja diantara selaput fluida (molekul fluida saling tarik menarik). K arena bagian fluida yang berada di sebelah atas menarik temannya yang berada disebelah untuk bergeser, sebaliknya bagian fluida yang ada di sebelah bawah menahan temannya yang ada di sebelah atas, maka laju fluida tersebut bervariasi. Perubahan kecepatan lapisan fluida (

) dibagi jarak terjadinya perubahan dikenal dengan julukan gradien kecepatan. Pelat yang berada di sebelah atas bisabergerak karena ada gaya tarik (F). U ntuk fluida tertentu, besarnya G aya tarik yang dibutuhkan berbanding lurus dengan luas fluida yang nempel dengan pelat ( A ), lajufluida ( ) dan berbanding terbalik dengan jarak

T ingkat kekentalan suatu fluidadinyatakan oleh koefisien viskositas fluida. Secara matematis, koefisien viskositas bisadinyatakan dengan persamaan. Fluida juga sangat dipengeruhi oleh gaya adhesi dan kohesi. K ohesi adalah gaya tarikmenarik antara molekul sejenis, sedangkan adhesi adalah gaya tarik menarik antaramolekul yang tak sejenis. G aya adhesi bekerja antara dinding dan lapisan fluida(molekul fluida dan molekul dinding saling tarik menarik). K arena bagian fluida yang berada di sebelah atas menarik temannya yang berada disebelah untuk bergeser, sebaliknya bagian fluida yang ada di sebelah bawah menahan temannya yang ada di sebelah atas, maka laju fluida tersebut bervariasi. Bagian fluidayang berada di sebelah atas bergerak dengan laju ( ) yang lebih besar, sedangkan yang lain yang berada di sebelah bawah bergerak dengan yang lebih kecil, demikianseterusnya.

laporan viskositas
Laporan Praktikum Kimia Fisika I

VISKOSITAS

Oleh :

Kelompok 10
Azhar Maliki Atina Khairat Mardiati

Rahmi Ramadani Victoria Frisiananda Yunanda


Dosen : 1. HARY SANJAYA, M.Si 2. GUSPATNI, S.Pd Asdos : 1.Nadia Dilenia 2.Novie Nelza 3.Riky

JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2010

VISKOSITAS
A. TUJUAN
1. 2. Menghitung viskositas beberapa cairan Mampu mengunakan Viskosimeter Hoppler

B. TANGGAL PERCOBAAN
Hari / tanggal : Selasa / 22 Maret 2011 Jam : 07.00 09.40 Tempat : Laboratorium Kimia Fisika FMIPA UNP.

C. DASAR TEORI
Beberapa cairan dapat mengalir lebih mudah dari yang lain. Sifat tersebut merupakan karakteristik bagi cairan untuk melawan aliran yang dinamakan viskositas ( ). Cairan mempunyai gaya gesek yang lebih besar untuk mengalir daripada gas. Viskositas gas bertambah dengan naiknya temperatur, sedangkan viskositas cairan turun dengan naiknya temperatur. Koefisien viskositas gas pada tekanan tidak terlalu besar, tidak tergantung tekanan, tetapi untuk cairan naik dengan naiknya tekanan.

VISKOSIMETER HOPPLER
Viskositas dapat juga ditentukan dengan cara hoppler, berdasarkan hukum stokes. Hukum stokes berdasarkan jatuhnya benda melalui medium zat cair. Benda bulat (bola) dengan jari-jari (r) dan massa jenis ( i ) yang jatuh karena gaya grafitasi melalui fluida dengan massa jenis ( ) fluida akan mempunyai gaya grafitasi sebesar: f 1 = (4/3) r3 ( - i) g. benda yang jatuh mempunyai kecepatan yang makin lama makin besar. Tetapi dalam medium ada gaya gesek yang

makin besar bila kecepatan benda bertambah besar. Pada saat kesetimbangan (Vmaks), besarnya kecepatan benda jatuh tetap. Menurut George Stokes untuk benda jatuh tersebut besarnya gaya gesekan pada kesetimbangan : f1 = f2 = 6 r Vmaks = (4/3)r3 ( - i) g = dengan t = waktu bola jatuh setinggi h pada percobaan ini dipakai penentuan harga relative terhadap harganya: sehingga

1. 2. 3. 4. 5.

Dimana x adalah viskositas zat x, a adalah viskositas air, x adalah rapat jenis zat x, a adalah rapat jenis air, tx adalah waktu bola jatuh stinggi h pada zat x dan ta adalah waktu bola jatuh setinggi h pada air. Hukum hess merupakan dasar viskometer bola jatuh. Viskometer ini terdiri dari gelas silinder dengan cairan yang akan diteliti dan dimasukan dalam termosfat. Faktor- faktor yang mempengaruhi viskositas antara lain : Ukuran molekul Gaya tarik intra molekul Suhu Tekanan Luas permukaan VISKOMETER OSTWALD Penetapan ini dapat dilakukan dengan viskosimeter oswald. Sejumlah zat cair dimasukan dalam viskometer yang dilakukan dalam termosfat. Cairan ini dihisap dengan pompa kedalam bola B, hingga permukaan cairan dibawah a. cairan dibiarkan mengalir kebawah dan waktu yang diperlukan untuk mengalir dari a ke b dicatat dengan stopwatch. Percobaan diulangi dengan cairan pembanding setelah dibersihkan. Dengan ini dapat ditentukan t1 dan t2. Metode viskometer oswald metode yang digunakan adalah menentukan viskositas yaitu metoda pipet. Disini digunakan sebuah pipet yang telah ditentukan ukurannya kemudian viskositas ditentukan dengan rumus :

PENGARUH SUHU TERHADAP VISKOSITAS Sebagai sifat sitem, pengaruh temperatur terhadap viskositas dapat dinyatakan dengan persamaan berikut : Ln = ln A + E/RT , dengan A dan R merupakan tetapan. Persamaan ini juga dapat dinyatakan sebagai beruikut : = A. e A/RT dengan E adalah tenaga pengaktifan aliran yang harganya dapat ditentukan dengan membuat grafik ln terhadap 1/T Cara Lain Untuk Menentukan Koefisien Viskositas

Selain dua cara di atas, metoda sederhana yang digunakan untuk menentukan viskositas yaitu dengan metoda pipet. Disini digunakan sebuah pipet yang telah ditentukan ukurannya, kemudian ditentukan dngan rumus: = Viskositas pada zat cair maupun gas, dan pada intinya merupakan gaya gesekan antara lapisan-lapisan yang berisikan fluida pada waktu lapisan-lapisan tersebut bergerak satu melewati yang lainnya. Pada zat , viskositas terutama disebabkan oleh gaya kohesi antara molekul. Pada viskositas muncul dari tumbukan oleh molekul. Persamaan Navier-Stokes (dari Claude-Louis Navier dan George Gabriel Stokes) adalah serangkaian persamaan yang menjelaskan pergerakan dari suatu fluida seperti cairan dan gas. Persamaan-persamaan ini menyatakan bahwa perubahan dalam momentum (percepatan) partikel-partikel fluida bergantung hanya kepada gaya viskos internal (mirip dengan gaya friksi) dan gaya viskos tekanan eksternal yang bekerja pada fluida. Oleh karena itu, persamaan Navier-Stokes menjelaskan kesetimbangan gaya-gaya yang bekerja pada fluida.

D. ALAT dan BAHAN Alat : 1. Jangka sorong

2. Piknometer

3. Termometer 5.Labu Semprot 6. Viskometer Hoppler

7.Bola

BAHAN: 1. Minyak Goreng

2. Sunlight

3.Alkohol

4. Air

E. Prosedur Kerja
Dengan Viskosimeter Hoppler Ukur diameter bola Timbang massa bola Ukur panjang tabung viscometer dari batas atas - batas bawah Tentukan massa jenis masing- masing cairan Ukur temperature alat viskositas Hoppler Isi tabung dengan aquades dan dimasukkan bola

1. 2. 3. 4. 5. 6.

7. 8. 9. 10. 11.

Pada saat bola diatas, stopwatch dihidupkan Pada saat bola dibawah, stopwatch dimatikan Catat waktu bola jatuh dari batas atas sampai batas bawah Tabung dibalik Ulangi prosedur 3 6 sebanyak 3 kali berturut- turut, pada temperature lain dan cairan yang lain

F.

TABEL PENGAMATAN DENGAN VISKOSIMETER HOOPLER Suhu 150 BOLA AIR ALKOHOL SUNLIHGT A 0.35 0.26 18.19 B 0.48 0.38 1.41.80 C 0.56 0.42 2.28.88
Suhu 200

MINYAK 0.45 2.43 4.35

BOLA A B C
Suhu 250

AIR 0.30 0.44 0.52

ALKOHOL 0.25 0.35 0.40

SUNLIHGT 4.74 58.27 1.45.34

MINYAK 0.29 1.30 1.85

BOLA A B C

AIR 0.28 0.37 0.45

ALKOHOL 0.20 0.32 0.38

SUNLIHGT 1.68 14.77 26.13

MINYAK 0.25 1.11 1.81

G. Perhitungan
Diameter bola A Massa bola Diameter bola B Massa bola B Diameter bola C Massa bola C : 1,21 mm : 5,4 gram :1,52 mm : 15 gram :1,56 mm :16,2 gram : 270C : 9 cm

Temperatur Viskometer Panjang untuk mengukur bola

F. PENGOLAHAN DATA

1.

Menghitung massa jenis bahan air V pikno kosong = 25 ml Berat pikno + air = 46,7 g Berat pikno kosong = 23,1445 g

air
2.

=
= 25 ml = 43,1430 g = 23,1445 g

alkohol V pikno kosong Berat pikno + alkohol Berat pikno kosong

alkohol
3. minyak goreng Berat minyak + pikno Berat pikno kosong

= 45,7836g = 23,5031 g

minyak
4. sunlight Berat minyak + pikno Berat pikno kosong

=
= 46,6633 g = 23,1677 g

sunlight=
5. bola A Diameter bola Massa bola V bola bola = = 5,4gram/0,92cm3 =5,86 g/cm3 6. bola B Diameter bola Massa bola V bola bola = = 15gram/1,83cm3 =8.196 g/ml 7. bola C Diameter bola

= 1,21 cm = 5,4 gram =

= 3,14

= 1,52 cm = 15 gram =

= 3,14

= 1,56 cm

Massa bola V bola bola =

= 16,2 gram

=
=

3,14

= 16,2gram/1,98cm3 =8.18 g/ml

Rumus viskositas

Viskositas minyak makan Untuk bola A pada suhu 150C = 0,1988 ln = -1,61 Untuk bola A pada suhu 200C

= 0,576 ln = -0,55 Untuk bola A pada suhu 250C

= 0,11 ln = -2,2

Untuk bola B pada suhu 150C = 2,5 ln = 0,91 Untuk bola B pada suhu 200C

= 1,34 ln = 0,29 Untuk bola B pada suhu 250C

= 1,14 ln = 0,13

Untuk bola C pada suhu 150C = 4,7 ln = 1,55 Untuk bola C pada suhu 200C

= 1,997 ln = 0,69

Untuk bola C pada suhu 250C = 1,95 ln = 0,66 Viskositas alkohol Untuk bola A pada suhu 150C = 0,11 ln = -2,207 Untuk bola A pada suhu 200C = 0,02 ln = -3,91 Untuk bola A pada suhu 250C = 0,089 ln = -2,42 Untuk bola B pada suhu 150C = 0,39 ln = -0,94 Untuk bola B pada suhu 200C = 0,364 ln = -1,01 Untuk bola B pada suhu 250C = 0,33 ln = -1,10 Untuk bola C pada suhu 150C = 0,46 ln = -0,77 Untuk bola C pada suhu 200C = 0.44 ln = -0,82 Untuk bola C pada suhu 250C = 0,42 ln = -0,867 Viskositas Air Untuk bola A pada suhu 150C = 0,226 ln = -1,487 Untuk bola A pada suhu 200C

= 0,194 ln = -1,64 Untuk bola A pada suhu 250C = 0,18 ln = -1,71 Untuk bola B pada suhu 150C

= 0,48 ln = -0,73 Untuk bola B pada suhu 200C = 0,446 ln = -0,807 Untuk bola B pada suhu 250C

= 0,37 ln = -0,99 Untuk bola C pada suhu 150C = 0,6 ln = -0,5 Untuk bola C pada suhu 200C

= 0,56 ln = -0,58 Untuk bola C pada suhu 250C

= 0,486 ln = -0,72 Viskositas Sunlight Untuk bola A pada suhu 150C = 0,72 ln = -0,33 Untuk bola A pada suhu 200C

= 2,04 ln = 0.71 Untuk bola A pada suhu 250C = 7,82 ln = 0,137 Untuk bola B pada suhu 150C

= 101,8 ln = 4,62

Untuk bola B pada suhu 200C = 58,27 ln = 4,06 Untuk bola B pada suhu 250C

= 14,77 ln = 2,7 Untuk bola C pada suhu 150C = 159,3 ln = 5,07 Untuk bola C pada suhu 200C

= 112,7 ln = 4,72 Untuk bola C pada suhu 250C

= 27,96 ln = 3,33

Air.Bola A T 1/T 0 15 C(288K) 0,003472 200C(293K) 0,003412 250C(298K) 0,003355 Air.Bola B T 1/T 0 15 C(288K) 0,003472 200C(293K) 0,003412 250C(298K) 0,003355 Air.Bola C T 1/T 0 15 C(288K) 0,003472 200C(293K) 0,003412 250C(298K) 0,003355 Alkohol.Bola A

ln

0,226 0,194 0,18

-1,487 -1,64 -1,71


ln

0,48 0,446 0,37

-0,73 -0,807 -0,99

ln

0,6 0,56 0,486

-0,5 -0,58 -0,72

T 1/T 15 C(288K) 0,003472 200C(293K) 0,003412 250C(298K) 0,003355


0

ln

0,11 0,02 0,089

-2,207 -3,91 -2,42

Alkohol.Bola B T 1/T 0 15 C(288K) 0,003472 200C(293K) 0,003412 250C(298K) 0,003355 Alkohol.Bola C T 1/T 0 15 C(288K) 0,003472 200C(293K) 0,003412 250C(298K) 0,003355

ln

0,39 0,364 0,33

-0,94 -1,01 -1,10


ln

0,46 0,44 0,42

-0,77 -0,82 -0,867

Sunlight.Bola A T 1/T 0 15 C(288K) 0,003472 200C(293K) 0,003412 250C(298K) 0,003355 Sunlight.Bola B T 1/T 0 15 C(288K) 0,003472 200C(293K) 0,003412 250C(298K) 0,003355

ln

0,72 2,04 7,82

-0,33 0,71 0,137


ln

101,8 58,27 14,77

4,62 4,06 2,7

Sunlight.Bola C T 1/T 0 15 C(288K) 0,003472 200C(293K) 0,003412 250C(298K) 0,003355

ln

159,3 112,7 27,96

5,07 4,72 3,33

Minyak.Bola A T 1/T 0 15 C(288K) 0,003472 200C(293K) 0,003412 250C(298K) 0,003355

ln

0,1988 0,576 0,11

-1,61 -0,55 -2,2

Minyak.Bola B T 1/T 0 15 C(288K) 0,003472 200C(293K) 0,003412 250C(298K) 0,003355 Minyak.Bola C T 1/T 0 15 C(288K) 0,003472 200C(293K) 0,003412 250C(298K) 0,003355
G.PEMBAHASAN

ln

2,5 1,34 1,14

0,91 0,29 0,13


ln

4,7 1,997 1,95

1,55 0,69 0,66

Viskositas merupakan gaya persatuan luas yang bekerja pada suatu benda yang mengalir menyebabkan perbedaan kecepatan sebesar 1 cm/s dengan jarak 1 cm. Dalam percobaan ini, diukur viskositas dari empat macam fluida yaitu, air, alkohol, minyak goreng dansunlight. Yang mempengaruhi viskositas adalah ukuran molekul, tekanan, suhu, gaya tarik intermolekul. Pada viscosimeter hoppler, viskositas yang paling besar adalah viskositas sunlightkarena memiliki gaya tarik partikel yang kuat. Hal lain yang mempengaruhinya adalah berat bola, semakin berat bola maka viskositas zat tersebut akan semakin cepat, dan sebaliknya .

H. KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa, 1. 2. 3. Makin tinggi suhu, maka viskositas zat cair akan semakin rendah Makin besar gaya tarik antar molekul, viskositas akan semakin besar Sunlight mempunyai viskositas terbesar karena gaya tarik antar partikel nya yang kuat

I.
1.

JAWABAN PERTANYAAN
Viskositas adalah suatu sifat atau karakteristik suatu campuran atau cairan untuk melawan aliran cairan tersebut.

a. b. c. d. e. 2. 3.

Faktor faktor yang mempengaruhinya: Ukuran molekul Gaya tarik intermolekul Suhu Tekanan Luas permukaan Aliran laminer adalah aliran suatu zat yang mengalir satu arah/searah Aliran turbulen adalah aliran suatu zat yang mengalir secara berputar/acak Hubungan viskositas zat alir dengan suhu adalah viskositas zat cair dipengaruhi oleh suhu,makin tinggi suhu,semakin kecil koefisien viskositas.

MENTS RSS EDIT

Viskositas Zat Cair


Tujuan Menentukan Landasan viskositas zat cair dengan viscometer Percobaan Oswald Teori

Pengertian viskositas fluida (zat cair) adalah gesekan yang ditimbulkan oleh fluida yang bergerak, atau benda padat yang bergerak didalam fluida. Besarnya gesekan ini biasa juga disebut sebagai derajat kekentalan zat cair. Jadi semakin besar viskositas zat cair, maka semakin susah benda padat bergerak didalam zat cair tersebut. Viskositas dalam zat cair, yang berperan adalah gaya kohesi antar partikel zat cair (Anonim, 2009). Viskositas dapat dinyatakan sebagai tahanan aliaran fluida yang merupakan gesekan antara molekul molekul cairan satu dengan yang lain. Suatu jenis cairan yang mudah mengalir, dapat dikatakan memiliki viskositas yang rendah, dan sebaliknya bahan-bahan yang sulit mengalir dikatakan memiliki viskositas yang tinggi (Anonim, 2009). Viskositas suatu fluida adalah sifat yang menunjukkan besar dan kecilnya tahan dalam fluida terhadap gesekan. Fluida yang mempunyai viskositas rendah, misalnya air mempunyai tahanan dalam terhadap gesekan yang lebih kecil dibandingkan dengan fluida yang mempunyai viskositas yang lebih besar (Anonim, 2010). Gejala ini dapat dianalisis dengan mengintrodusir suatu besaran yang disebut kekentalan atau viskositas (viscosity). Oleh karena itu, viskositas berkaitan dengan gerak relatif antar bagian-bagian fluida, maka besaran ini dapat dipandang sebagai ukuran tingkat kesulitan aliran fluida tersebut. Makin besar kekentalan suatu fluida makin sulit fluida itu mengalir (Anonim, 2010). ] merupakan analog dari koefisien virial (dan mempunyai dimensi 1/konsentrasi), (Atkins, 1996: 242).Adanya zat terlarut makromolekul akan menaikkan viskositas larutan. Bahkan pada konsentrasi rendahpun, efeknya besar karena molekul besar mempengaruhi aliran fluida pada jarak yang jauh. Viskositas intrinsik [ Viskositas suatu cairan murni atau larutan merupakan indeks hambatan alir cairan. Viskositas dapat diukur

dengan mengukur laju aliran cairan yang melalui tabung berbentuk silinder. Cara ini merupakan salah satu cara yang paling mudah dan dapat digunakan baik untuk cairan maupun gas (Bird, 1987: 57). Aliran cairan dapat dikelompokkan ke dalam dua tipe. Yang pertama adalah aliran laminar atau aliran kental, yang secara umum menggambarkan laju aliran kecil melalui sebuah pipa dengan garis tengah kecil. Aliran yang lain adalah aliran turbulen, yang menggambarkan laju aliran yang besar melalui pipa dengan diameter yang lebih besar (Dogra, 1990: 209). dihitung dengan hubunganKoefisien viskositas secara umum diukur dengan dua metode, yaitu viskometer Oswald " : waktu (P) yang dibutuhkan R^4 diketahui. (d_1 untuk mengalirnya t)/8Vl sejumlah tertentucairan = (" itu t_2 dicatat, dan

Umumnya koefisien viskositas dihitung dengan membandingkan laju cairan dengan laju aliran yang koefisien viskositasnya _2 = Hubungan t_1)/(d_2 adalah )_1/

(Dogra, 1990: 211). ), karena perbandingan viskositas larutan dan pelarut murni, sebanding dengan waktu pengaliran t dan t* setelah dikoreksi untuk perbedaan rapatan dan *Viskositas diukur dengan beberapa cara. Dalam viskometer Oswald, waktu yang diperlukan oleh larutan untuk melewati pipa dicatat, dan dibandingkan dengan sampel standar. Metode ini cocok untuk penentuan ( = t/t^* x /^*/ (Atkins, 1996: 242). Dalam menafsirkan pengukuran viskositas, banyak terdapat kerumitan.kebanyakan pengukuran (tidak semuanya) didasarkan pada pengamatan empiris, dan penentuan massa molar biasanya didasarkan pada pembandingan dengan sampel standar (Atkins, 1996: 242). Salah satu kerumitan dalam pengukuran dalam pengukuran intensitas adalah: dalam beberapa kasus, ternyata fluida itu bersifat non-Newtonian, yaitu viskositasnya berubah saat laju aliran bertambah. Penurunan viskositas dengan bertambahnya laju aliran menunjukkan adanya molekul seperti batang panjang, yang terorientasi oleh aliran itu, sehingga saling meluncur melewati satu sama lain dengan lebih bebas. Dalam beberapa kasus, tekanan yang disebabkan oleh aliran menjadi sangat besar, sehingga molekul panjang terputus-putus. Ini membawa konsekuensi lebih lanjut pada viskositas (Atkins, 1996: 242). Pada viskometer Oswald, yang diukur adalah waktu yang dibutuhkan oleh sejumlah tertentu cairan untuk mengalir melalui pipa kapiler dengan gaya yang disebabkan oleh berat cairan itu sendiri. Pada percobaan sebenarnya, sejumlah tertentu cairan (misalnya 10 cm3, bergantung pada ukuran viskometer) dipipet ke dalam viskometer. Cairan kemudian diisap melalui labu pengukur dari viskometer sampai permukaan cairan lebih tinggi dari batas a. Cairan kemudian dibiarkan turun. Ketika permukaan cairan turun melewati batas a, stopwatch mulai dinyalakan dan ketika cairan melewati batas b, stopwatch dimatikan. Jadi waktu yang dibutuhkan cairan untuk melalui jarak antara a dan b dapat ditentukan. Tekanan P merupakan perbedaan tekanan antara kedua ujung pipa U dan besarnya diasumsikan sebanding dengan berat jenis cairan (Bird, 1987: 57). Menurut Anonim (2010), alat yang dipakai untuk menentukan Viskositas dinamakanViskometer. Ada beberapa Viscometer Viscometer Viscometer jenis viskometer, yaitu : Ostwald Lehman Stokes

bola

jatuh

dari

Nilai viscositas Lehman didasarkan pada waktu kecepatan alir cairan yang akan diuji atau dihitung nilai viscositasnya berbanding terbalik dengan waktu kecepatan alir cairan pembanding, dimana cairan pembanding yang digunakan adalah air (Anonim, 2010). Menurut Anonim (2010), Viscometer bola jatuhStokes. Terhadap sebuah benda yang bergerak jatuh didalam fluida bekerja tiga macam gaya, yaitu : Gaya gravitasi atau gaya berat (W). gaya inilah yang menyebabkan benda bergerak ke bawah dengan suatu percepatan. Gaya apung (buoyant force) atau gaya Archimedes (B). arah gaya ini keatas dan besarnya sama dengan

berat Gaya Alat Alat Piknometer Piknometer Neraca Eksikator

fluida gesek

yang (Frictional

force)

dipindahkan Fg, arahnya dan

oleh keatas

benda dan

itu. besarnya Bahan

50 100 analitik

mL mL 1 1 3 mL mL 1 1 kasa 1 asbes 1 1 3 klem

1 1

buah buah buah buah 1 1 buah buah buah buah buah buah buah buah buah buah buah tetes

Viskometer Gelas Gelas Thermometer Labu Ball Kaki Lampu Klem Stopwatch Statif Pipet Bahan Aquades Methanol Etanol Es Korek Tissue Cara Penentuan

kimia kimia

Oswald 250 1000 0-100oC semprot pipet dan spiritus kayu

tiga

dan

(CH3OH) (C2H5OH) batu api

Kerja massa jenis zat

Mengukur berat Memasukkan aquades dengan suhu Mengusahakan agar tidak ada Mengukur berat piknometer yang telah

piknometer kosong 20oC ke dalam piknometer gelembung pada piknometer diisi dengan aquades 20oC

Mengulangi pengukuran dengan aquades 40o dan 60oC, etanol 20o, 40o, dan 60o C, serta methanol 20o, 40o, dan 60o C Pengukuran viskositas

Mengisi viskometer dengan aquades melalui pipa sebelah kanan Mengusahakan permukaan lebih rendah dari tanda b Memasukkan viskometer Oswald ke dalam penangas air yang dilengkapi thermometer untuk mengukur suhunya. Suhu air dalam viskometer harus sama dengan suhu percobaan Menghisap zat cair melalui pipa kiri agar zat cair masuk ke dalam B pada suhu yang ditetapkan dalam percobaan Membiarkan zat cair mengalir melalui pipa kapiler kembali ke A Mencatat waktu yang diperlukan untuk mengalir dari tanda a ke tanda b

Melakukan Melakukan Menghitung _2 Hasil

hal

yang sama pengukuran koefisien =

dengan pada (_1

mengganti air suhu 20o, zat cair t_1)/(_2

dengan 40o,

etanol dan dengan t_2

dan

methanol 60o C rumus )_1/

Pengamatan massa = 28,705 mL) = jenis etanol) (metanol) zat 60oC gram gram gram viskositas viskometer Suhu s s s 173 301 170 60oC s s s Data massa jenis

Pengukuran Massa piknometer Massa piknometer Jenis Suhu Aquades Etanol Methanol Pengukuran Jenis Suhu Aquades Etanol Methanol Analisis Pengukuran Zat 20oC 78,996 69,063

kosong (50 mL) kosong (100 Massa Suhu gram gram gram

gram 35,101

(Air dan gram + Suhu 78,226 67,324 110,298

piknometer 40oC 78,961 gram 67,965 gram 111,241 gram

111,483

Zat 20oC 224 340 181

Waktu Suhu s s s

(t) 40oC 201 331 179

dalam

Rumus umum = ((massa piknometer + zat)- (massa piknometer kosong))/(volume piknometer) Untuk Air 20oC, =(78,996 gram-28,705 gram)/(50 mL) =(50,291 gram)/(50 mL) = 40oC, =(50,256 = 60oC, =(49,521 = Untuk 20oC, =(40,358 = 40oC, =(39,260 = 60oC, =(38,619 = Untuk 20oC, =(76,382 1,006 =(78,961 gram-28,705 gram)/(50 1,005 gram-28,705 gram)/(50 0,990 gram-28,705 gram)/(50 0,807 gram-28,705 gram)/(50 0,785 gram-28,705 gram)/(50 0,772 =(111,483 gram-35,101 gram)/(100 gram)/(100 gram)/(50 gram/mL mL) mL) gram/mL mL) mL) gram/mL Etanol mL) mL) gram/mL mL) mL) gram/mL mL) mL) gram/mL Metanol mL) mL)

=(78,226

gram)/(50

=(69,063

gram)/(50

=(67,956

gram)/(50

=(67,324

gram)/(50

= 40oC, =(76,140 = 60oC, =(75,197 = Pengukuran Etanol Dik t2 _1 _2 2 1 _2 =((1,009 =(276,849 Etanol Dik t2 _1 _2 2 1 _2 =((0,654 =(169,932 Etanol Dik t2 _1 _2 2 1 _2 =((0,470 =(109,215 Metanol Dik t2 _1 _2 2 1 _2 =((1,009 =(139,528 Metanol

0,764 =(111,241 gram-35,101 gram)/(100 0,761 gram-35,101 gram)/(100 0,752 gram)/(100

gram/mL mL) mL) gram/mL mL) mL) gram/mL viskositas 20oC

=(110,298

gram)/(100

_1

t1 (air) (etanol) (air) (air) (etanol) t_1)/(_2 Cp)/225,334

(etanol) = = = = t_2 = (etanol) = = = = t_2

= 224 0,807 1,006 1,009 ..?Dit )1 s))/((1,006

340

=(Peny gram/mL)(224

s s gram/mL gram/mL Cp : : s)) Cp 40oC s s gram/mL gram/mL Cp :

Cp)(0,807

gram/mL)(340

1,228 = 201 0,785 1,005 0,654 ..?Dit )1 =(Peny gram/mL)(201 0,841 = 173 0,772 0,990 0,470 ..?Dit )1 301 331

: (air)

t1 (etanol) (air) (air) (etanol)

_1 Cp)(0,785

t_1)/(_2 gram/mL)(331 Cp)/202,005

: s)) Cp 60oC s s gram/mL gram/mL Cp : : s)) Cp 20oC s s gram/mL gram/mL Cp :

s))/((1,005 =

_1

t1 (air) (etanol) (air) (air) (etanol) t_1)/(_2 Cp)/171,270

(etanol) = = = = t_2 = (metanol) = = = = t_2

=(Peny gram/mL)(173

Cp)(0,772

gram/mL)(301

s))/((0,990

0,638 = 224 0,764 1,006 1,009 ..?Dit )1 =(Peny gram/mL)(224 0,619 181

: (air)

t1 (metanol) (air) (air) (metanol)

_1 Cp)(0,764

t_1)/(_2 gram/mL)(181 Cp)/225,334

: s)) Cp 40oC

s))/((1,006 =

Dik t2 _1 _2 2 1 _2 =((0,654 =(89,087 Metanol Dik t2 _1 _2 2 1 _2 =((0,470 =(60,085 Pembahasan

: (air)

t1 (metanol) (air) (air) (metanol)

(metanol) = = = = t_2

= 201 0,761 1,005 0,654 ..?Dit )1 s))/((1,005 = = 173 0,752 0,990 0,470 ..?Dit )1 s))/((0,990 =

179

s s gram/mL gram/mL Cp :

_1 Cp)(0,761

t_1)/(_2 gram/mL)(179 Cp)/202,005

=(Peny gram/mL)(201 0,441 170

: s)) Cp 60oC s s gram/mL gram/mL Cp : : s)) Cp

_1

t1 (air) (metanol) (air) (air) (metanol) t_1)/(_2 Cp)/171,270

(metanol) = = = = t_2

=(Peny

Cp)(0,752

gram/mL)(170

gram/mL)(173 0,351

Pada percobaan ini pertama-tama dilakukan pengukuran massa jenismasing-masing zat yang akan dicobakan, yaitu aquades, etanol, dan methanol dengan suhu 20oC, 40oC, dan 60oC. Percobaan ini dilakukan dengan memanaskan piknometer yang bertujuan untuk menghilangkan air dan zatzat lain yang mungkin terdapat dalam piknometer. Setelah itu didinginkan dalam eksikator dan ditimbang sebagai berat piknometer kosong. Saat pengisian ke dalam piknometer tidak boleh terdapat gelembung karena akan mempengaruhi hasil penimbangan. Dari hasil percobaan ini diperoleh massa jenis air 20oC sebesar 1,006 g/mL; 40oC sebesar 1,005 g/mL; dan 60oC sebesar 0,990 g/mL. Untuk etanol 20oC sebesar 0,807 g/mL; 40oC sebesar 0,785 g/mL; dan 60oC sebesar 0,772 g/mL. Untuk methanol 20oC sebesar 0,764 g/mL; 40oC sebesar 0,761 g/mL; dan 60oC sebesar 0,752 g/mL. Dari hasil diketahui bahwa suhu berbanding terbalik dengan massa jenis zat. Semakin tinggi suhu maka semakin kecil massa jenis zat-nya. Hal ini disebabkan karena ketika suhu mengingkat, molekul pada zat cair akan bergerak cepat diakibatkan oleh tumbukan antar molekul, akibatnya molekul dalam zat cair akan meregang dan massa jenis akan semakin kecil. Pada percobaan selanjutnya, zat cair yang telah ditentukan massa jenisnya dimasukkan ke dalam viskometer dengan mengusahakan agar tidak ada gelembung dalam viskometer. Hal ini bertujuan agar aliran laminar tidak terganggu oleh adanya gelembung yang akan mengakibatkan waktu yang diperoleh tidak sesuai dengan waktu yang seharusnya. Pada percobaan ini digunakan tiga jenis larutan dengan suhu yang berbeda yaitu aquades 20oC, 40oC, dan 60oC; etanol 20oC, 40oC, dan 60oC; serta methanol 20oC, 40oC, dan 60oC. Hal ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh suhu terhadap viskositas zat cair. Setelah _2 diperoleh waktu = pada percobaan, (_1 koefisien viskositas t_1)/(_2 dapat dihitung t_2 dengan rumus : )_1/

Dari hasil analisis data diperoleh viskositas etanol 20oC, 40oC, dan 60oC secara berturut-turut adalah 1,228 Cp; 0,841 Cp; dan 0,638 Cp. Sedangkan viskositas methanol 20oC, 40oC, dan 60oC secara berturut-turut adalah 0,619 Cp; 0,441 Cp; dan 0,351 Cp. Dari hasil analisis di atas, diperoleh bahwa methanol memiliki koefisien viskositas lebih rendah debandingkan etanol. Selain itu dapat pula diketahui bahwa semakin tinggi suhu larutan, maka koefisien viskositas semakin menurun. Hal ini karena pada suhu tinggi, gerakan partikel dalam larutan lebih cepat

sehingga Kesimpulan Kesimpulan Dari hasil percobaan

viskositasnya dan

menurun. Saran

dapat

disimpulkan

bahwa

suhu

berbanding

terbalik

dengan

viskositas

Viskositas etanol lebih tinggi dibandingkan methanol Koefisien viskositas etanol 20oC, 40oC, dan 60oC secara berturut-turut adalah 1,228 Cp; 0,841 Cp; dan 0,638 Cp Koefisien viskositas methanol 20oC, 40oC, dan 60oC secara berturut-turut adalah 0,619 Cp; 0,441 Cp; dan 0,351 Cp Saran Sebaiknya saat praktikum, lebih teliti memperhatikan ada atau tidaknya gelembung pada viskometer karena dapat mempengaruhi hasil percobaan Daftar Pustaka

Anonim. 2009. Viscositas. http://www.ccitonline.com/mekanikal/viskositas/ diakses pada 27 November 2010. Anonim. 2010. Fluida dan Viscositas. http://www.scribd.com/doc/13762740/Viscositas/ diakses pada 27 November 2010. Atkins, P.W. 1996. Kimia Fisik Jilid II Edisi IV. Jakarta : Erlangga. Bird, Tony. 1987. Kimia Fisik Untuk Universitas. Jakarta : PT Gramedia

Anda mungkin juga menyukai