Anda di halaman 1dari 17

POKOK BAHASAN 8 MATERIALITAS , RESIKO DAN STRATEGI AUDIT AWAL

IAI , dalam SPAP-nya , mendefinisikan materialitas sebagai :

besarnya nilai yang dihilangkan atau salah saji informasi akuntansi, dilihat dari keadaan yang melingkupinya, yang mungkin dapat mengakibatkan perubahan atas atau pengaruh terhadap pertimbangan orang yang meletakkan kepercayaan atas informasi tersebut karena adanya penghilangan atau salah saji tersebut .

Standar auditing seksi 312 Resiko Audit dan Materialitas dalam Pelaksanaan Audit mengharuskan auditor untuk mempertimbangkan materialitas dalam :
Perencanaan Audit. Pengevaluasian akhir apakah laporan keuangan secara keseluruhan disajikan secara wajar sesuai prinsip akuntansi yang berlaku umum.

Laporan keuangan mengandung salah saji material apabila laporan keuangan tersebut mengandung salah saji yang dampaknya , secara individual atau keseluruhan , cukup signifikan sehingga dapat mengakibatkan laporan keuangan tidak disajikan secara wajar , dalam semua hal yang material , sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Hal ini dapat terjadi akibat dari penerapan yang keliru terhadap prinsip akuntansi yang berlaku umum , penyimpangan fakta , atau dihilangkannya informasi yang diperlukan.

Berkaitan dengan pertimbangan mengenai materialitas , auditor harus mempertimbangkan : Ukuran dan karakteristik satuan usaha. Kondisi yang berkaitan dengan perusahaan. Informasi yang diperlukan pihak yang mengandalkan laporan keuangan.

PENTINGNYA KONSEP MATERIALITAS DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN.


Auditor tidak dapat memberikan jaminan ( guarantee ) bagi klien atau pemakai laporan keuangan yang lain , bahwa laporan keuangan auditan adalah akurat, dikarenakan ia tidak memeriksa setiap transaksi yang terjadi dalam tahun yang diaudit dan tidak dapat menentukan apakah semua transaksi yang terjadi telah dicatat , diringkas , digolongkan , dan dikompilasi secara semestinya ke dalam laporan keuangan

Dalam audit atas laporan keuangan , auditor memberikan keyakinan (assurance ) berikut ini :
Auditor dapat memberikan keyakinan bahwa jumlah jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan beserta pengungkapannya telah dicatat , diringkas , digolongkan , dan dikompilasi. Auditor dapat memberikan keyakinan bahwa ia telah mengumpulkan bukti audit kompeten yang cukup sebagai dasar memadai untuk memberikan pendapat atas laporan keuangan auditan. Auditor dapat memberikan keyakinan , dalam bentuk pendapat ( atau memberikan informasi , dalam hal terdapat perkecualian ), bahwa laporan keuangan sebagai keseluruhan disajikan secara wajar dan tidak terdapat salah saji material karena kekeliruan dan ketidak-beresan.

PERTIMBANGAN AWAL TENTANG MATERIALITAS.


Selama pelaksanaan audit , tingkat materialitas bisa berubah ubah oleh beberapa hal misalnya : 1. Kondisi sekelilingnya yang mempengaruhi perusahaan berubah. 2. Tambahan informasi tentang klien mungkin diperoleh selama pelaksanaan audit. Dalam perencanaan audit , auditor menentukan materialitas pada dua tingkat :

Materialitas tingkat laporan keuangan. Materialitas tingkat saldo akun.

HUBUNGAN ANTARA MATERIALITAS DENGAN BUKTI AUDIT. Materialitas merupakan satu diantara berbagai faktor yang mempengaruhi pertimbangan auditor tentang kecukupan ( kuantitas ) bukti audit. Semakin rendah tingkat materialitas , semakin besar jumlah bukti yang diperlukan ( hubungan terbalik ).

Resiko audit adalah resiko yang terjadi dalam hal auditor , tanpa disadarinya , tidak memodifikasi sebagaimana mestinya pendapatnya atas suatu laporan keuangan yang mengandung salah saji material. Resiko audit yang mau diterima auditor mempunyai hubungan terbalik dengan tingkat keinginannya mengekspresikan pendapat yang tepat. Sebagai contoh , keinginan kepastian ketepatan pendapat adalah 90 % maka resiko auditnya adalah satu dikurangi 90% yaitu sama dengan 10 %. Tingkat resiko audit dapat juga dinyatakan dalam bentuk kualitatif seperti rendah , sedang , atau tinggi. Tingkat resiko audit yang dianggap standar adalah 5 % dan tingkat resiko audit tidak pernah akan tidak ada atau nol.

Komponen resiko audit , pada umumnya terdiri atas tiga , yaitu :

KOMPONEN RESIKO AUDIT.

Resiko bawaan ( inherent risk ). Resiko pengendalian ( control risk ). Resiko deteksi ( detection risk ).

HUBUNGAN ANTAR KOMPONEN RESIKO AUDIT.

AR = IR X CR X DR AR : Resiko Audit ( Audit Risk ) IR : Resiko Bawaan ( Inherent Risk ) CR : Resiko Pengendalian ( Control Risk ) DR : Resiko Deteksi ( Detection Risk ) Resiko deteksi merupakan resiko yang dapat dikendalikan oleh auditor. Oleh karena itu , sudut pandang model tersebut dialihkan ke resiko deteksi menjadi : DR = AR : ( IR x CR )

Resiko audit mempunyai hubungan terbalik dengan tingkat keinginan kepastian / keyakinan. Semakin besar / tinggi tingkat keinginan kepastian ( contidence level ) maka semakin kecil / rendah resiko audit. Dari tiga komponen tersebut antara resiko bawaan dan resiko pengendalian dengan resiko deteksi berhubungan terbalik. Semakin tinggi resiko bawaan dan atau resiko pengendalian semakin rendah resiko deteksi.

HUBUNGAN TINGKAT KEYAKINAN DENGAN KOMPONEN RESIKO.

Dengan demikian hubungan searah terjadi antara tingkat keinginan kepastian dengan tingkat resiko bawaan dan resiko pengendalian. Hal yang sama antara tingkat resiko deteksi dengan tingkat resiko audit keseluruhan.

Tingkat Keinginan Kepastian ( kualitatif ) Rendah Sedang Tinggi

Prosentase Resiko ( kuantitatif ) Resiko Bawaan 0,8 0,9 1 Resiko Pengendalian 0,3 0,6 0,8

Pengembangan Model.
Model yang telah diatas adalah model yang umum digunakan. Model yang dikemukakan di atas dapat pula dikembangkan menjadi : AR = IR x CR x ARR x STR

atau
AR IR CR ARR STR SR

AR = IR x CR x DR x SR

dimana :
= = = = = =

Audit Risk Inherent Risk Control Risk Analytical Review Risk Substantive Tests Risk Sampling Risk

Perhitung-an Risiko Bawaan

Perhitungan Resiko Pengendalian Maksimum Tinggi Modera t Rendah

Tingkat risiko deteksi yang dapat diterima untuk mencapai risiko audit rendah Maksimum Tinggi Moderat Rendah Sangat rendah Sangat rendah Rendah Rendah Sangat rendah Rendah Rendah Moderat Rendah Rendah Moderat Tinggi Rendah Moderat Tinggi *

STRATEGI AUDIT AWAL


Tujuan auditor dalam perencanaan dan pelaksanaan audit adalah untuk menurunkan resiko audit pada tingkat serendah mungkin untuk mendukung pendapat auditor mengenai apakah laporan keuangan disajikan secara wajar dalam segala aspek yang material sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Karena ada keterkaitan antara bukti , materialitas , dan komponen audit , maka auditor dapat memilih dua alternatif strategi audit , yaitu :

1. Primarily substantive approach. 2. Lower assessed level of control risk approach

TUGAS YANG HARUS DIKERJAKAN: AUDITING (PENGAUDITAN) BUKU I , HARYONO YUSUP ,SOAL NOMER : 6-41;6-42;6-43;6-44;6-45;6-46;6-47;6-48

Anda mungkin juga menyukai