Anda di halaman 1dari 17

EVALUASI PENGARUH RASIO-RASIO KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN

LABA PADA BANK UMUM KONVENSIONAL DI INDONESIA



Harningsih, Dr. Raden Supriyanto, SSi., MSc
Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma

ABSTRAK

Laba merupakan elemen yang paling menjadi perhatian pemakai karena angka laba
diharapkan cukup kaya dalam merepresentasikan kinerja perusahaan secara keseluruhan.
Dengan tingkat laba yang memadai, menjamin pendapatan untuk para kreditor dan
pemegang saham. Semakin besar tingkat laba, maka akan menambah kepercayaan pihak
deposan dan investor. Rasio keuangan (DER, ROA, ROE, NPM, OPM, GPM, TATO dan
DR) adalah pengukur kemampuan untuk memprediksi perubahan laba mendatang.
Permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh rasio-rasio
keuangan terhadap perubahan laba pada bank umum konvensional yang terdaftar di BEI.
Tujuan dari penelitian ini untuk mengevaluasi pengaruh analisis rasio-rasio keuangan
terhadap perubahan laba pada bank umum konvensional yang terdaftar di BEI.
Populasi dalam penelitian ini adalah bank umum konvensional yang terdaftar di BEI
periode 2002-2010. Penelitian ini menggunakan purposive sampling, dimana diperoleh 50
perusahaan bank umum konvensional yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Teknik
analisis data yang digunakan adalah regresi linier dengan persamaan kuadrat terkecil dan
uji hipotesis menggunakan Eviews software versi 6.0.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel DER, ROA, ROE, NPM, OPM,
GPM, TATO, dan DR mempunyai pengaruh terhadap perubahan laba sebesar 66,93% dan
sisanya sebesar 33,07% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam
penelitian ini. Dari uji parsial variabel yang mempunyai pengaruh signifikan positif
terhadap perubahan laba adalah return on asset, return on equity, net profit margin,
operating profit margin, gross profit margin. Dan yang mempunyai pengaruh tidak
signifikan positif terhadap perubahan laba adalah total asset turnover, sedangkan yang
mempunyai pengaruh tidak signifikan negatif terhadap perubahan laba adalah debt to equity
ratio, dan debt ratio. Pada pengujian sampel secara keseluruhan hanya variabel ROA,
ROE, NPM, OPM, dan GPM yang dapat mempengaruhi perubahan laba, untuk kategori
bank persero hanya variabel ROA, NPM, OPM, GPM, TATO, dan DR yang dapat
mempengaruhi perubahan laba dan untuk kategori BUSN hanya variabel ROA, ROE,
NPM, OPM, dan GPM yang dapat mempengaruhi perubahan laba.

Kata Kunci : Perubahan Laba, Debt to Equity Ratio, Return on Asset, Return on Equity,
Net Profit Margin, Operating Profit Margin, Gross Profit Margin, Total Asset Turnover,
Debt Ratio.

ABSTRACT

Profit is an element of concern most users because earnings figures are expected to
be rich enough to represent the company's overall performance. With an adequate level of
profit, revenue guarantees to the creditors and shareholders. The greater the rate of profit,
it will increase confidence in the depositors and investors. Financial ratios (DER, ROA,
ROE, NPM, OPM, GPM, tattoo and DR) are a measure of the ability to predict future
earnings changes. Issues to be examined in this study is how the influence of financial
ratios to changes in earnings in the conventional commercial banks listed on the Stock
Exchange. The purpose of this study to evaluate the effect of the analysis of financial ratios
to changes in earnings in the conventional commercial banks listed on the Stock Exchange.
The population in this study is a conventional commercial bank listed on the Stock
Exchange the period 2002-2010. This study used purposive sampling, which acquired 50
companies a conventional commercial bank listed on the Indonesia Stock Exchange. Data
analysis technique used is linear regression with least squares equation and hypothesis
testing using Eviews software version 6.0.
The results of this study indicate that DER variable, ROA, ROE, NPM, OPM, GPM,
tattoo, and DR have an influence on change in a profit of 66,93% and the balance of
33,07% influenced by other factors not examined of this study. Partial test of variables that
have a significant positive effect on earnings change is return on assets, return on equity,
net profit margin, operating profit margin, and gross profit margin, and who have no
significant positive effect on earnings change is total asset turnover, while having no
significant negative impact on earnings change is debt to equity ratio, and debt ratio. In the
overall sample testing only variable ROA, ROE, NPM, OPM, and GPM which can affect
change in income, for the category of limited company banks only variable ROA, NPM,
OPM, GPM, tattoo, and DR that can affect changes in income and for the category BUSN
only variable ROA, ROE, NPM, OPM, and GPM which could affect earnings change.

Keywords : Change In Earnings, Debt to Equity Ratio, Return on Asset, Return on Equity,
Net Profit Margin, Operating Profit Margin, Gross Profit Margin, Total Asset Turnover,
Debt Ratio.

PENDAHULUAN

Sebagai suatu perusahaan atau entitas ekonomi, bank memberi laporan keuangan
untuk menunjukkan informasi dan posisi keuangan yang disajikan untuk pihak-pihak yang
berkepentingan. Informasi akuntansi seperti yang tercantum dalam pelaporan keuangan
dapat digunakan oleh investor sekarang dan potensial dalam memprediksi penerimaan kas
dari deviden dan bunga di masa yang akan datang. Deviden yang akan diterima oleh
investor tergantung pada jumlah laba yang diperoleh perusahaan pada masa yang akan
datang. Oleh karena itu, prediksi perubahan laba perusahaan dengan menggunakan
informasi laporan keuangan menjadi sangat penting untuk dilaksanakan. Laba dipakai
sebagai suatu dasar pengambilan keputusan investasi, dan prediksi untuk meramalkan
perubahan laba yang akan datang. Investor mengharapkan dana yang diinvestasikan ke
dalam perusahan akan memperoleh tingkat pengembalian yang tinggi sehingga laba yang
diperoleh jadi tinggi pula. Laba yang diperoleh perusahaan untuk tahun yang akan datang
tidak dapat dipastikan, maka perlu adanya suatu prediksi perubahan laba. Perubahan laba
akan berpengaruh terhadap keputusan investasi para investor dan calon investor yang akan
menanamkan modalnya ke dalam perusahaan.
Berkaitan dengan kesinambungan dan stabilitas bisnis lembaga keuangan, laba
menjadi faktor yang penting. Laba merupakan elemen yang paling menjadi perhatian
pemakai karena angka laba diharapkan cukup kaya dalam merepresentasikan kinerja
perusahaan secara keseluruhan. Dengan tingkat laba yang memadai, menjamin pendapatan
untuk para kreditor dan pemegang saham. Semakin besar tingkat laba, maka akan
menambah kepercayaan pihak deposan dan investor.
Hasil penelitian mengenai pengaruh Deb to Equity Ratio (DER), Return on Asset
(ROA), Return on Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), Operating Profit Margin
(OPM), Gross Profit Margin (GPM), Total Asset Turnover (TATO), dan Deb Ratio (DR)
terhadap perubahan laba menunjukkan hasil yang berbeda-beda.
Semakin tinggi Debt to Equity Ratio (DER) maka semakin besar risiko yang
dihadapi dimana menunjukkan proporsi modal sendiri yang rendah untuk membiayai
aktiva, dan investor akan meminta tingkat keuntungan yang semakin tinggi terhadap
perubahan laba, yang berarti setiap penambahan rasio ini akan mengurangi laba yang
diperoleh (Sartono, 2001). Suatu bank yang mempunyai Return on Asset (ROA) yang besar,
maka semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin lebih
baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan asset sehingga kemungkinan suatu
bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil yang nantinya berpengaruh dalam
pertumbuhan laba di masa depan (Dendawijaya, 2000). Kenaikan dalam rasio Return on
Equity (ROE) berarti terjadi kenaikan laba bersih dari bank yang bersangkutan sehingga
akan menyebabkan kenaikan harga saham bank. ROE yang tinggi akan menunjuk pada
tingkat efisiensi manajemen modal perusahaan, begitu pula sebaliknya rasio yang rendah
akan menunjuk pada tingkat inefisiensi manajemen modal (Siamat, 1993:274). Ukuran Net
Profit Margin (NPM) yang tinggi menandakan adanya kemampuan perusahaan yang tinggi
untuk menghasilkan laba bersih pada penjualan tertentu. (Slamet, 2003). Semakin tinggi
nilai Operating Profit Margin (OPM) menunjukkan semakin efisiensi perusahaan
mengelola biaya operasi dan semakin efektif meningkatkan tingkat penjualannya. Jika
OPM semakin tinggi menunjukkan kinerja perusahaan semakin baik, dan pada akhirnya
berdampak pada kenaikan harga saham di pasar modal. Ukuran Operating Profit Margin
(GPM) yang tinggi menandakan adanya kemampuan perusahaan yang tinggi untuk
menghasilkan laba kotor pada penjualan tertentu (Slamet, 2003). Semakin tinggi rasio Total
Asset Turnover (TATO) menunjukkan semakin efektif perusahaan dalam penggunaan
aktivanya untuk menghasilkan total penjualan bersih. Semakin efektif perusahaan
menggunakan aktivanya menghasilkan penjualan bersihnya menunjukkan semakin baik
kinerja yang dicapai oleh perusahaan. Debt Ratio (DR) yang tinggi berarti perusahaan
menggunakan leverage keuangan yang tinggi, dimana debt ratio yang tinggi maka semakin
besar risiko yang dihadapi, dan investor akan meminta tingkat keuntungan yang semakin
tinggi (Slamet, 2003).
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan tersebut, maka pokok
permasalahan penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Bagaimana pengaruh Debt to Equity
Ratio (DER) terhadap perubahan laba? (2) Bagaimana pengaruh Return on Asset (ROA)
terhadap perubahan laba? (3) Bagaimana pengaruh Return on Equity (ROE) terhadap
perubahan laba? (4) Bagaimana pengaruh Net Profit Margin (NPM) terhadap perubahan
laba? (5) Bagaimana pengaruh Operating Profit Margin (OPM) terhadap perubahan laba?
(6) Bagaimana pengaruh Gross Profit Margin (GPM) terhadap perubahan laba? (7)
Bagaimana pengaruh Total Asset Turnover terhadap perubahan laba? (8) Bagaimana
pengaruh Debt Ratio (DR) terhadap perubahan laba?
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi investor dan
kreditur dalam mengambil keputusan dengan melihat Deb Equity to Ratio (DER), Return
on Asset (ROA), Return on Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), Operating Profit
Margin (OPM), Gross Profit Margin (GPM), Total Asset Turnover (TATO), dan Deb Ratio
(DR). Dijadikan sebagai bahan masukan dan sumbangan pemikiran dalam mengambil
kebijakan perbankan khususnya mengenai perubahan laba yang akan datang. Mendukung
penelitian selanjutnya dalam melakukan penelitian yang berkaitan dengan rasio keuangan
dan perubahan laba pada perusahaan perbankan dan sebagai bahan masukan dan sumber
informasi untuk melakukan penelitian selanjutnya.


LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

Laba merupakan perbedaan pendapatan yang direalisasi, transaksi yang terjadi
selama satu periode dengan biaya yang berkaitan dengan pendapatan tersebut (Chariri dan
Ghozali 2001). Menurut Harahap (2001), laba adalah perbedaan antara realisasi
penghasilan yang berasal dari transaksi perusahaan pada periode tertentu dikurangi dengan
biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan penghasilan itu. Menurut Muljono (1999) laba
merupakan selisih antara pendapatan dalam suatu periode dan biaya yang dikeluarkan untuk
mendatangkan laba.
Prediksi laba sering digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan
investasi dan penilaian kinerja manajemen suatu perusahaan untuk masa yang akan datang.
Penilaian terhadap kemampuan manajemen dan tersedianya informasi yang memadai
merupakan faktor penting dalam membuat prediksi laba untuk masa yang akan datang.
Laba dapat diprediksi dengan menggunakan alat analisis trend, Break Even Point (BEP)
dan analisis regresi.
Debt to Equity Ratio (DER) menunjukkan pentingnya dana dari modal pinjaman
dan tingkat keamanan yang dimiliki kreditor ( Slamet 2003:35) . Sartono (2001)
mengatakan bahwa semakin tinggi debt to equity ratio maka semakin besar risiko yang
dihadapi dimana menunjukkan proporsi modal sendiri yang rendah untuk membiayai
aktiva, dan investor akan meminta tingkat keuntungan yang semakin tinggi. Suwarno
(2004), dalam penelitiannya mengatakan bahwa debt to equity ratio mempunyai pengaruh
yang negatif terhadap perubahan laba, yang berarti setiap penambahan rasio ini akan
mengurangi laba yang diperoleh. Adanya risiko yang tinggi menyebabkan investasi pada
suatu saham akan kurang menarik terutama bagi investor yang bukan risk taker. Hipotesis
pertama yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
Hipotesis 1 : Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
perubahan laba.

Retun on Asset (ROA) berfungsi untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam
menghasilkan laba dengan memanfaatkan aktiva yang dimiliki. Semakin besar ROA yang
dimiliki oleh sebuah perusahaan maka semakin efisien penggunaan aktiva sehingga akan
memperbesar laba. Dendawijaya (2000) mengatakan bahwa semakin besar ROA suatu
bank, maka semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin
lebih baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan asset sehingga kemungkinan
suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil yang nantinya berpengaruh dalam
pertumbuhan laba di masa depan.
Penelitian yang dilakukan oleh Mabruroh (2004) menunjukkan bahwa ROA
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perubahan laba. ROA yang tinggi
menunjukkan efisiensi manajemen asset, yang berarti efisiensi manajemen dapat
menciptakan laba perusahaan (Hanafi dan Halim, 1995:85). ROA yang tinggi berarti rasio
rentabilitas juga tinggi, dengan tingginya rentabilitas berarti perusahaan sukses dalam
menghasilkan laba, dengan pencapaian laba yang tinggi itulah investor dapat mengharapkan
keuntungan yang berasal dari deviden. Mendukung dari penelitian yang dilakukan oleh
Mabruroh (2004), hipotesis kedua yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
Hipotesis 2 : Return on Asset (ROA) berpengaruh positif dan signifikan terhadap
perubahan laba.

Return on Equity (ROE) adalah perbandingan antara laba bersih bank dengan modal
sendiri. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih melalui
penggunaan modal sendiri (Dendawijaya, 2000). Menurut Siamat (1993:274), kenaikan
ROE berarti terjadi kenaikan laba bersih dari bank yang bersangkutan sehingga akan
menyebabkan kenaikan harga saham bank. ROE yang tinggi akan menunjukkan tingkat
efisiensi manajemen modal perusahaan. Mubraroh (2004) dalam penelitiannya menyatakan
bahwa ROE berpengaruh positif terhadap perubahan laba. Hal senada juga diungkapkan
dalam penelitian Suhardito, dkk (2000) dimana ROE berpengaruh positif signifikan dan
mampu digunakan untuk memprediksi perubahan laba industri perbankan. Berdasarkan
penjelasan di atas maka hipotesis ketiga yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
Hipotesis 3 : Return on Equity (ROE) berpengaruh positif dan signifikan terhadap
perubahan laba.

Net Profit Margin (NPM) menunjukkan kemampuan bank untuk menghasilkan laba
bersih yang memiliki hubungan dengan pendapatan perusahaan yang akan datang, yang
nantinya akan bermanfaat dalam memprediksi pertumbuhan laba bagi perusahaan
perbankan. Menurut Slamet (2003), ukuran NPM yang tinggi menandakan adanya
kemampuan perusahaan yang tinggi untuk menghasilkan laba bersih pada penjualan
tertentu. Ang (1997), apabila NPM meningkat, maka pendapatan pada masa yang akan
datang diharapkan meningkat, hal ini disebabkan pendapatan laba bersihnya lebih besar
dari pendapatan operasionalnya sehingga kemampuan menghasilkan laba bersih meningkat
yang akhirnya akan meningkatkan pendapatan bank. Zainuddin dan Jogiyanto (1999) dalam
penelitiannya mengatakan bahwa net profit margin berpengaruh positif signifikan dalam
memprediksi pertumbuhan laba perusahaan perbankan untuk periode satu tahun ke depan.
Sejalan dengan hasil penelitian dari Zainuddin dan Jogiyanto (1999), maka hipotesis
keempat yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
Hipotesis 4 : Net Profit Margin (NPM) berpengaruh positif dan signifikan terhadap
perubahan laba.

Operating Profit Margin (OPM) mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan
laba operasi pada tingkat penjualan tertentu. Nilai rasio yang rendah akan mempunyai
pengaruh yang baik terhadap efisiensi perusahaan. Operating ratio yang tinggi
menunjukkan tingkat dan struktur biaya yang tinggi sehingga mengakibatkan laba usaha
tidak cukup untuk menutup biaya tersebut. Operating ratio dapat digunakan untuk menilai
kemampuan finansial perusahaan dengan mempertimbangkan pendapatan dan laba, biaya
dan rugi di luar usaha dan yang bersifat ekstraordiner (Harnanto, 1984).
Operating profit margin mempunyai pengaruh yang baik terhadap laba bersih yang
dihasilkan perusahaan jika rasio tersebut mempunyai nilai yang rendah, jadi semakin
rendah nilai rasio tersebut maka laba yang dihasilkan akan semakin meningkat. Pendapatan
atau laba yang bersifat ekstraordiner yang jumlahnya lebih besar dari biaya ekstraordiner
juga dapat mempengaruhi besarnya laba bersih yang dihasilkan untuk masa yang akan
datang.
Kemampuan rasio operating profit margin dalam memprediksi perubahan laba yang
akan datang telah diteliti oleh Masud Machfoed (1994) dan Roma Uly Juliana (2003) yang
menguji manfaat rasio operating profit margin pada perusahaan yang terdaftar di Bursa
Efek Jakarta (BEJ). Hasil kedua penelitian tersebut menunjukkan bahwa rasio operating
profit margin mampu memprediksi perubahan laba satu tahun yang akan datang.
Berdasarkan teori dan penelitian sebelumnya yang menunjukkan bukti bahwa operating
profit margin mampu memprediksi perubahan laba yang akan datang, maka hipotesis
kelima yang diajukan dalam penelitian ini adalah
Hipotesis 5 : Operating Profit Margin (OPM) berpengaruh positif dan signifikan
terhadap perubahan laba.

Gross Profit Margin (GPM) digunakan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan
perusahaan menghasilkan laba kotor pada tingkat penjualan tertentu (Slamet, 2003:37),.
Rasio ini merupakan perbandingan antara laba kotor terhadap penjualan, dimana rasio GPM
yang tinggi berarti semakin tinggi profitabilitasnya semakin baik, sehingga akan
mempengaruhi manajemen dalam memprediksi pertumbuhan laba. Slamet (2003), ukuran
profit margin yang tinggi menandakan adanya kemampuan perusahaan yang tinggi untuk
menghasilkan laba kotor pada penjualan tertentu. Nur Fadjrih Asyik dan Soelistyo (2000)
berpendapat bahwa gross profit margin mempunyai pengaruh signifikan positif untuk
memprediksi perubahan laba. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Suhardito (2000) juga
mengatakan bahwa GPM berpengaruh positif dan mampu untuk memprediksikan
perubahan laba untuk periode satu tahun mendatang. Dari beberapa bukti empiris yang
dikemukakan di atas, maka hipotesis keenam yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
Hipotesis 6 : Gross Profit Margin (GPM) berpengaruh positif dan signifikan terhadap
perubahan laba.

Total Asset Turnover (TATO) mengukur aktivitas dan kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan penjualan melalui penggunaan aktiva tersebut. Rasio ini juga dapat
digunakan untuk mengukur seberapa efisien aktiva tersebut telah dimanfaatkan untuk
memperoleh penghasilan sehingga rasio ini dapat digunakan untuk memprediksi laba yang
akan datang (Mamduh M. Hanafi dan Abdul Halim, 2003). Rasio ini dapat digunakan untuk
memprediksi laba karena total aktiva dan penjualan merupakan komponen dalam
menghasilkan laba.
Pengaruh rasio total asset turnover terhadap perubahan laba bersih perusahaan
adalah semakin cepat tingkat perputaran aktivanya maka laba bersih yang dihasilkan akan
semakin meningkat, karena perusahaan sudah dapat memanfaatkan aktiva tersebut untuk
meningkatkan penjualan yang berpengaruh terhadap pendapatan. Kenaikan pendapatan
dapat menaikkan laba bersih perusahaan (Mamduh M. Hanafi dam Abdul Halim, 2003).
Nur Fadjrih Asyik dan Soelistyo (2000) melakukan penelitian yang menguji
kemampuan rasio total asset turnover untuk memprediksi perubahan laba yang akan datang
pada 50 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa rasio total asset turnover mempunyai pengaruh yang positif dan
kemampuan yang signifikan dalam memprediksi perubahan laba yang akan datang.
Dari penelitian sebelumnya yang sudah membuktikan bahwa rasio total asset turn over
mampu memprediksi perubahan laba yang akan datang, maka hipotesis ketujuh yang
diajukan dalam penelitian ini adalah:
Hipotesis 7 : Total Asset Turnover (TATO) berpengaruh positif dan signifikan
terhadap perubahan laba.

Debt Ratio (DR) adalah untuk menghitung seberapa besar dana yang disediakan
oleh kreditor untuk perusahaan (Slamet, 2003:35). Ang (1997) mengatakan semakin tinggi
debt ratio akan berdampak buruk karena tingkat hutang yang semakin tinggi sehingga
beban bunga akan semakin besar yang berarti mengurangi keuntungan. Asyik dan Sulistyo
(2000) dalam penelitiannya menujukkan bahwa semakin meningkatnya debt ratio (dimana
beban hutang juga semakin besar) maka hal tersebut berdampak terhadap profitabilitas yang
diperoleh perusahaan, karena sebagian digunakan untuk membayar bunga pinjaman.
Dengan biaya bunga yang semakin besar, maka profitabilitas (earning after tax) semakin
berkurang karena sebagian digunakan untuk membayar bunganya. Berdasarkan penjelasan
di atas hipotesis yang dikemukakan di sini adalah :
Hipotesis 8 : Debt Ratio (DR) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap perubahan
laba.

METODOOGI PENELITIAN

Populasi penelitian ini adalah lembaga keuangan yaitu bank umum konvensional
yang terdaftar di direktori Bank Indonesia selama periode 2002-2010. Pemilihan sampel
berdasarkan metode purposive sampling yaitu sampel ditarik sejumlah tertentu dari
populasi emiten dengan menggunakan pertimbangan atau kriteria tertentu (Sugiyono, 1999)
dengan tujuan mendapatkan sampel yang representative sesuai dengan kriteria yang
ditentukan. Adapun kriteria yang digunakan untuk memilih sampel pada penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Bank-bank umum konvensional yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama
periode 2002-2010.
2. Mempublikasikan bank umum yang melaporkan laporan kuartal secara berturut-
turut selama periode pengamatan 2002-2010.
3. Menggunakan rupiah sebagai mata uang pelaporan.
4. Bank sampel memiliki semua data yang dibutuhkan secara lengkap selama periode
pengamatan.
Berdasarkan kriteria tersebut maka jumlah jumlah sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah 50 perusahaan bank umum konvensional, yang terdiri dari 4
perusahaan bank persero, 46 perusahaan Bank Umum Swasta Nasional (BUSN).

Pengukuran Variabel
1. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah perubahan laba yang diukur dengan :

Y=
Y
n
-Y
n-1
Y
n-1
---------------------------------------------------------------------- ( 1 )

2. Variabel independen, yaitu :

DER =
1otuI Hutung
1otuI ModuI
X 100% ----------------------------------- ( 2 )

ROA =
Lubu Bcsh
1otuI Assct
X 100% ------------------------------------- ( 3 )

ROE =
Lubu Bcsh
1otuI ModuI
X 100% ------------------------------------- ( 4 )

NPM =
Lubu Bcsh
Pcn]uuIun Bcsh
X 100% ----------------------------------------- ( 5 )

OPM =
Lubu 0suhu
Pcn]uuIun Bcsh
X 100% ------------------------------------------ ( 6 )

GPM =
Lubu Koto
Pcn]uuIun Bcsh
X 100% ------------------------------------------ ( 7 )

TATO =
Pcn]uuIun Bcsh
1otuI Assct
X 100% ---------------------------------------- ( 8 )

DR =
1otuI Hutung
1otuI Assct
X 100% -------------------------------------------------- ( 9 )


Alat Analisis yang Digunakan

Uji Hipotesis
1. Granger Causality Test
Granger causality test dilakukan untuk melihat adanya hubungan sebab akibat
(kausalitas) dan arah kausalitas diantara variabel-variabel yang digunakan dalam analisis.
2. Koefisien Determinasi (Adjusted R
2
)
Koefisien determinasi (adjusted R
2
) berfungsi untuk melihat sejauh mana keseluruhan
variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen.
3. Uji F (Uji Kelayakan Model)
Uji F Menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model
mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen (Ghozali, 2006).
4. Uji Statistik t (Uji Parsial)
Pengujian secara parsial menggunakan uji t. Uji statistic digunakan untuk menguji
pengaruh masing-masing variabel independen yang digunakan secara parsial
5. Uji Stasioneritas
Uji stasioneritas digunakan untuk mengetahui apakah data runtut waktu yang digunakan
sudah stasioner.
6. Analsis Vector Auto Regression (VAR)
Analsis Vector Auto Regression (VAR) biasanya digunakan untuk memproyeksikan
sistem variabel-variabel runtut waktu dan untuk menganalisis dampak analisis dari faktor
gangguan yang terdapat dalam sistem variabel tersebut.
7. Uji Kointegrasi
Kointegrasi adalah suatu hubungan jangka panjang antara variabel-variabel yang secara
individual tidak stasioneritas, tapi kombinasi linier antar variabel tersebut dapat menjadi
stasioner.

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Granger Causality Test
Dari hasil uji Granger Kausalitas diatas menunjukkan bahwa sebagian variabel
hanya mempunyai hubungan satu arah sedangkan sisanya tidak mempengaruhi satu sama
lain. Variabel antara DER dan LABA menunjukkan tidak saling mempengaruhi satu sama
lain dilihat dari nilai statistik yang tidak signifikan. Variabel antara DR dan LABA
menunjukkan tidak saling mempengaruhi satu sama lain dilihat dari nilai statistik yang
tidak signifikan. Variabel GPM dan LABA mempunyai hubungan satu arah dimana
variabel GPM dapat mempengaruhi variabel LABA sedangkan variabel LABA tidak
mempengaruhi variabel GPM. Variabel NPM dan LABA mempunyai hubungan satu arah
dimana variabel NPM dapat mempengaruhi variabel LABA sedangkan variabel LABA
tidak mempengaruhi variabel NPM. Variabel OPM dan LABA mempunyai hubungan satu
arah dimana variabel OPM dapat mempengaruhi variabel LABA sedangkan variabel LABA
tidak mempengaruhi variabel OPM. Variabel antara TATO dan LABA menunjukkan tidak
saling mempengaruhi satu sama lain dilihat dari nilai 8egative8 yang tidak signifikan.
Variabel ROA dan LABA mempunyai hubungan satu arah dimana variabel ROA dapat
mempengaruhi variabel LABA sedangkan variabel LABA tidak mempengaruhi variabel
ROA. Variabel ROE dan LABA mempunyai hubungan satu arah dimana variabel ROE
dapat mempengaruhi variabel LABA sedangkan variabel LABA tidak mempengaruhi
variabel ROA.


Hasil Pengujian Hipotesis 1
Hipotesis pertama yang diajukan menyatakan bahwa DER berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap perubahan laba. Dari hasil penelitan diperoleh koefisien persamaan
regresi setelah dihilangkan autokorelasi untuk variabel DER sebesar -3,30005 dengan nilai
signifikan sebesar 0,696616, dimana nilai ini tidak signifikan dengan tingkat signifikansi
0,05 karena lebih besar dari 0,05. Dengan demikian hipotesis pertama yang menyatakan
bahwa DER berpengaruh negatif dan signifikan terhadap perubahan laba ditolak.
Hasil temuan ini berbeda dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Lusiana Noor
Andriyani (2008); Jannah, Luluk Nurul (2008); dan Suwarno (2004) yang menunjukkan
bahwa Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh negatif signifikan terhadap perubahan laba.

Hasil Pengujian Hipotesis 2
Hipotesis kedua yang diajukan menyatakan bahwa ROA berpengaruh positif dan
signifikan terhadap perubahan laba. Dari hasil penelitian diperoleh koefisien persamaan
regresi setelah dihilangkan autokorelasi untuk variabel ROA sebesar 0,126075 dengan nilai
signifikansi sebesar 0,0000 dimana nilai ini signifikan dengan tingkat signifikansi 0,05
karena lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian hipotesis kedua yang menyatakan bahwa
ROA berpengaruh positif dan signifikan terhadap perubahan laba diterima.
Hasil temuan ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh dilakukan Jannah,
Luluk Nurul (2008); Afanasief, et al (2004); Lusiana Noor Andriyani (2008); dan
Mabruroh (2004) menunjukkan bahwa Return on Asset (ROA) berpengaruh positif dan
signifikan terhadap perubahan laba.

Hasil Pengujian Hipotesis 3
Hipotesis ketiga yang diajukan menyatakan bahwa ROE berpengaruh positif dan
signifikan terhadap perubahan laba. Dari hasil penelitian diperoleh koefisien persamaan
regresi setelah dihilangkan autokorelasi untuk variabel ROE sebesar 0,004581 dengan nilai
signifikansi sebesar 0,0053 dimana nilai ini signifikan dengan tingkat signifikansi 0,05
karena lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa
ROE berpengaruh positif dan signifikan terhadap perubahan laba diterima.
Hasil temuan ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Jannah, Luluk
Nurul (2008); Lusiana Noor Andriyani (2008); Mubraroh (2004); dan Suhardito, dkk
(2000) menunjukkan bahwa Return on Equity (ROE) berpengaruh positif dan signifikan
terhadap perubahan laba.

Hasil Pengujian Hipotesis 4
Hipotesis keempat yang diajukan menyatakan bahwa NPM berpengaruh positif dan
signifikan terhadap perubahan laba. Dari hasil penelitian diperoleh koefisien persamaan
regresi setelah dihilangkan autokorelasi untuk variabel NPM sebesar 0,024141 dengan nilai
signifikansi sebesar 0,0000 dimana nilai ini signifikan dengan tingkat signifikansi 0,05
karena lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian hipotesis keempat yang menyatakan bahwa
NPM berpengaruh positif dan signifikan terhadap perubahan laba diterima.
Hasil temuan ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Zainuddin dan
Jogiyanto (1999); Jannah, Luluk Nurul (2008); dan Lusiana Noor Andriyani (2008)
menunjukkan bahwa Net Profit Margin (NPM) berpengaruh positif dan signifikan terhadap
perubahan laba.

Hasil Pengujian Hipotesis 5
Hipotesis kelima yang diajukan menyatakan bahwa OPM berpengaruh positif dan
signifikan terhadap perubahan laba. Dari hasil penelitian diperoleh koefisien persamaan
regresi setelah dihilangkan autokorelasi untuk variabel OPM sebesar 0,023884 dengan nilai
signifikansi sebesar 0,0000 dimana nilai ini signifikan dengan tingkat signifikansi 0,05
karena lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian hipotesis kelima yang menyatakan bahwa
OPM berpengaruh positif dan signifikan terhadap perubahan laba diterima.
Hasil temuan ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Masud
Machfoed (1994) dan Roma Uly Juliana (2003) menunjukkan bahwa Operating Net Margin
(OPM) berpengaruh positif dan signifikan terhadap perubahan laba.

Hasil Pengujian Hipotesis 6
Hipotesis keenam yang diajukan menyatakan bahwa GPM berpengaruh positif dan
signifikan terhadap perubahan laba. Dari hasil penelitian diperoleh koefisien persamaan
regresi setelah dihilangkan autokorelasi untuk variabel GPM sebesar 0,082052 dengan nilai
signifikansi sebesar 0,0000 dimana nilai ini signifikan dengan tingkat signifikansi 0,05
karena lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian hipotesis keenam yang menyatakan bahwa
GPM berpengaruh positif dan signifikan terhadap perubahan laba diterima.
Hasil temuan ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Nur Fadjrih Asyik
dan Soelistyo (2000); Suhardito (2000); dan Lusiana Noor Andriyani (2008) menunjukkan
bahwa Gross Profit Margin (GPM) berpengaruh positif dan signifikan terhadap perubahan
laba.

Hasil Pengujian Hipotesis 7
Hipotesis ketujuh yang diajukan menyatakan bahwa TATO berpengaruh positif dan
signifikan terhadap perubahan laba. Dari hasil penelitian diperoleh koefisien persamaan
regresi setelah dihilangkan autokorelasi untuk variabel TATO sebesar 0,036461 dengan
nilai signifikansi sebesar 0,4832 dimana nilai ini tidak signifikan dengan tingkat
signifikansi 0,05 karena lebih besar dari 0,05. Dengan demikian hipotesis ketujuh yang
menyatakan bahwa TATO berpengaruh positif dan signifikan terhadap perubahan laba
ditolak.
Hasil temuan ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Nur Fadjrih
Asyik dan Soelistyo (2000); Mamduh M. Hanafi dan Abdul Halim, (2003) menunjukkan
bahwa Total Asset Turnover (TATO) berpengaruh positif dan signifikan terhadap
perubahan laba.

Hasil Pengujian Hipotesis 8
Hipotesis kedelapan yang diajukan menyatakan bahwa DR berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap perubahan laba. Dari hasil penelitian diperoleh koefisien persamaan
regresi setelah dihilangkan autokorelasi untuk variabel DR sebesar -0,046109 dengan nilai
signifikansi sebesar 0,2051 dimana nilai ini tidak signifikan dengan tingkat signifikansi
0,05 karena lebih besar dari 0,05. Dengan demikian hipotesis kedelapan yang menyatakan
bahwa DR berpengaruh negatif dan signifikan terhadap perubahan laba ditolak.
Hasil temuan ini berbeda dari hasil penelitian yang dilakukan oleh oleh Asyik dan
Sulistyo (2000) menunjukkan bahwa Debt Ratio (DR) berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap perubahan laba dan hasil penelitian yang dilakukan oleh Jannah, Luluk
Nurul (2008); dan Lusiana Noor Andriyani (2008) menunjukkan bahwa Debt Ratio (DR)
berpengaruh positif terhadap perubahan laba.

Tabel Rangkuman Hasil Pengujian Hipotesis Sampel Keseluruhan

Hipotesis Prob Coef Keterangan
Hipotesis 1 0,4552 -0,000241 Tidak Berpengaruh
Hipotesis 2 0,0000 0,843364 Berpengaruh Positif
Hipotesis 3 0,0203 0,004298 Berpengaruh Positif
Hipotesis 4 0,0001 0,392807 Berpengaruh Positif
Hipotesis 5 0,0040 0,289062 Berpengaruh Positif
Hipotesis 6 0,0000 0,060839 Berpengaruh Positif
Hipotesis 7 0,5047 0,115702 Tidak Berpengaruh
Hipotesis 8 0,6767 -0,014525 Tidak Berpengaruh

Dari tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa dari hasil penelitian dengan
menggunakan sampel secara keseluruhan, hanya hipotesis 2,3,4,5,6 yang terbukti
berpengaruh.Variabel ROA, ROE, NPM, OPM, dan GPM terbukti berpengaruh positif
terhadap perubahan laba. Ini berarti, apabila variabel tersebut meningkat, maka laba juga
akan meningkat.

Tabel Rangkuman Hasil Pengujian Hipotesis Sampel Keseluruhan
Menggunakan VAR

Variabel LABA DER ROA ROE NPM OPM GPM TATO DR

Hipotesis
1
DER t-1 -0,14835 -38,3255
DER t-2 0,03654 -27,8954
LABA t-1 -20,0683 -0,09285
LABA t-2 -13,9066 0,25741
Hipotesis
2
ROA t-1 -1,16023 -30,8719
ROA t-2 -1,09545 -19,4482
ROA t-3 -1,68017 -13,2891
ROA t-4 2,38764 -7,70864
LABA t-1 -24,4150 -0,81154
LABA t-2 -19,1119 -0,08851
LABA t-3 -11,7080 0,16379
LABA t-4 -7,88435 0,14552
Hipotesis
3
ROE t-1 -0,91965 -23,3416
ROE t-2 0,90225 -11,3085
LABA t-1 -20,9504 -2,27400
LABA t-2 -14,5250 0,43716
Hipotesis
4
NPM t-1 -0,11622 7,30795
NPM t-2 -0,37921 4,26426
NPM t-3 -0,40073 2,07668
NPM t-4 4,09668 0,34863
NPM t-5 -1,62169 0,60655
LABA t-1 10,1185 0,03871
LABA t-2 -2,48332 0,72596
LABA t-3 1,37495 0,98758
LABA t-4 0,95420 0,84015
LABA t-5 -0,00606 0,40892
Hipotesis
5
OPM t-1 0,02551 7,53031
OPM t-2 -0,34636 4,43813
OPM t-3 0,00360 0,02451
OPM t-4 4,07513 0,36886
OPM t-5 -1,60062 0,68880
LABA t-1 10,0958 0,01627
LABA t-2 -2,49341 0,72269
LABA t-3 1,36881 0,96641
LABA t-4 -0,95164 0,83425
LABA t-5 -0,01809 0,38707
Hipotesis
6
GPM t-1 0,03822 22,0099
LABA t-1 9,43885 -2,84808
Hipotesis
7
TATO t-1 0,01800 -33,4993
TATO t-2 -0,03374 -26,4693
TATO t-3 0,57412 -20,7392
TATO t-4 0,06155 -2,51241
LABA t-1 -24,7089 0,17910
LABA t-2 -19,1990 0,31621
LABA t-3 -11,9319 0,52731
LABA t-4 -7,62334 0,45038
Hipotesis
8
DR t-1 0,61014 -39,6829
DR t-2 0,11962 -27,3028
DR t-3 0,05346 -10,5812
LABA t-1 -23,1888 -0,09579
LABA t-2 -17,3429 -0,47978
LABA t-3 -9,24429 0,19685

Dari tabel diatas, terlihat bahwa pengujian hipotesis dengan menggunakan Vector
Auto Regression (VAR). Pada hipotesis 1, hubungan timbal balik antara variabel DER dan
LABA secara statistik tidak signifikan. Dengan demikian, hubungan timbal balik antara
variabel DER dengan varibel LABA menjadi tidak jelas. Pada hipotesis 2, 3, 4, 5, hanya
satu variabel saja yang yang memiliki pengaruh yaitu pada variabel ROA t-4, NPM t-4,
OPM t-2 berpengaruh signifikan terhadap LABA dan LABA t-1 berpengaruh signifikan
terhadap ROE Dengan demikian, hubungan timbal balik antara variabel ROA, ROE, NPM,
dan OPM dengan variabel LABA menjadi tidak jelas. Pada hipotesis 6, variabel GPM t-1
tidak berpengaruh terhadap variabel LABA, sedangkan variabel LABA pada t-1
berpengaruh terhadap variabel GPM. Pada hipotesis 7 dan 8, masing-masing variabel di
masa lampau berpengaruh signifikan hanya terhadap dirinya sendiri, namun tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap variabel lainnya. Dengan demikian, hubungan
timbal balik antara variabel TATO dan DR terhadap variabel LABA menjadi tidak jelas.
Setelah dilakukan pengujian stasioneritas data, ternyata data tidak stasioner. Dalam
membuat regresi kita harus berhati-hati terhadap regresi data time series yang variabel
terikat dan bebasnya tidak stasioner. Menurut Grager dan Newold, jika R
2
> Statistik.
Naum setelah dilakukan uji kointegrasi dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja terkointegrasi terhadap perubahan laba, yang berarti terdapat
hubungan jangka panjang antar keduanya.




Tabel Rangkuman Hasil Pengujian Hipotesis Sampel Antar Kategori Bank

Kategori
Bank
Hipotesis Prob Coef Keterangan



Bank Persero
Hipotesis 1 0,5277 -0,208539 Tidak Berpengaruh
Hipotesis 2 0,0492 0,882275 Berpengaruh Positif
Hipotesis 3 0,8292 0,000255 Tidak Berpengaruh
Hipotesis 4 0,0000 6,142971 Berpengaruh Positif
Hipotesis 5 0,0000 0,486682 Berpengaruh Positif
Hipotesis 6 0,0000 0,404921 Berpengaruh Positif
Hipotesis 7 0,0018 0,240546 Berpengaruh Positif
Hipotesis 8 0,0014 -0,095154 Berpengaruh Negatif

Bank Umum
Swasta Nasional
(BUSN)


Hipotesis 1 0,7077 -3,310005 Tidak Berpengaruh
Hipotesis 2 0,0000 0,126018 Berpengaruh Positif
Hipotesis 3 0,0075 0,004584 Berpengaruh Positif
Hipotesis 4 0,0000 0,024143 Berpengaruh Positif
Hipotesis 5 0,0000 0,023884 Berpengaruh Positif
Hipotesis 6 0,0000 0,082128 Berpengaruh Positif
Hipotesis 7 0,5061 0,036677 Tidak Berpengaruh
Hipotesis 8 0,2157 -0,047601 Tidak berpengaruh

Dari tabel diatas, terlihat bahwa pengujian hipotesis pada kategori bank persero,
hipotesis 8 terbukti berpengaruh negatif dan hipotesis 2, 4, 5, 6, dan 7 terbukti berpengaruh
positif. Sedangkan pada hipotesis 1, ini menunjukkan bahwa hasil DER pada bank persero
besar laba yang akan diperoleh bank akan semakin berkurang, karena semakin besarnya
DER maka menunjukkan tingkat komposisi hutang yang semakin besar dibandingkan
dengan total modal sendiri, sehingga akan menjadi berdampak bertambah besar beban
perusahaan terhadap pihak luar (kreditur).
Pada kategori bank BUSN, hipotesis 2, 3, 4, 5, dan 6 berpengaruh positif.
Sedangkan hipotesis 1, 7, dan 8 tidak berpengaruh.

KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN DAN SARAN

Penelitian ini meneliti pengaruh DER, ROA, ROE, NPM, OPM, GPM, TATO, dan
DR terhadap perubahan laba pada bank umum konvensional yang terdaftar di direktori
Bank Indonesia selama periode 2002-2010. Hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan
analisis regresi sederhana (uji parsial) dengan variabel independen DER, ROA, ROE, NPM,
OPM, GPM, TATO dan DR dan variabel dependen perubahan laba menunjukkan bahwa :
1. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial variabel yang
mempunyai pengaruh signifikan positif terhadap perubahan laba adalah ROA, ROE,
NPM, OPM, dan GPM. Sedangkan yang mempunyai pengaruh tidak signifikan
positif terhadap perubahan laba adalah TATO, dan yang mempunyai pengaruh tidak
signifikan negatif terhadap perubahan laba adalah DER dan DR.
2. Dari hasil penelitian pada pengujian sampel secara keseluruhan diperoleh bahwa
hanya variabel ROA, ROE, NPM, OPM, dan GPM yang dapat mempengaruhi
perubahan laba. Pada pengujian sampel untuk kategori bank persero diperoleh
bahwa hanya variabel ROA, NPM, OPM, GPM, TATO dan DR yang dapat
mempengaruhi perubahan laba. Pada pengujian sampel untuk kategori Bank Umum
Swasta Nasional (BUSN) diperoleh bahwa hanya variabel ROA, ROE, NPM, OPM,
GPM yang dapat mempengaruhi perubahan laba. Oleh karena itu untuk penelitian
selanjutnya dalam memilih model dapat memakai acuan ini.
3. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa secara bersama-sama variabel independen
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Hal ini dapat
dibuktikan dari nilai signifikansi 0,0000. Karena probabilitas lebih kecil dari 0,05
atau 5% maka DER, ROA, ROE, NPM, OPM, GPM, TATO dan DR dapat
digunakan untuk memprediksi perubahan laba. Besarnya pengaruh antara DER,
ROA, ROE, NPM, OPM, GPM, TATO dan DR terhadap perubahan laba pada
perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI adalah 66,93% dan sisanya 33,07
dipengaruhi oleh faktor-faktor yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Hal ini
mungkin dikarenakan perusahaan perbankan yang menjadi sampel dalam penelitian
ini dapat menggunakan dan memanfaatkan asset yang dimilikinya secara tepat dan
efisien dalam menghasilkan laba, mempunyai kinerja perusahaan yang bagus, serta
kondisi perekonomian Indonesia yang stabil yang mungkin berpengaruh pada
stabilitas keuangan perbankan.

Pada penelitian ini tidak tertutup kemungkinan terjadi kesalahan yang menyebabkan
hasil penelitian ini tidak dapat digeneralisasi. Beberapa keterbatasan beserta saran untuk
pengembangan penelitian selanjutnya adalah :
1. Data yang tersedia baik yang terdapat pada direktori Bank Indonesia maupun yang
disajikan pada situs yang dimiliki Bank Indonesia memiliki kekurangan dalam
penyajian laporan keuangan bank-bank secara lengkap, sehingga penulis kesulitan
dalam memperluas sampel penelitian maupun periode pengamatan.
2. Sampel yang digunakan hanya berada pada kelompok bank umum konvensional
saja, sehingga tidak dapat dilakukan perbandingan dengan kelompok bank lainnya
misalnya kelompok bank syariah atau unit syariah maupun kelompok bank
perkreditan rakyat.

Berdasarkan kesimpulan dari penelitian tersebut di atas, maka diajukan saran
sebagai berikut:
1. Penelitian ini hanya terbatas pada kajian empiris tentang pengaruh DER, ROA,
ROE, NPM, OPM, GPM, TATO dan DR terhadap perubahan laba. Pada penelitian
selanjutnya disarankan untuk mengembangkan penelitian ini dengan
mempertimbangkan faktor-faktor lain di luar laporan keuangan, seperti inflasi, suku
bunga, dan size effect yang belum dipertimbangkan dalam peneltian ini, serta
menambah jumlah rasio-rasio keuangan yang diteliti dan meneliti objek penelitian
yang berbeda ataupun dapat juga dilakukan untuk negara yang berbeda untuk
perluasan penelitian.
2. Perubahan laba merupakan cerminan dari kinerja perusahaan, oleh karena itu
investor dan manajer hendaknya mempertimbangkan informasi yang terkait dengan
kinerja keuangan perusahaan terutama DER, ROA, ROE, NPM, OPM, GPM,
TATO dan DR dalam mempengaruhi perubahan laba untuk melihat kekuatan dan
kelemahannya, sehingga efisiensi biaya pada aktivitas operasional bank mampu
meningkatkan laba bank pada periode berikutnya. Bagi investor (nasabah) bank
lebih memperhatikan efisiensi dari manajemen bank dalam menjalankan aktivitas
operasionalnya karena biaya operasi yang rendah dan pendapatan operasi yang
tinggi mampu meningkatkan laba pada tahun mendatang.


DAFTAR PUSTAKA

Achmad, Tarmizi, dan Wilyanto Kartiko Kusumo. 2003. Analisis Rasio-rasio Perbankan
di Indonesia. Media Ekonomi dan Bisnis. Vol. XV 1 -Juni 2003 FE-UNDIP.

Afanasief, Tarsila Segala dan Priscilla Maria Villa Lhacer dan Marcio L Nakane. 2004.
The Determinants of Bank Interest Spread in Brazil, JEL Classification:
G21;E43; E44.

Andriyani, Lousiana Noor. 2008. Analisis Kegunaan Rasio-Rasio Keuangan Dalam
Memprediksi Perubahan Laba. Tesis Program Pascasarjana Magister Sains
Akuntansi UNDIP.

Ariyanti, Lilis Erna. 2010. Analisis Pengaruh CAR, NPL, BOPO, ROA, dan Kualitas
Aktiva Produktif Terhadap Perubahan Laba pada Bank Umum di Indonesia.Tesis
Program Pascasarjana Magister Manajemen UNDIP.

Artwienda, Nur. 2009. Analisis Pengaruh Capital Adequancy Ratio, Non Performing
Loan, BOPO, Net Interest Margin, dan Loan to Deposit Ratio Terhadap Perubahan
Laba. Tesis Program Pascasarjana Magister Manajemen UNDIP.

Asyik, Nur Fadjrih dan Sulistyo. 2000. Kemampuan Rasio Keuangan dalam Memprediksi
Laba (Penetapan Rasio Keuangan sebagai Discriminator). Jurnal Ekonomi dan
Bisnis Indonesia. Vol 15, No 3 pp 313-331.

Booklet Perbankan indonesia Edisi Desember 2009, Bank Indonesia.

Brigham. 1983. Fundamental Financial Management. Mc Graw-Hill

Chariri, Anis dan Imam Ghozali. 2001. Teori Akuntansi. Semarang: Universitas
Diponegoro.

Dendawijaya, Lukman. 2000. Manajemen Perbankan. Jakarta: Penerbit Ghalia Indonesia.

Ediningsih, Sri Isworo. 2004. Rasio Keuangan dan Prediksi Pertumbuhan Laba: Studi
Empiris Pada Perusahaan Manufaktur di BEJ. Wahana, Vol.7, No.1 Februari.

FASB. 1978. SFAC No. 1 Objective Financial Reporting by Business Enterprises. FASB:
USA.

FASB. 1980. SFAC No. 2 Qualitative Characteristics of Accounting information. FASB:
USA.

FASB. 2002. SFAC NO. 1 Statement of Financial Accounting Concept. FASB: USA

Fuad dan Rustam. 2005. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Jakarta: Bumi Aksara.

Harahap, Sofyan Syafri. 2001. Teori Akuntansi. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Harianto, Farid dan Sudomo, Siswanto. 2001. Perangkat dan Teknik Analisis Investasi di
Pasar Modal Indonesia. Jakarta: PT. Bursa Efek Jakarta.

Harnanto. 1984. Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta,

Husnan, Suan. 1998. Dasar-dasar Teori Portofolio dan analisis Sekuritas. Yogyakarta:
UPP AMP YKPN.

Jannah, Luluk nur. 2008. Kegunaan Rasio Keuangan dalam Memprediksi Perubahan
Laba (Studi Empiris : Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di BEI).
Skripsi Program Sarjana Fakultas Ekonomi Unversitas Airlangga

Jusup, Jopie. 2000. Analisis Kredit untuk Account Officer. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.

Kasmir, SE, MM . 2003. Pemasaran Bank . Jakarta: Prenada Media.

Leopold A. Bernstein. 1984. Analysis of Financial Statements. Homewood Illinois: Dow
jones-Irwin.

Mabruroh. 2004. Manfaat dan Pengaruh Rasio Keuangan dalam Analisis Kinerja
Keuangan Perbankan. Benefit, Vol. 8, No. 1 pp 37-51.

Machfoedz, Masud. 1994. Financial Ratio Analysis and The Prediction of Earning
Changes in Indonesia. Kelola. No III pp 114-137.

Mamduh M, Hanafi dan Abdul Halim. Analisis Laporan Keuangan. 2003. Yogyakarta:
UPP AMP YKPN.

Muljono, Teguh Pudjo. 1999. Analisa Laporan Keuangan Untuk Perbankan. Jakarta: Edisi
revisi 1999, Cetakan 6, Djambatan.

Munawir. 2001. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty.

Munawir. 2002. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: BPFE.

Munawir. 2004. Analisis laporan keuangan. Edisi ke-empat. Yogyakarta: Liberty

Prastowo, Dwi dan Rifka Julianty. 2005. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: AMP
YKPN.

Riyanto, Bambang. 1998. Dasar-dasar pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta: Yayasan
Badan penerbit Gajah Mada.

Roma, Uly Juliana dan Sulardi. 2003. Manfaat Rasio Keuangan Dalam Memprediksi
Perubahan Laba Perusahaan Manufaktur. Jurnal Bisnis dan Manajemen. Vol. 3,
No. 2 : 108-126.

Robbert Ang. 1997. Buku Pintar: Pasar Modal Indonesia. Mediasoft Indonesia.

Sartono, R. Agus. 2001. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: BPFE.

Siamat, Dahlan. 1993. Manajemen Bank Umum. Jakarta: Intermedia.

Slamet, Achamd. 2003. Analisa Laporan Keuangan. Semarang: Ekonomi-Unnes.

Sugiyono. 1999. Metode Penelitian Bisnis. Jakarta: Alfabeta

Suhardito Bambang, Sonny Johannes Angwijaya Irot, Laurentia Dwi Wahyuni. 1999.
Analisis Kegunaan Rasio-Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Perubahan laba
Emiten dan Industri Perbankan Di PT Bursa Efek Surabaya. Jurnal Riset
Akuntansi Indonesia. Vol.2, No.3, Maret.

Suwarno, Agus Endro. 2004. Manfaat Informasi Rasio keuangan Dalam Memprediksi
Perubahan Laba (Studi Empiris Terhadap Perusahaan Manufaktur Go Publik di
Bursa Efek Jakarta. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol. 3 No. 2.

Triono, Sunarwan. 2007. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perubahan Laba
Satu Tahun dan Dua Tahun Mendatang. Tesis Program Studi Magister
Manajemen UNDIP.

Weston, J. Fred dan Copeland, Thomas E. 1989. Manajemen Keuangan. Edisi VIII, Jilid 1.
Jakarta: Erlangga.

Zainuddin dan Jogiyanto Hartono. 1999. Manfaat Rasio-Rasio Keuangan dalam
Mempredikasi Pertumbuhan Laba: Studi Empiris Pada Perusahaan Perbankan
yang Terdaftar di BEJ. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Edisi Januari.

www.bi.go.id

www.idx.co.id

Anda mungkin juga menyukai