Anda di halaman 1dari 37

Sistem Endokrin

Disusun Oleh :i Hani Setiani Herismawati Marlina Boru Siringoringo Shella Nabila Iwanda

Pengertian
Kelenjar endokrin atau kelenjar buntu adalah kelenjar yang mengirim hasil sekresinya langsung ke dalam darah yang beredar dalam jaringan dan menyekresi zat kimia yang disebut hormon. Hormon adalah zat yang dilepaskan ke dalam aliran darah dari suatu kelenjar atau organ yang mempengaruhi kegiatan di dalam sel.

fungsi kelenjar endokrin


Menghasilkan

hormon yang dialirkan kedalam darah yang yang diperlukan oleh jaringan tubuh tertentu. Mengontrol aktivitas kelenjar tubuh Merangsang aktivitas kelenjar tubuh Merangsang pertumbuhan jaringan dan lain lain.

Kelenjar Endokrin dan Hormon Yang Dihasilkan


a. Kelenjar hipofisis ( lobus anterior ) : hormon pertumbuhan ( somatotropin ) thyroid-stimulatin hormon ( TSH ) adrenokortikotropin ( ACTH ) follicle-stimulating hormon ( FSH ) luteinizing hormon ( LH ) prolaktin b Kelenjar hipofisis ( lobus posterior ): antidiuretik ( vasopresin ) oksitosin

c. Kelenjar tiroid : tiroksin kalsitonin


d. Kelenjar paratiroid : Parathormon e,Kelenjar timus Timosin e. kelenjar adrenal : korteks : mineralokortikoid, glukokortikoid, dan hormon seks medula : epinefrin, dan norepinefrin f. kelenjar pankreas : insulin glukagon Somatostatin g.Kelenjar Kelamin ovarium :estrogen testis :progesteron

C. Kelenjar Hipofisis
Hipofisa merupakan sebuah kelenjar sebesar kacang polong, yang terletak di dalam struktur bertulang (sela tursika) di dasar otak. Hipofisis mengendalikan fungsi dari sebagian besar kelenjar endokrin lainnya, sehingga disebut kelenjar pemimpin, atau master of gland. kelenjar hipofisis terdiri dari dua lobus, yaitu lobus anterior dan lobus posterior.

Gambar Hypotala

Fungsi hipofisis anterior


menghasilkan sejumlah hormon yang bekerja sebagai zat pengendali produksi dari semua organ endokrin yang lain. Hormon pertumbuhan (somatotropin ) : mengendalikan pertumbuhan tubuh (tulang, otot, dan organ-organ lain). Hormon TSH : mengendalikan pertumbuhan dan aktivitas sekretorik kelejar tiroid. Hormon ACTH : mengendalikan kelenjar suprarenal dalam menghasilkan kortisol yang berasal dari kortex suprarenal. Hormon FSH : pada ovarium berguna untuk merangsang perkembangan folikel dan sekresi esterogen. Pada testis, homon ini berguna untuk merangasang pertumbhan tubulus seminiferus, dan spermatogenesis. Hormon LH : pada ovarium, untuk ovulasi, pembentukan korpus luteum, menebalkan dinding rahim dan sekresi progesteron. Dan pada testis, untuk sekresi testoteron Hormon Prolaktin : untuk sekresi mamae dan mempertahankan korpus luteum selama hamil.

2. Fungsi hipofisis posterior


Anti-diuretik

hormon (ADH): mengatur jumlah air yang melalui ginjal, reabsorbsi air, dan mengendalikan tekanan darah pada arteriole Hormon oksitosin : mengatur kontraksi uterus sewaktu melahirkan bayi dan pengeluaran air susu sewaktu menyusui.

D. Kelenjar Tiroid
Tiroid merupakan kelenjar kecil, dengan diameter sekitar 5 cm dan terletak di leher, tepat dibawah jakun. Dalam keadaan normal, kelenjar tiroid tidak terlihat dan hampir tidak teraba. Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroid, yang mengendalikan kecepatan metabolisme tubuh. Hormon tiroid mempengaruhi kecepatan metabolisme tubuh melalui 2 cara yaitu merangsang hampir setiap jaringan tubuh untuk menghasilkan protein dan Meningkatkan jumlah oksigen yang digunakan oleh sel., kelenjar tiroid dapat memproduksi hormon tiroksin. Adapun fungsi dari hormon tiroksin adalah mengatur pertukaran zat metabolisme tubuh dan mengatur pertumbuhan jasmani dan rohani.

Fungsi kelenjar tiroid


Bekerja

oksidasi Mengatur penggunaan oksidasi Mengatur pengeluaran karbon dioksida Metabolik dalam hati pengaturan susunan kimia dalam jaringan Pada anak mempengaruhi fisik dan mental

sebagai perangsang proses

Kelenjar tiroid menghasilkan hormon-hormon sbb :


Tri-iodo-tironin(T3)

dan Tiroksin (T4), berguna untuk merangsang metabolisme zat, katabolisme protein, dan lemak. Juga meningkatkan produksi panas merangsang sekresi hormon pertumbuhan, dan mempengaruhi perkembangan sel-sel saraf dan mental pada balita dan janin. Kedua hormon ini biasa disebut dengan satu nama,yaitu hormon tiroid. Kalsitonin : menurunkan kadar kalsium plasma, dengan meningkatkan jumlah penumpukan kalsium pada tulang.

Gambar Kelenjar Tiroid

E. Kelenjar Paratiroid

Secara normal ada empat buah kelenjar paratiroid pada manusia, yang terletak tepat dibelakang kelenjar tiroid, dua tertanam di kutub superior kelenjar tiroid dan dua di kutub inferiornya Fungsi kelenjar paratiroid : Memelihara konsentrasi ion kalsium yang tetap dalam plasma Mengontrol ekskresi kalsium dan fosfat melalui ginjal Mempercepat absorbsi kalsium di intestin Kalsium berkurang, hormon para tiroid menstimulasi reabsorpsi tulang sehingga menambah kalsium dalam darah Menstmulasi dan mentransport kalsium dan fosfat melalui mmbran sel Kelenjar ini menghasilkan hormon yang sring disebut parathormon, yang berfungsi meningkatkan resorpsi tulang, meningkatkan reorpsi kalsium, dan menurunkan kadar kalsium

Gambar Kelenjar Paratiroid

Kelenjar Timus

F.Kelenjar Timus Terletak di sepanjang rongga trachea di rongga dada bagian atas. Timus membesar sewaktu pubertas dan mengacil setelah dewasa. Kelenjar ini merupakan kelenjar penimbunan hormon somatotrof atau hormon pertumbuhan dan setelah dewasa tidak berfungsi lagi. Menghasilkan timosin yang berfungsi untuk merangsang limfosit

Gambar Kelenjar timusnf

F. Kelenjar Adrenal ( anak ginjal )


Terdapat

2 buah kelenjar adrenal pada manusia, dan masing-masing kelenjar terletak diatas ginjal. Kelenjar adrenal terbagi menjadi 2 bagian:medula adrenal ( bagian tengah kelenjar adrenal ) dan korteks adrenal ( bagian luar kelenjar ).

Korteks adrenal

Korteks adrenal memproduksi 3 kelompok hormon steroid, yaitu glukokortikoid dengan prototipe hidrokortison, mineralokortikoid khususnya aldosteron, dan hormon-hormon seks khususnya androgen. Glukokortikoid berfungsi untuk mempengeruhi metabolisme glukosa, peningkatan sekresi hidrokortison akan menaikan kadar glukossa darah. Mineralikortikoid bekerja meningkatkan absorbsi ion natrium dalam prose pertukaran untuk mengekresikan ion kalium atau hidrogen. Hormon seks adrenal ( androgen ) memberikan efek yang serupa dengan efek hormon seks pria

Fungsi kelenjar adrenal korteks :


Mengatur

keseimbangan air, elektrolit dan garam Mempengaruhi metabolisme lemak, hidrat arang, dan protein Mempengaruhi aktivitas jaringan limfoid

Medula adrenal
berfungsi sebagai bagian dari saraf otonom. Selain itu juga menghasilkan adrenalin da noradrenalin. Nor adrenalin menikan tekanan darah denga jalan merangsang serabut otot di dalam dinding pembuluh darah untuk berkontraksi, dan adrenalin membantu metabolisme karbohidrat dengan jalan menambah pengeluaran glukosa dari hati

Fungsi kelenjar adrenal medula :


Vasokontriksi

pembuuh darah perifer Relaksasi bronkus Kontraksi selaput lendir dan arteriole

Gambar Kelenjar Adrenal

G. Kelenjar Pankreas

Kelenjar ini terdapat di belakang lambung didepan vertebra lumbalis I dan II. Sebagai kelenjar eksokrin akan menghasilkan enzim-enzim pencernaan ke dalam lumen duodenum. Sedangkan Sebagai endokrin terdiri dari pulau-pulau Langerhans, menghasilkan hormon. Pulau langerhans berbntuk oval dan tersebar diseluruh pankreas. Fungsi pulau langerhans sebagai unit sekresi dalam pengeluaran homeostatik nutrisi, menghambat sekresi insulin, glikogen dan polipeptida. Pada manusia, mengandung 4 macam sel, yaitu : - sel A (atau ) : menghasilkan glukagon - sel B (atau ) : menghasilkan insulin - sel D (atau ) : menghasilkan somatostatin - sel F (sgt kecil) : menghasilkan polipeptida pankreas hormon insulin berguna untuk menurunkan gula darah, menggunakan dan menyimpan karbohidrat. Glukagon berfungsi untuk menaikan glukosa darah dengan jalan glikolisis. Sedangkan somatostatin berguna menurunkan glukosa darah dengan melepaskan hormon pertumbuhan dan glukagon.

Gambar Kelenjar Pangkreas

H. Kelenjar Kelamin
a.Testis Testis mempunyai dua fungsi yaitu sebagai organ endokrin dan organ reproduksi. Menghasilkan hormon testosteron dan estradiol dibawah pengaruh LH. Testosteron diperlukan untuk mempertahankan spermatogenesis sementara FSH diperlukan untuk memulai dan mempertahankan spermatogenesis. Pada masa pubertas hormon ini akan merangsang perkembangan tanda- tanda seks sekunder seperti perkembangan bentuk tubuh, pertumbuhan dan perkembangan alat genital, distribusi rambut tubuh, pembesaran laring dan penebalan pita suara serta perkembangan sifat agresif. Sebagai hormone anabolik, akan merangsang pertumbuhan dan penutupan epifise tulang.

b. Ovarium
Seperti halnya testis, ovarium juga berfungsi sebagai organ endokrin dan organ reproduksi. Sebagai organ endokrin, ovarium menghasilkan hormon estrogen dan progesteron. Sebagai organ reproduksi, ovarium menghasilkan ovum (sel telur) setiap bulannya pada masa ovulasi untuk selanjutnya siap untuk dibuahi sperma. Estrogen dan progesteron akan mempengaruhi perkembangan seks sekunder, menyiapkan endometrium untuk menerima hasil konsepsi serta mempertahankan proses laktasi. Estrogen dibentuk di sel-sel granulosa folikel dan sel lutein korpus luteum. Progesteron juga dibentuk di sel lutein korpus luteum.

Gangguan Hormon
Gangguan

kelenjar endokrin mempunyai efek luas di seluruh tubuh. Gangguan fungsi kelenjar memengaruhi semua bagian tubuh yang distimulasi dan dikontrol oleh hormon-hormon yang dikeluarkan kelenjar tersebut.

Hormon pertumbuhan (growth hormone)

Terlalu sedikit. Gangguan ini ditandai dengan gagalnya pertumbuhan, yang seringkali dikaitkan dengan kegagalan kematangan seksual.
Penanganan: Gangguan ini bisa diobati dengan pemberian hormon pertumbuhan (dalam jumlah yang sangat sedikit). Terlalu banyak. Terlalu banyak hormon pertumbuhan memicu pertumbuhan berlebih. Pada anak, hal ini bisa menyebab anggota tubuh (seperti tangan) tumbuh terlalu panjang. Pada orang dewasa, hal ini bisa menyebabkan pertumbuhan berlebih pada tulang tengkorak, tangan, kaki, pembesaran laring, penebalan kulit dan suara yang kedengaran semakin dalam. Penanganan: kondisi ini bisa diatasi dengan radioterapi atau pengangkatan sebagian dari kelenjar.

Prolaktin
Terlalu banyak. Terlalu banyak prolaktin bisa menghentikan siklus menstruasi, membuat payudara menghasilkan susu dan menjadi lembek, serta memicu ketidaksuburan. Penanganan: Kondisi ini biasanya diatasi dengan penggunaan tablet untuk mengurangi produksi prolaktin.

Hormon antidiuretik (anti-diuretic hormone)


Terlalu sedikit. Terlalu sedikit jenis hormon ini akan membuat ginjal gagal merespon hormon tersebut. Akibatnya produksi air seni yang tidak diencerkan semakin banyak (diabetes insipidus). Penanganan: Pasien biasanya diatasi dengan pemberian hormon sintetis dalam bentuk nasal spray (semprot hidung). Hormon selanjutnya akan diserap ke dalam darah.

Hormon tiroksin Terlalu banyak. Terlalu banyak tiroksin ditandai dengan penurunan berat badan, penambahan selera makan, panas tubuh berlebih, penghentian menstruasi pada perempuan. Penanganan: Gangguan ini bisa ditangani dengan obat-obat antitiroid, yodium radioaktif melalui mulut untuk menghancurkan sel-sel yang memproduksi tiroksin berlebih, serta operasi untuk mengangkat bagian kelenjar. Terlalu sedikit. Gangguan ini ditandai dengan penurunan selera tetapi diikuti dengan berat badan berlebih dan pembengkakan tubuh, keletihan, serta konstipasi. Pada bayi, gangguan ini bisa memicu kretinisme (kegagalan pertumbuhan fisik dan perkembangan mental). Penanganan: Penggantian hormon yang hilang dengan dosis yang dikontrol sesuai keperluan. Bayi yang baru lahir perlu menjalani screening. Dengan begitu, gangguan jni bisa dideteksi dan ditangani sejak dini.

Hormon tiroksin Terlalu banyak. Terlalu banyak tiroksin ditandai dengan penurunan berat badan, penambahan selera makan, panas tubuh berlebih, penghentian menstruasi pada perempuan. Penanganan: Gangguan ini bisa ditangani dengan obat-obat antitiroid, yodium radioaktif melalui mulut untuk menghancurkan sel-sel yang memproduksi tiroksin berlebih, serta operasi untuk mengangkat bagian kelenjar. Terlalu sedikit. Gangguan ini ditandai dengan penurunan selera tetapi diikuti dengan berat badan berlebih dan pembengkakan tubuh, keletihan, serta konstipasi. Pada bayi, gangguan ini bisa memicu kretinisme (kegagalan pertumbuhan fisik dan perkembangan mental). Penanganan: Penggantian hormon yang hilang dengan dosis yang dikontrol sesuai keperluan. Bayi yang baru lahir perlu menjalani screening. Dengan begitu, gangguan jni bisa dideteksi dan ditangani sejak dini.

Parathormone Terlalu banyak. Gangguan ini ditandai dengan pengeluaran air seni dalam jumlah besar, gangguan pencernaan, batu ginjal, perasaan tidak enak badan. Penanganan: pengangkatan tumor. Terlalu sedikit. Gangguan ini ditandai dengan kejang otot, kejang, keletihan, dan gangguan mental. Penanganan: Pemberian tablet vitamin D yang meniru aksi hormon yang hilang. Adrenalin Terlalu banyak. Gangguan ini ditandai dengan serangkaian jantung berdebar, perasaan takut, peningkatan tekanan darah, denyut nadi yang cepat. Hal ini akan memicu peningkatan tekanan darah permanen dan wajah menjadi pucat. Penanganan: pengangkatan tumor yang memicu produksi adrenalin berlebih.

Insulin Terlalu sedikit. Gangguan ini ditandai dengan gula darah tinggi. Kondisi ini bisa memicu penurunan berat badan, perasaan haus dan pengeluaran air seni dalam jumlah besar. Penanganan: Diet dengan cara mengurangi jumlah asupan gula merupakan langkah dasar mengatasi gangguan ini. Selain itu bisa dibantu dengan suplemen tablet antidiabetes atau suntikan insulin. Hormon seks laki-laki Terlalu sedikit. Gangguan ini ditandai dengan gangguan pertumbuhan dan perkembangan seksual. Pada orang dewasa ditandai dengan impotensi atau ketidaksuburan.

Penanganan. Penggantian hormon yang hilang dengan suntikan setiap bulan.

Hormon

seks perempuan

Terlalu sedikit. Gangguan ini ditandai dengan gangguan pertumbuhan dan perkembangan seksual serta tidak munculnya siklus menstruasi. Di usia selanjutnya, gangguan ini bisa menyebabkan menopause (karena kurangnya kadar hormon).

Penanganan: Penggantian hormon dengan tablet.

TERIMAKSIH YACH

Anda mungkin juga menyukai