Anda di halaman 1dari 5

Ayu Nitami - 0906489681

NAMA NPM JURUSAN

: AYU NITAMI : 0906489681 : TEKNIK LINGKUNGAN

I. Analisis Pohon Kejadian (Event Tree Analysis) Analisis pohon kejadian merupakan salah satu bentuk analisis deduktif (maju) yaitu suatu analisis diawali dengan adanya kejadian awal kemudian diikuti dengan bekerja atau tidaknya sistem-sistem keselamatan/sistem mitigasi berikutnya. Hal yang penting di dalam analisis pohon kejadian : 1. Menghubungkan fungsi-fungsi sistem dalam plant pada waktu beroperasi 2. Mengidentifikasi hubungan di dalam sekuensi kejadian 3. Mengidentifikasi lamanya waktu terjadinya kejadian Tahapan penyusunan pohon kejadian adalah sebagai berikut : 1. Menentukan batas analisis yaitu kondisi akhir sekuensi (misalnya : waktu, ketergantungan terhadap fungsi keselamatan atau sistem) 2. Mendefinisikan kriteria sukses 3. Mengembangkan dan menentukan bagian-bagian (sebelah atas) pohon kejadian 4. Mengembangkan sekuensi

Kriteria sukses adalah suatu kondisi fungsi keselamatan/sistem dimana dapat dikatakan kondisi tersebut sukses/berfungsi. Hal ini disebabkan pada umumnya dalam reaktor nuklir suatu sistem terdiri atas beberapa redudan, sehingga harus didefinisikan berapa redudan yang berhasil dapat diklasifikasikan sebagai sukses. Kriteria sukses ini ditunjang dengan analisis deterministik. Fungsi keselamatan dasar untuk teras reaktor dan kontainmen yang diperlukan dalam penyusunan pohon kejadian antara lain : Reaktor subkritis (Reactor subcriticalit, RS), pemindah panas teras (Core Heat Removal), Penambah inventori teras (core inventori makeup), integritas sistem pendingin primer (primary coolant system integrity), Containment Pressure Suppression, pemindah panas kontainmen (containment heat removal) dan integritas kontainmen (containment integrity). Contoh dari sebuah pohon kejadian seperti terlihat dibawah ini :

Ayu Nitami (0906489681) | K3LL

Ayu Nitami - 0906489681

II. Analisis Pohon Kegagalan (Fault Tree Analysis) Untuk mengkuantifikasi analisis pohon kejadian, maka setiap sistem

keselamatan/mitigasi harus dikuantifikasi kegagalannya (kegagalan merupakan komplemen dari kesuksesan, f = 1 s). Salah satu cara untuk mengkuantifikasi adalah dengan menggunakan analisis pohon kegagalan. Analisis pohon kegagalan merupakan analisis induktif yaitu suatu kejadian disebabkan oleh kejadian sebelumnya. Kejadian sebelumnya disebabkan oleh kejadian lain lebih lanjut, kegagalan komponen atau kegagalan operator (manusia). Masing-masing kegagalan tersebut dianalisis lebih lanjut penyebabnya sehingga sampai pada kondisi kejadian dasar (basic event) Analisis pohon kegagalan dapat untuk mengkuantifikasi kegagalan sistem, komponen, fungsi atau operasi. Model pohon kegagalan dapat dipergunakan untuk menentukan : 1. Kombinasi beberapa kegagalan 2. Probabilitas gagal 3. Titik lemah (kritis) pada sistem, komponen, fungsi atau operasi Kejadian puncak (Top Event) dari pohon kegagalan menunjukkan kejadian atau kondisi yang tidak diinginkan (undesired event/undesired state) dari suatu sistem sehingga hasilnya merupakan kegagalan atau ketidaktersediaan (unavailability) sistem. Penyusunan pohon kegagalan merupakan proses berulang dengan mendapatkan umpan balik dari proses
Ayu Nitami (0906489681) | K3LL 2

Ayu Nitami - 0906489681 PSA lainnya. Analisis pohon kegagalan merupakan proses yang kompleks sehingga sudah disiapkan perangkat lunak yang digunakan untuk analisis tersebut, misalnya : PSA pack, SAPHIRE, SALP, dan lain-lainnya. Hasil atau keluaran dari perangkat lunak ini pada umumnya berupa cut set atau minimal cut set yang dapat menyebabkan terjadinya kejadian puncak. Cut set merupakan kombinasi kegagalan kejadian dasar, sedangkan minimal cut set adalah kombinasi terkecil dari kegagalan kejadian dasar. Perhitungan analisis pohon kegagalan sesuai dengan hukum aljabar Boolean. Pengertian tentang minimal cut set ini sangat penting dalam konsep PSA, karena minimal cut set ini berhubungan dengan komponen atau kejadian dasar yang kritis yaitu bila komponen kritis atau kejadian dasar ini terjadi maka memungkinkan terjadinya kejadian puncak.

III. Penyusunan pohon kegagalan Di dalam penyusunan pohon kegagalan dilakukan tahapan sebagai berikut : 1. Ditentukan kejadian atau kondisi yang tidak diinginkan sebagai kejadian puncak 2. Menganalisis penyebab terjadinya kejadian puncak secara mundur dengan menggunakan gerbang logika, untuk kondisi standar seperti terlihat berikut ini :

3. Analisis diuraikan lebih lanjut sampai kejadian dasar

Ayu Nitami (0906489681) | K3LL

Ayu Nitami - 0906489681 IV. Penyelesaian analisis pohon kegagalan Didalam menyelesaikan analisis pohon kegagalan dilakukan tahapan sebagai berikut : 1. Mengubah logika pohon kegagalan menjadi persamaan boolean 2. Menyederhanakan (mereduksi) persamaan boolean menjadi bentuk sederhana, dengan aturan seperti dalam tabel dibawah ini :

Tabel 1. Operasi Hukum Aljabar Boolean

Proses kuantifikasi dan penyederhanaan persamaan aljabar boolean dilakukan dengan perangkat lunak.

V. Contoh analisis pohon kegagalan Sebagai contoh seperti terlihat dalam Gambar 9. Motor memperoleh sumber listrik AC 3 fase sebesar 480 V melalui pemutus (breaker), dengan pemutus yang digerakkan oleh kumparan trip dan saklar 1 dan saklar 2 dimana digerakkan oleh listrik 125 V DC. Misal kondisi yang tidak di inginkan atau sebagai kejadian puncak adalah Motor gagal untuk berhenti (motor fail to stop). Kondisi ini disebabkan oleh 2 hal yaitu : tidak ada signal ke pemutus (no signal to trip breaker) atau pemutus gagal untuk membuka (breakers fail to open), sehingga kondisi ini digambarkan dengan gerbang OR. Selanjutnya tidak ada signal ke pemutus dianalisis disebakan karena tidak ada signal ke kumparan trip (no signal to trip coil) atau kegagalan umum dari saklar untuk menutup (common cause failure of switches to close) atau kumparan trip gagal diberi tenaga (trip coil fails to energize). 2 kejadian terakhir merupakan kejadian dasar, sedangkan kejadian pertama perlu dianalisis lebih lanjut. Tidak ada signal ke kumparan trip disebabkan karena tidak ada arus yang melalui saklar 1 dan tidak ada arus yang melalui saklar 2, sehingga dalam kondisi ini gerbang yang sesuai adalah gerbang AND. Selanjutnya tidak ada arus yang melalui saklar 1 disebabkan kehilangan daya suplai 125 V DC atau saklar 1 gagal untuk menutup, dan
Ayu Nitami (0906489681) | K3LL 4

Ayu Nitami - 0906489681 gerbang yang sesuai adalah gerbang OR. Hal ini berlaku pula untuk kejadian tidak ada arus yang melalui saklar 2, dan pohon kegagalan yang disusun secara lengkap seperti terlihat dalam Gambar 10. Dari pohon kegagalan tersebut, selanjutnya diubah menjadi persamaan aljabar boolean sebagai berikut : 1. Persamaan Logika Top Down ( + = OR, * = AND ) adalah sebagai berikut : G1 = G2 + E1 G2 = E2 + G3 + E3 G3 = G4 * G5 G4 = E4 + E5 G5 = E4 + E6

2. Substitusi G3 = (E4 + E5) * (E4 + E6) G2 = E2 + [(E4+E5) * (E4 + E6)] + E3 G1 = E2 + [(E4+E5) * (E4 + E6)] + E3 + E1

3. Persamaan setelah disederhanakan merupakan Minimal cut set (dipisahkan dengan tanda +) G1 = E1 + E2 + E3 + E4 + E 5 * E 6

4. Probabilitas motor gagal untuk berhenti adalah : Pr(G1) @ Pr(E1) + Pr(E2) + Pr(E3) + Pr(E4) + Pr( E 5 * E 6)

SUMBER : http://www.ntnu.no/ross/slides/eta.pdf

Ayu Nitami (0906489681) | K3LL

Anda mungkin juga menyukai