Anda di halaman 1dari 10

BAB I PENAHULUAN

1.1 Latar Belakang Belimbing (Averrhoa carambola) merupakan tanaman buah yang biasanya ditanam di pekarangan rumah, buah ini cukup terkenal di dunia, di Amerika ada jenis belimbing yang dikenal engan nama belimbing Florida. Untuk di Indonesia sendiri siapa yang tidak kenal dengan buah ini, selain dimakan langsung dalam keadaan segar, atau dirujak, buah ini juga sering dibuat jus dan produk olahan lainnya. Masyarakat Indonesia sebenarnya cukup menggemari buah ini, biasanya mereka mencari jenis belimbing yang memiliki ukuran besar dan memiliki rasa tidak terlalu masam. Belimbing dapat ditanam di sebagian besar daerah Indonesia. Oleh karenanya kita tidak sulit untuk menemukan buah bintang ini diberbagai daerah di Indonesia. 1.2 Tujuan Didalam makalah ini dijelaskan beberapa hal mengenai belimbing, mulai dari sejarah singkat, kandungan nutrisi sampai dengan bagaimana syarat dan cara didalam membudidayakan tanaman buah ini. Diharapkan setelah membaca makalah ini Pembaca akan mengetahui an memahami apa itu Buah Belimbing, dan bagaimana cara

membudidayakannya, walaupun masih tergolong cara pembudidayaan yang umum.

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Singkat Belimbing (Averrhoa carambola) merupakan tanaman buah berupa pohon yang berasal dari kawasan Malaysia dan india, kemudian menyebar luas ke berbagai negara yang beriklim tropis lainnya di dunia termasuk Indonesia. Pada umumnya Cara Budidaya Belimbing ditanam dalam bentuk kultur pekarangan (home yard gardening), yaitu diusahakan sebagai usaha sambilan sebagai tanaman peneduh di halaman-halaman rumah. Di kawasan Amerika, buah belimbing dikenal dengan nama /sebutan star fruits, dan jenis belimbing yang populer dan digemari masyarakat adalah belimbing Florida.

Belimbing cocok ditanam pada lahan pekarangan sempit di perkotaan atau di pemukiman perumahan sederhana di pinggiran kota seperti terdapat di kota kota besar. Bentuk pohon yang rindang dengan tajuk pohon tidak terlalu besar, dapat berfungsi sebagai pohon pelindung sekaligus menghasilkan buah. Bahkan di depan teras tanaman dapat

ditanam dalam pot atau drum bekas. Besar tajuk pohon, bentuk tajuk, tinggi tanaman dan percabangan mudah diatur sesuai dengan keinginan pemiliknya. Meskipun pemeliharaan tanaman diarahkan untuk habitus kecil atau sedang, tanaman masih dapat berbuah. Biasanya tanaman telah berbuah dua tahun setelah ditanam apabila bibit berasal dari okulasi atau sambung pucuk. Kegemaran memiliki pohon belimbing disekitar rumah didukung pula oleh ukuran buahnya yang cukup besar dengan bentuk dan warna yang kontras diantara daundaun yang rimbun, dan bisa berbuah hampir sepanjang tahun.

2.2 Klasifikasi Dalam taksonomi tumbuhan, belimbing diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom Divisi Sub-divisi Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Plantae (tumbuh-tumbuhan) : Spermatphyta (tumbuhan berbiji) : Angiospermae (berbiji tertutup) : Dicotyledonae (biji berkeping dua) : Oxalidales : Oxalidaceae : Averrhoa : Averrhoa carambola L. (belimbing manis);
2

A.bilimbi L. (belimbingwuluh) Di Indonesia dikenal cukup banyak ragam varietas belimbing, diantaranya varietas Sembiring, Siwalan, Dewi, Demak kapur, Demak kunir, Demak jingga, Pasar minggu, Wijaya, Paris, Filipina, Taiwan, Bangkok, dan varietas Malaysia. Tahun 1987 telah dilepas dua varietas belimbing unggul nasional yaitu: varietas Kunir dan Kapur.

2.3 Kandungan Nutrisi Nilai gizinya-pun cukup baik, bila dibandingkan dengan beberapa buah-buahan yang banyak dikonsumsi terutama sebagai cumber vitamin C, seperti tercantum pada table. Tabel 1. Nilai Gizi Dari Beberapa Jenis Buah-buahan Sumber Vitamin C, Setiap 100 gr bahan.
Gizi yang terkandung Dalam buah belimbing Energi kalori Vit. A (SI) Vit. B (mg) Vit. C (mg) Fosfor (mg) Besi (mg) Air (gr) Nilai gizi Per 100 gram 86 170 0,03 35 12 11 90

Sumber : Direktorat Gizi, Departemen Kesehatan R.I. 1981. Manfaat utama tanaman ini sebagai makanan buah segar maupun makanan buah olahan ataupun obat tadisional. Manfaat lainnya sebagai stabilisator & pemeliharaan lingkungan, antara lain dapat menyerap gas-gas beracun buangan kendaraan bermotor, dll, menyaring debu, meredam getaran suara, dan memelihara lingkungan dari pencemaran karena berbagai kegiatan manusia. Sebagai wahana pendidikan, penanaman belimbing di halaman rumah tidak terpisahkan dari program pemerintah dalam usaha gerakan menanam sejuta pohon. Dengan mengkonsumsi satu buah belimbing berukuran sedang dengan berat sekitar 200 gram, telah tercukupi kebutuhan vitamin C bagi seorang dewasa sehari, yaitu sebanyak 70 mg. Mengingat pemanfaatan pohon belimbing yang sangat banyak, baik sebagai pohon pelindung, penghasil vitamin C, maupun menghasilkan uang.

2.4 Syarat Tumbuh 2.4.1. Iklim Untuk pertumbuhan dibutuhkan keadaan angin yang tidak terlalu kencang, karena dapat menyebabkan gugurnya bunga atau buah. Curah hujan sedang, di daerah yang curah hujannya tinggi seringkali menyebabkan gugurnya bunga dan buah, sehingga produksinya akan rendah. Tempat tanamnya terbuka dan mendapat sinar matahari secara memadai dengan intensitas penyinaran 4550 %, namun juga toleran terhadap naungan (tempat terlindung). Suhu dan kelembaban ataupun iklimnya termasuk tipe A (amat basah), B (agak basah), C (basah), dengan 612 bulan basah dan 06 bulan keing, namun paling baik di daerah yang mempunyai 7,5 bulan basah dan 4,5 bulan kering. 2.4.2 Media Tanam Hampir semua jenis tanah yang digunakan untuk pertanian cocok pula untuk tanaman belimbing. Tanahnya subur, gembur, banyak mengandung bahan organik, aerasi dan drainasenya baik. Derajat keasaman tanah untuk tanaman belimbing yaitu memiliki pH 5,57,5. Kandungan air dalam tanah atau kedalaman air tanah antara 50200 cm dibawah permukaan tanah. 2.4.3 Ketinggian Tempat a. Ketinggian tempat yang cocok untuk tanaman belimbing yaitu di dataran rendah sampai ketinggian 500 m dpl.

2.5 Budidaya dan Bagaimana Meningkatkan Hasil Produksi Belimbing Ada berbagai aspek untuk meningkatkan hasil produktifitas tanaman belimbing di antaranya 2.5.1 Menggunakan bibit unggul belimbing Teknologi produksi bibit unggul belimbing harus selalu menggunakan pohon induk unggul atau pembiakan secara vegetatif (cangkok, okulasi, enten, dan susuan). Pembiakan secara generatif dengan biji tidak dianjurkan, karena hampir selalu memberikan keturunan berbeda dengan induknya (segregasi genetis). Oleh karena itu, pembiakan generatif (biji) hanya dimaksudkan untuk menghasilkan bibit batang bawah (onderstam) yang kelak digunakan pada perbanyakan vegetatif.

2.5.2 Pola tanam belimbing Penetuan jarak tanam dan pola tanam biasanya relatif tergantung pada luas lahan yang ada. Pada umumnya, bila areal lahan cukup luas maka jarak tanam antar tanaman belimbing dibuat sekitar 6 x 6 meter. Atau dapat pula digunakan dalan jarak tanam 5 x 5 m dengan pola tanam dalam bentuk kultur perkebunan secara permanen dan dipelihara intensif. Ada juga Penanaman dalam pot atau drum bekas.dengan cara Pot diberi lobang pembuangan air pada dasarnya, kemudian diletakkan tumpukan pecahan bata. Selanjutnya pot diisi dengan media tumbuh yang terdiri dari campuran tanah, pupuk kandang dan pasir atau sekam dengan perbandingan 1 : 1 : 1.

2.5.3 Penyemaian Penyiraman (pengairan) secara kontinyu 1-2 kali sehari atau tergantung keadaan cuaca. Pemupukan dengan pupuk Nitrogen (Urea, ZA) ataupun NPK yang dilarutkan dalam air dengan dosis 10 gram/10 liter untuk disiramkan pada media pesemaian setiap 3 bulan sekali . 2.5.4 Pengendalian Hama dan Penyakit Pengendalian hama atau penyakit dengan cara memotong bagian yang terserang parah, perbaikan drainase tanah dan penyemprotan pestisida pada konsentrasi rendah antara 3050 % dari yang dianjurkan.

2.5.5 Penjarangan dan Penyulaman Penjarangan dan penyulaman dimaksudkan agar buah lebih leluasa berkembang dan distribusi makanan hanya untuk buah yang dipelihara. Dalam penjarangan ini diusahakan tidak ada buah yang bergerombol atau berdempetan. Satu pohon diperkirakan hanya ada 100 buah belimbing yang dipelihara sampai besar. Penjarangan dilakukan saat buah sebesar 2,55 cm, atau 510 hari setelah bunga bermekaran.

2.5.6 Penyiangan, Pembubunan dan Perempalan Penyiangan, pembubunan dan perempalan dilakukan agar tanaman belimbing menghasilkan buah secara produktif, dan mendapatkan hasil yang maksimal. Penyiangan dilakukan dengan melakukan pemangkasan untuk membentuk tajuk tanaman agar tanaman

tidak saling berhimpitan. Hal ini untuk mendorong produksi buah dan memudahkan pemanenan.

2.5.7 Pemupukan Pemupukan untuk 3 bulan setelah tanam adalah 25 kg pupuk kandang ayam dengan 50 gram NPK/pohon. Umur setahun 25 kg pupuk kandang dengan 150 gram NPK/pohon. Umur 2 tahun diberikan 50 kg pupuk kandang dan 500 gram NPK/pohon, dan umur 3 tahun keatas diberikan 75 kg pupuk kandang dengan 1 kg NPK/pohon. Untuk media tanam berupa pot atau tanaman buah dalam pot (tabulampot) pemupukan diberikan pada waktu umur tanaman 1 bulan diberi pupuk dasar berupa campuran urea, TSP atau SP dan KCL (2:1:1) sebanyak 20 gr atau 2 sendok makan per pohon (pot). Pupuk tersebut dibenamkan dalam pot. Setiap sebulan sekali dipupuk dengan pupuk nitrogen ZA sebanyak 10 gr dilarutkan dalam 10 liter air, larutan ini disiramkan pada tanaman belimbing dalam pot hingga tampak cukup basah. Pada tanaman belimbing yang sudah mulai berbunga dan berbuah diberi pupuk NPK sebanyak 2550 gram/pohon (pot)/tahun. Waku pemberian pupuk sebaiknya sebelum tanaman berbunga, setelah berbuah, dan seusai panen, sehingga tiap tahun minimal dilakukan pemupukan 3 kali masing-masing 1/3 dosis.

2.5.8 Pemangkasan Pemangkasan pada belimbing sangat diperlukan untuk pembentukan tajuk, memudahkan panen dan merangsang pembungaan dan pembesaran buah. Berdasarkan tujuan dan waktu pelaksanaan nya, terdapat tiga macam pemangkasan, yaitu pemangkasan untuk membentuk pohon, pemang kasan cabang dan ranting yang tumbuh meremajakan tanaman yang telah tua. Pemangkasan Bentuk Pemangkasan untuk pembentukan pohon, dilakukan pada tanaman yang belum tidak beraturan, serta pemangkasan untuk

produktif, berumur 2 -3 tahun. Tujuannya untuk membentuk percabangan secara teratur dan mencegah pertumbuhan pohon meninggi. Dengan demikian akan mempermudah

pembungkusan buah pada scat panen. Ujung batang utama dipotong pada ketinggian 1,5 -2 meter dari permukaan tanah. Biarkan 3 - 4 cabang primer yang subur dan what tumbuh memanjang. Pada pertumbuhan selanjutnya, Ujung cabana primer tadi dipotong dengan menyisakan sepanjang 30 -50 cm.
6

Selanjutnya, setelah tumbuh tunas pada cabang primer (disebut cabang sekunder), dibiarkan tumbuh 2 - 3 cabang sekunder. Setelah tumbuh, dipotong pucuknya dengan menyisakan sepanjang 30 -50 cm. Setiap kali pemangkasan, permukaan cabang diusahakan miring untuk mencegah pembusukan cabang. Dengan demikian akan diperoleh bentuk tajuk pohon yang melebar, dengan percabangan yang teratur.

Pemangkasan Cabang dan Ranting Pemangkasan tunas yang tumbuh di pangkal dan tengah cabang serta Ujung ranting

dilaksanakan secara terus menerus, setup 1 - 2 bulan. Tujuannya agar sinar matahari dapat memasuki mahkota tajuk, sehingga mengurangi kelembaban. Disamping itu juga untuk meningkatkan manfaat penggunaan bahan makanan untuk menghasilkan pertumbuhan dan buah yang lebih besar.

Pemangkasan untuk Peremajaan Pemangkasan ini biasanya dilaksanakan pada pohon berumur lebih dari 10 tahun,

yang produksinya mulai menurun. Batang utama dipotong miring pada ketinggian 60 -70 cm dari permukaan tanah. Pengaturan cabang-cabang yang tumbuh baru, mengikuti cara-cara pemangkasan bentuk. Adakalanya, bersamaan dengan peremajaan ingin dilakukan penyambungan secara okulasi dengan kultivar yang lebih baik dari pohon pangkal. Hal ini dapat dilakukan mengingat sifat regenerasi dan rekombinasi pada belimbing sangat baik. Bahkan, rekombinasi beberapa kultivar secara okulasi pada satu pohon pangkal dapat dilakukan.

2.5.9 Pembungkusan Buah Pembungkusan buah bertujuan untuk melindungi buah dari serangan lalat buah serta meningkatkan kualitas buah. Lalat buah dapat menimbulkan kerugian sampai 100%. Serangga memakan berbagai jenis tanaman, sehingga pada lokasi dengan pelbagai pohon buah-buahan seperti nangka, jambu biji, rambutan, pisang dan sebagainya, serangga terdapat hampir sepanjang tahun. Lalat betina meletakkan telur dalam daging buah. Larvanya akan menghisap cairan buah sehingga buah menjadi busuk dan gugur. Pembungkusan buah dilakukan pada saat ukuran buah sebesar jempol jari tangan. Dalam satu rangkaian, dipilih sate buah yang bentuk dan pertumbuhannya terbaik. Bahan pembungkus berupa dua lapis karbon bekas yang ujung dan pangkalnya diikat tall. Belimbing yang dibungkus dengan

bahan ini penampilannya sangat menarik, warns buahnya cerah. Belimbing Dewi akan berwarna kuning orange dan mengkilat, sedangkan pinggiran belimbingan akan berwarna kuning.Penampilan buah bersih dan menarik, bebas dari pencemaran. Kelemahannya, kematangan buah sulit dideteksi. Bahan pembungkus lain, adalah kantong plastik (PE). Bagian bawah plastik digunting untuk mencegah kelembaban tinggi. Dapat pula digunakan daun pisang kering.

2.5.10 Pencegahan dan Pemberantasan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) Hama yang sangat merugikan adalah lalat buah (Bractocera dorsalis). Hama ini menyerang buah sejak muda sampai masak. Lalat betina meletakkan telur ke dalam daging buah. Buah yang terserang tampak berbentuk bulatan hitam dan membusuk, di dalamnya terdapat larva yang menghisap cairan buah, akhirnya buah akan gugur. Di permukaan tanah, kepompong berkembang menjadi generasi lalat yang haru.Cara pencegahan adalah dengan membungkus buah, serta sanitasi kebun. Buah yang gugur dimusnahkan. Selain itu petani biasanya melakukan pengasapan untuk mengusir berbagai OPT. Alternatif lain adalah dengan menggunakan perangkap attraktan Metil Eugenol, untuk menarik serangga jantan agar terperangkap. Menurut hasil penelitian,penggunaan minyak melaleuka yang mengandung 76% Metil Eugenol yang diteteskan sebanyak 0,5 ml pada kapas dalam perangkap, dengan interval waktu 2 minggu sekali, cukup efektif untuk menurunkan akibat serangan lalat buah sebesar 10%. Skema perangkap lalat buah terdapat pada Lampiran. Hama lain yang sering merugikan adalah ngengat dari famili Pyralidae. Kupukupunya berwarna putih belang-belang hitam. Ngengatnya mencari makan pada malam hari. Telur diletakkan didalam buah dengan cara mengeruk daging buah. sekaligus memakannya. Cara pencegahannya dengan membungkus buah.

2.5.11 Pengairan dan Penyiraman Tanaman belimbing banyak membutuhkan air sepanjang hidupnya. Di daerah yang sepanjang tahun mendapatkan air tentu tidak masalah, namun di daerah yang kering tanaman perlu diberi pengairan dan disiram. Sebagai indikasi bila tanaman perlu disiram yaitu bila rumput-rumput yang tumbuh dibawah pohon sudah mulai layu. Penyiraman dapat dilakukan dengan cara penggenangan (dileb) atau disiram sampai daerah sekitar tajuk tanaman basah. Meskipun selalu butuh air, tanaman ini kurang menyukai air tergenang, perlu diberi sarana drainase dan air segera dialirkan ke luar kebun agar tidak menggenang.

3.5.12 Panen Untuk mendapat kualitas buah yang balk, buah dipanen setelah masak penuh. Cara panen terbaik adalah pemetikan dengan cara memanjat pohon atau menggunakan tangga. Pemetikan harus dilakukan dengan hati-hati, mengingat daging buah lunak, mudah memar dan bila luka akan berwarna kecoklatan. Buah dipanen dengan menggunting tangkai buah, tanpa membuka bungkus buah. Kemudian buah diletakkan secara hati-hati di dalam ruangan yang beratap, untuk penanganan pasca panen. Bila keadaan musim normal, selama 1 tahun dapat dilakukan 3 kali panen. Produksi buah mencapai 600 -900 buah per pohon/tahun dengan berat buah rata-rata 250 - 300 gram.

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan Tanaman belimbing adalah tanaman tropis yang dapat diusahakan dalam skala besar, sehingga selain dapat memenuhi kebutuhan konsumsi dan perdagangan domestic juga dapat di ekspor untuk global. Di Indonesia saat ini masih jarang diusahakan belimbing dalam skala besar, kebanyakan hanya ditanam dipekarangan rumah dengan status buah rumahan, padahal buah ini cukup popular di masyarakat kita. Belimbing juga merupakan tanaman yang membutuhkan banyak air, oleh karenanya sangat cocok untuk ditanam di daerah yang memiliki intensitas curah hujan yang tinggi. Dan dengan perawatan yang cukup dapat meningkatkan hasil panen.

3.2 Saran Secara teori, penanaman belimbing sangat mudah, hamper selalu sama dengan tanaman buah lainnya yang memiliki karakteristik syarat tumbuh yang sama. Namaun kenyataannya dilapangan tidak lah sama dengan apa yang kita jumpai didalam teori, begitu sebaliknya, suatu tanaman yang dikatakan tidak dapat tumbuh pada jenis-jenis tanah tertentu ternyata ada juga yang bias tumbuh, karena pertanian bersifat Dinamik. Tetapi teori tetaplah dapat dijadikan acuan sebagai dasar, bagaimana kita mengambil tindakan nantinya di lapangan.

10

Anda mungkin juga menyukai