Anda di halaman 1dari 10

b.kebutuhan eliminasi:Tn.M.S BAB 1X1 hari dan BAK 4X6/hari c.istrahat tidur:keluargaa tidur malam hari pukul 22.

00 wib dan bangun 06.00 wib d.aktivitas olahraga :keluarga tidak pernah olahraga karena bekerja sehari hari dan itu sudah merupakan olahraga bagi keluar e.kebiasaan sendiri(personal hygene) klien mandi 1x1 hari memakai sabun mandi,sikat gigi pakai odol,kuku pendek dan sebelum makan selalu mencuci tangan f.Rekreasi atau waktu senggang keluarga tidak pernah rekreasi bersama namun waktu keluarga dihabiskan untuk menonton TV bersama - Pola asuh: keluarga mengatakan dalam mengasuh anak sangat dilindungi dan di jaga supaya anak menjadi anak yang berguna bagi keluarga

3.1.8 Faktor sosial budaya dan ekonomi - Penghasilan dan pengeluaran Keluarga mengatakan penghasilan dari bertani lebih kurang 100 kaleng/tahun dan kiriman uang dari anak-anak tiap bulan.

3.1.9 Faktor Lingkungan A. Perumahan Status perumahan sendiri,bentuk rumah semi permanen,lantai semen,ruang terdiri dari ruang tamu,kamar tidur,dapur,ventilasi rumah cukup (jendela dan pintu),penerangan dari listrik. B. Pengolahan sampah Adanya tempat pembakaran sampah dibelakang rumah tampak bersih. C. Keluarga mengatakan sumber air minum dari sumber gali dan cara pengolahan dengan memasak sampai 100cc,keadaan air bersih,tidak berbau,tidak berasa. D. Pembangunan air lembah Pembangunan air limbah ada dibelakang rumah dan jarak wc dengan air minum 100M E. Pekarangan

Luas dari pekarangan 4x5M didepan rumah,tidak ditanami dan dibelakang rumah ada ternak babi dan ayam

3.1.10 Psikologis A. Status ekomoni Keluaga mengatakan sangat bangga apabila ada anggota keluaga yang berhasil. B.Konsep diri Keluarga mengatakan sangat menerima sebagai sesuatu yang sangat penting karena masih dapat melakukan aktivitas bekerja . C. Pola komunikasi Keluarga mengatakan berbicara secara langsung dan saling terbuka dan paling dominan berbicara adalah klien dan mengunakan bahasa batak toba sebagai bahasa daerah D. Pola interaksi Keluarga mengatakan waktu berkumpul keluarga saat makan bersama kaerna hanya tinggal bertiga dan tidak ada percecokan.

3.1.11 Derajat kesehatan Keluarga mengatakan manfaatkan sarana kesehatan yang ada yaitu bila sakit berobat ke puskesmas yang jaraknya 2 1`/2 dari rumah`

BAB IV PEMBAHASAN Setelah penulis melaksanakan asuhan keperawatan pada keluarga Tn.M.S dengan TB paru didesa simatupang diwilayah kerja puskesmas laguboti,penulis menemukan kesenjangan antara landasan teoritis dengan tinjauwan kasus mulai dari pengakajian diagnosa keperawatan,perencanaan,pelaksanaan,dan evaluasi serta penanggulangannya. 4.1 Tahap pengkajian Tahap pengkajian ini merupakan tahap awal dalam melaksanakan evaluasi asuhan keperawatan pada TB.paru.pada tahap ini penulis memperoleh data-data langsun secara primer maupun sekunder.Data primer diperoleh dari pengkajian langsung secara bio-psiko social-sprtual terhadap klien maupun keluarga,sedangkan data sekunder diperoleh dari pihak puskesmas laguboti.Dalam pengkajian ini dapat dikatakan tidak ada faktor penghambat dimana komunikasi dengan perawat dan keluarga terjadi dengan baik.Hal ini dapat dilihat dimana pertayaan-pertanyaan yang diajukan dapat dijawb langsung oleh klien maupun keluarga .Dalam tahap ini juga ditemukan kesenjangan antara tinjauan teoritis dengan tinjauan kasus ,dimana tinjauan teoritis disebut bahwa gejala dari TB.paru adalah batuk ,sesak nafas,malaise,berkeringat pada malam hari ,nyeri dada saat bernafas,BB berkurang,nafsu makan menurun,batuk berdahak.Sedangkan gejala yang ditemukan pada kasus saat pengkajian adalah batuk,ada sesak, terjadi penurunan BB,nafsu makan berkurang,berkeringat pada malam hari,tetapi demam tidak ke-5. 4.2. Diagnosa Keperawatan Dari hasil pengkajian kasus TB paru ditemukan tiga diagnosa, sedangkan pada tinjauan teoritis keperawatan terdapat lima diagnosa.Di bawah ini dapat diuraikan satu perasatuan diagnosa pada tinjauan teoritis maupun diagnosa pada kasus.Adapun diagnosa pada tinjauan teoritis adalah sebagai berikut: 1.Resiko tinggi terjadi,infeksi b/d kerusakan jaringan ditandai dengan penekanan inflamasi 2. Tidak efek bersih jalan nafas b/d sekret kental d/d bunyi nafas tidak normal. 3.Resiko tinggi terhadap pertukaran gas b/d kerusakan Alveolar- kapiler d/d edema bronchial. 4.Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d anoreksia d/d di bawah 10% -20%

5.Kurang pengetahuan b/d keterbatasan kognitif d/d kurang atau tidak akurat mengikuti instruksi /perilaku Sedangkan pada tinjauan kasus ditemukan pada 3 diagnosa keperawatan setelah diprioritaskan menurut scoring bunyian adalah sebagai berikut: 1.Tidak efektifnya bersihan jalan nafas b/d ketidak mampuan keluarga merwat anggota keluarga yang menderita TB.paru 2.Pemenuhan nutrisi kurang dari pemenuhan tubuh b/d ketidak mampuan keluarga mengenal dan merawat angota keluarga yang mengalaami perubahan nutrisi pada penderita TB.paru 3.Resiko terjadi penularan TBC kepada anggota keluarga b/d ketidakmampuan keluarga mengetahui cara penularan TBC Dibawah ini akan diuraikan satu persatu diagnosa keperawatan pada kasus serta cara penanggulangannya Diagnosa I Tidak efektifnya bersihan jalan nafas b/d ketidakmampuan keluarga merawat anngota keluarga yang menderita TB Adapun upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut terutama bila terjadi sesak adalah menganjurkan posisi semi atau powler . Dan latihan nafas dan anjurkan minum air hangat lebih kurang 2500 m/hari serta menganjurkan pasien untuk tetap periksa rutin . Dengan demikian keluarga Tn . M.S dapat mengerti untuk dapat bernafas efektif kembali Diagnosa II Pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d ketidakmampuan keluarga mengenal dan merawat anggota keluarga yang mengalami perubahan nutrisi pada penderita nutrisi TB paru . Hal ini diperoleh dari hasil pengkajian dimana Tn M.S mengatakan kurang selera makan serta terjadi penurunan berat badan . Adapun upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan cara menjelaskan pada keluarga cara pemberian makanan pada klien dengan pola diet dan karbohidrat.dengan demikian keluarga Tn.M.S dapat memenuhi kebutuhan nitrisi serta selera makan klien dapat bertambah. Diagnosa III Resiko terjadinya penularan TBC kepada keluarga b/d ketidak mampuan keluarga mengetahui cara penularan TBC.hal ini diperoleh dari hasil pengkajian dimana Tn.M.S tidur bersama istri.adapun upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut adalah menganjurkan klien bila batuk menup mulut dan tidak meludah di sembarangan tempat.dengan demikian keluarga Tn.M.S dapat mengerti dan mengetahui akibat dan bahaya bila membuang dahak secara sembarangan.

4.3 Tahap perencanaan Setelah adanya kerja sama yang baik antara penulis dengan pihak puskesmas.maka pada tahap ini direncanakan tindakan yang akan dilakukan dalam memecahkan masalah keluarga dan setelah dilakukan scoring baylon.setelah melakukan pelaksanaan proses keperawatan kepada keluarga untuk menyamankan pendapan setelah itu berunding dengan keluarga bersama-sama merencanakan bagaimana memecahkannya dan mana yang harus ditanggulanginya terlebih dahulu sesuai dengan kemampuan dan pasilitas keluarga juga waktu yang ada pada keluarga. 4.4 Tahap pelaksanaan Sebagai tindak lanjut dari perencanaan yang didapat melalui wawancara langsung dengan keluarga,ternyata pengetahuan keluarga masih rendah tentang penyakit TB paru baik gejala maupun cara penularannya.adapun upaya yang dilakukan dalam pemecahan masalah tersebut yaitu: A. Penyuluhan tentang gejala dari TB paru kepada keluarga seperti:batuk berdahak,sesak nafas,nafsu makan berkuranng dalam perawatannya dijelaskan agar memenuhi pola istrahat yang cukup dan hindari aktivitas berat.serta dianjurkan untuk minum air hangat lebih kurang 350 Ml/hari serta posisi semi fowler dan latihan nafas dalam ketika terasa sesak. B. Penyuluhan tentang cara mempertahankan pola nutrisi yang baik bagi penderita TB paru dengan tinggi protein dan karbohidrat seperti makanan yang mengandung karbohidrat seperti makanan yang mengandung protein C. Penyuluhan tentang cara penularan TB paru dengan menganjurkan klien bila batuk menutup mulut dan tidak meludah disembarang tempat serta tetap memotivasi keluarga dengan mematuhi anjuran dokter dengan makan obat secara teratur.hal ini akan membantu mempertahankan tubuh untuk mencapai kesembuhan semaksimal mungkin.dengan pelaksanaan yang diberikan kepada keluarga maka keluarga diharapkan mengerti dan mengetahui serta dapat mengubah perilakunya untuk mengambil keputusan atau tindakan yang tepat dalam peningkatan kesehatan. 4.5 Tahap evaluasi Tahap evaluasi merupakan tahap akhir dari pelaksanaan asuhan keperawatan pada tinjauan teoritis diharapkan nutrisi optimal dapat dicapai dan dioptimalkan dan dipertahankan dan tidak menunjukan demam,mewujudkan perasaan penuh tentang pengobatan dan rutin dalam pengobatan.pada tinjauan kasus selama tahap evaluasi,klien dikatakan berhasil walaupun tidak seluruhnya dengan tuntas,hal ini dapat dilihat dimana klien keluaraga mengerti tentang penyakit yang diderita Tn.M.S karna menunjukan wajah rileks.klien maupun keluarga mengerti mengenai makanan tinggi protein dan karbohidrat dalam mempertahankan kontisi seoptimal mungkin dan pada akhir kunjungan akhir klien keluarga telah mengetahui,cara penularan TB paru dan Tn M.S sudah makan obat secara teratur sesuai anjuran dokter

BAB V PENUTUP Setelah melaksanakan tahap-tahap asuhan keperawatan pada keluarga Tn.M.S dengan TB paru didesa simatupang wilayah kerja puskesmas laguboti.maka penulus menarik kesimpulan dan sarana sebagai berikut: 5.1 Kesimpulan 1. Pengkajian yang dilakukan pada pasien denagn TB paru meliputi data umum,riwayat dan tahap perkembangan keluaga,pengkajian lingkungan,struktur keluarga ,fungsi keluarga,stres dan coping keluarga,pemeriksaan fisik,harapan keluarga.dari data-data tersebut ditemukan data-data yang menyimpang dan munculnya masalah keperawatan pada keluarga. 2. Diagnosa keperawatan yang ditegakkan penulis berdasarkan pada data,sehingga ditemukan 3 diagnosa keperawatan yaitu satu diagnosa potensial dan dua diagnosa aktual. 3. Perencanaan keperawatan yang ditegakkan penulis yang meliputi prosedur atau tindakan dan pendidikan kesehatan 4. Pelaksanaan keperawatan dari perencanaan yang telah pnulis dapat laksanakan keseluruhan rencana keperawatan bersama-sama klien dan kaluerga binaan. 5. Evaluasi keperawatan yang dilakukan dari hasil pelaksanaan penulis peroleh evaluasi yaitu keluarga mampu menjelaskan cara perawatan dan cara mencegah penularan TB paru,serta keluarga mampu mendemonstrasikan kembali prosedur yang penulis lakukan 6. Rencana tindak lanjut yang penulis susun adalah berdasarkan evaluasi dan setelah malakukan tindakan,mak penulis melakukan rencana tindak lanjut yaitu menganjurkan pada klien untuk minum obat secara teratur menganjurkan kepada keluarga untuk mencegah penularan TB paru serta menganjurkan pada keluaga untuk selalu memantau klien pada saat minim obat. 5.2 Saran Berdasarkan kesimpulan diatas,maka beberapa saran yang dibuat penulis adalah sebagai berikut: 1. Saran kepada pasien Minum obat secara teratur,istrahat yang cukup lebih kurang 8 jam/hari,tidak meludah disembarang tempat,menutup mulut ketika bersin dan batuk,minum air hamgat lebih kurang 2500 mL/hari. 2. Saran kepada keluarga Selalu memperhatikan keluarga yang sakit TB paru,mengawasi minum obat supaya tidak putus minum obat,memberikan dorongan moral dan spriritual 3. Saran kepada masyarakat Tidak menjauhi individu yang menderitan TB paru yaitu dengan memberi dorongan kepada orang yang menderita TB paru.k

4. Kepada tenaga kesehatan Untuk lebih mempertahankan individu yang menderita TB paru yaitu dengan memberi dorongan dan mengerti pada klien bahwa TB paru bisa disembuhkan.

3.4 IMPLEMENTASI NO 1 HARI/TANGGAL DIAGNOSA Tidak efektifnya bersihan jalan nafas b/d ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang menderita TB paru IMPLEMENTASI -menganjurkan kepada keluarga untuk mengurangi pekerjaan berat -menagnjurkan posisi semi fowler jika terasa sesak -menganjurkan minum air hangat lebih kurang 2500 ml/hari -mendorong untuk tidak merokok -memberikan penyuluhan tentang TB paru

-menganjurkan pola diet yang disukai klien dengan makan sedikit tapi sering dengan tinggi protein dan tinggi karbohidrat -menganjurkan untuk membatasi aktivitas atau istrahat -menganjurkan keluarga agar tidak mengonsumsi makanan dan minuman beralkohol -menganjurkan Tn.M.S untuk makan tepat. -mengajak keluarga dalam membantu memenuhi nutrisi Resiko terjadinya penularan TB paru pada anggota keluarga yang lain b/d ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit d/d Tn.M.S tidak tau dengan cara penularan TB paru saat batuk tidak menutup mulut meludah disembarang tempat -menganjurkan klien bila batuk menutup mulut dan tidak meludah disembarang tempat -menganjurkan kepada keluarga untuk membatasi hubungan atau kelompok yang retann terkena infeksi -menganjurkan kepada keluarga un tuk teratur memeriksa kesehatan kepelayanan kesehatan terdekat -membina hubunagn saling percaya antara keluarga dengan perawat

DX I

-Menganjurkan minum air hangat lebih kurang 2500ml/hari -mendorong untuk tidak merokok -menganjutkan kepada keluarga untuk mengurangi pekerjaan berat -menganjurkan keluarga agar tidak mengkonsumsi makanan dan minuman beralkohol -menganjurkan untuk membatasi aktivitas/sering istirahat -menganjurkan pola diet yang disukai dengan makan sedikit tapi sering dan TKTP -menganjutkan pasien untuk makan tepat waktu -mengajak keluarga dalm membantu memenuhi nutrisi klien -membina hubungan saling percaya antara keluaraga dengan perawat -menganjurkan kepada keluarga untuk teratur memeriksa kesehatan kepelayanan kesehatan terdekat -menganjurkan klien bila batuk menutup mulut dan tidak meludah disembarang tempat -mendorong untuk tidak merokok -menganjurkan minum air hangat lebih kurang 2500 ml/hari -menganjurkan kepada keluarga untuk mengurangi pekerjaan berat

DX II

DX III

DX I

DX II

DX III

-menganjurkan keluarga agar tidak mengonsumsi makanan dan minuman beralkohol -menganjurkan untuk membatasi aktivitas/sering istrahat -mengajurkan pola diet yang disukai dengan makan sedikit tapi sering dan TKTP -selalu membina hubungan saling percaya antara keluarga dan perawat

1.Tidak efektifnya bersihan jalan nafas b/d ketidakmampuan keluarga anggota keluarga yang menderita TB paru d/d batuk,berkeringat pada malam hari,RR 26X/i,HR 80X/i,T 370C,TD 110/70 mmHg no Criteria perhitungan scor Pembenaran 1 Sifat masalah 3/3x1 1 Tidak kurang sehat karena Tn.M.S mengeluh batuk ,sesak dan terasa sakit bila bernafas 2 Kemampuan 2/2x2 1 Dengan mudah karna Tn.M.S ritin makan masalah untuk obat sesuai anjuran diatasi 3 Potensi masalah 2/3x1 2/3 Cukup dimana Tn.M.S saat ini dalam untuk dicegah pengobatan

Menonjolnya masalah

2/2x1

Masalah berat harus ditangani untuk mencegah penyakit lebih berat

total 2/3 2.perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d ketidakmampuan keluarga merawat anggoata keluarga yang mengalami perubahan nutrisi d/d tidak selera makan,penurunan BB,tampak kurus

no criteria 1 Sifat masalah

perhitungan 3/3x1

scor 1

Pembenaran Tidak kurang sehat karena Tn.M.S tampak kurus

Anda mungkin juga menyukai