Anda di halaman 1dari 5

8 Keutamaan Hari Arafah

Rabu, 24 Oktober 2012

Hari Arafah (9 Dzulhijjah) adalah hari yang amat mulia bagi umat Islam. Hari tersebut adalah hari mustajabnya doa. Hari tersebut juga adalah hari diampuninya dosa dan pembebasan diri dari siksa neraka. Di antara keutamaan hari Arafah disebutkan Hambali rahimahullahyang kami sarikan berikut ini: oleh Ibnu Rajab Al

Pertama: Hari Arafah adalah hari disempurnakannya agama dan nikmat. Dalam shahihain (Bukhari-Muslim), Umar bin Al Khottob radhiyallahu anhu berkata bahwa ada seorang Yahudi berkata kepada Umar, Ada ayat dalam kitab kalian yang kalian membacanya dan seandainya ayat tersebut turun di tengah-tengah orang Yahudi, tentu kami akan menjadikannya sebagai hari perayaan (hari ied). Ayat apakah itu? tanya Umar. Ia berkata, (Ayat yang artinya): Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Umar berkata, Kami telah mengetahui hal itu yaitu hari dan tempat di mana ayat tersebut diturunkan pada Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Beliau berdiri di Arofah pada hari Jumat. (HR. Bukhari no. 45 dan Muslim no. 3017). At Tirmidzi mengeluarkan dari Ibnu Abbas semisal itu. Di dalamnya disebutkan bahwa ayat tersebut turun pada hari Ied yaitu hari Jumat dan hari Arofah. Kedua: Hari Arafah adalah hari ied (perayaan) kaum muslimin.

Sebagaimana kata Umar bin Al Khottob dan Ibnu Abbas. Karena Ibnu Abbas berkata, Surat Al Maidah ayat 3 tadi turun pada dua hari ied: hari Jumat dan hari Arafah. Umar juga berkata, Keduanya (hari Jumat dan hari Arafah) alhamdulillah- hari raya bagi kami. Akan tetapi hari Arafah adalah hari ied bagi orang yang sedang wukuf di Arafah saja. Sedangkan bagi yang tidak wukuf dianjurkan untuk berpuasa menurut jumhur (mayoritas) ulama. Ketiga: Hari Arafah adalah asy syafu (penggenap) yang Allah bersumpah dengannya sedangkan hari Idul Adha (hari Nahr) disebut al watr (ganjil). Inilah yang disebutkan dalam ayat, dan (demi) yang genap dan yang ganjil (QS. Al Fajr: 3). Demikian kata Ibnu Rajab Al Hambali. Namun Ibnul Jauzi dalam Zaadul Masiir menukil pendapat sebaliknya. Yang dimaksud al watr adalah hari Arafah, sedangkan asy syafu adalah hari Nahr (Idul Adha). Demikian pendapat Ibnu Abbas, Ikrimah dan Adh Dhohak.

Keempat: Hari Arafah adalah hari yang paling utama. Demikian pendapat sebagian ulama. Ada pula yang berpendapat bahwa hari yang paling utama adalah hari Nahr (Idul Adha). Kelima: Diriwayatkan dari Anas bin Malik, ia berkata, Hari Arafah lebih utama dari 10.000 hari.Atho berkata, Barangsiapa berpuasa pada hari Arofah, maka ia mendapatkan pahala seperti berpuasa 2000 hari. Keenam: Hari Arafah menurut sekelompok ulama salaf disebut hari haji akbar. Yang berpendapat seperti ini adalah Umar dan ulama lainnya. Sedangkan ulama lain menyelisihi hal itu, mereka mengatakan bahwa hari haji akbar adalah hari Nahr (Idul Adha). Ketujuh: Puasa pada hari Arafah akan mengampuni dosa dua tahun. Dari Abu Qotadah, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Puasa Arafah (9 Dzulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyuro (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu (HR. Muslim no. 1162). Kedelapan: Hari Arafah adalah hari pengampunan dosa dan pembebasan dari siksa neraka. Dari Aisyah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Di antara hari yang Allah banyak membebaskan seseorang dari neraka adalah hari Arofah. Dia akan mendekati mereka lalu akan menampakkan keutamaan mereka pada para malaikat. Kemudian Allah berfirman: Apa yang diinginkan oleh mereka? (HR. Muslim no. 1348). Allah pun begitu bangga dengan orang yang wukuf di Arafah. Dari Abdullah bin Amr bin Al Ash, ia berkata bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Sesungguhnya Allah berbangga kepada para malaikat-Nya pada sore Arafah dengan orang-orang di Arafah, dan berkata: Lihatlah keadaan hambaku, mereka mendatangiku dalam keadaan kusut dan berdebu (HR. Ahmad 2: 224. Syaikh Syuaib Al Arnauth mengatakan bahwa sanadnya tidaklah mengapa). Wallahu waliyyut taufiq. *http://rumaysho.com/belajar-islam/amalan/4113-keutamaan-hari-arafah.html

Amalan & Keutamaan 10 Hari Pertama Bulan Dzulhijjah


Senin, 15 Oktober 2012

Bulan Dzulhijjah, bulan ke-12 bulan penutup kalender hijriyah sudah di depan mata (insya Allah mulai Selasa malam 16 Oktober 2012). Berikut kami sampaikan keutamaan dan tuntunan amal di bulan dzulhijjah yang kami susun dari berbagai sumber rujukan. Dari Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma dia berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Tidak ada hari-hari yang pada waktu itu amal shaleh lebih dicintai oleh Allah melebihi sepuluh hari pertama (di bulan Dzulhijjah). Para sahabat radhiyallahu anhum bertanya, Wahai Rasulullah, juga (melebihi keutamaan) jihad di jalan Allah? Beliau shallallahu alaihi wa sallam bersabda, (Ya, melebihi) jihad di jalan Allah, kecuali seorang yang keluar (berjihad di jalan Allah) dengan jiwa dan hartanya kemudian tidak ada yang kembali sedikitpun. (HR al-Bukhari) Dari Jabir bin Abdullah Rosulullah bersabda: Hari yang paling utama di dunia adalah hari sepuluh Dzulhijjah. (Shohihul Jami) Karena besarnya keutamaan sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah ini, Allah Taala sampai bersumpah dengannya dalam firman-Nya: Dan demi malam yang sepuluh. (Qs. al-Fajr: 2). Yaitu: sepuluh malam pertama bulan Dzulhijjah, menurut pendapat yang dikuatkan oleh Ibnu Katsir dan Ibnu Rajab, [serta menjadi pendapat mayoritas ulama]. Imam Ibnu Hajar al-Asqalani berkata, Tampaknya sebab yang menjadikan istimewanya sepuluh hari (pertama) Dzulhijjah adalah karena padanya terkumpul ibadah-ibadah induk (besar), yaitu: shalat, puasa, sedekah dan haji, yang (semua) ini tidak terdapat pada hari-hari yang lain. Amal shaleh dalam hadits ini bersifat umum, termasuk shalat, sedekah, puasa, berzikir, membaca al-Quran, berbuat baik kepada orang tua dan sebagainya. Amal sholih yang dianjurkan: 1. Berpuasa selama hari-hari tersebut, atau pada sebagiannya terutama pada hari Arafah. Kecuali Hari ke-10 (Idul Adha). Tidak disangsikan lagi bahwa puasa adalah jenis amalan yang paling utama, dan yang dipilih Allah untuk diri-Nya. Diriwayatkan dari Abu Said Al-Khudri

radhiyallahu anhuma, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, "Tidaklah seorang hamba berpuasa sehari di jalan Allah, melainkan Allah pasti menjauhkan dirinya dengan puasanya itu dari api neraka selama tujuh puluh tahun." [Hadits Muttafaq 'Alaih]. Puasa Arafah, adalah puasa pada tanggal sembilan Dzulhijjah. Hukumnya sunnah mu'akkadah (sunnah yang sangat dianjurkan) bagi mereka yang tidak menunaikan ibadah haji. Dari Abi Qotadah ra, Rosulullah saw bersabda: "Saya mengharap kepada Allah agar puasa pada hari Arafah menghapuskan dosa tahun sebelumnya dan tahun yang sesudahnya". (HR. Muslim no. 196, Tirmizdi no.749 dan Ibnu Majah no 1756)

2. Memperbanyak membaca Tahlil, Takbir dan Tahmid

"Tiada hari yang lebih baik dan lebih di cintai Allah ta'ala untuk beramal baik padanya dari sepuluh hari Dzul Hijjah, maka perbanyaklah membaca tahlil (Laa ilaaha illallah), takbir (Allahu Akbar) dan tahmid (Alhamdu lillah)".(HR. Ahmad) Imam Bukhari menjelaskan bahwa Ibnu Umar dan Abu Hurairah, mereka berdua pergi ke pasar pada sepuluh hari Dzulhijjah untuk menggemakan takbir pada khalayak ramai, lalu orang-orang mengikuti takbir mereka. Ishaq meriwayatkan dari para ahli fiqih pada masa tabi'in, bahwa mereka mengucapkan pada sepuluh hari Dzulhijjah "Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, tiada ilah yang berhak untuk di sembah kecuali Allah, dan Allah Maha Besar, AllAh Maha besar dan bagi Allah segala pujian" Dan disunnahkan pula mengeraskan suara ketika melantunkan takbir di tempattempat umum, seperti: di pasar, di rumah, di jalan umum atupun di masjid dan di tempat-tempat yang lain. Allah berfirman: "Dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu". (QS. Al-Baqarah: 185). 3. Berkurban Berkurban adalah ibadah kepada Allah dengan menyembelih seekor kambing atau sepertujuh onta atau sapi pada hari Idul Adha dan tiga hari tasyriq, yaitu tanggal 11, 12 dan 13 Dzulhijjah. Hukumnya sunnah mu'akkadah menurut jumhur ulama.

Ibadah kurban bukan kewajiban sekali seumur hidup, tetapi sunnah yang dianjurkan setiap tahun jika dirinya mampu, bahkan Rasulullah saw ketika di Madinah beliau selalu berkurban setiap tahunnya. Dalam sebuah hadits disebutkan: Dari Anas ra berkata: Nabi saw berkurban dengan dua kambing yang mulus dan bertanduk yang disembelihnya dengan tangannya sendiri ambil mengucapkan takbir, beliau meletakkan kakinya di leher kambingnya. (Muttafaq Alaihi) 4. Sholat Idul Adha Dianjurkan untuk menghadiri sholat Idul Adha dan mendengarkan khutbah bagi kaum muslimin yang tidak sedang melaksanakan ibadah haji. Di antara para ulama yang membenarkan pendapat bahwa sholat Ied adalah wajib kecuali adanya uzur yang menyebabkan tidak bisa menghadiri sholat ied seperti hujan adalah Imam Ibnu Taimiyah berdasarkan firman Allah: Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah (QS. Al-Kautsar: 2) Kaum wanita yang sedang mendapatkan haidh dan berhalangan dianjurkan juga untuk menghadiri sholat ied untuk mendengarkan khutbah. Di anatara hikmah disyariatkannya hari ied karean hari itu adalah hari kebaikan dan kesyukuran. Wallahu aalam bisshowab.

5. Banyak beramal shalih, berupa ibadah sunnah seperti: shalat, sedekah, jihad, membaca Al-Qur'an, amar maruf-nahi munkar dan lain sebagainya. Sebab amalan-amalan tersebut pada hari itu dilipatgandakan pahalanya. Bahkan amal ibadah yang tidak utama bila dilakukan pada hari itu akan menjadi lebih utama dan dicintai Allah daripada amal ibadah pada hari lainnya meskipun merupakan amal ibadah yang utama, bahkan sekalipun jihad yang merupakan amal ibadah yang amat utama, kecuali jihadnya orang yang tidak kembali dengan harta dan jiwanya. [admpyg]

Anda mungkin juga menyukai