Anda di halaman 1dari 13

BAB IV PEMBAHASAN

4.1. Batuan Nomor 80 Batuan dengan nomor peraga 80 memiliki warna dominan abu-abu. Hal tersebut menandakan bahwa batuan ini berasal dari magma yang bersifat intermediet. Bila dilihat dari struktur batuan, struktur dari batuan ini masih berupa batuan pejal tanpa ada retakan-retakan ataupun lubang-lubang bekas jalan keluar gas. Dalam batuan ini juga tidak terdapat fragmen batuan lain yang tertanam dalam batuan ini. Dari ciri-ciri tersebut dapat disimpulkan bahwa batuan ini memiliki struktur masif. Bila dilihat dari derajat kristalisasi dari batuan ini, batuan ini tersusun seluruhnya oleh masa-masa kristal. Dari ciri-ciri tersebut dapat disimpulkan bahwa derjat kristalisasi batuan ini adalah holokristalin. Bila dilihat dari ukuran butir atau granularitas, ukuran butir dari individu kristal batuan ini memiliki ukuran butir individu kristal yang relatif besar sehingga dapat dilihat dengan mata telanjang. Dari ciri-ciri tersebut dapat disimpulkan bahwa batuan ini memiliki granularitas yang termasuk ke dalam golongan equigranular fanerik. Bila dilihat dari bentuk butir batuan ini, bentuk butir dari batuan ini memiliki batas-batas yang jelas antara yang satu dengan yang lain. Dari ciri-ciri tersebut dapat disimpulkan bahwa bentuk butir dari batuan ini termasuk ke dalam golongan euhedral. Bila dilihat dari komposisi mineral, batuan ini terdiri dari beberapa mineral. Mineral yang pertama memiliki warna putih. Mineral ini memiliki kekerasan 7 pada skala Mohs. Serbuk dari hasil goresan tersebut berwarna putih. Hal tersebut menandakan bahwa cerat dari mineral ini berwarna putih. Ketika mineral ini disinari cahaya, pada mineral ini terdapat kilap seperti kaca dan cahaya tersebut dapat menembus mineral ini. Mineral ini memiliki kilap kaca dan transparansi golongan tembus. Bila dilihat dari pecahan, mineral ini memiliki bentuk pecahan seperti botol pecah/kulit bawang. Mineral ini termasuk ke dalam golongan mineal utama. Mineral ini terbentuk dari

pembekuan magma. Dari ciri-ciri tersebut dapat disimpulkan bahwa jenis pecahan mineral ini adalah choncoidal. Dari deskripsi di atas dapat disimpulkan bahwa mineral yang pertama adalah kuarsa yang memiliki rumus kimia SiO2 dan miineral ini termasuk dalam golongan silika karena memiliki kandungan silika. Mineral yang kedua memiliki warna hitam. Mineral ini memiliki kekerasan 5-6 pada skala Mohs. Serbuk dari hasil goresan tersebut berwarna abu-abu. Hal tersebut menandakan bahwa cerat dari mineral ini berwarna abu-abu. Ketika mineral ini disinari cahaya, pada mineral ini terdapat kilap seperti kaca tetapi cahaya tersebut tidak dapat menembus mineral ini. Mineral ini memiliki kilap kaca dan tranparansi golongan opaq. Bila dilihat dari pecahan, pecahan mineral ini kasar dengan bentuk permukaan yang tidak teratur dan ujung-ujung yang runcing. Dari ciri-ciri tersebut dapat disimpulkan bahwa pecahan mineral ini adalah uneven. Bila dilihat dari belahan, mineral ini mudah terbelah melalui arah belahan yang merupakan bidang yang rata dan sukar pecah selain melalui bidang belahannya. Dari ciriciri tersebut dapat disimpulkan bahwa belahan mineral ini termasuk golongan sempurna. Mineral ini termasuk ke dalam golongan mineral utama. Mineral ini terbentuk dari pembekuan magma atau larutan silika pijar. Dari deskripsi tersebut dapat disimpulkan bahwa mineral yang ketiga adalah hornblende yang memiliki rumus kimia Ca2(Mg,Fe,Al)5(Al,Si)8O22(OH)2 dan mineral ini termasuk dalam golongan silika karena memiliki kandungan silika. Mineral yang ketiga memiliki warna hitam. Mineral ini memiliki kekerasan 3 pada skala Mohs. Serbuk dari hasil goresan tersebut berwarna hitam. Hal tesebut menandakan bahwa cerat dari mineral ini berwarna hitam. Ketika mineral ini disinari cahaya, pada mineral ini terdapat kilap seperti kaca tetapi cahaya tersebut tidak dapat menembus mineral ini. Mineral ini memiliki kilap kaca dan tranparansi golongan opaq. Bila dilihat dari belahan, mineral ini mudah terbelah melalui arah belahan yang merupakan bidang yang rata dan sukar pecah selain melalui bidang belahannya. Dari ciri-ciri tersebut dapat disimpulkan bahwa belahan mineral ini termasuk golongan

sempurna. Mineral ini termasuk ke dalam golongan mineral utama. Mineral ini terbentuk akibat dari pembekuan magma atau larutan silika panas yang umumnya berwarna gelap, mengandung Mg dan Fe yang tinggi dan silika yang rendah. Dari deskripsi tersebut dapat disimpulkan bahwa mineral yang kedua adalah biotit yang memiliki rumus kimia K(Mg, Fe)3(AlSi3O10)(OH)2 dan mineral ini termasuk dalam golongan silika karena memiliki kandungan silika. Karena batuan ini memiliki tekstur holokristalin maka dapat disimpulkan bahwa mineral termasuk dalam batuan plutonik. Bila dilihat dari bentuk batuan ini berupa euhedral maka dapat disimpulkan bahwa batuan ini membeku pada suhu rendah. Bila dilihat dari segi warna batuan ini yang berwarna dominan coklat maka dapat disimpulkan bahwa batuan ini berasal dari magma yang bersifat intermediet. Berdasarkan ciri-ciri tersebut dapat disimpulkan bahwa nama batuan peraga nomor 80 adalah diorit karena batuan ini terbentuk dari magma intermediet, granularitasnya equigranuler fanerik, dan batuan ini tersusun biotit, hornblende dan kuarsa. 4.2. Batuan Nomor 5 Batuan dengan nomor peraga 5 memiliki warna dominan abu-abu. Hal tersebut menandakan bahwa batuan tersebut berasal dari magma yang bersifat intermediet. Bila dilihat dari struktur batuan, struktur dari batuan ini masih berupa batuan pejal tanpa ada retakan-retakan ataupun lubang-lubang bekas jalan keluar gas. Dalam batuan ini juga tidak terdapat fragmen batuan lain yang tertanam dalam batuan ini. Dari ciri-ciri tersebut dapat disimpulkan bahwa batuan ini memiliki struktur masif. Bila dilihat dari derajat kristalisasi dari batuan ini, batuan ini tersusun seluruhnya oleh masa-masa kristal. Dari ciri-ciri tersebut dapat disimpulkan bahwa derjat kristalisasi batuan ini adalah holokristalin. Bila dilihat dari ukuran butir atau granularitas, ukuran butir dari individu kristal batuan ini memiliki ukuran butir individu yang berbeda dan terdapat kristal yang besar yang tertanam dalam masa dasar kristal yang lebih halus. Dari ciri-ciri tersebut dapat disimpulkan bahwa ukuran butir atau

granularitas batuan ini adalah inequigranular porfiroafanitik. Bila dilihat dari bentuk butir batuan ini, bentuk butir dari batuan ini memiliki batas-batas yang jelas antara yang satu dengan yang lain. Dari ciri-ciri tersebut dapat disimpulkan bahwa bentuk butir dari batuan ini termasuk ke dalam golongan euhedral. Bila dilihat dari komposisi mineral, batuan ini terdiri dari beberapa mineral. Mineral yang pertama berwarna putih. Mineral ini memiliki kekerasan 5 pada skala Mohs. Serbuk dari hasil goresan tersebut berwarna putih. Hal tersebut menandakan bahwa mineral tersebut memiliki cerat berwarna putih. Ketika mineral tersebut disinari cahaya, terdapat kilap seperti kaca dan tetapi cahaya tersebut tidak dapat menembus mineral tersebut. Mineral ini memiliki kilap kaca dan memiliki transparansi golongan opaq. Bila dilihat dari pecahan, mineral ini memiliki pecahan yang kasar dengan permukaan yang tidak teratur dengan ujung-ujung yang runcing. Dari ciri-ciri tersebut dapat disimpulkan bahwa pecahan mineral tersebut adalah uneven. Mineral ini termasuk ke dalam golongan mineral utama. Mineral ini terbentuk akibat pembekuan magma. Dari deskripsi di atas dapat disimpulkan bahwa mineral yang pertama adalah plagioklas yang memiliki rumus kimia CaNa dan mineral ini termasuk ke dalam golongan silika. Mineral yang kedua memiliki warna hitam. Mineral ini memiliki kekerasan 3 pada skala MOHS. Serbuk dari hasil goresan tersebut berwarna hitam. Hal tesebut menandakan bahwa cerat dari mineral ini berwarna hitam. Ketika mineral ini disinari cahaya, pada mineral ini terdapat kilap seperti kaca tetapi cahaya tersebut tidak dapat menembus mineral ini. Mineral ini memiliki kilap kaca dan tranparansi golongan opaq. Bila dilihat dari belahan, mineral ini mudah terbelah melalui arah belahan yang merupakan bidang yang rata dan sukar pecah selain melalui bidang belahannya. Dari ciri-ciri tersebut dapat disimpulkan bahwa belahan mineral ini termasuk golongan sempurna. Mineral ini termasuk ke dalam golongan mineral utama. Mineral ini terbentuk akibat dari pembekuan magma atau larutan silika panas yang umumnya berwarna gelap, mengandung Mg dan Fe yang tinggi dan silika

yang rendah. Dari deskripsi tersebut dapat disimpulkan bahwa mineral yang kedua adalah biotit yang memiliki rumus kimia K (Mg, Fe)3(AlSi3O10)(OH)2 dan mineral ini termasuk dalam golongan silika karena memiliki kandungan silika. Karena batuan ini memiliki tekstur holokristalin maka dapat disimpulkan bahwa mineral termasuk dalam batuan plutonik. Bila dilihat dari bentuk batuan ini berupa euhedral maka dapat disimpulkan bahwa batuan ini membeku pada suhu rendah. Bila dilihat dari segi warna batuan ini yang berwarna dominan abu-abu maka dapat disimpulkan bahwa batuan ini berasal dari magma yang bersifat intermediet. Berdasarkan ciri-ciri tersebut dapat disimpulkan bahwa nama batuan peraga nomor 5 adalah andesit porfir karena batuan ini terbentuk dari magma intermediet, granularitasnya inequigranuler porfiroafanitik, dan batuan ini tersusun plagioklas dan biotit. 4.3. Batuan Nomor 76 Batuan dengan nomor peraga 76 memiliki warna dominan abu-abu. Hal tersebut menandakan bahwa batuan tersebut berasal dari magma yang bersifat intermediet. Bila dilihat dari struktur batuan, struktur dari batuan ini masih berupa batuan pejal tanpa ada retakan-retakan ataupun lubang-lubang bekas jalan keluar gas. Dalam batuan ini juga tidak terdapat fragmen batuan lain yang tertanam dalam batuan ini. Dari ciri-ciri tersebut dapat disimpulkan bahwa batuan ini memiliki struktur masif. Bila dilihat dari derajat kristalisasi dari batuan ini, batuan ini tersusun seluruhnya oleh masa-masa kristal. Dari ciri-ciri tersebut dapat disimpulkan bahwa derjat kristalisasi batuan ini adalah holokristalin. Bila dilihat dari ukuran butir atau granularitas, ukuran butir dari individu kristal batuan ini memiliki ukuran butir individu kristal yang relatif besar sehingga dapat dilihat dengan mata telanjang. Dari ciri-ciri tersebut dapat disimpulkan bahwa batuan ini memiliki granularitas yang termasuk ke dalam golongan equigranular fanerik. Bila dilihat dari bentuk butir batuan ini, bentuk butir dari batuan ini memiliki batas-batas yang jelas antara yang satu

dengan yang lain. Dari ciri-ciri tersebut dapat disimpulkan bahwa bentuk butir dari batuan ini termasuk ke dalam golongan euhedral. Bila dilihat dari komposisi mineral, batuan ini terdiri dari beberapa mineral. Mineral yang pertama memiliki warna putih. Mineral ini memiliki kekerasan 7 pada skala Mohs. Serbuk dari hasil goresan tersebut berwarna putih. Hal tersebut menandakan bahwa cerat dari mineral ini berwarna putih. Ketika mineral ini disinari cahaya, pada mineral ini terdapat kilap seperti kaca dan cahaya tersebut dapat menembus mineral ini. Mineral ini memiliki kilap kaca dan transparansi golongan tembus. Bila dilihat dari pecahan, mineral ini memiliki bentuk pecahan seperti botol pecah/kulit bawang. Dari ciri-ciri tersebut dapat disimpulkan bahwa jenis pecahan mineral ini adalah concoidal. Mineral ini termasuk ke dalam golongan mineal utama. Mineral ini terbentuk dari pembekuan magma. Dari deskripsi di atas dapat disimpulkan bahwa mineral yang pertama adalah kuarsa yang memiliki rumus kimia SiO2 dan miineral ini termasuk dalam golongan silika karena memiliki kandungan silika. Mineral yang kedua memiliki warna hitam. Mineral ini memiliki kekerasan 5-6 pada skala Mohs karena ketika dilakukan uji gores dengan menggunakan pecahan kaca, mineral ini tergores tetapi ketika dilakukan uji gores dengan menggunakan kawat tembaga, mineral ini tidak tergores. Serbuk dari hasil goresan tersebut berwarna abu-abu. Hal tersebut menandakan bahwa cerat dari mineral ini berwarna abu-abu. Ketika mineral ini disinari cahaya, pada mineral ini terdapat kilap seperti kaca tetapi cahaya tersebut tidak dapat menembus mineral ini. Mineral ini memiliki kilap kaca dan tranparansi golongan opaq. Bila dilihat dari pecahan, pecahan mineral ini kasar dengan bentuk permukaan yang tidak teratur dan ujung-ujung yang runcing. Dari ciri-ciri tersebut dapat disimpulkan bahwa pecahan mineral ini adalah uneven. Bila dilihat dari belahan, mineral ini mudah terbelah melalui arah belahan yang merupakan bidang yang rata dan sukar pecah selain melalui bidang belahannya. Dari ciri-ciri tersebut dapat disimpulkan bahwa belahan mineral ini termasuk golongan sempurna. Mineral ini termasuk ke

dalam golongan mineral utama. Mineral ini terbentuk dari pembekuan magma atau larutan silika pijar. Dari deskripsi tersebut dapat disimpulkan bahwa mineral yang ketiga adalah hornblende yang memiliki rumus kimia Ca2(Mg,Fe,Al)5(Al,Si)8O22(OH)2 dan mineral ini termasuk dalam golongan silika karena memiliki kandungan silika. Mineral yang ketiga berwarna putih. Mineral ini memiliki kekerasan 5 pada skala Mohs. Karena ketika dilakukan uji gores dengan menggunakan pecahan kaca, mineral ini tergores tetapi ketika dilakukan uji gores menggunakan kawat tembaga, mineral ini tidak tergores. Serbuk dari hasil goresan tersebut berwarna putih. Hal tersebut menandakan bahwa mineral tersebut memiliki cerat berwarna putih. Ketika mineral tersebut disinari cahaya, terdapat kilap seperti kaca dan tetapi cahaya tersebut tidak dapat menembus mineral tersebut. Mineral ini memiliki kilap kaca dan memiliki transparansi golongan opaq. Bila dilihat dari pecahan, mineral ini memiliki pecahan yang kasar dengan permukaan yang tidak teratur dengan ujung-ujung yang runcing. Dari ciri-ciri tersebut dapat disimpulkan bahwa pecahan

mineral tersebut adalah uneven. Mineral ini termasuk ke dalam golongan mineral utama. Mineral ini terbentuk akibat pembekuan magma. Dari deskripsi di atas dapat disimpulkan bahwa mineral yang pertama adalah plagioklas yang memiliki rumus kimia CaNa dan mineral ini termasuk ke dalam golongan silika. Mineral yang keempat memiliki warna hitam. Mineral ini memiliki kekerasan 3 pada skala Mohs. Serbuk dari hasil goresan tersebut berwarna hitam. Hal tesebut menandakan bahwa cerat dari mineral ini berwarna hitam. Ketika mineral ini disinari cahaya, pada mineral ini terdapat kilap seperti kaca tetapi cahaya tersebut tidak dapat menembus mineral ini. Mineral ini memiliki kilap kaca dan tranparansi golongan opaq. Bila dilihat dari belahan, mineral ini mudah terbelah melalui arah belahan yang merupakan bidang yang rata dan sukar pecah selain melalui bidang belahannya. Dari ciri-ciri tersebut dapat disimpulkan bahwa belahan mineral ini termasuk golongan sempurna. Mineral ini termasuk ke dalam golongan mineral utama. Mineral

ini terbentuk akibat dari pembekuan magma atau larutan silika panas yang umumnya berwarna gelap, mengandung Mg dan Fe yang tinggi dan silika yang rendah. Dari deskripsi tersebut dapat disimpulkan bahwa mineral yang kedua adalah biotit yang memiliki rumus kimia K(Mg, Fe)3(AlSi3O10)(OH)2 dan mineral ini termasuk dalam golongan silika karena memiliki kandungan silika. Karena batuan ini memiliki tekstur holokristalin maka dapat disimpulkan bahwa mineral termasuk dalam batuan plutonik. Bila dilihat dari bentuk batuan ini berupa euhedral maka dapat disimpulkan bahwa batuan ini membeku pada suhu rendah. Bila dilihat dari segi warna batuan ini yang berwarna dominan abu-abu maka dapat disimpulkan bahwa batuan ini berasal dari magma yang bersifat intermediet. Pembekuaanya berjalan lambat. Berdasarkan ciri-ciri tersebut dapat disimpulkan bahwa nama batuan peraga nomor 76 adalah diorit karena batuan ini terbentuk dari magma intermediet, granularitasnya equigranuler fanerik, dan tersusun biotit, plagioklas, hornbelnde dan kuarsa. 4.4. Batuan Nomor 50 Batuan dengan nomor peraga 50 memiliki warna dominan coklat. Hal tersebut menandakan bahwa batuan ini berasal dari magma yang bersifat intermediet. Bila dilihat dari struktur batuan, struktur dari batuan ini masih berupa batuan pejal tanpa ada retakan-retakan ataupun lubang-lubang bekas jalan keluar gas. Dalam batuan ini juga tidak terdapat fragmen batuan lain yang tertanam dalam batuan ini. Dari ciri-ciri tersebut dapat disimpulkan bahwa batuan ini memiliki struktur masif. Bila dilihat dari derajat kristalisasi dari batuan ini, batuan ini tersusun seluruhnya oleh masa-masa kristal. Dari ciri-ciri tersebut dapat disimpulkan bahwa derjat kristalisasi batuan ini adalah holokristalin. Bila dilihat dari ukuran butir atau granularitas, ukuran butir dari individu kristal batuan ini memiliki ukuran butir individu kristal yang relatif besar sehingga dapat dilihat dengan mata telanjang. Dari ciri-ciri tersebut dapat disimpulkan bahwa batuan ini memiliki granularitas yang termasuk ke dalam golongan equigranular fanerik. Bila dilihat dari bentuk butir batuan ini,

bentuk butir dari batuan ini memiliki batas-batas yang jelas antara yang satu dengan yang lain. Dari ciri-ciri tersebut dapat disimpulkan bahwa bentuk butir dari batuan ini termasuk ke dalam golongan euhedral. Bila dilihat dari komposisi mineral, batuan ini terdiri dari beberapa mineral. Mineral yang pertama memiliki warna hitam. Mineral ini memiliki kekerasan 3 pada skala Mohs. Serbuk dari hasil goresan tersebut berwarna hitam. Hal tesebut menandakan bahwa cerat dari mineral ini berwarna hitam. Ketika mineral ini disinari cahaya, pada mineral ini terdapat kilap seperti kaca tetapi cahaya tersebut tidak dapat menembus mineral ini. Mineral ini memiliki kilap kaca dan tranparansi golongan opaq. Bila dilihat dari belahan, mineral ini mudah terbelah melalui arah belahan yang merupakan bidang yang rata dan sukar pecah selain melalui bidang belahannya. Dari ciri-ciri tersebut dapat disimpulkan bahwa belahan mineral ini termasuk golongan sempurna. Mineral ini termasuk ke dalam golongan mineral utama. Mineral ini terbentuk akibat dari pembekuan magma atau larutan silika panas yang umumnya berwarna gelap, mengandung Mg dan Fe yang tinggi dan silika yang rendah. Dari deskripsi tersebut dapat disimpulkan bahwa mineral yang kedua adalah biotit yang memiliki rumus kimia K (Mg, Fe)3(AlSi3O10)(OH)2 dan mineral ini termasuk dalam golongan silika karena memiliki kandungan silika. Mineral yang kedua berwarna putih. Mineral ini memiliki kekerasan 5 pada skala MOHS. Karena ketika dilakukan uji gores dengan menggunakan pecahan kaca, mineral ini tergores tetapi ketika dilakukan uji gores menggunakan kawat tembaga, mineral ini tidak tergores. Serbuk dari hasil goresan tersebut berwarna putih. Hal tersebut menandakan bahwa mineral tersebut memiliki cerat berwarna putih. Ketika mineral tersebut disinari cahaya, terdapat kilap seperti kaca dan tetapi cahaya tersebut tidak dapat menembus mineral tersebut. Mineral ini memiliki kilap kaca dan memiliki transparansi golongan opaq. Bila dilihat dari pecahan, mineral ini memiliki pecahan yang kasar dengan permukaan yang tidak teratur dengan ujung-ujung yang runcing. Dari ciri-ciri tersebut dapat disimpulkan bahwa pecahan

mineral tersebut adalah uneven. Mineral ini termasuk ke dalam golongan

mineral utama. Mineral ini terbentuk akibat pembekuan magma. Dari deskripsi di atas dapat disimpulkan bahwa mineral yang keempat adalah plagioklas yang memiliki rumus kimia CaNa dan mineral ini termasuk ke dalam golongan silika. Mineral yang ketiga memiliki warna merah hati. Mineral ini memiliki kekerasan 6 pada skala MOHS. Serbuk hasil dari goresan tersebut berwarna putih. Hal tersebut menandakan bahwa cerat dari mineral ini berwarna putih. Mineral ini memiliki kilap kaca dan transparasi golongan opaq. Mineral ini memiliki belahan sempurna. Mineral ini termasuk ke dalam golongan mineral utama. Mineral ini terbentuk akibat pembekuan magma yang terjadi di dalam permukaan bumi. Magma mineral ini memiliki sifat intermediet. Dari deskripsi di atas dapat disimpulkan bahwa mineral yang ketiga adalah ortoklas yang memiliki rumus kimia KalSi3O8 dan mineral ini termasuk kedalam golongan silika karena memilik kandungan silika. Mineral yang keempat memiliki warna putih. Mineral ini memiliki kekerasan 7 pada skala MOHS. Serbuk dari hasil goresan tersebut berwarna putih. Hal tersebut menandakan bahwa cerat dari mineral ini berwarna putih. Ketika mineral ini disinari cahaya, pada mineral ini terdapat kilap seperti kaca dan cahaya tersebut dapat menembus mineral ini. Mineral ini memiliki kilap kaca dan transparansi golongan tembus. Bila dilihat dari pecahan, mineral ini memiliki bentuk pecahan seperti botol pecah/kulit bawang. Dari ciri-ciri tersebut dapat disimpulkan bahwa jenis pecahan mineral ini adalah concoidal. Mineral ini termasuk ke dalam golongan mineal utama. Mineral ini terbentuk dari pembekuan magma. Dari deskripsi di atas dapat disimpulkan bahwa mineral yang pertama adalah kuarsa yang memiliki rumus kimia SiO2 dan miineral ini termasuk dalam golongan silika karena memiliki kandungan silika. Karena batuan ini memiliki tekstur holokristalin maka dapat disimpulkan bahwa mineral termasuk dalam batuan plutonik. Bila dilihat dari bentuk batuan ini berupa euhedral maka dapat disimpulkan bahwa batuan ini membeku pada suhu rendah. Bila dilihat dari segi warna batuan ini yang

berwarna dominan coklat maka dapat disimpulkan bahwa batuan ini berasal dari magma yang bersifat intermediet. Batuan ini terbentuk saat magma sudah bersifat asam. Hal ini bisa dilihat dari mineral-mineral pembentuknya merupakan mineral pembekuan magma asam. Berdasarkan ciri-ciri tersebut dapat disimpulkan bahwa nama batuan peraga nomor 50 adalah granit karena batuan ini terbentuk dari magma asam, granularitasnya equigranuler fanerik, dan tersusun biotit, kuarsa, plagioklas dan ortoklas. 4.5. Batuan Nomor 9 Batuan dengan nomor peraga 09 memiliki warna dominan abu-abu. Hal tersebut menandakan bahwa batuan tersebut berasal dari magma yang bersifat intermediet. Bila dilihat dari struktur batuan, struktur dari batuan ini masih berupa batuan pejal tanpa ada retakan-retakan ataupun lubang-lubang bekas jalan keluar gas. Dalam batuan ini juga tidak terdapat fragmen batuan lain yang tertanam dalam batuan ini. Dari ciri-ciri tersebut dapat disimpulkan bahwa batuan ini memiliki struktur masif. Bila dilihat dari derajat kristalisasi dari batuan ini, batuan ini tersusun seluruhnya oleh masa-masa kristal. Dari ciri-ciri tersebut dapat disimpulkan bahwa derjat kristalisasi batuan ini adalah holokristalin. Bila dilihat dari ukuran butir atau granularitas, ukuran butir dari individu kristal batuan ini memiliki ukuran butir individu yang berbeda dan terdapat kristal yang besar yang tertanam dalam masa dasar kristal yang lebih halus. Dari ciri-ciri tersebut dapat disimpulkan bahwa ukuran butir atau granularitas batuan ini adalah inequigranular porfiroafanitik. Bila dilihat dari bentuk butir batuan ini, bentuk butir dari batuan ini memiliki batas-batas yang jelas antara yang satu dengan yang lain. Dari ciri-ciri tersebut dapat disimpulkan bahwa bentuk butir dari batuan ini termasuk ke dalam golongan euhedral. Bila dilihat dari komposisi mineral, batuan ini terdiri dari beberapa mineral. Mineral yang pertama berwarna putih. Mineral ini memiliki kekerasan 5 pada skala MOHS. Karena ketika dilakukan uji gores dengan menggunakan pecahan kaca, mineral ini tergores tetapi ketika dilakukan uji

gores menggunakan kawat tembaga, mineral ini tidak tergores. Serbuk dari hasil goresan tersebut berwarna putih. Hal tersebut menandakan bahwa mineral tersebut memiliki cerat berwarna putih. Ketika mineral tersebut disinari cahaya, terdapat kilap seperti kaca dan tetapi cahaya tersebut tidak dapat menembus mineral tersebut. Mineral ini memiliki kilap kaca dan memiliki transparansi golongan opaq. Bila dilihat dari pecahan, mineral ini memiliki pecahan yang kasar dengan permukaan yang tidak teratur dengan ujung-ujung yang runcing. Dari ciri-ciri tersebut dapat disimpulkan bahwa pecahan mineral tersebut adalah uneven. Mineral ini termasuk ke dalam golongan mineral utama. Mineral ini terbentuk akibat pembekuan magma. Dari deskripsi di atas dapat disimpulkan bahwa mineral yang pertama adalah plagioklas yang memiliki rumus kimia CaNa dan mineral ini termasuk ke dalam golongan silika. Mineral yang kedua memiliki warna putih. Mineral ini memiliki kekerasan 7 pada skala MOHS. Karena ketika dilakukan uji gores dengan menggunakan paku baja, mineral ini tergores tetapi ketika dilakukan uji gores dengan menggunakan pecahan kaca, mineral ini tidak tergores. Serbuk dari hasil goresan tersebut berwarna putih. Hal tersebut menandakan bahwa cerat dari mineral ini berwarna putih. Ketika mineral ini disinari cahaya, pada mineral ini terdapat kilap seperti kaca dan cahaya tersebut dapat menembus mineral ini. Mineral ini memiliki kilap kaca dan transparansi golongan tembus. Bila dilihat dari pecahan, mineral ini memiliki bentuk pecahan seperti botol pecah/kulit bawang. Dari ciri-ciri tersebut dapat disimpulkan bahwa jenis pecahan mineral ini adalah concoidal. Mineral ini termasuk ke dalam golongan mineal utama. Mineral ini terbentuk dari pembekuan magma. Dari deskripsi di atas dapat disimpulkan bahwa mineral yang ketiga adalah kuarsa yang memiliki rumus kimia SiO2 dan miineral ini termasuk dalam golongan silika karena memiliki kandungan silika. Mineral yang ketiga memiliki warna hitam. Mineral ini memiliki kekerasan 3 pada skala MOHS. Serbuk dari hasil goresan tersebut berwarna hitam. Hal tesebut menandakan bahwa cerat dari mineral ini berwarna hitam.

Ketika mineral ini disinari cahaya, pada mineral ini terdapat kilap seperti kaca tetapi cahaya tersebut tidak dapat menembus mineral ini. Mineral ini memiliki kilap kaca dan tranparansi golongan opaq. Bila dilihat dari belahan, mineral ini mudah terbelah melalui arah belahan yang merupakan bidang yang rata dan sukar pecah selain melalui bidang belahannya. Dari ciri-ciri tersebut dapat disimpulkan bahwa belahan mineral ini termasuk golongan sempurna. Mineral ini termasuk ke dalam golongan mineral utama. Mineral ini terbentuk akibat dari pembekuan magma atau larutan silika panas yang umumnya berwarna gelap, mengandung Mg dan Fe yang tinggi dan silika yang rendah. Dari deskripsi tersebut dapat disimpulkan bahwa mineral yang kedua adalah biotit yang memiliki rumus kimia K (Mg, Fe)3(AlSi3O10)(OH)2 dan mineral ini termasuk dalam golongan silika karena memiliki kandungan silika. Karena batuan ini memiliki tekstur holokristalin maka dapat disimpulkan bahwa mineral termasuk dalam batuan plutonik. Bila dilihat dari bentuk batuan ini berupa euhedral maka dapat disimpulkan bahwa batuan ini membeku pada suhu rendah. Bila dilihat dari segi warna batuan ini yang berwarna dominan abu-abu maka dapat disimpulkan bahwa batuan ini berasal dari magma yang bersifat intermediet. Berdasarkan ciri-ciri tersebut dapat disimpulkan bahwa nama batuan peraga nomor 9 adalah andesit porfir karena batuan ini terbentuk dari magma intermediet, granularitasnya inequigranuler porfiroafanitik, dan batuan ini tersusun plagioklas, biotit dan kuarsa.

Anda mungkin juga menyukai