Anda di halaman 1dari 9

[A.

KURNIA JAKA OCTAVIAN] Al-Islam III

Ayat-ayat Sajdah dalam Al-Quran


Jumlah ayat sajdah menurut pandangan ulama secara umum ada 15 ayat. Pendapat ini berdasarkan sebuah hadis yang diriwayatkan dari Amr bin Ash. Tetapi walau diberikan ada perbedaan ulama dalam menentukan ayat-ayat yang dikategorikan sebagai ayat sajdah. Selain itu ada juga sebagian ulama yang menetapkan jumlah ayat sajdah hanya 14 ayat. Adapun ayat-ayat yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1. Q.S al-Araf:206: . Sesungguhnya malaikat-malaikat yang ada di sisi Tuhanmu tidaklah merasa enggan menyembah Allah dan mereka mentasbihkan-Nya dan hanya kepada-Nyalah mereka bersujud 2. Q.S al-Rad: 15 . "Hanya kepada Allah-lah sujud (patuh) segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan kemauan sendiri ataupun terpaksa (dan sujud pula) bayang-bayangnya di waktu pagi dan petang hari."

3. Q.S al-Nahl: 49 "Dan kepada Allah sajalah bersujud segala apa yang ada di langit dan semua makhluk yang melata di bumi dan juga para malaikat, sedang mereka tidak menyombongkan diri." Pendapat ini didukung oleh Sayyid Sabiq sebagaimana diungkapkan dalam kitabnya Fiqh Sunnah dan menurut al-Alusi dalam Ruh al-Maani. Sedangkan menurut pendapat lain ada yang mengatakan bahwa yang termasuk dalam ayat sajdah terdapat dalam Q.S al-Nahl: 48-50. Adapun menurut pengikut madzhab Syafii ayat sajdah terdapat dalam ayat 50.

[A. KURNIA JAKA OCTAVIAN] Al-Islam III

4. Q.S al-Isra: 107 . Katakanlah: Berimanlah kamu kepada Allah atau tidak perlu beriman sesungguhnya orang-orang yang diberi pengetahuan sebelumnya apabila al-Quran dibacakan kepada mereka, mereka menyungkur atas muka mereka sambil bersujud. Pendapat yang lain mengatakan bahwa ayat sajdah tersebut terdapat dalam Q.S al-Isra: 109, tetapi ada juga yang berependapat bahwa ayat sajdah terdapat dalam ayat 107-109.

5. Q.S Maryam: 58 Mereka adalah orang-orang yang diberi nikmat oleh Allah SWT yaitu para Nabi dari keturunan dam dan dari orang-orang yang Kami angkat bersama Nuh. Dan dari keturunan Ibrahim dan Ismail dan dari orang-orang yang telah Kami beri petunjuk dan telah Kami pilih. Apabila dibacakan ayat-ayat Allah yang Maha Pemurah kepada mereka, maka mereka menyungkur degan bersujud dan menangis.

6. Q.S al-Hajj: 18 Apakah kamu tiada mnegetahui, bahwa kepada Allah bersujud apa yang ada dilangit dan di bumi, matahari, bulan, bintang, gunung, pohon-pohonan, binatangbinatang yang melata dan sebagian besar daripada manusia. Dan banyak diantara manusia yang telah ditetapkan azab atasnya. Dan barang siapa yang dihinakan Allah maka tidak seorangpun yang dimuliakannya. Sesungguhnya Allah berbuat apa yang Dia kehendaki.

7. Q.S al-Hajj: 77

[A. KURNIA JAKA OCTAVIAN] Al-Islam III

Hai orang-orang yang beriman, rukulah dan sujudlah kamu, sembahlah Tuhanmu dan berbuatlah kebaikan supaya kamu mendapat kemenangan. Menurut imam syafii Ahmad Ibn Mubarak dan Ishaq, dilihat dari zahir ayatnya, ayat ini termasuk ayat sajdah karena mengandung perintah sujud. Sebagaimana yang diriwayatkan Uqbah ibn Umar, ia berkata Aku bertanya kepada Rasul SAW: Ya Rasulallah apakah engkau mengutamakan surat al-Hajj karena mempunyai dua ayat sajdah? Rasulallah menjawab: ya, maka barang siapa tidak melakukan sujud ( ketika membaca ayat dan mendengarkannya) lebih baik ia tidak membacanya. Pendapat lain juga dinyatakan oleh Ali bin Abi Thalib, Umar bin Khattab, Abdullah bin Umar, Usman bin Affan, Abu Darda, Abu Musa dan ibn Abbas. Tetapi menurut Abu Hanifah, Maliki, al-Hasan, Ibn Musayyab, Ibn Jabir dan Sufyan al-Sauri ayat ini bukan ayat sajdah.

8. Q.S. al-Furqan: 60 Dan apabila dikatakan kepada mereka: Sujudlah kamu sekalian kepada Allah Yang Maha Penyayang mereka menjawab: Siapakah Yang Maha Penyayang itu? Apakah kami akan sujud kepada Tuhan yang kamu perintahkan kami bersujud kepadaNya?.

9. Q.S. al-Naml: 25 Agar mereka tidak menyembah Allah yang telah mengeluarkan apa yang terpendam di langit dan di bumi dan yang mengetahui apa yang kamu sembunyikan dan apa yang kamu nyatakan. Pendapat ini didukung oleh perkataan Abu al-Hasan, Ali bin Sais al-Abdari dari para sahabat sebagaimana tercantum dalam kitab al-Kifayah. Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Sayyid Sabiq, sedangkan pendapat lain mengatakan terdapat dalam Q.S. al-Nahl: 23-26. Sedangkan pendapat lain mengatakan terdapat dalam ayat 26.

10. Q.S. Sajdah: 15

[A. KURNIA JAKA OCTAVIAN] Al-Islam III

Sesungguhnya orang-orang yang beriman dengan ayat Kami adalah orangorang yang apabila diperingatkan dengan ayat-ayat (kami) mereka bersujud dan bertasbihlan serta memuji Tuhannya, sedang mereka tidak menyombongkan diri.

11. Q.S. Sad: 24 . Daud berkata: Sesungguhnya dia telah berbuat zalim kepadamu dengan meminta kambingmu itu untuk ditambahkan kepadanya, dan sesungguhnya kebanyakan dari orang yang berserikat itu sebagian mereka berbuat dzalim kepada yang lain. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang shaleh, dan amat sedikitlah mereka ini. Dan Daud mengetahui bahwa Kami mengujinya, maka ia meminta ampun kepada Tuhannya lalu menyungkur sujud dan bertaubat. Oleh sebagian ulama ayat ini hanya dipandang sunnah, tidak sangat penting. Pendapat ini berdasarkan hadis sahih yang diriwayatkan oleh Bukhari dalam Sahihnya. Diriwayatkan oleh Ibn Abbas r.a, bahwa Ayat Sajdah dalam Q.S. Sad itu tidak termasuk harus sujud. Sungguh aku pernah melihat Nabi SAW sujud pada ayat tersebut. Maksud dari hadis tersebut adalah meskipun Rasul SAW pernah melakukan sujud pada saat dibacakannya Q.S. Sad tersebut tapi Ibn Abbas berpendapat bahwa itu bukan merupakan anjuran untuk wajib melakukannya. Inilah madzhab Syafii dan ulama yang sepaham dengannya. Sedangkan Abu Hanifah berkata bahwa ayat sajdah itu berjumlah 14 ayat dengan membatalkan ayat sajdah kedua di dalam Q.S. al-Hajj. Sedangkan ayat sajdah dalam Q.S. Sad itu diakui mesti dilaksanakan dan menurut alAlusi Q.S. Sad:24 termasuk ayat sajdah

12. Q.S. Fusilat: 37. Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari dan bulan. Dan janganlah bersujud kepada matahari dan jangan (pula) kepada bulan, tetapi

[A. KURNIA JAKA OCTAVIAN] Al-Islam III

bersujudlah kepada Allah yang menciptakannya jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah. Pendapat ini didukung oleh Ibn al-Munzir dari Umar bin Khattab r.a., al-Hasan al-Bisri, Malik bin Anas, al-Lais bin Sad dan Zubaid bin Haris. Pendapat ini juga diikuti oleh sebagian pengikut syafii seperti yang dihikayatkan oleh al-Bagawi dalam al-Tahzib, begitupun dengan pendapat al-Alusi, beliau sepakat bahwa dalam surat ini yang termasuk ayat sajdah adalah pada ayat 37. pendapat lain yang didukung oleh mayoritas ulama dari kalangan Syafii, Said bin Musayyib, Muhammad bin Sirin, Abu Waqil Syaqiq bin salamah, Sufyan bin Sauri, Abu Hanifah, Ahmad dan Ishak bin Ruhuwiyah mengatakan bahwa ayat sajdah terdapat dalam yat 38.

13. Q.S. al-Najm: 62 Maka bersujudlah kepada Allah dan sembahlah dia.

14. Q.S. al-Insyiqaq: 21 Dan apabila al-Quran dibacakan kepada mereka, mereka tidak bersujud. 15. Q.S. al-Alaq: 19 Sekali-kali janganlah kamu patuh kepadanya, dan sujudlah dan dekatkanlah dirimu (kepada Tuhanmu). Dari beberapa perbedaan dan persamaan penetapan ayat-ayat sajdah yang telah disebutkan dapat kita lihat, sebagian ulama ada yang lebih menekankan bahwa yang dimaksud ayat sajdah baginya adalah ayat-ayat yang didalamnya mengandung makna dan atau perintah bersujud. Hal ini dapat dilihat lihat dalam penetapan ayat sajdah yang telah ditetapkannya. Sedangkan cara yang dilakukan Sayyid al-Maliki dalam menetapkan ayat sajdah lebih terfokus pada rangkaian kandungan makna ayat-ayatnya, sehingga perbedaan ini terlintas dalam penetapannya dalam beberapa ayat seperti yang telah dijelaskan diatas.

[A. KURNIA JAKA OCTAVIAN] Al-Islam III

Konsep Ilmu Pengetahuan dalam Al-quran


Pengertian dan Bentuk-bentuk Pengungkapan Ilmu Pengetahuan dalam Al-Quran

A. Pengertian Secara etimologi Ilmu, berasal dari bahasa arab 'ilm padanannya dalam bahasa inggris science, dalam bahasa jerman wisenschaft, dan dalam bahasa belanda wetenschap. Ilmu dalam konteks indonesia berasal dari bahasa Arab dari akar kata 'ilm, kata jadian dari alima, ya'lamu, ilman, alimun, ma'lumun. Tiga kata terakhir menjadi kata indonesia ilmu, alim ulama, dan maklum. Maka ilmu secara bahasa menunjukan kata benda abstrak, berbentuk masdar dari alima, ya'lamu, ilmun yang berarti pengetahuan. Begitu juga Science berasal dari akar kata scire yang berarti mengetahui (to know). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ilmu pengetahuan yang sebenarnya dalah hasil atau produk dari suatu kegiatan yang dilakukan secara sesuai dengan prosedur ilmiah. Berikut ini beberapa pengertian ilmu secara terminologis: The Liang Gie: ilmu adalah rangakaian aktivitas manusia rasional dan kognitif dengan berbagai metode berupa aneka prosedur dan tata langkah sehingga menghasilkan kumpulan pengetahuan yang sistematis mengenai gejala-gejala kealaman, kemasyarakatana atua keorangan untuk tujuan menacapai kebenaran, memperoeh pemahaman, memberi penjelasan, ataupun melakukan penerapan. Dari definisi diatas terlihat bahwa ilmu didefinisikan 1] sebagai proses: aktivitas penelitia; 2] ilmu sebagai prosedur: metode ilmiah; 3] ilmu sebagai produk: pengetahuan sistematis.

Pertama, Dalam Al-Quran kata ilmu menurut Dawam Rahardjo disebut sebanyak

105 kali dan dengan kata jadiannya disebut tak kurang dari 744 kali. Untuk menyebut secara rinci, kata-kata jadian itu disebutdalam bentuk dan frekuensi sebagai berikut: 'alima (35), ya'lamu:215), i'lam (31), yu'lamu (1), 'ilm (105), 'alim (35), ma'lum (215), (13), 'alamin (73), 'alam (3), a'lam (49), 'alim atau 'ulama (163), 'allam (4), 'allama (12), yu'allimu (16), 'ulima (3), mu'allam (1), atau ta'allama (2).

[A. KURNIA JAKA OCTAVIAN] Al-Islam III

Kata a-l-m diungkapkan dalam 82 macam bentuk yang dikaitkan dengan berbagai macam kata ganti (damir) sebagai berikut: a'lam, 'alamat, al-ilm, 'ilmihi............. Kedua, Pengertian tentang ilmu dalam al-Quran tidak terbatas pada kata-kata yang

berasal dari a-l-m, karena kata tahu itu tidak hanya diwakili oleh kata tersebut. Setidaknya ada beberapa pengertian yang mengandung kata "tahu", seperti 'arafa, dara, khabara, sya'ara, ya'isa, ankara, basirah, dan hakim. Pengertian ilmu pengetahuan terdapat pula dalam ungkapan hikmah yang telah menjadi kata indonesia. Biasanya diartikan dengan "pelajaran", ada juga yang menterjemahkan "kebijaksanaan" atau pengetahuan tertinggi". Kata hikmah yang berarti pelajaran dapat terlihat pada (QS. Luqman, 31:12). Kata hikmah yang diartikan kebijaksanaan memerlukan pemikiran yang mendalam serta berulang-ulang tentang suatu hal yang sehingga seseorang memperoleh pengetahuan yang tinggi. Kegiatan ini sering disebut filsafat. Filsafat pada umumnya menggunakan rasio sebagai tolok ukurnya, sehingga hal-hal yang diluar jangkauan rasio tidak termasuk wilayah filsafat. (ada kesalahan, baca lagi wilayah filsafat Titus) Ilmu sebagai proses, prosedur, dan produk yang diungkapkan The Liang Gie dapat terlihat pada al-quran antara lain: Ilmu sebagai proses diungkapkan al-quran dalam bentuk kata kerja (fi'il), QS. Al-Alaq, 96:1-5). Kata Iqra bersal dari akar kata yang berati menghimpun dan kata tersebut melahirkan aneka ragam makna, seperti menyampaikan, menelaah, mendalami,

meneliti, mengetahui isi sesuatu dan membaca, baik teks tertlis maupun teks tidak tertulis. Iqra' dismaping berati menghimpunjuga memiliki makna bacalah, telitilah, dalamilah, ketahuilah ciri-ciri sesuatu, bacalah tanda-tanda zaman, sejarah diri sendiri, yang tertulis dan tidak tertulis. Ilmu sebagai proses dalam kaitannya dalam bentuk ungkapan dalam al-Quran dapat dipahami anata lain dari bentuk 'allama yang berarti mengajarkan. Kata 'allama dkaitkan dengan kata ganti lain disebut sebanyak empat kali. Keempat ungkapan tersebut dapat dilihat pada al-Baqarah, 2:31. kata 'allama juga terdapat pada QS ArRahman, 55:2; Al-Alaq, 92:4. dari kata 'allama yang tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa 1] bentuk 'allama hanya Allah yang dimaksud sebagai subjek sekaligus sebagai sumber ilmu pertama; 2] yang diajar selalu manusia sebagai objek

[A. KURNIA JAKA OCTAVIAN] Al-Islam III

dari yang pertama dan juga dapat berarti bahwa proses kejadian manusia merupakan objek ilmu yang harus dipelajari oleh manusia itu sendiri; 3] obejk ilmu pengetahuan adalah seluruh alam semesta; 4] manusia dismaping sebagai "subjek" pencari ilmu juga sebagai objek ilmu seperti biologi, psikologi, sosiologi. Ketiga, Ada juga bentuk lain yang mengandung proses pencarian ilmu, antara lain:

iqra', nazar, al-ra'yu, al-basar, as-sam'u, al-fikr, al-aql, al-tadabbur, al-fiqh, al-fahm, al-ma'rifat, al-zikr, al-ubart, al-yagn, al-zan, al-husban, dan al-hisban, asy syah, alkaib. Term-term yang secara tidak langsung merujuk kata ilmu: 1] 'alamin berarti alam semesta; 2] As-samawat wa al-Ardi berarti langit dan bumi; 3] kulla syaiin berarti segala sesuatu; 4] makhluk. pengetahuan sebenarnya. Inilah yang nantinya menjadi basis ontologi ilmu

B. Ilmu Pengetahuan dalam Al-quran Hakikat Ilmu Pengetahuan 1. Alam Semesta Pandangan Terhadap alam Semesta: Pandangan klasik, pandangan modern, pandangan al-quran Langit dam Bumi Sama (samawat) adalah ruang alam yang didalamnya terdapat bintang, galaksi-galaksi dam semua itu tidak statis melainkan berkembang sedangkan yang dimaksud langit tujuh adalah tujuh ruangalam dan segala isinya yang masing-masing memiliki hukum alam Ard atau Bumi adalah salahsatu planet yang ada di ruang alam yang bergerak mengelilingi matahari sebgai pusat peredaran Dibumi terjadi kehidupan karena memenuhi unsur-unsur yang diperlukan oleh makhluk hidup. 1. Makhluk hidup: Sel sebagai satuan hidup, Proses pembiakan (reproduction, Manusia. Pemahaman terhadap hakikat alam semesta mengalami beberapa tahapan mulai dari zaman klasik yang menyatakan bahwa alam ini datar sedang langit seperti bola raksasa yang dindingnya dihiasi bintang-bintan; hjingga zaman modern yang telah berhasil

[A. KURNIA JAKA OCTAVIAN] Al-Islam III

menyingkap

rahasia

alam

dengan

ditemukannya

teori/

hukum

alam

untuk

mengembangkan sains teknologi modern 2. Khusus pemahamana terhadap langit dan bumi telah ditemukan berbagai teori terutama dari ahli fisika telah ditemukan bahwa hukum-hukum yang pada intinya menyatakan bahwa langit dan bumi ada dengan sendirinya can terjadi karean hukum alam sematamata dan bersifat abadi. Disisi lain jonsep langit dan bumi dalam al-quran pada intinya merupakan tanda-tanda kekuasaan Allah swt. Yang sunna-Nya tidak pernah berubah. Hakikat sains dan teknologi berupaya menemukan kembali sunnatullah yang sudah ada dan belum ditemukan. 3. Untuk makhluk hidup menurut saintis diperlukan unsur-unsrur pokok kehidupan (air, udara, dan api) dan ini merupakan hukum alam yang pasti dan bersifat universal. Sedang al-Quran telah memberikan isyarat dan ketentuan tentang makhluk hidup, baik bintang, tumbuhan maupun manusia dengan segala aturan-aturan yang berlaku padanya. Pada dasarnya tidak ada pertentangan antara teori-teori dari para ilmuwanbaik ahli fisika, Kimia atau lainnya dengan ajaran al-quran. Namun, masih banyak rahasia kehidupan yang belum terungkap oleh para ilmuwan. 2. Kosmologi Kosmologi dalam al-quran Kosmologi menurut Ilmu Pengetahuan Pengetahuan tentang hukum alam Nasib alam pada akhirnya Kebenaran al-quran menurut pandangan para ilmuwan 3. Kesatuan Ilmu Pengetahuan dengan Spiritural

Anda mungkin juga menyukai