Anda di halaman 1dari 13

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar belakang Metode-metode dan model yang dikembangkan dalam ilmu komunikasi sebenarnya berasal dari sejumlah perspektif dan teori di luar khazanah disiplin komunikasi. Ada pendekatan struktural-fungsional yang diilhami ilmu sosiologi, teori sistem dan informasi dari matematika, perspektif mekanistis dari fisika, perspektif psikologis dari psikologi sosial, dan lain-lain. Proses ini merupakan hasil pengembangan ilmu komunikasi dari komponen filsafat epistemologi. Model biasa dibangun agar membantu proses identifikasi, penggambaran atau kategorisasi komponen-komponen yang relevan dari suatu proses. Sebuah model dapat dikatakan sempurna, jika ia mampu memperlihatkan semua aspek yang mendukung terjadinya suatu proses. Misalnya, dapat menunjukkan keterkaitan antara satu komponen dengan komponen lainnya dalam suatu proses, dan keberadaannya dapat ditunjukkan secara nyata.

1.2.Tujuan Untuk mengetahui model-model komunikasi Untuk mengetahui tentang apa saja yang terkait dalam model-model komunikasi Untuk menganalisa studi kasus mengenai model-model komunikasi

BAB II PEMBAHASAN

2.1.Pengertian Model Komunikasi Model adalah representasi simbolik dari suatu benda, proses, sistem, atau gagasan. Model dapat berbentuk gambar-gambar grafis, verbal, atau matematikal. Perbedaan pokok antara teori dan model adalah: teori merupakan penjelasan, sementara model hanya merupakan representasi. Model komunikasi merupakan alat untuk menjelaskan atau untuk mempermudah penjelasan komunikasi. Dalam pandangan Sereno dan Mortensen (dalam Mulyana. 2001:121), suatu model komunikasi merupakan deskripsi ideal mengenai apa yang dibutuhkan untuk terjadinya komunikasi. Oleh karena itu model bisa disebut sebagai gambaran informal untuk menjelaskan atau menerapkan teori atau penyederhanaan teori. Fungsi model komunikasi paling tidak bisa melukiskan proses komunikasi, menunjukkan hubungan visual dan membantu dalam menemukan dan memperbaiki kendala komunikasi dalam perspektif teoritik. Aubrey Fisher, mengatakan bahwa model adalah analogi yang

mengabstraksikan dan memilih bagian dari keseluruhan, unsur, sifat atau komponen yang penting dari fenomena yang dijadikan model. Model dapat dikatakan sebagai gambaran informal untuk menjelaskan atau menerapkan teori. Dengan kata lain, model adalah teori yang lebih disederhanakan. Gordon Wiseman dan Larry Barker (dalam Mulyana, 2001:123) menjelaskan tiga fungsi model komunikasi yaitu melukiskan proses komunikasi, menunjukkan hubungan visual, membantu dalam menemukan dan memperbaiki kemacetan komunikasi. Bagi Werner J.Severin dan James W. Tankard, Jr. model membantu merumuskan suatu teori dan menyarankan hubungan. Oleh karena hubungan antara model dengan teori begitu erat, model sering dicampuradukkan dengan teori. Oleh karena kita memilih unsur-unsur tertentu yang kita masukkan dalam model, suatu model mengimplikasikan penilaian atas relevansi, dan ini pada gilirannya mengimplikasikan suatu teori mengenai fenomena yang diteorikan. Model dapat berfungsi sebagai basis bagi suatu teori yang lebih kompleks, alat

untuk menjelaskan teori dan menyarankan cara-cara untuk memperbaiki konsepkonsep. Secara umum, model-model komunikasi dapat dibagi dalam lima kelompok. Kelompok pertama, disebut sebagai model-model dasar. Kelompok kedua menyangkut pengaruh personal, penyebaran dan dampak komunikasi masa terhadap perorangan. Kelompok ketiga meliputi model-model tentang efek komunikasi massa terhadap kebudayaan dan masyarakat. Kelompok keempat berisikan model-model yang memusatkan perhatian pada khalayak. Kelompok kelima mencakup model-model komunikasi tentang sistem, produksi, seleksi dan alur media massa

2.2 Jenis model-model Komunikasi John Fiske (1990) menyebut ada dua mazhab utama yang tercermin dalam model komunikasi. Pertama mazhab proses yang melihat komunikasi sebagai transmisi pesan. Dalam mazhab ini mereka tertarik dengan bagaimana pengirim dan penerima mengkonstruksi pesan (encode) dan menerjemahkannya (decode), dan dengan bagaimana transmiter menggunakan saluran dan media komunikasi. Mazhab ini cenderung membahas kegagalan komunikasi dan melihat ke tahaptahap dalam proses tersebut guna mengetahui di mana kegagalan tersebut terjadi. Mazhab kedua melihat komunikasi sebagai produksi dan pertukaran makna. Hal ini berkenaan dengan bagaimana pesan berinteraksi dengan orang-orang dalam menghasilkan makna. Pada dasarnya model komunikasi juga mempunyai sifat dan fungsi untuk menjelaskan suatu fenomena yang diamati. Terkadang ada beberapa model yang tampak bertentangan, misalnya model S-R (stimulus-respons) dan model interaksional. Kondisi i disebabkan karena adanya paradigma yang berbeda itu, sehingga ilmuwan sosial yang berpandangan objektif/positivistik menganggap bahwa ada keteraturan dalam perilaku manusia (manusia cenderung dianggap pasif), seperti perilaku alam, tidak jarang menggunakan model matematik, misalnya dalam bentuk hipotesis yang harus diuji melalui perhitungan statistik.

Sedangkan di sisi lain ilmuwan sosial berpandangan subyektif/interpretif/ fenomenologis, yang menganggap bahwa manusia aktif, biasanya lebih banyak menggunakan model verbal. Akan tetapi, untuk menjelaskan fenomena komunikasi secara umum atau mendasar, kedua kubu tersebut sama-sama sering menggunakan model diagramatik, sebagai salah satu versi dari model simbolik. Hanya saja, penggunaan model diagramatik juga memang lebih lazim di kalangan ilmuwan positivis daripada dikalangan ilmuwan fenomenologis, seperti yang tampak pada model-model komunikasi yang bersifat linear. Beberapa contoh model komunikasi, 1. Model Lasswell Salah satu model komunikasi yang tua tetapi masih digunakan orang untuk tujuan tertentu adalah model komunikasi yang dikemukakan oleh Harold Lasswel ( Forsdale 1981 ), seorang ahli ilmu politik dari Yale University. Dia

menggunakan lima pertanyaan yang perlu di tanyakan dan di jawab dalam melihat proses komunikasi, yaitu who ( siapa ), says what ( mengatakan apa ), in which medium atau dalam media apa , to whom atau kepada siapa, dan dengan what effect atau apa efeknya. Bila dilihat lebih lanjut maksud dari model Lasswell ini akan kelihatan bahwa yang dimaksud dengan pertanyaan who tersebut adalah menunjuk kepada siapa orang yang mengambil inisiatif untuk memulai komunikasi. Yang memulai komunikasi ini dapat berupa seseorang dan dapat juga sekelompok orang seperti organisasi stsu persatuan. Pertanyaan kedua adalah says what atau apa yang dikatakan. Pertanyaan ini adalah berhubungan dengan isi komunikasi atau apa pesan yang disampaikan dlam komunikasi tersebut. Pertanyaan ketiga adalah to whom. Pertanyaan ini maksudnya

menanyakan siapa yang menjadi audience atau penerima dari komunikasi. Pertanyaan keempat adalah through what atau melalui media apa. Yang dimaksudkan dengan media adalah alat komunikasi, seperti berbicara, gerakan badan, kontak mata, sentuhan, radio, televisi, surat, buku, dan gambar. Yang perlu diperhatikan dalam hal ini adalah tidak semua media cocok untuk maksud tertentu.

Pertanyaan terakhir dari model Lasswell ini adalah what effect atau apa efeknya dari komunikasi tersebut. Pertanyaan mengenai efek komunikasi ini dapat menanyakan 2 hal yaitu apa yang ingin dicapai dengan hasil komunikasi tersebut dan kedua, apa yang dilakukan orang sebagai hasildari komunikasi. Akan tetapi perlu diingat, bahwa kadang-kadang tingkah laku seseorang tidak hanya disebabkan oleh faktor hasil komunikasi tetapi juga dipengaruhi factor lain.

2. Model Arisroteles Aristoteles adalah filosof Yunani, tokoh paling dini yang mengkaji komunikasi, yang intinya adalah persuasi Model Aristoteles adalah model yang paling klasik atau disebutbjuga model retoris. Oleh karena itu, model ini merupakan penggambaran dari komunikasi retoris, konu8mikasi publik atau pidato. Aristoteles adalah orang pertama yang merumuskan model komunikasi verbal pertama. Proses komunikasi terjadi ketika ada seorang pembicara berbicara kepada orang lain atau khalayak lain dala rangka merubah sikap mereka. Aristoteles mengemukakan tiga unsur yang harus ada dalam proses komunikasi : 1. 2. 3. Pembicara (speaker) Pesan (message) Pendengar (listener)

Menurut Aristoteles, persuasi dapat dicapai oleh : 1. 2. 3. Siapa Anda (etos-kepercayaan anda) Apa argumen Anda (Logos-logika dalam pendapat Anda) Dengan memainkan emosi khalayak (pathos-emosi khalayak)

Salah satu kelemahan model ini adalah bahwa proses komunikasi dipandang sebagai suatu yang statis dan tidak mempedulikan saluran, umpan balik, efek, dan kendala-kendala. Disanping itu, model ini juga berfokus pada komunikasi yang disengaja (komunikator mempunyai keinginan secara sadar untuk merubah sikap orang lain).

3. Model Shannon dan Weaver

Model komunikasi lain yang banyak digunakan adalah model komunikasi dari Claude Shannon atau lebih dikenal dengan model Shannon Wever. Model ini berbeda dengan model Lasswell mengenai istilah yang digunakan bagi masingmasing komponen. a. Sumber Informasi ( Information Source ) Dalam komunikasi manusia menjadi sumber informasi adalah otak. Pada otak ini terdapat kemungkinan message / pesan yang tidak terbatas jumlahnya. Tugas utama dari otak adalah menghasilkan suatu pesan atau suatu set kecil pesan dari berjuta-juta pesan yang ada. b. Transmitter Langkah kedua dari model Shannon adalah memilih transmitter. Pemilihan transmitter ini tergantung pada jenis komunikasi yang digunakan. Kita dapat membedakan dua macam komunikasi yaitu komunikasi tatap muka dan komunikasi mesin. Pada komunikasi tatap muka yang menjadi transmitternya adalah alat-alat pembentuk suara dan dihubungkan dengan otot-otot serta organ tubuh lainnya yang terlibat dalam penggunaan bahasa nonverbal , sedangkan pada komunikasi yang menggunakan mesin-mesin alat komunikasi yang berfungsi sebagai transmitter adalah alat itu sendiri seperti, telepon, radio, televisi, foto, dan film. c. Penyandingan (Encoding ) Pesan Penyandingan ( encoding ) pesan diperlukan untuk mengubah ide dalam otak kedalam suatu sandi yang cocok dengan Transmitter. Dalam komunikasi tatap muka signal yang cocok dengan alat-alat suara adalah berbicara. Signal yang cocok dengan otot-otot tubuh dan indera adalah anggukan kepala, sentuhan dan kontak mata. Pada komunikasi yang menggunakan mesin, di mana alat-alat yang digunakan sebagai perluasan dari indera, penyandian pesan juga berasal dari tubuh tetapi diperluas melalui jarak jauh dengan transmitter. Misalnya radio adalah perluasan dari suara manusia, televisi perluasan dari mata dan begitu juga dengan alat komunikasi lainnya. d. Penerima dan Decoding

Istilah Shannon mengenai penerima dan decoding atau penginterpretasian pesan seperti berlawanan dengan istilah penyandian pesan. Pada komunikasi tatap muka kemungkinan transmitter menyandikan pesan dengan menggunakan alatalat suara dan otot-otot tubuh. Penerima dalam hal ini adalah alat-alat tubuh yang sederhana yang sanggup mengamati signal. Misalnya telinga menerima dan menguraikan sandi pembicaraan, mata menerima dan menguraikan sandi gerakan badan dan kepala, kilatan mata dan signal lainnya yang dapat dilihat mata. Jelaslah jika seorang individu pada komunikasi tatap muka kekurangan satu atau lebih organ tubuh maka penerimaan pesan akan menjadi macet. e. Tujuan (Destination) Komponen terakhir dari Shanon adalah destination (tujuan) yang dimaksud oleh si komunikator. Destination ini adalah otak manusia yang menerima pesan yang berisi bermacam-macam hal, ingatan atau pemikiran mengenai kemungkinan dari arti pesan. Penerima pesan telah menerima signal mungkin melalui pendengaran, penglihatan, penciuman dan sebagainya kemudian signal itu diuraikan dan diinterpretasikan dalam otak. f. Sumber Gangguan (Noise) Dalam model komunikasi Shannon ini terlihat adanya faktor sumber gangguan pada waktu memindahkan signal dari transmitter kepada si penerima. Misalnya pada waktu anda berbicara dengan teman di jalan kedengarannya suara mobil lewat anak-anak berteriak yang semuanya itu mengganggu pembicaraan anda sesaat dan gangguan itu dinamakan noise. Gangguan ini selalu ada dalam tiap-tiap komunikasi. Oleh sebab itu kita harus siap menetralkan gangguan dan tidak terkejut dengan kehadirannya. Untuk menetralkan gangguan ini Shannon mengemukakan empat cara seperti berikut : Menambah kekuatan ( power ) dari signal. Misalnya kalau kita berbicara dengan seseorang di jalan yang suasananya hiruk pikuk, kita perlu memperkeras suara kita dalam berbicara supaya tidak diteln suara hiruk pikuk dan agar dapat didengar oleh lawan kita berbicara. Mengarahkan signal dengan persis. Seperti halnya dalam pembicaraan diatas, taktik lain yang bisa dipakai untuk mengatasi gangguan adalah

berbicara dekat sekali dengan lawan berbicara sehingga suara kita itu dapat menetralkan gangguan suara lain. Menggunakan signal lain. Sebagai tambahan terhadap dasar pertama, dapat digunakan taktik lain untuk menetralisir gangguan yaitu dengan memperkuat pesan dengan signal lain misalnya, dengan gerakan kepala, gerakan badan, sentuhan, dan sebagainya. Redudansi. Redudansi dalam situasi yang normal kurang baik digunakan., tetapi dalam suasana yang hiruk pikuk pengulangan kata-kata kunci dalam pembicaraan perlu dilakukan untuk membantu memperjelas pesn yang disampaikan.

4. Model Schraumn Wilbur Schraumn memberikan model proses komunikasi yang agak berbeda sedikit dengan dua model sebelumnya. Dia memperlihatkan pentingnya peranan pengalaman dalam proses komunikasi. Bidang pengalaman akan menentukan apakah pesan dikirimkan diterima oleh sipenerima sesuai dengan apa yang dimaksudkan oleh sipengirim pesan. Schraumn mengatakan jika tidak ada kesamaan dalam bidang pengalaman, bahasa yang sama, latar belakang yang sama, kebudayaan yang sama, maka sedikit kemungkinan pesan yang diterima diinterpretasikan dengan benar. Model ini sama dengan model-model sebelumnya yaitu memperlihatkan proses komunikasi yang satu arah dan tidak dua arah. Oleh karena Schraumn menyadari pentingnya balikan dalam komunikasi, akhirnya menyempurnakan model ini menjadi model dua arah. Balikan adalah penting dalam proses komunikasi karena akan menceritakan kepada kita bagaimana pesan yang dikirimkan diinterpretasikan oleh yang menerima pesan. Bila penerima pesan memberikan balikan kepada si pengirim maka si penerima berubah menjadi si pengirim atau sumber sehingga komunikasi tidak satu arah lagi tetapi satu lingkaran. Seorang individu dapat dipandang sebagai pengirim atau penerima pesan.

5. Model Berlo Model-model komunikasi makin hari makin dikembangkan di antaranya yang paling terkenal model yangf dikembangkan oleh David Berlo pada tahun 1960. Modelnya hanya memperlihatkan proses komunikasi satu arah dan hanya terdiri dari empat komponen yaitu sumber, pesan, saluran dan penerima atau receiver. Akan tetapi pada masing-masing komponen tersebut ada sejumlah faktor kontrol. Faktor ketrampilan, sikap, pengetahuan, kebudayaan, dan sistem social dari sumber atau orang yang mengirim pesan merupakan factor penting dalam menentukan isi pesan, perlakuan atau treatment dan penyandian pesan. Faktorfaktor ini juga berpengaruh kepada penerima pesan dalam menginterpretasikan isi pesan yang dikirimkan. Saluran yang dapat digunakan dalam komunikasi adalah penglihatan, pendengaran, penciuman, perasaan, dan alat peraba. Model komunikasi Berlo di samping menekankan ide bahwa meaning are in the people atau arti pesan yang dikirimkan pada orang yang menerima pesan bukan pada kata-kata pesan itu sendiri .Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa interpretasi pesan terutama tergantung kepada arti dari kata atau pesan yang di tafsirkan oleh si pengirim atau si penerima pesan.

6. Model DeFleur Model ini menggambarkan model komunikasi massa ketimbang komunikasi antarpribadi. Modelnya merupakan perluasan dari model-model yang dikemukakan para ahli lain, dengan memasukkan perangkat media massa dan perangkat umpan balik. Ia menggambarkan sumber, pemancar, penerima dan sasaran sebagai fase-fase terpisah dalam proses komunikasi massa.

7. Model Tubbs Model ini menggambarkan komunikasi paling mendasar, yaitu komunikasi dua-orang (diadik). Meskipun dalam model itu komunikator 1 dan komunikator 2 memiliki unsur-unsur yang sama yang juga didefinisikan sama : masukan, penyaring, pesan, saluran, gangguan, unsur-unsur tersebut tetap berada dalam muatannya.

2.3 Contoh Kasus Model Komunikasi Kasus 1. Pupuk di Serang Masih Langka Meski distribusi pupuk bersubsidi sudah dialihkan dari PT Pupuk Sriwijaya (Pusri) kepada PT Pupuk Petani Kujang, harus namun memesan para petani hari masih untuk

kesulitanmendapatkannya. mendapatkan pupuk

jauh-jauh

jenis urea di pengecer. Bahkan, bila pengecer tidak

mengenal pembeli pupuk, sipembeli wajib meninggalkan kartu tanda penduduk (KTP).Petani asal Kaligandu,Serang yang tidak tergabung dalam kelompok tani, Encep Effendi menjelaskan,persediaan pupuk urea bersubsidi di tingkat pengecer masih sangat terbatas. Halitu terbukti dari banyaknya petani yang masih susah untuk mendapatkan pupuk urea. Lihat sawah saya, kebanyakan ujung daunnya menguning keemasan, ini akibat kurang diberi pupuk urea. Seharusnya semua daun padi berwarna hijau pada saat ini, ungkapnya.Saat membeli pupuk, kata Encep, jika petani tidak dikenal oleh pedagang pupuk di pengecer, maka selain harus memesan pupuk urea terlebih dahulu, ia juga harus menitipkan KTP. Itupun jika pupuk Urea yang telah dipesan telah datang, pupuk UREA tersebut tidak diberikan sepenuhnya, melainkan hanya setengahnya saja, ungkapnya Karena persediaan Pupuk UREA yang terbatas, tak jarang ia sering mengoplos pupuk urea dengan garam, agar cukup untuk ditaburkan di areal sawahnya. Ini semata saya lakukan agar sawah saya bisa sepenuhnya diberikanurea, meski harus dioplos dengan garam, dan hasilnya seperti yang anda lihat, semua ujung daun padi kering berwarna kuning keemasaan karena kurang urea, ungkapnya.Ia juga mengeluhkan, setelah peneyerbukan yang memakan waktuwaktu 20 hari, Pupuk urea seharusnya telah tersedia, agar padi bisa dipanen.Namun, karena di toko pupuk pun belum ada persediaan, akhirnya ia hanya bisa menunggu hingga pupuk yang dipesannya tiba.Pada tahun 2007 saya membe lipupuk UREA per 50 kilogram seharga Rp 65.000 tanpa ada kelangkaan. Dan sekarang pupuk UREA naik sebsar Rp 85.000, itu pun jika ada, tambahnya.

10

Seorang

pelayan

di

Toko

Pupuk

Patah

Jaya,

di

Pasar

Rau

Serangmengatakan, pengalihan distribusi pupuk dari PT. Pusri kepada PT. Kujang, tidak banyak membawa perubahan dalam mengatasi kelangkaan pupuk yang semakinsering terjadi. Tokonya juga mengalami kesulitan untuk menjual pupuk bersubsidi karena memang belum mendapatkan pasokan.Kami masih kesulitan untuk menj ual pupuk bersubsidi karena belum mendapatkan kiriman, keluh pelaya toko yang tidak ingin menyebutkan namanya itu.Pelayan itu

menambahkan,karena di tokonya tidak terdapat pupuk urea, para petani yang terpaksa membeli pupuk jenis lain, seperti NPK. Seringkali saya lihat, petani mengelilingi wilayahSerang selama berhari-hari, hanya untuk mencari pupuk urea, katanya.Di tempat terpisah, Wakil Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Serang, Abdul Muhyimembenarkan tentang masih terjadinya kelangkaan pupuk di wilayahnya. Iamencontohkan, untuk wilayah Bojonegara yang membutuhkan 186 ton pupuk bersubsidi, saat ini baru dipasok sembilan ton dari jatah 200 ton..Ia juga menambahkan, sebenarnya para petani membutuhkan pupuk urea dengan skala besar hanya sekali dalam setahun. Kebutuhan tersebut wajib disediakan oleh pemerintah dan pengusaha. PT. Kujang begitu membawa pupuk wajib mengawal sampai gedung distributor, bagi para distributor wajib memiliki gudang yang jelas, urainya.Ia juga memaparkan, pada tahun 2009 ini, alokasi pupuk untuk Kabupaten Serang sebesar 15.898 ton. Sedangkan pada tahun kemarin sebsar18.000 ton karena digabung dengan Kota Serang. Seperti yang telah dibahassebelumnya bahwa komunikasi searah adaalah komunikasi yang tanpa adaanyaproses timbal balik atau Tanya jawab dan biasanya komunikasi searah terdapatpada media-media massa. Kasus atau contoh aplikasi komunikasi searah diatasdikutip dari Koran Banten.

11

BAB IV PENUTUP

Kesimpulan Dari uraian diatas kita dapat menyimpulkan bahwa model komunikasi adalah gambaran yang sederhana dari proses komunikasi yang memperlihatkan kaitan antara satu komponen komunikasi dengan komponen lainnya. Secara umum, model-model komunikasi dapat dibagi dalam lima kelompok. Kelompok pertama, disebut sebagai model-model dasar. Kelompok kedua menyangkut pengaruh personal, penyebaran dan dampak komunikasi masa terhadap perorangan. Kelompok ketiga meliputi model-model tentang efek komunikasi massa terhadap kebudayaan dan masyarakat. Kelompok keempat berisikan modelmodel yang memusatkan perhatian pada khalayak. Kelompok kelima mencakup model-model komunikasi tentang sistem, produksi, seleksi dan alur media massa Selain itu juga suatu model merepresentasikan secara abstrak ciri-ciri penting dan menghilangkan rincian komunikasi yang tidak perlu dalam dunia nyata. Sehingga suatu model komunikasi merupakan deskripsi ideal mengenai apa yang dibutuhkan untuk terjadinya komunikasi.

12

DAFTAR PUSTAKA

Samsul

Hadi.

2010.

Model

Komunikasi

http://blog.ub.ac.id/tugastik/2010/06/02/model-komunikasi/ diakses senin 05 November 2012 D. Dwikori Sitaresmi. 2010. Model-Model Komunikasi

http://dwikorisitaresmi.wordpress.com/2010/08/23/model-modelkomunikasi/ diakses senin 05 November 2012 Anonym 2010. Pengertian, Konsep dan Model Komunikasi

http://rumakom.wordpress.com/2010/10/31/pengertian-konsep-dan-modelkomunikasi/ diakses senin 05 November 2012

13

Anda mungkin juga menyukai

  • Bahan Revisian
    Bahan Revisian
    Dokumen1 halaman
    Bahan Revisian
    Rizki Agustian Harahap
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen2 halaman
    Kata Pengantar
    Rizki Agustian Harahap
    Belum ada peringkat
  • 1 Cover
    1 Cover
    Dokumen1 halaman
    1 Cover
    Rizki Agustian Harahap
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen2 halaman
    Cover
    Rizki Agustian Harahap
    Belum ada peringkat
  • Budidaya Pak Choy
    Budidaya Pak Choy
    Dokumen7 halaman
    Budidaya Pak Choy
    Rizki Agustian Harahap
    Belum ada peringkat
  • Afrika Selatan
    Afrika Selatan
    Dokumen7 halaman
    Afrika Selatan
    Rizki Agustian Harahap
    100% (1)
  • Revitalisasi Pertanian
    Revitalisasi Pertanian
    Dokumen15 halaman
    Revitalisasi Pertanian
    Rizki Agustian Harahap
    Belum ada peringkat
  • Afrika Selatan
    Afrika Selatan
    Dokumen7 halaman
    Afrika Selatan
    Rizki Agustian Harahap
    100% (1)
  • Etika Bisnis Dalam Kewirausahaan
    Etika Bisnis Dalam Kewirausahaan
    Dokumen14 halaman
    Etika Bisnis Dalam Kewirausahaan
    Rizki Agustian Harahap
    Belum ada peringkat
  • KTNT
    KTNT
    Dokumen15 halaman
    KTNT
    Rizki Agustian Harahap
    Belum ada peringkat
  • Asam Lemak dan Jenisnya
    Asam Lemak dan Jenisnya
    Dokumen1 halaman
    Asam Lemak dan Jenisnya
    Rizki Agustian Harahap
    Belum ada peringkat
  • On Farn Kakao
    On Farn Kakao
    Dokumen18 halaman
    On Farn Kakao
    Rizki Agustian Harahap
    Belum ada peringkat
  • D.I.T 13 (Akar Dan Batang)
    D.I.T 13 (Akar Dan Batang)
    Dokumen15 halaman
    D.I.T 13 (Akar Dan Batang)
    Rizki Agustian Harahap
    Belum ada peringkat
  • D.I.T 13 (Akar Dan Batang)
    D.I.T 13 (Akar Dan Batang)
    Dokumen15 halaman
    D.I.T 13 (Akar Dan Batang)
    Rizki Agustian Harahap
    Belum ada peringkat