Anda di halaman 1dari 3

Nama NPM

: PRICILLYA MARIA LOIMALITNA : 2012000106

Hari/ Tanggal : Senin, 15 Oktober 2012 DPP : 1. Drs.Sudjaswadi,Apt 2. Dra.Syarmalina, M.si.,Apt 3. Sarah Zaidan, S.Si, M.Pharm., Apt.

Saya APA (Apoteker Penanggungjawab Apotek), diterima berkerja di apotek yang sebelumnya sudah berjalan. Saya menyadari bahwa sebagai APA baru di tempat tersebut harus melakukan inovasi dalam mengembangkan apotek, bukan hanya dari segi bisnisnya saja, melainkan dari segi pelayanan kefarmasiaanya sehingga dapat tercapainya Good Pharmacy Practice (GPP). Bagaimana dan apa saja yang harus dilakukan sebagai APA baru di tempat tersebut?

Jawaban dan penyelesaian:

Standar untuk kualitas layanan kefarmasian diapotek (Good Pharmacy Practice - GPP), merupakan panduan bagi para apoteker dalam memberikan pelayanan kefarmasian yang baik secara komprehensif. Implementasi dan pemenuhan GPP merupakan suatu ongoing proses yang terus bergerak menuju standar yang makin tinggi, sehingga tujuan dari GPP dapat terpenuhi, tujuannya adalah agar obat/produk dan pelayanan kefarmasian yang diberikan apotek dapat memenuhi persyaratan mutu. Penyusunan pedoman GPP Apotek Farmasi Pancasila merujuk pada standar GPP dan diselaraskan dengan visi, misi, dan nilai-nilai budaya perusahaan. Mengingat Apotek Farmasi Pancasila merupakan apotek pendidikan, maka semua GPP bukan hanya ditunjukan untuk pelayanan kefarmasian, tetapi juga untuk pendidikan. Standar GPP tersebut terdiri dari : a. Fasilitas, peralatan, dan layanan penunjang 1.) Bangunan dan fasilitas Bangunan dan fasilitas yang sudah ada, menurut saya sudah baik, tetapi perlu ditambahkan kamar atau ruangan khusus untuk melakukan PIO(Pelayanan Informasi Obat). Kebutuhan ruangan khusus PIO agar pada saat melakukan

Pharmaceutical Care antara apoteker dan pasien lebih privasi dan tidak mendapatkan intervensi dari sekitar (misalnya, orang-orang yang berdatangan untuk melakukan transaksi di apotek) 2.) Peralatan (Equipment) Peralatan di Apotek Farmasi Pancasila cukup memadai dan kebersihannya terjaga. Saran dari saya, di sediakannya simulasi pembuatan puyer dalam bentuk sachet, karena dengan adanya kemajuan teknologi, puyer sekarang ini sudah dibuat dalam bentuk sachet dan menambah nilai estetika dan kemudahan dalam penggunaannya. 3.) Alat bantu pelayanan Alat bantu pelayanan disini dimaksudkan adanya alat-alat test gula darah, asam urat, dan kolestrol. Pasien akan tertarik untuk melakukan transaksi diapotek karena adanya pelayanan yang menyeluruh sebelum menentukan apakah obat yang akan dikonsumsi sudah benar. Penyediaan buku-buku sudah memadai dan tata letaknya rapih dan mudah dijangkau. b. Manajemen Mutu (Quality Management) 1.) Ketenagaan Sumber daya manusia harus mempunyai kompetensi dan komprehensif. Dari segi tenaga kerja sudah memadai, ada apoteker dan asisten apoteker. Mengingat Apotek Farmasi Pancasila merupakan apotek pendidikan, personel di dalamnya sudah memberikan kontribusi yang baik dalam mengelolah apotek dan memberikan pendidikan kefarmasian. 2.) Pembelajaran Berkelanjutan Memberikan informasi kepada pasien secara lengkap sampai pasien mengerti tentang terapi yang dia peroleh sehingga menimbulkan rasa untuk taat dalam mengikuti proses terapi. 3.) Mutu Proses Meliputi, perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan dan penataan, penyerahan obat, administrasi resep, administrasi kartu PMRs, dan administrasi MESO. c. Mutu Pelayanan Kefarmasian (Quality of Pharmacy Service) 1.) Pelayanan resep Meliputi, skrining resep, penyimpanan obat, etiket, kemasan obat yang diserahkan dan penyerahan obat oleh apoteker. 2.) Swamedikasi untuk penyakit ringan

Pada swamedikasi inilah apoteker menjalankan praktek profesi kefarmasiaannya menerapkan Pharmaceutical Care. 3.) Monitoring dan evaluasi penggunaan obat dengan prioritas : pasien khusus (lansia, penyakit degeneratif) Menyediakan kartu medical record dan kartu MESO, sebagai dokumentasi untuk pasien khusus. Biasanya pasien khusu mempunyai sifat yang loyal terhadap apotek yang ikut ambil peduli atas penyakit yang dideritanya, sehingga tidak menutup kemungkinan bahwa pasien yang loyal tersebut akan menceritakan keunggulan apotek kita kepada orang lain. Kepedulian merupakan salah satu kunci bukan hanya untuk meningkatkan pelayanan saja, melainkan untuk meningkatkan omzet. 4.) Pelayanan Residensial (Home Service) Yang menjadi prioritas adalah pasien khusus, masyarakat sekitar, instansi, promosi dan edukasi. d. Hukum, Regulasi, dan Kode Etik Mencakup: 1.) Hukum memenuhi perundang-undangan dan peraturan yang berlaku Contohnya, perizinan, legalitas produk dan produk psikotropika dan narkotika. 2.) Regulasi Peraturan dan ketentuan perundang-undangan 3.) Etika Taat pada kode etik profesi e. Partisipasi dalam kegiatan sosial dan kesehatan masyarakat 1.) Memberikan informasi obat dan edukasi kesehatan masyakat. 2.) Mencegah penggunaan obat yang tidak rasional.

Anda mungkin juga menyukai