Anda di halaman 1dari 51

Tuberculosis (TBC) ; Interaksi Antara Agent, Host & Lingkungan Terhadap Perjalanan Alamiah & Tahapan Pencegahannya Posted

on 15 February 2010 by pramesemara

Sekitar 4000 tahun yang lampau, peradaban manusia dikejutkan dengan munculnya epidemi penyakit yang menyerang organ pernapasan utama manusia, yaitu paru-paru. Akhirnya dunia pun tahu, ketika Robert Koch (1882) berhasil mengidentifikasi kuman penyebab infeksi tersebut, Mycobacterium tuberculosis. Tuberculosis a atau penyakit TBC adalah suatu penyakit infeksi yang bisa bersifat akut maupun kronis dengan ditandai pembentukan turbekel dan cenderung meluas secara lokal. Selain itu, juga bersifat pulmoner maupun ekstrapulmoner dan dapat mempengaruhi organ tubuh lainnya. Hingga kini, TBC menjadi salah satu problem utama kesehatan dunia, terutama di negara berkembang. Menurut perkiraan WHO (1964) untuk dunia, secara keseluruhan sekitar 15 juta jiwa menderita infeksi TBC dan lebih dari 3 juta kematian dapat dihubungkan dengan TBC, serta diestimasikan untuk tiap tahunnya muncul 2-3 juta kasus baru TBC. Geografis dan distribusi temporal dari TBC berbeda-beda baik tempat maupun waktu. Dalam perkembangannya, kematian yang disebabkan oleh TBC perlahan menurun, sehingga TBC sebagai penyebab kematian turun dari posisi ke-2 pada tahun 1900 menjadi posisi ke-16 di tahun 1960. Namun kenyataan diatas tidak berlaku di beberapa tempat yang kurang berkembang aspek pencegahannya terutama di belahan dunia ketiga. TBC tetap menjadi penyebab kematian dini dan ketidakmampuan, dengan lebih dari 70% anak-anak terinfeksi sebelum berumur 14 tahun.

INTERAKSI HOST, AGENT DAN LINGKUNGAN Dewasa ini wawasan mengenai diagnosis, gejala, pengobatan dan pencegahan TBC sebagai suatu penyakit infeksi menular terus berkembang. Sejalan dengan itu, maka perlu dipelajari faktor-faktor penentu yang saling berinteraksi sesuai dengan tahapan perjalanan alamiah. 1. Periode Prepatogenesis a. Faktor Agent (Mycobacterium tuberculosis) Karakteristik alami dari agen TBC hampir bersifat resisten terhadap disifektan kimia atau antibiotika dan mampu bertahan hidup pada dahak yang kering untuk jangka waktu yang lama.

Pada Host, daya infeksi dan kemampuan tinggal sementara Mycobacterium Tuberculosis sangat tinggi. Patogenesis hampir rendah dan daya virulensinya tergantung dosis infeksi dan kondisi Host. Sifat resistensinya merupakan problem serius yang sering muncul setelah penggunaan kemoterapi moderen, sehingga menyebabkan keharusan mengembangkan obat baru. Umumnya sumber infeksinya berasal dari manusia dan ternak (susu) yang terinfeksi. Untuk transmisinya bisa melalui kontak langsung dan tidak langsung, serta transmisi kongenital yang jarang terjadi. b. Faktor Lingkungan Distribusi geografis TBC mencakup seluruh dunia dengan variasi kejadian yang besar dan prevalensi menurut tingkat perkembangannya. Penularannya pun berpola sekuler tanpa dipengaruhi musim dan letak geografis. Keadaan sosial-ekonomi merupakan hal penting pada kasus TBC. Pembelajaran sosiobiologis menyebutkan adanya korelasi positif antara TBC dengan kelas sosial yang mencakup pendapatan, perumahan, pelayanan kesehatan, lapangan pekerjaan dan tekanan ekonomi. Terdapat pula aspek dinamis berupa kemajuan industrialisasi dan urbanisasi komunitas perdesaan. Selain itu, gaji rendah, eksploitasi tenaga fisik, penggangguran dan tidak adanya pengalaman sebelumnya tentang TBC dapat juga menjadi pertimbangan pencetus peningkatan epidemi penyakit ini. Pada lingkungan biologis dapat berwujud kontak langsung dan berulang-ulang dengan hewan ternak yang terinfeksi adalah berbahaya. c. Faktor Host Umur merupakan faktor terpenting dari Host pada TBC. Terdapat 3 puncak kejadian dan kematian ; (1) paling rendah pada awal anak (bayi) dengan orang tua penderita, (2) paling luas pada masa remaja dan dewasa muda sesuai dengan pertumbuhan, perkembangan fisik-mental dan momen kehamilan pada wanita, (3) puncak sedang pada usia lanjut. Dalam perkembangannya, infeksi pertama semakin tertunda, walau tetap tidak berlaku pada golongan dewasa, terutama pria dikarenakan penumpukan grup sampel usia ini atau tidak terlindung dari resiko infeksi. Pria lebih umum terkena, kecuali pada wanita dewasa muda yang diakibatkan tekanan psikologis dan kehamilan yang menurunkan resistensi. Penduduk pribumi memiliki laju lebih tinggi daripada populasi yang mengenal TBC sejak lama, yang disebabkan rendahnya kondisi sosioekonomi. Aspek keturunan dan distribusi secara familial sulit terinterprestasikan dalam TBC, tetapi mungkin mengacu pada kondisi keluarga secara umum dan sugesti tentang pewarisan sifat resesif dalam keluarga. Kebiasaan sosial dan pribadi turut memainkan peranan dalam infeksi TBC, sejak timbulnya ketidakpedulian dan kelalaian. Status gizi, kondisi kesehatan secara umum, tekanan fisik-mental dan tingkah laku sebagai mekanisme pertahanan umum juga berkepentingan besar. Imunitas spesifik dengan pengobatan infeksi primer memberikan beberapa resistensi, namun sulit untuk dievaluasi.

2. Periode Pathogenesis (Interaksi Host-Agent) Interaksi terutama terjadi akibat masuknya Agent ke dalam saluran respirasi dan pencernaan Host. Contohnya Mycobacterium melewati barrier plasenta, kemudian berdormansi sepanjang hidup individu, sehingga tidak selalu berarti penyakit klinis. Infeksi berikut seluruhnya bergantung pada pengaruh interaksi dari Agent, Host dan Lingkungan.

TAHAP PENCEGAHAN Berkaitan dengan perjalanan alamiah dan peranan Agent, Host dan Lingkungan dari TBC, maka tahapan pencegahan yang dapat dilakukan antara lain : 1. Pencegahan Primer Dengan promosi kesehatan sebagai salah satu pencegahan TBC paling efektif, walaupun hanya mengandung tujuan pengukuran umum dan mempertahankan standar kesehatan sebelumnya yang sudah tinggi. Proteksi spesifik dengan tujuan pencegahan TBC yang meliputi ; (1) Imunisasi Aktif, melalui vaksinasi BCG secara nasional dan internasional pada daerah dengan angka kejadian tinggi dan orang tua penderita atau beresiko tinggi dengan nilai proteksi yang tidak absolut dan tergantung Host tambahan dan lingkungan, (2) Chemoprophylaxis, obat anti TBC yang dinilai terbukti ketika kontak dijalankan dan tetap harus dikombinasikan dengan pasteurisasi produk ternak, (3) Pengontrolan Faktor Prediposisi, yang mengacu pada pencegahan dan pengobatan diabetes, silicosis, malnutrisi, sakit kronis dan mental. 2. Pencegahan Sekunder Dengan diagnosis dan pengobatan secara dini sebagai dasar pengontrolan kasus TBC yang timbul dengan 3 komponen utama ; Agent, Host dan Lingkungan. Kontrol pasien dengan deteksi dini penting untuk kesuksesan aplikasi modern kemoterapi spesifik, walau terasa berat baik dari finansial, materi maupun tenaga. Metode tidak langsung dapat dilakukan dengan indikator anak yang terinfeksi TBC sebagai pusat, sehingga pengobatan dini dapat diberikan. Selain itu, pengetahuan tentang resistensi obat dan gejala infeksi juga penting untuk seleksi dari petunjuk yang paling efektif. Langkah kontrol kejadian kontak adalah untuk memutuskan rantai infeksi TBC, dengan imunisasi TBC negatif dan Chemoprophylaxis pada TBC positif. Kontrol lingkungan dengan membatasi penyebaran penyakit, disinfeksi dan cermat mengungkapkan investigasi epidemiologi, sehingga ditemukan bahwa kontaminasi lingkungan memegang peranan terhadap epidemi TBC. Melalui usaha pembatasan ketidakmampuan untuk membatasi kasus baru harus dilanjutkan, dengan istirahat dan menghindari tekanan psikis.

3. Pencegahan Tersier Rehabilitasi merupakan tingkatan terpenting pengontrolan TBC. Dimulai dengan diagnosis kasus berupa trauma yang menyebabkan usaha penyesuaian diri secara psikis, rehabilitasi penghibur selama fase akut dan hospitalisasi awal pasien, kemudian rehabilitasi pekerjaan yang tergantung situasi individu. Selanjutnya, pelayanan kesehatan kembali dan penggunaan media pendidikan untuk mengurangi cacat sosial dari TBC, serta penegasan perlunya rehabilitasi. Selain itu, tindakan pencegahan sebaiknya juga dilakukan untuk mengurangi perbedaan pengetahuan tentang TBC, yaitu dengan jalan sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Perkembangan media. Metode solusi problem keresistenan obat. Perkembangan obat Bakterisidal baru. Kesempurnaan perlindungan dan efektifitas vaksin. Pembuatan aturan kesehatan primer dan pengobatan TBC yang fleksibel. Studi lain yang intensif. Perencanaan yang baik dan investigasi epidemiologi TBC yang terkontrol.

KESIMPULAN Dari hasil telaah pustaka dan kajian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
1. TBC adalah suatu infeksi bakteri menular yang disebabkan oleh Mycobacterium

tuberculosis yang utama menyerang organ paru manusia. 2. TBC merupakan salah satu problem utama epidemiologi kesehatan didunia. 3. Agent, Host dan Lingkungan merupakan faktor penentu yang saling berinteraksi, terutama dalam perjalanan alamiah epidemi TBC baik periode Prepatogenesis maupun Patogenesis. Interaksi tersebut dapat digambarkan dalam Bagan Segitiga Epidemiologi TBC. 4. Pencegahan terhadap infeksi TBC sebaiknya dilakukan sedini mungkin, yang terdiri dari pencegahan primer, sekunder dan tersier (rehabilitasi). ******** DAFTAR PUSTAKA

Chandra, Budiman dr, 1996. Pengantar Prinsip dan Metode Epidemiologi. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta Leavell and Clark, 1958. Preventive Medicine for Doctor in his Community. Halaman 161-169 Sutrisna Bambang dr. M.H.Sc, 1986. Pengantar Metode Epidemiologi. PT. Dian Rakyat. Jakarta

Universitas Indonesia (FKUI), 2004. Kuliah Tuberculosis. http://ui.org/ fk/kuliah/respirasi/tuberculosis.htm. Wirawan Dewa Nyoman, dr. MPH, April 1997. Epidemiologi Dasar. Laboratorium Epidemiologi Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Denpasar World Health Organitation (WHO), 2004. Epidemiology of Tuberculosis. http://who.org/orgs/dissease/tuberculosis/epidemiology.htm.

Kanker payudara KANKER PAYUDARA Fakta dan Angka Menurut WHO 8-9% wanita akan mengalami kanker payudara. Ini menjadikan kanker payudara sebagai jenis kanker yang paling banyak ditemui pada wanita. Setiap tahun lebih dari 250,000 kasus baru kanker payudara terdiagnosa di Eropa dan kurang lebih 175,000 di Amerika Serikat. Masih menurut WHO, tahun 2000 diperkirakan 1,2 juta wanita terdiagnosis kanker payudara dan lebih dari 700,000 meninggal karenanya. Belum ada data statistik yang akurat di Indonesia, namun data yang terkumpul dari rumah sakit menunjukkan bahwa kanker payudara menduduki ranking pertama diantara kanker lainnya pada wanita. Kanker payudara merupakan penyebab utama kematian pada wanita akibat kanker. Setiap tahunnya, di Amerika Serikat 44,000 pasien meninggal karena penyakit ini sedangkan di Eropa lebih dari 165,000. Setelah menjalani perawatan, sekitar 50% pasien mengalami kanker payudara stadium akhir dan hanya bertahan hidup 18 30 bulan. Penyebab dan Faktor Resiko Penyebab pasti kanker payudara tidak diketahui. Meskipun demikian, riset mengidentifikasi sejumlah faktor yang dapat meningkatkan risiko pada individu tertentu, yang meliputi: Keluarga yang memiliki riwayat penyakit serupa Usia yang makin bertambah Tidak memiliki anak Kehamilan pertama pada usia di atas 30 tahun Periode menstruasi yang lebih lama (menstruasi pertama lebih awal atau menopause lebih lambat) Faktor hormonal (baik estrogen maupun androgen). Dari faktor risiko tersebut di atas, riwayat keluarga serta usia menjadi faktor terpenting. Riwayat keluarga yang pernah mengalami kanker payudara meningkatkan resiko berkembangnya penyakit ini. Para peneliti juga menemukan bahwa kerusakan

dua gen yaitu BRCA1 dan BRCA2 dapat meningkatkan risiko wanita terkena kanker sampai 85%. Hal yang menarik, faktor genetik hanya berdampak 5-10% dari terjadinya kanker payudara dan ini menunjukkan bahwa faktor risiko lainnya memainkan peranan penting. Pentingnya faktor usia sebagai faktor risiko diperkuat oleh data bahwa 78% kanker payudara terjadi pada pasien yang berusia lebih dari 50 tahun dan hanya 6% pada pasien yang kurang dari 40 tahun. Rata-rata usia pada saat ditemukannya kanker adalah 64 tahun. Studi juga mengevaluasi peranan faktor gaya hidup dalam perkembangan kanker payudara yang meliputi pestisida, konsumsi alkohol, kegemukan, asupan lemak serta kurangnya olah fisik. Diagnosis dan Skrining Sejumlah studi memperlihatkan bahwa deteksi kanker payudara dan serta terapi dini dapat meningkatkan harapan hidup dan memberikan pilihan terapi lebih banyak pada pasien. Diperkirakan 95% wanita yang terdiagnosis pada tahap awal kanker payudara dapat bertahan hidup lebih dari lima tahun setelah diagnosis sehingga banyak dokter yang merekomendasikan agar para wanita menjalani sadari (periksa payudara sendiri saat menstruasi) di rumah secara rutin dan menyarankan dilakukannya pemeriksaan rutin tahunan untuk mendeteksi benjolan pada payudara. Pada umumnya, kanker payudara dideteksi oleh penderita sendiri dan biasanya berupa benjolan yang keras dan kecil. Pada banyak kasus benjolan ini tidak sakit, tapi beberapa wanita mengalami kanker yang menimbulkan rasa sakit. Selain tes fisik, mamografi tahunan atau dua kali setahun dan USG khusus payudara disarankan untuk mendeteksi adanya kelainan pada wanita berusia lanjut dan wanita berisiko tinggi kanker payudara, sebelum terjadi kanker. Jika benjolan bisa teraba atau kelainan terdeteksi saat mamografi, biopsi perlu dilakukan untuk mendapatkan contoh jaringan guna dilakukan tes di bawah mikroskop dan meneliti kemungkinan adanya tumor. Jika terdiagnosis kanker, maka perlu dilakukan serangkaian tes seperti status reseptor hormon pada jaringan yang terkena. Jenis tes yang baru menyertakan juga tes gen HER2 (human epidermal growth factor receptor-2) untuk tumor. Gen ini berhubungan dengan pertumbuhan sel kanker yang agresif. Pasien dikatakan HER2-positif jika pada tumor ditemukan HER2 dalam jumlah besar. Kanker dengan HER2-positif dikenal sebagai bentuk agresif dari kanker payudara dan memiliki perkiraan perjalanan penyakit yang lebih buruk daripada pasien dengan HER2-negatif. Diperkirakan satu dari empat sampai lima pasien dengan kanker payudara tahap akhir memiliki HER2-positif. Penatalaksanaan Kanker Payudara Penatalaksanaan kanker payudara dilakukan dengan serangkaian pengobatan meliputi pembedahan, kemoterapi, terapi hormon, terapi radiasi dan yang terbaru adalah terapi imunologi (antibodi). Pengobatan ini ditujukan untuk memusnahkan kanker atau membatasi perkembangan penyakit serta menghilangkan gejala-gejalanya. Keberagaman jenis terapi ini mengharuskan terapi dilakukan secara individual. Pembedahan Tumor primer biasanya dihilangkan dengan pembedahan. Prosedur pembedahan

yang dilakukan pada pasien kanker payudara tergantung pada tahapan penyakit, jenis tumor, umur dan kondisi kesehatan pasien secara umum. Ahli bedah dapat mengangkat tumor (lumpectomy), mengangkat sebagian payudara yang mengandung sel kanker atau pengangkatan seluruh payudara (mastectomy). Untuk meningkatkan harapan hidup, pembedahan biasanya diikuti dengan terapi tambahan seperti radiasi, hormon atau kemoterapi. Terapi Radiasi Terapi radiasi dilakukan dengan sinar-X dengan intensitas tinggi untuk membunuh sel kanker yang tidak terangkat saat pembedahan. Terapi Hormon Terapi hormonal dapat menghambat pertumbuhan tumor yang peka hormon dan dapat dipakai sebagai terapi pendamping setelah pembedahan atau pada stadium akhir. Kemoterapi Obat kemoterapi digunakan baik pada tahap awal ataupun tahap lanjut penyakit (tidak dapat lagi dilakukan pembedahan). Obat kemoterapi bisa digunakan secara tunggal atau dikombinasikan. Salah satu diantaranya adalah Capecitabine dari Roche, obat anti kanker oral yang diaktivasi oleh enzim yang ada pada sel kanker, sehingga hanya menyerang sel kanker saja. Terapi Imunologik Sekitar 15-25% tumor payudara menunjukkan adanya protein pemicu pertumbuhan atau HER2 secara berlebihan dan untuk pasien seperti ini, trastuzumab, antibodi yang secara khusus dirancang untuk menyerang HER2 dan menghambat pertumbuhan tumor, bisa menjadi pilihan terapi. Pasien sebaiknya juga menjalani tes HER2 untuk menentukan kelayakan terapi dengan trastuzumab. Mengobati Pasien Pada Tahap Akhir Penyakit Banyak obat anti kanker yang telah diteliti untuk membantu 50% pasien yang mengalami kanker tahap akhir dengan tujuan memperbaiki harapan hidup. Meskipun demikian, hanya sedikit yang terbukti mampu memperpanjang harapan hidup pada pasien, diantaranya adalah kombinasi trastuzumab dengan capecitabine. Fokus terapi pada kanker tahap akhir bersifat paliatif (mengurangi rasa sakit). Dokter berupaya untuk memperpanjang serta memperbaiki kualitas hidup pasien melalui terapi hormon, terapi radiasi dan kemoterapi. Pada pasien kanker payudara dengan HER2positif, trastuzumab memberikan harapan untuk pengobatan kanker payudara yang dipicu oleh HER2.

=====Home Kesehatan Kanker Kanker Payudara

Kanker Payudara

By Min Min Published 08/14/2007 Kanker

Rating:

Min Min Freelance Writer View all articles by Min Min Kanker Payudara Setiap tahun lebih dari 580.000 kasus baru ditemukan di berbagai negara berkembang dan kurang lebih 372.000 pasien meninggal karena penyakit ini. Sayangnya sampai saat ini penyebab kanker payudara masih belum diketahui.

Ada beberapa hal yang dapat meningkatkan resiko kanker payudara, antara lain usia, riwayat kesehatan, faktor keturunan, faktor hormonal seperti menstruasi pertama terlalu cepat dan menopause dini. Selain itu upaya menunda kehamilan atau kehamilan pertama terjadi di atas usia 30 tahun juga bisa meningkatkan resiko. Gaya hidup yang tidak sehat, misalnya sering mengkonsumsi makanan yang mengandung lemak jahat, atau kurang berolahraga, juga dapat memperbesar resiko terserang kanker payudara. Data WHO menunjukkan bahwa 78% kanker payudara terjadi pada wanita usia 50 tahun ke atas. Hanya 6%-nya terjadi pada mereka yang berusia kurang dari 40 tahun. Meski demikian, kian hari makin banyak penderita kanker payudara yang berusia 30-an. Oleh karena itu jika Anda termasuk golongan yang beresiko tinggi, meski baru berusia 30-an, tak ada salahnya untuk lebih bersikap waspada terhadap perubahan yang terjadi pada payudara Anda.

Indonesia sudah cukup lama mengkampanyekan SADARI (periksa payudara sendiri). SADARI adalah tindakan deteksi dini terhadap adanya gejala-gejala kanker payudara. Metode ini sangat sederhana, namun diharapkan dapat menekan tingginya angka penderita kanker payudara, karena semakin awal terdeteksi maka semakin cepat proses pengobatan yang diperlukan. Pemerikasaan payudara sendiri dilakukan dengan meraba payudara sendiri apakah terdapat benjolan atau tidak, baik yang sakit maupun yang tidak sakit. Benjolan dapat menandakan adanya tumor. 8 dari 10 benjolan yang ditemukan pada payudara adalah tumor jinak atau tidak memiliki sifat kanker. Namun, jika Anda menemukan benjoan yang permanen pada payudara, segera temui dokter untuk memastikan bahwa benjolan tersebut tidak berbahaya. Selain itu perhatikan kulit payudara, apakah pembuluh vena-nya semakin terlihat? Apakah kulit di sekitar

puting menjadi berkerut? Kemudian cermati puting payudara bila ada cairan lengket atau darah yang keluar. Terakhir, perhatikan ukuran dan posisi payudara. Bila ukurannya mengecil atau posisi yang satu lebih rendah daripada yang lain, sebaiknya segera konsultasikan pada dokter.

Ada sejumlah kecil kanker payudara muncul tanpa adanya benjolan sama sekali. Jenis kanker payudara yang dikenal dengan Inflammatory Breast Cancer (IBC) ini cukup jarang dan jenis yang sangat agresif. Jika tidak segera terdiagnosa maka bisa menyebabkan kematian. Kenali gejala-gejalanya seperti : 1. Pertumbuhan ukuran payudara yang cepat dan tidak normal. 2. Timbul kemerahan, ruam atau bisul pada payudara. 3. Rasa gatal berkepanjangan pada payudara atau putting 4. Adanya penebalan pada jaringan payudara. 5. Timbul rasa sakit yang menusuk-nusuk atau nyeri pada payudara 6. Timbul rasa panas (seperti demam) pada payudara 7. Adanya pembengkakan nodus limfe di ketiak atau di bawah tulang selangka 8. Adanya lesung pada payudara 9. Putting payudara menjadi rata atau melesak ke dalam. Inflammatory Breast Cancer ini sering disalahartikan sebagai infeksi. Jika Anda mengalami gejala-gejala di atas, mintalah rujukan untuk melakukan mammogram. Jika ada perubahan warna pada payudara, minta pula rujukan untuk biopsy. Jika gejala-gejala tetap ada tanpa adanya diagnosa penyebabnya, minta pendapat kedua atau ketiga sampai ada dokter yang dapat menentukan penyebab gejala-gejala tersebut.

Pria juga dapat terkena kanker payudara walau persentasenya lebih kecil daripada perempuan. Kanker payudara pada pria juga berbahaya. Penyebaran kanker payudara pada pria lebih cepat karena jaringan sekitar payudara pria lebih tipis dari perempuan sehingga pada tahap awal mungkin sudah terjadi pelekatan pada jaringan sekitarnya. Karena itu, disarankan pria juga melakukan SADARI sehingga setiap perubahan cepat diketahui. Baca juga artikel bahasa Inggris di http://borobudurbiz.com/arten/breast-cancer/

Askep keluarga

About Us Daftar Polling Peluang Usaha

KEPERAWATAN KELUARGA, sebuah pengantar Posted on 7 April, 2008. Filed under: Kep. Komunitas | Merupakan bidang kekhususan spesialisasi yang terdiri dari keterampilan berbagai bidang keparawatan. Praktik keperawatan keluarga didefinisikan sebagai pemberian perawatan yang menggunakan proses keperawatan kepada keluarga dan anggota-anggotanya dalam situasi sehat dan sakit. Penekanan praktik keperawatan keluarga adalah berorientasi kepada kesehatan, bersifat holistik, sistemik dan interaksional, menggunakan kekuatan keluarga. Ada empat tingkatan keperawatan keluarga, yaitu: 1. Level 1, keluarga menjadi latar belakang individu/anggota keluarga dan fokus pelayanan keperawatan di tingkat ini adalah individu yang akan dikaji dan diintervensi. 2. Level 2, keluarga merupakan penjumlahan dari anggota-anggotanya, masalah kesehatan/keperawatan yang sama dari masing-masing anggota akan diintervensi bersamaan, masing-masing anggota dilihat sebagai unit yang terpisah. 3. Level 3, fokus pengkajian dan intervensi keperawatan adalah sub-sistem dalam keluarga, anggotaanggota keluarga dipandang sebagai unit yang berinteraksi, fokus intervensi: hubungan ibu dengan anak; hubungan perkawinan; dll. 4. Level 4, seluruh keluarga dipandang sebagai klien dan menjadi fokus utama dari pengkajian dan perawatan, keluarga menjadi fokus dan individu sebagai latar belakang, keluarga dipandang sebagai interaksional system, fokus intervensi: dinamika internal keluarga; struktur dan fungsi keluarga; hubungan sub-sistem keluarga dengan lingkungan luar. Proses Keperawatan Keluarga PENGKAJIAN Proses pengumpulan informasi yang dilakukan terus menerus dan untuk dapat mengartikan data/informasi yang diperoleh dan digunakan kemampuan profesional. Sumber-sumber data yang diperlukan berasal dari: pengkajian keluarga; observasi rumah dan lingkungannya; pemeriksaan

fisik seluruh anggota keluarga; data sekunder:hasil lab/X-ray. Ada dua tahap dalam pengkajian, yaitu: 1. Pengkajian tahap I a. Data umum i. Nama kepala keluarga ii. Alamat iii. Komposisi keluarga (dalam table) lengkapi dengan genogram iv. Tipe keluarga v. Suku vi. Agama vii. Status sosial ekonomi keluarga viii. Aktivitas rekreasi keluarga b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga i. Tahap perkembangan keluarga saat ini ii. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi iii. Riwayat keluarga inti iv. Riwayat keluarga sebelumnya (pihak suami dan istri) c. Lingkungan i. Karakteristik rumah ii. Karakteristik tetangga dan komunitas RW iii. Mobilitas geografis keluarga iv. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat v. Sistem pendukung keluarga d. Struktur keluarga

i. Pola komunikasi keluarga ii. Struktur kekuatan keluarga iii. Struktur peran (formal dan informal) iv. Nilai atau norma keluarga e. Fungsi keluarga i. Fungsi afektif ii. Fungsi sosialisasi iii. Fungsi perawatan keluarga f. Stress dan koping keluarga i. Stressor jangka pendek dan panjang serta kekuatan keluarga ii. Kemampuan keluarga berespons teradap situasi/stressor iii. Strategi koping yang digunakan iv. Strategi adaptasi disfungsional g. Pemeriksaan fisik h. Harapan keluarga 2. Pengkajian tahap II, mengacu pada pelaksanaan 5 tugas kesehatan keluarga oleh keluarga. a. Mengenal masalah i. Pengertian ii. Penyebab iii. Tanda dan gejala iv. Identifikasi tingkat keseriusan masalah pada keluarga b. Mengambil keputusan i. Akibat

ii. Keputusan keluarga c. Melakukan perawatan sederhana i. Cara-cara perawatan yang sudah dilakukan keluarga ii. Cara-cara pencegahan d. Modifikasi lingkungan i. Lingkungan fisik ii. Lingkungan psikologis e. Pemanfaatan fasilitas kesehatan i. Pelayanan kesehatan yang biasa dikunjungi keluarga ii. Frekuensi kunjungan DIAGNOSA KEPERAWATAN Merupakan panduan dalam dalam memberikan tindakan keperawatan, ada tiga jenis yaitu actual, risiko, dan potensial. Komponen diagnosa keperawatan keluarga: 1. Masalah, mengacu pada respon keluarga terhadap gangguan pemenuhan kebutuhan dasar 2. Etiolgi, mengacu pada pelaksanaan 5 tugas kesehatan keluarga. 3. Tanda dan gejala Contoh diagnosa keperawatan: Bersihan jalan nafas tidak efektif pada keluarga Bpk. ., khususnya .., berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat keluarga dengan.. Risiko cedera pada keluarga Bpk. ,khususnya , berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga menyediakan lingkungan yang aman ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA by : WS

ASKEP KELUARGA KELUARGA adalah unit terkecil masyarakat, terdiri dari suami istri dan anaknya atau ayah dan anaknya atau ibu dan anaknya. (uu. No 10, 1992) adalah kumpulan dua orang / lebih hidup bersama dg keterikatan aturan dan emosional, dan setiap individu punya peran masing-masing (friedman 1998) adalah unit terkecil masyarakat, terdiri dari suami istri dan anaknya atau ayah dan anaknya atau ibu dan anaknya. (uu. No 10, 1992) adalah kumpulan dua orang / lebih hidup bersama dg keterikatan aturan dan emosional, dan setiap individu punya peran masing-masing (friedman 1998) Kesimpulan : - unit terkecil dari masy - dua orang / lebih - ikatan perkawinan dan - hidup dalam satu rumah - asuhan kepala rt - berinteraksi - punya peran masing2 - pertahankan suatu budaya pertalian darah tangga

CIRI-CIRI KLG : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Diikat tali perkawinan Ada hub darah Ada ikatan batin Tanggung jawab masing masing Ada penagmbil keputusan Kerjasama Interaksi Tinggal dalam suatu rumah

STRUKTUR : 1. Struktur peran klg, formal dan informal 2. Nilai/norma klg, norma yg diyakini oleh klg. Berhub. Dg kesehatan 3. Pola komunikasi klg, bgm komunikasi ortu-anak, ayah ibu, & anggota lain 4. Struktur kek. Klg, kemamp. Mempengaruhi dan mengendalikan orlain. U/ kesehatan

CIRI CIRI STRUKTUR KLG : 1. Terorganisasi , bergantung satu sama lain 2. Ada keterbatasan , 3. Perbedaan dan kekhususan, peran dan fungsi masing-masing

STRUKTUR KELUARGA (IKATAN DARAH) :


1. Patrilineal, klg sedarah 2. 3. 4. 5.

terdiri sanak saudara sedarah dlm beberapa generasi , dimana hub. Itu berasal dari jalur ayah Matrilineal, klg sedarah terdiri sanak saudara sedarah dlm beberapa generasi , dimana hub. Itu berasal dari jalur ibu Matrilokal, suami istri tinggal pada klg sedarah istri Patrilokal, suami istri tinggal pada klg sedarah suami Klg kawinan, hub. Suami istri sebagai dasar bagi pembinaan klg dan sanak saudara baik dari pihak suami dan istri

PEMEGANG KEKUASAAN Patriakal, dominan dipihak ayah Matriakal, dominan di pihak ibu Equalitarian , ayah dan ibu

PERANAN KELUARGA : 1. Peranan ayah, pencari nafkah, prndidik, pelindung, rasa aman, sbg kk, anggota masy 2. Peranan ibu, mengurus rt, pengasuh/pendidik anak, pencari nafkah tambahan, anggota masy 3. Peran anak, peran psikososial sesuai tk perkemb. Baik mental fisik sosial dan spiritual.

TYPE KELUARGA (SCR TRADISIONAL) 1. Keluarga inti (nuclear family) terdiri: ayah , ibu dan anaknya dari keturunannya atau adopsi 2. Keluarga besar (extended family) keluarga inti + anggota klg lain yg masih ada hub. Darah. (kakek, nenek , paman, bibi)

TYPE KELUARGA (SCR TRADISIONAL) 1. Keluarga inti (nuclear family) terdiri: ayah , ibu dan anaknya dari keturunannya atau adopsi 2. Keluarga besar (extended family) keluarga inti + anggota klg lain yg masih ada hub. Darah. (kakek, nenek , paman, bibi)

TUGAS PERKEMBANGAN SESUAI DENGAN TAHAP PERKEMBANGAN (DUVAL) (SOCIOLOGICAL PERSPECTIVE) 1. Keluarga baru menikah - membina hub. Intim - bina hub, dg klg lain: teman - mendiskusikan rencana 1. Klg. Dg anak baru lahir - persiapan mjd ortu - adaptasi klg baru , interaksi klg, hub. Seksual dan kelompok sosial

punya anak

1. Klg dg anak usia pra sekolah

- memenuhi kebut. Anggota - membantu anak u/

klg : rumah,

rasa aman

bersosialisasi sehat klg intern dan luar

- mempertahankan hub yg - pembag tanggung jawab - kegiatan u/ sti,ulasi 4. Klg dg anak usia sekolah

perkemb. Anak

- membantu sosialisasi anak dg lingk luar - mempertahankan keintiman pasangan

- memenuhi kebut. Yg meningkat 5. Klg dg anak remaja - memberikan kebebasan seimbang - mempertahankan hub. Intim dg klg - komunikasi terbuka : hindari, - persiapan perub. Sistem peran 6. Klg mulai melepas anak sebagai dewasa - perluas jar. Klg dari klg inti ke - pertahnakan keintiman pasanagan - mabantu anak u/ mandiri sbg klg - penataan kembali peran ortu 7. Klg usia pertengahan - pertahankan keseh. Individu dan - hub. Serasi dan memuaskan dg - meningkatkan keakraban pasangan usia pertengahan baru extended debat, permusuhan dan bertanggug jawab

anak- anaknya dan sebaya

pasangan

8. Keluarga usia tua - pertahankan suasana saling menyenangkan -adapatasi perubahan : kehil.pasangan,kek. - pertahankan keakraban - melakukan life review 8. Keluarga usia tua - pertahankan suasana saling menyenangkan -adapatasi perubahan : kehil.pasangan,kek. - pertahankan keakraban - melakukan life review pasangan masa lalu Fisik,penghasilan pasangan masa lalu Fisik,penghasilan

KELOMPOK KLG. DI INDONESIA Berdasar sosek dan kebut. Dasar 1. PRASEJATERA, belum dpt memenuhi kebut dasar minimal : kesehatan atau klg indikator ks tahap i

pengajaran agama, sandang, papan, pangan, belum dapat memenuhi salah satu /lebih 1. KELUARGA SEJAHTRA (KS I)

telah dapat memenuhi kebut. Dasar scr minimal, tetapi blm dapat sosial psikologis, pendidikan, kb, interaksi lingk. indikator : - ibadah sesuai agama - makan 2 kali sehari - pakain berbeda tiap keperluan

- lantai bukan tanah - kesehatan : anak sakit, 3. KS II indikator - belum dapat menabung - ibadah (anggota klg) sesui agama - makan 2 kali sehari - pakaian berbeda - lantai bukan tanah - kesehatan (idem) - daging/ telur minimal 1 - Pakaian baru setahun sekali - Luas lantai 8 m 2 per orang - Sehat 3 bulan terakhir - Anggota yg berumur 15 tahun keatas punya penghasilan tetap - Umur 10 60 th dapat baca tulis - Umur 7-15 th bersekolah - Anak hidup 2 /lebih . Klg masih pus saat ini berkontrasepsi kali seminggu ber kb, pus dibawa kesarana keseh.

4. KS III indikator : belum berkontribusi pd ibadah sesuai agama masyarakat

pakain berbeda tiap lantai bukan tanah kesehatan idem

keprluan

anggota melaks. Ibadah daging/telur seminggu sekali

memperoleh pakaian baru dalam satu th terakhir luas lantai 8 m2 perorang anggota klg sehat dalm 3 bl terakhir tetap

klg berumur 15 th punya penghasilan baca tulis latin 10 60 th usia 7-15 bersekolah anak hidup 2/ lebih, pus saat ini ber kb upaya meningk agama klg punya tabungan makan bersama sehari sekali ikut keg. Masyarakat rekreasi 6 bl sekali informasi dari mass media menggunakan transportasi

5. KS TAHAP III PLUS dpt memenuhi seluruh kontribusi pd masy. indikator ks iii + (ditambah) kebutuhannya : dasar, sosial,pengembangan,

memberikan sumb. aktif sbg pengurus Indicator gakin :

Secara teratur pd masy yayasan / panti

Tak bisa makan 2 kali sehari atau lebih Tdk daging/ikan /telur / minggu sekali Tdk pakaian beda tiap aktifitas Tdk pakain baru, satu stel /tahun Lantai mayoritas tanah Lantai kurang dari 8 meter persegi untuk setiap penghuni Tdk ada anggota umur 15 tahun berpenghasilan tetap Anak sakit/pus ingin kb tak mampu ke yankes Anak 7-15 tahun tak berekolah

KESIMPULAN FUNGSI DIATAS : 1. Asih, kasih sayang , perhatian, rasa aman kegangatan pd anggota klg shg dapat tumbang sesuai usia 2. Asuh, perawatan agar selalu sehat fisik mental spiritual 3. Asah, kebut. Pendidikan anak, untuk masa depan FUNGSI KLG : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Afektif, mengajarkan segala sesuatu u/ persiapan klg berhub. Dg orlain. Sosialisasi mengembangkan + berkehidupan sosial sbl meninggalkan rumah Reproduksi, mempertahankan generasi, kelangsungan hidup Ekonomi, memenuhi kebut. Klg, meningkatk., penghasilan Peraw. Kesehatan, merupakan tugas klg mempertahankan keadaan sehat Pendidikan, Religius Rekreasi

TUGAS KELUARGA DIBID. KESEHATAN (SBG. ETEOLOGI MASALAH) 1. Mengenal masalah keseh. Klg 2. Memutuskan tind keseh. Yg tepat bagi klg 3. Merawat klg yg mengalami gangg keseh. 4. Memodifikasi ling. U/ menjamin keseh. Klg 5. Memanfaatkan fas. Yankes. Di sekitarnya

KELUARGA SBG SISTEM klg merupakan sistem sosial yg terdiri kumpulan 2 /lebih yg punya peran sosial yg berbeda dengan ciri saling berhub. Dan tergantung antar individu Alasan klg sbg sistem : 1. Klg punya subsistem : anggota, fungsi, peran aturan , budaya 2. Saling berhub dan ketergantungan 3. Unit terkecil dari masy. Sbg suprasistem Komponen sistem keluarga 1. 2. 3. 4. Input, anggota klg, struktur, fungsi, aturan, ling, budaya, agama Proses, proses pelaksanaan fungsi klg Out put, hasil berupa perilaku : sosial, agama, kesh, Feedback, pengontrol perilaku keluarga

KARAKTERISTIK KLG SEBAGAI SISTEM 1. Sistem terbuka, sistem yg punya kesempatan dan mau menerima / memperhatikan lingk. Sekitar 2. Sistem tertutup, kurang punya kesempatan, kurang mau menerima /memberi perhatian pada lingk. Sekitar

STANDAR PRAKTIK KLG PPNI : 1. Standar praktik profesional stndar i : pengkajian standar ii : diagnosis

standar iii : perencanaan standar iv : pelaks. Tind. standar v : evaluasi 2. Standar kinerja profesional Standar i : jaminan mutu Standar ii : pendidikan Standar iii : penilaian prestasi Standar iv : kesejawatan Standar v : etik Standar vi : kolaborasi Standar vii ; riset Standar ix : pemnafaatan sumber

PENDAHULUAN tujuan khusus adalah u/ mencapai kemampuan klg : 1. Mengenal mas kes klg 2. Memutuskan tindakan 3. Melakukan tindakan 4. Memelihara dan memodifikasi lingk. yg ada (puskesmas, posyandu)

5. Memanfaatkan sumber daya

Tujuan khusus askep keluarga : 1. Mengenal mas. Keseh. Klg 2. Memmutuskan tind. Yg tepat u/ ngatasi mas. Keseh klg 3. Melakukan tind. Peraw. Keseh. Pd anggota yg sakit sesuai kemampuan 4. Memodifikasi lingk. Klg 5. Memanfaatkan sumber daya di masy. : puskesmas, posyandu,

ASKEP KELUARGA 1. 2. 3. 4. 5. Pengkajian Diagnosis keperawatan Perencanaan Implementasi Evaluasi

PERAN DAN FUNGSI PERAWAT DALAM ASKEP KLG : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Pemberi askep Sbg. Pendidik Advokat Koordinator Kolaborator Pembaharu Pengelola

PERSIAPAN : 1. Menetapkan klg sasaran 2. Buat jadwal kunjungan 3. Siapkan perlengkapan lap. - family folder - maslah klien dan klg - phn kit - alat bantu penyuluhan PENGKAJIAN :

Tahap yg perlu dilakukan : 1. Bhsp

- perkenalkan - jelaskan tujuan kunjungan

2. Pengk. Awal : terfokus 3. Pengkajian lanjut (thp ke 2) pengkajian lengkap

PENGKAJIAN : 1. Berkaitan dg keluarga - demografi, - lingk - struktur dan fungsi - stress dan koping - perkemb. Keluarga 2. Berkaitan dg indiv sbg anggota - fisik - mental - sosial - spiritual - emosi keluarga keluarga

DIAGNOSIS :

Berdasar nanda 1. Gg. Proses klg 2. Gg. Pemeliharaan kesehatan 3. Nutrisi kurang /lebih 4. Gg. Peran 5. Pola eliminasi 6. Sanitasi kurang 7. Duka berkepanjangan 8. Konflik pengamb. Keput 9. Koping klg inadekuat 10. Gg. Manaj. Pemeliharaan rumah 11. Hambatan interaksi 12. Kurang penget. 13. Resiko [perub peran 14. Resiko trauma 15. Resiko pk 16. Ketidak berdayaan 17. Isolasi sosial 18. Dll

SCORING : Diag. Kep (baylon maglaya) Prioritas diranking Contoh : resiko jatuh lansia di klg bapak rr b/d. Ketidakmamp[uan menyediakan lingk. Aman

DIAGNOSIS PERENCANAAN PELAKSANAAN EVALUASI (LIHAT DI FORMAT)

DAFTAR DIAGNOSIS KEP KLG NANDA: A. Lingkungan 1. Kerusakan penatalaksanaan rumah (kebersihan) 2. Resiko cedera 3. Resiko infeksi B. Struktur komunikasi 1. Kerusakan komunikasi C. Struktur peran 1. 2. 3. 4. 5. 6. Isolasi sosial Perub. Dlm proses klg (ada yg sakit) Berduka disfungsional Potensial pening mjd ortu Perub penamp. Peran Gangg. Citra tubuh

D. Afektif 1. Resiko tindakan kekerasan 2. Perub proses keluarga 3. Koping klg tak efektif E. Sosial 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Perilaku mencari bant. Kes Konflik peran ortu Perub pertukem Perub pemel. Kesh Kurang penget Isolasi sos Ketidak patuhan Gangg identitas pribadi

F. Fungsi perawat klg 1. Perilaku mencari pertol kesh 2. Ketidak efektifan penatalaks. Terapeutik klg 3. Resiko penyebaran infeksi

G. Strategi koping 1. Potensial peningk koping klg 2. Koping klg tak efektif 3. Resiko tindakan kekerasan

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA by : WS ASKEP KELUARGA KELUARGA adalah unit terkecil masyarakat, terdiri dari suami istri dan anaknya atau ayah dan anaknya atau ibu dan anaknya. (uu. No 10, 1992) adalah kumpulan dua orang / lebih hidup bersama dg keterikatan aturan dan emosional, dan setiap individu punya peran masing-masing (friedman 1998) adalah unit terkecil masyarakat, terdiri dari suami istri dan anaknya atau ayah dan anaknya atau ibu dan anaknya. (uu. No 10, 1992) adalah kumpulan dua orang / lebih hidup bersama dg keterikatan aturan dan emosional, dan setiap individu punya peran masing-masing (friedman 1998) Kesimpulan : - unit terkecil dari masy - dua orang / lebih - ikatan perkawinan dan - hidup dalam satu rumah - asuhan kepala rt - berinteraksi - punya peran masing2 - pertahankan suatu budaya pertalian darah tangga

CIRI-CIRI KLG : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Diikat tali perkawinan Ada hub darah Ada ikatan batin Tanggung jawab masing masing Ada penagmbil keputusan Kerjasama Interaksi Tinggal dalam suatu rumah

STRUKTUR : 1. Struktur peran klg, formal dan informal 2. Nilai/norma klg, norma yg diyakini oleh klg. Berhub. Dg kesehatan 3. Pola komunikasi klg, bgm komunikasi ortu-anak, ayah ibu, & anggota lain 4. Struktur kek. Klg, kemamp. Mempengaruhi dan mengendalikan orlain. U/ kesehatan

CIRI CIRI STRUKTUR KLG : 1. Terorganisasi , bergantung satu sama lain 2. Ada keterbatasan , 3. Perbedaan dan kekhususan, peran dan fungsi masing-masing

STRUKTUR KELUARGA (IKATAN DARAH) :


1. Patrilineal, klg sedarah 2. 3. 4. 5.

terdiri sanak saudara sedarah dlm beberapa generasi , dimana hub. Itu berasal dari jalur ayah Matrilineal, klg sedarah terdiri sanak saudara sedarah dlm beberapa generasi , dimana hub. Itu berasal dari jalur ibu Matrilokal, suami istri tinggal pada klg sedarah istri Patrilokal, suami istri tinggal pada klg sedarah suami Klg kawinan, hub. Suami istri sebagai dasar bagi pembinaan klg dan sanak saudara baik dari pihak suami dan istri

PEMEGANG KEKUASAAN Patriakal, dominan dipihak ayah Matriakal, dominan di pihak ibu Equalitarian , ayah dan ibu

PERANAN KELUARGA : 1. Peranan ayah, pencari nafkah, prndidik, pelindung, rasa aman, sbg kk, anggota masy 2. Peranan ibu, mengurus rt, pengasuh/pendidik anak, pencari nafkah tambahan, anggota masy 3. Peran anak, peran psikososial sesuai tk perkemb. Baik mental fisik sosial dan spiritual.

TYPE KELUARGA (SCR TRADISIONAL) 1. Keluarga inti (nuclear family) terdiri: ayah , ibu dan anaknya dari keturunannya atau adopsi 2. Keluarga besar (extended family) keluarga inti + anggota klg lain yg masih ada hub. Darah. (kakek, nenek , paman, bibi)

TYPE KELUARGA (SCR TRADISIONAL) 1. Keluarga inti (nuclear family) terdiri: ayah , ibu dan anaknya dari keturunannya atau adopsi 2. Keluarga besar (extended family) keluarga inti + anggota klg lain yg masih ada hub. Darah. (kakek, nenek , paman, bibi)

TUGAS PERKEMBANGAN SESUAI DENGAN TAHAP PERKEMBANGAN (DUVAL) (SOCIOLOGICAL PERSPECTIVE) 1. Keluarga baru menikah

- membina hub. Intim - bina hub, dg klg lain: teman - mendiskusikan rencana 1. Klg. Dg anak baru lahir - persiapan mjd ortu - adaptasi klg baru , interaksi klg, hub. Seksual dan kelompok sosial

punya anak

1. Klg dg anak usia pra sekolah - memenuhi kebut. Anggota - membantu anak u/ klg : rumah, rasa aman

bersosialisasi sehat klg intern dan luar

- mempertahankan hub yg - pembag tanggung jawab - kegiatan u/ sti,ulasi 4. Klg dg anak usia sekolah

perkemb. Anak

- membantu sosialisasi anak dg lingk luar - mempertahankan keintiman pasangan

- memenuhi kebut. Yg meningkat 5. Klg dg anak remaja - memberikan kebebasan seimbang - mempertahankan hub. Intim dg klg - komunikasi terbuka : hindari, - persiapan perub. Sistem peran 6. Klg mulai melepas anak sebagai dewasa - perluas jar. Klg dari klg inti ke extended debat, permusuhan dan bertanggug jawab

- pertahnakan keintiman pasanagan - mabantu anak u/ mandiri sbg klg - penataan kembali peran ortu 7. Klg usia pertengahan - pertahankan keseh. Individu dan - hub. Serasi dan memuaskan dg - meningkatkan keakraban 8. Keluarga usia tua - pertahankan suasana saling menyenangkan -adapatasi perubahan : kehil.pasangan,kek. - pertahankan keakraban - melakukan life review 8. Keluarga usia tua - pertahankan suasana saling menyenangkan -adapatasi perubahan : kehil.pasangan,kek. - pertahankan keakraban - melakukan life review pasangan masa lalu Fisik,penghasilan pasangan masa lalu Fisik,penghasilan pasangan usia pertengahan baru

anak- anaknya dan sebaya

pasangan

KELOMPOK KLG. DI INDONESIA Berdasar sosek dan kebut. Dasar 1. PRASEJATERA, belum dpt memenuhi kebut dasar minimal : kesehatan atau klg indikator ks tahap i

pengajaran agama, sandang, papan, pangan, belum dapat memenuhi salah satu /lebih

1. KELUARGA SEJAHTRA (KS I) telah dapat memenuhi kebut. Dasar scr minimal, tetapi blm dapat sosial psikologis, pendidikan, kb, interaksi lingk. indikator : - ibadah sesuai agama - makan 2 kali sehari - pakain berbeda tiap - lantai bukan tanah - kesehatan : anak sakit, 3. KS II indikator - belum dapat menabung - ibadah (anggota klg) sesui agama - makan 2 kali sehari - pakaian berbeda - lantai bukan tanah - kesehatan (idem) - daging/ telur minimal 1 - Pakaian baru setahun sekali - Luas lantai 8 m 2 per orang - Sehat 3 bulan terakhir - Anggota yg berumur 15 tahun keatas punya penghasilan tetap - Umur 10 60 th dapat baca tulis - Umur 7-15 th bersekolah kali seminggu ber kb, pus dibawa kesarana keseh. keperluan

- Anak hidup 2 /lebih . Klg masih pus saat ini berkontrasepsi

4. KS III indikator : belum berkontribusi pd ibadah sesuai agama pakain berbeda tiap lantai bukan tanah kesehatan idem anggota melaks. Ibadah daging/telur seminggu sekali keprluan masyarakat

memperoleh pakaian baru dalam satu th terakhir luas lantai 8 m2 perorang anggota klg sehat dalm 3 bl terakhir tetap

klg berumur 15 th punya penghasilan baca tulis latin 10 60 th usia 7-15 bersekolah anak hidup 2/ lebih, pus saat ini ber kb upaya meningk agama klg punya tabungan makan bersama sehari sekali ikut keg. Masyarakat rekreasi 6 bl sekali

informasi dari mass media menggunakan transportasi

5. KS TAHAP III PLUS dpt memenuhi seluruh kontribusi pd masy. indikator ks iii + (ditambah) memberikan sumb. aktif sbg pengurus Indicator gakin : Tak bisa makan 2 kali sehari atau lebih Tdk daging/ikan /telur / minggu sekali Tdk pakaian beda tiap aktifitas Tdk pakain baru, satu stel /tahun Lantai mayoritas tanah Lantai kurang dari 8 meter persegi untuk setiap penghuni Tdk ada anggota umur 15 tahun berpenghasilan tetap Anak sakit/pus ingin kb tak mampu ke yankes Anak 7-15 tahun tak berekolah Secara teratur pd masy yayasan / panti kebutuhannya : dasar, sosial,pengembangan,

KESIMPULAN FUNGSI DIATAS : 1. Asih, kasih sayang , perhatian, rasa aman kegangatan pd anggota klg shg dapat tumbang sesuai usia 2. Asuh, perawatan agar selalu sehat fisik mental spiritual 3. Asah, kebut. Pendidikan anak, untuk masa depan

FUNGSI KLG : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Afektif, mengajarkan segala sesuatu u/ persiapan klg berhub. Dg orlain. Sosialisasi mengembangkan + berkehidupan sosial sbl meninggalkan rumah Reproduksi, mempertahankan generasi, kelangsungan hidup Ekonomi, memenuhi kebut. Klg, meningkatk., penghasilan Peraw. Kesehatan, merupakan tugas klg mempertahankan keadaan sehat Pendidikan, Religius Rekreasi

TUGAS KELUARGA DIBID. KESEHATAN (SBG. ETEOLOGI MASALAH) 1. Mengenal masalah keseh. Klg 2. Memutuskan tind keseh. Yg tepat bagi klg 3. Merawat klg yg mengalami gangg keseh. 4. Memodifikasi ling. U/ menjamin keseh. Klg 5. Memanfaatkan fas. Yankes. Di sekitarnya

KELUARGA SBG SISTEM klg merupakan sistem sosial yg terdiri kumpulan 2 /lebih yg punya peran sosial yg berbeda dengan ciri saling berhub. Dan tergantung antar individu Alasan klg sbg sistem : 1. Klg punya subsistem : anggota, fungsi, peran aturan , budaya 2. Saling berhub dan ketergantungan 3. Unit terkecil dari masy. Sbg suprasistem Komponen sistem keluarga 1. 2. 3. 4. Input, anggota klg, struktur, fungsi, aturan, ling, budaya, agama Proses, proses pelaksanaan fungsi klg Out put, hasil berupa perilaku : sosial, agama, kesh, Feedback, pengontrol perilaku keluarga

KARAKTERISTIK KLG SEBAGAI SISTEM

1. Sistem terbuka, sistem yg punya kesempatan dan mau menerima / memperhatikan lingk. Sekitar 2. Sistem tertutup, kurang punya kesempatan, kurang mau menerima /memberi perhatian pada lingk. Sekitar

STANDAR PRAKTIK KLG PPNI : 1. Standar praktik profesional stndar i : pengkajian standar ii : diagnosis standar iii : perencanaan standar iv : pelaks. Tind. standar v : evaluasi 2. Standar kinerja profesional Standar i : jaminan mutu Standar ii : pendidikan Standar iii : penilaian prestasi Standar iv : kesejawatan Standar v : etik Standar vi : kolaborasi Standar vii ; riset Standar ix : pemnafaatan sumber

PENDAHULUAN

tujuan khusus adalah u/ mencapai kemampuan klg : 1. Mengenal mas kes klg 2. Memutuskan tindakan 3. Melakukan tindakan 4. Memelihara dan memodifikasi lingk. yg ada (puskesmas, posyandu)

5. Memanfaatkan sumber daya

Tujuan khusus askep keluarga : 1. Mengenal mas. Keseh. Klg 2. Memmutuskan tind. Yg tepat u/ ngatasi mas. Keseh klg 3. Melakukan tind. Peraw. Keseh. Pd anggota yg sakit sesuai kemampuan 4. Memodifikasi lingk. Klg 5. Memanfaatkan sumber daya di masy. : puskesmas, posyandu,

ASKEP KELUARGA 1. 2. 3. 4. 5. Pengkajian Diagnosis keperawatan Perencanaan Implementasi Evaluasi

PERAN DAN FUNGSI PERAWAT DALAM ASKEP KLG : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Pemberi askep Sbg. Pendidik Advokat Koordinator Kolaborator Pembaharu Pengelola

PERSIAPAN :

1. Menetapkan klg sasaran 2. Buat jadwal kunjungan 3. Siapkan perlengkapan lap. - family folder - maslah klien dan klg - phn kit - alat bantu penyuluhan PENGKAJIAN : Tahap yg perlu dilakukan : 1. Bhsp

- perkenalkan - jelaskan tujuan kunjungan

2. Pengk. Awal : terfokus 3. Pengkajian lanjut (thp ke 2) pengkajian lengkap

PENGKAJIAN : 1. Berkaitan dg keluarga - demografi, - lingk - struktur dan fungsi - stress dan koping - perkemb. Keluarga 2. Berkaitan dg indiv sbg anggota keluarga keluarga

- fisik - mental - sosial - spiritual - emosi

DIAGNOSIS : Berdasar nanda 1. Gg. Proses klg 2. Gg. Pemeliharaan kesehatan 3. Nutrisi kurang /lebih 4. Gg. Peran 5. Pola eliminasi 6. Sanitasi kurang 7. Duka berkepanjangan 8. Konflik pengamb. Keput 9. Koping klg inadekuat 10. Gg. Manaj. Pemeliharaan rumah 11. Hambatan interaksi 12. Kurang penget. 13. Resiko [perub peran 14. Resiko trauma 15. Resiko pk 16. Ketidak berdayaan 17. Isolasi sosial 18. Dll

SCORING : Diag. Kep (baylon maglaya) Prioritas diranking

Contoh : resiko jatuh lansia di klg bapak rr b/d. Ketidakmamp[uan menyediakan lingk. Aman

DIAGNOSIS PERENCANAAN PELAKSANAAN EVALUASI (LIHAT DI FORMAT)

DAFTAR DIAGNOSIS KEP KLG NANDA: A. Lingkungan 1. Kerusakan penatalaksanaan rumah (kebersihan) 2. Resiko cedera 3. Resiko infeksi B. Struktur komunikasi 1. Kerusakan komunikasi C. Struktur peran 1. 2. 3. 4. 5. 6. Isolasi sosial Perub. Dlm proses klg (ada yg sakit) Berduka disfungsional Potensial pening mjd ortu Perub penamp. Peran Gangg. Citra tubuh

D. Afektif 1. Resiko tindakan kekerasan 2. Perub proses keluarga 3. Koping klg tak efektif E. Sosial 1. Perilaku mencari bant. Kes

2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

Konflik peran ortu Perub pertukem Perub pemel. Kesh Kurang penget Isolasi sos Ketidak patuhan Gangg identitas pribadi

F. Fungsi perawat klg 1. Perilaku mencari pertol kesh 2. Ketidak efektifan penatalaks. Terapeutik klg 3. Resiko penyebaran infeksi G. Strategi koping 1. Potensial peningk koping klg 2. Koping klg tak efektif 3. Resiko tindakan kekerasan

SILABUS KEPERAWATAN KELUARGA

Program Studi Kode Mata Kuliah Nama Mata Kuliah Jumlah SKS Semester Mata Kuliah Pra Syarat kesehatan .

: S1 Kerawatan Prodi Keperawatan : 70132 : Keperawatan Keluarga : 2 SKS (Teori) : VII (Tujuh) : Sosiologi, Antropologi, Demografi, Statistik kesehatan, Promosi

Deskripsi Mata Kuliah

Mata ajar ini memberikan pemahaman tentang asuhan keperawatan keluarga pada tiap tahapan tumbuh kembang keluarga dan masalah keluarga terkait masalah kesehatan yang lazim di

Indonesia. Pembahasan tentang issue dan kecenderungan dalam keperawatan keluarga dengan penekanan pada upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit dan pemeliharaan kesehatan. Kegiatan pembelajaran meliputi: ceramah, diskusi dan pembahasan kasus

Standar Kompetensi

Mahasiswa memiliki wawasan tentang teori, konsep dan prinsip-prinsip asuhan keperawatan keluarga, dengan memahami konsep keluarga sebagai dasar dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga, mampu melakukan pengkajian keluarga sesuai konsep yang ada, merumuskan dan menetapkan diagnosa keperawatan keluarga, Membuat perencanaan keperawatan keluarga, Melakukan intervensi keperawatan keluarga dengan fokus memberdayakan keluarga, menerapkan keterampilan spesifik dalam melakukan asuhan keperawatan kepada keluarga, melakukan evaluasi asuhan keperawatan keluarga sesuai implentasi yang telah dilakukan, serta mendokumentasikan seluruh proses dan hasil asuhan keperawatan keluarga

Kompetensi Dasar Classroom assesment,Portofoli o, Tes essey dalam UTS White Board, LCD, Laptop. Tim Dosen

Indikator

Pengalaman Pembelajaran

Materi Ajar

Wakt u

Keperawatan Keluarga,

100 Abi

1. Pengertian Keperawatan Keluarga 2. Keperawatan Keluarga di Indonesia dan beberapa Keperawatan Keluarga di beberapa dokumentasi keperawatan 3. Visi dan Misi Keperawatan Keluarga dalam MPK 4. Urgensi Keperawatan Keluarga bagi pengembangan kepribadian 5. Garis Besar dan ruang lingkup MK Keperawatan Keluarga 6. 7.
1. Mengkaji latar belakang Keperawatan Keluarga di Indonesia dan di beberapa dokumentasi keperawatan lain 2. Mengkaji konsep

dasar Keperawatan Keluarga 3. Mendiskusikan permasalah- an dan urgensi Keperawatan Keluarga 4. Mencatat Garis Besar dan ruang lingkup perkuliahan Keperawatan Keluarga 5.

Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa diharapkan dapat : 1. Menjelaskan latar belakang Keperawatan Keluarga 2. Menjelaskan pengertian Keperawatan Keluarga 3. Menjelaskan urgensi Keperawatan Keluarga dalam konteks pembangunan kesehatan 4. Menyebut Garis besar dan ruang lingkup perkuliahan Keperawatan Keluarga 5. 6.

Memahami paradigma pemahaman konsep keperawatan keluarga


Mengidentifikasi latar belakang perlunya keperawatan keluarga

Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa diharapkan dapat :

1. Mengkaji dan mendiskusika n Paradigma keperawatan 1. Menjelaskan Paradigma keluarga keperawatan keluarga 2. Pengertian sebagai system sosiologis. sosiologis, 2. Menjelaskan dan antropologis membedakan Paradigma keperawatan keluarga dengan 3. Fungsi perawatan keperawatan diklinis keluarga 3. Menyebutkan Fungsi-fungsi 4. Fungsi asuhan Keperawatan keluarga. keperawatan 4. Menerangkan Fungsi Asuhan Keperawatan Keluarga sebagai pendekatan dalam keperawatan pada keluarga.

100 PS sebagi system Keluarga: 1. Paradigma keperawatan keluarga 2. Pengertian sosiologis, antropologis 3. Fungsi perawatan keluarga

W L

T K K

Konseptual model praktik keperawatan keluarga

Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan: 1. 2. 3. 4. Pengertian teori dan model konseptual. Model konseptual keperawatan keluarga. Teori keperawatan dan keperawatan keluarga. Penerapan model dan teori dalam komunitas.

1. Mengkaji Pengertian teori dan model konseptual. 2. Mendisku sikan Model konseptual keperawatan keluarga. 3. Mengkaji Teori keperawatan dan keperawatan keluarga. 4. mendiskus ikan Penerapan model dan teori dalam komunitas.

100 1. Pen gertian teori dan model konseptual. 2. Mo del konseptual keperawatan keluarga. 3. Teo ri keperawatan dan keperawatan keluarga. 4. Pen erapan model dan teori dalam komunitas.

W L

T K K

Peran dan fungsi Setelah mengikuti perkuliahan perawat keluarga mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan: 1. Pengertian peran dan fungsi 2. Peran dan fungsi perawat komunitas: pemberi asuhan, pendidik, konselor, advokasi, kolaborasi/koordinator, fasilitator, peneliti.

Me ngkaji Pengertian peran 2 Me ngkaji Pengertian fungsi 3 Me ndiskusikan Peran dan fungsi perawat komunitas: pemberi asuhan, pendidik, konselor, advokasi, kolaborasi/ko ordinator, fasilitator, peneliti. 1. Mengkaji Pengertian pengkajian keluarga 2. Mendiskusikan pendekatan dan strategi pengkajian di keluarga. 3. Mengkaji sumber-sumber data pada pengjkajian keperawatan keluarga. 4. mendiskusikan jensi-jenis data.

100 1. Pen gertian peran dan fungsi 2. Per an dan fungsi perawat komunitas: pemberi asuhan, pendidik, konselor, advokasi, kolaborasi/ko ordinator, fasilitator, peneliti.

W L

T K K

Pengkajian keperawatan Keluarga

Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan: 1. Pengertian pengkajian keluarga 2. Pendekatan dan strategi pengkajian di keluarga 3. Macam sumber data 4. Jenis data

100 Pengertian pengkajian

W L

Strategi pengkajian keluarga

T K K

Sumber data

Jenis-jenis data

Diagnosa keperawatan keluarga

Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan: 1. Pengertian diagnosa keperawatan keluarga 2. rumusan diagnosa keperawatan keluarga 3. macam diagnosa keperawatan keluarga

1. Mengkaji Pengertian diagnosa keperawatan keluarga. 2. Mendiskusikan rumusan diagnosa keperawatan keluarga. 3. Mengkaji macam diagnosa keperawatan keluarga. 4. mendiskusikan Penerapan diagnosa keperawatan keluarga

100 5. Pen gertian diagnosa keperawatan keluarga 6. Mo del dignosa keperawatan keluarga. 7. Teo ri keperawatan dan keperawatan keluarga. 8. Pen erapan model dan teori dalam komunitas.

W L

T K K

Perencanaan asuhan keperawatan keluarga

Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan: 1. 2. 3. Pengertian rencana intervensi keperawatan keluarga langkah mennyusun rencana intervensi keperawatan keluarga Pendekatan dan strategi rencana intervensi keperawatan keluarga

1. Mengkaji Pengertian teori dan model konseptual. 2. Mendiskusikan Model konseptual keperawatan keluarga. 3. Mengkaji Teori keperawatan dan keperawatan keluarga. 4. mendiskusikan Penerapan model dan teori dalam

1. ngertian rencana intervensi . 2.

Pe

W L

M odel konseptual keperawatan keluarga. 3. Te ori keperawatan dan keperawatan keluarga. 4. Pe nerapan model dan teori dalam komunitas.

T K K

komunitas.

Strategi dalam implementasi keperawatan keluarga

Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan: 1. 2. 3. Pengertian implementasi keperawatan keluarga langkah implementasi keperawatan keluarga Pendekatan dan strategi implementasi keperawatan keluarga

1. Me ngkaji Pengertian teori dan model konseptual. 2. Me ndiskusikan Model konseptual keperawatan keluarga. 3. Me ngkaji Teori keperawatan dan keperawatan keluarga. 4. me ndiskusikan Penerapan model dan teori dalam komunitas.

100 4. Pen gertian implementa si keperawata n keluarga lan gkah implementa si keperawata n keluarga Pen dekatan dan strategi implementa si keperawata n keluarga

W L

T K K

5.

6.

Evalusi asuhan keperawatan keluarga

Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan: 1. Pengertian evaluasi keperawatan keluarga 2. Jenis Evaluasi 3. langkah evaluasi keperawatan keluarga 4. Pendekatan dan strategi evaluasi keperawatan keluarga

1. Me ngkaji Pengertian evaluasi. 2. Me ndiskusik jenis evaluasi keperawatan keluarga. 3. Me ngkaji langkah evaluasi keperawatan

100 1. Pen gertian evaluasi 2. Eva luasi formatif 3. Eva luasi sumatif. 4. Teo ri keperawata n dan

W L

T K K

keluarga. 4. me ndiskusikan Penerapan evaluasi.

keperawata n keluarga. 5. Pen erapan model dan teori dalam komunitas.

Dokumentasi asuhan keperawatan keluarga.

Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan: 1. Pengertian dokumentasi keperawatan keluarga 2. Jenis dokumentasi keperawatan keluarga 3. langkah pendokumentasian keperawatan keluarga 4. Pendekatan dan strategi pendokumentasian keperawatan keluarga

1. Mengkaji dan mendiskusika n pengertian, dokumentasi asuhan keperawatan keluarga 2. Mengkaji pengertian, dokumentasi asuhan keperawatan keluarga 3. Mengkaji proses dokumentasi dan sumbersumber dalam keperawatan keluarga

1. Pengertian dan 300 unsur Dokumentasi keperawatan , 2. Pengertian dan teori. Legitimasi dokumentasi keperawatan dokumentasi keperawatanis me: dokumentasi keperawatanis me keperawatan. 3. identitas dokumentasi keperawatan. Faktor2 serta interaksi antar faktor identitas dokumentasi keperawatan, watak identitas dokumentasi keperawatan.

W L

T K K

Rujukan

Friedman MF (1998), Family Nursing, Research Theory and Practice 4 Appletonj & Large USA

th

Edition,

Harmon H, Shirley May & Sherly Thalman B (1996), Family Health Care Nursing Theory Pracice and Research. F.A. Davis Company Philadelphia

Marrelli, FM & Lynda SH (1987) The Nurse Managers Survival Guide-Practical Answers to Everyday Problems, Mosby Year Book Inc. : Philadelphia

Rice Robyn, (1996) Home Health Nursing Practice, Concept and Aplication 2 nd Edition Mosby Co. USA.

Anda mungkin juga menyukai