Anda di halaman 1dari 17

KELOMPOK 1

FARMAKOTERAPI TERAPAN APOTEKER B / UNHAS 2011

Seorang wanita usia 26 tahun memiliki penyakit AIDS yang berkembang (komplikasi) menjadi meningitis kriptokokus. Dia menolak semua obat intravena. Agen antijamur yang mana yang dapat diberikan secara oral untuk mengobati infeksi meningeal ? A. Ketokonazole B. Amphotericin B C. Flucunazole D. Nystatin

SOAL 1

Amophotericine B 0.7 mg/mg IV selama 2 minggu diikuti dengan Fluconazole 400 mg PO sehari untuk tambahan 8 minggu Terapi awal dengan Fluconazole (400-800 mg PO) dikaitkan dengan tingkat potensi relaps 50%. Terapi awal ini dapat dipertimbangkan pada pasien dengan penyakit yang sangat ringan dan dengan Cryptococcal tanpa meningeal. Pada pasien yang terinfeksi HIV, Fluconazole dalam dosis 200-400 mg PO sehari dapat diberikan sebagai terapi pemeliharaan

Rekomendasi untuk Cryptococcal meningitis


Ebook Antibiotic Guideline

Oral Ketoconazole memiliki potensi efek hepatotoksik dan endokrin dan kurang baik diabsorpsi pada kondisi pH lambung asam Nystatin digunakan untuk kandidiasis oral dan infeksi jamur vagina selama kehamilan Triazoles , flukonazol dan itrakonazol kurang hepatotoksik , tidak mempengaruhi sintesis kortisol dan testosteron , dan memiliki interaksi obat lebih sedikit daripada ketokonazol. Flukunazol larut air dan dapat digunakan secara IV dan per oral. Berpenetrasi dalam SSP dan diekskresikan dalam bentuk aktif pada urin.

Rekomendasi untuk Cryptococcal meningitis


Ebook Antibiotic Guideline

Antifungal treatment of a first episode of CC Induction phase : Amphotericin B 1mg/kg/dose ivi for 2 weeks (min.1week) Consolidation phase : Fluconazole 400mg po daily for 8 weeks Secondary prophylaxis : Fluconazole 200mg po daily for life or until CD4>200cells/mm3 for more than 6 months on ART (at least 12 months fluconazole in total)

Treatment of Cryptococcus (CC)


Guidelines for the Prevention, Diagnosis and Management of Cryptococcal Meningitis and Disseminated Cryptococcosis in HIV-infected patients

If fluconazole resistance suspected Induction phase : Amphotericin B 1mg/kg/dose ivi for 2-4 weeks or until CSF is sterile Consolidation phase : Fluconazole 800mg po daily for 8 weeks with or without weekly amphotericin B 1mg/kg, Secondary prophylaxis : Fluconazole 400mg po daily or Weekly amphotericin B 1mg/kg/dose

Treatment of Cryptococcus (CC)


Guidelines for the Prevention, Diagnosis and Management of Cryptococcal Meningitis and Disseminated Cryptococcosis in HIV-infected patients

Primary therapy: alternative regimens for induction and consolidation (listed in order of highest recommendation top to bottom) 1. Amphotericin B (AmB) deoxycholate (AmBd; 0.71.0 mg/kg per day intravenously *IV+) plus ucytosine (100 mg/ kg per day orally in 4 divided doses. 2. AmBd (0.71.0 mg/kg per day IV), liposomal AmB (34 mg/kg per day IV) 3. AmBd (0.7 mg/kg per day IV) plus uconazole (800 mg per day orally) for 2 weeks, followed by uconazole (800 mg per day orally) for a minimum of 8 weeks.
Clinical Practice Guidelines for the Management of Cryptococcal Disease: 2010 Update by the Infectious Diseases Society of America

Primary therapy: alternative regimens for induction and consolidation (listed in order of highest recommendation top to bottom) 4. Fluconazole (800 mg per day orally; 1200 mg per day is favored) plus ucytosine (100 mg/kg per day orally) for 6 weeks 5. Fluconazole (8002000 mg per day orally) for 1012 weeks; a dosage of 1200 mg per day is encouraged if uconazole alone is used. 6. Itraconazole (200 mg twice per day orally) for 1012 weeks, although use of this agent is discouraged.
Clinical Practice Guidelines for the Management of Cryptococcal Disease: 2010 Update by the Infectious Diseases Society of America

1. Obat Oral yang diberikan untuk mengobati infeksi meningeal pada ibu yang terkena HIV tersebut adalah Fluconazole (1200 mg / hari). 2. Penggunaan amphotericine B tidak diberikan karena pasien menolak pengobatan secara IV sedangkan pemberian amphotericine B diberikan melalui IV infus. 3. Penggunaan ketokonazole tidak diberikan karena adanya efek samping yang lebih besar dibanding dengan flukonazole. Selain itu, absorpsinya sangat kurang pada kondisi pH lambung yang asam. 4. Nystatin tidak dipilih karena tidak ada indikasi yang menyatakan bahwa nystatin dapat mengobati infeksi meningeal akibat cryptococcal.

KESIMPULAN

Seorang wanita berumur 19 tahun didiagnosa dengan tuberkolosis (TB). Sebelum meresepkan /rejimen penggunaan obat, Anda harus berhati-hati pada rekaman medik pengobatan karena salah satu dari obat digunakan biasanya untuk pengobatan TB yang dapat menginduksi mikrosomal enzim sitokrom P450 di hati. Obat manakah yang dimaksud ? A. Isoniazid B. Rfampin C. Pyrazinamid D. Ethambutol E. Vit. B6 / Pyridoxine

SOAL 2

Peningkatan sementara enzim dihati sebesar 10-20% pada pasien selama beberapa bulan pengobatan awal dan biasanya kembali normal meskipun pengobatan dilanjutkan berikutnya. Isoniazid dapat menghambat metabolisme hepatik beberapa obat seperti antiepilepsi, karbamazepin, diazepam, teofilin.

ISONIAZID (MD 36TH EDITION)

Efek samping Hepatotoksik yang sangat serius


Penggunaan Pyrazinamide harus dihentikan jika kadar aminotransferase meningkat menjadi 5x batas normal atau jika kadar bilirubin meningkat Perhatian Pada pasien dengan gangguan hati Kontraindikasi Pada pasien dengan penyakit hati kronik atau berat

PYRAZINAMIDE (MD 36TH EDITION)

Efek samping yang penting Retrobulbar neuritis dengan penurunan ketajaman penglihatan, konstriksi pada bidang penglihatan, sentral atau periperal scotoma dan kebutaan warna hijau-merah.

Fewer reports Hepatotoksik

ETHAMBUTOL (MD 36TH EDITION)

Dilaporkan dapat menurunkan kadar serum fenobarbital dan fenitoin. Penggunaannya meningkat pada penggunaan banyak obat seperti isoniazid (untuk pencegahan periferal neuritis selama pengobatan), kontrasepsi oral, hidralasin.

PYRIDOXINE (MD 36TH EDITION)

Rifampin dapat menginduksi mikosomal enzim hati (Sitokrom P450 isoenzim CYP3A) atau protein transporter obat (seperti P-Glycoprotein) sehingga menyebabkan percepatan metabolit atau pengeluaran obat. Mekanisme kerja menggangu sintesis asam nukleat dengan cara menghambat DNA-depent RNA polimerase.

RIFAMPIN (MD 36TH EDITION)

Obat TB yang dapat menginduksi enzim sitokrom P450 di hati RIFAMPIN / RIFAMPISIN

KESIMPULAN

SEKIAN DAN TERIMA KASIH


KELOMPOK 1 / APOTEKER B FARMAKOTERAPI TERAPAN

Anda mungkin juga menyukai