C L
DIREKTORAT PEMBINAAN SMP
DITJEND MANDIKDASMEN DEPDIKNAS TAHUN 2007
06/11/2012 1
CTL
Konsepsi pembelajaran yang membantu guru: Mengaitkan antara materi yang diajarkannya dg situasi dunia nyata siswa (konteks pribadi, lingkungan fisik, sosial, kultural), Mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam konteks kehidupan mereka sehari-hari. Menempatkan siswa didalam konteks bermakna yang menghubungkan pengetahuan awal siswa dengan materi yang sedang dipelajarinya dan sekaligus memperhatikan faktor kebutuhan individual siswa.
06/11/2012 3
06/11/2012
Pada prinsipnya sama, yaitu bagaimana mengembangkan Pembelajaran yang Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM).
06/11/2012
2. Pembelajaran Menyenangkan dan efektif Contoh: Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, Guru memutarkan lagu yang berisi syair/puisi sesuai materi Kompetensi Dasar tertentu. Lagu tersebut dipilih sesuai kegemaran siswa saat itu sehingga mereka menikmati dan terhibur. Siswa diminta mendengarkan dan menjelaskan arti dari setiap kalimat pada syair tersebut. Mereka mendiskusikan dan diminta membuat puisi, serta Guru mengarahkan.
06/11/2012 6
3. Siswa Aktif, Kritis dan Kreatif serta terjadi Perubahan Perilaku Positif Contoh: Dalam pembelajaran PKn, siswa diminta mengkaji terjadinya kemacetan lalu lintas di kota-kota besar (dekat tempat tinggal siswa).Siswa diminta mengkaji dari aspek kepatuhan terhadap peraturan lalu lintas, keamanan berkendara, kedisiplinan, ajaran agama, dll. 4. Pembelajaran Bermakna dalam Kehidupan serta terjadi Perubahan Perilaku Positif Contoh: Dalam pembelajaran Agama, Guru menghadirkan seorang tokoh agama yang sangat dihormati karena kesalehan, keberhasilan dan keteladanannya. Tokoh tsb diminta menyampaikan materi agama dan pengalamannya kepada siswa. Kemudian dilakukan tanya jawab atau diskusi.
06/11/2012
Real world learning Mengutamakan pengalaman nyata Berfikir tingkat tinggi Berpusat pada siswa Siswa aktif, kritis, da kreatif Pengetahuan bermakna dalam kehidupan Dekat dengan kehidupan nyata Perubahan perilaku Siswa praktik, bukan menghafal Learning bukan teaching Pendidikan (education) bukan pengajaran (instruction) Pembentukan manusia Memecahkan masalah Siswa akting, guru mengarahkan Hasil belajar diukur dengan berbagai cara, bukan hanya dengan tes
8
06/11/2012
PERBEDAAN CTLKONVENSIONAL
NO.
1.
2.
CTL
Menyandarkan pada pemahaman makna Pemilihan informasi berdasarkan kebutuhan siswa Siswa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran
KONVENSIONAL
Menyandarkan pada hafalan Pemilihan informasi ditentukan oleh guru
Siswa secara pasif menerima informasi
3.
06/11/2012
NO. CTL 4. Pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan nyata/masalah yang disimulasikan 5. Selalu mengkaitkan informasi dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa 6. Cenderung mengintegrasikan 06/11/2012 beberapa bidang
Memberikan tumpukan informasi kepada siswa sampai saatnya diperlukan Cenderung terfokus pada satu bidang (disiplin) tertentu 10
TRADISONAL
Waktu belajar siswa sewaktu belajarnya untuk bagian besar dipergumenemukan, menggali, nakan untuk mengerjaberdiskusi, berpikir kan buku tugas, menkritis, atau dengar ceramah, dan mengerjakan proyek mengisi latihan yang dan pemecahan membosankan (melalui masalah (melalui kerja kerja individual) kelompok) Perilaku dibangun atas Perilaku dibangun atas kesadaran diri kebiasaan
11
8.
06/11/2012
NO.
9.
CTL
Keterampilan dikembangkan atas dasar pemahaman Hadiah dari perilaku baik adalah kepuasan diri Siswa tidak melakukan hal yang buruk karena sadar hal tsb keliru dan merugikan
TRADISONAL
Keterampilan dikembangkan atas dasar latihan Hadiah dari perilaku baik adalah pujian atau nilai (angka) rapor Siswa tidak melakukan sesuatu yang buruk karena takut akan hukuman
10.
11.
06/11/2012
12
NO.
12.
CTL
Perilaku baik berdasarkan motivasi intrinsik
TRADISONAL
Perilaku baik berdasarkan motivasi ekstrinsik
13.
14.
Pembelajaran terjadi di berbagai tempat, konteks dan setting Hasil belajar diukur melalui penerapan penilaian autentik.
06/11/2012
13
MOTTO CTL
STUDENTS LEARN BEST BY ACTIVELY CONSTRUCTING THEIR OWN UNDERSTANDING (CTL Academy Fellow, 1999) (Cara belajar terbaik adalah siswa mengkonstruksikan sendiri secara aktif pemahamannya) Ceritakan Pada Saya, Maka Saya Tidak Akan Mengerti Jelaskan Pada Saya, Maka Saya Akan Lupa Beri Kesempatan Saya Untuk Melakukan, maka Saya Akan Bisa (Menguasai)
06/11/2012
14
CTL
CBSA PENDEKATAN PROSES LIFE SKILLS EDUCATION LEARNING BY DOING INQUIRY-BASED LEARNING PROBLEM-BASED LEARNING COOPERATIVE-LEARNING Dll
15
06/11/2012
Adalah konstruktivisme, filosofi belajar yang menekankan bahwa siswa akan membangun/membentuk sendiri ttg pengetahuan dll dalam dirinya, bukan menghafal; pengetahuan tidak terpisahpisah menjadi fakta-fakta atau proposisi, tetapi merupakan keterampilan yang dapat diterapkan.
CTL ?
16
Menurut Zahorik (1995:14-22) ada lima elemen yang harus diperhatikan dalam praktek pembelajaran kontekstual, yaitu:
(1) Pengaktifan pengetahuan yang sudah ada (activating knowledge). (2) Pemerolehan pengetahuan baru (acquiring knowledge) dengan cara mempelajari secara keseluruhan dulu, kemudian memperhatikan detailnya. (3) Pemahaman pengetahuan (understanding knowledge), yaitudengan cara menyusun (a) konsep sementara (hipotesis), (b) melakukan sharing kepada orang lain agar mendapattanggapan (validasi) dan atas dasar tanggapan itu (c) konsep tersebut direvisi dan dikembangkan. (4) Mempraktekkan pengetahuan dan pengalaman tersebut(applying knowledge). (5) Melakukan refleksi (reflecting knowledge) terhadap strategi pengembangan pengetahuan tersebut.
06/11/2012
17
2.
3.
4.
5.
6.
7.
MENEMUKAN (INQUIRY) BERTANYA (QUESTIONING) KONTRUKTIVISME (CONTRUCTIVISM) MASYARAKAT BELAJAR (LEARNING COMMUNITY) AUTHENTIC ASSESSMENT REFLEKSI (REFLECTION) PERMODELAN (MODELLING)
18
06/11/2012
CTL
Konstruk tivisme
CTL
Penilaian
sebenarnya
06/11/2012
19
Diawali dengan kegiatan pengamatan dalam rangka untuk memahami suatu konsep.
Siklus yang terdiri dari kegiatan mengamati, bertanya, menganalisis, dan merumuskan teori, baik secara individu maupun bersamasama dengan teman lainnya. Mengembangkan dan sekaligus menggunakan keterampilan berpikir Kritis.
06/11/2012
20
2. Bertanya (Questioning)
Digunakan oleh guru untuk mendorong, membimbing dan menilai kemampuan berpikir siswa.
3. Konstruktivisme (Costructivism)
Membangun pemahaman oleh diri sendiri dari pengalaman-pengalaman baru berdasarkan pada pengalaman sebelumnya. Pemahaman yang mendalam dikembangkan melalui pengalaman-pengalaman bermakna.
06/11/2012 21
6. Refleksi (Reflection)
Cara-cara berpikir tentang apa-apa yang telah kita pelajari. Merevisi dan merespon kepada kejadian, aktivitas, dan pengalaman.
06/11/2012
23
Mencatat apa yang telah kita pelajari, bagaimana kita merasakan ide-ide baru.
Dapat berupa berbagai bentuk: jurnal, diskusi, maupun hasil karya / seni.
7. Pemodelan (Modelling)
Mendemonstrasikan bagaimana Anda menginginkan para siswa untuk belajar.
IMPLEMENTASI CTL
Agar proses pengajaran kontekstual dapat lebih efektif, maka guru seharusnya;
Mengkaji konsep atau teori (materi ajar) yang akan dipelajari oleh siswa.
Memahami latar belakang dan pengalaman hidup siswa melalui proses pengkajian secara seksama.
Mempelajari lingkungan sekolah dan tempat tinggal siswa, selanjutnya memilih dan mengkaitkannya dengan konsep atau teori yang akan dibahas.
06/11/2012
25
Merancang pengajaran (RPP) dengan mengkaitkan konsep atau teori yang dipelajari dengan mempertimbangkan pengalaman siswa dan lingkungan kehidupannya. Melaksanakan pengajaran dengan selalu mendorong siswa untuk mengkaitkan apa yang sedang dipelajari dengan pengetahuan/pengalaman sebelumnya dan fenomena kehidupan sehari-hari, serta mendorong siswa untuk membangun kesimpulan yang merupakan pemahaman siswa terhadap konsep atau teori yang sedang dipelajarinya.
Melakukan penilaian autentik (authentic assessment) yang memungkinkan siswa untuk menunjukkan penguasaan tujuan dan pemahaman yang mendalam terhadap pembelajarannya, sekaligus pada saat yang bersamaan dapat meningkatkan dan menemukan cara untuk peningkatan pengetahuannya.
06/11/2012
26
Sesuai dengan faktor kebutuhan individual siswa, maka untuk dapat mengimplementasikan pembelajaran dan pengajaran kontekstual guru seharusnya;
Merencanakan pembelajaran sesuai dengan perkembangan mental (developmentally appropriate) siswa. Membentuk group belajar yang saling tergantung (interdependent learning groups). Mempertimbangan keragaman siswa (disversity of students).
06/11/2012 27
Menyediakan lingkungan yang mendukung pembelajaran mandiri (self-regulated learning) dengan 3 karakteristik umumnya (kesadaran berpikir, penggunaan strategi dan motivasi berkelanjutan).
Memperhatikan multi-intelegensi (multiple intelligences) siswa.
Menggunakan teknik bertanya (quesioning) yang meningkatkan pembelajaran siswa, perkembangan pemecahan masalah dan keterampilan berpikir tingkat tinggi.
06/11/2012
28
Mengembangkan pemikiran bahwa siswa akan belajar lebih bermakna jika ia diberi kesempatan untuk bekerja, menemukan, dan mengkontruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan baru (contructivism). Memfasilitasi kegiatan penemuan (inquiry) agar siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan melalui penemuannya sendiri (bukan hasil mengingat sejumlah fakta). Mengembangkan sifat ingin tahu siswa melalui pengajuan pertanyaan (quesioning).
06/11/2012 29
Menciptakan masyarakat belajar (learning community) dengan membangun kerjasama antar siswa. Memodelkan (modelling) sesuatu agar siswa dapat menirunya untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan baru.
Mengarahkan siswa untuk merefleksikan tentang apa yang sudah dipelajari.
Selama ini guru ceramah dan tidak produktif. CTL akan berfihak dan memberdayakan siswa.
06/11/2012 31
06/11/2012
32
Apakah penerapan
Pembelajaran CTL memanfaatkan berbagai sumber belajar dan setting pembelajaran tidak harus di dalam kelas. Asal relevan, apapun bisa sebagai sumber belajar.
06/11/2012 33
06/11/2012
34
berbasis
CTL ?
Bagi CTL, program pembelajaran adalah rencana guru mengenai skenario (tahap-tahap) pembelajaran yang akan dilaksanakan dalam satu atau lebih pertemuan beserta segalam macam media yang akan digunakan (buku paket merupakan bagian kecil saja).
06/11/2012 35
06/11/2012
Salah satu ciri fisik kelas CTL adalah dinding kelas penuh dengan hasil karya siswa. Kedua, kelas selalu ramai dan gebira dalam belajar (tidak sepi) 36
CTL ?
Pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari, dengan melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran efektif, yakni: konstruktivisme (Constructivism), bertanya (Questinoning), menemukan (Inquiry), masyarakat belajar (Learning Community), pemodelan (Modeling), dan penilaian sebenarnya (Authentic Assessment).
06/11/2012
37
MOTTO CTL
STUDENTS LEARN BEST BY ACTIVELY
06/11/2012
38
06/11/2012
CTL
CBSA PENDEKATAN PROSES LIFE SKILLS EDUCATION AUTHENTIC INSTRUCTION INQUIRY-BASED LEARNING PROBLEM-BASED LEARNING COOPERATIVE-LEARNING SERVICE LEARNING
40
06/11/2012
06/11/2012
41
PERBEDAAN CTLTRADISIONAL
NO.
1.
CTL
Menyandarkan pada memori spasial (pemahaman makna) Pemilihan informasi berdasarkan kebutuhan siswa Siswa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran
TRADISONAL
Menyandarkan pada hapalan Pemilihan informasi ditentukan oleh guru Siswa secara pasif menerima informasi
2.
3.
06/11/2012
42
NO. CTL 4. Pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan nyata/masalah yang disimulasikan 5. Selalu mengkaitkan informasi dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa 6. Cenderung mengintegrasikan 06/11/2012 beberapa bidang
Memberikan tumpukan informasi kepada siswa sampai saatnya diperlukan Cenderung terfokus pada satu bidang (disiplin) tertentu 43
TRADISONAL
Waktu belajar siswa sewaktu belajarnya untuk bagian besar dipergumenemukan, menggali, nakan untuk mengerjaberdiskusi, berpikir kan buku tugas, menkritis, atau dengar ceramah, dan mengerjakan proyek mengisi latihan yang dan pemecahan membosankan (melalui masalah (melalui kerja kerja individual) kelompok) Perilaku dibangun atas Perilaku dibangun atas kesadaran diri kebiasaan
44
8.
06/11/2012
NO.
9.
CTL
Keterampilan dikembangkan atas dasar pemahaman Hadiah dari perilaku baik adalah kepuasan diri Siswa tidak melakukan hal yang buruk karena sadar hal tsb keliru dan merugikan
TRADISONAL
Keterampilan dikembangkan atas dasar latihan Hadiah dari perilaku baik adalah pujian atau nilai (angka) rapor Siswa tidak melakukan sesuatu yang buruk karena takut akan hukuman
10.
11.
06/11/2012
45
NO.
12.
CTL
Perilaku baik berdasarkan motivasi intrinsik
TRADISONAL
Perilaku baik berdasarkan motivasi ekstrinsik
13.
14.
Pembelajaran terjadi di berbagai tempat, konteks dan setting Hasil belajar diukur melalui penerapan penilaian autentik.
06/11/2012
46
KOMPONEN CTL
Membuat hubungan yang bermakna (making meaningful connections) antara sekolah dan konteks kehidupan nyata, sehingga siswa merasakan bahwa belajar penting untuk masa depannya.
Melakukan pekerjaan yang siginifikan (doing significant work). Pekerjaan yang memiliki suatu tujuan, memiliki kepedulian terhadap orang lain, ikut serta dalam menentukan pilihan, dan menghasilkan produk.
06/11/2012
47
Pembelajaran mandiri (self-regulated learning) yang membangun minat individual siswa untuk bekerja sendiri ataupun kelompok dalam rangka mencapai tujuan yang bermakna dengan mengaitkan antara materi ajar dan konteks kehidupan sehari-hari.
Bekerjasama (collaborating) untuk membantu siswa bekerja secara efektif dalam kelompok, membantu mereka untuk mengerti bagaimana berkomunikasi/berinteraksi dengan yang lain dan dampak apa yang ditimbulkannya.
06/11/2012
48
Berpikir kritis dan kreatif (critical thingking); siswa diwajibkan untuk berpikir kritis dan kreatifnya dalam analisi dan sitensa data, memahami dan pemecahan masalah.
Pendewasaan individu (nurturing individual) dengan mengenalnya, memberikan perhatian, mempunyai harapan tinggi terhadap siswa dan memotivasinya.
06/11/2012
49
Pencapaian standar yang tinggi (reaching high standards) melalui pengidentifikasian tujuan dan memotivasi siswa untuk mencapainya. Menggunakan penilaian autentik (using authentic assessment) yang menantang siswa agar dapat menggunakan informasi akademis baru dan keterampilannya kedalam situasi nyata untuk tujuan yang signifikan.
06/11/2012
50
06/11/2012
51
proses sosial yang menentukan tujuan belajar, oleh karenanya, faktor sosial dan budaya perlu diperhatikan selama perencanaan pengajaran.
dikondisikan dalam fisik tertentu dan konteks sosial (masyarakat, rumah, dsb) dalam mencapai tujuan belajar.
06/11/2012
52
PENDEKATAN CTL
Problem-Based Learning, yaitu suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar melalui berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah dalam rangka memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensi dari materi pelajaran. Authentic Instruction, yaitu pendekatan pengajaran yang menperkenankan siswa untuk mempelajari konteks bermakna melalui pengembangan keterampilan berpikir dan pemecahan masalah yang penting di dalam konteks kehidupan nyata.
06/11/2012 53
Inquiry-Based Learning; pendekatan pembelajaran yang mengikuti metodologi sains dan memberi ke-sempatan untuk pembelajaran bermakna. Project-Based Learning; pendekatan pembelajaran yang memperkenankan siswa untuk bekerja mandiri dalam mengkonstruk pembelajarannya (pengetahuan dan keterampilan baru), dan mengkulminasikannya dalam produk nyata. Work-Based Learning; pendekatan pembelajaran yang memungkinkan siswa menggunakan konteks tempat kerja untuk mempelajari materi ajar dan menggunakannya kembali di tempat kerja.
06/11/2012 54
Service Learning, yaitu pendekatan pembelajar-an yang menyajikan suatu penerapan praktis dari pengetahuan baru dan berbagai keterampilan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat melalui proyek/tugas terstruktur dan kegiatan lainnya. Cooperative Learning, yaitu pendekatan pembelajaran yang menggunakan kelompok kecil siswa untuk bekerjasama dalam rangka memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar.
55
06/11/2012
IMPLEMENTASI CTL
Sesuai dengan faktor kebutuhan individual siswa, maka untuk dapat mengimplementasikan pembelajaran dan pengajaran kontekstual guru seharusnya;
Merencanakan pembelajaran sesuai dengan perkembangan mental (developmentally appropriate) siswa.
06/11/2012
56
Menyediakan lingkungan yang mendukung pembelajaran mandiri (self-regulated learning) dengan 3 karakteristik umumnya (kesadaran berpikir, penggunaan strategi dan motivasi berkelanjutan).
Memperhatikan multi-intelegensi (multiple intelligences) siswa.
Menggunakan teknik bertanya (quesioning) yang meningkatkan pembelajaran siswa, perkembangan pemecahan masalah dan keterampilan berpikir tingkat tinggi.
06/11/2012
57
Mengembangkan pemikiran bahwa siswa akan belajar lebih bermakna jika ia diberi kesempatan untuk bekerja, menemukan, dan mengkontruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan baru (contructivism). Memfasilitasi kegiatan penemuan (inquiry) agar siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan melalui penemuannya sendiri (bukan hasil mengingat sejumlah fakta). Mengembangkan sifat ingin tahu siswa melalui pengajuan pertanyaan (quesioning).
06/11/2012 58
Menciptakan masyarakat belajar (learning community) dengan membangun kerjasama antar siswa. Memodelkan (modelling) sesuatu agar siswa dapat menirunya untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan baru.
Mengarahkan siswa untuk merefleksikan tentang apa yang sudah dipelajari.
Sedangkan berkaitan dengan faktor peran guru, agar proses pengajaran kontekstual dapat lebih efektif, maka guru seharusnya;
Mengkaji konsep atau teori (materi ajar) yang akan dipelajari oleh siswa. Memahami latar belakang dan pengalaman hidup siswa melalui proses pengkajian secara seksama. Mempelajari lingkungan sekolah dan tempat tinggal siswa, selanjutnya memilih dan mengkaitkannya dengan konsep atau teori yang akan dibahas.
06/11/2012
60
Merancang pengajaran dengan mengkaitkan konsep atau teori yang dipelajari dengan mempertimbangkan pengalaman siswa dan lingkungan kehidupannya.
Melaksanakan pengajaran dengan selalu mendorong siswa untuk mengkaitkan apa yang sedang dipelajari dengan pengetahuan/pengalaman sebelumnya dan fenomena kehidupan sehari-hari, serta mendorong siswa untuk membangun kesimpulan yang merupakan pemahaman siswa terhadap konsep atau teori yang sedang dipelajarinya. Melakukan penilaian autentik (authentic assessment) yang memungkinkan siswa untuk menunjukkan penguasaan tujuan dan pemahaman yang mendalam terhadap pembelajarannya, sekaligus pada saat yang bersamaan dapat meningkatkan dan menemukan cara untuk peningkatan pengetahuannya.
06/11/2012 61
PENILAIAN AUTENTIK
Penilaian autentik adalah suatu istilah/terminologi yang diciptakan untuk menjelaskan berbagai metode penilaian alternatif yang memungkinkan siswa dapat mendemonstrasikan kemampuannya dalam menyelesaikan tugas-tugas dan menyelesaikan masalah.
Sekaligus, mengekspresikan pengetahuan dan keterampilannya dengan cara mensimulasikan situasi yang dapat ditemui di dalam dunia nyata di luar lingkungan sekolah (Hymes, 1991). Dalam hal ini adalah simulasi yang dapat mengekspresikan prestasi (performance) siswa yang ditemui di dalam praktek dunia nyata.
06/11/2012 62
Pertanyaan terbuka. Sama halnya observasi sistematik, ia memberikan stimulus dan bertanya kepada siswa untuk memberikan tanggapan (respond). Tanggapan ini dapat berupa, antara lain (i) suatu tulisan singkat atau jawaban lisan; (ii) suatu pemecahan matematik; (iii) suatu gambar; (iv) suatu diagram, chart atau grafik. Portofolio (Portfolio) adalah koleksi/kumpulan dari berbagai ketrampilan, ide, minat dan keberhasilan atau prestasi siswa selama jangka waktu tertentu (Hart, 1994). Koleksi tersebut memberikan gambaran perkembangan siswa setiap saat.
06/11/2012 65
Kajian/penilaian pribadi (self assessment)Siswa untuk mengevaluasi partisipasi, proses dan produk mereka. Pertanyaan evaluatif merupakan alat dasar dalam kajian pribadi. Jurnal (Journal) merupakan suatu proses refleksi dimana siswa berpikir tentang proses belajar dan hasilnya, kemudian menuliskan ide-ide, minat dan pengalamannya. Dengan kata lain jurnal membantu siswa dalam mengorgani-sasikan cara berpikirnya dan menuangkannya secara eksplisit dalam bentuk gambar, tulisan dan bentuk lainnya.
06/11/2012
66
Dukungan Masyarakat
67
Diagram tsb menunjukkan bahwa tujuan akhir pelaksanaan CTL adalah mendukung pembelajaran yang berkualitas bagi siswa.
Untuk itu, setiap orang di sekolah terlebih dahulu menyetujui tentang apa yang akan dipelajari oleh siswa dan strategi apa yang akan digunakan.
Keorganisasian sekolah juga sedapat mungkin harus mendukung keterlaksanaan proses pembelajaran dimanapun (ruang kelas, sekolah atau masyarakat).
Terakhir, dukungan eksternal dari masyarakat adalah dalam hal penyediaan sumber dorongan yang dapat membantu siswa dan pendidik menciptakan lingkungan belajar mengajar yang berkualitas.
06/11/2012 68
A. TUJUAN Siswa dapat membedakan antara tumbuhan berbiji tunggal dengan tumbuhan berbiji banyak.
B. MEDIA 1. Lima kantung plastik ukuran 30 X 20 Cm. 2. Biji-bijian masing-masing 20 butir Biji kacang tanah 20 Biji rambutan 20 Biji jambe 20 Biji aren 20 Biji salak 20 Biji kedelai 20 Biji kenari 3. Lima pasang gambar, yang masing-masing menunjukkan jenis akar tumbuhan berbiji tunggal dan berbiji jamak
Catatan:
Setiap kantrtng plastik diisi dengan lima butir biji-bijian dari masingrmasing 06/11/2012 jenis
69
C. SKENARIO PEMBELAJARAN 1. Sebagai kegiatan pembuka, guru menanyakan kepada siswa tentang a. buahbuahan yang setiap hari dikonsumsinyab. biji-bijian bahan pembuat makanan. 2. Sfiswa dibagi dalam lima kelompok. Per kelompok menyebar mencari tempat, boleh di lantai, boleh menghadap meja (dua atau tiga meja disatukan). 3. Siswa menerima satu kantung plastik biji-bijian dan dua lembar gambar (Gambar akar yang di sa~npingnya berupa kolom yang bisa diisi biji-bijian) 4. Siswa membuka kantung plastik, kemudian mengamati secara teliti biji-bijian yang ada. 5. Berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya, siswa mengelompokkan bijibijian berdasarkan bentuk akar yang ditunjukkan dalam gambar. 6. Sfiswa menempatkan biji-bijian yang telah dipisahkannya ke dalam kotak/ kolom yang ada di samping gambar. 7. Siswa membuat Catatan tentang pengelompokan jenis biji-bijian dengan istilah yang ditemukannya sendiri. 8. Setelah tiga puluh menit bekerja, siswa menyampaikan secara lisan temuannya. 9. Guru memberi komentar temuan siswa dengan menyesuaikan istilah yangdigunakan siswa dengan istilah dalam IPA. 10. Selanjutnya, dengan cara `sharing', siswa menyebutkan sebanyak mungkin contoh tumbuh-tumbuhan untuk masing-asing jenis. 11. Sebagai kegiatan akhir, siswa diminta mengungkapkan sejumlah komoditas bijibijian unggulan di Indonesia.
06/11/2012 70
CATATAN: 1. Rencana pembelajaran tersebut, tentu bukan yang ideal. Hanya yang perlu mendapat perhatian, RP dalam pembelajaran CTL benar-benar `program' atau `rencana' untuk pegangan guru sendiri, sebelum ia mengajar. Tidak sama sekali untuk laporan kepada pihak lain. Dalam RP itu, ia bisa melihat apa-apa yang perlu disiapkannya sebelum mengajar, dan mengingatkannya mungkin ia lupa membawa gunting, kertas, atau biji-bijian yang kurang 2. Fokus RP dalam pembelajaran CTL ada pada: rincian kegiatan tahapdemi tahap (skenario pembelajarannya) dan media yang digunakan.
06/11/2012
71