Anda di halaman 1dari 9

Kajian Sociolinguistik : Bahasa Melayu Gorontalo Penggunaan Bahasa Melayu Gorontalo Dalam Proses Ekonomi Masyrakat Andryanto Eksan

an 321 410 118

A. Latar Belakang Bahasa Melayu Gorontalo adalah suatu ragam bahasa yang di miliki oleh bangsa Indonesia. Berbicara tentang bahasa, bahasa adalah suatu media untuk berkomunikasi. Untuk kehidupan sehari-hari bahasa memegang peranan penting, salah satu contoh dalam bidang Ekonomi. Dan kita akan melihat seberepa besar peranan bahasa dalam membedakan tingkatan ekonomi dalam masyrakat. Dalam proses ekonomi pasti akan terjadi proses transaksi jual-beli, yang pastinya kita butuh berkomunikasi, dan dalam berkomunikasi kita butuh bahasa untuk lancar-nya proses transaksi tersebut. Sehingga ada indikasi, yang berdampak pada bahasa yang di gunakan. Sehingga itu perlu adanya penelitian tentang bahasa dalam proses ekonomi, dan juga melihat salah satu faktor perubahan suatu bahasa adalah faktor ekonomi. Pengunaan Bahasa Malayu Gorontalo saat ini menjadi hal menarik untuk penelitian, karena semakin berkurangnya penutur Bahasanya. Pada makalah ini saya meniliti Bahasa Malayu Gorontalo dalam proses terjadinya ekonomi masyrakat. penggunaan

penutur bahasa

malayu gorontalo semakin berkurang terutama dalam sosial ekonomi masyrakat.

B. Rumusan Masalah Kajian ini mengarah pada 2 pemecahan masalah utama, yaitu: 1. Apakah ada perbedaan penggunaan Bahasa Malayu Gorontalo dalam proses ekonomi masyarakat? 2. Apa karakteristik Bahasa Malayu Gorontalo dari dua tempat terjadinya proses ekonomi tersebut?

C. Metode dan Kerangka Teory Penelitian ini menggunakan rancangan kualitatif, disesuaikan dengan tujuan penelitian yaitu untuk melihat seberapa besar pengaruh ekonomi dalam penggunaan Bahasa observasi Malayu Gorontalo. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik

partisipatif, perekaman, wawancara, simak dan catat, dan rekonstruksi data introspeksi sebagaimana dikonsepkan oleh Stubbs dan Saville

secara intuitif dan

(Sudjito, 1995:34), Sudaryanto (1982:11-12), Moleong (2005:174-186). Teknik analisis data dilakukan melalui 4 tahapan, yaitu: koleksi data, reduksi data, penyajian data, trianggulasi, dan penyimpulan akhir sebagaimana disarankan Miles dan Huberman (Rohidi, 1992), Moleong (2005), dan Sunarto (1997). Kerangka teori yang digunakan terkait dengan fokus permasalahan yang menjadi sasaran penelitian. Yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan bahasa seperti faktor situasional yang dirumuskan Pishman (1967:15). Kekhususan terdapat dalam hal pemakaian bahasa yang berhubungan dengan peranan (fungsi) dan prestise (gengsi), yang tercermin dalam warisan sastra, perolehan bahasa, pembakuan, kemantapan, gramatika, kkosa kata dan fonologinya(Ferguson, dalam Giglioli, 1972: 235-249).

D. Hasil Penilitian Penelitian ini bersumber dari 2 masalah utama, yaitu (1) penggunaan Bahasa Malayu Gorontalo dalam proses ekonomi masyrakat, (2) Sifat bahasa yang digunakan dan faktorfaktor yang menyebabkan perbedaan penggunaan bahasa malayu gorontalo dalam proses ekonomi masyrakat. Perekonomian masyarakat gorontalo bisa di-bilang sudah

berkembang dari sebelumnya, banyak yang sudah berubah dilihat dari fasilitas-fasilitas perekonomi-an, seperti berdiri-nya mall, pertoko-an, dan pasar-pasar modern yang telah banyak dibangun di daerah ini, dan itu berdampak baik dalam peningkatan ekonomi masyrakat Gorontalo. Tapi, tanpa kita sadari itu berdampak juga pada bahasa kita yaitu Bahasa Malayu Gorontalo. Mengapa? Dalam proses ekonomi pasti akan terjadi proses transaksi jual-beli, yang pastinya kita butuh berkomunikasi, dan dalam berkomunikasi kita butuh bahasa untuk lancar-nya proses transaksi tersebut. Sehingga ada indikasi, yang berdampak pada bahasa yang di gunakan. Sehingga itu perlu adanya penelitian tentang bahasa dalam proses ekonomi, dan juga melihat salah satu faktor perubahan suatu bahasa adalah faktor ekonomi. 1. Pengunaan Bahasa Malayu Gorontalo Dalam Lingkungan Pasar. Pasar adalah salah satu tempat tetrjadinya proses ekonomi masyarakat. Khususnya

masyarakat menengah kebawah, disini kita akan melihat penggunaan Bahasa Malayu Gorontalo dalam proses ekonomi yang menunjukan perbedaan class sosial. Dengan penelitian ini saya mengetahui bahwa hampir 85% penggunaan BMG pada lingkungan pasar lebih banyak di bandingkan di lingkungan pertoko-an. Arti-nya penggunaan BMG di digunakan menyeluruh oleh setiap orang yang ada dalam lingkungan pasar tersebut. Itu menyebabkan tingkat penutur BMG dilingkungan pasar lebih banyak dari penutur di

lingkungan pertoko-an. Namun, saja penggunaan bahasanya sedikit terjadi lexical borrowing terutama dalam dialek-nya, yaitu sedikit tercampur dengan dialek Manado,

misalnya ; Woy aba, barapa ni poki-poki satu ikat.?? Bapak, berapa satu ikat poki-poki ini?? Penjelasan: Woy Aba adalah pangilan untuk orang yang lebih tua dalam Bahasa Gorontalo. barapa ni poki-poki satu ikat dang?? adalah bahasa atau logat dari bahasa Manado. Namun, lexical borrowing itu terjadi kebanyakan hanya pada pembeli saja. Tapi, secara keseluruhan penutur BMG di lingkungan pasar merata, pada umum-nya digunakan oleh pembeli dan penjual, terutama dalam proses transaksi jual-beli seperti penjual ikan, obatobatan, rempah-rempah, dan CABO(Obral pakaian).

Contoh Bahasa Malayu Gorontalo yang digunakan dalam Pasar. Bahasa Malayu Gorontalo Artinya

Woy oma liyo, bapu liyo,ti mama liy, ti Bapak-bapak dan Ibu-ibu ikan-nya hanya papa liyo ponula-ponula ngotuwohu bo lima ribuan!! Cepat sebelum kehabisan. limo lolihu ju !! linggahu mamopulito!! Malita Mama liyo!! dulolihu ngo literi Rica ibu!! hanya dua ribu satu liter... ju!!! Buti ti mama liyo, ti papa liyo ta mo Ibu-ibu, Bapak-bapak yang badannya gatal-gatal !! ada kurapnya, panunya kohidu langgangiyo ju!! o abongo, o tu apo liyo.. buti mayi unemiyo kesini ada obatnya!! !! ngo-ngolo buti bawangi wolo malita aba Berapa bawang dan rica ini pak? liyo ??? motali sabongi watiya oma. Mau beli kue sabongi bu. Sumber: Pasar Kalimat-kalimat diatas adalah kalimat yang biasa digunakan dalam proses transaksi yang terjadi di pasar. Dari contoh di atas membuktikan penggunaan BMG secara umum di gunakan

baik pembeli maupun penjual dan membuktikan bahwa Bahasa Malayu Gorontalo menjadi bahasa pemersatu yang bisa diterima secara umum oleh masyarakat yang berada dalam lingkungan tersebut. Biasanya, penutur di lingkungan pasar lebih santai menggunakan Bahasa Malayu Gorontalo Bagan 1: Bahasa Malayu Gorontalo dalam Lingkungan Pasar. BP

RTT A R D VR PB

RTK VT PJ PJI PJO

Keterangan :

BP RTT RTK A R D VR VT PB PJ PJI PJO

= = = = = = = = = = = =

Bahasa Pasar Ragam Tingkat Tutur/kuantitas Ragam Tingkat Kualitas Anak-anak Remaja Dewasa Variasi Rendah Variasi Tinggi Pembeli Penjual Penjual Ikan Penjual Obat

Sifat Bahasa Malayu Gorontalo yang digunakan dalam Pasar. a) Memiliki susunan dan makna yang agak lebih kasar. b) Lebih mudah di gunakan, karena berbaur dengan lingkungan. c) Memiliki intonasi yang tinggi.

2. Penggunaan Bahasa Malayu Gorontalo dalam Lingkungan Pertokoan. Pertokoan adalah tempat berikut terjadinya proses ekonomi masyarakat, khususnya masyarakat menengah keatas. Di sini kita akan melihat penggunaan Bahasa Malayu Gorontalo apakah sama dengan penggunaan-nya dalam lingkungan pasar. Setelah di teliti saya menemukan bahwa penggunaan Bahasa Malayu Gorontalo berbanding jauh dengan penggunaan-nya di lingkungan pasar, bisa di lihat dari penutur bahasa tersebut, sifat bahasa, dan proses terjadinya penggunaan bahasa. Di lihat dari penutur bahasa, penggunaan Bahasa Malayu Gorontalo hanya terjadi pada pembeli saja. Bahkan itu terjadi hanya pada kelompok-kelompok tertentu misalnya sesama misalnya; pembeli dari desa yang datang biasanya berkelompok dan pastinya hanya mereka yang menggunakan Bahasa Malayu Gorontalo secara lancar,

Menurut lemu gaga buti boo? Tohilau renda-renda liyo amu... Menurut anda bagus tidak baju ini? Aku suka renda-renda nya. Nde hindua mota ngolo haraga lo boo ti!! Coba tanyakan berapa harga baju ini!! Polele liyo utiye lebe gaga amu, kualitas liyo gaga. Menurut lemu wololo?? Dia bilang ini yang lebih bagus. Kualitasnya bagus. Menurut kamu bagaimana? Mahamalo buti sapatu?? Jadi di ambil sepatu ini? Mama tali mayi kausu wau!! Mama belikan aku kaus!!

Kalimat-kalimat diatas yang saya dapati dari hasil penelitian saya di linkungan pertokaan. Bisa kita lihat kebanyakan kalimat-kalimat diatas adalah kalimat yang digunakan oleh pembeli, hampir tidak ada Bahasa Malayu Gorontalo di gunakan oleh penjual. Hal ini mnyimpulkan bahwa penggunaan Bahasa Malayu Gorontalo tidak digunakan dalam proses transaksi ekonomi di lingkungan pertokoan, dan hanya digunakan oleh orang-orang pedesaan yang datang membeli. Berbeda atau berbanding jauh dengan penggunaan Bahasa Malayu Gorontalo di lingkungan pasar yang digunakan oleh semua orang yang terlibat di dalamnya. Bila melihat kenyataan ini maka kita bisa menyimpulkan penggunaan Bahasa Malayu Gorontalo dilingkungan pertokoan tidak digunankan secara umum atau merata oleh ada faktor-faktor yang menyebabkan penggunaan Bahasa Malayu Gorontalo di lingkungan pertokoan tidak menyeluruh. a) Faktor situasional yang di rumuskan oleh Pishman (1967:15) berlaku dalam lingkungan pertokoan. b) Faktor prestise (gengsi) seperti yang di jelaskan Ferguson, dalam Giglioli, (1972: 235249). Kedua faktor tersebut menjadi salah satu faktor yang berpengaruh dalam kurangnya penggunaan Bahasa Malayu Gorontalo di lingkungan pertokoan. Mereka mengangap Bahasa Malayu Gorontalo hanya bahasa orang dalam (orang pedesaan). Sehingga, kebanyak penutur bahasa itu hanya orang-orang yang datang dari desa, dan hanya digunakan sesama mereka bila mereka datang secara berkelompok. Kemudian bila dilihat dari sifat bahasa tersebut sebagai berikut; Sifat Bahasa Malayu Gorontalo di Lingkungan Pertokoan. a) Intonasi atau penekanan bahasanya rendah. b) Tidak digunakan secara umum. c) Membedakan class sosial.

d) Digunakan sesuai situasi.

E. Kesimpulan Dalam penggunaan bahasa dikenal ada pengaruh faktor non-linguistik yang berpengaruh pada pemakaiaan bahasa antara lain yaitu faktor social dan faktor situation, ini ysng menybabkan penggunaan Bahasa Malayu Gorontalo dalam proses ekonomi di pasar dan pertokoan tidak sama. Penggunaan Bahasa Malayu Gorontalo di lingkungan pasar di gunakan secara menyeluruh tanpa ada batasan sosial. Sedangkan, penggunaan Bahasa Malayu Gorontalo di lingkungan pertokoan penggunaan-nya tidak menyeluruh, hanya digunakan oleh masyarakat-masyarakat tertentu, seperti ada batasan sosial yang membedakan penggunaan bahasa tersebut. Salah satu contohnya adalah faktor prestise (gengsi).

F. Daftar Pustaka Drs.H.Solehudin,M.pd. 2009. Handout Sociolinguistics. Jurusan Pendidikan Bahasa Daerah, Fakultas Pendidikan Bahasa Dan Seni. Universitas Pendidikan Indonesia. Tempat penelitian Pasar dan pertokan.

Anda mungkin juga menyukai