Anda di halaman 1dari 18

Seorang Laki-Laki Tua yang Mengeluh Letih Lesu Tak Bertenaga

Kelompok IV

030.07.131 030.08.005 030.08.028 030.08.047 030.08.065 030.08.089 030.08.109 030.08.137 030.08.167 030.08.187 030.08.210 030.08.240 030.08.267 030.08.285 030.08.305

Kamarudin Rizal Adil Sultani Andyan Yugatama Audria Graciela Carissa Rhea Vashti Pratiwi Edward Wijaya L. Ismangoen Gerard M.A. da Cunha Kezia Kartika Muhammad Yusuf Nurul Nurnita Afifah Ririn Aprilia A. Tiara Rahmawati Zainal Abidin Muhammad Nuruddin Sofiuddin bin Nordin

Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti Jakarta, 14 Juni 2011

BAB I PENDAHULUAN

Dalam kenyataan memang sukar untuk membedakan apakah suatu abnormalitas disebabkan oleh proses menua (normal) ataukah diakibatkan oleh proses penyakit. Walaupun demikian pembedaan ini sangatpenting guna memberikan pelayanan kesehatan yang tepat pada usia lanjut. Dengan makin lanjutnya usia seseorang maka kemungkinan terjadinya anatomik (dan fungsional) atas organ-organnya makin besar. Penurunan anatomic dan fungsional dari organ-organ tersebut akan menyebabkan lebih mudah timbulnya penyakit pada organ tersebut. Batas antara penurunan fungsional dan penyakit seringkali para ahli lebih suka menyebutnya sebagai suatu perburukan gradual yang manifestasinya pada organ tergantung pada ambang batas tertentu dari organ tersebut dan pada dasarnya tergantung atas derajat kecepatan terjadinya perburukan atau deteriorisasi dan tingkat tampilan organ yang dibutuhkan. Semakin bertambah usia manusia maka semakin tambah kemungkinan terkena penyakit. Semakin bertambah usia maka sel-sel manusia bertambah tua dan berkurang fungsi serta anatominya. Dengan demikian akan semakin dekat dan mudah terkena penyakit.

BAB II LAPORAN KASUS

Pak Andi, 68 tahun, mengeluh letih lesu tak bertenaga sejak seminggu. Ada batuk berdahak yang sebenarnya sudah dirasakan sejak 1 bulan terakhir. Kadang-kadang ia demam tapi tidak tinggi. Sesak nafas mulai dirasakan sejak sepuluh hari terakhir tapi tidak disertai mengi. Nyeri dada tidak ada. Berat badannya semakin turun mungkin karena makan dan minumnya memang kurang. Pak Andi jarang ke dokter karena selama ini ia merasa sehatsehat saja. Ia hanya khawatir terserang stroke seperti ayahnya yang seingatnya menderita kencing manis dan darah tinggi. Pada pemeriksaan fisik awal didapatkan: Pak Andi kira-kira berumur tujuh puluhan tahun, tampak sakit sedang, gizi kurang, tinggi badan 164 cm, berat badan 45 kg, tekanan darah 165/90 mmHg, suhu 37,80C, pernapasan 24x/menit, nadi 100x/menit, teratur. Tidak tampak kelainan pada kulit. Kelenjar getah bening leher dan kelenjar tiroid tidak membesar. Bunyi jantung I dan II normal, tidak ada BJ tanbahan, irama teratur, tidak terdengar bising maupun bunyi gesek pericardial. Pada perkusi paru-paru didapatkan bunyi sonor, pada auskultasi terdengar ronki basah halus di bagian basal, nyaring. Dinding abdomen lemas, nyeri tekan tidak ada, bising usus dalam batas normal. Hepar teraba satu jari b.a.c, tumpul, tidak nyeri tekan. Lien tak teraba. Asites tidak ada. Keempat ekstremitas tidak paresis atau plegia. Tidak ada edema. Tidak ada pembengkakan sendi. Pada pemeriksaan laboratorium sementara baru didapatkan hasil: Hb

10 g%, lekosit 9000/mm3, hematocrit 29%, trombosit 276.000/mm3, gula darah sewaktu 284 mg/dl Pada anamnesis lanjutan diketahui bahwa pak andi pernah mengeluarkan dahak bercampur darah. Selama ini pak Andi mengobati batuknya dengan obat-obatan di warung saja tapi batuknya tidak berkurang. Pak andi dulunya adalah seorang perokok berat . Pak andi tidak pernah menderita asma. Dari hasil pemeriksaan laboratorium kemudian didapat: Hba1c : 8,5 %, LED 1 jam pertama 96mm,SGOT 89, SGPT 118,Ureum 65 mg/dl, Kreatinin 2,35 mg/dl, asam urat 9,2 mg/dl,kolesterol total 245 mg/dl,trigliserida 230 mg/dl,albumin 2,6 g/dl, kalium 2,8 meq/dl, natrium 130 meq/dl. Urin: Protein +2, glukosa +2, Keton +1, sedimen leukosit 10-15 LPB. CXR tampak infiltrate pada kedua lapang paru dengan ga,baran bronkiektasis di paru kanan kedua sinus lancip, CTR 68 %.

BAB III PEMBAHASAN KASUS

I. ANAMNESIS Identitas Nama Umur Jenis kelamin Status Alamat Keluhan utama : Pak Andi : 68 tahun : Pria : : :

Letih lesu tak bertenaga sejak seminggu Riwayat penyakit sekarang :

Ada batuk berdahak yang sudah dirasakannya sejak 1 bulan terakhir Demam tapi tidak tinggi Sesak nafas mulai dirasakan sejak sepuluh hari terakhir, tidak disertai mengi Berat badannya semakin turun mungkin karena makan dan minumnya memang kurang.

Riwayat penyakit keluarga

Seingat pasien, ayahnya terkena stroke serta menderita kencing manis dan darah tinggi Riwayat pengobatan ;

Pasien mengkonsumsi obat-obatan yang dibeli di warung untuk mengobati batuknya, tapi batuk tidak berkurang.

Riwayat kebiasaan

Pasien dulunya adalah seorang perokok berat.

Anamnesis tambahan a. Riwayat penyakit sekarang - Bagaimana pola demamnya? Sejak kapan demam terjadi? - Apakah ada keringat di malam hari? - Bagaimana pola tidur pasien? - Apakah ada gejala sering BAK, sering haus, atau sering lapar ? (gejala poliuria, polidipsi, dan polifagi pada penderita diabetes mellitus) - Bagaimana konsistensi batuk berdarahnya? Apakah disertai buih? (frotty sputum) - Apakah terdapat keluhan kesemutan atau nyeri sendi? A. Riwayat penyakit dahulu - Apakah pasien pernah mengalami hal seperti ini sebelummnya? - Penyakit apa saja yang pernah diderita dahulu ? B. Riwayat Pengobatan: - Jenis obat apa yang bapak konsumsi? C. Riwayat Kebiasaan - Bagaimana aktifitas sehari-hari ? - Sejak kapan pasien merokok? Bagaimana intensitasnya dan apakah sekarang masih merokok? - Apakah ada kebiasaan meminum alkohol? D. Riwayat Psikososial: - Bagaimana perawatan pasien di rumah? - Pasien tinggal dengan siapa?

- Tinggal dengan siapa di rumah ? - Bagaimana lingkungan rumah pasien ? - Apakah ada yang mempunyai masalah yang serupa di lingkungan sekitar?

II. PEMERIKSAAN FISIK Keadaan Umum : Tampak sakit sedang, wajah terlihat lebih tua dari umur. Tanda Vital : Hasil 37,80C 165/90 mmHg 100 x/menit 24 x/menit 165cm/45 kg BMI : 16,73 Inspeksi Kulit Ekstremitas Palpasi KGB & Tiroid Abdomen : tidak membesar : : Tidak tampak kelainan pada kulit : Tidak ada edema dan pembengkakan sendi Nilai Normal 36,5 37,6 0C 120/80 mmHg 60 100 x/m 16 20 x/m
18.524.9

Pemeriksaan Suhu Tekanan darah Nadi Respiration rate TB/BB

Interpretasi Hasil subfebris Hipertensi stage II Normal, batas atas Takipneu Underweight

o dinding abdomen lemas, nyeri tekan (-) o Hepar teraba satu jari b.a.c, tumpul, tidak nyeri tekan o Lien tidak teraba o Asites tidak ada Ekstremitas : tidak edema dan tidak ada pembengkakan sendi

Perkusi o Paru : sonor

Auskultasi o Jantung : Bunyi Jantung I dan II normal, tidak ada BJ tambahan, irama teratur,

tidak terdengar bising maupun bunyi gesek pericardial. o Paru : Terdengar ronki basah halus di bagian basal, nyaring

o Abdomen: Bising usus normal

III. PEMERIKSAAN NEUROLOGIS : Keempat ekstremitas tidak paresis dan plegia. IV. PEMERIKSAAN LABORATORIUM A. Darah Pemeriksaan Hb Leukosit Ht Trombosit GDS Hba1c LED 1 jam pertama SGOT SGPT Ureum Kreatinin Hasil 10 g% 9000/mm3 29% 276.000/mm3 284 mg/dl 8,5 % 96 mm 89 u/L 118 65 mg/dl 2,35 mg/dl Nilai normal 13-16 g % 5000-10000 40-54 % 150.000-400.000 <200 4-6% 0-10 mm 5-30 u/L 5-41 u/l 15-40 mg/dl 0,5-1,5 mg/dl Interpretasi Anemia Normal Menurun Normal Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat

Asam urat Kolesterol total Trigliserida Albumin Kalium Natrium

9,2 mg/dl 245 mg/dl 230 mg/dl 2,6 2,8 meq/ dl 130 meq/dl

< 7 mg/dl < 200 mg/dl < 150 mg/dl 3,8-5 3,5-5 meq/dl 135-145 meq/dl

Meningkat Meningkat Meningkat Menurun Menurun Menurun

B. Urin Protein Glukosa Keton Sedimen leukosit ++ ++ + 10 -15 LPB (-) (-) (-) 0-3 LPB Proteinuria Glukosuria Ketonuria Meningkat

V. PEMERIKSAAN LANJUTAN Pada pemeriksaan rontgen thoraks ditemukan : Infiltrat di kedua lapang paru dengan gambaran bronkiektasi di paru kanan Kedua sinus lancip CTR 68 % (Normal : < 50%)

Berdasarkan pada data hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang dari kasus tersebut, didapatkan beberapa masalah yang dialami oleh pasien: Masalah 1) Anemia Dasar Pemikiran Letih lesu tak bertenaga Hb : 10 g% Hipotesis Penyebab Kurangnya nutrisi Infeksi pernafasan saluran

2) Gizi Kurang 3) Hipertensi stage 2

BMI = 16.73 TD : 165/90 mmHg

Intake nutrisi kurang Genetik Kelainan Kardiovaskular Kebiasaan merokok DM Gangguan ginjal fungsi

4) Gangguan Fungsi hati

SGOT: 89 u/l SGPT: 118 u/l Kolestrol total : 245 mg/dl Trigliserida : 230 mg/dl

Suspek Fatty liver

5) Dislipidemia

Kolestrol total : 245 mg/dl Trigliserida mg/dl : 230

Riwayat keluarga Pola makan kurang baik

6) Diabetes Melitus

GDS : 284 mg/dl HbA1c: 8,5 % Proteinuria Glukosuria Ketonuria

Genetik Gaya hidup tidak sehat

7) Suspek Pneumonia

RR : 24x/menit

Usia lanjut

Batuk berdahak sejak 1 Imunitas yang menurun bulan terakhir Sesak nafas sejak 10 hari terakhir Penurunan kapasitas paru Immobilisasi fungsi &

Pernah batuk berdahak Merokok bercampur darah Ronki basah halus di bagian basal, nyaring CXR : Infiltrat di kedua lapangan paru dengan

gambaran bronkiektasis di paru kanan 8) Gangguan fungsi ginjal Ureum : 65mg/dl Kreatinin : 2,35 mg/dl Albumin 2,6 Suspect CKD Komplikasi yang diderita. Komplikasi DM 9) Hiperurisemia Asam urat : 9,2 mg/dl Suspek Gout arthritis Gangguan fungsi ginjal 9) Hipokalemi, Hiponatremi Kalium ; 2,8 meq/ dl Natrium 130 meq/dl Gangguan keseimbangan elektrolit Intake nutrisi kurang 10) Kardiomegali CTR 65 % Gangguan Kardiovaskular Hipertensi 11) Infeksi saluran kemih Sedimen leukosit : Imunitas menurun hipertensi

10 -15 LPB

VI. PATOFISIOLOGI

Pasien yang sudah memasuki usia lanjut (>60 tahun) memiliki kemungkin lebih besar untuk mengalami multipatologis. Pada pasien ini didapatkan multifaktorial yang menyebabkan banyaknya kelainan pada tubuh pasien, antara lain adanya riwayat keluarga memiliki penyakit hipertensi dan kencing manis, riwayat kebiasaan merokok, pola makan yang terlihat tidak terjaga dengan baik sehingga menimbulkan berbagai macam kelainan. Anemia yang dimanifestasikan dengan keluhan letih, lesu, dan tidak bertenaga dapat disebabkan intake gizi pasien kurang. Karena pasien ini terdeteksi kekurangan gizi apabila dilihat dari hasil BMI, yaitu 16,73. Namun, kemungkinan lain penyebab anemia pun masih dapat dipikirkan dan dibuktikan dengan pemeriksaan lebih lanjut, yaitu pemeriksaan SADT (Sediaan Apus Darah Tepi) dan kadar bilirubin I-II. Kurangnya intake nutrisi pada pasien ini juga dapat menyebabkan penurunan jumlah elektrolit yang didapat dari hasil pemeriksaan kadar Kalium dan Natrium yang sedikit di bawah normal. Adanya faktor genetik dan faktor pola makan yang kurang baik menjadi faktor risiko untuk terjadinya diabetes mellitus pada pasien ini. Diabetes juga dapat menurunkan imunitas sehingga pada pasien ini mudah terinfeksi. Pasien ini disuspek mengidap infeksi saluran nafas bawah berdasarkan pemeriksaan fisik seperti ronki basah halus di bagian basal paru, nyaring dan juga melalui pemeriksaan CXR yang tampak infiltrat pada kedua lapangan paru dengan gambaran bronkiektasia di paru kanan. Pneumonia, merupakan penyakit yang sangat sering dijumpai sebagai penyakit saluran pernapasan bawah pada usia lanjut. Infeksi itu juga

dapat menyebabkan terjadi kerusakan pada saluran pernafasannya sehingga pasien ini mengalami batuk dahak bercampur darah. Selain itu, terdapat hipertensi stage II pada pasien dengan didapatkannya hasil pemeriksaan tekanan darah 165/90mmHg. Adanya hipertensi, kardiomegali, dislipidemia, dan diabetes mellitus menjadi multifaktorial untuk risiko terjadinya penyakit kardiovaskuler. Demikian pula kardiomegali pun dapat berkaitan erat diakibatkan oleh adanya hipertensi menahun. Di ginjal, akan terjadi kompensasi untuk mempertahankan tekanan darah pada batas normal. Akibat beban kerja yang berat pada ginjal, dapat menyebabkan kerusakan progresif sehingga fungsi ginjal terganggu. Apabila sudah terjadi gangguan pada ginjal, proses metabolisme akan mengalami masalah sehingga dapat dilihat terjadinya peningkatan asam urat di dalam darah. Asam urat yang banyak ini akan menumpuk di sendi-sendi dan ginjal yang akhirnya dapat menyebabkan terjadi arthritis dan gagal ginjal kronik. Diabetes mellitus yang lama dapat menimbulkan mikroangiopati sehingga juga dapat mengganggu fungsi ginjal pada pasien. Dengan adanya hasil pemeriksaan faal hati yang menunjukkan kelainan, dapat diinterpretasikan bahwa pasien ini mengalami gangguan fungsi hati. Gangguan fungsi hati ini kemungkinan dapat disebabkan oleh adanya perlemakan hati (fatty liver). Perlemakan hati yang terjadi dapat diakibatkan oleh DM. Pada DM, lipolisis meningkat sehingga asam lemak darah dan gliserol meningkat. Asam lemak akan di bawa ke hati lalu terjadi sintesis triacylgliserol. Trigliserid yang terbentuk akan diubah menjadi VLDL. Namun kerena lipolisis yang sangat meningkat dan trigliserid yang kadarnya tinggi, sel hepar mengalami kesulitan dalam untuk mengubah trigliserid menjadi VLDL, dan pada akhirnya terjadilah

penumpukan trigliserid di sel hepar, menjadi perlemakan hati dan timbul keadaan hepatomegali.

Faktor risiko

Usia Lanjut

Riwayat kebiasaan merokok

Faktor genetik

Riwayat Pola makan kurang baik

Intake nutrisi

Penyakit paru

Penyakit kardiovaskuler

Diabetes Melitus

Dislipidimia

Anemia Elektrolit

Pneumonia

PPOK

Hipertensi

Kardiomegali

Fatty liver

Kompensasi ginjal

Gangguan Fungsi Hati

Cek bilirubin?

Beban ginjal berat

Mikroangiopati

Albumin

Gangguan Fungsi Ginjal

Hiperurisemia

Metabolisme terganggu (purin)

Komplikasi yang dapat terjadi pada pasien ini :

Deconditioning syndrome Stroke Cardiac Heart Failure MCI Cardiac Arrest

Cor Pulmonal Chronic Kidney Disease Polineuropati Fatty liver (perlemakan hati) Gout

VII.

PEMERIKSAAN PENUNJANG Pemeriksaan SADT Pemeriksaan kadar bilirubin I dan II Pemeriksaan kadar HDL dan LDL EKG USG abdomen Kultur sputum

VIII. PENATALAKSANAAN Rawat inap dan rujuk ke spesialis penyakit dalam Oksigenasi untuk memperbaiki kondisi sesak nafas Medikamentosa
Untuk gangguan keseimbangan elektrolit : infus ringer laktat Untuk Hipertensi stage II : golongan ARB (Angiotensin Receptor Blocker) Untuk hiperurisemia : allopurinol Untuk diabetes : pemberian insulin I.V Untuk infeksi saluran pernapasan bawah : Antibiotik spectrum luas.

Non medikamentosa Nutrisi : pemberian intake Rendah Karbohidrat, Tinggi Protein, Rendah Purin Untuk hipertensi: batasi asupan natrium yang terdapat dalam garam dapur. Edukasi pada pasien dan keluarga untuk memperbaiki kebiasaan sehari-hari (merokok).

IX. PROGNOSIS Ad Vitam Ad Sanationam Ad Functionam : dubia ad malam : dubia ad malam : dubia ad malam

BAB V KESIMPULAN Berdasarkan hasil anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium serta pemeriksaan penunjang lainnya dapat ditemukan kelainan yang multipatologi pada pasien. Ini berhubungan dengan usia pasien yang sudah lanjut sehingga meningkatkan kemungkinan pasien untuk menderita berbagai penyakit. Berbagai perubahan karena proses menua dapat mempengaruhi penampilan klinis dan laboratorium pada pasien lanjut usia menyebabkan diagnosa sulit untuk ditegakkan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Price , Sylvia A. Wilson , Lorraine M. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. Ed 6.Vol.1.Jakarta. EGC. 2005. 2. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S, dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Ed V. Jilid III. Jakarta. Interna Publishing Pusat Penerbit

Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI. 2009. 3. Danusantoso H. Buku Saku Ilmu Penyakit Paru. Jakarta.Hipokrates.2000. 4. Martono H, Pranaka K.Buku ajar Boedhi-Darojo Geriatri(Ilmu Kesehatan Lanjut Usia).4th ed.Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakaarta.2009.

Anda mungkin juga menyukai