KEPANITERAAN KLINIK SENIOR ILMU KESEHATAN MASYARAKAT/KOMUNITAS PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER UNIVERSITAS JAMBI 2011
BAB I 1
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Kesehatan merupakan hak azasi (UUD 1945, pasal 28 H ayat 1 dan UU
No 23 Tahun 1992) dan sekaligus sabagai investasi, sehingga perlu diupayakan, diperjuangkan dan ditingkatkan oleh setiap individu dan oleh seluruh komponen bangsa agar masyarakat dapat menikmati hidup sehat dan akhirnya mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Hal ini perlu dilakukan karena kesehatan bukanlah tanggung jawab pemerintah saja, namun merupakan tanggung jawab bersama pemerintah, masyarakat serta swasta.1 Sejalan dengan perkembangan paragdima pembangunan, telah ditetapkan arah kebijakan pembangungan kesehatan yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2004-2009 Bidang Kesehatan yang lebih mengutamakan pada upaya preventif dan promotif dan pemberdayaan keluarga serta masyarakat dalam bidang kesehatan. Salah satu bentuk upaya pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan adalah menumbuh kembangkan Posyandu.1 Posyandu atau Pos Pelayanan Kesehatan Terpadu adalah suatu wadah komunikasi alih teknologi dalam pelayanan kesehatan masyarakat dari Keluarga Berencana dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat dengan dukungan pelayanan serta pembinaan teknis dari petugas kesehatan dan keluarga.2,
3
Posyandu merupakan suatu gagasan yang sangat memiliki manfaat yang besar apabila kaidah yang dilaksanakan dalam pelaksanaan kegiatan Posyandu dapat dilakukan sesuai dengan tatanan dan aturan yang telah disepakati bersama dalam konsep pembentukan Posyandu. Posyandu cukup strategis dalam pengembangan kualitas sumber daya manusia sejak dini perlu ditingkatkan pembinaannya.2, 4
Saat ini peran Posyandu masih sangat diharapkan, tentunya dengan asumsi bahwa setiap pelaksanaan Posyandu setiap bulannya akan menghasilkan cakupan pelayanan. Tetapi kondisi Posyandu sangatlah memperihatinkan. Posyandu lebih banyak merupakan simbol di Desa/RT/RW/dusun belaka dan lebih memiliki arti bahwa dengan adanya Posyandu maka terjawablah tanggung jawab desa/RT/RW/dusun dalam memenuhi peraturan desa.3 Masalah tingkat perkembangan Posyandu menunjukkan kesenjangan antara tingkat perkembangan yang diharapakan dengan tingkat perkembangan saat ini. Masalah posyandu dapat dilihat dari hasil survei yang dilakukan oleh Universitas Andalas, Universitas Hasanudin dan Sekolah Tinggi Ilmu Gizi pada tahun 1999 yang mencatat beberapa hal yaitu hanya sekitar 40 % dari jumlah Posyandu yang ada dapat menjalakan fungsinya dengan baik, lebih dari separuh Posyandu tidak memiliki peralatan yang memadai, sebagian besar Posyandu tidak memiliki tempat pelayanan yang layak karena menyelenggarakan kegiatan di gudang atau rumah penduduk, disamping itu pembinaan terhadapa Posyandu masih belum merata, sebagian besar Posyandu belum memiliki jumlah kader yang cukuo bila dibandingkan dengan jumlah sasaran dan hanya 30% kader yang telah terlatih, sebagian besar kader belum mampu madiri, cakupan Posyandu masih rendah, dan hampir 100% ibu menyatakan pernah mendengar Posyandu namun yang hadir pada saat kegiatan Posyandu kurang dari separuhnya. 5 Di wilayah kerja Puskesmas Koni hanya terdapat 2 Posyandu punama dan 14 posyandu madya yang telah didirikan cukup lama. Masalah dalam hal ini adalah tingkat perkembangan Posyandu yang akan dibahas dalam penulisan karya tulis ini.
2.1.
Pengertian Posyandu Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya
Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyaraka atau suatu wadah komunikasi alih teknologi dalam pelayanan kesehatan masyarakat dari Keluarga Berencana dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat dengan dukungan pelayanan serta pembinaan teknis dari petugas kesehatan dan keluarga berencana dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi.1,6 2.2. Latar Belakang Tujuan adanya posyandu yaitu:
1.
a. Menunjang percepatan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia melalui upaya pemberdayaan masyarkat. b. Meningkatkan pelayanan kesehatan ibu. c. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan
kegiatan kesehatan dan kegiatan kegiatan lain yang menunjang peningkatan kemampuan hidup sehat. d. Pendekatan dan pemerataan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dalam usaha meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan kepada penduduk berdasarkan letak geografi.
e. Meningkatkan dan pembinaan peran serta masyarakat dalam rangka alih teknologi untuk swakelola usaha usaha kesehatan masyarakat.
2.
Tujuan Khusus1 a. Meningkatnya peran masyarakat dalam penyelenggaraan upaya kesehatan dasar, terutama yang berkaitan dengan penurunan AKI dan AKB. b. Meningkatnya peran lintas sector dalam penyelenggaraan
posyandu, terutama berkaitan dengan penurunan AKI dan AKB. c. Meningkatnya cakupan dan jangkauan pelayanan kesehtan dasar, terutama yang berkaitan dengan penurunan AKI dan AKB. 2.3. Sasaran Sasaran Posyandu adalah seluruh masyarakat, utamanya :1 a) Bayi. b) Anak balita. c) Ibu hamil, ibu melahirkan, ibu nifas dan ibu menyusui. d) Pasangan Usia Subur (PUS). 2.4. Fungsi Fungsi posyandu yaitu: 1,7 1. Sebagai wadah pemberdayaan masyarakat dalam alih informasi dan ketrampilan dari petugas kepada masyarakat dan antar sesame masyarakat dalam rangka mempercepat penurunan AKI dan AKB. 2. Sebagai wadah untuk mendekatkan pelayanan kesehatan dasar, terutama berkaitan dengan penurunan AKI dan AKB. 3. Sebagai wadah untuk mendekatkan pelayanan kesehatan dasar, terutama berkaitan dengan penurunan AKI dan AKB 5
2.5.
Pelaksanaan Kegiatan Posyandu Posyandu dilaksanakan sebulan sekali yang ditentukan oleh Kader, Tim
Penggerak PKK Desa/Kelurahan serta petugas kesehatan dari Puskesmas, dilakukan pelayanan masyarakat dengan system 5 meja yaitu :7 1) Meja I (pertama) a. Pendaftaran b. Pencatatan bayi, balita, ibu hamil, ibu menyusui dan pasangan usia subur. 2) Meja II (kedua) a. Penimbangan balita b. Ibu hamil 3) Meja III (ketiga) - Pengisian Kartu Menuju Sehat (KMS) 4) Meja IV (empat)
a. Diketahui berat badan anak yang naik/tidak naik, ibu hamil dengan resiko
tinggi, dan pasangan usia subur yang belum mengikuti KB. b. Penyuluhan kesehatan c. Pelayanan TMT, oralit, vitamin A, tablet zat besi, pil ulangan, kondom. 5) Meja V (lima)
a. pemberian immunisasi
b. Pemeriksaan kehamilan c. Pemeriksaan kesehatan dan pengobatan d. Pelayanan kontrasepsi IUD, suntikan.
e. Untuk meja I IV dilaksanakan oleh kader kesehatan dan untuk meja V dilaksanakan oleh petugas kesehatan dari Puskesmas setempat. 2.6. Kegiatan Posyandu Kegiatan posyandu terdiri dari kegiatan utama dan kegiatan
a.
Ibu Hamil
Pelayanan yang diselenggarakan untuk ibu hamil mencakup: 1) Penimbangan berat badan dan pemberian tablet besi yang dilakukan oleh kader kesehatan. Jika ada petugas Puskesmas ditambah dengan pengukuran tekanan darah dan pemberian imunisasi Tetanus Toksoid. Bila tersedia ruang pemeriksaan, ditambah dengan pemeriksaan tinggi fundus/usia kehamilan. Apabila ditemkan kelainan, segera dirujuk ke Puskesmas. 2) Untuk lebih meningkatkan kesehatan ibu hamil, perlu
diselenggarakan Kelompok Ibu Hamil pada setiap hari buka Posyandu atau pada hari lain sesuai dengan kesepakatan. Kegiatan kelompok Ibu Hamil antara lain sebagai berikut: Penyuluhan: tanda bahaya pada ibu hamil, persiapan persalinan, persiapan menyusui, KB dan gizi Perawatan payudara dan pemberian ASI Peragaan pola makanan ibu hamil Peragaan perawatan bayi baru lahir Senam ibu hamil
b.
Pelayanan yang diselenggarakan untuk ibu nifas dan menyusui mencakup : 1) Penyuluhan kesehatan, KB, ASI dan gizi, ibu nifas, perawatan kebersihan jalan lahir (vagina) 2) Pemberian vitamin A dan tablet besi 3) Perawatan payudara 4) Senam ibu nifas 5) Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas dan tersedia ruangan, dilakukan pemeriksaan kesehatan umum, pemeriksaan payudara, pemeriksaan tinggi fundus dan pemeriksaan lochia. Apabila ditemukan kelainan, segera dirujuk ke Puskesmas.
c.
Bayi dan Anak Balita1 Pelayanan Posyandu untuk balita harus dilaksanakan secara
menyenangkan dan memacu kreativitas tumbuh kembang anak. Jika ruang pelayanan memadai, pada waktu menunggu giliran pelayanan, anak balita sebaiknya tidak digendong melainkan dilepas bermain sesama balita dengan pengawasan orang tua di bawah bimbingan kader. Untuk itu perlu disediakan sarana permainan yang sesuai dengan umur balita. Adapun jenis pelayanan yang diselenggarakan Posyandu untuk balita mencakup: 1) Penimbangan berat badan 2) Penentuan status pertumbuhan 3) Penyuluhan 4) Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas dilakukan pemeriksaan kesehatan, imunisasi dan deteksi dini tumbuh kembang. Apabila ditemukan kelainan, segera dirujuk ke Puskesmas. 8
Pelayanan KB di Posyandu yang dapat diselenggarakan oleh kader adalah pemberian kondom dan pemberian pil ulangan. Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas dilakukan suntikan KB, dan konseling KB. Apabila tersedia ruangan dan peralatan yang menunjang dilakukan pemasangan IUD.
3. Imunisasi1
Pelayanan imunisasi di Posyandu hanya dilaksanakan apabila ada petugas Puskesmas. Jenis imunisasi yang diberikan disesuaikan dengan program, baikterhadap bayi dan balita maupun terhadap ibu hamil.
4. Gizi1
Pelayanan gizi di Posyandu dilakukan oleh kader. Sasarannya adalah bayi, balita, ibu hamil dan WUS. Jenis Pelayanan yang diberikan meliputi penimbangan berat badan, deteksi dini gangguan pertumbuhan, penyuluhan gizi, pemberian PMT, pemberian vitamin A dan pemberian sirup Fe. Khusus untuk ibu hamil dan ibu nifas ditambah dengan pemberian tablet besi serta kapsul Yodium untuk yang bertempat tinggal di daerah gondok endemik. Apabila setelah 2 kali penimbangan tidak ada kenaikan berat badan, segera dirujuk ke Puskesmas.
5. Pencegahan dan Penanggulangan Diare1
Pencegahan diare di Posyandu dilakukan antara lain dengan penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Penanggulangan diare di Posyandu dilakukan antara lain penyuluhan, pemberian larutan gula garam yang dapat dibuat sendiri oleh masyarakat atau pemberian Oralit yang disediakan.
2.7. Tingkat Perkembangan Posyandu5
a. Posyandu Pratama ( warna merah ) Posyandu tingkat pratama adalah Posyandu yang masih belum mantap, kegiatannya belum bisa rutin tiap bulan dan kader aktifnya terbatas.
b. Posyandu Madya ( warna kuning ) Posyandu pada tingkat madya sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali pertahun, dengan rata rata jumlah kader yang hadir sebanyak 5 orang atau lebih. Tetapi cakupan program utamanya (KB, MA, Gizi dan Imunisai) masih rendah, yaitu kurang dari 50%. Ini berarti kelestarian Posyandu sudah baik tetapi masih rendah cakupannya. Untuk itu perlu dilakukan penggerakan masyarakat secara intensif, serta penambahan program yang sesuai dengan situasi dan kondisi setempat. c. Posyandu Purnama ( warna hijau ) Posyandu pada tingkat purnama adalah posyandu yang kegiatannya lebih dari 8 x pertahun, rata rata jumlah kader yang bertugas sebanyak 5 orang atau lebih, cakupan 5 program utamanya (KIA,KB,Gizi dan Imunisasi) lebih dari 50%. Sudah ada program tambahan, bahkan mungkin sudah ada dana sehat yang masih sederhana. d. Posyandu Mandiri ( warna biru ) Posyandu ini berarti sudah dapat melaksanakan kegiatan secara teratur, cakupan 5 program utama sudah bagus, ada program tambahan dan dana sehat telah menjangkau lebih dari 50% kepala keluarga.
10
Tabel. 1 Indikator Tingkat Kemandirian Posyandu No Indikator Pratama <8 <5 <50% <50% <50% <50% <50% <50% <50% <50% <50% Madya Purnama >8 5 50% 50% 50% 50% + 50% 50% 50% 50% 50% Mandiri
1 Frekuensi penimbangan 2 Rerata Kader Tugas 3 Rerata Cakupan D/S 4 Cakupan Kum. KB 5 Cakupan Kum. KIA 6 Cakupan Kum. Imunisasi 7 Program Tambahan 8 Cakupan Dana Sehat Depkes RI 2001 5 Catatan: 5
1. Jumlah indikator utama diatas tidaklah mutlak. Bagi daerah yang relatif
tertinggal, jumlah indikator utama dapat dikurangi. Sebaliknya bagi daerah yang maju dan menginginkan indikator yang lebih banyak dapat menambah indikator utama sesuai dengan situasi dan kondisi daerah.
2. Jenis indikator pada tiap indikator utama merupakan indikator program
terpilih. Sebagai contoh bila indikator imunisasi lengkap adalah campak, maka untuk cakupan imunisasi yang digunakan adalah cakupan campak. Namun demikian tetap diberikan keleluasaan untuk memilih atau menambah. Sebagai contoh, untuk cakupan MA bila satu daerah menganngap indikator K1 belum cukup, dapat menggunakan K4 sebagai tambahan indikator. 3. Nilai batas dari indikator terpilih juga tidak kaku. Bagi daerah yang sudah maju cakupan imunisasi, nilai batas 50% mungkin terlalu rendah sehingga dapat dinaikan menjadi 70% misalnya.
11
4. Batasan yang bisa ditawarkan adalah Posyandu tingkat mandiri yang harus ditandai dengan lebih 50% KK di wilayah tersebut telah menjadi anggota Dana Sehat/JPKM. 2.9 Faktor yang Mempengaruhi Keaktifan Posyandu Diketahui bahwa keaktifan Posyandu dipengaruhi oleh banyak faktor. faktor-faktor tersebut terbagi menjadi faktor dari dalam maupun dari luar Posyandu. Faktor dari dalam Posyandu berupa kader, dana dan sarana prasarana. Sedangkan faktor dari luar Posyandu berupa tingkat pendidikan dan sosial ekonomi masyarakat serta jumlah balita. Penelitian-penelitian lain yang dilakukan oleh beberapa peneliti, telah diketahui bahwa tingkat perkembangan Posyandu sangat dipengaruhi oleh tingkat masyarakat oleh petugas PKM.7,8 Upaya meningkatkan pelayanan kesehatan di Posyandu yang bersifat preventif dengan mengoptimalkan peran serta masyarakat secara aktif merupakan salah satu tujuan utama dalam pelaksanaan Posyandu. Peran Kepala Desa sebagai Ketua Umum Team Penggerak PKK memberikan peluang bahwa pelaksanaan Posyandu oleh masyakarat akan berjalan dengan baik dan memberikan hasil yang maksimal. Sehingga dengan demikian kegiatan kesehaan secara preventif dan edukatif melalui Posyandu akan memberikan konstribusi yang sangat besar bagi peningkatan status Kesehatan dan gizi didesanya di bawah koordinasi dan bimbingan Puskesmas.3 Aspek yang terlibat dalam keaktifan Posyandu ada aspek 4M, yaitu Man (kader, ibu balita, tokoh masyarakat atau kepala desa), Money (Dana), Material (Sarana Prasarana) and Method (Manajemen Pokjanal Posyandu).8 partisipasi masyarakat (ibu balita, tokoh masyarakat atau kepala desa) serta aspek manajemen ARRIF peran serta
BAB III MASALAH-MASALAH DALAM TINGKAT PERKEMBANGAN POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KONI 12
3.1 Indikator Tingkat Perkembangan Posyandu Tabel. 2 Indikator Tingkat Perkembangan Posyandu
Indikator Nama Posyandu Frekuensi Rerata Rerata Tugas 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 D/S 63,73 51,57 68,55 55,31 65,74 54,3 54,15 67,67 72,59 63,27 62,53 63,06 61,81 63,82 59,07 70,08 Cakupan Cakupan Cakupan Kum. KIA 42,5 10,37 15,26 20,86 21,46 8,03 10,74 1,79 4,15 3,83 9,87 1,79 4,73 2,68 9,03 1,79 Kum. Imunisasi 69,43 44 51,31 38 50,9 35,2 39,49 60,27 55,35 35,91 58,43 35 43,13 31,04 67,9 22,5 Program Tambahan Tingkat Cakupan Posyandu Dana Sehat Madya Madya Madya Madya Madya Madya Madya Madya Madya Madya Madya Madya Madya Madya Madya Madya
penimbangan Kader Cakupan Kum. KB 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 0 4,66 6,58 3,9 2,75 2,66 1,32 0,73 0 0 3,35 3 2,25 0,22 1,24 0,33
Rambutan Durian Pisang Nangka Mangga Sirsak Jeruk Cendrawasi Gelantik Merpati Nuri Camar Kaswari Kutilang Cemara Putri Giok
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa frekuensi penimbangan semua Posyandu yang dilakukan > 8 kali pertahun yaitu 12 kali, kader yang bertugas di semua Posyandu ada 5 orang, cakupan D/S pada semua Posyandu > 50%, cakupan kumulatif KB pada semua Posyandu adalah < 50%, cakupan kumulatif KIA pada semua Posyandu < 50%, cakupan imunisasi ada yang < 50 % dan ada yang > 50%. Dari hasil indikator tinggat perkembangan posyandu di atas dapat dilihat bahwa semua posyandu yang terdapat di Puskesmas Koni adalah posyandu madya. Posyandu mangga dan posyandu sirsak yang sebelumnya dalah posyandu purmana mengalami penurunan tingkat posyandu menjadi posyandu madya. 3.2 Kendala dalam Pelaksanaan Posyandu
13
Kendala yang terjadi dalam pelaksanaan posyandu yang diungkapkan oleh petugas Puskesmas, yaitu:
1. Tempat posyandu kurang memadai karena tempatnya sering di rumah
kader, gudang, mesjid atau rumah ketua RT. Padahal untuk posyandu harus ada Pos (tempat). Keadaan wilayah yang padat sehingga pos untuk posyandu tidak ada.
2. Sedikitnya angka kunjungan ke posyandu karena posyandu dekat
dengan pelayanan kesehatan lain atau praktek swasta dan dekat dengan Puskesmas lain.
3. Dana yang kurang. 4. Kurangnya kerjasama lintas program. 5. Peralatan yang ada hanya timbangan dan ATK. 6. Kader mandiri belum ada, masih menunggu petugas Puskesmas untuk
melaksanakan Posyandu.
7. KB yang dilakukan Posyandu hanya KB pil karena petugas kesehatan
yang ada belum terlatih melakukan KB dengan cara lain seperti perawat.
8. Cakupan kunjungan meningkat hanya pada saat pembagian vitamin A
ada Pos, sedangkan pos tidak ada jadi tidak mungkin menumpang dikamar orang dan kurangnnya perhatian lintas program KB.
10. Peningkatan perkembangan posyandu sangat sulit karena kesibukan
daerah kota.
11. Masalah dari pengetahuan ibu yang kurang dan ibu sibuk karena kerja.
14
4.1 Kesimpulan 1. Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada 15
masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi
2. Di wilayah kerja Puskesmas Koni hanya terdapat 2 Posyandu punama dan
yang dilakukan > 8 kali pertahun yaitu 12 kali, kader yang bertugas di semua Posyandu ada 5 orang, cakupan D/S pada semua Posyandu > 50%, cakupan kumulatif KB pada semua Posyandu adalah < 50%, cakupan kumulatif KIA pada semua Posyandu < 50% dan cakupan imunisasi ada yang < 50 % dan ada yang > 50 %.
4. Dari hasil indikator tinggat perkembangan posyandu di atas dapat dilihat
bahwa semua posyandu yang terdapat di Puskesmas Koni adalah posyandu madya. Posyandu mangga dan posyandu sirsak yang sebelumnya adalah posyandu purmana mengalami penurunan tingkat posyandu menjadi posyandu madya.
4.2 Saran Tingkat perkembangan posyandu di wilayah kerja Puskesmas Koni tidak mengalami kemajuan dan ada yang mengalami penurunan tingkat perkembangan posyandu. Sehingga diperlukan tindak lanjut untuk mengatasi masalah-masalah yang ada dalam pelaksanaan program tersebut untuk mencapai tujuan yang optimal dan meningkatkan perkembangan posyandu, yaitu dengan cara:
1. Melakukan penyuluhan dan promosi kepada masyarakat mengenai
program posyandu lebih gencar dilakukan dan menjelaskan manfaat posyandu supaya terjadi peningkatan kunjungan posyandu. 16
2. Diadakannya Pos khusus untuk posyandu. 3. Peran serta masyarakatnya harus ditingkatkan melalui kerja sama lintas
sektor yaitu lurah, camat, kota dan ibu ketua penggerak PKK Kelurahan serta Kecamatan.
4. Bagi pemerintah diharapkan memberikan pendanaan melalui anggaran
APBD melalui instansi terkait seperti BPMD (Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa) melalui Kecamatan dan Keluruhan. 5. Melakukan kerja sama antar lintas program seperti KB dan KIA.
6. Melengkapi peralatan di posyandu seperti alat untuk pemeriksaan
TINJAUAN PUSTAKA
1. Depkes RI. Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu. Jakarta: 2006. 2. All about Posyandu. (diakses tanggal 11 Desember 2011). Diunduh dari :
Cakupan Penimbangan Bulanan Anak Balita dan Pelayanan Kesehatan Dasar Berbasis Masyarakat. Diunduh dari : 17
dari:
http://www.puskel.com/7-jenis-pelayanan-kesehatan-anak-di-
2001. 6. Sembiring N. Posyandu Sebagai Sarana Peran Serta Masyarakat dalam Usaha Peningkatan Kesehatan Masyarakat. Diunduh Diakses dari: pada http://library.usu.ac.id/download/fkm/biostatistik-nasap.pdf. tanggal 13 Desembar 2011
7. Makalah
(Posyandu). Diunduh dari: http://www.scribd.com/doc/56195416/ MakalahIlmu-Kesehatan-Masyarakat. Diakses pada tanggal 11 Desember 2011.
8. Ardani Y. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Keberhasilan
Posyandu
Model.
2010.
Diunduh
dari:
18